Anda di halaman 1dari 2

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Diskusi 2
Pendidikan Kewarganegaraan
(MKWU4109)

Sampai saat ini, masih terdapat anggapan bahwa putra daerah adalah yang
paling layak untuk menjadi kepala daerah. Padahal, hal ini tidak sesuai dengan
wawasan nusantara yang menekankan bahwa perbedaan suku, agama, ras, dan
kebudayaan seharusnya tidak menjadi persoalan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Menurut pendapat saya, hal ini bisa terjadi karena masih adanya rasa
primordialisme di masyarakat. Primordialisme adalah pandangan yang
menjunjung tinggi ikatan sosial berupa nilai, norma, dan kebiasaan yang
bersumber dari suku, etnik, ras, dan budaya. Putra daerah dapat diartikan
sebagai orang yang lahir, besar, dan berasal dari suatu wilayah administratif
tertentu. Masyarakat cenderung memberikan kepercayaan lebih kepada putra
daerah karena masyarakat merasakan adanya ikatan persamaan karena
berasal dari kalangan sendiri. Masyarakat masih memiliki anggapan kuat
bahwa karena putra daerah berasal dari daerah setempat, maka akan paling
memahami persoalan daerah, situasi dan kondisi di masyarakat, dan kondisi
sosial dan budaya. Putra daerah juga dianggap memiliki komitmen yang lebih
dalam memajukan daerahnya sendiri.

Padahal seharusnya calon kepala daerah dinilai dari kemampuan dan


kompetensinya dalam memimpin, bukan dari asal daerahnya. Undang-undang
di Indonesia juga tidak ada yang menyebutkan bahwa kepala daerah harus
berasal dari daerah tersebut. Masalah putra daerah banyak digunakan dalam
kampanye politik, sebagai teknik marketing calon kepala daerah yang berasal
dari daerah setempat dan sebagai cara untuk menekan lawan yang bukan putra
daerah. Ada hasil penelitian yang menyebutkan bahwa putra daerah mampu
menjaring kader daerah dengan lebih baik. Namun, beberapa penelitian lain
menyebutkan bahwa tidak ada jaminan bahwa putra daerah akan menjadi
kepala daerah yang kinerjanya baik.

1
Jadi, dapat disimpulkan bahwa anggapan kuat dalam masyarakat bahwa putra
daerah paling layak untuk menjadi kepala daerah terjadi karena masih adanya
primordialisme dalam masyarakat dan karena anggapan bahwa putra daerah
paling memahami persoalan daerah dan kondisi sosial budaya masyarakat.

Referensi:
Al-Hakim, I.B. (2021, November 3). "Alasan Putra Daerah Menjadi Kepala
Daerah, Apakah Tercantum di UU tentang Pencalonan Pilkada? ".
https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/pendidikan/amp/pr-702935580/alasan-
putra-daerah-menjadi-kepala-daerah-apakah-tercantum-di-uu-tentang-
pencalonan-pilkada

Anda mungkin juga menyukai