Anda di halaman 1dari 1

Hal ini bisa terjadi karena masyarakat masih terikat oleh istilah “Putra Daerah” yang mereka anggap

bahwa putra daerahlah yang pantas menjadi kepala daerah. Menurut pendapat saya anggapan
seperti ini yang akan menimbulkan masalah besar yang tidak sesuai dengan arti dari Wawasan
Nusantara itu sendiri dan arti dari Sila Ke-3 Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Dengan pemikiran
sempit seperti itu seseorang yang memang mampu untuk menjadi kepala daerah akan
mengurungkan niatnya untuk mencalonkan dirinya menjadi kepala daerah karena akan pesimis
dengan hasil yang akan terjadi dan berpikiran tetap putra daerah lah yang tetap akan menjadi kepala
daerah. Sehingga masyarakat harus menghilangkan anggapan seperti itu dan mulai untuk berpikiran
terbuka bahwa tidak selalu putra daerah yang harus menjadi kepala daerah, orang luar pun juga bisa
menjadi kepala daerah dengan cara agar masyarakat percaya bahwa orang luar bisa menjadi kepala
daerah dengan mendapatkan pemahaman tentang wawasan nusantara lebih dalam, bahwasannya
kepala daerah tidak mengharuskan berdasarkan dari suku, agama, ras, dan warna kulit dari daerah
yang akan dipimpinnya nanti.

Anda mungkin juga menyukai