PROJECT-BASED LEARNING
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Kelas A
Shifa Aliya 270110190003
Iqbal Maulana R 270110190050
Putri Kamila 270110190122
Zahra Hanifah B 270110190123
M. Haiqal Ali S 270110190130
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan dan Manfaat 3
BAB II POTENSI PENCEMARAN LINGKUNGAN PROYEK BLOK MASELA 4
2.1 Pengembangan Blok Masela 4
2.2 Potensi Polusi Produksi Blok Masela 5
2.2.1 Gas Rumah Kaca 5
2.2.2 Hujan Asam 5
2.2.3 Pengasaman Air Laut 5
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP RINCI (ENVIRONMENTAL SETTING) 7
3.1 Komponen Geologi 7
3.1.1 Komponen Fisiografi 7
3.1.2 Komponen Geologi 8
3.2 Komponen Perubahan Tata Guna Lahan 8
BAB IV PENETAPAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK (DPH) 9
4.1 Penentuan Dampak Penting Hipotetik 9
4.1.1 Identifikasi Dampak Potensial 9
4.1.2 Evaluasi Dampak Potensial 10
BAB V SOLUSI DAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang diteliti dalam
laporan ini adalah:
3
BAB II
Lepas pantai Indonesia adalah rumah bagi ladang gas Abadi yang terletak di
blok Masela seluas 3.221 km² di Laut Arafura, Indonesia. Lapangan tersebut terletak
di kedalaman air mulai dari 300 meter hingga 1.000 meter. INPEX Masela, anak
perusahaan dari perusahaan minyak dan gas Jepang INPEX, mengoperasikan
lapangan tersebut. INPEX sebelumnya memiliki 90% saham di lapangan tetapi pada
Juli 2011 mengalihkan 30% ke Shell. Abadi adalah proyek skala besar dan INPEX
mengundang Shell Upstream Overseas Services sebagai mitra strategis untuk
menggunakan keahliannya dalam teknologi LNG terapung. Sisanya 10% dimiliki oleh
PT EMP Energi Indonesia.
Sama seperti proyek industri minyak dan gas lainnya, proyek Lapangan Gas
Abadi Blok Masela terdiri atas kegiatan industri yang dapat berpotensi mencemari
lingkungan sekitar, khususnya pada fase produksi dari lapangan ini. Dampak
lingkungan dari industri perminyakan sangat luas dan ekspansif karena minyak bumi
memiliki banyak kegunaan. Minyak mentah dan gas alam merupakan sumber energi
primer dan bahan baku yang memungkinkan berbagai aspek kehidupan sehari-hari
modern dan ekonomi dunia.
Sejumlah besar limbah beracun dan tidak beracun dihasilkan selama tahap
ekstraksi, pemurnian, dan pengangkutan minyak dan gas. Beberapa produk sampingan
industri, seperti senyawa organik yang mudah menguap, senyawa nitrogen, belerang
dan tumpahan minyak dapat mencemari udara, air, dan tanah pada tingkat yang
berbahaya bagi kehidupan jika dikelola dengan tidak tepat. Pemanasan iklim,
pengasaman laut, dan kenaikan permukaan laut adalah perubahan global yang
ditingkatkan oleh emisi gas rumah kaca industri seperti karbon dioksida (CO2),
metana dan aerosol partikel mikro seperti karbon hitam.
4
2.2 Potensi Polusi Produksi Blok Masela
Proses pembakaran minyak bumi, batu bara, dan kayu bertanggung jawab atas
peningkatan terjadinya hujan asam. Pembakaran menyebabkan peningkatan jumlah
oksida nitrat, bersama dengan sulfur dioksida dari sulfur dalam minyak. Produk
sampingan ini bergabung dengan air di atmosfer untuk menciptakan hujan asam.
5
membangun dan memelihara cangkang dan kerangka mereka. Berdasarkan tingkat
karbon dioksida saat ini, lautan dapat memiliki tingkat pH 7,8 pada akhir abad ini.
6
BAB III
Lapangan gas Abadi Blok Masela terletak di Laut Arafura yang merupakan
Laut Tenggara terjauh di Indonesia, serta ditempatkan di dekat perbatasan dengan
negara tetangga, Timor Leste dan Australia. Secara astronomis, koordinat Blok
Masela berkisar antara 08° 05’ 25,29” – 08° 13’ 58,94” LS dan 129° 48’ 11” – 129°
56’ 9,55” BT (INPEX, 2016). Pulau Masela memiliki luas 4.600 Ha, berjarak 130 km
dari lapangan GBA-Blok Masela, berdekatan dengan pulau Babar di bagian utara.
Posisi pulau Masela hampir sejajar, sedikit lebih ke utara dengan pulau Sermata di
bagian barat, kabupaten Maluku Barat Daya dan pulau Selaru yang berada di bagian
timur. Pulau Selaru sedikit lebih dekat dengan Lapangan Gas Abadi - Blok Masela,
berjarak sekitar 90 km. Di bagian timur laut pulau Selaru terdapat pulau Yamdena
adalah pulau ketiga terbesar di Provinsi Maluku, dengan kota Saumlaki sebagai
ibukota kabupaten Maluku Tenggara Barat berjarak 95 km. Sedangkan pulau Aru -
Kabupaten Kepulauan Aru dengan luas 642.800 Ha, berada di bagian timur laut
Masela yang berjarak 475 km dari lapangan gas Abadi Blok Masela.
7
3.1.2 Komponen Geologi
Kondisi geologi daerah Maluku terletak pada pertemuan tiga lempeng besar,
yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia. Salah satu
lapangan gas yang terkenal pada Blok Masela adalah Lapangan Gas Abadi (Abadi
Field), hal ini dikarenakan melimpahnya hidrokarbon pada blok tersebut.
Abadi Field terletak pada utara Cekungan Bonaparte dan ujung bagian timur
Paparan Sahul (sunrise-troubadour high). Sedimen berumur Cretaceous-Tersier
terletak pada Malita Graben yaitu pada barat daya lapangan ini. Sedangkan pada
bagian Tenggara, terdapat Goulburn Graben dengan arah barat-laut yang terdiri dari
lapisan sedimen tebal berumur Paleozoic. Kemudian pada daerah utara terdapat Sesar
Timor.
Letak Lapangan gas Abadi (Abadi Field) Blok Masela, yaitu terletak bagian
selatan Indonesia, di perbatasan internasional dengan Australia, dengan kedalaman air
laut water depth, 400 - 800 meter. Abadi Field berada pada Blok Masela PSC
(Production Sharing Contract) di bagian timur Laut Timor dan selatan Palung Timor
(Deep Timor Trough), dengan water depth lebih dari 1.500 m berada diantara outer
ridge of the Banda Arc dan Blok Masela. Blok Masela berada pada area upper slope
dari paparan kontinental Australia dengan water depth 300 meter - 1.000 meter, 350
km dari pulau Timor dan 350 km di utara kota Darwin Australia
8
BAB IV
Komponen Prakonstruksi
Lingkungan & Operasi (Pengembangan)
Dampak
1 2 3 4 5 6 7
Penurunan Kualitas ✔ ✔ ✔ ✔
Udara
Peningkatan ✔ ✔ ✔ ✔
Kebisingan
Penurunan Kualitas
Air Permukaan ✔ ✔ ✔
Perubahan Daya
Fungsi Lahan ✔ ✔ ✔
Penurunan Sanitasi
Lingkungan ✔ ✔ ✔
9
Peningkatan Limbah
Industri ✔ ✔ ✔ ✔
Terciptanya Lapangan ✔
Kerja ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
Hilangnya Lapangan
Kerja ✔
Peningkatan ✔ ✔
Pendapatan
Keresahan Masyarakat ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
Gangguan Keamanan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
Keterangan
a. Prakonstruksi
1) Penentuan Status Eksplorasi
Pada kegiatan penentuan status eksplorasi dampak hipotetik
yang mungkin terjadi adalah perubahan daya fungsi lahan dikarenakan
penentuan status eksplorasi membutuhkan beberapa primer yang harus
diambil dari bawah permukaan.
