Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANDIRI KEWARGANEGARAAN

ARTIKEL
“DAMPAK KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME”

Disusun Oleh:

Nama: MARIYO

NPM: 211010019

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

T.A 2021/2022
“DAMPAK KOLUSI, KORUPSI, DAN NEPOTISME”

A. KOLUSI
1. Penafsiran kolusi
Apa itu kolusi? Secara universal sebutan kolusi
merupakan sesuatu bentuk persekongkolan ataupun
perjanjian rahasia yang dicoba oleh 2 orang ataupun lebih
dengan tujuan melaksanakan perbuatan salah buat
memperoleh keuntungan. Pemikiran lain merupakan kalau
kolusi merupakan sesuatu wujud kerjasama ilegal ataupun
konspirasi rahasia yang dimaksudkan buat menipu ataupun
menyesatkan orang lain. Secara universal, kolusi
mengaitkan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat
pemerintah ataupun pihak tertentu buat memperoleh
keuntungan. Dari statment tersebut bisa disimpulkan kalau
kolusi merupakan sesuatu perilaku serta perbuatan tidak
jujur yang melanggar hukum dengan mengadakan sesuatu
perjanjian rahasia yang berkaitan dengan pemberian duit
ataupun sarana tertentu semacam pelumas buat
kepentingan seorang ataupun kelompok. Penafsiran kolusi
dari para pakarnya atau ahli:
a. MerriamWebsters Dictionary
Bagi MerriamWebsters Dictionary( 1984), penafsiran
kolusi merupakan sesuatu perjanjian ataupun kerjasama
yang tidak legal bila bertujuan buat menipu ataupun
menyesatkan pihak lain.
b. Oxford Dictionary
Oxford dictonary mengemukakan , definisi kolusi adalah
persekutuan ilegal dan juga kerja sama rahasia buat
menipu orang atau pihak lain.

1
c. Kamus Besar Bahasa Indonesia( KBBI)
Bagi KBBI, kolusi merupakan persekongkolan dengan
iktikad tidak terhormat, persekongkolan yang terjalin
antara pengusaha dengan pejabat pemerintah. Cocok
dengan Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia No
28 Tahun 1999, penafsiran kolusi merupakan sesuatu
perjanjian ataupun kerjasama yang rahasia serta tidak
legal antara penyelenggara negeri dengan pihak lain,
warga serta/ ataupun negeri.
2. Pemicu kolusi
Sikap kolusi terjalin di bermacam susunan warga, dari
warga universal sampai pemerintah. Berikut merupakan
sebagian contoh kolusi merupakan kolusi pemerintah
Diakibatkan oleh terdapatnya dominasi kekuasaan dengan
kewenangan absolut pejabat tanpa mekanisme akuntabilitas,
pejabat pemerintah yang mempunyai budaya korupsi, sistem
kontrol yang tidak berjalan, ikatan antara pemimpin serta
bawahan tidak bersumber pada prinsip kesetaraan.
Perjanjian di bidang Pembelajaran, Perihal ini diakibatkan
bermacam pemicu antara lain sistem pembelajaran yang
kurang baik, tradisi pemberian uang pendidik, kurikulum
tidak cocok konteks, pendapatan/ apresiasi pendidik masih
rendah. Perjanjian di industri Sebagian besar diakibatkan
oleh bermacam aspek, semacam permasalahan keuangan,
latar balik pembelajaran, budaya ataupun budaya kerja
seorang serta area tempat tinggalnya.

2
3. Akibat Kolusi
Kolusi yang terjalin secara terus menerus hendak
memunculkan akibat kurang baik untuk banyak pihak. Ada
pula sebagian akibat sikap kolusi merupakan selaku berikut:
 Terjadi kesenjangan sosial di warga serta ketidakadilan di
bermacam bidang kehidupan.
 Proses perkembangan ekonomi serta investasi jadi
terhambat sehingga pengentasan kemiskinan jadi
terhambat.
 Terjadi pemborosan terhadap sumber energi, baik itu
sumber energi manusia ataupun sumber energi ekonomi.
 Proses demokrasi jadi tersendat sebab terdapatnya
pelanggaran hak- hak masyarakat negeri.
 Timbulnya ketidakpercayaan warga terhadap aparat
negeri.
 Terjadi ketidakselarasan antara guna, tujuan, serta
mekanisme proses( cocok prosedur serta hukum) dengan
praktiknya.
4. Contoh Kolusi
Terdapat banyak sekali contoh kolusi yang terjalin di
Indonesia, antara lain merupakan selaku berikut:
 Menyuap lembaga pemerintah supaya seorang diterima
jadi Pegawai Negara Sipil( PNS).
 Menyuap tenaga pengajar supaya nilai rapor sekolah
murid jadi lebih baik.
 Menyuap lembaga pembelajaran supaya seorang diterima
di sekolah ataupun akademi besar negara kesukaan.
 Menyuap petugas pajak supaya nilai pajak yang
dibayarkan harus pajak jadi lebih kecil dari yang
sepatutnya.

3
 Menyuap hakim ataupun jaksa supaya meringankan
hukuman untuk seseorang pelakon kejahatan.

B. KORUPSI
1. Pengertian korupsi
Kata korupsi berasal dari Say Nomor to Corruption( 2012)
oleh Juni Sjafrien Jahja serta berasal dari bahasa latin
Corrumpere. Sebutan korupsi dalam bahasa Inggris merupakan
corruption serta corrupt, yang ialah kata buat korupsi dalam
bahasa Indonesia. Henry Campbell Black dalam Blacks Law
Dictionary, yang menarangkan korupsi selaku aksi yang dicoba
dengan iktikad buat mendapatkan keuntungan yang berlawanan
dengan tugas serta hak orang lain. Perbuatan melawan hukum
seseorang pejabat ataupun wali amanat secara tidak pantas
memakai wewenangnya buat mendapatkan keuntungan untuk
dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan hak serta
kewajiban orang lain. Korupsi merupakan penyelewengan
ataupun penyalahgunaan dana pemerintah( industri, dll.) buat
keuntungan individu ataupun pihak ketiga. Korupsi merupakan
penggelapan dana( duit, dll). Korupsi merupakan perang
melawan kemiskinan. Bagi Kamus Oxford, korupsi merupakan
sikap tidak jujur ataupun ilegal, paling utama di pihak penguasa.
Makna yang lain dari korupsi merupakan aksi ataupun akibat
memindahkan seseorang dari standar sikap moral ke sikap tidak
bermoral. Bagi Undang- Undang No 31 Tahun 1999,
korupsi mempunyai arti umum yaitu perbuatan manusia
yang secara ketentuan bertentangan dengan hukum guna
memperkaya diri sendiri ataupun orang lain ataupun industri,
yang mengakibatkan terganggunya perekonomian Negeri
ataupun keuangan Negeri. Korupsi juga dapat pula didefinisikan
selaku tindakan seorang dengan tujuan mengambil keuntungan

4
dirinya sendiri ataupun orang lain ataupun industri. Pula
penyalahgunaan kekuasaan, mungkin ataupun lembaga yang
dipunyai oleh peran ataupun perannya, yang bisa mengganggu
keuangan Negeri ataupun perekonomian Negeri Apa pemicu
terbentuknya korupsi? Kenapa orang lebih tergiur dengan korupsi
dari pada jujur? Untuk sebagian orang, korupsi bisa jadi ialah
metode termudah ataupun apalagi salah satunya buat
memperoleh apa yang mereka mau. Suap tadinya ialah metode
gampang buat menjauhi hukuman. Buat menarangkan sikap
korupsi, terdapat sebagian teori yang mengemukakan pemicu
terbentuknya korupsi oleh warga. Teori yang sangat universal
merupakan: The Triangle Fraud Theory( Donald R. Cressey)
Terdapat 3 alibi kenapa orang korupsi, ialah tekanan,
kesempatan, serta rasionalisasi. GONE Theory( Jack Bologne)
Faktor- faktor pemicu korupsi merupakan keserakahan( greed),
kesempatan( opportunity), kebutuhan( needs) serta
pengungkapan( exposure). Teori CDMA( Robert Klitgaard)
Korupsi terjalin sebab aspek kekuasaan( direction) serta
dominasi( dominasi) yang tidak diiringi dengan tanggung jawab.
Will and Opportunity Theory Bagi teori ini, korupsi bisa terjalin
kala suatu kesempatan timbul sebab kelemahan sistem ataupun
minimnya kontrol serta kemauan yang didorong oleh kebutuhan
ataupun keserakahan. Teori model biaya- manfaat Teori ini
melaporkan kalau korupsi terjalin kala khasiat korupsi, baik yang
dicapai ataupun dialami, lebih besar daripada bayaran ataupun
risikonya.
2. Akibat korupsi
Secara ringkas, akibat masif korupsi bisa dialami dalam
bermacam bidang antara lain Akibat ekonomi, Akibat sosial serta
kemiskinan warga, Akibat birokrasi pemerintahan, Akibat politik
serta demokrasi Akibat terhadap penegakan hukum, Akibat

