Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN KATA DAN ISTILAH PADA KARYA ILMIAH

KELOMPOK 1

1. Ni Luh Juli Yetti (2308561001)


2. Aditya Permana Putra (2308561005)
3. Kadek Prince Sadwika Shandy (2308561009)
4. I Gede Parama Sathiyam Yuda Yana (2308561013)
5. I Ketut Manik Ambarawan (2308561017)
6. I Dewa Ayu Agung Rai Ratna Karang (2508561021)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1. Pendahuluan
1.1 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang penggunaan kata dan istilah dalam karya ilmiah. Dengan membaca
makalah ini, pembaca akan mempelajari arti dan penggunaan kata dan istilah yang
tepat dalam karya ilmiah.

1.2 Ruang Lingkup


Makalah ini akan membahas konsep dasar tentang kata dan istilah dalam
karya ilmiah. Kami juga akan memberikan beberapa contoh kata dan istilah yang
sering digunakan dalam karya ilmiah. Namun, kami tidak akan membahas secara
rinci tentang setiap jenis kata atau istilah yang digunakan dalam karya ilmiah.
BAB II
ISI

1. Pembahasan
2.1 Pengertian Kata dan Istilah
Secara teoritis, kata dibedakan dengan istilah. Kata didefinisikan sebagai satu
bentuk terkecil bermakna, paling tidak harus terdiri atas satu morfem bebas, yang
dapat digunakan untuk membangun kalimat. Kata ialah unsur bahasa terkecil yang
dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Sementara itu, istilah adalah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan,
atau sifat khas dalam bidang tertentu. Kata dipakai dalam berbagai lapangan
kehidupan, maknanya tidak harus pasti, sering bergantung pada konteks kalimat.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kata dan istilah memiliki kemiripan
sebagai berikut.
1. Istilah itu adalah kata, baik berupa kata dasar, kata turunan, kata ulang,
maupun gabungan kata.
2. Tidak semua kata merupakan istilah. Kata yang tidak termasuk istilah adalah
kata yang tidak mengandung konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.
3. Jadi, istilah pasti merupakan kata, tetapi kata belum tentu merupakan istilah.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kata dan istilah merupakan unsur
bahasa yang perlu diperhatikan dalam pemakaian bahasa Indonesia, terutama dalam
menyusun karya ilmiah.

2.2 Pembentukan Istilah Baru


Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia berpengaruh juga pada
perkembangan perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia, khususnya istilah.
Istilah-istilah baru banyak yang muncul diserap dari bahasa asing atau bahasa daerah.
Penyerapan tersebut, terutama kata atau istilah yang berasal dari bahasa asing dapat
dilakukan dengan tiga upaya.
Apabila mempunyai sifat-sifat yang sama dengan kaidah ejaan bahasa
Indonesia, istilah itu dipungut tanpa mengalami perubahan, misalnya radio (radio),
teknologi (teknologi), dan internet (internet).
Apabila kata asing tersebut memiliki sifat yang mirip dengan kaidah ejaan
bahasa Indonesia, untuk penulisan kata asing tersebut dilakukan penyesuaian,
misalnya sistem (system).
Apabila kata asing tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan
ejaan bahasa Indonesia, untuk penulisan istilah tersebut dilakukan penerjemahan
dengan mempertimbangkan kesamaan konsep pada bahasa sumber dan bahasa
sasaran serta struktur morfologi dalam bahasa sumber dan dalam bahasa Indonesia,
misalnya subbagian (subdivision).

CONTOH NO 1 :
- Teknologi - Kata ini tetap dieja "teknologi" tanpa perubahan ejaan.
- Telepon - Ejaan "telepon" juga tidak mengalami perubahan.
- Internet - Kata "internet" dalam ejaan bahasa Indonesia tidak mengalami
perubahan.
- Identitas - Istilah ini tetap "identitas" tanpa perubahan ejaan.
- Ekonomi - Kata "ekonomi" juga dipertahankan dalam bentuk yang sama.

CONTOH NO 2 :
- Restoran (dari "restaurant")
- Manajemen (dari "management")
- Universitas (dari "university")
- Teater (dari "theater")
- Biografi (dari "biography")

CONTOH NO 3 :
- Subdivisi (dari "subdivision") - Kata "subdivisi" digunakan untuk
menggambarkan suatu bagian yang lebih kecil dari suatu wilayah atau
kelompok.
- Keamanan siber (dari "cybersecurity") - Dalam bahasa Indonesia, istilah
"keamanan siber" digunakan untuk merujuk pada langkah-langkah untuk
melindungi sistem komputer dan jaringan dari ancaman keamanan.
2.3 Aspek Bentuk Kata pada Pembentukan Istilah
Dalam pembentukan istilah dipertimbangkan pula bentuk kata karena istilah
itu dapat berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata berulang, dan gabungan kata.
Dengan demikian, penulisan istilah tersebut harus sesuai dengan kaidah ejaan bahasa
Indonesia.
Proses morfofonemik dipahami sebagai proses perubahan bentuk fonem pada
awal kata akibat penggabungan dua morfem. Perubahan bentuk fonem ini tidak
berakibat pada perubahan makna. Anggota satu morfem yang wujudnya berbeda ini,
tetapi memiliki fungsi dan makna yang sama disebut alomorf.

