Anda di halaman 1dari 9

KASUS KORUPSI PENGELOLAAN PT ASURANSI SOSIAL

ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

(ASABRI)

Disusun Oleh :

Thalita Cahaya Putri


Nim : 44223010047

Dosen :
Abdul Rahmat, SE, MM

Fakultas Ilmu Komunikasi


Progam Studi Public Relations
Universitas Mercu Buana
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak pidana yang dilakukan oleh

seseorang atau suatu organisasi yang dipercayakan dalam suatu jabatan kekuasaan, untuk

memperoleh keuntungan yang haram atau penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan

pribadi seseorang. Korupsi dapat melibatkan banyak kegiatan yang meliputi penyuapan,

penjualan pengaruh dan penggelapan dan mungkin juga melibatkan praktik yang legal di

banyak negara. Korupsi politik terjadi ketika pejabat atau pegawai pemerintah lainnya

bertindak dengan kapasitas resmi untuk keuntungan pribadi. Korupsi paling umum terjadi di

kleptokrasi, oligarki, negara-narkoba, dan negara bagian mafia. Data terbaru menunjukkan

korupsi sedang meningkat. Setiap negara mengalokasikan sumber daya domestik untuk

pengendalian dan pengaturan korupsi dan pencegahan kejahatan. Strategi-strategi yang

dilakukan dalam rangka melawan korupsi seringkali dirangkum dalam istilah anti-korupsi.

Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang merajalela di tanah air selama ini tidak saja

merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara, tetapi juga telah merupakan

pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, menghambat pertumbuhan

dan kelangsungan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Tipikor tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa, tetapi telah menjadi kejahatan

luar biasa. Metode konvensional yang selama ini digunakan terbukti tidak bisa menyelesaikan

persoalan korupsi yang ada di masyarakat, maka penanganannya pun juga harus

menggunakan cara-cara luar biasa.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENJELASAN KASUS

Terdakwa kasus korupsi pengelolaan dana PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (Asabri) (Persero), B**** T***********, divonis pada tanggal

12/1/2023. Pembacaan putusan terhadap B**** T*********** direncanakan dilakukan di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN

Jakpus). Sebelumnya, jaksa penuntut umum (JPU) telah melayangkan tuntutan bagi B****

T***********. B**** T*********** dituntut hukuman mati oleh jaksa karena merugikan

keuangan negara Rp 22,788 triliun terkait dugaan korupsi pengelolaan dana PT Asabri

(Persero). Selain itu, jaksa menyebut B***** terbukti melakukan korupsi bersama-sama

dengan terdakwa lain dan melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Dalam kasus ini,

B**** T*********** diduga melakukan perbuatannya bersama-sama dengan tujuh terdakwa

lain. Di antaranya, Direktur Utama PT Asabri periode Maret 2016–Juli 2020 Letjen Purn

S**** W*******, Dirut PT Asabri 2012–Maret 2016 Mayjen Purn A**** R********

D*****. Kemudian, Direktur Investasi dan Keuangan PT Asabri Juli 2014–Agustus 2019

H*** S******* dan Dirut PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) L***** P*********. Lalu,

Direktur PT Jakarta Emiten Investor Relation J***** S******, Presiden Komisaris PT Trada

Alam Minera H*** H******, serta Direktur Investasi dan Keuangan PT Asabri periode

2012–Juni 2014, B****** E*******. Selain itu, terdapat satu terdakwa yakni, Kepala Divisi

Investasi PT Asabri (Persero) periode 1 Juli 2012-29 Desember 2016 I**** W********

B***** S****** . Namun, I***** sudah meninggal dunia pada 31 Juli 2021.

Pembelaan B**** T*********** , melalui nota pembelaannya atau pleidoi,

mengklaim telah memberikan keuntungan kepada PT Asabri atas pengelolaan keuangan dan
dana investasi tersebut. Ia balik menuding jaksa tidak mempertimbangkan usaha yang telah

dilakukan untuk memberikan keuntungan terhadap PT Asabri. "Bagaimana tidak, saya

memberikan keuntungan keuntungan nyata kepada PT Asabri berupa Rp 2.654.427.717.847

maupun Rp 1.295.991.763.000 dan dengan nilai estimasi harga Rp 1.441.223.300.000 sampai

dengan Rp 5.516.200.000 yang memiliki nilai ekonomi, justru dituntut atas dosa-dosa yang

dilakukan oleh internal PT Asabri," kata B**** T*********** dalam sidang di Pengadilan

Tipikor Jakarta Pusat, pada 16 November 2022.

2.2 PENGAITAN

a. Pasal Yang dilanggar dalam kasus tersebut

jaksa menyebut B***** terbukti melakukan korupsi bersama-sama dengan

terdakwa lain dan melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Hal ini

sebagaimana dakwaan kesatu primer Pasal 2 Ayat 1 jo Pasal 18 Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55

ayat 1 ke-1 KUHP. Menurut jaksa, B**** T*********** terbukti melakukan

pelanggaran sebagaimana pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang

Pencegahan dan Pemberantasan TPPU. Dengan ini, B**** T*********** dituntut

hukuman mati oleh jaksa karena merugikan keuangan negara Rp 22,788 triliun terkait

dugaan korupsi pengelolaan dana PT Asabri (Persero).

b. Pelanggaran etika

Sudah jelas etika yang dilanggar oleh PT ASABRI adalah korupsi dan

penyalah gunaan kekuasaan. Korupsi jelas menjadi hal tabu yang dikecam di berbagai

belahan di dunia ini dan diberbagai tingkat birokrasi. Korupsi adalah buah dari

kekuasaan yang digunakan dengan tidak bertanggung jawab. Apa yang dilakukan

oleh pejabat-pejabat PT ASABRI adalah bukti konkritnya yaitu mereka


menyalah gunakan kekuasaan mereka dengan memutar-mutar dana asuransi

yang seharusnya dikelola dalam investasi yang baik dan jujur. Lebih

parah lagi, keuntungan yang diperoleh dari praktik jual-beli saham yang tidak jujur

tersebut diambil menjadimilik pribadi. Tersirat juga bahwa ada tekanan terhadap

karyawan-karyawannya karena selama lebih dari lima tahun tidak ada laporan apa-apa

terkait apa yang telah dilakukan oleh pejabat nya atau mungkin praktik korupsinya

berjalan dengan sangat mulus sampai tidak diketahui oleh karyawan-karyawannya

c. Penjelasan dalam Agama Islam Terhadap Kasus Korupsi

Hukum Islam menyebut tindakan korupsi dengan istilah jarimah atau jinayah.

Kedua istilah ini mempunyai pengertian yang sama, yaitu perbuatan yang dilarang

hukum Islam, baik perbuatan itu mengenai jiwa, harta, atau lainnya.

Pembahasan mengenai tindakan-tindakan yang dipandang sebagai korupsi

dapat dilihat dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an. Terdapat ayat yang menyebutkan

bahwa dilarang makan harta sesama dengan jalan batil. Dan larangan tentang

menyuap hakim demi menguasai harta yang bukan haknya.

Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 188:

‫ام ِالَى بِ َه ْۤا َوتُدْلُ ْوا طِ ِلا ْل َبا بِا بَ ْينَكُ ْام لَـكُ ْام ا َ ْم َوا ت َأْكُلُ ْۤ ْوا َو َلا‬
‫ِن فَ ِر ْيقًا ِلت َأْکُلُ ْوا ْال ُحـ َّک ِا‬
‫ل ا َ ْم َوا م ْا‬ ‫ْنـت ُ ْام َوا َ ثْ ِما ْ ِا‬
‫ل ِبا ِِس النَّا ِا‬

‫ت َ ْعلَ ُم ْونَا‬

Artinya: Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan

(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar

kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu

mengetahui.
d. Perspektif Menurut Ilmuan Mengenai Korupsi

1. Jeremy Pope

Sebagai aktivis dari New Zeland, Jeremy Pope, mengartikan korupsi sebagai

perilaku yang dilakukan oleh pejabat, yang secara tidak wajar dan tidak sah membuat

diri mereka serta olah lain mendapatkan keuntungan dengan menyalahgunakan

wewenangnya

2. Guy Benveniste

Pengertian korupsi menurut Guy Benveniste terbagi dalam 3 jenis, yaitu

illegal corruption (berupa tindakan mengacaukan peraturan atau regulasi hukum

tertentu), mercenary corruption (sejenis korupsi yang digunakan untuk memperoleh

keuntungan pribadi), dan ideological corruption (korupsi yang dilakukan karena

kepentingan kelompok akibat dari komitmen ideologis seseorang).

3. Graham Brooks

Pengertian korupsi menurut Brooks adalah tindakan yang sengaja dilakukan

atas dasar kesalahan atau kelalaian melakukan tugas yang diketahuinya sebagai suatu

kewajiban. Sehingga tindakan ini merujuk pada sesuatu yang tidak menguntungkan

dan cenderung bersifat pribadi.