5
terhadap pertahanan serta keamanan, serta mengakibat
kehancuran lingkungan

C. NEPOTISME
1. Pengertian Nepotisme
Pengertian nepotisme pada KBBI adalah perilaku yang
menunjukkan perlakuan berlebihan terhadap kerabat dekat.
Dengan makna lainnya yakni nepotisme ialah ketimpangan untuk
mengutamakan (menggunakan) anggota keluarga, terutama
dalam hal jabatan, pangkat pada instansi pemerintahan.
Nepotisme juga dapat diartikan dengan memilih sanak saudara
atau sanak saudara untuk menduduki pemerintahan. Dari
pemahaman singkat ini, Anda sudah bisa membayangkan betapa
merusaknya nepotisme ini. Misalnya di sekolah negeri, kepala
sekolah mengikutsertakan anak, keponakan, mertua, dan lain-lain
sebagai pejabat atau pegawai, meskipun kemampuannya di
bawah rata-rata. Ini jelas merugikan pelamar lain yang
seharusnya berkompeten untuk mengisi posisi itu. Namun,
nepotisme ini kurang mendapat perhatian dibandingkan korupsi.
maknanya, praktek nepotisme masih sangat banyak, terutama
lagi pada wilayah di daerah-daerah. Yang disebut dengan
nepotisme menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
Pasal I ayat 5 yang dimaksud dengan penyelenggara negara
yang bersih dan bebas KKN mereupakan setiap perbuatan
menentang hukum penyelenggara negara yang melakukan tindak
kerugian kepentingan keluarga dan/atau kroninya di atas
kepentingan negara. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Ciri-Ciri Nepotisme

6
 Semua keputusan dan pelaksanaan suatu jabatan
biasanya dilakukan secara otoriter.
 Pembagian posisi orang pada jabatan tertentu tidak
mengacu pada kompetensi, namun di dasarkan pada
faktor kedekatan keluarga.
 Kurang atau tidak adanya kejujuran seseorang dalam
memenuhi amanat yang dipercayakan kepadanya.
 Mengabaikan kesempatan seseorang yang berkompeten
di bidangnya dan memilih seseorang yang dekat dengan
keluarganya.
 Pemimpin pada umumnya tidak jujur dan tidak menghargai
kualitas karena berpura-pura otoriter di lembaga atau
instansi yang dipimpinnya.
 Sebagai aturan umum, eksekutif juga tidak kompeten,
sehingga mereka membutuhkan dukungan dari kerabat
mereka di agensi.
3. Jenis-Jenis Nepotisme
Praktek nepotisme dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis. Mengenai patutnya menyadari nepotisme, jenis-jenis
nepotisme akan di jelaskan di bawah ini :
a. Nepotisme Ikatan keluarga. contohnya, jabatan PNS
sebagian berasal dari keluarga dengan keturunan yang
sama. Hal ini dapat kita lihat pula dari kemiripan wajah dan
nama belakang yang digunakan. Misalnya, kepemimpinan
dalam sebuah agensi melibatkan sekelompok saudara
kandung Anda untuk mengisi posisi penting. Ini bisa dikenali
dari kesamaan nama, nama keluarga, dan wajah. Untuk itu,
beberapa perusahaan secara ketat mengontrol apakah ada
karyawan dengan nama belakang yang sama dengan salah
satu eksekutif perusahaan.
b. Universitas tribalisme Nepotisme, sebuah hal nepotisme
berdasarkan asal universitas atau spesialisasi yang sama.

7
Contohnya dalam sebuah perusahaan, manajer
menempatkan orang-orang dari Universitas X atau
Departemen X pada posisi penting karena mereka lulus di
sana.
c. Kesukuan organisasi adalah bentuk nepotisme yang
didasarkan pada organisasi tertentu, seperti organisasi
profesi, partai politik, dan lain-lain. Misalnya, saat mengisi
jabatan di kementerian, dipilih orang-orang yang bekerja di
organisasi yang sama dengan menteri. Contoh lain yaitu
Menteri A dari kader Partai y, sehingga memilih orang
untuk bekerja sebagai stafnya, juga dari Partai y.
d. Institutional tribalisme, yaitu suatu bentuk nepotisme yang
pelakunya berasal dari otoritas di luar otoritas saat ini.
Contohnya Seorang manajer perusahaan berganti
pekerjaan dan kemudian membawa karyawan lain dalam
kelompok ke tempat kerja baru. Contoh lain adalah ketika
walikota baru terpilih, ada banyak perubahan pekerjaan
antara kepala, subdivisi dan lainnya setelah kelompok
walikota baru.
e. Etnis kesukuan, yaitu nepotisme yang pelakunya berasal
dari suku atau kelompok etnis yang sama. Misalnya,
kepemimpinan dalam sebuah perusahaan hanya
menempatkan seseorang dari etnis yang sama pada posisi
penting. Kebiasaan mereka berbicara dalam bahasa lokal
mereka pada saat mereka bertemu.
4. Masalah Perilaku Nepotisme
1. Diskriminasi kesempatan untuk pengembangan pribadi atau
profesional. Hal ini pada akhirnya menyebabkan penurunan
motivasi kerja dan kinerja bagi mereka yang bergabung
melalui jalur rekrutmen resmi.

