Anda di halaman 1dari 32

TUGAS ANALISIS NARATIF SEMIOTIKA

Di susun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Semiotika
Dosen Pengampu: Bapak Dr. Wildan Taufiq, M.Hum,

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Ariel Husni Agnia (1215020026)
2. Aviah Nurhasanah (1215020034)
3. Berlian Ivani (1215020041)
4. Novi Yunita (1215020150)
5. Nur Afni Annadjriani (1215020152)
6. Nyimas Ratnika Rohani (1215020159)
7. Putri Delia Maulana (1215020162)
8. Qurrota Aini (1215020163)
9. Rahmad Fauzy Lubis (1215020164)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA


TAHUN AJARAN 2022 / 2023
HASIL ANALISIS
1. ANALISIS SEKUEN KETIKA CINTA BERTASBIH

1.SENJA BERTASBIH DI ALEXANDRIA

1.1 Khairul Azzam tertarik dengan Elliana Pramesthi Alam Putri Bapak DutaBesar Republik
Indonesia

1.2 Kedutaan Besar RI mengadakan acara “Pekan Promosi Wisata dan BudayaIndonesia” di
Alexandria

1.3Khairul Azzam mmenjadi koki dan menjaga stand Nasi Timlo Solo di acaraitu, sementara
Elliana menjadi penanggung jawab promosi makanan khasIndonesia itu

1.4 Selama di Alexandria, Khairul Azzam menikmati Pemandangan di LautMediterania, Ia


bersyukur atas kenikmatan Allah atas semesta alam di bumi ini

1.5 Elliana meminta tolong pada Azzam

1.6 Acara makan malam di Pantai El Muntazah akan dihadiri Bapak Duta BesarIndonesia untuk
Turki adalah teman kuliah ayah Elliana

1.7 Elliana meminta tolong untuk memasakkan nasi anget ikan bakar sambal khasJogja untuk
mengenang masa lalu ayahnya bersama sahabatnya itu

1.8 Elliana dan Azzam berbelanja di El Hurriya street diantara Pak Ali (sopirElliana)

1.9 Seusai berbelanja, Elliana dan Azzam tiba di Hotel El Hasam

2. TEKAD BERAJUT DOA

2.1 Acara makan malam itu berlangsung di sebuah taman yang terletak di garisPantai El
MuntazahAyah Elliana menyantap ikan bakar buatan Azzamdengan sahabatnya itu

2.2 Elliana berbincang akrab dengan Furqan, Azzam sedikit cemburumelihatnya

2.3 Azzam menyendiri dan mencicipi ikan bakar buatannya, dalamkesendiriannya itu ia merasa
rindu dengan ibu dan tiga adiknya perempuandi Indonesia

2.4 Pak Ali mengajak Azzam pulang ke hotel

2.5 Selama perjalanan naik taksi Pak Ali banyak bertanya tentang Azzam

2.6 Azzam bercerita tentang dirinya bahwa ia harus bekerja keras untukmenghidupi keluarganya
di Indonesia

2.7 Ayahnya telah wafat saat dia kuliah di Mesir baru 1 tahun, maka ia lebihmementingkan jualan
tempe, jualan bakso, membuka jasa catering

2.8 Sesampainya di hotel, Azzam berbaring dan telepon berdering dari Elliana

2.9 Elliana bertanya mengapa Azzam langsung pulang dan tidak pamit padahalia akan
memberikan hadiah

2.10 Hadiah itu berupa ciuman khas Prancis

2.11 Azzam kesal dengan sikap Elliana dan gaya hidupnya selama kuliah diPrancis, lalu telepun
itu dimatikan Azzam

2.12 Azzam merasa dilecehkan, padahal selera dia untuk dijadikan calon istriminimal berjilbab
rapat, bisa membaca Al Quran, dan pernah merasakanhidup di pesantren

2.13 Azzam bingung kenapa bisa tertarik pada Elliana yang tidak sesuaikriterianya itu

2.14 Dia bertekad memperbaiki niatnya mencari yang lebih baik dari Elliana

2.15 Ia rajut tekad itu dengan doa dan ia bawa dalam tidurnya

3. BIDADARI DARI DAARUL QUR'AN

3.1 Azzam bangun dan sholat di Masjid bersama Pak Ali

3.2 Setelah sholat, Azzam dan Pak Ali berjalan-jalan di Pantai Cleopatra

3.3 Pak Ali bercerita banyak tentang masa lalunya

3.4 Dia mempunyai istri cantik tetapi nakal, lalu ia ceraikan dan kembali pulangke Solo

3.5 Pak Ali frustasi kemudian diselamatkan oleh Kiai Lutfi dan hidup satutahun di Pesantren

3.6 Pak Ali taubat dan menikah dengan janda dua orang anak dan tinggal diMesir.

3.7 Anak Pak Ali yang pertama kuliah di Malaysia, yang kedua di UNS Solo

3.8 Anak Pak Ali dititipkan pada KH Lutfi Hakim di Pesantren Daarul Qur’an

3.9 Pak Ali menyarankan agar Azzam menyunting Annal Althafunnisa anakKH Lutfi Hakim
Pemilik Pesantren Daarul Qur’an

3.10 Menurut Pak Ali Anna gadis cantik yang sholehah dan lebih baik dariElliana

3.11 Anna sedang menyelesaikan S2 nya di Cairo

3.12 Azzam begitu lega karena dia berpikir bahwa Anna adalah jawaban daridoanya semalam

3.13 Azzam berniat menemui Ustadz Mujab, salah satu keluarga Anna yang adadi Cairo, untuk
menanyakan tentang Anna Althafunnisa itu. Apakah sudah dikhitbah orang atau belum

4. CERITA FURQON

4.1 Elliana menunggu Azzam di Lobby Hotel karena ia marah dan merasadilecehkan karena
Azzam mematikan telepon seenaknya saja

4.2 Azzam dan Pak Ali ditemui oleh Romi bahwa Elliana sedang mencarinya

4.3 Azzam membelikan habasy takanat makanan kesukaan Elliana lalu dititipkan pada Pak Ali

4.4 Pak Ali menemui Elliana dan Elliana bercerita tentang kekesalannya padaAzzam

4.5 Pak Ali menasehati Elliana dan akhirnya dia merasa kasihan pada Azzam

4.6 Azzam bertemu dengan Furqan

4.7 Furqan bercerita tentang kebimbangannya pada dua gadis

4.8 Elliana selama ini mengejar-ngejar Furqan namun Furqan telah terlanjurmelamar mahasiswa
Cairo

4.9 Furqan juga tertarik pada Elliana dan bermaksud mengubahnya menjadilebih baik

4.10 Azzam semakin mengurungkan niatnya untuk tidak tertarik lagi padaElliana karena dia lebih
mementingkan sahabatnya itu

5. MEMINANG

5.1 Azzam, Rombongan Staff KBRI, Elliana perjalanan ke Cairo

5.2 Elliana duudk dekat Azzam saat Romi ke toilet

5.3 Elliana berterimakasih pada Azzam dan Azzam minta maaf atas sikapnya
5.4 Elliana menanyakan pada Azzam mengapa ciuman khas Prancis itu menjadimusibah

5.5 Azzam menjelaskan panjang lebar pada Elliana bahwa menjaga kesuciandiri itu penting

5.6 Elliana merasa bersalah dan merasa selama ini dirinya penuh dosa

5.7 Azzam sampai di Cairo dan menemui Ustadz Mujab hendak melamar AnnaAlthafunnisa

5.8 Ustadz Mujab menjelaskan pada Azzam bahwa Anna sudah dilamar Furqansatu bulan yang
lalu

5.9 Azzam terkejut mendengrnya ia pulang dengan meneteskan air mata

5.10 Tiba-tiba ia teringat akan surat dari Husna, adik pertamanya di Indonesiayang mengabarkan
bahwa adik keduanya, Sarah harus di operasi amandel

5.11 Azzam teringat atas kewajibannya untuk membiayai adik-adiknya hingga sukses

5.12 Dia menutup hatinya pada Anna dan Elliana dan akan folus pada tanggung jawabnya

6. LAGU-LAGU CINTA

6.1 Azzam selesai membuat tempe, Hafez menemui Azzam dan akan bercerita

6.2 Tapi Azzam menyuruh Hafez bercerita setelah subuh karena Azzam butuhistirahat malam itu

6.3 Hafez tak bisa memendam perasaannya pada Cut Mala

6.4 Cut Mala adalah mahasiswi Al-Azha dari Aceh yang tak lain adalah adikFadhil, teman akrab
Hafez

6.5 Cut Mala tinggal dengan tiga orang temannya yaitu Tiara, Cut Rika, danMasyithah

6.6 Hafez bercerita pada Azzam

6.7 Azzam menasehati Hafez sebaiknya melamar Cut Mala setelah ujian

6.8 Hafez menuruti nasehat Azzam

6.9 Tiara bercerita pada Cut Mala

6.10 Tiara bingung harus menerima lamaran dari Ustadz Zulkifli atau tidak

6.11 Karena sebenarnya ia mencintai Fadhil

6.12 Tiara meminta tolong pada Cut Mala untuk menanyakan tentang lamarandari Ustadz Zulkifli
pada Fadhil, karena mereka berteman baik

7. SMS UNTUK ANNA

7.1 Anna mendapat sms dari Mbak Zulfa, istri dari Ustadz Mujab

7.2 dia menanyakan tentang lamaran Furqon pada Anna

7.3 Tapi Anna lebih memilih kosentrasi ujian dan belum bisa menjawab lamaranFurqan pada saat
itu

7.4 Furqan tiba di Cairo yang akan melakukan penelitian untuk tesisnya

7.5 Furqan tiba di hotel, tiba-tiba dia ditelpon Sara, salah satu mahasiswa CairoUniversity

7.6 Mereka berkenalan saat diperpustakaan

7.7 Gadis itu mengajak makan malam namun Furqan menolaknya

8. SIANG DI KAMPUS MAYDAN HUSEIN

8.1 Azzam membeli muqarrar di fakultas Ushuluddin

8.2 Setelah selesai, ia bertemu dengan Miftah yang menyuruhnya datang ke Heliopolis menghadiri
ceramah Syaikh Yusuf Al-Qardhawi

8.3 Sebenarnya Azzam ingin sekali, namun sepertinya tidak bisa.

8.4 Azzam bertemu dengan Khaled di Musholla

8.5 Khaled menjelaskan materi-materi kuliah, karena Azzam sering tidak masuk

8.6 Khaled bercerita tentang anak Syaikh Abbas yang bercadar, belum sempat cerita semuanya
Khaled dipanggil temannya untuk menemui Doktor Yahya

9. PERJALANAN KE SAYYEDA ZAINAB

9.1 Azzam naik bus Enam Puluh Lima untuk menuju ke Pasar Sayyeda Zainab

9.2 Azzam duduk di samping gadis berjilbab biru, ia mahasiswi dari Indonesia

9.3 Bus berhenti, Gadis dan lima orang temannya itu ke toko buku Daarut Tauzi
9.4 Seusai berbelanja di Pasar Azzam naik taksi

9.5 Di tengah perjalanan ia melihat gadis berjilbab biru yang dudukdisampingnya tadi bersama
temannya berjilbab coklat di pinggir jalan

9.6 Gadis berjilbab coklat menangis karena dia kecopetan waktu naik bus enam puluh lima yang
berdasarkan

9.7 Azzam menyuruh mereka masuk taksi dan hendak mengejar bus itu karenakitab yang dibeli
gadis berjilbab biru ketinggalan di bus itu

9.8 Gadis yang berjilbab coklat tadi namanya Erna

10. PENGEJARAN DENGAN TAKSI

10.1 Taksi melaju cepat dan berhenti di dekat bus enam puluh lima

10.2 Azzam dan gadis itu mencari kitabnya di bus dan akhirnya ketemu

10.3 Erna sampai di rumahnya. Disambut Zahzara, Erna bercerita banyak tentangkejadian tadi

10.4 Azzam sampai di rumah yang ada di rumah hanya ada Nanang

10.5 Fadhil dan Ali sedang bertanding sepak bola

10.6 Azzam beristirahat lalu mandi

10.7 Selesai sholat maghrib, Furqan kembali membaca tesisnya

10.8 Tiba-tiba telepon bordering, Sara menanyakan kembali agar Furqan maudatang di acara
makan malamnya

10.9 Sara adalah anak penulis terkenal bernama Prof. Dr. Sa’duddin Zifzaf

10.10 Furqan bingung harus datang atau tidak

11. REZEKI SILATURAHMI

11.1Dari silaturahmi Azzam bisa berbisnis temped an bakso

11.2 Azzam belajar membuat tempe ketika diajak liburan oleh Handono di pinggir Kota Salatiga
karena mayoritas penduduknya produsen tempe
11.3 Azzam belajar membuat bakso dari Pak Jayadi

11.4 Azzam bisa kuliah di Al-Azhar karena mendapat info untuk mengikuti tesitu saat menemani
Wasis di rumah sakit

11.5 Azzam di suruh Elliana untuk membuatkan Soto Lamongan untuk acaraultahnya dua bulan
kedepan, Azzam menerima taaran itu karena sotonyaakan dihargai 2x lipat dari harga bakso

11.6 Anna merasa kesal saat orang lain mengetahui dirinya dilamar Furqan

11.7 Laila menanyakan lewat telepon apakah Anna telah dilamar Furqan, namunAnna
mengalihkan pembicaraan dan menutup teleponnya

12. RUMUS KEBERHASILAN

12.1 Furqan makan dengan dua orang Jepang, Fiji dan Fujita

12.2 Furqan menelpon dan memberitahukan padanya bahwa tidak bisa menghadirisiding master
Furqan

12.3 Furqan berbincang pada dua orang Jepang tentang pentingnya mempelajarisejarah

12.4 Furqan tidak menghadiri undangan Sara, Sara menelpon dan sangat kecewa

12.5 Nasir membawa temannya orang mesir, Wail El Ahdali untuk menginap

12.6 Namun Azzam sebagai kepala rumah tangga tidak mengizinkannya

13. TAMU TAK DIUNDANG

13.1 Anna tidak bisa tidur kepikiran lamaran Furqan

13.2 Anna cerita pada Wan Aina tentang lamaran Furqan

13.3 Lalu mereka sholat Tahajud

13.4 Tiba-tiba ada komandan dan tiga orang anak buahnya datang ke rumahAzzam tengah malam

13.5 Mereka mengecek seluruh isi rumah untuk mencari keberadaan Wail, namunsaat itu Nasir
dan Wail tidak ada

13.6 Fadhil panik lalu pingsan


13.7 Ali dan Nanang terus menjawab pertanyaan Komandan itu tentang paspor dansurat izin

13.8 Setelah dicek semua dan tidak ada yang mencurigakan, Letnan KolonelHosam Qamiti dan
tiga orang anak buahnya itu minta maaf dan pamit pergi

14. HARI YANG MENEGANGKAN

14.1 Azzam, Nanang, Ali membawa Fadhil ke rumah sakit

14.2 Kata dokter, Fadhil harus dirawat di rumah sakit

14.3 Azzam teringat akan pekerjaannya, sehingga meninggalkan Ali dan Nanangdi Rumah Sakit

14.4 Azzam dibantu Rio membuat tempe

14.5 Furqan diintimidasi oleh Miss Italiana

14.6 Furqan terbangun pukul 08.00 dan bajunya terlepas

14.7 Furqan kaget lalu wudlum dia merasa bersalah karena meninggalkan sholatsubuh

14.8 Tiba-tiba di atas laptopnya ada foronya dengan wanita berambut pirang dalamkondisi sangat
memalukan

14.9 Dan ada surat bertuliskan, Furqan harus mengirim uang sebesar 200.000 USDdan tidak boleh
lapor polisi

14.10 Tiba-tiba Furqan teringat perkataan Sara bahwa dia akan kecewa

15. PESONA GADIS ACEH

15.1 Azzam dan Nasir ke Rumah Sakit

15.2 Azzam bercerita pada Nasir tentang kejadian semalam dan Azzam memintaagar seikit
menjauh dari Wail, lalu mereka ke rumah sakit menengok Fadhil

15.3 Ali dan Nanang di luar kamar, Fadhil ditemani adiknya, Cut Mala dantemannya Cut Rika

15.4 Kecantikan Cut Mala memang memesona. Tiba-tiba Azzam teringat Husnadan Lia, adiknya
di Indoensia apakah secantik itu karena sudah 9 tahun tidak bertemu
16. INSYAF

