Laporan KKL (Individu) KUA Kec. IT 1 Palembang (Triara Permata Lestari-2010102007) PMH UIN RF PLG
Laporan KKL (Individu) KUA Kec. IT 1 Palembang (Triara Permata Lestari-2010102007) PMH UIN RF PLG
LAPANGAN (KKL)
INDIVIDU DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN
ILIR TIMUR I KOTA PALEMBANG
Disusun Oleh:
Triara Permata Lestari (2010102007)
LABORATORIUM TERPADU
PRODI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN FATAH PALEMBANG
2023/2024
PERSETUJUAN PEMBIMBING LAPORAN INDIVIDU
i
PENGESAHAN LAPORAN INDIVIDU KULIAH KERJA LAPANGAN
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur yang sempurna hanyalah milik Allah SWT atas
limpahan rahmatnya sehingga dapat tersusun laporan Kuliah Kerja Lapangan ini,
Sholawat bertangkaikan salam semoga Allah SWT sampaikan kepada baginda kita
yaitu Nabi Muhammad SAW beserta istri, keluarga, sahabat-sahabatnya dan para
pengikutnya sampai akhir zaman Aamiin Allahhumma Aamiin.
Tujuan utama ditulisnya laporan ini agar kita semua mengetahui apa saja
permasalahan yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu
Palembang yang akan dijelaskan di dalam laporan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada Bapak H. Zulfikar Ali Fajri, S.Ag., M.Si. selaku Kepala Kantor
Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu beserta Staff yang telah mendukung
kami atas penyusunan laporan ini.
Laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
kesalahankesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun penjelasan oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan, sehingga di masa yang akan
datang Laporan ini bisa jauh lebih baik dan semoga Laporan ini dapat bermanfaat
untuk para pembaca. Aamiin Allahumma Aamiin
iii
DAFTAR ISI
iv
D. Akibat Hukum Apabila Perjanjian Pra Nikah Tidak Terpenuhi
Kesepakatannya Menurut Hukum Positif ........................................................ 17
E. Bentuk Dan Isi Perjanjian Pra Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Ilir Timur Satu Menurut Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif ....... 18
F. Manfaat Isi Perjanjian Pra Nikah Bagi Calon Pasangan Dalam Mewujudkan
Keluarga Yang Sakinah ...................................................................................... 21
G. Hasil Analisis di KUA Kecamatan Ilir Timur Satu Palembang ...................... 22
1) Kualitas Pelayanan ......................................................................................... 22
2) Keterbukaan Informasi Publik ...................................................................... 22
3) Transparansi Anggaran .................................................................................. 24
a) Sistem Informasi ........................................................................................ 24
b) Permasalahan Administrasi ....................................................................... 24
c) Kepegawaian ............................................................................................... 24
d) Komunikasi dan Interaksi Mahasiswa KKL dan Pegawai........................ 24
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 25
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 25
B. Saran .................................................................................................................... 25
DOKUMENTASI ................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 27
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, berbagai perubahan
terjadi di masyarakat, dan munculnya permasalahan-permasalahan sosial dalam
kehidupan nyata semakin jauh dari kebaikan. Tujuan pendidikan yang ingin
dicapai di satu sisi adalah memberikan solusi praktis dan di sisi lain membekali
lulusan dengan kemampuan untuk mencapai tingkat daya saing yang tinggi di
pasar tenaga kerja. Tentu saja hal ini harus dicapai melalui dua unsur besar
kapasitas keagamaan. yaitu, pertama, perolehan teori untuk memperkuat
potensi keagamaan untuk kepentingan praktik, dan kedua, proses pelatihan
yang harus dijalani oleh setiap peserta praktik. Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Palembang memadukan berbagai unsur pendidikan dengan penerapan dan
praktik lapangan dari berbagai teori yang diajarkan dalam perkuliahan.1
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan proses pengumpulan seluruh
materi yang diterima dari universitas dan mempelajarinya secara teoritis di
bawah bimbingan pengajar di bidangnya masing-masing, tergantung topik dan
waktu yang ditentukan untuk diajarkan di kelas. Secara profesional, teori-teori
ini dipraktikkan di bawah bimbingan instruktur yang bertanggung jawab.
Mahasiswa sebagai seorang yang dijadikan akademisi di universitas
memerlukan teori dan langkah yang berbeda untuk mengimplementasikannya
dalam pekerjaan formal dan informal. Untuk itu, Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
merupakan salah satu mata kuliah kompetensi wajib yang dipersyaratkan pada
Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.2
1
Agus Rahayu., Penerbit Alfabeta., Strategi Meraih Keunggulan dalam Industri Jasa
Pendidikan. Suatu Kajian Manajemen Stratejik. Bandung: Penerbit Alfabeta. Tahun 2008.
2
KKL UIN Raden Fatah Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum bertempat di KUA Kec.
Ilir Timur Satu Palembang (15 Oktober 2023).
1
Secara umum, pengalaman yang diperoleh terutama pada bidang
administrasi dan prosedur di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ilir
Timur Satu Kota Palembang, selanjutnya terhadap peran penting dalam
“tinjauan hukum islam dan hukum positif mengenai perjanjian pra nikah bagi
pengantin di kantor urusan agama (kua) kecamatan ilir timur satu palembang”,
serta penyusunan laporan. Berdasarkan pengalaman tersebut, dilakukan upaya
peningkatan kompetensi dan keahlian, serta peningkatan pemahaman praktik
konsep-konsep yang dipelajari dalam perkuliahan dan praktik penerapan
konsep-konsep hukum islam dan hukum positif. Salah satunya Peran Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ilir Timur Satu Kota Palembang dalam
perjanjian pra nikah bagi pengantin di kantor urusan agama (kua) kecamatan
ilir timur satu palembang. 3
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana ketentuan perjanjian pra nikah dalam perspektif hukum Islam?
2) Bagaimana ketentuan perjanjian pra nikah dalam perspektif hukum positif?
3) Bagaimana prosedur pelaksanaan perjanjian pra nikah menurut hukum
Islam di Kantor Urusan Agama?
C. Pelaksanaan
1) Melakukan aktifitas KKL sebagaimana telah diatur Pengadministrasian Di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu Kota Palembang.
2) Mengumpulkan dan menelaah awal proses pernikahan adat melamar yang
akan menjadi fokus laporan individu.
3) Membaca dan menyimak fokus kasus sebagai laporan individu.
D. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Penelitian
Tujuan dan Manfaat yang ingin dicapai dari kegiatan KKL ini adalah :
1. Mempersiapkan Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum sebagai praktisi
hukum yang berkompeten dan profesional di lembaga Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Kalidoni Palembang
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dibidang penelitian bagi
peserta KKL dalam melakukan identifikasi berbagai masalah dalam bidang
hukum di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kalidoni Palembang
2
3. Mewujudkan kerjasama antara Fakultas Syari’ah dan Hukum dengan
Lembaga Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kalidoni Palembang.
E. Metode Penelitian
Metode yuridis normatif, yaitu penulis mendeskripsikan perjanjian pra
nikah dalam hukum Islam dan hukum positif di Indonesia kemudian
menganalisinya terhadap isi perjanjian perkawinan yang terdapat di KUA Ilir
Timur Satu Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dimana untuk memperoleh data penulis langsung terjun ke lokasi
untuk mewawancarai kepala KUA Ilir Timur Satu Palembang. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan
studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
1
Elin Siswanti,. Perjanjian Pra Nikah Dalam Prespektif Hukum Islam. EJURNAL UNTAG
SAMARINDA. Tahun 2013
4
nikah dapat mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya yang dijunjung tinggi
dalam masyarakat tersebut, termasuk pembagian harta sebelum dan sesudah
terjadinya perkawinan, kewajiban suami, pembagian harta ketika terjadi
perceraian, pemeliharaan anak, pendirian usaha, poligami dan KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga), dan pembagian harta warisan. Dalam
hukum Islam, perjanjian pranikah memiliki kekuatan hukum dan harus dipatuhi
oleh kedua belah pihak.2
2
Adhani, Laily Yusnia.. "Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum
Perkawinan di Indonesia (Studi Kasus di KUA Kecamatan Tingkir Kotamadya Salatiga)". Tesis
lainnya, IAIN Salatiga. Tahun 2016.