8
2. Konflik loyalitas muncul dalam organisasi, terutama ketika
anggota keluarga mengambil posisi sebagai atasan
langsung bagi anggota keluarga lainnya di perusahaan.
3. Ketidakadilan terus-menerus terhadap orang lain yang
memiliki kesempatan untuk mengembangkan karier.
4. Munculnya pragmatisme dalam masyarakat, di mana suatu
pekerjaan atau kedudukan tertentu tidak lagi dicapai melalui
persaingan dan prosedur, tetapi melalui nepotisme.
5. Potensi kerugian sosial (keluarga, masyarakat, negara dan
agama) akan semakin bergejolak hingga menjadi sangat
besar, di karena para pelaku nepotisme tidak lagi
mementingkan keutamaan kualitas dan kepentingan umum,
tetapi hanya mementingkan kepentingan pribadi yang
bersifat cenderung ke keluarga.
5. Hukum Nepotisme di Indonesia
Perjanjian Korupsi dan Nepotisme (KKN) merupakan tindak
pidana, namun perjanjian khususnya nepotisme seringkali sulit
dibuktikan. Bahkan jika ancaman hukuman untuk nepotisme juga
bukan lelucon. Hal ini diatur dalam pasal 2 dan 3 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Setiap penyelenggara negara atau setiap
anggota komisi pemeriksa yang melakukan nepotisme
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Nomor 4 dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 12
(dua belas) tahun dan denda paling sedikit 200.000.000 rupiah
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
6. Dampak Nepotisme
Implikasi secara meluasnya yaitu bahwa nepotisme telah
menjadi faktor pembuat pragmatisme pemikirann sekelompok
orang. Jika masyarakat ingin anak-anaknya menjadi pemimpin di

9
masa depan, maka idealisme bukanlah abdi bangsa, tetapi agar
kelak bisa menarik saudara-saudaranya ke dalam kesempatan
kerja melalui nepotisme daripada menerapkan secara terukur
melalui prosedur. Jika nepotisme dilakukan tanpa melihat
kelayakannya, maka pelakunya dapat digolongkan sebagai tiran
dan dapat menjadi penghambat tatanan kehidupan, baik itu
keluarga, masyarakat, negara maupun agama. unsur kejujuran
dalam pelaksanaan amanah. Jika nepotisme dilakukan dengan
cara yang tidak dibenarkan dalam peraturan atau undang-
undang tertentu, dapat digolongkan sebagai orang yang tidak
jujur dan mengkhianati amanah. Nepotisme dapat mengakibatkan
konflik loyalitas dalam badan organisasi, terutama jika seorang
anggota keluarga diposisikan di atas anggota keluarga lainnya
sebagai atasan langsung. Kolega tidak nyaman dalam situasi
seperti itu, sehingga hal-hal seperti itu harus dihindari. Loyalitas
tertentu kepada atasan dapat melindungi karyawan dari intrik
politik yang sedang berlangsung. Pegawai-pegawai yang masih
terkait ini diprioritaskan saat melamar posisi CPNS, serta dalam
berbagai kesempatan pengembangan profesional, seperti
seminar pendidikan umum dan karir, pelatihan, dan
pengembangan diri. Sedangkan karyawan lain jarang atau jarang
sekali mendapatkan kesempatan yang sama. Diskriminasi dalam
kesempatan pengembangan pribadi dan profesional berdampak
pada penurunan motivasi dan moral, serta penurunan kinerja
karyawan yang masuk melalui proses perekrutan formal. Tingkat
perilaku politik yang tinggi dalam organisasi dapat menjadi
sumber stres bagi banyak karyawan. Politik kantor berulang kali
digadang gadangkan sebagai pemicu stres utama dalam
organisasi. Aktivitas politik dan perebutan hak kekuasaan dapat
menciptakan terjadinya gesekan, meningkatkan angka
persaingan disfungsional antara individu dan kelompok, dan
meningkatkan tekanan .

10
D. Dampak KKN Secara Umum
Di bawah ini merupakan dampak dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) secara umum yaitu :
 pemborosan sumber daya
 pelarian modal
 gangguan investasi
 pemborosan pengetahuan teknis
 hilangnya bantuan
 Ketidakstabilan
 revolusi sosial
 pengambilalihan militer yang menyebabkan ketimpangan
sosial budaya
 penurunan kapasitas pemerintahan
 penurunan kapasitas administrasi dan
 hilangnya otoritas administratif.

11

Anda mungkin juga menyukai