16.1 Furqan datang ke Rumah Ustadz Mujab, Furqa bercerita tentang musibahyang ia alami,
Ustadz Mujab menasehati tentang cara hidup Furqan yang berlebihan untuk menginap di hotel
agar bisa konsentrasi

16.2 Furqan datang ke Rumah Pak Rusydan salah satu KBRI

16.3 Furqan diberi saran agar melaporkan ke Mabahits

16.4 Lalu mereka bercakap-cakap tentang masa depan dan rakyat Indonesia

16.5 Furqan pulang dan menangis, ia teringat tentang sejarah penuntut ilmu yanghidup dalam
kemiskinan padahal selama ini ia bermewah-meewah

16.6 Furqan insyaf

17. PERTEMUAN YANG MENGGETARKAN

17.1 Furqan menemui anggota Mabahits Amn Daulah

17.2 Furqan meminta tolong padanya untuk menuntaskan kasus yang sedangdihadapi Furqan

17.3 Anggota Mabahits itu meminta uang namun Furqan akan memberikan mobilFiat Putih jika
kasusnya berhasil ditangani

17.4 Tiara terus meminta tolong pada Cut Mala

17.5 Tiara menanyakan keadaan Fadhil, lalu Tiara menanyakan apakah Cut Malasudah bercerita
pada Fadhil

17.6 Tiara sampai menangis sehingga Cut Mala merasa kasihan dan Cut Mala akanmenemui
Fadhil nanti sore

17.7 Pertemuan Hafez dan Cut Mala

17.8 Cut Mala datang ke Rumah Azzam untuk menjenguk Fadhil

17.9 Saat yang sama Hafez sudah ada disitu, Fadhil berbincang-bincang denganCut Mala dan
Hafez membuatkan minum dan membawakan buah yang dibeliAzzam

17.10 Hati Hafez sangat bergembuira bisa bertemu Cut Mala, tubuhnya bergetarkarena grogi
18. AIR MATA CINTA

18.1 Cut Mala menceritakan masalah Tiara pada Fadhil

18.2 Dalam dada Fadhil terasa sesak, karena gadis yang akan ia lamar setelah ujiantelah dilamar
terlebih dahulu oleh temannya satu pesantren dulu, UstadzZulkifli

18.3 Namun ia tetap bijak dan memberikan saran untukTiara agar sholat istikharahdulu dan
mencari petunjuk

18.4 Cut Mala pamit pulang

18.5 Cut Mala pulang dan bercerita pada Tiara

18.6 Tiara merasa kecewa atas saran Fadhil bahwa susah dicari alasan untukmenolak lamaran
orang sebaik Ustadz Zulkifli, dia akhirnya menangis

18.7 Cut Mala terus bertanya, akhirnya Tiara mengakui bahwa ia mencintai Fadhil

18.8 Cut Mala menelpon Fadhil namun Fadhil tetap tegas dan memberi saran agarTiara menerima
lamaran Ustadz Zulkifli

19. SURAT DARI INDONESIA

19.1 Azzam mendapat surat dari Huzna

19.2 Keluarganya di Indonesia menginginkan Azzam segera pulang

19.3 Azzam tidur dan bermimpi dirinya berkumpul dengan keluarga di Indonesia

20. BINTANG YANG BERSINAR TERANG

20.1 Anna diminta Wan Aina untuk menjadi moderator Seminar

20.2 Sebenarnya Anna tidak mau karena dia merasa bahasa inggrisnya belum baik

20.3 Wan Aina terus mendesak hingga akhirnya Anna bersedia

20.4 Cut Mala datang ke Rumah Anna

20.5 Zahzara sangat senang bisa berkenalan dengan Cut Mala

20.6 Cut Mala menanyakan materi-materi yang belum jelas pada Anna
20.7 Seminar sehari membahas sejarah ulama perempuan di Asia Tenggara digelar juga

20.8 Kecantikan dan kefasihan Anna dalam berbiacara bhs.inggris saat menjadimoderator itu
mampu menyihir para mahasiswa

20.9 Furqan dan Azzam sangat memperhatikan Anna

20.10 Sejak itu, Anna menjadi buah bibir di kalangan mahasiswa Asia Tenggara

20.11 Dia menjadi Bintang yang bersinar terang

21. RATAPAN HATI

21.1 Furqon telah menyelesaikan S2 nya

21.2 Setelah sidang, Furqan memeluk pembibing-pembibingnya. Salah satunya Prof. Dr.
Sa’duddin, ternyata ia benar ayah Sara yang dulu mengundangFurqan makan malam

21.3 Furqan minta maaf karena dulu tidak bisa datang

21.4 Malamnya Furwa menggelar syukuran

21.5 Azzam datang dalam acara itu, melihat kesuksesan Furqan, Azzam termotivasiuntuk bisa
sukses

21.6 Fadhil menyesal akibat sarannya, kini Tiara menerima lamaran Zulkifli

21.7 Cut Mala menelpon Fadhil dan bercerita bahwa Tiara selalu murung

21.8 Fadhil merasa bersalah, namun rasa tinggi hatinya membuatnya tak bisa berbuat apa-apa

21.9 Ia telah menyakiti Tiara dan dirinya sendiri

22. RASA OPTIMIS

22.1 Kolonel Fuad telah berhasil menangkap Miss Italiana

22.2 Furqan datang ke penjara dan menemui penjahat itu

22.3 Furqan akan menepati janjinya untuk memberikan uang dan mobilnya padaKolonel Fuad

22.4 Furqan menemui Ustadz Mujab

22.5 Furqan berencana akan langsung menemui orang tua Anna untuk melamarnya
22.6 Ia sangat optimis usahanya akan membuahkan hasil

23. PERIKSA DARAH

23.1 Kolonel Fuad menyuruh Furqan untuk Periksa Darah

23.2 Ternyata penjahat Miss Italiana yang telah mengintimidasi Furqan itu bernama Golda Olmetz

23.3 Ia seorang pelacur professional di Tel Aviv yang diambil Mosad sebagaitentaranya yang
ditugaskan ke Mesir untuk menularkan AIDS

23.4 Furqan harus periksa darah, bahwa dirinya tertular AIDS atau tidak

24. PASRAH

24.1 Furqan datang ke Rumah Sakit

24.2 Furqan merasa begitu menderita, ia datang ke Rumah Sakit untuk mengambilhasilnya

24.3 Namun sampel darah ternyata belum dibawa ke laboratorium, jadi Furqanharus diambil
darahnya lagi

24.4 Nanang pasrah terhadap ujiannya

24.5 Karena ia tidak bisa menjawab satu pertanyaan sewaktu ujian lisan Al-Quran

24.6 Foto-foto Furqan dengan pelacur itu telah tersebar di internet

24.7 Abduh, teman satu rumah Furqan yang melihat foto-foto itu

24.8 Furqan menjelaskan semua yang terjadi padanya

24.9 Furqan hanya pasrah pada Allah

25. LANGIT SEOLAH RUNTUH

25.1 Furqan posifit menderita AIDS

25.2 Furqan tidak sanggup menerima kenyataan, akhirnya ia pingsan

25.3 Setelah sadar, Kolonel Fuad menyuruh Furqan bersumpah tidak menulariAIDS pada
siapapun dan Kolonel Fuad menyuruh Furqan segerameninggalkan Mesir, dan akan merahasiakan
hal itu

25.4 Kolonel Fuad menyuruh RS membuatkan surat Palsu bahwa Furqan tidakmenderita AIDS

25.5 Furqan mendapat sms dari Ustadz Mujab bahwa Anna menerima lamarannya

25.6 Hatinya yang seharusnya bahagia, namun kini menjadi pilu, dia merasa langit seolah runtuh

26. KABAR GEMBIRA

26.1 Azzam membuatkan soto Lamongan di acara ulang tahun Elliana

26.2 Soto buatannya mantap dan Elliana merasa puas

26.3 Dua bulan lagi Elliana pulang ke Indonesia untuk syuting film

26.4 Ia berencana mampir ke Rumah Azzam di Kartasura, Solo

26.5 Azzam menerima surat dari Husna

26.6 Azzam telah berencana pualng ke Indonesia dalam waktu dekat ini

26.7 Husna mengabarkan keadaannya dan keluarga di Indonesia

26.8 Hafez menagih janji Azzam, bahwa setelah ujian Azzam akan membicarakan pada Fadhil
bahwa Hafez ingin menyunting Cut Mala