3
Pasal 29-30 KUHPer (Kitab Undang-undanh Hukum Perdata)
5
BAB III
PROFIL LEMBAGA/INSTITUSI
1
Sejarah dari berdiri Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu, Senin 16 Oktober 2023
2
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu, Senin 16 Oktober 2023
6
B. Profil Kantor Urusan Agama
1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dilaksanakan pada
semester 7 (Ganjil) Tahun Ajaran 2023/2024, dalam jangka waktu kurang
lebih 30 hari, mulai dari tanggal 19 September 2023 sampai dengan 18
Oktober 2023. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Laboratorium Terpadu Fakultas Syari’ah dan Hukum sebagai unit
penyelenggara Kuliah Kerja Lapangan (KKL), seluruh Mahasiswa Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) akan di laksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Ilir Timur Satu Kota Palembang.3
3
Pelaksananan KKL UIN Raden Fatah Fak. Sayri’ah dan Hukum (19 Sept – 18 Okt 2023)
7
4. Letak Geografis
Secara geografis, Kantor Urusan Agama kecamatan Ilir Timur I
terletak di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Luas Lahan/Tanah 13 x 25
m = 325 m2 . Status Milik Negara Republik Indonesia Bersertifikat.
Sedangkan luas gedung/bangunan 8 x 10 = 80 m2 , status kepemilikan
pemerintah Kota.4 KUA Kecamatan Ilir Timur Satu berbatasan wilayah
dengan:
1. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Kemuning
2. Sebelah selatan berbatasan denga kecamatan Bukit Kecil
3. Sebelah barat berbatassan dengan kecamatan Ilir Barat I
4. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Sukarami
4
https://sumsel.kemenag.go.id/artikel/view/43135/nama-dan-alamat-kua-sekota-palembang .
(diakses 15 oktober 2023)
8
“Terwujudnya Pelayanan Masyarakat Yang Berkualitas Dan
Partisipatif’’
b. Misi
Dengan visi kecamatan Kantor Urusan Agama (KUA) Ilir Timur I yang
demikian luas penjabarannya, maka diperlukan suatu kerangka
konseptual yang sistematis dan tersinergikan diantara berbagai
komponen yang hendak dicapai dalam visi tersebut. Kerangka
konseptual tersebut terimplementasikan dalam suatu misi Kantor
Urusan Agama (KUA) Ilir Timur I yaitu:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pencatatan nikah dan rujuk.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan pembinaan
keluarga sakinah.
3. Meningkatkan kualitas dan kwantitas zakat, wakaf dan ibadah
sosial.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kemasjidan,
pangan halal, hisab-rukyat,dan kemitraan umat islam.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan manasik haji.5
c. Motto
“ Pelayananku Adalah Ibadahku “
C. Struktur Keorganisasian
Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu
Kota Palembang yang beralamat di Jl. Mayor Santoso No.3364, Kelurahan 20
Ilir D. III, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan Kode
Pos. 30129 merupakan sebuah struktur birokrasi, yakni sebuah struktur dengan
tugas-tugas birokrasi yang sangat spesialisasi dengan aturan dan ketentuan yang
sangat formal serta wewenang mengikuti rantai atasan. Tugas pokok dan fungsi
5
Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur Satu, 16
Oktober 2023.
9
masingmasing bagian pada struktur organisasi di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Ilir Timur Satu Kota Palembang adalah sebagai berikut:
Jumlah Pegawai Kantor Urusan Agama ( KUA ) Kecamatan Ilir Timur I Kota
Palembang adalah 22 Orang dengan Perincian sebagai berikut:6
2. Penghulu 1 Orang
6
Data Pegawai KUA Kec. IT Satu Palembang. Periode 2023
10
7. Drs. Robuan, M.Pd Pengawas Pendais ASN
8. Drs. Paramita Pengawas Pendais ASN
11
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS
A. Fungsi & Konteks Hukum Islam & Positif Dalam Perjanjian Pranikah
1
https://www.konselkemenag.com/profil.php?tag=kua
2
https://legalitas.org/tulisan/semua-tentang-perjanjian-pra-nikah-dan-perjanjian-pisah-harta
12
hukum yang mungkin timbul dalam kasus perceraian, sementara yang lain
berpendapat bahwa perjanjian tersebut dapat mengurangi komitmen dan nilai-nilai
lain pernikahan sebagai ikatan emosional dan sosial. Perjanjian pra nikah memiliki
implikasi yang berbeda dalam hukum Islam dan hukum positif. Dalam hukum
Islam, nilai-nilai kasih sayang, komitmen dan saling pengertian sangat diutamakan.
