TUGAS FAIR 2 Studi Islam
TUGAS FAIR 2 Studi Islam
MAKALAH
Disusun Oleh :
M. Fairus Ubaya
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
M. Fairus Ubaya
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................
......I
DAFTAR
ISI...........................................................................................................................
.II
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................
......1
A. LATAR
BELAKANG..............................................................................................1
B. RUMUSAN
MASALAH............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................
....2
A. PENDEKATAN
FILOLOGI...................................................................................2
B. PENDEKATAN
HERMENEULOGI.....................................................................3
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................
...6
A.
KESIMPULAN.......................................................................................................
......6
ii
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................
7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejalan dengan bidang ilmu studi Islam, pendekatan studi Islam Juga
mengalami perkembangan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan. Pada
kajian ini akan dijelaskan sejumlah pendekatan yang dapat digunakan dalam
studi Islam yang berkaitan dengan pemaknaan teks hukum dasar islam
(Alqur’an dan hadits). Penulis akan fokus tentang pembahasan pendekatan
filologi dan hermeneutika pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Filologi
2
(1) memang disengaja oleh penyalin dengan anggapan ada ketidaktepatan
dalam teks asli. Maka yang ingin dikaji oleh filologi adalah memahami
dan menyalin teks untuk disesuaikan dengan teks aslinya, dan pada tahap
berikutnya dan merupakan kelanjutannya berusaha.
(2) untuk membahasakan sesuai dengan bahasa yang ada pada masa filolog.2
B. Pendekatan Hermeneutik
3
Sedangkan hermeneutic aliran obyektifitas dikembangkan oleh
tokoh tokoh klasik, khususnya Friederick Schleiermacher (1768-1834) dan
Wilhelm Dilthey (1833-1911).
Ada juga ilmuwan yang mengelompokkan interpretasi atau
hermeneutika menjadi:
1. Interpretasi/hermeneutika gramatika bahasa.
2. Interpretasi/hermeneutika psiko-historis-sosiologis (ekstralinguistik). Ini
sama pula dengan apa yg disebut Hermeneutika kritis (critical
hermeneutics), disebut juga kritik ideologi (oleh/ala Habermas). Di sini
menekankan pada faktorfaktor ekstralinguistik sebagai masalah yang hrs
dipecahkan hermeneutika.
3. Iterpretasi/hermeneutika spirit (ideal moral), yakni untuk menemukan
konsep dasar/umum/prinsip atau makna universal teks.
4. Interpretasi/hermeneutika kontekstual, yakni jawaban terhadap kasus baru
berdasarkan nilai ideal-moral.4
Fazlurrahman masuk pada hermeneutika:
1. interpretasi/hermeneutika spirit (ideal moral) utk menemukan konsep
dasar/umum/prinsip atau makna universal teks
2. interpretasi/hermeneutika kontekstual jawaban terhadap kasus baru
berdasarkan nilai ideal-moral.
Syahrur ada pada hermeneutika: linguistik semantik dg analisis
paradigma-sintagmatik. Maksud analisis paradigmatik adalah analisis bahasa
dengan cara membandingkan makna kata dengan kata-kata lain yang memiliki
kemiripan makna atau justru mempunyai makna bertentangan.Muncul dua
kelompok besar dalam menggunakan teori ini:
(1) merekayang mengakui adanya kesamaan makna (sinonim),
(2) ilmuwan yang tidak mengakui adanya kesamaan makna, dan Syahrur
termasuk pada kelompok kedua ini. Menurut Syahrur setiap kata
memiliki makna khusus yang tidak terkandung oleh kata lain.
Sebaliknya, satu kata mungkin memiliki makna lebih dari satu. Maka
4
untuk menentukan makna potensial mana yang secara rasional tepat
untuk sebuah kataadalah konteks tekstual dimana kata dimaksud
digunakan. Disinilah pentingnya penggunaan ‘analisis sintagmatik’.5
Dengan demikian, analisis sintagmatik adalah analisis yang berkaitan
dengan konteks tekstual. Menurut teori ini, makna kata dipengaruhi oleh
hubungan linear dengan kata-kata lain yang turut membangun sebuah kalimat,
seperti kata walad (awlad), ibn (abnd’) dan dhakar (dhukur) untuk anak laki-laki.
Demikian pula kata al-mar’ah, alnisa’ dan al-untsa, mempunyai makna berbeda.
Dengan analisis ini otomatis dibutuhkan pendekatan interkoneksitas, yang oleh
Syahrur pendekatan ini didasarkan pada suruhan untuk membaca al-Qur’an
dengan tartil. Metode tartil adalah juga menjadi ciri inti dari hermeneutik
Syahrur. Sebelumnya pendekatan ini sudah dirumuskan ulama tafsir dengan
sebutan tafsir tematik (maudui).
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
6
Daftar Pustaka