10
2) Sosialisasi Proyek
b. Operasi (Pengembangan)
3) Pemasangan Rig
11
● Peningkatan limbah industri
12
BAB V
SOLUSI DAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Solusi dan rencana pengelolaan lingkungan ini sendiri merupakan suatu upaya teknis
maupun non-teknis yang dilakukan guna mencegah dan menanggulangi dampak negatif serta
meningkatkan dampak positif dari komponen itu sendiri sehingga tujuan pengelolaan
lingkungan itu sendiri dapat tercapai.
Pada komponen ini dapat dilihat dari respon masyarakat yang terdampak suatu
pembangunan tertentu. Pada dasarnya kita tahu bahwa hal utama yang akan muncul di
masyarakat adalah kekecewaan masyarakat terhadap nilai ganti rugi, serta keresahan
masyarakat akan kerugian lahan yang ditimbulkan pembangunan ini. Berikut merupakan
solusi dan rencana penanggulangan yang dapat dilakukan, diantaranya:
- Melakukan sosialisasi dan musyawarah mengenai antisipasi dampak pembangunan
- Mencari kesepakatan bersama untuk pembayaran ganti rugi pembebasan lahan secara
adil dan transparan
- Meminimalisir terjadinya dampak negatif yang akan dirasakan masyarakat sekitar
pembangunan
- Melaksanakan segala upaya yang telah disepakati tanpa terkecuali guna menghindari
konflik yang timbul
Pada tahap konstruksi, terdapat beberapa komponen. Berikut komponen serta solusi
penanganannya :
1. Peningkatan kebisingan
Upaya penanggulangan dampak ini diantaranya :
- Mengatur jadwal kerja
- Menggunakan kendaraan yang masih dalam kondisi layak pakai
- Memakai earplug bagi pekerja yang berada di sekitar proyek
2. Meningkatnya prevalensi penyakit karena polusi
Upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan adalah memberikan prioritas
pengelolaan pada sumber penyebab dampak proyek.
13
3. Terganggunya kualitas dan aliran air permukaan
Timbulnya genangan di sekitar permukaan, perubahan kualitas air dan terganggunya
fungsi saluran drainase merupakan dampak negatif proyek ini, upaya penanggulangan ini
diantaranya :
- Tidak membuang bahan sisa proyek yang mudah menguap
- Sungai yang berbatasan dengan pekerjaan jalan tidak boleh diganggu
- Membangun bangunan drainase mempertimbangkan kapasitas saluran minimal debit
rencana
Pada tahap pasca konstruksi terdapat dampak juga yaitu berubahnya tata guna
lahan. Berikut merupakan upaya pengelolaan lingkungan :
- Pengendalian dan konsistensi PEMDA terhadap regulasi pemberian izin investasi
kawasan industri dan perumahan
- Melakukan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan lahan
- Pembersihan lahan di daerah fasilitas umum serta pemukiman dari limbah yang
dihasilkan.
Ada juga dampak pasca konstruksi yaitu Penurunan kualitas udara, upaya
penanggulangannya yaitu :
- Pada hal ini dapat dilakukan penanaman tanaman di sekitar proyek atau pemberian
jarak proyek dengan pemukiman atau fasilitas umum.
- Menjaga sekat pembatas untuk mengurangi sebaran partikel debu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Edoigiawerie, C. and Spickett, J., 1995. The environmental impact of petroleum on the
environment. African journal of health sciences, 2(2), pp.269-276.
Patin, S.A., 1999. Environmental impact of the offshore oil and gas industry (Vol. 425).
East Nortport, NY: EcoMonitor Pub.
15