Anda di halaman 1dari 3

(Era Bimbingan dan Era Konseling)The Guidance Era and The Counseling Era

Pada abad 20, gerakan yang sangat berbeda memegang peranan. Muncullah gerakan guidance yang
memfokuskan pada mengajar anak- anak dan orang dewasa muda tentang dirinya sendiri, orang lain,
dan dunia kerja. Tidak ada kronologi yang kaku tentang kapan munculnya konseling sebagai profesi.
Pada awalnya, orang-orang yang dianggap berpengaruh dalam gerakan guidance ini adalah Jesse B.
Davis, Frank Parsons, dan Clifford Beers. Davis adalah orang pertama yang membuat program guidance
yang tersistematisasi di sekolah-sekolah. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter dan mencegah
masalah. Frank Parsons sering disebut sebagai Father of Guidance, yang dikerjakan oleh Parsons serupa
dengan yangdilakukan oleh Davis, yaitu memfokuskan pada pertumbuhan dan prevensi. Parsons banyak
bekerja dengan orang-orang muda yang sedang ada dalam proses untuk membuat keputusan tentang
karir mereka. Parsons berpendapat, bahwa agar dapat memilih pekerjaan yang tepat, seseorang harus
memiliki pengetahuan tentang kerja, tentang dirinya sendiri, dan kemudian memadukannya. Clifford
Beers adalah mahasiswa Universitas Yale yang dirawat beberapa kali di rumah sakit karena gangguan
kejiwaan. Ia mendapatkan kondisi yang sangat mengenaskan di institusi ini dan mengungkapkannya
dalam sebuah buku yang sangat popular, yaitu A Mind That Found Itself yang terbit pada tahun 1908.
Beersmenyerukan perlunya fasilitas kesehatan jiwa yang lebih baik dan memperbaiki pengobatan untuk
mereka yang sakit jiwa. Hal ini merupakan awal dari gerakan mental health di Amerika Serikat.

Selanjutnya, kejadian yang penting adalah terbentuknya National Vocational Guidance Association
(NVGA) pada tahun 1931 dan menerbitkan bulletin pada tahun 1915. Terbentuknya NVGA ini menjadi
momen penting karena merupakan suatu asosiasi dan menerbitkan literature, sehingga para
professional dapat mengidentifikasikan diri, dan menyatukan gerakan guidance untuk pertama kalinya.

Perang Dunia I turut mengandung peristiwa penting lannya. U. S. Army menginginkan dikembangkannya
berbagai macam instrumenpsikologi untuk menyaring personelnya. Beberapa instrumen yang
dikembangkan tersebut selanjutnya digunakan di kalangan sipil setelah perang dan gerakan psikometri
jadi populer. Sekitar pertengahan tahun 1920, dilakukan sertifikasi konselor, gerakan guidance
mendapat pengakuan.

Pada tahun 1930-an, E. G. Williamson dan kawan-kawan mengembangkan teori konseling yang pertama.
Pendekatannya lebih bersifat directive, counselor-centered, pendekatan ini mendominasi konseling
untuk dua dekade berikutnya. Kalau awalnya lebih terpusat pada vocational guidance, maka pada masa
ini konseling menjadi meluas ke sekolah- sekolah. John Brewer mengatakan bahwa setiap guru harus
menjadi konselor dan bahwa guidance harus dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.

Pada era 1940-an, terdapat beberapa kejadian yang menyebabkan perubahan radikal dalam praktik
konseling. Yang pertama adalah teori Carl Rogers, kemudian Perang Dunia II, dan keterlibatan
pemerintah dalam konseling setelah perang. Buku Carl Rogers yang terbit pada tahun 1942, Counseling
and Psychotherapy, mengajukan pendekatan yang disebut sebagai nondirective, yang sangat
bertentangan dengan pendekatan Williamson dan psikoanalisis Freud. Rogers menempatkan tanggung
jawab partumbuhan seseorang di dalam diri orang itu sendiri. Pendapat Rogers ini banyak diterima,
tetapi banyak pula mendapat tentangan. Peran konselor adalah nonjudgemental, accepting, dan
menjadi cermin yang merefleksikan manifestasi aspek verbal dan emosional yang disampaikan oleh
klien. Dengan Rogers ada penekanan baru pada teknik dan metode konseling. Rogers memiliki pengaruh
besar dalam konseling dan psikologi, dan merupakan figur sentral dalam keduanya.

Dalam Perang Dunia II, pemerintah Amerika memerlukan konselor dan psikolog untuk membantu
menyeleksi dan melatih spesialisspesialis bidang militer dan industry. Banyak wanita yang bekerja di luar
rumah selama perang, hal ini juga membawa perubahan persepsi tentang kerja. Sesudah PD II, terdapat
perubahanperubahan sosial dan ekonomi serta perkembangan yang cepat dalam masyarakat. Timbul
masalah-masalah penyesuaian pribadi dan karir para veteran perang. Pemerintah Amerika juga
menyediakan dana melalui GI Bill/rights, yang memberi keuntungan pada para veteran perang. Mereka
menjadi mahasiswa, tetapi mereka adalah tipe mahasiswa baru yang lain daripada mahasiswa yang
biasa. Selain itu terjadi peningkatan permintaan untuk pelayanan psikologis yang membutuhkan jenis
terapis baru daripada yang selama ini ada. American Psychological Association (APA) tumbuh dalam
status, ukuran, dan pengaruh. Jika selama ini konseling hanya dilihat sebagai suatu teknik yang tidak
terlalu mementingkan keilmiahannya, maka sekarang dianggap perlu untuk memberi basis ilmiah untuk
praktik professional. Konseling menjadi suatu profesi yang berbasis ilmiah dan memiliki teori-teori yang
mendasari pelaksanaannya.

Pada tahun 1952, APA membuat Divisi 17: Divisi Counseling Psychology. Divisi ini membedakan dirinya
dengan psikologi klinis. Mengatakan bahwa psikologi konseling lebih memfokuskan pada pertumbuhan
dan perkembangan manusia yang normal dibandingkan dengan psikologi klinis, dan psikologi konseling
dalam pendekatannya lebih banyak dipengaruhi oleh konseling vokasional dan psikoterapi humanistik.

Lisensi dan Regulasi Konseling

Usaha untuk menstandarisasi training konselor dan meregulasi praktek klinisi dimulai tahun 1973, ketika
The Association for Counselor Educattion and Supervision (ACES) mengembangkan dasar pengetahuan
sebagai pondasi untuk mengusahakan lisensi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai