Anda di halaman 1dari 3

KONSELING KELUARGA DI AMERIKA

Konseling mulai berkembang pada awal tahun 1900, ketika terjadi reformasi sosial dan
pendidikan dilakukan karena kondisi masyarakat yang ‘sakit’ pada saat itu. Pada akhir
abad 19 terjadi gerakan reformasi sosial di Amerika. Dalam gerakan ini, para aktifis
sosial memprotes dan menuntut agar pemerintah memperlakukan masyarakat secara lebih
manusiawi, baik itu para imigran, kaum miskin, para penganggur, juga orang yang
terganggu secara mental. Para pionir dalam konseling (yang selanjutnya disebut
‘guidance’) ini kebanyakan para guru dan inovator. Mereka memfokuskan mengajar
kepada anak-anak dan remaja. Tujuannya adalah membantu anggota masyarakat agar
lebih peka dan menghargai diri mereka sendiri, orang lain, dunia kerja, dan kehidupan
berwarga negara. Pada awalnya mereka terlibat terutama dalam kesejahteraan anak-anak,
bimbingan vokasional, pengajaran di sekolah, dan pembaharuan hukum. Mereka bekerja
memberikan informasi khusus dan pelajaran-pelajaran seperti pengajaran moral yang
baik dan yang benar. Mereka mengkonsentrasikan usaha-usahanya pada pengembangan
hubungan-hubungan intra dan interpersonal. (Nugent, 1994, dan Gladding, 2000). Jane
Addams dan Dorothea Dix adalah contoh orang-orang yang termasuk dalam pergerakan
tersebut meskipun bukan para konselor.1
Tiga orang pionir yang sangat berjasa dalam membangun arah konseling adalah: Frank
Parson, Jesse Davis, dan Clifford Beers. Mereka telah mempengaruhi orang-orang
Amerika dan membuat dampak yang bersifat global. Kontribusi mereka adalah dalam
area pembuatan keputusan karir, bimbingan pendidikan dan kesehatan mental. Frank
Parson adalah orang yang memfokuskan diri pada kepentingan konseling dan
pengembangan karir para calon penerbang. Jesse Davis, menekankan pelayanan
kepentingan bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah sebagai suatu ukuran yang
mendukung pembentukan kewarganegaraan yang baik. Clifford Beers, mulai
mereformasi pergerakan kesehatan mental terutama yang bersifat preventif, seperti
bagaimana memperlakukan individu yang mengalami gangguan emosional. Ketiganya
telah memantapkan pertumbuhan konseling. Gagasan-gagasan dan aktifitas-aktifitas
mereka dalam tiga bidang keahlian profesional seperti telah disebutkan tadi menjadi akar
pemunculan cabang fondasai-fondasi konseling.2
Dalam dunia barat, konseling berkembang pada awal permulaan abad ke-20 di Eropa
yang menganut aliran praktisi tanpa memikirkan aspek teoritisnya dan berkembang pesat
pada tahun 60-an di Amerika Serikat, yang menganut aliran teoritis, seperti aliran
Psikologi. Pada tahun 1919 yakni setelah perang dunia I, Magnus Hirscfeld mendirikan
klinik pertamanya untuk memberi informasi dan nasehat tentang masalah seks di Berlin
Institute For Sexual Science. Pusat informasi dan advis yang didirikan di Berlin pada
tahun 1924, dan sekitar tahun 1932 masyarakat beranggapan bahwa masalah-masalah
perkawinan dan keluarga sebaiknya dibantu oleh tenaga-tenaga profesional yang telah

1
Nurul Wardhani, S.Psi., M.Pd., “Kajian Historis Mengenai Konseling Di Dunia”, (Jatinagor,2008),1
http://pustaka.unpad.ac.id/wp- content/uploads/2009/12/kajian_historis_mengenai_konseling_di_dunia.pdf
2
Nurul Wardhani., “Kajian Historis Mengenai Konseling Di Dunia”, 2
dilatih menangani masalah-masalah tersebut. 3 dan pusat informasi dan advis yang sama
juga didirikan di Vienna pada tahun 1922 oleh Karl Kautsky.4
Pada tahun 1957 dalam sidang tahunan American Orthopsychiatric Assiociation (AOA)
oleh Bowen dicatat sebagai munculnya family Theraphy tingkat nasional, dimana pada
bulan Mei 1957 terjadi rapat seksi tentang keluarga pada bidang AOA yang dapat dicatat,
yaitu munculnya kesadaran diantara pelopor untuk gerakan family theraphy dan
munculnya karir praktik keluarga pada terapis-terapis yang kurang berpengalaman.5
Istilah family counseling (konseling keluarga) sama dengan family therapy, sebab pada
masa perkembangan selanjutnya konseling keluarga lebih digarap oleh para terapis
dibidang psikiatri. Dan dalam dekade 60-an muncul pengujian ide-ide dalam literatur dan
perkembangan family theraphy secara nasional. Kemudian pada tahun 1981 Ackerman
mendirikan “Family Proses” yang merupakan jurnal pertama yang berisi teori tentang
family therapy dan juga tentang terapi serta risetnya.6
Penanganan terhadap keluarga sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu
anggota keluarga mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang berguna bagi
keluarga dan bangsanya. Oleh sebab itu penanganan konseling keluarga menuntut
pengalaman profesiaonal dan wawasan nilai-nilai sosial-budaya bangsa. Konseling
keluarga di Amerika Serikat dapat berjalan dengan baik karena kondisi sosial budaya dan
pendidikan masyarakat relatif baik. 7
Peristilahan konseling keluarga sudah dikenal sejak tahun 1930. Hal ini dibuktikan
dengan dibangunnya sebuah pusat bantuan pernikahan dan keluarga yang pertama di
Amerika (Gibson dan Mitchell, 2011:178). Cikal bakal pusat bantuan ini selalu
mengalami perkembangan secara bertahap dan sesuai dengan perjalanan waktu,
keberadaan pusat ini mendapatkan pengakuan dan kebutuhan dari berbagai masyarakat.
Sepanjang sejarah perjalanan konseling keluarga, konseling ini mengalami pertumbuhan
yang sangat cepat pada tahun 1970an sampai 1980an. Diantara kedua tahun ini telah
terjadi dramatisir dalam sepanjang perjalanan konseling keluarga sehingga pada tahun ini
konsleing keluarga banyak mendapat perubahan-perubahan yang sangat mendasar
(Gladding, 2012:436). Lebih rinci ditambahkan oleh Michael dan Richard (2001:7)
bahwa masa keemasan konseling keluarga terjadi pada tahun 1975 hingga 1985.
Menurut Syofyan S. Willis (2009:24) pada dasarnya, kegiatan pelaksanaan layanan
konseling keluarga memiliki dua fokus kajian yang jauh berbeda antara satu dengan yang
lainnya, diantaranya yaitu:

3
Sofyan S.Willis, Konseling Keluarga (Familly Counseling), (Bandung: CV. Alfabeta, 2009),24
4
Yurnalis, MA, “Sosialisasi Bimbingan Konseling Keluarga Dalam Aktivitas Pengajian Islam Di Desa
Koto Tinggi Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu”, Menara Riau : Jurnal Kewirausahaan, no.2: 275
https://media.neliti.com/media/publications/220401-sosialisasi-bimbingan-konseling-keluarga.pdf
5
Sofyan S.Willis, Konseling Keluarga, 27
6
Sofyan S.Willis, Konseling Keluarga, 26
7
Sofyan S.Willis, Konseling Keluarga, 84
1. Konseling keluarga sebagai sebuah kajian dalam seting pendidikan. Para praktisi
konseling keluarga yang menaruh perhatian kepada pengembangan pemberian
pemahaman tentang keluarga melalui dinamika pendidikan. Kelompok ini adalah
golongan akademisi yang selalu melakukan upaya-upaya pengembangan kajian
konseling keluarga. Buah dari usaha yang mereka lakukan adalah banyak
perguruan tinggi yang menjadikan konseling keluarga sebagai salah satu
matakuliah wajib bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa bimbingan dan
konseling.
2. Konseling keluarga sebagai praktisi pelaksanaannya di masyarakat luas. Para
praktisi yang cenderung sebagai pelaksana layanan konseling keluarga bagi
masyarakat pada umumnya. Mereka lebih cenderung mengaplikasian segala
teknik dan pendekatan yang ada dalam konsleing keluarga untuk selanjutnya
dipraktekkan. Kelompok ini sebagian besar adalah para dokter, therapis dan lain
sebagainya.
Perkembangan konseling keluarga yang sangat cepat terjadi di kota kelahirannya
Amerika Serikat telah membawa dampak yang sangat besar terhadap seluruh negara-
negara yang ada di dunia, termasuk didalamnya Indonesia. Indonesia yang pada saat itu
dikenal baru merdeka dan sedang melakukan perbaikan dan pengembangan pendidikan
telah berhasil membawa istilah bimbingan dan konseling dan menerapkannya di
Indonesia.8
Tokoh pertama yang membidangi pendidikan kehidupan perkawinan dan keluarga pada
awal sejarah masa lalu adalah Ernest Rutherford Gover (1877 M1948 M). terdapat
perbedaan yang sangat jelas antara konseling kelurga di Amerika Serikat dan Eropa. Hal
ini dapat dilihat di Amerika Serikat konselingnya telah berorientasi teoritis (academic
setting) seperti dengan menganut aliran-aliran psikologi yang sudah terkenal di jagat raya
ini. Sedangkan di Eropa hanya berawal dari praktisi (para dokter terutama dokter
kandungan) tanpa memikirkan aspek teoritisnya.9

8
Ahmad Syarqawi, “Konseling Keluarga: Sebuah Dinamika Dalam Menjalani Kehidupan Berkeluarga Dan
Upaya Penyelesaian Masalah”, Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling, no.2 (2017): 71
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/al-irsyad/article/view/6702
9
Yurnalis, “Sosialisasi Bimbingan Konseling Keluarga”: 275
https://media.neliti.com/media/publications/220401-sosialisasi-bimbingan-konseling-keluarga.pdf

Anda mungkin juga menyukai