Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERUBAHAN IKLIM DI SURABAYA

DISUSUN OLEH :
Julian Rafif Alfikri / 12 / X-8

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6


JL. GUBERNUR SOERYO No. 11 Telp. (031) 5345974 - Fax. (031) 5482814
S U R A B A Y A - 6027

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Perubahan Iklim Di Surabaya


Penyusun : Julian Rafif Alfikri
Kelas : X-8/12

Nisn : 0086152266

Mata Pelajaran : Geografi

Surabaya, 23 November 2023


Menyetujui

Bu Winarni, S. Pd, M. Pd
Nip: 196907111998022001

2
Daftar Isi

COVER 1
LEMBAR PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN PENELITIAN 4
1.4 MANFAAT PENELITIAN 4
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN 5
BAB II LANDASAN TEORI 6
2.1 TELAAH PUSTAKA 6
2.2 KAJIAN TEORI 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 7
3.1 PENDAHULUAN 7
3.2 JENIS PENELITIAN 7
3.3 FOKUS PENELITIAN 7
3.4 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 7
3.5 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 7
3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 8
3.7 ALAT DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 8
3.8 VALIDITAS DAN REALIBILITAS 8
DAFTAR PUSTAKA 9

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan iklim menjadi isu global yang mendesak, memengaruhi seluruh aspek kehidupan di
planet ini. Peningkatan emisi gas rumah kaca, deforestasi, dan polusi udara merupakan
kontributor utama terhadap perubahan iklim yang merugikan. Dampaknya melibatkan perubahan
suhu global, pola cuaca yang tidak teratur, dan peningkatan intensitas bencana alam, yang
semuanya berdampak signifikan pada keberlanjutan ekosistem dan kehidupan manusia.
Di tengah dinamika perubahan iklim global, kota-kota di Indonesia, termasuk Surabaya,
menghadapi tantangan unik. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya menjadi pusat
ekonomi, perdagangan, dan industri yang vital bagi Jawa Timur. Namun, pertumbuhan
urbanisasi yang cepat, perubahan penggunaan lahan, dan aktivitas industri meningkatkan
kerentanannya terhadap dampak perubahan iklim.
Kota Surabaya, dengan iklim tropis basah, memiliki pola musim yang jelas dengan dua musim
utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Namun, observasi empiris menunjukkan adanya
variasi yang signifikan dalam pola cuaca dan suhu, menciptakan tantangan baru bagi
keberlanjutan lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Dalam konteks ini, penelitian mengenai perubahan iklim di Kota Surabaya menjadi sebuah
kebutuhan mendesak. Pemahaman mendalam tentang dampak perubahan iklim dan upaya
mitigasi yang diterapkan di tingkat lokal diperlukan untuk merancang kebijakan yang efektif.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba merinci dampak perubahan iklim di Kota Surabaya
dan mengidentifikasi kebijakan mitigasi yang telah dan dapat diimplementasikan.

1.2 Rumusan Masalah


1 Bagaimana perubahan iklim memengaruhi kondisi lingkungan di Kota Surabaya?
2 Apa saja dampak perubahan iklim terhadap sektor-sektor kritis seperti pertanian,
infrastruktur, dan kesehatan di Kota Surabaya?
3 Bagaimana kebijakan dan upaya mitigasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota
Surabaya dalam menghadapi perubahan iklim, dan seberapa efektif upaya tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian


 Mengidentifikasi Dampak Perubahan Iklim
 Menganalisis Dampak terhadap Sektor-Sektor Kritis
 Mengevaluasi Efektivitas Kebijakan dan Upaya Mitigasi

1.4 Manfaat Penelitian


 Kontribusi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman akademis mengenai
dampak perubahan iklim di konteks urban, khususnya di Kota Surabaya.
 Implikasi Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk merancang kebijakan yang lebih
efektif dalam menghadapi perubahan iklim di tingkat lokal.