Sementara dalam hukum positif, perjanjian pra nikah dapat menjadi instrumen
untuk mengatur hak dan tanggung jawab pasangan dalam konteks yang lebih
praktis. Dalam kedua perspektif, penting untuk memahami bahwa nilai-nilai etika,
saling pengertian, dan komitmen tetap memiliki peran penting dalam membangun
ikatan pernikahan yang kokoh.3 (Fayza, 2020).
3
https://jateng.kemenag.go.id/berita/muh-arifin-pernikahan-adalah-peristiwa-agama-
yang-suci-dan-sakral/
13
perjanjian ini. Mahar adalah hak penuh bagi pihak wanita dan harus diberikan
oleh mempelai laki-laki kepada mem pelai wanita . Perjanjian dalam hukum
islam juga dapat mengatur hak waris dari masing-masing pasangan dan
ketentuan mengenai pembagian harta waris apabila jika suatu saat nanti
pernikahan berakhir karena perceraian atau kematian. Perjanjian ini juga dapat
mengatur mengenai kewajiban finansial kedua belah pihak dalam pernikahan
yang termasuk tanggung jawab atas biaya hidup keluarga. Perjanjian pra nikah
yang telah dibuat atas kesepakatan bersama dan memenuhi ketentuan hukum
islam maka dainggap sah dan mengikat. Perjanjian ini memiliki kekuatan
hukum dan harus dipatuhi oleh kedua belah pihak. Proses pembuatan perjanjian
pra nikah dalam hukum islam harus disaksikan oleh minimal dua orang saksi
yang adil dan dapat dipercaya sesuai dengan hukum islam.4 (Yulies, 2013).
4
Yulies, A. "Perjanjian Pra Nikah dalam Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia".
Jurnal Hukum dan Pembangunan, 43(1), 1-14. Tahun 2013
14
dalam undang-undang perkawinan atau peraturan perundang-undangan lainnya.
Perjanjian pra nikah harus didaftarkan pada kantor catatan sipil yang
bersangkutan untuk mendapatkan kekuatan hukum. Pendaftaran dilakukan
sebelum pernikahan dilangsungkan dan dilakukan oleh kedua belah pihak
secara bersama-sama tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Persyaratan
perjanjian pra nikah dapat mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya yang
dijunjung tinggi dalam masyarakat tersebut.5 Perlindungan hukum dan
kepentingan pihak-pihak terkait termasuk dalam persyaratan perjanjian pra
nikah dan juga dapat dipengaruhi oleh pertimbangan perlindungan hukum dan
kepentingan para pihak yang terlibat. Misalnya, persyaratan dapat dirancang
untuk melindungi hak-hak dan kepentingan ekonomikedua belah pihak dalam
mengatur pembagian harta bersama, atau menjaga keberlanjutan keluarga
dalam situasi perceraian atau kematian. Persyaratan perjanjian pra nikah dapat
berkembang berdasarkan pengalaman dan praktik hukum di suatu negara.
Penerapan perjanjian pra nikah dalam kasus-kasus sebelumnya, putusan
pengadilan atau penyesuaian terhadap perkembangan sosial dan ekonomi juga
dapat mempengaruhi penentuan persyaratan yang berlaku.
5
Al-Maiyyah Media, Transformasi Gender dalam Paradigma Sosial Keagamaan, Published
by Institut Agama Islam Negeri Parepare 2020
15
Beberapa akibat yang mungkin terjadi apabila isi dari perjanjian pra nikah
dilanggar antara lain sebagai berikut :
a. Pemenuhan Kewajiban6
Pihak yang melanggar perjanjian pra nikah mungkin diwajibkan di
dalam hukum islam untuk memenuhi kewajiban yang telah disepakati
antara kedua belah pihak dalam perjanjian. Dalam hal ini termasuk hak-hak
harta dan lainya sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati bersama.
b. Gugatan Hukum
Pihak yang dirugikan oleh pelanggaran perjanjian pra nikah
memiliki hak untuk mengajukan gugatan hukum di hadapan pengadilan.
