Anda di halaman 1dari 4

MODUL 6.

KEBISINGAN DAN POLUSI

1. Pendahuluan

Peningkatan jumlah kendaraan angkutan penumpang dan barang yang beroperasi


di jalan raya, akan berpengaruh tehadap lingkungan. Semua perbaikan jalan dan
manajemen yang dilakukan untuk berperan positip terhadap lingkungan. Dibalik
usaha perbaikan ini sering berpengaruh terhadap pedestrian, pengendara sepeda
dan penghuni sekitarnya. Keseimbangan antara pekerjaan dan lingkungan sangat
diperlukan untuk menghindari dampak yang ditimbulkan.
Dampak lingkungan dari lalulintas yang terjadi di perkotaan, sangat
berpengaruh terhadap struktur fisik perkotaan dan kesehatan/kesejahteraan
masyarakat yang tinggal, bekerja dan berkunjung.
Dampak lingkungan akibat pergerakakan lalulintas antara lain berupa:
a, Kebisingan
b. Getaran
c Polusi dari gas buangan
d. Debu dan kotoran
e. Gangguan pandangan
f. Resiko kecelakaan
g. Gangguan dari kendaraan yang diparkir

KEBISINGAN

Kebisingan adalah bunyi yang kehadirannya mengganggu pendengaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebisingan lalulintas


- Profil jalan
- Jarak
- Sifat tanah
- Tabir
- Sudut pandang dari aliran lalulintas
- Cuaca
Usaha-usaha pengendalian kebisingan

- Perubahan profil jalan ->natural cut


- Barrier –> dalam bentuk gundukan tanah atau pagar/dinding yang dibikin
khusus
- Pengendalian pada pusat kebisingan

Intensitas dan Tingkat kebisingan

Intensitas kebisingan adalah ukuran derajat tinggi rendahnya kebisingan yang


dinyatakan dalam satuan desibel

- Intensitas suara diukur dari tekanannya dalam decibe (dB)


- Tingkat gangguan suara terhadap manusia ditentukan juga oleh frekwensi
(amplitudo). Ukurannya adalah dalam dB (A)
- Tingkat kebisingan lalulintas sesaat di suatu tempat/titik sama dengan
jumlah kuat suara yang diterima dari kendaraan-kendaraan yang berada pada
jarak yang berbeda dan dengan bermacam-macam intensitas suara;
Tingkat kebisingan selalu berubah-ubah setiap saat
- Tingkat kebisingan masing-masing kendaraan diukur dalam dB(A)
- Parameter yang paling banyak digunakan adalah L 10, tingkat kebisingan
yang 10 % lebih tinggi dari tingkat kebisingan yang diukur dalam interval.

Kriteria-kriteria variabel berpengaruh


Rentang kecepatan rata-rata kendaraan yang dapat digunakan sebagai faktor
koreksi adalah 20 km/jam sampai 30 km/jam.
Volume lalu lintas diukur dalam waktu 1 jam atau 18 jam
Persentase kendaraan berat berkisar antara 0% sampai 100%
Geometrik jalan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Lebar jalan atau lebar lajur
b. Panjang segmen/ruas
c. Superelevasi jalan
d. Gradien jalan, yang digunakan sebagai faktor koreksi berkisar antara 0% sampai
15%.
e. Jenis permukaan jalan dikelompokkan kedalam:
1/ Chip seal
2/ Beton semen portland
3/ Beton aspal gradasi padat
4/ Beton aspal gradasi terbuka

f. Efek pemantulan dikelompokkan dalam :


a. Lapangan terbuka
b. 1 meter di depan gedung
c. Dikiri kanan sepanjang jalan terdapat dinding menerus

g. Bangunan peredam bising, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


1. Tinggi bangunan peredam bising
2. Jarak bangunan peredam dari tepi jalan terdekat
3. Jarak bangunan peredam dari titik penerima bising
4 Bahan bangunan peredam terbuat dari bahan yang solid/kedap suara

h. Sudut pandang, dengan memperhatikan homogenitas lingkungan sekitar.

Ketentuan bising
- Kebisingan yang dimaksud adalah kebisingan yang diakibatkan oleh lalu
lintas kendaraan bermotor.
- Kebisingan yang dikategorikan dalam Kriteria Daerah Bising (KDB) atas
dasar pendekatan pengguna lahan sisi jalan untuk daerah
permukiman/perumahan.
- Kebisingan yang mengacu pada Kriteria Bising (KB) sesuai dengan
Organisasi Standar Internasional (ISO), yang menggunakan nilai bising
ekivalen energi (Leq) dan nilai ambien bising menurut Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No.48/MENLH/11/1996 Lampiran I.
- Kebisingan disesuaikan dengan waktu paparan yang ditetapkan dalam KDB.
- Kriteria daerah bising
Daerah bising adalah suatu jalur daerah dengan jarak (lebar) tertentu yang
terletak di kedua sisi dan sejajar memanjang dengan jalur jalan, yang
didasarkan pada tingkat kebisingan tertentu (Leq,) lamanya waktu paparan
(jam/hari), dan peruntukan lahan sisi jalan bagi permukiman/perumahan,
yaitu sebagai berikut:

1. Daerah Aman Bising (DAB)


a. Daerah dengan lebar 21 sd 30 m dari tepi perkerasan jalan
b. Tingkat kebisingannya kurang dari 65 dB(A) (Leq)
c. Lama waktu paparan (60 dB(A) - 65 dB(A)) maksimum 12 jam per hari
d. Lama waktu paparan malam < 3 ( jam/hari )
2. Daerah Moderat Bising (DMB)
a. Daerah dengan lebar 11 sd 20 m dari tepi perkerasan
b. Tingkat kebisingan antara 65 dB(A) sd 75 dB(A) (Leq)
c. Lama waktu papa ran (65 dB(A) - 75 dB(A)) maksimum 10 jam per hari
d. Lama waktu paparan malam < 4 ( jam/hari )

3. Daerah Resiko Bising (DRB)


a. Daerah dengan lebar 0 sd. 10m dari tepi perkerasan
b. Tingkat kebisingan lebih dari 75 dB(A) (Leq)
c. Lama waktu paparan (75 dB(A) - 90 dB(A)) maksimum 10 jam per hari
d. Lama waktu paparan malam < 4 ( jam/hari )

Anda mungkin juga menyukai