4
 Kesadaran Masyarakat
Dengan menyebarkan temuan penelitian, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya partisipasi dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini akan membatasi ruang lingkupnya pada:
 Analisis data iklim historis Kota Surabaya.
 Dampak perubahan iklim terhadap sektor lingkungan dan sektor-sektor kritis seperti
pertanian, infrastruktur, dan kesehatan.
 Evaluasi kebijakan dan upaya mitigasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota
Surabaya.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Telaah Pustaka
IPCC report,
2.2 Kajian teori
Perubahan iklim mengacu pada perubahan dalam status iklim yang diidentifikasi dengan
perubahan ratarata dan atau variabilitas factor-faktor yang berkaitan dengan iklim dan tetap
berlaku untuk peride yang luas atau lebih panjang (IPCC, 2007). .
Perubahan iklim, yang dipicu oleh pemanasan global lebih diakibatkan oleh peningkatan
jumlah emisi Gas Rumah Kaca (GRK)di lapisan atmosfer.Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas
yang pada saat terakumulasi di atmosphere dan menciptakan selubung kemudian menimbulkan
gangguan pada pelepasan panas dari bumi ke luar lapisan atmosphere. Gas yang memungkinkan
untuk hal tersebut terjadi adalah: Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen oksida
(N2O), Hidrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs), dan Sulfur hexafluoride (SF6).
Pemanasan global akan diikuti dengan perubahan iklim yang memicu peningkatan curah hujan
di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi
lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Energi dari
matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi; sebaliknya bumi
mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atomsfer (uap air,
karbondioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang dipancarkan, menahan panas
seperti rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih rendah dari yang
ada sekarang dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca
menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60° F/15° C.
Permasalahan muncul ketika konsentrasi gas rumah kaca pada atmosfer bertambah. Sejak awal
revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada atmosfer bertambah mendekati 30%,
konsetrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi asam nitrat bertambah 15%. Penambahan
tersebut telah meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi. Mengapa
konsentrasi gas rumah kaca bertambah? Para ilmuwan umumnya percaya bahwa pembakaran
bahan bakar fosil dan kegiatan manusia lainnya merupakan penyebab utama dari bertambahnya
konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca.
Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan (2006)
mengungkapkan bahwa, "Sektor peternakan adalah satu dari dua atau tiga penyumbang terbesar
bagi krisis lingkungan yang paling serius dalam setiap skala, mulai dari lokal hingga
global."Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini
melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia! Sementara,
koalisi masyarakat sipil untuk keadilan iklim, sebuah forum organisasi non pemerintah di
Indonesia yang memfokuskan pada advokasi keadilan iklim mengungkapkan - pemanasan global
lebih disebabkan pada ketimpangan pola produksi, konsumsi dan gaya hidup yang mendorong
eksploitasi SDA melampaui kemampuan alam memulihkan dirinya.
Sampah-sampah sebagai implikasi memenuhi kebutuhan dan produksi menjadi kontributor
utama pemanasan global berbaur dengan eksploitasi SDA yang berlebih. Kebakaran hutan,
pembukaan hutan dan pemanfaatan kawasan gambut untuk perkebunan skala besar,
pertambangan, perumahan, atau infrastruktur merupakan sumber penyebab pemanasan global di
Indonesia. Akibat kebakaran hutan, Indonesia ditempatkan sebagai penyumbang C02 ke empat
di dunia. Sedangkan akibat laju kerusakan hutan yang 1,8 juta hektare per tahun, Indonesia
bahkan tercatat dalam buku rekor dunia (Guinness Book of World Records) sebagai negara
dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan iklim di Kota Surabaya dengan fokus pada
analisis data iklim historis, dampak lingkungan, dan dampak pada sektor-sektor kritis.
Pendekatan campuran (mixed methods) digunakan untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh
tentang kompleksitas perubahan iklim dan dampaknya.

3.2 Jenis Penelitian


Pendekatan campuran digunakan untuk mengintegrasikan elemen kualitatif dan kuantitatif. Ini
melibatkan analisis data iklim historis, evaluasi dampak lingkungan melalui observasi lapangan,
dan analisis dampak pada sektor-sektor kritis melalui survei dan wawancara.