Gugatan ini bertujuan untuk meminta pemenuhan suatu kewajiban yang
telah dilanggar atau kompensasi atas kerugian yang timbul akibat
pelanggaran tersebut.
c. Pencabutan Pernikahan
Dalam beberapa kasus, pelanggaran serius terhadap perjanjian pra
nikah, seperti penipuan atau pelanggaran lainnya, dapat mempengaruhi
validitas pernikahan secara kesuluran. Dalam hal ini dapat mengarah pada
kemungkinan pencabutan pernikahan atau yang biasa disebut perceraian.
e. Kompensasi Finansial
Jika perjanjian pra nikah melibatkan kewajiban finansial yang tidak
terpenuhi, maka pihak yang dirugikan mungkin berhak untuk mendapatkan
6
Artikel "Perjanjian Pra-Nikah dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif di
Indonesia" di Legalitas.org
16
kompensasi finansial sebagai akibat dari pelanggaran tersebut.7 (Abdul,
2012).
7
Abdul, M. “Perjanjian Pra Nikah dalam Perspektif Hukum Islam”. Jurnal Hukum Islam,
10(1), 1-14. Tahun 2012
17
mencapai solusi yang saling menguntungkan. Mediasi dapat menjadi alternatif
yang efektif untuk penyelesaian sengketa perjanjian pra nikah, karena
memberikan kesempatan bagi para pihak untuk berkomunikasi secara terbuka
dan mencari solusi bersama tanpa melibatkan pengadilan. Jika dalam
melaksanakan mediasi tidak menemukan titik terang, maka solusi selanjutnya
yaitu pihak yang merasa dirugikan akibat tidak terpenuhinya perjanjian pra
nikah dapat juga mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak yang melanggar
perjanjian.
Ganti rugi dapat mencakup kerugian materiil sepereti kerugian finansial
atau kerugian non materiil seperti kerugian emosional atau reputasi. Tuntutan
ganti rugi dapat diajukan dalam gugatan perdata atau dalam gugatan terpisah
tergantung pada peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku. Pihak yang
merasa dirugikan akibat tidak terpenuhinya perjanjian pra nikah dapat juga
mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak yang melanggar perjanjian. Ganti
rugi dapat mencakup kerugian materiil sepereti kerugian finansial atau kerugian
non materiil seperti kerugian emosional atau reputasi. Tuntutan ganti rugi dapat
diajukan dalam gugatan perdata atau dalam gugatan terpisah tergantung pada
peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku.
8
Hasil wawancara dengan pegawai di KUA Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang pada
16 oktober 2023 pukul 14:00.
18
terjadi perceraian, pemeliharaan anak, mendirikan usaha, poligami dan KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga), pembagian harta warisan.9
Dalam perspektif hukum Islam perjanjian Pra Nikah merupakan syarat
yang tidak menyimpang dari Hukum Islam. Sehingga para pihak yang terkait
dalam perjanjian tersebut hukumnya wajib untuk memenuhi persyaratan.
Sedangkan dari sisi Hukum Perkawinan di Indonesia, perjanjian tersebut sudah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam.10 Perjanjian tersebut juga memiliki kekuatan hukum
yang sah, yang dicatat oleh akta notaris dan disahkan pegawai pencatat
perkawinan. Berikut adalah analisis perjanjian pra nikah dari hasil penelitian di
KUA Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang dalam Hukum Islam dan Hukum
Perkawinan di Indonesia:
1) Pembagian Harta
Di dalam Hukum Perkawinan di Indonesia, mengenai harta bawaan atau
harta bersama telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Pasal 36, bahwa dimana mengenai harta bersama dan harta bawaan masing-
masing suami istri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak dan
mempunyai hak sepenuhnya melakukan perbuatan hukum mengenai harta
bendanya. Dan pada Kompilasi Hukum Islam Pasal 47, yang membolehkan
adanya perjanjian pra nikah yang mana isinya dapat meliputi percampuran
harta pribadi dan pemisahan harta pencaharian masing-masing sepanjang
tidak bertentangan dengan Hukum Islam, maka isi perjanjian itu
diperbolehkan menetapkan kewenangan masingmasing untuk mengadakan
ketetapan hipotik atas harta bersama atau harta syarikat. Dan pada Pasal 85
KHI dijelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada 7 percampuran harta suami
dan harta istri dalam perkawinan, harta istri tetap menjadi hak istri dan
dikuasai penuh olehnya, demikian juga harta suami.11
9
Artikel "Tanggung Jawab Hukum Suami Istri atas Harta Bersama dalam Perkawinan
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan" di E-Journal Lex Privatum.
10
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam.
11
Dalam hukum adat di berbagai wilayah Indonesia, harta bersama disebut dengan beberapa
istilah diantaranya harta gono gini (Jawa), harta seharkat (masyarakat Aceh), harta suarang
(Minangkabau), harta Syarikat (suku Melayu), harta guna kaya (Sunda), barang perpantangan
19
2) Kewajiban Suami
Dalam hukum perkawinan tentang kewajiban suami diatur dalam
UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 34 ayat 1 bahwa suami wajib
melindungi istri dan keluarganya, yaitu memberikan rasa aman dan nyaman,
dan istri wajib mengurus urusan rumah tangga sebaik mungkin. Jika
keduanya melakukan sesuatu yang akibatnya melalaikan kewajibannya
maka baik istri atau suaminya dapat mengajukan gugatan ke pengadilan.
Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 80 ayat 2 yang mana mengatur
kewajiban suami bahwa suami wajib melindungi istrinya dan memberikan
segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan
kemampuannya.11
3) Pembagian Harta Ketika Terjadi Perceraian
Dalam hukum perkawinan di Indonesia mengeni harta gono-gini dalam
perceraian telah diatur dalam pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan, yang menyebutkan, apabila perkawinan putus
karena perceraian, harta benda diatur menurut hukumnya masing-masing,
dalam hal tersebut maka apabila dalam pasangan yang membuat perjanjian
pra nikah bercerai maka pembagian harta sudah ditentukan dalam perjanjian
pra nikah. Sedangkan dalam hukum islam pembagian harta gono-gini
tergantung pada kesepakatan antara suami dan istri.12
4) Pembagian Harta Warisan
Dalam hukum di Indonesia sebagaimana telah diatur dalam Kitab
UndangUndang Hukum Perdata Pasal 852 tentang penetapan pembagian
harta warisan bila orang meninggal dunia tidak membuat testment, yang
pertama berhak mendapat warisan yaitu suami atau istri dan anak-anak,
masing-masing berhak mendapat bagian yang sama jumlahnya, tetapi
apabila tidak ada orang sebagaimana tersebut diatas maka yang kemudian
(Kalimantan), dan druwe gabro (Bali). (Yunanto, Titik Singgung Keragamaan Sistem Hukum Dalam
Pembagian Harta Kekayaan Perkawinan Pada Perkawinan Serial, Masalahmasalah hukum, Jilid 47,
No. 4 Oktober 2018, hlm. 389)
11
Artikel "Kewajiban Nafkah Rumah Tangga Dalam Perspektif Hukum Islam (Telaah
Maqāshid al-Sharī'ah)" di Raden Intan Repository
12
Pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
20
berhak mendapat warisan adalah orang tua dan saudara dari orang tua yang
meninggal dunia, dengan ketentuan bahwa orang tua masing-masing
sekurang-kurangnya mendapat seperempat dari warisan. Begitu juga
didalam Islam apabila suami istri meninggal maka hartanya jatuh kepada
anak-anak yang ditinggalkan dari hasil perkawinan, sedangkan apabila tidak
ada anak maka ahli warisnya adalah keluarga dari 11 masing-masing pihak
suami istri. Dalam hal waris dalam hukum Islam sebagaimana yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman:
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 11-12)13
13
https://quran.com/id/wanita/11-13
21
12 dan harta bersama masing-masing perkawinan terpisah, namun itu tidak
cukup menjamin kepentingan atas harta bersama maupun kewajiban suami jika
terjadi perceraian. Oleh karena itu perjanjian pra nikah dapat memastikan harta
bersama dalam perkawinan masing-masing akan terlindungi, dan tidak
tercampur dengan perkawinan yang lain.14
Ketiga, Tanggung jawab terhadap anak-anak hasil pernikahan tersebut terutama
mengenai masalah biaya hidup anak, dan biaya pendidikannya harus diatur
sedemikian rupa berapa besar kontribusi masing-masing orang tua, dalam hal
ini tujuannya agar kesejahteraan anak-anak tetap terjamin. Jadi, jika terjadi
perceraian dapat mengajukan perjanjian pra nikah terssebut dan meminta
kepada hakim 13 untuk memerintahkan suami menjalankan kewajiban yang
telah ditetapkan dalam perjanjian pra nikah.
