Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN RISET PENELITIANA KULIAH KERJA

LAPANGAN (KKL)
INDIVIDU DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN
ILIR TIMUR I KOTA PALEMBANG

“TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF


MENGENAI PERJANJIAN PRA NIKAH BAGI PENGANTIN
DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN ILIR
TIMUR SATU PALEMBANG”

(Diajukan Sebagai Syarat Guna Memenuhi Tugas Akhir KKL)

Disusun Oleh:
Triara Permata Lestari (2010102007)

Dosen Pembimbing Lapangan:


Dra. Hj. Nurmala HAK, M.H.I.
NIP: 195812061985032003

LABORATORIUM TERPADU
PRODI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN FATAH PALEMBANG
2023/2024
PERSETUJUAN PEMBIMBING LAPORAN INDIVIDU

i
PENGESAHAN LAPORAN INDIVIDU KULIAH KERJA LAPANGAN

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur yang sempurna hanyalah milik Allah SWT atas
limpahan rahmatnya sehingga dapat tersusun laporan Kuliah Kerja Lapangan ini,
Sholawat bertangkaikan salam semoga Allah SWT sampaikan kepada baginda kita
yaitu Nabi Muhammad SAW beserta istri, keluarga, sahabat-sahabatnya dan para
pengikutnya sampai akhir zaman Aamiin Allahhumma Aamiin.
Tujuan utama ditulisnya laporan ini agar kita semua mengetahui apa saja
permasalahan yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu
Palembang yang akan dijelaskan di dalam laporan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada Bapak H. Zulfikar Ali Fajri, S.Ag., M.Si. selaku Kepala Kantor
Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu beserta Staff yang telah mendukung
kami atas penyusunan laporan ini.
Laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
kesalahankesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun penjelasan oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan, sehingga di masa yang akan
datang Laporan ini bisa jauh lebih baik dan semoga Laporan ini dapat bermanfaat
untuk para pembaca. Aamiin Allahumma Aamiin

Palembang, 16 Oktober 2023


Penulis,

Triara Permata Lestari


NIM. 2010102007

iii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING LAPORAN INDIVIDU................................ i


PENGESAHAN LAPORAN INDIVIDU KULIAH KERJA LAPANGAN ..... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Pelaksanaan ........................................................................................................... 2
D. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Penelitian........................................................... 2
E. Metode Penelitian.................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................ 4
A. Perjanjian Pra Nikah ............................................................................................ 4
B. Perspektif Hukum Islam Dalam Perjanjian Pra Nikah .................................... 4
C. Perspektif Hukum Positif Mengenai Perjanjian Pra Nikah.............................. 5
BAB III PROFIL LEMBAGA INSTITUSI ........................................................ 6
A. Sejarah Singkat Kantor Urusan Agama Ilir Timur I Kota Palembang ........... 6
B. Profil Kantor Urusan Agama ............................................................................... 7
C. Struktur Keorganisasian ...................................................................................... 9
BAB IV PAPARAN ANALISIS.......................................................................... 12
A. Fungsi & Konteks Hukum Islam & Positif Dalam Perjanjian Pranikah ...... 12
B. Perjanjian Pra Nikah Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif ............... 13
a. Ketentuan Hukum Perjanjian Pra Nikah dalam Hukum Islam............ 13
b. Ketentuan Hukum Perjanjian Pra Nikah dalam Hukum Positif .......... 14
C. Akibat Hukum Apabila Perjanjian Pra Nikah Tidak Terpenuhi
Kesepakatannya Menurut Hukum Islam ......................................................... 15
a. Pemenuhan Kewajiban ............................................................................... 16
b. Gugatan Hukum ......................................................................................... 16
c. Pencabutan Pernikahan .............................................................................. 16
d. Sanksi Hukum atau Sanksi Agama ........................................................... 16
e. Kompensasi Finansial ................................................................................. 16

iv
D. Akibat Hukum Apabila Perjanjian Pra Nikah Tidak Terpenuhi
Kesepakatannya Menurut Hukum Positif ........................................................ 17
E. Bentuk Dan Isi Perjanjian Pra Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Ilir Timur Satu Menurut Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif ....... 18
F. Manfaat Isi Perjanjian Pra Nikah Bagi Calon Pasangan Dalam Mewujudkan
Keluarga Yang Sakinah ...................................................................................... 21
G. Hasil Analisis di KUA Kecamatan Ilir Timur Satu Palembang ...................... 22
1) Kualitas Pelayanan ......................................................................................... 22
2) Keterbukaan Informasi Publik ...................................................................... 22
3) Transparansi Anggaran .................................................................................. 24
a) Sistem Informasi ........................................................................................ 24
b) Permasalahan Administrasi ....................................................................... 24
c) Kepegawaian ............................................................................................... 24
d) Komunikasi dan Interaksi Mahasiswa KKL dan Pegawai........................ 24
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 25
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 25
B. Saran .................................................................................................................... 25
DOKUMENTASI ................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 27

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, berbagai perubahan
terjadi di masyarakat, dan munculnya permasalahan-permasalahan sosial dalam
kehidupan nyata semakin jauh dari kebaikan. Tujuan pendidikan yang ingin
dicapai di satu sisi adalah memberikan solusi praktis dan di sisi lain membekali
lulusan dengan kemampuan untuk mencapai tingkat daya saing yang tinggi di
pasar tenaga kerja. Tentu saja hal ini harus dicapai melalui dua unsur besar
kapasitas keagamaan. yaitu, pertama, perolehan teori untuk memperkuat
potensi keagamaan untuk kepentingan praktik, dan kedua, proses pelatihan
yang harus dijalani oleh setiap peserta praktik. Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Palembang memadukan berbagai unsur pendidikan dengan penerapan dan
praktik lapangan dari berbagai teori yang diajarkan dalam perkuliahan.1
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan proses pengumpulan seluruh
materi yang diterima dari universitas dan mempelajarinya secara teoritis di
bawah bimbingan pengajar di bidangnya masing-masing, tergantung topik dan
waktu yang ditentukan untuk diajarkan di kelas. Secara profesional, teori-teori
ini dipraktikkan di bawah bimbingan instruktur yang bertanggung jawab.
Mahasiswa sebagai seorang yang dijadikan akademisi di universitas
memerlukan teori dan langkah yang berbeda untuk mengimplementasikannya
dalam pekerjaan formal dan informal. Untuk itu, Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
merupakan salah satu mata kuliah kompetensi wajib yang dipersyaratkan pada
Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.2

1
Agus Rahayu., Penerbit Alfabeta., Strategi Meraih Keunggulan dalam Industri Jasa
Pendidikan. Suatu Kajian Manajemen Stratejik. Bandung: Penerbit Alfabeta. Tahun 2008.
2
KKL UIN Raden Fatah Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum bertempat di KUA Kec.
Ilir Timur Satu Palembang (15 Oktober 2023).

1
Secara umum, pengalaman yang diperoleh terutama pada bidang
administrasi dan prosedur di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ilir
Timur Satu Kota Palembang, selanjutnya terhadap peran penting dalam
“tinjauan hukum islam dan hukum positif mengenai perjanjian pra nikah bagi
pengantin di kantor urusan agama (kua) kecamatan ilir timur satu palembang”,
serta penyusunan laporan. Berdasarkan pengalaman tersebut, dilakukan upaya
peningkatan kompetensi dan keahlian, serta peningkatan pemahaman praktik
konsep-konsep yang dipelajari dalam perkuliahan dan praktik penerapan
konsep-konsep hukum islam dan hukum positif. Salah satunya Peran Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ilir Timur Satu Kota Palembang dalam
perjanjian pra nikah bagi pengantin di kantor urusan agama (kua) kecamatan
ilir timur satu palembang. 3
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana ketentuan perjanjian pra nikah dalam perspektif hukum Islam?
2) Bagaimana ketentuan perjanjian pra nikah dalam perspektif hukum positif?
3) Bagaimana prosedur pelaksanaan perjanjian pra nikah menurut hukum
Islam di Kantor Urusan Agama?
C. Pelaksanaan
1) Melakukan aktifitas KKL sebagaimana telah diatur Pengadministrasian Di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu Kota Palembang.
2) Mengumpulkan dan menelaah awal proses pernikahan adat melamar yang
akan menjadi fokus laporan individu.
3) Membaca dan menyimak fokus kasus sebagai laporan individu.
D. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Penelitian
Tujuan dan Manfaat yang ingin dicapai dari kegiatan KKL ini adalah :
1. Mempersiapkan Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum sebagai praktisi
hukum yang berkompeten dan profesional di lembaga Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Kalidoni Palembang
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dibidang penelitian bagi
peserta KKL dalam melakukan identifikasi berbagai masalah dalam bidang
hukum di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kalidoni Palembang

2
3. Mewujudkan kerjasama antara Fakultas Syari’ah dan Hukum dengan
Lembaga Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kalidoni Palembang.

E. Metode Penelitian
Metode yuridis normatif, yaitu penulis mendeskripsikan perjanjian pra
nikah dalam hukum Islam dan hukum positif di Indonesia kemudian
menganalisinya terhadap isi perjanjian perkawinan yang terdapat di KUA Ilir
Timur Satu Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dimana untuk memperoleh data penulis langsung terjun ke lokasi
untuk mewawancarai kepala KUA Ilir Timur Satu Palembang. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan
studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Perjanjian Pra Nikah


Perjanjian pra nikah adalah sebuah perjanjian yang dibuat oleh kedua
belah pihak calon pengantin menjelang pernikahan. Perjanjian ini memiliki
kekuatan hukum dan harus dipatuhi oleh kedua belah pihak. Proses pembuatan
perjanjian pra nikah dalam hukum Islam harus disaksikan oleh minimal dua
orang Saksi yang adil dan dapat dipercaya sesuai dengan hukum Islam. Isi dari
perjanjian pra nikah dapat mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya yang
dijunjung tinggi dalam masyarakat tersebut, termasuk pembagian harta sebelum
dan sesudah terjadinya perkawinan, kewajiban suami, pembagian harta ketika
terjadi perceraian, pemeliharaan anak, pendirian usaha, poligami dan KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga), dan pembagian harta warisan. Dalam
hukum Islam, nilai-nilai kasih sayang, komitmen, dan saling pengertian sangat
diutamakan. Sementara dalam hukum positif, perjanjian pranikah dapat menjadi
instrumen untuk mengatur hak dan tanggung jawab pasangan dalam konteks
yang lebih praktis. Dalam perspektif kedua, penting untuk memahami bahwa
nilai-nilai etika, saling pengertian, dan komitmen tetap memiliki peran penting
dalam membangun ikatan pernikahan yang kokoh.1

B. Perspektif Hukum Islam Dalam Perjanjian Pra Nikah


Perjanjian pra nikah dalam perspektif hukum Islam adalah perjanjian
yang dibuat sebelum pernikahan dilangsungkan, yang isinya mengatur tentang
harta kekayaan dalam perkawinan dan apa saja selama perjanjian tersebut tidak
melanggar hukum, agama, dan kesusilaan. Proses pembuatan perjanjian pra
nikah dalam hukum Islam harus disaksikan oleh minimal dua orang Saksi yang
adil dan dapat dipercaya sesuai dengan hukum Islam. Isi dari perjanjian pra

1
Elin Siswanti,. Perjanjian Pra Nikah Dalam Prespektif Hukum Islam. EJURNAL UNTAG
SAMARINDA. Tahun 2013

4
nikah dapat mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya yang dijunjung tinggi
dalam masyarakat tersebut, termasuk pembagian harta sebelum dan sesudah
terjadinya perkawinan, kewajiban suami, pembagian harta ketika terjadi
perceraian, pemeliharaan anak, pendirian usaha, poligami dan KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga), dan pembagian harta warisan. Dalam
hukum Islam, perjanjian pranikah memiliki kekuatan hukum dan harus dipatuhi
oleh kedua belah pihak.2

C. Perspektif Hukum Positif Mengenai Perjanjian Pra Nikah


Perjanjian pra nikah dalam perspektif hukum positif di Indonesia diatur
dalam Kompilasi Hukum Perdata (KUHPerdata). Pasal 29 KUHPerdata
menyatakan bahwa perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang dibuat oleh
kedua belah pihak sebelum perkawinan dilangsungkan, yang isinya mengatur
tentang harta kekayaan dalam perkawinan dan apa saja selama perjanjian
tersebut tidak melanggar hukum, agama, dan kesusilaan. Perjanjian perkawinan
harus dibuat secara tertulis dan disetujui oleh pejabat pencatat perkawinan.
Selain itu, perjanjian perkawinan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Pasal 30 KUHPerdata, yaitu tidak boleh melanggar perjanjian
umum, kesusilaan, hukum, dan agama.3

2
Adhani, Laily Yusnia.. "Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum
Perkawinan di Indonesia (Studi Kasus di KUA Kecamatan Tingkir Kotamadya Salatiga)". Tesis
lainnya, IAIN Salatiga. Tahun 2016.
3
Pasal 29-30 KUHPer (Kitab Undang-undanh Hukum Perdata)

5
BAB III
PROFIL LEMBAGA/INSTITUSI

A. Sejarah Singkat Kantor Urusan Agama Ilir Timur I Kota Palembang


KUA (Kantor Urusan Agama) merupakan instansi terkecil kementerian
agama yang ada di tingkat kecamatan. Dalam hal ini, KUA bertugas membantu
melaksanakan sebagian tugas kantor kementerian Agama Kabupaten/Kota di
bidang urusan agama Islam di wilayah Kecamatan. Seperti hal nya KUA Ilir
Timur I merupakan salah satu KUA di 16 Kecamatan Kota Palembang yakni
Kecamatan Ilir Timur I, KUA Ilir Timur I berdiri pada tahun 1976, berlokasi di
daerah Kamboja yang merujuk pada Ilir Timur Kota Palembang.1

Berdasarkan hasil selama penelitian pada Kantor Urusan Agama Ilir


Timur I dengan Bapak H. Zulfikar Ali Fajri, S.Ag., M.Si.2 Selaku Kepala Kantor
Urusan Agma Ilir Timur I menjelaskan sejarah KUA Kecamatan Ilir Timur Satu
dengan seiring berjalannya waktu daerah Kamboja tersebut berganti nama
menjadi Jl. Mayor Santoso No.3364, Kecamatan Ilir Timur. I, Kelurahan 20 Ilir
D. III, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan Kode Pos. 30129. Saat ini
KUA Kecamatan Ilir Timur Satu dipimpin oleh Bapak H. Zulfikar Ali Fajri,
S.Ag., M.Si. Dulunya Kantor Urusan Agama, dikenal masyarakat sebagai pusat
pelayanan yang melayani dibidang urusan agama Islam. Seperti pernikahan
perceraian, talak, rujuk, wakaf, hak asuh anak dan lain sebagainya. Setelah
berdirinya pengadilan agama, maka Kantor Urusan Agama saat ini hanya
melayani urusan nikah dan rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakaf,
baitul mal, dan ibadah sosial, dan sertifikat halal, kependudukan dan
pengembangan keluarga sakinah.

1
Sejarah dari berdiri Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu, Senin 16 Oktober 2023
2
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu, Senin 16 Oktober 2023

6
B. Profil Kantor Urusan Agama
1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dilaksanakan pada
semester 7 (Ganjil) Tahun Ajaran 2023/2024, dalam jangka waktu kurang
lebih 30 hari, mulai dari tanggal 19 September 2023 sampai dengan 18
Oktober 2023. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Laboratorium Terpadu Fakultas Syari’ah dan Hukum sebagai unit
penyelenggara Kuliah Kerja Lapangan (KKL), seluruh Mahasiswa Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) akan di laksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Ilir Timur Satu Kota Palembang.3

2. Lokasi Kuliah Kerja Lapangan (KKL)


Alamat : Jl. Mayor Santoso No.3364, Kelurahan 20 Ilir D. III,
Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Propinsi Sumatera
Selatan Kode Pos. 30129.

3. Profil Kantor Urusan Agama


Nama Kantor : Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan : Ilir Timur Satu
Kelurahan : 20 Ilir D. III
Kota : Palembang
Provinsi : Sumatera Selatan Nama
Kepala KUA : H. Zulfikar Ali Fajri, S.Ag., M.Si.

3
Pelaksananan KKL UIN Raden Fatah Fak. Sayri’ah dan Hukum (19 Sept – 18 Okt 2023)

7
4. Letak Geografis
Secara geografis, Kantor Urusan Agama kecamatan Ilir Timur I
terletak di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Luas Lahan/Tanah 13 x 25
m = 325 m2 . Status Milik Negara Republik Indonesia Bersertifikat.
Sedangkan luas gedung/bangunan 8 x 10 = 80 m2 , status kepemilikan
pemerintah Kota.4 KUA Kecamatan Ilir Timur Satu berbatasan wilayah
dengan:
1. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Kemuning
2. Sebelah selatan berbatasan denga kecamatan Bukit Kecil
3. Sebelah barat berbatassan dengan kecamatan Ilir Barat I
4. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Sukarami

Dalam hal ini Kantor Urusan Agama Ilir Timur I melayani 11


kelurahan yang berada di kecamtan Ilir Timur I, dengan luas wilayah 6.50
km2 yang secara keseluruhan penduduk Islam berjumlah 71.285 jiwa,
non Islam berjumlah 32.954 jiwa dengan total keseluruhan berjumlah
104.189 jiwa. Yang menganut Agama, adapun 11 kelurahan tersebut yakni;
Kelurahan 13 Ilir, Kelurahan 14 Ilir, Kelurahan 15 Ilir, Kelurahan 16 Ilir,
Kelurahan 17 Ilir, Kelurahan 18 Ilir, Kelurahan 20 Ilir D.I, Kelurahan 20
Ilir D.III, Kelurahan 20 Ilir D.IV, Kelurahan Sungai Pangeran, Kelurahan
Kepulauan Baru.

5. Visi, Misi dan Moto


a. Visi
Adapun visi Kantor Urusan Agama (KUA) Ilir Timur I Kota Palembang
dalam melaksanakan tugasnya untuk melayani masyakat adalah:

4
https://sumsel.kemenag.go.id/artikel/view/43135/nama-dan-alamat-kua-sekota-palembang .
(diakses 15 oktober 2023)

8
“Terwujudnya Pelayanan Masyarakat Yang Berkualitas Dan
Partisipatif’’

b. Misi
Dengan visi kecamatan Kantor Urusan Agama (KUA) Ilir Timur I yang
demikian luas penjabarannya, maka diperlukan suatu kerangka
konseptual yang sistematis dan tersinergikan diantara berbagai
komponen yang hendak dicapai dalam visi tersebut. Kerangka
konseptual tersebut terimplementasikan dalam suatu misi Kantor
Urusan Agama (KUA) Ilir Timur I yaitu:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pencatatan nikah dan rujuk.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan pembinaan
keluarga sakinah.
3. Meningkatkan kualitas dan kwantitas zakat, wakaf dan ibadah
sosial.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kemasjidan,
pangan halal, hisab-rukyat,dan kemitraan umat islam.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan manasik haji.5

c. Motto
“ Pelayananku Adalah Ibadahku “
C. Struktur Keorganisasian
Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu
Kota Palembang yang beralamat di Jl. Mayor Santoso No.3364, Kelurahan 20
Ilir D. III, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan Kode
Pos. 30129 merupakan sebuah struktur birokrasi, yakni sebuah struktur dengan
tugas-tugas birokrasi yang sangat spesialisasi dengan aturan dan ketentuan yang
sangat formal serta wewenang mengikuti rantai atasan. Tugas pokok dan fungsi

5
Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu, 16
Oktober 2023.

9
masingmasing bagian pada struktur organisasi di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Ilir Timur Satu Kota Palembang adalah sebagai berikut:

Jumlah Pegawai Kantor Urusan Agama ( KUA ) Kecamatan Ilir Timur I Kota
Palembang adalah 22 Orang dengan Perincian sebagai berikut:6

Tabel 1.1 Jumlah Pegawai


NO Pegawai Jumlah

1. Kepala KUA 1 Orang

2. Penghulu 1 Orang

3. Pegawai Staf Pelaksana 6 Orang

4. Penyuluh Agama 7 Orang

5. Penyuluh Fungsional 3 Orang

6. Pengawas Pendais 4 Orang

Tabel 1.2 Jabatan Pada Pegawai KUA Kec. IT Satu Palembang

NO NAMA JABATAN STATUS

1. H. Zulfikar Ali Fajri, S.Ag., M.Si. Kepala ASN

2. Herman Sawiran, S.Ag. Penghulu ASN


3. Yeni Apriani, S.Ag. Penyuluh Fungsional ASN

4 Venty Febrianti, S.Ag. Penyuluh Fungsional ASN

5. Rina, S.Ag. Penyuluh Fungsional ASN

6. Drs. A. Laisun Pengawas Pendais ASN

6
Data Pegawai KUA Kec. IT Satu Palembang. Periode 2023

10
7. Drs. Robuan, M.Pd Pengawas Pendais ASN
8. Drs. Paramita Pengawas Pendais ASN

9. Zulfawati, S.Ag. Pengawas Pendais ASN

10. Dewi Payani, S.Pd., M.Pd. Administrasi Zakat ASN


Dan Wakaf

11. Risnita, S.E. PengadministrasianNR ASN


12. Erlina, S.E. Operator Simkah ASN

13. Suprapto, S.Ag. Penyusun Bahan Adm. ASN


Kepenghuluan

14. Hj. Siti Gaya Tri, S.E. Administrasi Keluarga ASN


Sakinah/BP.4

15. Pironika, S.E. Pengelola Surat ASN

16. H. Arwandi, S.Sos.I. Penyuluh Agama Non ASN

17. Ade Terri, A.Md. Penyuluh Agama Non ASN

18. M. Nor, S.Ag. Penyuluh Agama PPPK

19. Mari Muhamat, S.H.I. Penyuluh PPPK


Agama/Diknas

20. Nurhayati, S.Ag. Penyuluh Agama PPPK

21. Sari Marhani, S.Ag. Penyuluh Agama PPPK


22. Rinza Damayanti, S.Ag. Penyuluh Agama Non ASN

11
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS

A. Fungsi & Konteks Hukum Islam & Positif Dalam Perjanjian Pranikah

Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan kantor yang melaksanakan


sebagian tugas dari kantor Kementerian Agama dalam pelaksanaan pencatatan
pernikahan, rujuk, mengurus dan membangun masjid, wakaf, zakat, kependudukan,
dan pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan. Salah satu unsur yang sangat penting terkait dengan aturan pelaksanaan
pernikahan dalam Islam adalah Perjanjian Pra Nikah. Perjanjian yang dibuat
menjelang pernikahan. Perjanjian inio dibuat atas dasar kesepakatan antara kedua
belah pihak suami dan isteri untuk memisahkan harta mereka ketika telah menikah.
Pernikahan merupakan salah satu institusi penting di dalam kehidupan manusia.
Banyak budaya dan agama yang memiliki aturan hukum untuk mengatur mengenai
pernikahan. Dalam konteks hukum Islam dan hukum positif, perjanjian pra nikah
adalah salah satu aspek yang dapat mempengaruhi suatu ikatan pernikahan. Dalam
hukum Islam, pernikahan dianggap sebagai kontrak yang sah yang diatur oleh
prinsip syariah.1
Perjanjian ini berfungsi sebagai bentuk perlindungan bagi hak-haknya
perempuan dan untuk memastikan kesejahteraan ekonomi dalam pernikahan.
Menurut hukum positif, pernikahan diatur oleh undang-undang yang mengatur
tentang hak dan kewajiban pasangan setelah menikah. Beberapa yuridiksi mungkin
mengizinkan perjanjian pra nikah. Dalam perjanjian pra nikah dapat mengatur
beberapa aspek diantaranya yaitu hak atas kepemilikan, pembagian harta, hak
perwalian anak dalam kasus perceraian dan lain sebagainya bahkan isi dalam
perjanjian pra nikah dapat bervariasi asalkan tidak melanggar norma dan agama.2

Namun, pandangan tentang perjanjian pra nikah dapat beragam. Beberapa


berpendapat bahwa perjanjian ini adalah sarana praktis untuk menghindari konflik

1
https://www.konselkemenag.com/profil.php?tag=kua
2
https://legalitas.org/tulisan/semua-tentang-perjanjian-pra-nikah-dan-perjanjian-pisah-harta

12
hukum yang mungkin timbul dalam kasus perceraian, sementara yang lain
berpendapat bahwa perjanjian tersebut dapat mengurangi komitmen dan nilai-nilai
lain pernikahan sebagai ikatan emosional dan sosial. Perjanjian pra nikah memiliki
implikasi yang berbeda dalam hukum Islam dan hukum positif. Dalam hukum
Islam, nilai-nilai kasih sayang, komitmen dan saling pengertian sangat diutamakan.
Sementara dalam hukum positif, perjanjian pra nikah dapat menjadi instrumen
untuk mengatur hak dan tanggung jawab pasangan dalam konteks yang lebih
praktis. Dalam kedua perspektif, penting untuk memahami bahwa nilai-nilai etika,
saling pengertian, dan komitmen tetap memiliki peran penting dalam membangun
ikatan pernikahan yang kokoh.3 (Fayza, 2020).

B. Perjanjian Pra Nikah Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif

Adapun ketentuan hukum perjanjian Pra Nikah menurut Hukum Islam


dan Hukum Positif antara lain sebagai berikut :

a. Ketentuan Hukum Perjanjian Pra Nikah dalam Hukum Islam


Dalam hukum islam, perjanjian pra nikah dikenal dengan "Aqd Qabul"
atau "Aqd Ta'liq." Perjanjian ini bertujuan untuk memenuhi kesepakatan tertulis
antara kedua mempelai pria dan mempelai wanita sebelum mereka
melangsungkan pernikahan. Perjanjian pra nikah dalam hukum islam bertujuan
untuk mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam pernikahannya
termasuk masalaha finansial, hak waris dan hak-hak lainnya. Perjanjian pra
nikah dibuat atas dasar kesepakatan antara kedua belah pihak yang akan
melangsungkan pernikahan. Tidak boleh ada unsur paksaan atau tekanan dalam
membuat perjanjian ini. Perjanjian pra nikah harus disusun dengan transparansi
dan keadilan bagi kedua belah pihak. Hak dan kewajiban masing-masing
pasangan harus diakui dan dihormati dalam perjanjian ini. Isi dalam perjanjian
pra nikah menurut hukum islam diantaranya yaitu mahar atau mas kawin yang
akan diberikan oleh pihak pria kepada pihak wanita sebagai bagian dari

3
https://jateng.kemenag.go.id/berita/muh-arifin-pernikahan-adalah-peristiwa-agama-
yang-suci-dan-sakral/

13
perjanjian ini. Mahar adalah hak penuh bagi pihak wanita dan harus diberikan
oleh mempelai laki-laki kepada mem pelai wanita . Perjanjian dalam hukum
islam juga dapat mengatur hak waris dari masing-masing pasangan dan
ketentuan mengenai pembagian harta waris apabila jika suatu saat nanti
pernikahan berakhir karena perceraian atau kematian. Perjanjian ini juga dapat
mengatur mengenai kewajiban finansial kedua belah pihak dalam pernikahan
yang termasuk tanggung jawab atas biaya hidup keluarga. Perjanjian pra nikah
yang telah dibuat atas kesepakatan bersama dan memenuhi ketentuan hukum
islam maka dainggap sah dan mengikat. Perjanjian ini memiliki kekuatan
hukum dan harus dipatuhi oleh kedua belah pihak. Proses pembuatan perjanjian
pra nikah dalam hukum islam harus disaksikan oleh minimal dua orang saksi
yang adil dan dapat dipercaya sesuai dengan hukum islam.4 (Yulies, 2013).

b. Ketentuan Hukum Perjanjian Pra Nikah dalam Hukum Positif


Adapun yang menjadi persyaratan hukum yang harus diperhatikan di
dalam perjanjian pra nikah yakni perjanjian pra nikah harus dibuat atas dasar
kebebasan dan kesepakatan antara kedua belah pihak suami maupun istri. Tidak
boleh ada unsur paksaan atau penipuan dalam pembuatan perjanjian tersebut.
Perjanjian pra nikah harus dibuat dalam bentuk tertulis yang jelas dan tegas. Isi
perjanjian harus dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak. Perjanjian
pra nikah harus dibuat sebelum dilangsungkan nya pernikahan. Perjanjian yang
dibuat setelah pernikahan dianggap tidak sah sebagai perjanjian pra nikah, tetapi
dapat diatur sebagai perjanjian lain seperti perjanjian pemisahan harta atau
perjanjian perubahan harta bersama. Perjanjian pra nikah harus mengatur hak
dan kewajiban kedua belah pihak dalam pernikahan. Isi perjanjian dapat berupa
pemisahan harta bawaan, pembagian harta selama pernikahan, nafkah, warisan,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan pernikahan. Perjanjian pra
nikah tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku agar dapat diakui
dalam masyarakat. Isi perjanjian tidak boleh melanggar ketentuan yang diatur

4
Yulies, A. "Perjanjian Pra Nikah dalam Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia".
Jurnal Hukum dan Pembangunan, 43(1), 1-14. Tahun 2013

14
dalam undang-undang perkawinan atau peraturan perundang-undangan lainnya.
Perjanjian pra nikah harus didaftarkan pada kantor catatan sipil yang
bersangkutan untuk mendapatkan kekuatan hukum. Pendaftaran dilakukan
sebelum pernikahan dilangsungkan dan dilakukan oleh kedua belah pihak
secara bersama-sama tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Persyaratan
perjanjian pra nikah dapat mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya yang
dijunjung tinggi dalam masyarakat tersebut.5 Perlindungan hukum dan
kepentingan pihak-pihak terkait termasuk dalam persyaratan perjanjian pra
nikah dan juga dapat dipengaruhi oleh pertimbangan perlindungan hukum dan
kepentingan para pihak yang terlibat. Misalnya, persyaratan dapat dirancang
untuk melindungi hak-hak dan kepentingan ekonomikedua belah pihak dalam
mengatur pembagian harta bersama, atau menjaga keberlanjutan keluarga
dalam situasi perceraian atau kematian. Persyaratan perjanjian pra nikah dapat
berkembang berdasarkan pengalaman dan praktik hukum di suatu negara.
Penerapan perjanjian pra nikah dalam kasus-kasus sebelumnya, putusan
pengadilan atau penyesuaian terhadap perkembangan sosial dan ekonomi juga
dapat mempengaruhi penentuan persyaratan yang berlaku.

C. Akibat Hukum Apabila Perjanjian Pra Nikah Tidak Terpenuhi


Kesepakatannya Menurut Hukum Islam
Dalam hukum islam, apapun yang berkaitan dengan janji, apabila janji
itu dilanggar maka sama halnya dengan melanggar syariat yang telah Allah
SWT tetapkan. Adapun Sanksi atas dilanggarnya perjanjian pra nikah dalam
hukum islam yaitu jelas mendapatkan dosa. Apabila isi dari perjanjian pra nikah
dilanggar menurut hukum islam maka terdapat beberapa akibat hukum yang
akan timbul. Perjanjian pra nikah dalam hukum islam adalah bentuk komitmen
hokum antara kedua belah pihak yang bersifat kontraktual dan pelanggaran
terhadap perjanjian tersebut dapat mengakibatkan konsekuensi hukum.

5
Al-Maiyyah Media, Transformasi Gender dalam Paradigma Sosial Keagamaan, Published
by Institut Agama Islam Negeri Parepare 2020

15
Beberapa akibat yang mungkin terjadi apabila isi dari perjanjian pra nikah
dilanggar antara lain sebagai berikut :
a. Pemenuhan Kewajiban6
Pihak yang melanggar perjanjian pra nikah mungkin diwajibkan di
dalam hukum islam untuk memenuhi kewajiban yang telah disepakati
antara kedua belah pihak dalam perjanjian. Dalam hal ini termasuk hak-hak
harta dan lainya sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati bersama.

b. Gugatan Hukum
Pihak yang dirugikan oleh pelanggaran perjanjian pra nikah
memiliki hak untuk mengajukan gugatan hukum di hadapan pengadilan.
Gugatan ini bertujuan untuk meminta pemenuhan suatu kewajiban yang
telah dilanggar atau kompensasi atas kerugian yang timbul akibat
pelanggaran tersebut.

c. Pencabutan Pernikahan
Dalam beberapa kasus, pelanggaran serius terhadap perjanjian pra
nikah, seperti penipuan atau pelanggaran lainnya, dapat mempengaruhi
validitas pernikahan secara kesuluran. Dalam hal ini dapat mengarah pada
kemungkinan pencabutan pernikahan atau yang biasa disebut perceraian.

d. Sanksi Hukum atau Sanksi Agama


Pelanggaran terhadap perjanjian pra nikah dapat dianggap sebagai
pelanggaran terhadap norma-norma agama dan moral. Dalam hal ini dapat
berdampak pada sanksi agama.

e. Kompensasi Finansial
Jika perjanjian pra nikah melibatkan kewajiban finansial yang tidak
terpenuhi, maka pihak yang dirugikan mungkin berhak untuk mendapatkan

6
Artikel "Perjanjian Pra-Nikah dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif di
Indonesia" di Legalitas.org

16
kompensasi finansial sebagai akibat dari pelanggaran tersebut.7 (Abdul,
2012).

D. Akibat Hukum Apabila Perjanjian Pra Nikah Tidak Terpenuhi


Kesepakatannya Menurut Hukum Positif
Perjanjian pra nikah dalam hukum positif adalah bentuk kontrak pra
nikah yang diatur oleh hukum sipil dan memiliki dampak hukum dalam hal
pelaksanaan dan penegakan kontrak. Untuk membuat perjanjian pra nikah
sudah jelas langkah utamanya adalah kesepakatan bersama, dimana isi dari
keseluruhan dari perjanjian tersebut dapat dibuat atas kesepakatan bersama
tanpa merugikan salah satu pihak dan seluruh isinya tidak melanggar hukum.
Namun, terdapat beberapa pasangan yang ingkar terhadap perjanjian pra nikah
yang mana telah bersepakat untuk saling mengindahkan isi dalam perjanjian
yang dibuat secara bersama-sama. Banyak kasus yang dimana pasangan tidak
mematuhi salah satu atau mungkin keseluruhan atas isi perjanjian, sehingga
dalam hal ini untuk menyelesaikanya sampai dimeja persidangan. Dengan
adanya perjanjian pra nikah, maka timbulah akibat hukum apabila salah satu isi
dari perjanjian tersebut dilanggar. Dalam hal ini, pihak yang merasa dirugikan
atas dilanggarnya perjanjian tersebut, memiliki hak untuk menuntut ke
pengadilan. Apabila perjanjian yang dilanggar mengenai harta, maka pihak
yang dirugikan dapat menuntut secara perdata dan meminta ganti rugi atas hak
yang terlewat untuk dirinya.
Apabila perjanjian pra nikah tidak dipenuhi kesepakatannya dan terjadi
sengketa antara kedua belah pihak, terdapat beberapa opsi penyelesaian
sengketa yang dapat diambil dengan cara mediasi. Mediasi adalah proses
penyelesaian sengketa dimana pihak-pihak yang terlibat bekerja sama dengan
seorang mediator yang netral dan independen untuk mencapai kesepakatan
damai. Mediator bertindak sebagai pihak ketiga yang membantu memfasilitasi
dialog, mengidentifikasi kepentingan bersama dan membantu para pihak

7
Abdul, M. “Perjanjian Pra Nikah dalam Perspektif Hukum Islam”. Jurnal Hukum Islam,
10(1), 1-14. Tahun 2012

17
mencapai solusi yang saling menguntungkan. Mediasi dapat menjadi alternatif
yang efektif untuk penyelesaian sengketa perjanjian pra nikah, karena
memberikan kesempatan bagi para pihak untuk berkomunikasi secara terbuka
dan mencari solusi bersama tanpa melibatkan pengadilan. Jika dalam
melaksanakan mediasi tidak menemukan titik terang, maka solusi selanjutnya
yaitu pihak yang merasa dirugikan akibat tidak terpenuhinya perjanjian pra
nikah dapat juga mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak yang melanggar
perjanjian.
Ganti rugi dapat mencakup kerugian materiil sepereti kerugian finansial
atau kerugian non materiil seperti kerugian emosional atau reputasi. Tuntutan
ganti rugi dapat diajukan dalam gugatan perdata atau dalam gugatan terpisah
tergantung pada peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku. Pihak yang
merasa dirugikan akibat tidak terpenuhinya perjanjian pra nikah dapat juga
mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak yang melanggar perjanjian. Ganti
rugi dapat mencakup kerugian materiil sepereti kerugian finansial atau kerugian
non materiil seperti kerugian emosional atau reputasi. Tuntutan ganti rugi dapat
diajukan dalam gugatan perdata atau dalam gugatan terpisah tergantung pada
peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku.

E. Bentuk Dan Isi Perjanjian Pra Nikah di Kantor Urusan Agama


Kecamatan Ilir Timur Satu Menurut Perspektif Hukum Islam Dan
Hukum Positif
Perjanjian Pra Nikah dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif
di Indonesia (studi kasus KUA Kecamatan Ilir Timur I )8 sudah ada beberapa
pasangan yang membuat perjanjian pra nikah, perjanjian tersebut berupa salinan
akta yang dibuat oleh notaris yang sudah disahkan oleh pegawai pencatat nikah.
Isi dari perjanjian tersebut mengatur tentang pembagian harta sebelum dan
sesudah terjadinya perkawinan, kewajiban suami, pembagian harta ketika

8
Hasil wawancara dengan pegawai di KUA Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang pada
16 oktober 2023 pukul 14:00.

18
terjadi perceraian, pemeliharaan anak, mendirikan usaha, poligami dan KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga), pembagian harta warisan.9
Dalam perspektif hukum Islam perjanjian Pra Nikah merupakan syarat
yang tidak menyimpang dari Hukum Islam. Sehingga para pihak yang terkait
dalam perjanjian tersebut hukumnya wajib untuk memenuhi persyaratan.
Sedangkan dari sisi Hukum Perkawinan di Indonesia, perjanjian tersebut sudah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam.10 Perjanjian tersebut juga memiliki kekuatan hukum
yang sah, yang dicatat oleh akta notaris dan disahkan pegawai pencatat
perkawinan. Berikut adalah analisis perjanjian pra nikah dari hasil penelitian di
KUA Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang dalam Hukum Islam dan Hukum
Perkawinan di Indonesia:
1) Pembagian Harta
Di dalam Hukum Perkawinan di Indonesia, mengenai harta bawaan atau
harta bersama telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Pasal 36, bahwa dimana mengenai harta bersama dan harta bawaan masing-
masing suami istri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak dan
mempunyai hak sepenuhnya melakukan perbuatan hukum mengenai harta
bendanya. Dan pada Kompilasi Hukum Islam Pasal 47, yang membolehkan
adanya perjanjian pra nikah yang mana isinya dapat meliputi percampuran
harta pribadi dan pemisahan harta pencaharian masing-masing sepanjang
tidak bertentangan dengan Hukum Islam, maka isi perjanjian itu
diperbolehkan menetapkan kewenangan masingmasing untuk mengadakan
ketetapan hipotik atas harta bersama atau harta syarikat. Dan pada Pasal 85
KHI dijelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada 7 percampuran harta suami
dan harta istri dalam perkawinan, harta istri tetap menjadi hak istri dan
dikuasai penuh olehnya, demikian juga harta suami.11

9
Artikel "Tanggung Jawab Hukum Suami Istri atas Harta Bersama dalam Perkawinan
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan" di E-Journal Lex Privatum.
10
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam.
11
Dalam hukum adat di berbagai wilayah Indonesia, harta bersama disebut dengan beberapa
istilah diantaranya harta gono gini (Jawa), harta seharkat (masyarakat Aceh), harta suarang
(Minangkabau), harta Syarikat (suku Melayu), harta guna kaya (Sunda), barang perpantangan

19
2) Kewajiban Suami
Dalam hukum perkawinan tentang kewajiban suami diatur dalam
UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 34 ayat 1 bahwa suami wajib
melindungi istri dan keluarganya, yaitu memberikan rasa aman dan nyaman,
dan istri wajib mengurus urusan rumah tangga sebaik mungkin. Jika
keduanya melakukan sesuatu yang akibatnya melalaikan kewajibannya
maka baik istri atau suaminya dapat mengajukan gugatan ke pengadilan.
Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 80 ayat 2 yang mana mengatur
kewajiban suami bahwa suami wajib melindungi istrinya dan memberikan
segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan
kemampuannya.11
3) Pembagian Harta Ketika Terjadi Perceraian
Dalam hukum perkawinan di Indonesia mengeni harta gono-gini dalam
perceraian telah diatur dalam pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan, yang menyebutkan, apabila perkawinan putus
karena perceraian, harta benda diatur menurut hukumnya masing-masing,
dalam hal tersebut maka apabila dalam pasangan yang membuat perjanjian
pra nikah bercerai maka pembagian harta sudah ditentukan dalam perjanjian
pra nikah. Sedangkan dalam hukum islam pembagian harta gono-gini
tergantung pada kesepakatan antara suami dan istri.12
4) Pembagian Harta Warisan
Dalam hukum di Indonesia sebagaimana telah diatur dalam Kitab
UndangUndang Hukum Perdata Pasal 852 tentang penetapan pembagian
harta warisan bila orang meninggal dunia tidak membuat testment, yang
pertama berhak mendapat warisan yaitu suami atau istri dan anak-anak,
masing-masing berhak mendapat bagian yang sama jumlahnya, tetapi
apabila tidak ada orang sebagaimana tersebut diatas maka yang kemudian

