Anda di halaman 1dari 5

Model Pembelajaran TGT

Model pembelajaran TGT adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan belajar kelompok
secara heterogen baik dari latar maupun prestasi akademik dan menempuh permainan (games)
serta turnamen atau kompetisi tersistematis yang akan memberikan skor, klasemen, dan juara
bagi individu atau kelompok yang berhasil mendapatkan skor terbaik untuk menumbuhkan rasa
senang dan motivasi dalam belajar.
Isjoni (2013, hlm. 83) berpendapat bahwa TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang terbentuk ke dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 hingga 6
orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku, dan ras yang berbeda.
Langkah atau bentuk model pembelajaran TGT ini sendiri bisa dilakukan dengan presentasi di
kelas (klasikal), membentuk tim, games dan turnamen.

Memasuki pendidikan dasar diperlukan persiapan-persiapan untuk meningkatkan


kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahapan perkembangan anak melalui kegiatan
pengembangan bidang kemampuan dasar. Beberapa kemampuan dasar pada anak usia dini
meliputi kemampuan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta nilai-nilai
agama dan moral (Prasetiawan & Supriyanto, 2016; Saloko dkk., 2019). Kognitif sendiri
memberikan sumbangan yang besar terhadap kemampuan bahasa, kemampuan emosional,
kemampuan moral bahkan kemampuan agama. Dalam perkembangan kognitif salah satuya
membaca dan mengenal huruf.

1. Pemahaman Bahasa dan Kosakata:


Proses Awal Pemahaman Bahasa: Anak TK mengalami perkembangan kemampuan pemahaman
bahasa, yang melibatkan mengenali dan memahami kata-kata serta kalimat sederhana.
2. Pengenalan Huruf dan Fonem:
Identifikasi dan Reproduksi Huruf: Anak TK belajar mengenal huruf-huruf secara visual dan
mungkin dapat menyebutkan nama huruf-huruf tertentu.
Pemahaman Fonem: Mereka mulai memahami bahwa bunyi-bunyi (fonem) dapat dikaitkan
dengan huruf tertentu.
3. Pengembangan Keterampilan Prabaca:
Pengembangan Keterampilan Berbicara: Anak-anak TK belajar menyusun kata-kata dan kalimat
sederhana secara lisan sebelum mereka dapat memahami dan membaca secara tertulis.
Pemahaman Konsep Baca dari Kiri ke Kanan: Mereka mulai memahami arah membaca dari kiri
ke kanan, serta memahami fungsi dan arti dasar dari spasi di antara kata-kata.
4. Penguasaan Konsep Abjad dan Kata:
Memahami Abjad: Anak-anak TK belajar mengenali dan menyusun abjad dalam urutan yang
benar.
Pengenalan Kata: Mereka mulai mengidentifikasi kata-kata yang sering mereka temui di sekitar
mereka.
5. Pengembangan Keterampilan Kognitif Tingkat Tinggi:
Pemahaman Plot dan Karakter: Anak-anak TK mulai mampu mengikuti plot sederhana dan
mengenali karakter dalam cerita.
Pemahaman Konsep Ruang dan Waktu: Mereka juga mengembangkan pemahaman tentang
konsep ruang dan waktu yang diperlukan untuk membaca cerita dengan urutan tertentu.
6. Keterlibatan dalam Kegiatan Membaca Bersama:
Membaca Bersama Guru atau Orang Tua: Partisipasi dalam kegiatan membaca bersama
membantu anak-anak TK untuk mengembangkan minat membaca, pemahaman, dan pengucapan
kata-kata.
7. Pengembangan Keterampilan Metakognitif:
Pemahaman Strategi Membaca: Anak TK mulai memahami beberapa strategi membaca
sederhana, seperti mengaitkan gambar dengan kata-kata atau menggunakan petunjuk
kontekstual.
8. Pengembangan Keterampilan Menulis Awal:
Eksplorasi Menulis Huruf: Beberapa anak TK mungkin mulai bereksperimen dengan menulis
huruf dan kata-kata sederhana.
9. Peningkatan Perhatian dan Konsentrasi:
Meningkatnya Kemampuan Fokus: Anak-anak TK belajar meningkatkan kemampuan fokus dan
konsentrasi, hal ini penting dalam proses membaca.
10. Pengembangan Keterampilan Membandingkan dan Mengelompokkan:
Pemahaman Konsep Sama dan Berbeda: Mereka mulai dapat membandingkan dan
mengelompokkan kata-kata berdasarkan kesamaan dan perbedaan.
11. Pengembangan Keterampilan Evaluasi Sederhana:
Pemahaman Informasi Dasar: Anak-anak TK belajar untuk mengevaluasi informasi dasar, seperti
menentukan apa yang terjadi di awal, tengah, dan akhir cerita.
 TGT dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan mengenal
huruf dan membaca pada anak usia diini, karena menciptakan lingkungan yang
kompetitif namun menyenangkan. Ini dapat meningkatkan motivasi anak-anak untuk
berpartisipasi dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, termasuk mengenal huruf
dan membaca. Aktivitas interaktif yang memperkenalkan huruf-huruf melalui permainan,
seperti memutar roda huruf atau memecahkan teka-teki huruf. Ini membantu anak-anak
mengasosiasikan huruf dengan pengalaman positif dan menyenangkan.

 Teams Games Tournament dapat mencakup permainan membaca, di mana anak-anak


dapat berpartisipasi dalam membaca kata-kata atau kalimat sederhana. Ini membantu
meningkatkan keterampilan membaca mereka secara progresif.

 Dalam permainan dan turnamen, anak-anak dapat mulai memahami strategi membaca
sederhana, seperti menghubungkan gambar dengan kata-kata atau menggunakan petunjuk
kontekstual. Hal ini melibatkan pengembangan keterampilan metakognitif mereka, serta
mencakup berbagai aktivitas yang mendukung eksplorasi konsep membaca, seperti
menyusun cerita bersama atau berpartisipasi dalam aktivitas membaca yang melibatkan
gerakan atau ekspresi.

Teams Games Tournament memberikan pendekatan yang holistik dan menyenangkan dalam
mengintegrasikan pembelajaran membaca dengan kegiatan bermain. Ini tidak hanya
meningkatkan keterampilan membaca anak-anak tetapi juga menciptakan fondasi positif
terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.

Model pembelajaran TGT juga memiliki kelebihan ataupun kekurangan.


Kelebihan :
1. Siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya.
2. Rasa percaya diri siswa menjadi tinggi.
3. Mengurangi perilaku menyimpang siswa di dalam kelas, misal mengganggu teman.
4. Motivasi siswa bertambah.
5. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan tertentu.
6. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi, baik toleransi antarsiswa maupun
toleransi antara siswa dan guru.
7. Siswa bebas mengaktualisasikan seluruh potensi yang ada di dalam dirinya sehingga
interaksi antarsiswa maupun interaksi antara guru dan siswa menjadi lebih hidup dan
tidak membosankan.
Kelemahan :
1. Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran.
2. Memungkinkan tejadinya kegaduhan jika guru tidak dapat mengelola kelas dengan baik.

Tujuan Penyuluhan:
1. Memahamkan anak TK dan guru tentang konsep belajar melalui permainan.
Penjelasan: Tujuan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada anak TK dan guru
bahwa pembelajaran dapat diintegrasikan dengan kegiatan bermain. Ini membantu mereka
melihat belajar sebagai pengalaman yang menyenangkan dan positif.
Tujuan utama dari pemahaman konsep belajar melalui permainan adalah untuk mengubah
persepsi anak TK dan guru terhadap pembelajaran. Melalui pendekatan bermain, diharapkan
mereka dapat melihat bahwa belajar bukan hanya tugas yang harus diselesaikan, tetapi juga
pengalaman yang menyenangkan.
2. Menjelaskan pentingnya integrasi permainan dalam pembelajaran anak usia dini.
Penjelasan: Penyuluhan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa permainan bukan hanya
kegiatan hiburan, tetapi juga merupakan alat yang efektif untuk mendukung pembelajaran anak
usia dini. Melalui integrasi permainan, diharapkan akan muncul minat belajar yang lebih besar
dan keterlibatan siswa.
Konsep ini menciptakan pemahaman bahwa kegiatan bermain dapat menjadi sarana yang
efektif untuk menyampaikan konsep-konsep pembelajaran. Dengan menyatukan belajar dan
bermain, diharapkan akan tercipta lingkungan pembelajaran yang lebih menarik dan
memotivasi bagi anak-anak.
3. Memberikan ide permainan edukatif yang dapat diterapkan di kelas TK.
Penjelasan: Tujuan ini bertujuan untuk memberikan inspirasi dan contoh konkrit permainan
edukatif yang dapat diterapkan oleh guru di kelas TK. Memberikan ide konkret dapat membantu
guru merencanakan aktivitas pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat.
Mengajarkan bahwa anak-anak memiliki peran aktif dalam proses belajar mereka sendiri.
Melalui permainan, mereka dapat berpartisipasi secara langsung dalam memahami konsep-
konsep baru dan mengembangkan keterampilan mereka dengan cara yang alami dan
menyenangkan.
menciptakan asosiasi positif antara pembelajaran dan kegembiraan. Melalui permainan,
anak-anak akan merasa senang dan antusias terhadap proses belajar, sehingga membentuk
sikap positif terhadap pendidikan.
meningkatkan motivasi dan keterlibatan anak-anak dalam pembelajaran. Dengan mengemas
materi pelajaran dalam bentuk permainan, diharapkan mereka akan lebih termotivasi untuk
berpartisipasi dan belajar dengan sukarela.

Anda mungkin juga menyukai