CONTOH :
a, Kata "tertulis":
- Morfem "ter-" digabungkan dengan morfem "tulis."
- Bentuk fonem berubah menjadi [t] pada awal kata.
- "Tertulis" adalah bentuk yang berbeda dari "tulis" (tanpa perubahan
makna).
b. Kata "diberi":
- Morfem "di-" digabungkan dengan morfem "beri."
- Bentuk fonem berubah menjadi [d] pada awal kata.
- "Diberi" adalah bentuk yang berbeda dari "beri" (tanpa perubahan
makna).
c. Kata "memukul":
- Morfem "me-" digabungkan dengan morfem "pukul."
- Bentuk fonem berubah menjadi [p] pada awal kata.
- "Memukul" adalah bentuk yang berbeda dari "mukul" (tanpa
perubahan makna).
2.4 Kesalahan umum penggunaan kata dan istilah dalam karya ilmiah
Terdapat beberapa kesalahan umum dalam penggunaan kata dan istilah dalam karya
ilmiah. Beberapa kesalahan umum tersebut antara lain:

1) Kesalahan penulisan kata


Kesalahan penulisan kata yang sering terjadi adalah penggunaan kata yang tidak
tepat, penggunaan kata yang tidak baku, dan penggunaan kata yang tidak sesuai
dengan konteks.

2) Kesalahan Penyerapan Istilah


Kesalahan penyerapan istilah terjadi ketika istilah asing atau bahasa daerah
diserap ke dalam bahasa Indonesia tanpa memperhatikan aturan ejaan dan tata
bahasa Indonesia.

3) Kesalahan diksi
Kesalahan diksi terjadi ketika pemilihan kata yang digunakan tidak tepat atau
kurang sesuai dengan konteks.

4) Kesalahan Sintaksis
Kesalahan sintaksis terjadi ketika susunan kata atau kalimat tidak sesuai dengan
tata bahasa Indonesia yang benar.

5) Kesalahan penggunaan tanda baca


Kesalahan penggunaan tanda baca yang sering terjadi adalah penggunaan tanda
baca yang tidak tepat, penggunaan tanda baca yang berlebihan, dan penggunaan
tanda baca yang kurang

CONTOH: “Hasil daripada penjualan rumah akan digunakan untuk membuka


cabang usaha yang baru”.

Perbaikan: Hasil penjualan rumah akan digunakan untuk membuka cabang usaha
yang baru.

Penjelasan: Kalimat yang ada di atas seharusnya tidak menggunakan “daripada”


karena ini hanya untuk membandingkan dua hal.

Misalnya, “Gambar yang Tina buat lebih bagus daripada punya saya”. Sementara
dalam contoh kalimat di atas tidak ada perbandingan di dalamnya.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kemampuan menulis artikel ilmiah tidak hanya memerlukan pengetahuan
ilmiah yang memadai tetapi juga kemampuan berbahasa yang sesuai. Karena
terdapat prinsip atau aturan berbeda mengenai berbagai jenis bahasa ilmiah,
prinsip-prinsip ini harus dipahami dan diterapkan dalam praktik. Memang unsur
kebahasaan ini mempunyai pengaruh yang besar dalam keberhasilan penyampaian
gagasan kepada pembaca. Secara sederhana prinsip yang berkaitan dengan
kebahasaan dalam penulisan artikel ilmiah adalah prinsip pemilihan kata dan istilah,
pembentukan kalimat dan paragraf yang baik.Sekilas, prinsip-prinsip ini mungkin
tidak tampak rumit. Namun dalam praktik berbahasa tentu saja kepekaan (indera
berbahasa) dan ketepatan penulis serta keterampilan pengolahan bahasa sangat
diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Pastika, Wayan I dan I Nyoman Darma Putra. 2020. E-Book_Buku Ajar Bahasa Indonesia.
Denpasar: Ikapi Bali.

Sukartha, Nengah I. 2010. BAHASA INDONESIA AKADEMIK untuk Perguruan Tinggi.


Denpasar: Udayana University Press.

Prayitno, Harun Joko, dkk (Ed). 2000. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arifin, E. Zainal. 1998. Dasar-Dasar penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.

Nazar, Noerzisri A. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.

Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. 2002. Pedoman Umum Pembentukan Istilah.


Jakarta: Pusat Bahasa.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998. “Kata dan Maknanya”. Dalam Lembar
Komunikasi. Edisi Januari 1998, Nomor 1/XII/98.

Anda mungkin juga menyukai