G. Hasil Analisis di KUA Kecamatan Ilir Timur Satu Palembang
1) Kualitas Pelayanan
Pelayanan di KUA Ilir Timur I terhadap penyelesaian suatu kasus
sangatlah baik, setiap warga kecamatan kalidoni yang mempunyai urusan
dengan KUA dilayani dengan cepat dan tidak berbelit-belit. Seperti dalam
kasus anak tidak sah atau anak luar nikah, warga diberi penjelasan dan
arahan dengan sangat rinci dan jelas sehingga mudah dipahami.
2) Keterbukaan Informasi Publik
Di KUA ini informasi sangatlah terbuka, setiap pegawai yang ada di
dalam kantor KUA ini memberikan informasi dengan objektif sesuai dengan
pertanyaan atau kebutuhan masyarakat yang membutuhkan informasi
terutama terkait masalah akhwal syakhsiyah seperti kasus anak tidak sah
atau anak luar nikah yang kami teliti ini, selain bisa datang langsung, KUA
juga memberikan informasi lewat Whatsapp.
3) Kasus di Kua Ilir Timur I
Terdapat beberapa kasus di Kua Ilir Timur I salah satu nya yaitu
kasus tentang perjanjian pranikah, di dalam kasus ini terdapat sepasang
14
Pasal 65 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
22
calon pengantin yang ingin mengajukan perjanjian pranikah yang salah satu
isinya berbunyi “ harta bawaan kedua bela pihak harus di pisah dan tidak
boleh digabungkan ” menurut hukum positif harta bawaan setiap pihak
diperbolehkan untuk di pisah. Dan menurut hukum islam harta yang di pisah
sah-sah saja apabila tidak bertentangan dengan Hukum islam.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepala (Pak Zulfikar),
staff Tata Usaha, dan penghulu pertama (Pak Herman) Kantor Urusan
Agama ( KUA) kecamatan Ilir Timur I terjadi satu kasus permintaan
perjanjian pranika yang ditanda tangani dua saksi.15
Hal tersebut tentu saja di lihat dengan pertimbangan yang menjadi
sebab utamanya dikabulkannya perjanjian pranikah tersebut. Adapun
berdasarkan informasi yang di dapat oleh pak zulfikar beberapa
pertimbangan yaitu ;
a. Isi di dalam perjanjian pranika harus sesuai dengan hukum positif yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan hukum islam
b. Persetujuan dari kedua bela pihak tanpa adanya paksaan.
Atas beberapa pertimbangan di atas, pak zulfikar pun turut
memberikan keterangan juga bahwa setelah tanda tangan dari kedua saksi
maka, dalam hal ini kantor urusan agama (KUA) kecamatan Ilir Timur I
dapat menyetujui surat janji pranika tersebut agar tercatat secara sah
menurut agama dan negara sehingga berlakunya hukum tersebut apabila
perjanjian tersebut di langgar.
Kemudian, staff Tata Usaha kantor urusan agama (KUA) kecamatan
Ilir Timur I bahwa adanya permohonan kasus izin persetujuan perjanjian
pranika yang telah di tanda tangani kedua saksi
” perjanjian tersebut harus sesuai dengan hukum positif dan tidak
melanggar hukum agama,dan kedua bela pihak setujuh dengan perjanjian
15
Wawancara dengan pak zulfikar dan pak herman tanggal 16 oktober 2023 di kantor
urusan agama (KUA) kecamatan ilir Timur I pukul 08:00
23
tersebut tanpa adanya paksaan maka pihak dari KUA akan setujuh dengan
adanya perjanjian pranika tersebut.” tutur pak zulfikar16.