3.3 Fokus Penelitian


1. Analisis Data Iklim Historis
- Mengidentifikasi tren perubahan iklim di Kota Surabaya dengan menganalisis data
suhu, curah hujan, dan pola cuaca dari BMKG dan sumber sekunder lainnya.
2. Dampak Lingkungan
- Mengevaluasi dampak perubahan iklim pada ekosistem sungai, mangrove, dan
wilayah hijau kota melalui observasi lapangan dan wawancara dengan ahli
lingkungan.
3. Dampak pada Sektor-Sektor Kritis
- Mengkaji dampak perubahan iklim pada sektor pertanian, infrastruktur, dan
kesehatan melalui survei, wawancara, dan analisis data statistik.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
- Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
2. Waktu
- Penelitian akan berlangsung selama enam bulan, dimulai pada bulan Februari 2024
hingga Juli 2024.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
- Masyarakat umum, petani, pekerja infrastruktur, pejabat pemerintah, dan ahli
lingkungan di Kota Surabaya.
2. Sampel
- Sampel dipilih secara purposive.
- 100 warga kota Surabaya.
- 50 petani dari daerah sekitar Surabaya.
- 30 pekerja infrastruktur yang beroperasi di kota.
- 20 pejabat pemerintah terkait.
- 10 ahli lingkungan.

7
3.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Analisis Data Iklim Histori
- Penggunaan perangkat lunak statistik seperti R atau Python.
- Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pemodelan spasial.
2. Dampak Lingkungan
- Penggunaan peralatan observasi lapangan.
- Wawancara yang direkam untuk analisis lebih lanjut.
3. Dampak pada Sektor-Sektor Kritis
- Survei menggunakan kuesioner terstruktur.
- Analisis data menggunakan perangkat lunak statistik seperti SPSS.

3.7 Alat dan Teknik Pengumpulan Data


1. Data Iklim Historis
- Penggunaan perangkat lunak statistik seperti R atau Python.
- Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pemodelan spasial.
2. Dampak Lingkungan
- Penggunaan peralatan observasi lapangan.
- Wawancara yang direkam untuk analisis lebih lanjut.
3. Dampak pada Sektor-Sektor Kritis
- Survei menggunakan kuesioner terstruktur.
- Analisis data menggunakan perangkat lunak statistik seperti SPSS.

3.8 Validitas dan Reliabilitas


1. Validitas
- Menggunakan triangulasi data dan wawancara ulang untuk memastikan validitas
temuan.
2. Reliabilitas
- Metode penelitian yang dapat direplikasi dan pemeriksaan ulang oleh peneliti
independen.

8
Daftar Pustaka
1. Adger, W. N., Huq, S., Brown, K., Conway, D., dan Hulme, M. (2003). Adaptation to
climate change in the developing world. Progress in Development Studies, 3(3), 179-195.

2. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). (2014). Climate Change 2014: Impacts,
Adaptation, and Vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fifth Assessment
Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge University Press.

3. Field, C. B., Barros, V. R., Mach, K. J., Mastrandrea, M. D., van Aalst, M., Adger, W. N., ...
dan White, L. L. (2014). Technical Summary. In Climate Change 2014: Impacts, Adaptation,
and Vulnerability. Part A: Global and Sectoral Aspects. Contribution of Working Group II to
the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change (pp. 35-94).
Cambridge University Press.

4. Setiawan, R., & Ardiansyah, F. (2019). Impact of climate change on agriculture: Evidence
from rice farmers in East Java, Indonesia. Journal of Agrometeorology, 33(1), 31-39

5. Suhardiman, D., Budiyanto, E. A., Wulandari, L., Sutanto, E., Pribadi, D. O., dan Yuwono,
B. (2018). Community perceptions of climate change impacts on water availability in
Surabaya, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 118(1),
012037.

6. Surabaya City Government. (2020). Rencana Aksi Daerah Penanganan Perubahan Iklim
Kota Surabaya Tahun 2020-2024

7. Hijioka, Y., Lin, E., Pereira, J. J., Corlett, R. T., Cui, X., Insarov, G. E., ... & Safonov, G.
(2014). Asia. In Climate Change 2014: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Part B:
Regional Aspects. Contribution of Working Group II to the Fifth Assessment Report of the
Intergovernmental Panel on Climate Change (pp. 1327-1370). Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai