Anda di halaman 1dari 8

Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun

PENERAPAN METODE READING ALOUD DALAM MENAMBAH KEMAMPUAN BERBICARA


ANAK USIA 5-6 TAHUN DI GRIYA BACA ABUKUS JOMBANG

Rahma Kamilia Ali Hikmah


Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
(e-mail : rahmakamilia05@gmail.com )

I Ketut Atmaja
Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan penerapan metode reading aloud pada anak usia 5-6 tahun
dan menjelaskan hasil penambahan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di Griya Baca Abukus
Jombang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu pengelola,
tutor dan orang tua anak usia 5-6 tahun. Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam, observasi
dan dokumentasi. Data dianalisis dengan tahap reduksi data, display data, verifkasi dan simpulan. Keabsahan
data di uji dengan tehnik uji kredibilitas, uji dependabilitas, uji konfirmabilitas dan uji transferabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan penerapan metode reading aloud sudah cukup
baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya karakteristik dan manfaat metode reading aloud yang tercapai
dalam penerapannya. Didalam penerapan metode reading aloud terdapat aspek bahasa dan literasi melalui
gemar membaca dan menambah kosakata, selain itu didalam menyimak peserta didik terdapat konsentrasi,
dan partisipasi. Diskusi didalamnya mencakup pengajuan pertanyaan, pemecahan masalah dan menghargai
pendapat. Didalam kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun terdapat aspek kebahasaan dan non
kebahasaan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode reading aloud,
sebagian besar kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun menjadi bertambah. Hal ini didukung dengan
indikator dan hasil wawacara yang menunjukkan aspek kebahasaan dan non kebahasaan kemampuan
berbicara anak usia 5-6 tahun mengalami penambahan sebesar 54,5% dibuktikan dengan data perkembangan
kemampuan berbicara anak.

Kata Kunci : Metode Reading Aloud, Kemampuan Berbicara

Abstract
The purpose of this research is to explain the application of the reading aloud method for children
aged 5-6 years and to explain the results of the addition of speaking ability of children aged 5-6 years in
Griya Baca Abukus Jombang.
This research use desciptive qualitative approach. The subjects of this study are the manager, tutor
and parents of children aged 5-6 years. Data were collected by in-depth interview method, observation and
documentation. The data were analyzed by data reduction, data display, verification and conclusion.
Validity of data in test by technique Test of credibility, dependability test, confirmability test and
transferability test.
The results showed that the implementation of reading aloud method is good enough. This can be
proved by the characteristics and benefits of reading aloud method that was achieved in its application. In
the application of reading aloud method there are aspects of language and literacy through reading and
adding vocabularies, moreover in listening there are concentration, and participation. The discussion
includes asking questions, solving problems and appreciating opinions. In the speaking ability of children
aged 5-6 years there are aspects of linguistic and non linguistic. The results indicates that by the application
of the reading aloud method, most of the speaking ability of children aged 5-6 years were increased. This
was supported by indicators and the results of interviews that show that from the aspects of linguistic and
non-linguistic speaking ability of children aged 5-6 years have addition of equal to 54,5% proved with data
development of speaking capability.

Keywords: Reading Aloud Method, Speaking Capability

1
Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun. Volume 01 Nomor
01 Tahun 2012, 0 – 216

PENDAHULUAN sekelompok masyarakat di desa atau wilayah TBM


Pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan
penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mewujudkan masyarakat berbudaya baca.
mengalami perubahan yang semakin pesat. (Dadang dkk, Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui
2009:12). bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau
Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 unit bacaan yang menyediakan bahan bacaan untuk
tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan sekelompok masyarakat di suatu wilayah yang dikemas
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dengan beberapa program oleh pihak pengelola. Salah
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat satunya dengan adanya program pengembangan yang
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk menghadirkan metode reading aloud sebagai strategi
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian untuk menarik minat masyarakat di sekitar wilayah
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta tersebut.
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Taman Baca Masyarakat Griya Baca Abukus (Anak
bangsa dan negara. Dalam pasal 13 undang-undang Bumi Kita Untuk Semua) Jombang merupakan salah satu
tersebut disebutkan bahwa jalur pendidikan itu dibagi dari beberapa Taman Bacaan Masyarakat yang berada di
menjadi tiga yakni pendidikan formal, nonformal dan wilayah desa Gondek kecamatan Mojowarno kabupaten
informal. Sehingga seorang individu dapat lebih Jombang yang berdiri pada tahun 2007 yang mempunyai
sempurna dalam mendapatkan suatu pendidikan jika visi untuk mewujudkan masyarakat yang gemar
ketiga jalur pendidikan tersebut saling berhubungan dan membaca. Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan
saling melengkapi satu dengan yang lain. oleh pengelola, griya baca abukus lebih memfokuskan
Sebagaimana yang termaktub dalam undang-undang koleksi buku untuk anak usia sekolah (PAUD s/d SMA.
sistem pendidikan nasional yang pada intinya program Griya Baca Abukus memiliki metode yaitu reading
pendidikan non formal (PNF) berfungsi sebagai aloud (membaca dengan keras). Tujuan dari
pengganti, penambah, dan/ atau pelengkap pendidikan penyelenggaraan metode tersebut secara umum adalah
formal bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan sebagai media anak untuk belajar berbicara di depan
pendidikan untuk mengembangkan potensinya dengan umum dan melatih kepercayaan diri mereka. Hal ini
penekanan pada pengusaan pengetahuan dan dilakukan agar anak percaya diri, mampu mengutarakan
keterampilan fungsional dalam mendukung pendidikan pendapat dan mampu menceritakan kembali buku
sepanjang hayat (Ace Suryadi, 2009:29). ataupun cerita yang telah mereka baca, sehingga mereka
Napitulu (1981) memberi batasan bahwa pendidikan dapat melakukan sharing knowledge terhadap teman
non formal adalah setiap usaha pelayanan pendidikan sebayanya.
yang diselenggarakan di luar sistem sekolah, berlangsung Metode tersebut juga difokuskan kepada anak usia 5-
seumur hidup, dijalankan dengan sengaja, teratur, dan 6 tahun untuk mengasah kemampuan mereka untuk
berencana yang bertujuan untuk mengaktualisasikan membaca dan menceritakan kembali isi bacaan, baik
potensi manusia (sikap, tindak, karya) sehingga dapat berupa dongeng atau bacaan lain sebagai sarana belajar
terwujud manusia seutuhnya yang gemar belajar- berbicara. Sedangkan tujuan khusus dari
mengajar dan mampu meningkatkan taraf hidupnya penyelenggaraan metode reading aloud tersebut adalah
(Sudjana, 2004:49). untuk menarik minat masyarakat untuk datang ke Griya
Salah satu layanan pendidikan yang dapat diberikan Baca Abukus. Penyelenggaraan metode reading aloud
kepada pembelajar sebagai layanan pendidikan non tersebut sebagai salah satu strategi dari pengelola Griya
formal adalah penyelenggaraan Taman Bacaan Baca Abukus untuk membantu masyarakat khususnya
Masyarakat (TBM). Pada prinsipnya pengertian Taman anak usia 5-6 tahun dalam meningkatkan kemampuan
Bacaan Masyarakat sama dengan pengertian berbicara anak. Dari latar belakang yang ada, maka
perpustakaan pada umumnya. Karena kegiatan utama peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
TBM adalah mengumpulkan, mengolah dan “Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah
menyebarluaskan berbagai macam informasi yang Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun di Griya
berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang Baca Abukus Jombang”.
tinggal di sekitar TBM tersebut. Dalam buku pedoman Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006, 9) penerapan metode reading aloud di Griya Baca Abukus
menyatakan bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah dan menganalisis penambahan kemampuan berbicara
sebuah tempat/ wadah yang didirikan dan dikelola baik anak usia 5-6 tahun di Griya Baca Abukus.
masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses Secara harfiah read aloud berarti membaca lantang.
layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai Istilah ini lebih dimengerti dengan membaca buku secara
sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka lantang. Reading aloud adalah salah satu alat yang efektif
peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM. untuk membantu fondasi yang kuat dalam hal bahasa dan
Amrin (2011, 4) menyatakan bahwa Taman Bacaan literasi (Frankenberg, 2009:6). Dengan memiliki cerita
Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan yang dibacakan untuk anak-anak, mereka belajar untuk
berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan mencintai cerita dan membaca. Melalui membaca, anak
dapat berguna bagi setiap orang per orang atau bisa melafalkan setiap kata dalam sebuah buku, namun
tidak berarti dia memahami maknanya. Menurut
Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun

Ratnaningsih (1999:295), membaca adalah memperoleh Penelitian


pengertian dari kata-kata yang ditulis orang lain dan Metode Suatu metode Bahasa dan
merupakan suatu dasar dari pendidikan awal, seseorang reading aloud membacakan literasi
tanpa latar belakang membaca dapat menghambat baik
buku dengan Menyimak
dalam pendidikan, pencapaian cita-cita, maupun
sosialisasinya di masyarakat. Oleh karena itu, untuk anak keras yang dapat Diskusi
terlebih pada usia dini, peranan pencerita sangat penting menarik
dalam membantu mentransfer pengertian dan makna perhatian anak-
cerita buku. anak sehingga
Menurut Hisyam Zaini, dkk (2007:45), menyatakan mereka tertarik
bahwa metode reading aloud adalah metode membaca dan makna cerita
buku dengan keras atau lantang. Strategi ini dapat tersampaikan
membatu siswa dalam berkonsentrasi, mengajukan
serta dapat
pertanyaan dan menggugah diskusi. Sedangkan reading
aloud adalah suatu aktifitas atau kegiatan yang menggugah
merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca diskusi pada
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk anak.
menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan Kemampuan Kemampuan Kebahasaan
perasaan seseorang pengarang pembaca harus berbicara untuk Non
mempergunakan segala keterampilan (Taringan, 2008: mengekspresikan, kebahasaan
23). Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang
meyatakan serta
dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan
serta mengembangkan sejumlah keterampilan dan minat. menyampaikan
Dari beberapa pengertian diatas maka peneliti dapat ide, gagasan, atau
mengkompilasikan dari beberapa pengertian tersebut isi hati kepada
sebagai berikut bahwa metode reading aloud adalah orag lain dengan
suatu metode dengan membacakan buku dengan keras menggunakan
yang dapat menarik perhatian untuk anak-anak sehingga bahasa lisan yang
mereka tertarik dan makna cerita tersampaikan serta dapat dipahami
dapat menggugah diskusi pada anak.
oleh orang lain.
Jika menginginkan anak-anak menjadi baik, berarti
orang tua hendaknya menjadi lebih baik terlebih dahulu
(Situmorang, 2005:109). Anak-anak seperti spons pecil Subjek dalam penelitian ini yaitu pengelola, tutor
menyerap semua kata dan nilai dari orang tua mereka. dan orang tua anak usia 5-6 tahun. Sedangkan dalam
Menurut Paul Jennings (2008:17), “virus” membaca ini menentukan subjek penelitian, peneliti menggunakan
hanya bisa ditularkan kepada anak-anak apabila orang tua teknik purposive sampling dan snowball sampling.
bersedia menjadi pendongeng, pemberi contoh
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
bagaimana membaca buku itu membuka cakrawala
pemikiran, dan betapa pentingnya buku untuk penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi
meningkatkan kualitas kehidupan. serta dokumentasi. Wawancara mendalam dilakukan
METODE kepada pengelola, tutor dan orang tua anak usia 5-6
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis tahun. Observasi dan dokumentasi dilakukan dalam
penelitian kualitatif. Pada penelitian ini peneliti penerapan metode reading aloud yang sedang
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang berlangsung.
merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data,
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki display data serta verifikasi dan simpulan. Reduksi data
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pengertian dilakukan dengan menyederhanakan data, memilih hal –
hal penting dari data yang diperoleh dari wawancara
metode deskriptif menurut (Sugiyono, 2009:21) metode
mendalam, observasi dan dokumentasi. Display data
deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
naratif yang didukung oleh arsip atau foto dokumentasi
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kegiatan. Sedang verifikasi dan simpulan merupakan
kesimpulan yang lebih luas.
kesimpulan yang diambil oleh peneliti berdasarkan
Penelitian penerapan metode bermain peran untuk kondensasi dan display data yang dilakukan. Selanjutnya
perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun ini data yang sudah dianalisis di uji keabsahannya dengan uji
akan dilaksanakan di Griya Baca Abukus desa Gondek kredibilitas, uji dependabilitas, uji transferabilitas dan uji
kecamatan Mojowarno. konfirmabilitas.
Tabel 1. Fokus Penelitian
Aspek Definisi Dimensi HASIL DAN PEMBAHASAN

3
Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun. Volume 01 Nomor
01 Tahun 2012, 0 – 216

Berdasarkan hasil yang didapat dari lapangan dan peserta atau dalam hal ini yaitu anak usia 5-6 tahun.
analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dijelaskan Hal tersebut dibuktikan dengan bertambahnya
sebagai berikut : kegemaran membaca dan kosakata yang didapat
1. Penerapan Metode Reading Aloud di Griya Baca diajarkan atau tularkan kepada anak usia 5-6 tahun,
Abukus karena kita ketahui bahwa poin dari literasi adalah
Pengertian dari Taman Baca Masyarakat atau kegemaran membaca.
yang juga disebut Griya Baca sendiri adalah suatu Lebih lanjut, ketika dianalisis kembali sesuai
lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat akan temuan didapat kesingkronan dari teori tersebut
informasi mengenai ilmu pengetahuan dalam bentuk dengan temuan yang didapat bahwa penerapan
bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya (Kalida, metode reading aloud tersebut memang merupakan
2012:2). Dari pengertian tersebut dapat diketahui kegiatan jangka panjang yang menekankan pada
bahwa Griya Baca merupakan suatu tempat yang bahasa dan literasi yaitu mencakup kegemaran
memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan ilmu membaca masyarakat. Hal tersebut dibuktikan
pengetahuan dari sumber buku-buku bacaan yang dengan adanya peningkatan peminjaman koleksi
telah tersedia. Pengetahuan yang dapat diperoleh di bahan bacaan yang disediakan oleh Griya baca
Griya Baca bukan hanya dari buku bacaan, Abukus pada setiap bulannya. Disamping itu
melainkan juga dari program-program yang penerapan metode reading aloud juga memberikan
diselenggarakan yang bertujuan untuk menunjang pengetahuan baru kepada para peserta (anak usia 5-6
keberadaan dan minat masyarakat. tahun) mengenai pennambahan kosakata dan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dongeng-dongeng melalui membaca nyaring.
(KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan Sedangkan sikap konsentrasi, mengajukan
menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli pertanyaan dan menggugah diskusi dibentuk dengan
berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu cara pengelola dan tutor dalam pelaksanaan
perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode dan penerapan metode reading aloud, yaitu melalui
hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk pelaksanaan kegiatan yang efektif. Pelaksanaan
suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu dikatakan efektif karena pada saat peserta (anak usia
kelompok atau golongan yang telah terencana dan 5-6 tahun) mengikuti kegiatan, anak-anak diselingi
tersusun sebelumnya. dengan permainan-permainan karena peserta juga
Penerapan metode reading aloud berdasarkan masih anak-anak dengan tujuan mereka tidak bosan.
temuan pada penelitian ini merupakan sebuah Maka berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
program yang ada di Griya Baca Abukus sebagai bahwa teori tersebut telah selaras dengan temuan
salah satu program pengembangan bagi masyarakat yang didapat bahwa penerapan metode reading
yang ada di sekitar lokasi. aloud di Griya Baca Abukus merupakan metode
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa yang diterapkan untuk membantu fondasi yang kuat
penerapan metode reading aloud di Griya Baca dalam hal bahasa dan literasi. Disamping itu metode
Abukus merupakan suatu proses pendidikan jangka tersebut juga dapat membantu peserta dalam
panjang diluar sistem persekolahan yang terorganisir berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan dan
dengan memberikan pengetahuan kepada para menggugah diskusi.
peserta untuk menerapkan dan membelajarkan Saat pelaksanaan kegiatan reading aloud, anak
pengetahuan mengenai membaca nyaring kepada usia 5-6 tahun sebagian anak datang diantar serta
anak guna menambah kemampuan berbahasa anak. didampingi oleh orang tua dan sebagian anak datang
Menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam bersama karena jarak yang dekat dengan rumah. Dari
Darmadi (2017), metode berasal dari kata meta hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
berarti melalui, dan hodos yang berarti jalan. Jadi diketahui bahwa partisipasi orang tua dalam
metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mendampingi anak ketika kegiatan reading aloud
mencapai suatu tujuan. Secara harfiah reading aloud masih kurang, apabila diprosentasikan partisipasi
berarti membaca lantang. Metode reading aloud tersebut masih di bawah 50%. Hal tersebut diketahui
merupakan suatu cara atau alat yang efektif untuk dari hasil penelitian yang ditemukan dari 21 orang
membantu fondasi yang kuat dalam hal bahasa dan tua anak usia 5-6 tahun yang mengikuti kegiatan
literasi (Frankenberg, 2009:6). Jika hal ini reading aloud, terdapat 9 orang tua yang
dihubungkan dengan hasil penelitian didapat bahwa mendampingi anak. Walaupun diketahui latar
penerapan metode reading aloud tersebut adalah belakang orang tua tidak mendampingi anak
suatu cara yang dilakukan oleh pengelola Griya Baca berbeda-beda, seperti bekerja, melakukan pekerjaan
untuk membangun fondasi literasi yang kuat kepada rumah yang belum selesai, dan jarak yang dekat dari
Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun

rumah. Orang tua yang mendampingi anak saat Pada tahap pelaksanaan reading aloud terdapat
kegiatan berlangsung diarahkan oleh tutor dan beberapa teknik yang dilakukan oleh tutor, seperti
pengelola ke dalam griya baca. Sebagian orang tua tutor memperhatikan konsentrasi dan kondisi anak.
membaca koleksi buku mengenai pola asuh anak dan Pada tahap ini terlebih dahulu tutor menunjukkan
sebagian mengobrol bertukar cerita. Sehingga buku cerita yang akan dibacakan dan menjelaskan
diketahui bahwa partisipasi orang tua dalam hal sedikit mengenai tema cerita. Kemudian pada saat
pendampingan kepada anak dalam mengikuti pelaksanaan reading aloud kemampuan tutor di
kegiatan reading aloud sangat dibutuhkan mengingat Griya Baca Abukus adalah membacakan cerita
saat anak mengikuti kegiatan, orang tua dapat dengan penuh kasih sayang, ekspresif, body
melakukan hal positif untuk menambah pengetahuan language yang sesuai, intonasi dan suara yang
melalui membaca koleksi buku. berbeda pada setiap karakter cerita. Kemudian pada
Disamping mengenai partisipasi orang tua, saat bercerita tutor menunjukkan kata-kata cerita
pengetahuan orang tua mengenai pola asuh anak juga menggunakan jari. Mengingat anak usia 5-6 tahun
dibutuhkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan yang telah mampu meminta, menjawab dan bertanya
oleh peneliti diketahui bahwa dari latar belakang tutor melakukan penekanan untuk menarik perhatian
pendidikan orang tua anak usia 5-6 tahun yang anak dengan bertanya “apa ini? Apa itu?” sebagai
mengikuti kegiatan reading aloud, orang tua anak media memicu keaktifan anak. Disamping itu di
sedikit memiliki pengetahuan mengenai pola asuh Griya Baca Abukus saat pelaksanaan reading aloud,
anak. Pengetahuan tersebut mereka dapatkan dari anak usia 5-6 tahun diminta untuk menceritakan isi
adanya kelas parenting yang diselenggarakan oleh cerita yang telah dibacakan oleh tutor. Hal tersebut
sekolah anak. Kelas parenting tersebut dilakukan oleh tutor untuk membentuk rasa
diselenggarakan sekali dalam setiap bulan dan kepercayaan diri pada anak dan melatih berbicara
pengetahuan pola asuh anak yang dilaksanakan anak.
mengenai seputar kesehatan anak, bahaya gadget 2. Penambahan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6
bagi anak, kejahatan anak dan cara memberi Tahun di Griya Baca Abukus Jombang
pengertian pada anak. Disamping pengetahuan yang Dari hasil penelitian diperoleh bahwa memang
didapatkan dari kelas parenting, orang tua anak usia kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun bertambah
5-6 tahun juga mendapatkan informasi dari internet. setelah adanya penerapan metode reading aloud.
Walaupun pada kenyataannya penambahan
Hal tersebut membuktikan bahwa latar belakang
kemampuan berbicara tersebut tidak merata kepada
pendidikan tidak menghambat orang tua untuk selalu semua anak, karena kita ketahui bahwa
belajar dari berbagai sumber belajar yang ada. perkembangan kemampuan berbicara setiap anak
Proses pelaksanaan penerapan metode reading berbeda-beda. Namun meski demikian fakta yang
aloud di Griya Baca Abukus disesuaikan dengan ditemukan oleh peneliti sesuai dengan indikator
waktu senggang anak usia 5-6 tahun. Penerapan penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
dilakukan pada hari jum’at dan minggu yang mana reading aloud sebagian besar berhasil menambah
pada hari tersebut setelah dilakukan musyawarah kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun. Berikut
dengan orang tua anak memiliki waktu senggang indikator beserta hasil temuan penelitian sesuai
sehingga mampu mengikuti kegiatan metode reading dengan perkembangan berbicara anak usia 5-6 tahun.
Menurut Nurbiana (2008:36) terdapat dua aspek
aloud. Pada saat pelakanaan kegiatan hari jum’at
dalam mengukur perkembangan kemampuan
kegiatan dimulai pukul 15.30-16.30 WIB dan untuk bericara anak yaitu sebagai berikut :
hari minggu pukul 09.00-10.00 WIB. Pelaksanaan a) Kebahasaan
metode reading aloud diterapkan melalui dua tahap Berdasarkan informasi yang telah didapat oleh
yang telah sesuai dengan buku acuan metode reading peneliti melalui wawancara, observasi dan
aloud, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan dokumentasi dengan beberapa informan (pengelola,
reading aloud. Pada tahap persiapan tutor tutor dan beberapa orang tua anak usia 5-6 tahun)
memilihkan buku cerita yang sesuai dengan usia didapat informasi bahwa dalam aspek kebahasaan
perkembangan anak dan disesuaikan dengan rentang disebutkan terdapat 4 (empat) indikator penelitian
perhatian anak yang mana diuatamakan buku cerita yaitu :
yang dibacakan dapat membuat anak senang. Namun 1) Ketepatan ucapan
sekali waktu tutor di Griya Baca Abukus melibatkan 2) Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi
anak usia 5-6 tahun dalam pemilihan buku cerita yang sesuai
yang dilakukan dengan mengacungkan buku cerita 3) Pilihan kata
ke atas dan anak dimintai pendapat untuk 4) Ketepatan sasaran pembicaraan
membacakan buku cerita tersebut. Dari keempat indikator tersebut didapatkan
informasi dari beberapa informan bahwa dengan

5
Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun. Volume 01 Nomor
01 Tahun 2012, 0 – 216

adanya penerapan metode reading aloud di Griya usia 5-6 tahun telah dapat menggunakan bahasa
Baca Abukus kemampuan berbicara sebagian besar secara lisan sebagai alat komunikasi,
anak usia 5-6 tahun bertambah. Hal tersebut dapat menyampaikan gagasan dalam bentuk rekaan sesuai
diketahui dari adanya kemampuan sebagian besar imajinasi anak. Jika teori terebut dihubungkan
anak usia 5-6 tahun yang sudah mampu berbicara dengan hasil penelitian didapat bahwa peningkatan
secara tepat serta menempatkan tekanan, nada, sendi kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun sesuai
dan durasi yang sesuai ketika berbicara dengan dengan yang diterapkan melalui metode reading
orang lain. Anak juga sudah mampu menggunakan aloud di Griya Baca Abukus. Karena dari hasil
pilihan kata dan berbicara sesuai dengan sasaran temuan penelitian dapat diketahui bahwa
pembicaraan. Namun juga masih terdapat beberapa kemampuan berbicara anak dalam aspek
anak usia 5-6 tahun yang belum mampu, dalam kebahasaan dan non kebahasaan sebagian besar
artian mereka masih berbicara secara terbata-bata bertambah walaupun masih terdapat beberapa anak
dan belum mampu mengucapkan kata secara tepat yang belum mampu berbicara dengan maksimal.
seperti pengucapan huruf R. Lebih lanjut dijelaskan bahwa menurut Owens
b) Non kebahasaan (dalam Rita Kurnia, 2009:37), menjelaskan anak
Berdasarkan informasi yang telah didapat oleh usai 5-6 tahun memperkaya kemampuan berbicara
peneliti melalui wawancara, observasi dan melalui pengulangan. Mereka sering mengulangi
dokumentasi dengan beberapa informan (pengelola, kosakata yang baru dan unik sekalipun belum
tutor dan beberapa orang tua anak usia 5-6 tahun) memahami artinya. Dalam mengembangkan
didapat informasi bahwa dalam aspek non kemampuan berbicara tersebut, anak menggunakan
kebahasaan disebutkan terdapat 3 (tiga) indikator fast wrapping yaitu suatu proses dimana anak
menyerap arti kata baru setelah mendengarkannya
penelitian yaitu :
sekali atau dua kali dalam dialog. Hal tersebut
1) Sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh dan sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh orang
mimik yang tepat tua anak usia 5-6 tahun bahwa anak mampu
2) Kesediaan mengharai pembicaraan maupun mengungkapkan berbagai kosakata baru setelah
gagasan orang lain dibacakan cerita secara nyaring walaupun masih
3) Kenyaringan suara dan kelancaran dalam terdapat beberapa kata yang belum jelas dan mampu
berbicara difahami maksudnya oleh orang lain.
Dari ketiga indikator tersebut didapatkan Dari hasil temuan dalam penelitian yang
informasi dari beberapa peserta bahwa dalam aspek dilakukan oleh peneliti diketahui penambahan
non kebahasaan kemampuan berbicara anak usia 5-6 kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun
tahun di Griya Baca Abukus berbeda-beda. bertambah. Apabila dikalkulasikan denga
Terdapat sebagian besar anak yang sudah mampu prosentase dari data nilai yang diperoleh oleh
berekspresi dalam berbicara dan mampu peneliti dan dihubungkan dengan hasil observasi
menghargai pembicaraan orag lain dengan tidak yang dilakukan maka diketahui penambahan
memotong atau menyela ketika orang lain berbicara. kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di Griya
Namun juga masih terdapat anak yang belum Baca Abukus bertambah 54,5% pada setiap bulan
mampu aktif dalam mengekspresikan perasaan dalam tahun 2018. Hal tersebut juga diketahui dari
ketika berbicara. Walaupun demikian dalam hal tipe perkembangan berbicara anak (Nurbiana,
kelancaran berbicara sebagian besar sudah mampu 2008:36) yang mana anak usia 5-6 tahun telah
tetapi dalam hal kenyaringan atau kelantangan memasuki tipe socialized speech, terjadi ketika anak
dalam berbicara berbeda-beda. Karena kita ketahui berinteraksi dengan temannya ataupun
dalam hal berbicara setiap anak mempunyai tipe lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk
yang berbeda, ada anak yang berbicara dengan mengembangkan kemampuan adaptasi sosial anak.
lantang dan jelas dan juga ada anak yang berbicara Kemampuan berbicara anak pada saat berinteraksi
dengan lembut dan pelan. dengan teman dan lingkungan diketahui pada saat
Menurut Hariyadi dan Zamzami (dalam pelaksanaan metode reading aloud di Griya Baca
Suhartono, 2005:20), kemampuan berbicara adalah Abukus. Anak usia 5-6 tahun telah mampu
proses berkomunikasi, sebab didalamnya terjadi berbicara dalam hal menjawab, perintah,
pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Jadi sesuai memberikan jawaban dan bertukar informasi pada
dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan orang lain.
bahwa dalam berbicara anak mampu berkomunikasi
PENUTUP
dan menyampaikan pesan baik berupa ide, pikiran,
gagasan kepada orang lain atau lawan berbicara. Simpulan
Teori selanjutnya dari Jamharis (2003:56) Berdasarkan hasil temuan data di lapangan dan hasil
menyebutkan bahwa peningkatan kemampuan pembahasan, dapat peneliti simpulkan bahwa :
berbicara pada anak usia dini dapat dilakukan di 1. Penerapan metode reading aloud merupakan
lingkungan tempat tinggalnya utamanya di metode yang digunakan untuk menanamkan budaya
lingkungan keluarga. Hal ini berarti bahwa anak
Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun

literasi kepada anak sejak dini dan meningkatkan Usaha Mandiri, dan Taman Bacaan Masyarakat
kemampuan berbahasa pada anak. Kegiatan (TBM) Rintisan (Dekonsentrasi). Jakarta:
dilaksanakan setiap hari jum’at pukul 15.30-16.30 Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
WIB dan minggu pukul 09.00-10.00 WIB pada Direktorat Pendidikan Masyarakat.2009. Taman Bacaan
setiap minggu. Metode reading aloud dilaksanakan Masyarakat: Pedoman Penyelenggaraan. Jakarta:
melalui dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap Direktorat Jendral Pendidikan Non Formal dan
pelaksanaan reading aloud. Pelaksanaan metode informal: Departemen Pendidikan Nasional
reading aloud cukup memberikan dampak yang Fathiya Azhar. 2011. Efektivitas Read Aloud Sekolah
baik terhadap perkembangan budaya baca dan Cikeas. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Indonesia
bahasa anak. Hal tersebut dapat dibuktikan di Fox, Mem. 2001. Reading Magic : Why Reading Aloud to
pembahasan penelitian yang menyebutkan sejak Our Children Will Change Their Lives Forever.
diterapkan metode reading aloud intensitas New York: Harcourt
peminjaman buku meningkat dan penuturan orang Frankenberg, Susan. 2009. Read Aloud Magic:
tua peserta bahwa anak mengalami perubahan Accelerate Your Child’s Vocabulary, Language
dalam melakukan komunikasi. and Literacy Development Using Simple and
2. Penambahan kemampuan berbicara anak usia 5-6 Effective Methods That Offer A Lifetime of Benefit
tahun merupakan hasil dari penerapan metode in Only 10 Minutes A Day (Ed.2) Sinyal Mountain
reading aloud. Kemampuan berbicara anak usia 5-6 : Read Aloud Magic LLC
tahun mengalami penambahan sebesar 54,5% dalam Guarti, Wida, dkk. 2008. Metode Pengembangan
aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Hal tersebut Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
dapat dibuktikan di pembahasan penelitian yang Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
menyebutkan perkembangan berbicara anak usia 5- Hardiansyah, Haris. 2015. Metodologi Penelitian
6 tahun sebagian besar mengalami peningkatan pada Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Salemba
setiap bulannya di tahun 2018. Hasil tersebut Humanika: Jakarta
diperoleh dari catatan perkembangan kemampuan Hasyim, Mohammad. 1982. Penuntun Dasar Kearah
berbicara anak usia 5-6 tahun yang dirangkum oleh Penelitian Masyarakat. Bina Ilmu: Surabaya
tutor pada setiap bulannya.walaupun diketahui Hurlock, Elizabeth B. 2000. Perkembangan Anak. Jilid
bahwa tidak semua anak mengalami peningkatan II. Jakarta: Anggota IKAPI.
karena perkembangan setiap anak berbeda-beda. Jenning, Paul. 2006. Agar Anak Tertular “Virus”
Membaca. Bandung: Mizan Learning Center
Saran Masitoh. 2003. Pendekatan Belajar Aktif di Taman
Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, beberapa Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan
saran/rekomendasi, peneliti ajukan kepada : Nasional
1. Pengelola mengusahakan untuk melakukan Moch. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Salemba Empat:
recrutment tutor secara kontrak agar pelaksanaan Jakarta
metode reading aloud lebih efektif dan maksimal. Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaraan. Jakarta:
2. Penerapan metode reading aloud diperluas dengan Rineka Cipta
Musfiroh, Takdiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar
memberikan kegiatan yang sama untuk griya baca
dan Mengasah kecerdasan. Jakarta: Departemen
binaan Abukus. Pendidikan Nasional
3. Pengelola dan tutor sebaiknya juga membekali Nasser Saleh Al-Mansour, Ra’ed Abdulgader Al-
pengetahuan kepada orang tua anak usia 5-6 tahun Shorman. 2011. The Effect of Teacher’s
dengan memberikan kegiatan seputar pola asuh anak. Storytelling Aloud on the Reading Comprehension
of Saudi Elementary Stage Students. Volume 23,
DAFTAR PUSTAKA Issue 2, July 2011, Pages 69-76. Diambil dari:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/
Alessandra Valentini, Jessie Ricketts, Rachel E. Pye, S221083191100021X?via%3Dihub. (05 Februari
Carmel Houston-Price. 2018. Listening While 2018).
Reading Promotes Word Learning from Stories. Nawawi, Hadari dan M.Martini. 1995. Instrumen
Volume 167, March 2018, Pages 10-31. Diambil Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University
dari: Press: Yogyakarta
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/ Nurbiana, Dhieni, dkk. 2008. Metode Pengembangan
S0022096516302077. (05 Februari 2018). Bangsa. Jakarta: Penerbitan Universitas Terbuka.
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik
Jakarta: Balai Pustaka Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang
Darmadi. 2017. Pengembangan Model Dan Metode Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-teknik Koleksi
Siswa.Yogyakarta : CV Budi Utama Data Penelitian Kualitatif. Diva Press:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. 2012. Yogyakarta
Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah
Penyelenggaraan Keaksaraan Dasar, Keaksaraan Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

7
Penerapan Metode Reading Aloud dalam Menambah Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun. Volume 01 Nomor
01 Tahun 2012, 0 – 216

Rita, Kurnia. 2009. Metodologi Pengembangan Bahasa


Anak Usia Dini. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif &
Kuantitaif. Surabaya: Unesa University Press.
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa Press
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan
Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Trelease, Jim. 2017. The Read-Aloud Handbook. Jakarta:
Mizan Publika.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Yogyakarta : Pustaka
Belajar
Widodo, Erna dan Mukhtar. 2000. Konstruksi Kearah
Penelitian Deskriptif. Avirous: Yogyakarta
Windriantari Saputri. 2015. Peningkatan Kemampuan
Berbicara Melalui Media Gambar Pada Anak Kelompok
A di TK Bener Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan.
Universitas Negeri Yogyakarta
Zaini, Hisyam, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Insan Madani

Anda mungkin juga menyukai