27. RESEP CINTA IBNU ATHAILLAH

27.1 Azzam mencari Fadhil namun belum bertemu juga

27.2 Azzam terus belajar tentang membaca Al-Quran yang baik dan benar

27.3 Tiba-tiba ia teringat surat Husna yang terakhir bahwa Husna ingin menikahdan Azzam
menjadi walinya

27.4 Ia sendiri belum menikah, namun ia yakin manusia diciptakan berpasang- pasangan

27.5 Azzam menasehati Fadhil

27.6 Hati dan perasaan Fadhil hancur, ia malah diminta untuk jadi penanggung jawab acara
pernikahan Tiara dan Zulkifli

27.7 Fadhil bercerita pada Azzam tentang apa yang dialaminya, Azzam menasehatiFadhil dengan
Resep Cinta Ibnu Athaillah

27.8 Fadhil merasa Iebih tenang

28. SEPUCUK SURAT DI HARI PENGHABISAN

28.1 Tiara mengirim surat pada Fadhil saat H-2 pernikahannya

28.2 Tiara sangat memohon pada Fadhil untuk memperjuangkan cinta mereka

28.3 Fadhil bingung, lalu ia minta saran pada Azzam

28.4 Azzam tidak mendukung ide gila Tiara, Azzam menasehati Fadhil dengan bijak dan
berwibawa

29. TANGIS SANG PENGANTIN

29.1 Tiara mendapat surat balasan dari Fadhil

29.2 Dalam suratnya Fadhil tetap menolak ajakan Tiara, meskipun ia sangatmencintainya

29.3 Tiara akhirnya sadar bahwa cinta dan ridha dari Allah lah yang penting, cintasejati tidak akan
mendatangkan kezaliman

29.4 Pernikahan Tiara dan Zulkifli berlangsung

29.5 Zulkifli belum sempat mencarikan mahar lalu Fadhil yang mencarikan maharmushaf

29.6 Akad nikah berlangsung, Fadhil menangis, Tiara pun juga

29.7 Fadhil keluar meninggalkan KBRI itu

29.8 Acara Walimatul Ursy digelar di Daarul Munasabat Masjid Musa bin Nushair

Hay El Sabe’

29.9 Dalam acara itu Fadhil tampil dengan Tim Nasyid khas Acehnya

29.10 Ia adalah vocal utama, selama penampilannya penonton terpukau melihatnya.Tiara tak
kuasa menahan air matanya melihat Fadhil bernyanyi

30. BUNGA - BUNGA HARAPAN


30.1 Cut Mala berniat menjodohkan Fadhil dengan Masyithah

30.2 Fadhil merasa tidak bersemangat lagi hidup di Cairo karena satu kota denganTiara dan
Zulkifli

30.3 Agar Fadhil tetap di Cairo, Cut Mala berfikir untuk mencarikan pengganti untuk kakaknya
itu

30.4 Pengumuman Ujian

30.5 Ali dan Miftah lulus ujian

30.6 Azzam dinyatakan lulus dengan predikat Jayyid, ia berencana segera pulangke Indonesia

30.7 Azzam diajak berbisnis oleh Pak Amrun

30.8 Sebelum 2 hari lagi Azzam pulang , ia berpamitan degnan bapak-bapak KBRI

30.9 Azzam diminta Pak Amrun untuk menjadi penaggung jawab bisnis pengiriman buku-buku
teman-teman mahasiswa ke wilayah Jateng, Jogja, danJatim

30.10 Azzam berpamitan dengan Pak Ali, Pak Ali mengabarkan Azzam akan satu pesawat dengan
Elliana

30.11 Acara perpisahan di Rumah Azzam

30.12 Setelah Azzam khataman Al-Quran, ia kembali ke rumah

30.13 Hafez terus menanyakan apakah Azzam sudah berbicara pada Fadhil bahwa iaingin
menyunting Cut Mala

30.14 Namun Azzam belum sempat, mengingat kondisi psikologis Fadhil dan CutMala saat itu

30.15 Perjalanan ke Bandara

30.16 Teman-teman Azzam mengantar ke Bandara dengan mobil

30.17 Berbagai guyonan, gojlog-gojlogan bersama teman-temannya terjadi padasaat itu

30.18 Berpamitan Pulang ke Tanah Air

30.19 Azzam memeluk satu-satu teman-temannya yang mengantarnya itu, termasukPak Ali

30.20 Azzam masuk pesawat, dan pesawat melaju dengan cepat. Ia berkenalandengan gadis yang
duduk disampingnya adalah Sara
30.21 Elliana meminta Azzam duduk disampingnya. Azzam pun tidak bisa menolakkeinginan
Putri Pak Dubes itu.

2. UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKSTRINSIK


- UNSUR INTRINSIK
1. Tema:
Perjuangan dan arti hidup untuk meraih kebahagiaan.
2. Latar:
a. Latar Tempat
Yang menjadi latar tempat dalam novel ini adalah di daerah kota Alexandria.
Seperti Hotel Al Haram, tempat Azzam menginap sewaktu Kedutaan besar
republik Indonesia mengadakan acara “pekan promosi wisata dan budaya
Indonesia di Alexandria”. Acara makan malam di sebuah taman pantai El
Muntazah, lobby hotel. Pantai Cleopatra dimana tempat Azzam dan Pak Ali
berbincang-bincang menikmati udara pagi setelah shalat subuh. Toko buku di El
Manshiya, dimana Azzam bertemu Furqan untuk kedua kalinya. Flat Azzam dan
teman-temannya dari Indonesia di Hay El Asher. Masjid Ridhwan biasanya tempat
Azzam menunaikan shalat subuh. Universitas Al Azhar. Meridien hotel, tempat
Furqan menenangkan dirinya untuk fokus tesis. Pasar Sayyeda Zainab, dimana
tempat biasa Azzam berbelanja peralatan bakso dan tempe. Flat Anna dan teman-
temannya dari Indonesia di Abdur Rasul. Kantor mabahits tempat pertahanan dan
keamanan, penjara dan rumah sakit.
Seperti berikut gambaran di dalam ceritanya: “ia mengalihkan pandangannya jauh
ketengah laut mediterania. Nan jauh di sana ia melihat tiga kapal yang tampak kecil
dan hitam. Kapal-kapal itu ada yang sedang menuju Alexandria, ada juga yang
sedang meninggalkan Alexandria…”. Selain itu juga diceritakan pula sebuah
taman di Indonesia yaitu Taman Mini Indonesia indah, makam Bonoloyo di Solo,
rumah Anna di pesantren Daarul Quran, serta rumah Azzam dan keluarga di
Indonesia.
b. Latar Waktu
Latar waktu dalam cerita ini tidak dijelaskan secara langsung oleh pengarang,
namun dapat ditarik kesimpulan cerita ini berlangsung ketika Azzam mulai
menuntut ilmu pada jenjang perguruan tinggi di Universitas Al Azhar, Cairo.
Sampai akhirnya ia harus bekerja keras untuk mempertahankan kuliahnya sampai
selesai beserta keluarganya yang ada di Indonesia. Seperti petikan berikut: “Dan
akan ia buka kembali saat nanti sudah pulang ke Indonesia. Setelah ia sudah selesai
S1 dan adik-adiknya sudah bisa ia percaya mampu meraih masa depannya”.
(hal.121)
“Padahal ia sudah sembilan tahun di Mesir. Ia sama sekali tidak memperdulikan
hal itu. Baginya, yang penting ia telah melakukan hal yang benar. Benar untuk
dirinya, ibunya, adik-adiknya dan agamanya. (hal.212)
3. Penokohan/perwatakan.
a. Abdullah Khairul Azzam
` Seorang mahasiswa yang sederhana, kreatif, mampu menyelesaikan masalah,
berani mengambil resiko, pantang menyerah dan berjiwa usaha yang tinggi. setiap
ada peluang sedikit untuk melakukan manuver bisnis pasti dimanfaatkan secara
baik tidak peduli resikonya tinggi, asal ada kemauan pasti ada jalan.
Selain itu Azzam merupakan kakak yang sangat peduli terhadap ibu dan adik -
adiknya, walaupun mengorbankan kuliahnya untuk bekerja, Azzam bangga karena
pada akhirnya dapat mengantarkan adik - adiknya menggapai cita - cita. Husna
adiknya yang pertama berhasil menjadi psikolog dan penulis terbaik nasional. Lia
adik keduanya lulus P GSD, dan menjadi guru favorit di SDIT Al Kautsar Solo.
Dan adik bungsunya Sarah, hampir khatam Al Quran di Pesantren Al Quran di
Kudus. Sosok seorang Azzam sebagai kakak mencerminkan betapa besarnya kasih
sayang dan pengorbanan kepada adik -adiknya patut dijadikan contoh.
- Kreatif
“Biarlah masyarakat Indonesia di Cairo tahunya saya adalah mahasiswa Al-Azhar
yang tidak lulus-lulus karena lebih senang bisnis tempe, bakso, dan katering.”
(hal.65)
- Rajin
“Mungkin saat itu mas khairul sedang capek. Letih. Orang kalau letih itu bisa tidak
jernih pikirannya. Cobalah ingat, kemarin ia kerja sejak pagi sampai malam.”
(hal.105)
- Tanggung jawab
“Allah belum mengizinkan aku menikah. Aku masih harus memperhatikan adik-
adikku sampai ke gerbang masa depan yang jelas dan cerah”. (hal.121)
“ia langsung teringat akan tanggung jawabnya sebagai kakak tertua. Ia
menangis. Ia merasakan betapa sayangnya Allah kepadanya. Allah masih ingin
ia focus pada tanggung jawabnya membiayai adik-adiknya.” (hal.121) “aku
sama sekali tak menyangka bahwa kau menghidupi adik-adikmu di
Indonesia…” (hal.65)
- Mandiri
“Saat itu ia sendiri sedang sangat memdrlukan datangnya sumber rejeki untuk
mempertahankan hidupnya, dan juga adik-adiknya. Jadilah ia terjun total dalam
bisnis membuat bakso.” (hal.224)
- Penolong
“Baiklah, sekarang masalah Bantu membantu. Bukan bisnis. Saya ingin murni
membantu, jadi saya tidak akan mengharapkan apapun dari mbak.” (hal.50)
“O, ya sudah. Semoga bisa dilacak.”sahut Azzam sambil menutup pintu taksi.
Taksi perlahan bergerak. Pikiran Azzam juga bergerak bagaimana
mendapatkan kembali kitab itu.”(hal.197)
- Soleh
“Ia membenarkan tindakannya itu dengan berpikir bahwa datangnya azan yang
memanggilnya itu lebih dulu dari datangnya dering telpon itu. Dan dia harus
mendahulukan yang datang lebih dulu.” (hal.45)
- Cerdas
“Ia adalah prototype anak Indonesia yang pintar, cerdas, dan bersahaja, namun
lahir dari kalangan keluarga pas-pasan; jadi, sangat khas Indonesia!
Kecerdasan azzam kian terbukti tatkala ditahun pertama menimba ilmu di Al-
Azhar ia memperoleh predikat jayyid jiddan(istimewa), dan oleh karenanya ia
mendapat beasiswa dari majlis A’la.”
b. Eliana Pramesthi Alam
Seorang putri tunggal dari duta besar negara Indonesia yang berada di Mesir,
keberadaannya disana untuk menemani kedua orangtuanya serta melanjutkan S2
nya di American University in Cairo (AUC). Berwatak keras, sombong, ketus, dan
egois. Gadis yang bersuara merdu, fostur tubuh yang indah dan cantik ini juga
dianugrahi sosok yang cerdas, pintar, suka debat dan sangat gemar menulis opini
dalam bahasa inggris sehingga banyak meraih berbagai macam prestasi. Eliana
yang lama tinggal di Paris membuat kehidupannya jauh berbeda dengan wanita-
wanita Indonesia yang mengambil studi di Cairo. Kesabaran dan kesalihan Azzam
mampu meredup keangkuhan Eliana dengan menjelaskan kembali beberapa nilai
agama yang selama ini dianggap remeh dan dilalaikan oleh Eliana.
- Cantik
“Wajahnya yang putih dengan mata yang bulat jernih memancarkan pesona yang
mampu menghangatkan aliran darah setiap pemuda yang menatapnya.”
(hal.46)
- Pintar
“Tulisannya rapi, runtut, berkarakter, tajam dan kuat datanya. Orang dengan
pengetahuan memadai, akan menilai tulisannya merupakan perpaduan
pandangan seorang jurnalis, sastrawan dan diplomat ulung.” (hal.36)
- Emosi
“ia memang orang yang mudah emosi jika ada sedikit saja hal yang tidak sesuai
dengan suasana hatinya.” (hal.95)
- Peremeh
“Ah shalat itu gampang! Yang penting ini. Ada tugas penting untuk mas khairul
malam ini. Tugas terakhir. Aku janji!” sahut Eliana nerocos tanpa rasa dosa
karena menggampangkan shalat.” (hal.46)
c. Anna Althafunnisa
Mahasiswi Indonesia yang menempuh kuliah S2 di Cairo. Dari keluarga kiyai
terhormat di Klaten. Anna memiliki watak sederhana dan sedikit tertutup. Prestasi
yang diraih Anna tidak sedikit dari kecil, sampai kuliah di Kuliyyatul Banat al-
Azhar ia pun sering menulis dimajalah salah satunya Al Wa’yu Al Islami, banyak
artikel yang dia muat di sana. Anna yang telah menikah dengan Furqan dan belum
pernah dinafkahi batinnya sama sekali membuat furqan harus jujur bahwa ia
divonis penyakit AIDS meskipun sesungguhnya itu negatif. Akhirnya Anna
bercerai dari Furqan dan menikah dengan Azzam yang telah lama mengidamkan
sosoknya.
- Pintar
“Anna adalah bintangnya pesantren Daarul Quran. Sejak kecil ia menghiasi dirinya
dengan prestasi dan prestasi selain dengan akhlak mulia tentunya. Ia
menyelesaikan S1-nya di Alexandria dengan predikat mumtaz.” (hal.120)
- Solehah
“Kalau kamu mendapatkan Ana, kamu telah mendapatkan surga sebelum surga.”
(hal.91)
- Sederhana
“Dan Ana lebih memilih menutup diri dari kegiatan-kegiatan yang bersifat
glamour.” (hal.91)
- Santun
“Anna menunggu Bu Nafis sampai beranda. Begitu bu Nafis mendekat Anna
langsung meraih tangan perempuan setengah baya itu dan menciumnya penuh
rasa ta’zim.” (hal.89)
- Cantik
“Kedua matanya yang sedikit merah mengguratkan kelelahan. Namun sama sekali
tidak mengurangi pesona kecantikannya.” (hal.252)
d. Furqan
Seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan Magister di al-
Azhar Cairo. Ia berasal dari keluarga kaya. Salah satu anak konglomerat di Jakarta,
sehingga kuliahnya berjalan lurus dan cepat diselesaikan tanpa hambatan. Tokoh
Furqan ditampilkan istimewa karena selain materi yang dia punya, penampilan ia
juga menarik. Wataknya yang tidak sombong dan baik hati membuat dia bisa
berteman dengan siapa saja. Kelalaian pun membuat Furqan terjebak dalam sebuah
masalah yang mana akhirnya dia harus bercerai dari Anna, dan akhirnya menjalin
hubungan dengan Eliana yang telah berubah menjadi muslimah.
- Ramah
“Setelah berpelukan, Furqan mengajak Azzam menemani makan roti kibdah
disamping sebuah masjid tua sambil berbincang-bincang.” (hal.106)
- Glamour
“Furqan langsung merasakan kesejukan dan kemewahan kamarnya. Kemewahan
Eropa kontemporer hasil perkawinan arsitektur Italia dan turki modern.”
(hal.155)
- Intelek
“Furqan lebih dikenal sebagai intelek muda yang sering diminta menjadi nara
sumber di pelbagai kelompok kajian…..” (hal.61)
- Ceroboh
“Ini teguran dari Allah atas cara hidupmu yang menurutku sudah tidak wajar
sebagai seorang penuntut ilmu.” (hal.289)
4. Alur
Cara yang digunakan dalam cerita ini adalah alur progresif, yaitu jalan cerita atau
peristiwa yang diceritakan bersifat kronologis, atau secara runtut cerita dimulai dari tahap
awal (penyituasian, pengenalan, pemuuk membuat jamuan makanan khas Indonesia pun
sangat mengagumi sosok Azzam.
Dilanjutkan dengan tahap tengah Azzam yang mengidamkan seorang wanita solehah
bernama Anna pun harus direlakan untuk sahabatnya. Furqan yang telah mengenal Anna
terlebih dahulu ternyata menaruh perhatian juga terhadapat Eliana. Karena sebab inilah
yang membuat Furqan menjadi bingung, akan tetapi Furqan telah melamar Anna melalui
pamannya ust.Mujab. Azzam dengan kekurangannya pun tak berdaya menghadapi
percintaan ini. Hanya dengan kebesaran dan doa kepada Allahlah ia serahkan.
Klimaks dari cerita ini, dengan pertimbangan xang lama akhirnya Anna menerima
lamaran Furqan. Furqan yang terjebak dalam musibah pemerasan, dan divonis terkena
AIDS harus merahasiakan semua ini pada Anna. Pernikahan Anna dan Furqan tidak
pernah bahagia. Perceraian pun harus dialami oleh Anna dan Furqan.
Tahap akhir dikisahkan melalui Husna, adik Azzam di Indonesia. Terjadilah pertemuan
antara Azzam dan Anna. Anna yang pernah sekilas mengenal Azzam di Cairo,
sesungguhnya menaruh perhatian khusus. hanya saja pertemuan itu sangatlah singkat.
Diakhiri dengan Anna yang telah bercerai dari Furqan dan belum pernah mendapat
nafkah batin dari mantan suaminya pun mendapat restu dari kedua orang tuanya untuk
menikah dengan Azzam. Furqan dipertemukan kembali dengan Eliana yang telah
berubah menjadi muslimah, dan semua vonis tentang penyakit AIDS itu ternyata tidak
benar.
(munculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian).
5. sudut pandang:
Sudut pandang orang ketiga
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa denotasi. Namun banyak ditemui beberapa gaya bahasa dalam cerita ini.
Diantaranya gaya bahasa simile seperti ungkapan “gadis itu adalah kilau matahari di
musim semi”. Metafora seperti ungkapan “ia menjadi buah bibir dikalangan mahasiswa
dan masyarakat Mesir”.
Banyak pula terdapat ungkapan bahasa asing seperti bahasa arab “anta ya Azzam kaif
hal? ”ana bi khair. Alhamdulillah. Andak ful shoya? “thob’an ‘andi. “aisy kam
kilo?”khomsah wa’isyrin kilo kal ‘adah.” Bahasa inggris “good afternoon sir, can I help
u”. Bahasa jawa “sir, ojo lali yo. Ojo kok ke neng kene. Ora tak ijini! Wis aku tak turu
ndisik!”.
Pengarang banyak mengutip ayat al quran, hadits, doa nabi, dan pepatah dari seorang
penyair. Al quran “tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu
berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar diperhatikan-Nya kepadamu sebagian dari
tanda-tanda kebesaran-Nya. Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kebesaran-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur”. Hadits
“Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan”. Doa nabi Yunus “la ila ha illa
anta, subhanaka inni kuntu minadzalimin”. Pepatah dari seorang penyair seperti james
Allen. Ungkapan dan untaian kata dari seorang tokoh dan dari kitab-kitab ilmiah seperti
kaya ibnu Athaillah As Sakandari. Selain itu terdapat bahasa yang diungkapkan melalui
surat seperti surat Tiara untuk Fadhil, dan surat Husna untuk kakaknya Azzam dan
ungkapan lewat sms.

