Anda di halaman 1dari 17

PROFIL RISIKO

PUSKESMAS KLAKAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG


DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN
PENDUDUK, DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS KLAKAH
Jalan Gunung Ringgit No. 58 No. Telp. (0334) 441118
Email: puskesmasklakah@gmail.com
KLAKAH - 67356
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penyusunan Profil Risiko
Puskesmas Klakah Kabupaten Lumajang tahun 2023 dapat terselesaikan.
Keberadaan Laporan ini bagi Puskesmas sangat penting karena dapat memberikan
panduan terhadap seluruh gerak langkah yang terkait dengan Sistem Manajemen
Risiko dalam perbaikan dan pelaksanaan peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas
Klakah.
Harapan kami Laporan ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja oleh
seluruh penanggung jawab dan unit/program serta pelaksana terkait di lingkungan
kerja Puskesmas Klakah.

L
u
m
a
j
a
n
g
,

J
a
n
u
a
r
i

2
0
2
3

T
I
M

M
A
N
A
J
E
M
E
N

R
I
S
I
K
O
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ 1

Daftar Isi...........................................................................................................................2

Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 3

1.2 Tujuan........................................................................4
Bab II : Profil Risiko Puskesmas..................................................................................... 5
Bab III : Rencana Tindak Lanjut.....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan setiap kegiatan Puskesmas dapat menimbulkan risiko terhadap


pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas, dan lingkungan. Risiko tersebut
perlu dikelola oleh penanggung jawab dan pelaksana untuk mengupayakan langkah
pencegahan dan/atau meminimalisasi risiko sehingga tidak menimbulkan akibat
negatif atau kerugian. Program manajemen Manajemen risiko merupakan pendekatan
proaktif yang komponen pentingnya meliputi:
1. Proses identifikasi risiko;
2. Integrasi risiko meliputi risiko klinis yang
berhubungan dengan keselaman pasien dan
risiko non klinis meliputi risiko terkait
manajemen fasilitas keselamatan (MFK), risiko
PPI yang tidak berdampak pada pasien, risiko
keuangan, risiko kepatuhan, risiko reputasional
dan risiko strategis;
3. Pelaporan proses manajemen risiko setiap
enam bulan; dan
4. Pengelolaan terkait terkait tuntutan (klaim).

Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif


terhadap pencapaian sasaran organisasi. Sedangkan manajemen risiko adalah
proses yang proaktif dan kontinu meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian,
informasi komunikasi, pemantauan, dan pelaporan Risiko, termasuk berbagai strategi
yang dijalankan untuk mengelola Risiko dan potensinya.
Identifikasi Risiko sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 25 tahun 2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi Di Lingkungan Kementerian Kesehatan Pasal 13 ayat (3) huruf a
dilakukan dengan mengidentifikasi Risiko instansi dan/atau Risiko kegiatan.
Identifikasi risiko yang dapat terjadi didokumentasikan dalam register risiko.
Kategori risiko di Puskesmas meliputi risiko klinis yang berhubungan dengan
keselamatan pasien dan risiko non klinis meliputi risiko terkait manajemen fasilitas
keselamatan (MFK), risiko PPI yang tidak berdampak pada pasien, risiko keuangan,
risiko kepatuhan, risiko reputasional dan risiko strategis pada KMP, pelayanan UKM,
serta UKP, laboratorium, dan kefarmasian.
Register risiko harus dibuat sebagai dasar penyusunan program manajemen
risiko dan untuk membantu petugas Puskesmas mengenal dan mewaspadai
kemungkinan
risiko dan akibatnya sehingga dapat melakukan pelindungan terhadap sasaran
program, pasien, keluarga, masyarakat, petugas, lingkungan, dan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Analisis Risiko dilakukan dengan menilai risiko dari sisi tingkat risiko. Sedangkan
Tingkat Risiko ditentukan berdasarkan tingkat dampak Risiko dan kemungkinan
terjadinya Risiko. Puskesmas menyusun profil risiko dan melakukan penanganan
risiko sebagai tahapan setelah pembuatan register risiko. Selanjutnya dilakukan
pemantauan dan penyampaian laporan manajemen risiko setiap enam bulan kepada
Kepala Puskesmas.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengantisipasi dan menangani segala bentuk Risiko secara efektif dan
efisien
1.2.2 Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi;
1.2.3 Memberikan dasar pada setiap
pengambilan keputusan dan perencanaan
1.2.4 Meningkatkan pencapaian tujuan dan
peningkatan kinerja
BAB II
PROFIL RISIKO

Proses manajemen risiko meliputi 5 kegiatan, yaitu :

1. Komunikasi dan konsultasi


2. Penetapan konteks
3. Penilaian risiko
4. Perlakuan risiko
5. Monitoring dan review

Komunikasi risiko dapat diartikan sebagai proses interaktif dalam hal tukar
menukar informasi dan pendapat yang mencakup multi pesan mengenai risiko dan
pengelolaannya. Bentuk komunikasi dapat berupa rapat berkala, rapat insidentil,
seminar/sosialisasi/workshop, dan forum pengelola risiko.
Penetapan konteks mendefinisikan parameter eksternal dan internal untuk
diperhitungkan ketika mengelola risiko, kemudian menetapkan ruang lingkup dan
kriteria risiko untuk prosedur selanjutnya.
Setiap pemilik risiko harus mengidentifikasi sumber risiko, area dampak,
peristiwa, penyebab, dan konsekuensi potensi risiko. Metode identifikasi risiko
dilakukan dengan metode RCA, FMEA, atau metode lainnya.
Analisis risiko memberikan masukan mengambil risiko untuk dilakukan evaluasi
dan keputusan apakah risiko perlu ditangani dan memerlukan strategi risiko dan
metoden penanganan yang tepat. Untuk melaksanakan analisis risiko di lingkungan
kerja dilakukan dengan urutan langkah :
1. Dapatkan data hasil identifikasi risiko
2. Melakukan evaluasi atas kecukupan disain dan penyelenggaraan
sistem pengendalian intern yang sudah ada
3. Mengukur tingkat probabilitas terjadinya risiko
4. Mengukur besaran dampak jika terjadi risiko
5. Menghitung level/tingkat risiko, yaitu hasil
perkalian probabilitas dan dampak
6. Membuat peringkat risiko untuk menentukan apakah risiko tersebut termasuk
risiko sangat rendah, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi.
7. Mengisi langkah nomor 1-6 diatas ke dalam
formulir analisis risiko
Dari risiko-risiko tersebut diatas, dibuat peta / profil risiko

Kategori risiko sangat penting dalam menjamin identifikasi risiko yang


komprehensif dan pengikhtisaran atau pelaporan risiko. Kategori risiko disusun sesuai
dengan kondisi lingkungan organisasi. Kategori risiko diantaranya :
PROFIL RISIKO PUSKESMAS
KLAKAH TAHUN 2023

CONTRO
N KATEGORI PROBAB SCORIN RANKIN
PERNYATAAN RISIKO AKAR MASALAH DAMPAK L
O RISIKO ILITAS G G
ABILITY
1 2 3 4 5 7 8 9
6
(5X6X7)
1 Risiko Karena petugas belum memahami Petugas belum 4 2 24 9
Kepatuhan
SOP penyuntikkan yang aman dan memahami SOP
cara membuang limbah benda tajam penyuntikkan
dengan baik, mungkin petugas dengan aman dan
3
melakukan recapping dan tidak SOP cara
membuang jarum bekas pakai di membuang limbah
safety box, sehingga petugas dapat benda tajam
tertusuk jarum bekas pakai
2 Risiko Karena petugas belum memahami Petugas belum 4 2 32 8
Kepatuhan
SOP penggunaan dan pelepasan memahami SOP
APD, mungkin petugas dapat penggunaan dan
4
terpapar cairan tubuh pasien, pelepasan APD
sehingga petugas dapat tertular
penyakit
3 Risiko Karena petugas kurang teliti dalam Petugas tidak 4 4 64 2
Kepatuhan
melakukan penulisan resep, mungkin melakukan double 4
petugas tidak melakukan double checking dalam
CONTRO
N KATEGORI PROBAB SCORIN RANKIN
PERNYATAAN RISIKO AKAR MASALAH DAMPAK L
O RISIKO ILITAS G G
ABILITY
check identitas pasien dalam menulis menulis dan
dan memberikan resep, sehingga memberikan resep
dapat terjadi kesalahan pemberian
resep. Dan mungkin karena dokter
tidak menulis identitas pasien sendiri
pada resep, dapat terjadi kesalahan
penulisan identitas pada resep
4 Risiko Karena petugas farmasi tidak 4 4 3 48 4
-Petugas tidak
Kepatuhan
melakukan double check saat
melakukan double
pemberian obat
checking saat
pemberian obat

-Format pengkajian
resep tidak diisi
5 Risiko Karena dokter penerapi tidak -Dokter tidak 4 4 3 48 3
Kepatuhan
memberikan resep yang mudah memberikan resep
dibaca oleh petugas farmasi, yang mudah dibaca
mungkin dapat terjadi kesalahan oleh petugas
membaca resep, sehingga pasien farmasi
mendapatkan obat yang salah
CONTRO
N KATEGORI PROBAB SCORIN RANKIN
PERNYATAAN RISIKO AKAR MASALAH DAMPAK L
O RISIKO ILITAS G G
ABILITY
6  Risiko Karena obat terlalu lama ditimbun di -Petugas tidak 4 4 2 32 7
Kepatuhan
gudang, mungkin petugas tidak menjalankan SOP
 Risiko melakukan pemeriksaan masa Penanganan obat
Keuangan
kadaluwarsa obat secara berkala di kadaluarsa dengan
 Risiko gudang dan di ruang pelayanan benar
Operasional
farmasi, sehingga dapat terjadi -Obat dropping dari
pemberian obat kadaluwarsa IFK mendekati
masa kadaluwarsa
-Anggaran
puskesmas untuk
-obat kurang/tidak
ada
7 ● Risiko Karena petugas alkes belum - Petugas tidak 4 3 2 24 11
Kepatuhan memahami pentingnya kalibrasi memasukkan uji
alkes, mungkin petugas alkes tidak kalibrasi saat
mengajukan uji kalibrasi pada saat perencanaan
perencanaan, sehingga beberapa pemeliharaan alkes
alkes belum dilakukan kalibrasi.
8 Risiko Karena PJ MFK belum memahami - Petugas tidak 2 3 4 24 10
Kepatuhan
pentingnya memperhatikan melakukan
keselamatan pasien dalam proses pemeliharaan
pelayanan, sehingga beberapa sarana prasana
sarana prasarana tidak dilakukan untuk keselamatan
pasien
CONTRO
N KATEGORI PROBAB SCORIN RANKIN
PERNYATAAN RISIKO AKAR MASALAH DAMPAK L
O RISIKO ILITAS G G
ABILITY
pemeliharaan..
9 Risiko Karena Petugas belum memahami - Petugas tidak 4 2 2 16 15
Kepatuhan
pentingnya kelengkapan berkas menyimpan berkas
kepegawaian sehingga berkas kepegawaian pada
kepegawaian yang sifatnya penting tempatnya
sring hilang atau tercecer.

1 Risiko Karena dalam pelayanan rekam - Petugas tidak 4 3 2 24 12


2 Kepatuhan
medis diperlukan kecepatan, menjalankan SOP
ketapatan dan ketelitian, mungkin Pengambilan dan
saja petugas tidak melakukan SOP Pengembalian RM
Pengambilan dan Pengembalian dengan benar
rekam medis dengan benar, sehingga
rekam medis sering tercecer dan
hilang.
1 Risiko Karena dalam pelayanan rujukan 2 4 2 16 14
3 - Petugas belum
Kebijakan
harus mematuhi aturabn BPJS yang
menginformasikan
berlaku, mungkin saja petugas belum
tentang aturan
menginformasikan informasi tentang rujukan berjenjang
rujukan berjenjang kepada pasien,
sehingga pasien salah paham, dan
tidak puas dengan pelayanan
CONTRO
N KATEGORI PROBAB SCORIN RANKIN
PERNYATAAN RISIKO AKAR MASALAH DAMPAK L
O RISIKO ILITAS G G
ABILITY
1 Risiko Karena dalam pelayanan tindakan/ 3 4 2 24 13
4 - Petugas tidak
Kepatuhan pembedahan memerlukan
persetujuan dan pelaksanaan sesuai patuh dalam
prosedur, mungkin saja petugas tidak
pengisian informed
menulis/mendokumentaikan apa
yang telah dilakukan, sehingga rekam consent, dan
medis tidak lengkap, informed laporan tindakan
consent tidak diisi atau bahkan
kesalahan dalam tindakan karena operasi
tidak melakukan double check.
BAB III
RENCANA TINDAK LANJUT

Dari table profil risiko yang telah dibuat, didapatkan prioritas risiko berdasarkan
ranking, yaitu :
1. Pemahaman petugas untuk double checking saat penulisan resep
2. Penulisan resep oleh dokter yang mudah dibaca oleh petugas farmasi
3. Pemahaman petugas untuk double checking saat pemberian obat
4. Puskesmas belum menyediakan sputum booth
5. Penambahan jaringan LAN di setiap ruang pelayanan
6. Pemahaman petugas terhadap SOP penyimpanan obat, pengelolaan obat
yang telah didapatkan dari IFK serta anggaran pembelanjaan obat
7. Pemahaman petugas terhadap SOP penggunaan APD dengan benar
8. Pemahaman petugas terhadap SOP penyuntikan yang aman serta SOP
pembuangan limbah benda tajam
9. Pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
10. Pengajuan Uji Kalibrasi untuk Alkes
11. Pemahaman petugas terhadap SOP Pengambilan, pengembalian, dan tracer
rekam medis
12. Kepatuhan Petugas dalam menerapkan SOP Informed consent dan
pengisian laporan tindakan pembedahan
13. Pemahaman petugas tentang pelayanan rujukan berjenjang
14. Kepatuhan petugas dalam menyimpan berkas kepegawaian

Setelah prioritas risiko disusun, maka diperlukan upaya-upaya mitigasi,


diantara
nya :

N IDENTIFIKASI RISIKO UPAYA MITIGASI PENANGGUN


O G JAWAB

1. Pemahaman petugas Motivasi petugas bekerja PJ UKPP


untuk double checking sesuai SOP
saat penulisan resep Perubahan SOP Pengkajian
Awal Klinis untuk pencegahan
insiden
2 Penulisan resep oleh Motivasi petugas untuk PJ UKPP
dokter yang mudah dibaca bekerja dengan
oleh petugas farmasi memperhatikan keselamatan
pasien
3 Pemahaman petugas Motivasi petugas farmasi PJ UKPP
untuk double checking untuk tertib dalam melakukan
saat pemberian obat ceklist pengkajian resep
4 Puskesmas belum Pengadaan Sputum Booth PJ MFK
menyediakan sputum
booth
N IDENTIFIKASI RISIKO UPAYA MITIGASI PENANGGUN
O G JAWAB

5 Gangguan Koneksi di Penambahan jaringan LAN di PJ MFK


Ruang Pelayanan setiap ruang pelayanan
6 Pemahaman petugas Motivasi petugas bekerja sesui PJ UKPP
terhadap SOP SOP
penyimpanan obat,
pengelolaan obat yang
telah didapatkan dari IFK
serta anggaran
pembelanjaan obat
7 Pemahaman petugas Evaluasi penggunaan APD PJ PPI
terhadap SOP petugas
penggunaan APD dengan
benar
8 Pemahaman petugas Sosialisasi SOP Penyuntikan PJ Mutu
terhadap SOP yang aman dan pembuangan
penyuntikan yang aman limbah benda tajam
serta SOP pembuangan
limbah benda tajam
9 Pemeliharaan sarana Dilakukan pemeliharaan PJ MFK
dan prasarana sarana prasarana, diutamakan
pelayanan kesehatan yang merupakan potensi
insiden/
10 Pengajuan Uji Kalibrasi Pengajuan ujI kalibrasi akes PJ MFK
untuk Alkes
11 Pemahaman petugas Sosialisasi kembali SOP PJ UKPP
terhadap SOP Pengambilan, pengembalian,
Pengambilan, dan tracer rekam medis
pengembalian, dan tracer
rekam medis
12 Kepatuhan Petugas dalam Form penandaan, PJ UKPP
menerapkan SOP pembedahan dan monitoring
Informed consent dan dibuat sistematis untuk
pengisian laporan mempermudah petugas
tindakan pembedahan Motivasi petugas untuk selalu
mengisi informed consent saat
melakukan tindakan invasive
atau menggunakan anestesi.
13 Pemahaman petugas Motivasi petugas untuk selalu PJ UKPP
tentang pelayanan rujukan informatif kepada pasien
berjenjang terkait pelayanan.
Layanan rujukan
diinformasikan melalui media
cetak di ruang pelayanaN
14 Kepatuhan petugas dalam Motivasi petugas untuk selalu PJ ADMEN
menyimpan berkas memperhatikan kelengkapan
kepegawaian berkas pribadi

Anda mungkin juga menyukai