(Kalimantan), dan druwe gabro (Bali). (Yunanto, Titik Singgung Keragamaan Sistem Hukum Dalam
Pembagian Harta Kekayaan Perkawinan Pada Perkawinan Serial, Masalahmasalah hukum, Jilid 47,
No. 4 Oktober 2018, hlm. 389)
11
Artikel "Kewajiban Nafkah Rumah Tangga Dalam Perspektif Hukum Islam (Telaah
Maqāshid al-Sharī'ah)" di Raden Intan Repository
12
Pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

20
berhak mendapat warisan adalah orang tua dan saudara dari orang tua yang
meninggal dunia, dengan ketentuan bahwa orang tua masing-masing
sekurang-kurangnya mendapat seperempat dari warisan. Begitu juga
didalam Islam apabila suami istri meninggal maka hartanya jatuh kepada
anak-anak yang ditinggalkan dari hasil perkawinan, sedangkan apabila tidak
ada anak maka ahli warisnya adalah keluarga dari 11 masing-masing pihak
suami istri. Dalam hal waris dalam hukum Islam sebagaimana yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman:
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 11-12)13

F. Manfaat Isi Perjanjian Pra Nikah Bagi Calon Pasangan Dalam


Mewujudkan Keluarga Yang Sakinah
Perjanjian pra nikah tidaklah seburuk yang menjadi anggapan
masyarakat. Hal ini terjadi karena perjanjian pra nikah bagi orang kebanyakan
adalah kurang etis tidak sesuai dengan budaya orang timur. Mengingat
pentingnya perjanjian pra nikah ternyata cukup banyak manfaat bagi calon
pasangan suami istri. Karena itu manfaat dari perjanjian pra nikah adalah dapat
mengatur penyelesaian dari masalah yang kira-kira akan timbul selama
perkawinan, antara lain:
Pertama, Memisahkan harta kekayaan antara pihak suami dengan pihak istri
sehingga harta kekayaan tidak bercampur. Jika salah satu pihak suami atau istri
sebelumnya pernah menikah maka perjanjian pra nikah ini sangatlah penting
karena jika tidak dibuat perjanjian maka mempelai kedua tersebut akan
memilliki atau memperoleh sebagian dari seluruh harta peninggalannya. Dan
apabila terjadi perceraian harta dari masing-masing pihak terlindungi, tidak ada
perebutan harta bersama atau harta gono-gini.
Kedua, Melindungi kepentingan pribadi jika pasangan melakukan poligami.
Meskipun Pasal 65 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
mewajibkan suami yang berpoligami untuk menjamin kehidupan semua istrinya

13
https://quran.com/id/wanita/11-13

21
12 dan harta bersama masing-masing perkawinan terpisah, namun itu tidak
cukup menjamin kepentingan atas harta bersama maupun kewajiban suami jika
terjadi perceraian. Oleh karena itu perjanjian pra nikah dapat memastikan harta
bersama dalam perkawinan masing-masing akan terlindungi, dan tidak
tercampur dengan perkawinan yang lain.14
Ketiga, Tanggung jawab terhadap anak-anak hasil pernikahan tersebut terutama
mengenai masalah biaya hidup anak, dan biaya pendidikannya harus diatur
sedemikian rupa berapa besar kontribusi masing-masing orang tua, dalam hal
ini tujuannya agar kesejahteraan anak-anak tetap terjamin. Jadi, jika terjadi
perceraian dapat mengajukan perjanjian pra nikah terssebut dan meminta
kepada hakim 13 untuk memerintahkan suami menjalankan kewajiban yang
telah ditetapkan dalam perjanjian pra nikah.
G. Hasil Analisis di KUA Kecamatan Ilir Timur Satu Palembang
1) Kualitas Pelayanan
Pelayanan di KUA Ilir Timur I terhadap penyelesaian suatu kasus
sangatlah baik, setiap warga kecamatan kalidoni yang mempunyai urusan
dengan KUA dilayani dengan cepat dan tidak berbelit-belit. Seperti dalam
kasus anak tidak sah atau anak luar nikah, warga diberi penjelasan dan
arahan dengan sangat rinci dan jelas sehingga mudah dipahami.
2) Keterbukaan Informasi Publik
Di KUA ini informasi sangatlah terbuka, setiap pegawai yang ada di
dalam kantor KUA ini memberikan informasi dengan objektif sesuai dengan
pertanyaan atau kebutuhan masyarakat yang membutuhkan informasi
terutama terkait masalah akhwal syakhsiyah seperti kasus anak tidak sah
atau anak luar nikah yang kami teliti ini, selain bisa datang langsung, KUA
juga memberikan informasi lewat Whatsapp.
3) Kasus di Kua Ilir Timur I
Terdapat beberapa kasus di Kua Ilir Timur I salah satu nya yaitu
kasus tentang perjanjian pranikah, di dalam kasus ini terdapat sepasang

14
Pasal 65 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

22
calon pengantin yang ingin mengajukan perjanjian pranikah yang salah satu
isinya berbunyi “ harta bawaan kedua bela pihak harus di pisah dan tidak
boleh digabungkan ” menurut hukum positif harta bawaan setiap pihak
diperbolehkan untuk di pisah. Dan menurut hukum islam harta yang di pisah
sah-sah saja apabila tidak bertentangan dengan Hukum islam.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepala (Pak Zulfikar),
staff Tata Usaha, dan penghulu pertama (Pak Herman) Kantor Urusan
Agama ( KUA) kecamatan Ilir Timur I terjadi satu kasus permintaan
perjanjian pranika yang ditanda tangani dua saksi.15
Hal tersebut tentu saja di lihat dengan pertimbangan yang menjadi
sebab utamanya dikabulkannya perjanjian pranikah tersebut. Adapun
berdasarkan informasi yang di dapat oleh pak zulfikar beberapa
pertimbangan yaitu ;
a. Isi di dalam perjanjian pranika harus sesuai dengan hukum positif yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan hukum islam
b. Persetujuan dari kedua bela pihak tanpa adanya paksaan.
Atas beberapa pertimbangan di atas, pak zulfikar pun turut
memberikan keterangan juga bahwa setelah tanda tangan dari kedua saksi
maka, dalam hal ini kantor urusan agama (KUA) kecamatan Ilir Timur I
dapat menyetujui surat janji pranika tersebut agar tercatat secara sah
menurut agama dan negara sehingga berlakunya hukum tersebut apabila
perjanjian tersebut di langgar.
Kemudian, staff Tata Usaha kantor urusan agama (KUA) kecamatan
Ilir Timur I bahwa adanya permohonan kasus izin persetujuan perjanjian
pranika yang telah di tanda tangani kedua saksi
” perjanjian tersebut harus sesuai dengan hukum positif dan tidak
melanggar hukum agama,dan kedua bela pihak setujuh dengan perjanjian