4. Haryatmoko

Menurut pengajar filsafat di Universitas Sanata Dharma (USD), Haryatmoko,

definisi korupsi adalah upaya campur tangan menggunakan kemampuan yang didapat

dari posisi penyalahgunaan informasi, keputusan, pengaruh, uang dan/atau kekayaan

demi kepentingan dan keuntungan dari pihaknya sendiri.

5. Robert Klitgaard
Menurut Robert Klitgaard, pengertian korupsi dilihat dari perspektif

administrasi negara. Korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas-

tugas resmi jabatan di suatu negara. Tindakan tersebut termasuk hal yang memperoleh

keuntungan, status, dan uang untuk diri pribadidan melanggar aturan pelaksanaan

yanga ada.

6. Gunnar Myrdal

Pengertian korupsi menurut Gunnar Myrdal adalah suatu masalah dalam

pemerintahan karena kebiasaan melakukan penyuapan dan tindak ketidakjujuran

sehingga memerlukan tindakan-tindakan penghukuman terhadap si pelanggar.

7. Mubyarto

Menurut Mubyarto, korupsi adalah masalah politik ekonomi yang menyentuk

keabsahan (legitimasi) pemerintah di mata generasi muda, kaum elit terdidik, dan

pegawai pemerintahan.

8. Syeh Hussein Alatas

Sosiolog Malaysia, Syeh Hussein Alatas mengartikan korupsi adalah

subordinasi kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi yang mencakup

pelanggaran norma, tugas, serta kesejahteraan umum melalui metode pencurian dan

penipuan. Titik penting yang diletakkan dalam definisi tersebut mencakup dua jenis

korupsi yaitu nepotisme dan korupsi otogenik.

9. Hafidhuddin

Pengertian korupsi menurut Hafidhuddin digambarkan dalam perspektif ajaran

Islam, bahwa korupsi merupakan perbuatan fasad atau merusak tatanan kehidupan

sehingga pelakunya dikategorikan melakukan jinayah kubro (dosa besar). Korupsi ini

bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan (al-adalah), akuntabilitas (al-amanah),


dan tanggung jawab.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan kasus yang terjadi atas PT Asabri sebesar 22,8 T kami dapat mengetahui

bahwa telah terjadi adanya pelanggaran kode etik profesi akuntansi. Dengan dugaan

keterlibatan akuntan publik terhadap kasus korupsi. Dari pembahasan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa :

Banyak sekali pelanggaran-pelanggaran dalam kasus PT Asabri ditemukan prosedur

yang tidak sesuai dengan prosedur seharusnya. Ketidak jujuran hasil penipuan laporan

keuangn adalah salah satu pelanggaran Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi

(ABET) kode etik atas dasar prinsip yang berbunyi "Bersikap jujur dan tidak memihak,

dan melayani dengan kesetiaan masyarakat, petinggi mereka dan klien". Dalam hal ini

konsultan perencana tidak bertindak jujur tidak menunjukan hasil yang sebenarnya karena

pada Direktur Utama Asabri dengan menawarkan 18 persen saham PT Harvest Time yang

dimiliki anak perusahaan Hanton International yaitu PT Wiracipta senilai Rp 1,2 T.

Setelah dilakukannya pemeriksaan oleh BPK, Wiracipta tidak pernah memiliki 18 persen

saham Harvest yang diklaim Benny.

Adanya pelanggran pada kasus PT Asabri, pelanggran sengaja dilakukan oleh

beberapa pihak untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya demi kepentingan

pribadi. Pelanggaran yang seperti inti bisa dikategorikan dalam tindak pidana korupsi.
Majelis Hakim tindak pidana Korupsi menjatuhkan vonis maksimal bagi terdakwa kasus

dugaan korupsi pengelolaan dana PT Asabri yaitu para terdakwa divonis 15- 20 tahun

penjara.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6975355/9-pengertian-korupsi-menurut-

para-ahli-dari-aktivis-barat-perspektif-islam

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6499274/korupsi-dalam-pandangan-

islam-perbuatan-buruk-yang-merugikan-orang-lain

https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/etika-bisnis/analisis-

pelanggaran-etika-dalam-perusahaan-kelompok-11/39606663

https://www.kompasiana.com/desinovitasari8479/62d323ec6e7f0146a37fce74/pelang

garan-etika-profesi-pada-pt-asabri?page=all#section1

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/12/10582381/perjalanan-kasus-korupsi-

asabri-dengan-terdakwa-benny-tjokrosaputro-divonis

Anda mungkin juga menyukai