7. Amanat
a) Terkadang cinta tidak harus memiliki
b) Kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak perlu takut akan
resiko. Karena resiko membuat kita lebih matang untuk melangkah maju. Setiap
ada kemauan, pasti ada jalan.
c) Sesama muslim adalah saudara, yang saling peduli.
d) Sayangilah dirimu, beri ia kesempatan untuk menjadi yang semestinya ia
inginkan.
e) Pilihan itu ada, namun tergantung siap atau tidak kita menanggung resiko dari
pilihan yang kita itu.
f) Teguh pendirian, rela berkorban adalah kunci sukses masa depan.
g) Lebih baik diam, daripada berbicara yang tidak perlu.
h) Buah pengorbanan lebih berharga daripada sesuatu yang dengan mudah di dapat
tanpa pengorbanan.

Cinta yang haqiqi adalah cinta yang berdasarkan pilihan hati, bukan hanya karena nafsu ingin
memiliki.

- UNSUR EKSTRINSIK
• Biografi Pengarang

Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976; umur 33 tahun)
adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair.
Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan
menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar
dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah
disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra
(2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam
Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari
Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.

Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di


antaranya: Wa Islama (1999), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah
al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (1998). Beberapa karya terjemahan yang
telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (2002), Menyucikan Jiwa
(2005), Rihlah ilallah (2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka
Tersenyum (2001), Merah di Jenin (2002), Ketika Cinta Menemukanmu (2004), dan lain-lain.

Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan
menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar adalah
Ayat-Ayat Cinta (2004), Di Atas Sajadah Cinta (2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005),
Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2
(2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna
Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.

• Latar Belakang Sejarah dan Sosial

Habiburrahman El Shirazy, menulis cerita berdasarkan pengalaman hidupnya yang pernah


bersekolah di Universitas Al Azhar, Mesir. Selain sebagai media dakwahnya, novel ini juga
mencakup banyak cerita yang menggambarkan hidup seorang lelaki Indonesia. Sebagai contoh,
novelnya yang lain yaitu Ayat-ayat Cinta. Dan dari segi ekonominya, pengarang tergolong
menengah ke atas dilihat dari latar petualangan pendidikannya, mulai dari pendidikan menengah
di MTs Futuhiyyah 1 hingga S2 di The Institute for Islamic Studies Kairo.

• Budaya
Novel ini penuh dengan keadaan yang mewah di sekitar Negara Cairo Mesir.
• Sosial
Kehidupan seorang pemuda yang hidup mandiri di suatu Negara yaitu Cairo Mesir yang serba
kekurangan tetapi memiliki tekad yang tinggi untuk meraih cita-cita nya.
• Bahasa
Bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh masyarakat walaupun ada kata-kata yang tidak
dapat dipahami juga oleh masyarakat tertentu karena bahsa yang digunakan yaitu bahasa arab.
• Ekonomi
Kehidupannya sederhana tetapi Azam mempunyai tekad yang tinggi untuk terus meraih cita-cita
nya dengan berjualan tempe di Cairo Mesir.
• Agama
Novel ini sangat menganut kepada ajaran agama Islam.
• Politik
Di dalam Novel ini mengandung politik keagamaan seorang kiyai yang menjadi ulama besar di
Cairo Mesir.

3. ISOTOP RUANG DAN WAKTU

• ISOTOP RUANG

1. Senja Bertasbih di Alexandria


a. Kota Alexandria
Di matanya, Kota Alexandria sore itu tampak begitu memesona. Cahaya mataharinya yang
kuning keemasan seolah menyepuh atap-atap rumah, gedung-gedung, menara-menara,
dan kendaraan-kendaraan yang lalu lalang di jalan. Semburat cahaya kuning yang
terpantul dari riak gelombang di pantai menciptakan aura ketenangan dan kedamaian.
b. Di Pantai
Di beberapa tempat, di sepanjang pantai, sepasang muda- mudi tampak bercengkerama
mesra. Di antara mereka masih ada yang membawa buku-buku tebal di tangan.
Menandakan mereka baru saja dari kampus dan belum sempat pulang ke ru- mah.
Suasana senja di pantai rupanya lebih menarik bagi mereka daripada suasana senja di
rumah. Bercengkerama dengan pujaan hati rupanya lebih mereka pilih daripada
berceng- kerama dengan keluarga; ayah, ibu, adik dan kakak di rumah.
c. Hotel Al Haram
Dari jendela kamarnya yang terletak di lantai lima Hotel Haram, ia menyaksikan sihir itu.
Di matanya, Alexandria sore itu telah membuatnya seolah tak lagi berada di dunia.
Namun di sebuah alam yang hanya dipenuhi keindahan dan kedamaian saja.
d. Cairo Mesir
Belum begitu lama menghirup udara Mesir, gadis yang memiliki suara jernih itu langsung
menunjukkan prestasinya. Kontan, ia langsung jadi pusat perhatian. Sebab baru satu
bulan di Cairo, tulisan opininya dalam bahasa Inggris sudah dimuat di koran Ahram
Gazzette.
e. Di Auditorium
Awalnya adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang mengadakan acara
"Pekan Promosi Wisata dan Budaya Indonesia di Alexandria". Beberapa acara
pagelaran budaya digelar di Auditorium Alexandria University selama satu pekan.
Selama itu juga ada promosi masakan dan makan- an khas Indonesia.
f. Di kamar hotel
Dari jendela kamarnya ia bisa melihat Benteng Qaitbai itu di kejauhan. Kedua matanya
kembali mengamati tiga kapal yang letaknya berjauhan satu sama lain. Ia edarkan
pandangannya ke kiri dan ke kanan. Laut itu terlihat begitu luas dan kapal itu begitu
kecil.
g. Di lobby hotel
"Lho kok diam saja, ayo Mas, kita bicarakan di lobby! Ini penting!" Eliana kembali
mengajak Azzam masuk ke lobby hotel. Azzam tergagap. Ia mengangguk. Dan mau
tidak mau Azzam mengikutinya. Sebab ia berada di Alexandria karena kontrak kerja
dengannya.
h. Di mobil
Azzam duduk di depan, di samping Pak Ali dan Eliana duduk di bang- ku belakang. Eliana
memberi instruksi kepada Pak Ali agar membawa ke kedai penjual bumbu secepat
mungkm. Pak Ali langsung tancap gas melintas di atas El Ghaish Street menuju ke
arah pusat perbelan-jaan di kawasan El Manshiya.
i. Di El Manshiya (El Hurriya Street)
Beberapa menit kemudian mobil itu berhenti di depan kedai penjual bumbu-bumbu di El
Hurriya Street. Dengan cepat dan cermat Azzam membeli bumbu. Azzam tidak lupa
mengajak ke kedai penjual sayur-mayur. "Untung saya ingat, ikan bakar itu harus ada
lalapannya." Kata Azzam pada Eliana. Ia bergegas masuk ke kedai penjual sayur
mayur dan membeli ketimun, kubis, dan tomat untuk dibuat lalapan.
j. Halaman Hotel
Mobil terus ber- gerak ke depan. Tak terasa mereka sudah sampai di halaman Hotel El
Haram.

2. Tekad Berajut Do'a


a. Taman Pantai El Muntazah
Acara makan malam itu berlangsung di sebuah taman yang terletak di garis Pantai El
Muntazah. Sebuah pantai yang terkenal keindahannya di Alexandria. Azzam sama
sekali tidak bisa menikmati acara itu, sebab ia sibuk mempersiapkan ikan bakar
permintaan khusus Bapak Duta Besar, ayah Eliana.
b. Di Taksi
Dua orang itu bergegas ke luar ke jalan lalu meluncur ke hotel dengan taksi. Dalam
perjalanan ke hotel Azzam lebih banyak diam. Ia hanya bicara jika Pak Ali bertanya.
Azzam masih terbayang-bayang oleh wajah ibu dan adik-adiknya.

"Kalau boleh tahu berapa umurmu Mas Khairul?"


"Dua puluh delapan Pak."
c. Di kamar hotel
Sampai di kamar Azzam langsung merebahkan badannya. Ia tinggal menunggu mata
terpejam. Telpon di kamarnya berdering. la sangat tidak menginginkan telpon itu. Ia
paksa- kan untuk bangkit dan mengangkat-nya. Dari Eliana.
d. Di El Muntazah
Sementara di El Muntazah, Eliana tampak gusa gusar dan geram. Berani-beraninya
pemuda itu memutus pembicaraan begitu saja. Dan berani-beraninya ia memandang
sebelah mata terhadap dirinya. Pikirnya. Baru kali ini ia tidak dianggap bahkan
diremehkan oleh seorang pemuda. Yang membuatnya geram kali ini yang
meremehkannya justru orang yang sama sekali tidak diperhitungkannya.

3. Bidadari dari Daaru Quran


a. Di kamar hotel
Azan Subuh berkumandang. Ia bang- kit membuka gorden kamarnya. Jalan utama Kota
Alexandria masih lengang. Hanya satu dua mobil yang berjalan. Kabut tipis tampak
rata menyelimuti gedung gedung. Kaca jendela sedikit mengembun. Udara di luar
berarti dingin. Alexandria memang sedang memasuki peralihan musim.
b. Di Masjid
Sampai di masjid ia mendapati Pak Ali yang sedang sujud di shaf depan. Azzam shalat
Tahiyatul Masjid. Lalu shalat Qabliyah Subuh. Sambil menunggu imam berdiri di
mihrab- nya ia mengulang-ulang doa Nabi Yunus.
c. Di Pantai Cleopatra
Sambil menyenandungkan zikir pagi Azzam berjalan di atas pasir yang lembut. Ia berjalan
di samping Pak Ali. Hari masih sangat pagi. Pantai Cleopatra masih sepi. Udara ber-
kabut tipis. Desau angin laut yang berhembus terasa membelai dengan lembut relung-
relung jiwa. Kedamaian yang nyaris sempurna.

4. Cerita Furqan
a. Di Lobby Hotel
Eliana mondar-mandir di lobby hotel. Ia memperhatikan dengan seksama orang-orang
yang duduk dan lalu lalang di situ. Ia menanti Azzam untuk dilabraknya. Ia hendak
mema- rahinya seperti ia memarahi pembantu-pemban-tunya yang melakukan sesuatu
yang mem-buatnya murka.
b. Di Kedai Tha'miyah
Mereka berdua berdua mempercepat langkah. Sampai di kedai yang dituju, mereka
memesan empat tha'miyah bil baidh untuk dimakan di situ dan dua habasy takanat,
untuk dibungkus.
c. Di Toko Buku El Manshiya
Di sebuah toko buku di El Manshiya, Azzam bertemu dengan Furqan.

5. Meminang
a. Di mobil
Azzam duduk di samping Romi. Pak Ali mengendarai BMW bersama Pak Dubes dan
teman Pak Dubes. Mobil mewah satunya dikendarai oleh Atase Pendidikan dan Atase
Perdagangan. Yang lainnya ikut dalam bus yang tak kalah nyaman.
b. Di Rumah (Hay El Asher)
Tepat menjelang Maghrib ia sampai di rumah. Teman satu rumahnya menyambutnya
dengan pe- nuh kerinduan. Ia minta mereka untuk membuka kardus berisi oleh-
olehnya. Isinya kurma isi kacang. Buah Zaitun. Kacang Arab berwarna hijau. Dan
Makaronah untuk dimasak. Tak ada yang istimewa Sernua adalah makanan Mesir yang
sebenarnya ada di Cairo. Namun mereka tetap menyambut oleh-oleh itu dengan penuh
antusias dan gembira.
c. Di Masjid Ridhwan
Ia shalat Maghrib di Masjid Ridhwan. Tujuannya setelah itu hanya satu, yaitu ke rumah
Ustadz Saiful Mujab, untuk melamar Anna Althafun- nisa. Ia sampai ke masjid itu saat
imam sudah rakaat kedua. Ia bahagia melihat Ustadz Mujab ada. Di shaf kedua. Ia
takbir di shaf ketiga. Selesai shalat ia bertemu dengan Ustadz Mujab. Dan Ustadz
Mujab tersenyum gembira berjumpa dengannya.
d. Di Kamar Rumah
Sampai di rumah ia langsung ke kamarnya untuk isti- rahat. Diatas meja masih tergeletak
surat dari Husna, adiknya di Indonesia yang mengabarkan bahwa si kecil Sarah perlu
operasi amandel. Dan perlu biaya seragam pondok pesantren. Ia langsung teringat akan
tanggung jawabnya sebagai kakak tertua.

6. Lagu-Lagu Cinta
a. Di kamar rumah
Azzam turun dari tempat tidurnya dan beranjak ka pintu kamarnya. Di depan pintu
kamarnya berdiri seorang pemuda berkaca mata.
b. Di ruang tamu
Sementara Hafez keluar dari kamamya dengan membawa mushaf. Ia mengikuti saran
Azzam. Di ruang tamu ia memba- ca Al-Quran dengan suara pelan. Ia sama sekali
tidak bisa berkonsentrasi menghayati dan mentadabburi apa yang diba- canya.
Pikirannya tetap saja tertuju pada Cut Mala.
c. Di Trotoar
"Sebaiknya kita berbincang-bincang di luar sana sambil berjalan-jalan dan menghirup
udara pagi" kata Azzam pada Hafez. Hafez mengangguk. Keduanya keluar
meninggalkan masjid dan berjalan menelusuri trotoar ke arah Mahatta Gami'. "Kau
bilang kau akan konsentrasi pada studimu Fez. Apa kau lupa dengan itu?" Kata Azzam
seraya menghentikan langkahnya. Hafez juga menghentikan langkahnya.
d. Di Taman Kota (Nashr City)
Cut Mala dan Tiara sudah sampai di gerbang Hadiqah. Gerbang baru saja dibuka.
Beberapa orang Mesir masuk. Mereka berpakaian olah raga. Dua gadis Aceh itu
masuk. Tiara mengajaknya duduk di sebuah bangku panjang. Langit tampak cerah.
Burung burung beterbangan dari pohon ke pohon. Dari arah timur, di antara gedung-
gedung bertingkat muncul cahaya kemerahan yang perlahan menjadi kekuning-
kuningan. Matahari muncul seolah tersenyum pada bumi.
• ISOTOP WAKTU
• Sore hari
Di matanya, Kota Alexandria sore itu tampak begitu memesona. Cahaya mataharinya
yang kuning keemasan seolah menyepuh atap-atap rumah, gedung-gedung, menara-
menara, dan kendaraan-kendaraan yang lalu lalang di jalan. Semburat cahaya kuning
yang terpantul dari riak gelombang di pantai menciptakan aura ketenangan dan
kedamaian.
• Musim semi
Sesungguhnya bukan semata-mata cuaca dan suasana menjelang musim semi yang
membuat Alexandria senja itu begitu memesona.
• Malam hari
Malam mulai membentangkan jubah hitamnya. Lampulampu jalan berpendaran.
Alexandria memperlihatkan sihirnya yang lain. Sihir malamnya yang tak kalah indahnya.
Kelapkelip lampu kota yang mendapat julukan "Sang Pengantin Laut Mediterania" itu
bagai tebaran intan berlian.
• Setelah sholat Magrib
"Kita diminta ke depan. Kebetulan Pak Ali sudah ada di mobil. Memang tadi saya berpesan
akan pergi setelah shalat Maghrib. Ayo kita berangkat!"
• Subuh
Azzam bangun dua puluh menit sebelum azan Subuh berkumandang. Ia masih punya
kesempatan buang hajat dan sikat gigi. Setelah itu ia mengambil air wudhu.
• Musim dingin
Peralihan dari musim dingin ke musim semi. Sisa-sisa musim dingin masih terasa. Saat
Subuh tiba udara masih Habiburrahman El Shirazy 34 Ilyas Mak’s eBooks Collection
menyengatkan hawa dinginnya.
• Pagi hari
Pagi itu suasa hotel sudah terasa sangat panas bagi Eliana. Ia menanyakan keberadaan Azzam
kepada semua orang Indonesia. Para mahasiswa, rombongan Penari Saman, para staf
KBRI, bahkan ayahnya sendiri. Semua menjawab tidak tahu pasti.
• Siang hari
Siang itu sebelum jam dua belas, semua orang dalam rombongan "Pekan Promosi Wisata
dan Budaya Indonesia di Alexandria" sudah keluar dari hotel. Tepat jam setengah satu
mereka sudah bergerak meninggalkan Alexandria menuju Cairo. Rombongan yang
terdiri atas empat puluh lima orang itu meluncur ke Cairo dengan dua mobil mewah
KBRI, satu bus dan satu mobil barang.
• Menjelang Magrib
Sampai di Cairo. Azzam langsung meluncur pulang kerumahnya di Hay El Asher. Tepat
menjelang Maghrib ia sampai di rumah.
• Fajar
Di ufuk timur, langit menyemburatkan warna merah. Fajar perlahan menyingsing. Sebuah
menara mengumandangkan azan. Disusul menara kedua.
• Sebelum ashar
Setelah itu istirahat sebentar. Satu jam sebelum Ashar, bangun untuk mulai membaca isi
tesisnya. Untuk seterusnya konsentrasi memperdalam isi tesisnya yang siap diujikan
dalam sidang terbuka tiga hari lagi.
• Setelah sholat zuhur
Usai shalat Zuhur di masjid Al Azhar, Azzam melangkahkan kakinya menuju kampus
Fakultas Ushuluddin, Al Azhar University. Ia keluar masjid lewat pintu utara. Menyusuri
trotoarAl Azhar Street yang melintas tepat di utara masjid.
• Senja
Matahari semakin kekuning-kuningan. Senja menunjukkan tanda-tanda segera datang. Bus-
bus penuh dengan orang kelelahan.
• Jam tujuh malam hari
"Sekarang, sudah jam tujuh lebih lima, tapi Wan Aina dan Sholihati belum pulang. Apa tidak
terlalu malam jika kita keluar setelah mereka pulang?"
• Setengah sebelas malam
Ia melihat jam tangannya. Sudah setengah sebelas malam. Ia istirahat sebentar, berjalan ke
balkon melihat ke jalan raya yang tampak sepi. Tapi kedai kopi di sam-ping jalan masih
buka dan ramai.Beberapa orang duduk menghisap shisha. Yang lain main kartu. Satu
orang terli-hat duduk asyik menonton televisi yang sedang memutar film hitam putih
yang dibintangi Fatin Hamama, bintang film legendaris Mesir.
• Malam hari tujuh tahun lalu di Aceh
Kejadian saat itu langsung mengingatkannya pada kejadian tujuh tahun silam di Aceh, saat
rumahnya didatangi tentara berseragam tengah malam. Mereka menuduh ayahnya
sebagai anggota gerakan pengacau keamanan yang dianggap paling menyengsarakan
rakyat Aceh dan dianggap membaha-yakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Jam enam pagi
Matahari pagi mulai menyinari bumi Kinanah. Sinarnya hangat, sehangat celoteh anak-anak
Mesir yang keluar dari rumahnya untuk berangkat ke sekolah. Di rumah Azzam suasana
tegang belum hilang. Fadhil belum juga sadar sampai jam enam pagi.
• Magrib samapai isya
Maghrib sampai Isya, Azzam tidak pulang. Ia belajar tartil Al Quran pada Imam Adil
Ramadhan.

4. STRUKTUR FUNGSIONAL

Novel "Ketika Cinta Bertasbih 2" memiliki struktur fungsional yang melibatkan beberapa elemen
khas dalam sebuah karya sastra. Berikut adalah rincian struktur fungsionalnya:

1. Pendahuluan:
- Pengantar: Gambaran umum tentang latar belakang cerita dan pengenalan tokoh utama.
- Latar Belakang: Konteks historis atau budaya yang membentuk setting cerita.

2. Pengenalan Tokoh:
- Tokoh Utama: Pemaparan karakter utama, dalam hal ini, kemungkinan besar adalah Fahri bin
Abdillah.
- Tokoh Pendukung: Pengenalan karakter-karakter lain yang berperan penting dalam cerita.

3. Konflik Awal:
- Peristiwa Penting: Penyajian peristiwa atau situasi awal yang memicu konflik.
- Konflik Internal/Eksternal: Pengembangan konflik baik di dalam diri tokoh utama maupun
dari luar.

4. Pertengahan Cerita:
- Pengembangan Karakter: Perubahan atau perkembangan karakter utama dalam menghadapi
konflik.
- Penambahan Konflik: Munculnya konflik tambahan atau peristiwa yang memperumit plot.

5. Klimaks:
- Titik Puncak Konflik: Saat-saat kritis di mana konflik mencapai puncaknya.
- Keputusan Penting: Tokoh membuat keputusan yang akan memengaruhi arah cerita.

6. Penyelesaian:
- Penyelesaian Konflik: Pengungkapan atau penyelesaian dari konflik yang dihadapi.
- Resolusi Karakter: Nasib akhir tokoh-tokoh utama dan pendukung.

7. Epilog:
- Pembungkus Cerita: Gambaran singkat atau refleksi terhadap peristiwa-peristiwa setelah
klimaks.
- Pesan atau Moral: Pesan atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita.

8. Penutup:
- Kesimpulan: Penutupan yang membulatkan keseluruhan cerita.
- Panggilan untuk Bertindak: Mungkin ada himbauan untuk pembaca untuk merenung atau
bertindak.

Anda mungkin juga menyukai