15
Wawancara dengan pak zulfikar dan pak herman tanggal 16 oktober 2023 di kantor
urusan agama (KUA) kecamatan ilir Timur I pukul 08:00

23
tersebut tanpa adanya paksaan maka pihak dari KUA akan setujuh dengan
adanya perjanjian pranika tersebut.” tutur pak zulfikar16.
Dapat disimpulkan bahwasanyaa perjanjian pranika berlaku selama
pernikahan berlangsung dan sesuai dengan hukum yang ada, apabila salah
satu dari pihak melanggar maka akan terkena sangsi dan hukuman.
4) Transparansi Anggaran

Untuk pembiayaan hanya untuk proses pernikahan dan itupun langsung


disetorkan ke bank setelah pihak KUA memberikan nomor rekening sehingga
semuanya transparan dan ada catatannya. Sedangkan untuk penyuluhan dan
bimbingan terhadap suatu kasus tidak dipungut biaya sama sekali. Adapun
beberapa hasil yang menjadi tujuan dalam hal ini meliputi:
a) Sistem Informasi
Sistem pelayanan informasi yang diberikan oleh KUA Ilir Timur I
sangat baik dan informatif. Sehingga, setiap hal yang memerlukan kebutuhan
administrasi di koordinasikan secara detail kepada yang bersangkutan.
b) Permasalahan Administrasi
Semua Administrasi di KUA Ilir Timur I selalu memiliki arsip yang
tersimpan dengan rapi dan baik, sehingga ketika ada permasalahan kehilangan
surat ataupun perbaikan surat bisa dengan cepat diproses.
c) Kepegawaian
Semua staf dan pegawai kua kalidoni ramah, mengarahkan, dan
mengajarkan ke mahasiswa KKL untuk mengetahui tugas dan fungsi KUA,
sehingga mahasiswa juga bisa paham apa saja yang dikerjakan di KUA.
d) Komunikasi dan Interaksi Mahasiswa KKL dan Pegawai
Komunikasi dua arah berjalan lancar, antara mahasiswa KKL dengan
pegawai kantor KUA berinteraksi baik mengenai hal hal yang berkaitan
dengan kantor KUA (informasi kantor, informasi pengetahuan tentang akhwal
syakhsiyah) ataupun hal-hal umum diluar konteks kantor. Jadi antara
mahasiswa KKL dengan pegawai berkomunikasi dengan baik.

16
Wawancara dengan kepala KUA ( Pak zulfikar ) jam 08.00 tanggal 16 oktober 2023 di
kantor urusan agama (KUA) kecamatan Ilir timur satu

24
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat penulis simpulkan bahwa:
a) Dalam hukum islam, apapun yang berkaitan dengan janji, apabila dilanggar maka
sama halnya dengan melanggar syariat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Sanksi atas dilanggarnya perjanjian pra nikah dalam hukum islam yaitu jelas
mendapatkan dosa. Dalam hukum positif, perjanjian pra nikah berlaku selama
pernikahan berlangsung. Isi dari perjanjian pra nikah tergantung pada kebutuhan
dan kesepakatan calon pasangan dengan syarat isinya tidak boleh bertentangan
dengan norma dan agama. Pada umumnya, isi perjanjian pra nikah dapat berupa
harta bersama, hak asuh anak. Selama pernikahan berlangsung, perjanjian pra
nikah tidak dapat dirubah isinya kecuali kedua belah pihak sepakat untuk merubah
isinya dan juga selama perubahan tersebut tidak merugikan kedua belah pihak dan
juga pihak ketiga.
b) Adapun Isi perjanjian pra nikah yang terdapat di KUA Kecamatan Ilir Timur I
mengatur tentang pembagian harta sebelum dan sesudah terjadinya perkawinan,
kewajiban suami, pembagian harta ketika terjadi perceraian, pemeliharaan anak,
mendirikan usaha, poligami dan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga),
pembagian harta warisan.
B. Saran
a) Agar penelitian ini berguna dan dapat dijadikan sebagai referensi dalam
kehidupan masyarakat, wabil khusus Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur
I Palembang serta jajarannya, maka saya sebagai penulis menyampaikan saran
dan masukkan mengenai akibat hukum yang timbul dari perjanjian pra nikah
apabila perjanjian tersebut tidak dapat dipenuhi sesuai dengan hukum yang telah
ditetapkan
b) Di dalam kasus ini dapat di lihat seberapa penting perjanjian pra nika bagi kedua
pasangan yang ingin menikah tetapi poin – poin yang terdapat di dalam perjanjian
pra nika harus sama sama sesuai dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan

25
DOKUMENTASI

Gambar 1.1 Serah Terima Mahasiswa KKL

Gambar 1.2 Pencatatan Dafar Arsip Pernikahan Gambar 1.3 Pencatatan


Akta Nikah Tahunan

Gambar 1.4 Pemeriksaan Berkas Calon Pengantin

26
BDAFTAR PUSTAKA

Buku
Abdul Manan. (1995). Masalah-Masalah Hukum Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Amir, Syarifuddin. (2006). Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Antara Fiqh
Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, Kencana: Prenada Media
Jurnal
Abdul, M. (2012). “Perjanjian Pra Nikah dalam Perspektif Hukum Islam”. Jurnal
Hukum Islam, 10(1), 1-14.
Abdul. (2012). Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Hukum
dan Peradilan.
Atoillah Karim, (2017), “Perbandingan Hukum Harta Kekayaan Perkawinan Dalam
Perjanjian Perkawinan Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan Dengan Kompilasi Hukum Islam”, Jurnal Yustitia, Vol.3 No.1
Elin Siswanti “Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam”, Journal Of
Law, Vol.1 No.3
Elin Siswanti. (2013). Perjanjian Pra Nikah Dalam Prespektif Hukum Islam.
EJURNAL UNTAG SAMARINDA.
Fayza Mifta Fauzia Risanto. 2020. Perjanjian Pra-Nikah Dalam Perspektif Hukum
Fayza. (2020). Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum
Positif. Jurnal Hukum.
Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Moh Ali Wafa. (2018). Hukum Perkawinan Di Indonesia. Tanggerang: Yasmi.
Yuli. (2013). Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Hukum
Islam.
Yulies Tiena Masriani, (2013). “Perjanjian Perkawinan dalam Pandangan Hukum
Islam”, Jurnal Ilmiah, Vol. 2 No. 3.
Yulies, A. (2013). "Perjanjian Pra Nikah dalam Hukum Islam dan Hukum Positif di
Indonesia". Jurnal Hukum dan Pembangunan, 43(1), 1-14.

27

Anda mungkin juga menyukai