Dapat disimpulkan bahwasanyaa perjanjian pranika berlaku selama
pernikahan berlangsung dan sesuai dengan hukum yang ada, apabila salah
satu dari pihak melanggar maka akan terkena sangsi dan hukuman.
4) Transparansi Anggaran
16
Wawancara dengan kepala KUA ( Pak zulfikar ) jam 08.00 tanggal 16 oktober 2023 di
kantor urusan agama (KUA) kecamatan Ilir timur satu
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat penulis simpulkan bahwa:
a) Dalam hukum islam, apapun yang berkaitan dengan janji, apabila dilanggar maka
sama halnya dengan melanggar syariat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Sanksi atas dilanggarnya perjanjian pra nikah dalam hukum islam yaitu jelas
mendapatkan dosa. Dalam hukum positif, perjanjian pra nikah berlaku selama
pernikahan berlangsung. Isi dari perjanjian pra nikah tergantung pada kebutuhan
dan kesepakatan calon pasangan dengan syarat isinya tidak boleh bertentangan
dengan norma dan agama. Pada umumnya, isi perjanjian pra nikah dapat berupa
harta bersama, hak asuh anak. Selama pernikahan berlangsung, perjanjian pra
nikah tidak dapat dirubah isinya kecuali kedua belah pihak sepakat untuk merubah
isinya dan juga selama perubahan tersebut tidak merugikan kedua belah pihak dan
juga pihak ketiga.
b) Adapun Isi perjanjian pra nikah yang terdapat di KUA Kecamatan Ilir Timur I
mengatur tentang pembagian harta sebelum dan sesudah terjadinya perkawinan,
kewajiban suami, pembagian harta ketika terjadi perceraian, pemeliharaan anak,
mendirikan usaha, poligami dan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga),
pembagian harta warisan.
B. Saran
a) Agar penelitian ini berguna dan dapat dijadikan sebagai referensi dalam
kehidupan masyarakat, wabil khusus Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur
I Palembang serta jajarannya, maka saya sebagai penulis menyampaikan saran
dan masukkan mengenai akibat hukum yang timbul dari perjanjian pra nikah
apabila perjanjian tersebut tidak dapat dipenuhi sesuai dengan hukum yang telah
ditetapkan
b) Di dalam kasus ini dapat di lihat seberapa penting perjanjian pra nika bagi kedua
pasangan yang ingin menikah tetapi poin – poin yang terdapat di dalam perjanjian
pra nika harus sama sama sesuai dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan
25
DOKUMENTASI
26
BDAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdul Manan. (1995). Masalah-Masalah Hukum Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Amir, Syarifuddin. (2006). Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Antara Fiqh
Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, Kencana: Prenada Media
Jurnal
Abdul, M. (2012). “Perjanjian Pra Nikah dalam Perspektif Hukum Islam”. Jurnal
Hukum Islam, 10(1), 1-14.
Abdul. (2012). Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Hukum
dan Peradilan.
Atoillah Karim, (2017), “Perbandingan Hukum Harta Kekayaan Perkawinan Dalam
Perjanjian Perkawinan Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan Dengan Kompilasi Hukum Islam”, Jurnal Yustitia, Vol.3 No.1
Elin Siswanti “Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam”, Journal Of
Law, Vol.1 No.3
Elin Siswanti. (2013). Perjanjian Pra Nikah Dalam Prespektif Hukum Islam.
EJURNAL UNTAG SAMARINDA.
Fayza Mifta Fauzia Risanto. 2020. Perjanjian Pra-Nikah Dalam Perspektif Hukum
Fayza. (2020). Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum
Positif. Jurnal Hukum.
Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Moh Ali Wafa. (2018). Hukum Perkawinan Di Indonesia. Tanggerang: Yasmi.
Yuli. (2013). Perjanjian Pra Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Hukum
Islam.
Yulies Tiena Masriani, (2013). “Perjanjian Perkawinan dalam Pandangan Hukum
Islam”, Jurnal Ilmiah, Vol. 2 No. 3.
Yulies, A. (2013). "Perjanjian Pra Nikah dalam Hukum Islam dan Hukum Positif di
Indonesia". Jurnal Hukum dan Pembangunan, 43(1), 1-14.
27