Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Konseptual

1. Administrasi Publik

Administrasi Sebagai Proses Pencatatan

Q.S. Maryam (19) : 94

‫عًدّا‬ ‫ۡم‬ ‫لَـقَ ۡد اَ ۡح صٮ‬


‫وعَّد‬ ‫ُه ۡ م‬

“Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka
dengan hitungan yang teliti”

Isi :

Kemudian Allah menjelaskan bahwa semua amal dan takwa mereka itu
telah tercatat dalam kitab yang amat teliti dan terperinci tidak seorang pun
terluput dalam catatan itu, semua amal perbuatan mereka baik yang kecil maupun
yang besar. Semua ucapan mereka yang nyata dan tersembunyi telah ditulis dan
diperhitungkan secermat-cermatnya dan mereka semua menunggu balasan apa
yang akan diterimanya.

Merujuk pada tafsir Kemenag RI tersebut maka dapat kita pahami nahwa
segala amal perbuatan yang telah kita perbuat akan dicatat dengan rinci dan tidak
ada seorang pun yang dapat luput dari pencatatan tersebut. Oleh sebab itu maka
seorang administrator haruslah melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
karena semua yang kita perbuat akan tercatat sungguh Allah SWT akan
mengetahui semua yang kita perbuat.

Q.S. An-Naba (78) : 29

‫وكُ َّ ل شي ٍء ص ك ٰت ًب ا‬
‫اَ ْ ح ْي‬
‫ٰنه‬
13
“Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan
manusia).”

Isi :

Menurut tafsir lengkap Kemenag RI, setelah menerangkan amal perbuatan


mereka yang buruk dan akidah yang sesat, maka Allah dalam ayat ini
menerangkan bahwa segala sesuatu yang mereka kerjakan itu telah dihitung sesuai
dengan catatan yang ada pada sisi-Nya. Segala amalan manusia secara
keseluruhan telah tercatat dalam catatan-Nya itu, tidak ada yang ketinggalan
sedikit pun.

Merujuk pada tafsir tersebut bahwa seorang administrator haruslah teliti


dalam mencatat maupun melakukan tugas fungsi perannya sebagai staf
administrasi. Bahwa sebagai administrator muslim sebuah prinsip yang harus
dipegang teguh ialah segala yang kita lakukan dan kita catat dalam proses
administrasi haruslah jujur dan kredibel karena suatu saat akan
dipertanggungjawabkan oleh Hakim Agung yaitu Allah SWT tanpa tertinggal
sedikit pun.

Menurut (Umam:2014) dalam buku manajemen perkantoran berpendapat

bahwa administrasi ialah karya sekaligus sebagai proses. Dikatakan sebagai seni

administrasi membutuhkan cara-cara tertentu yang sifatnya sesuai kondisi dan

situasi. Selanjutnya, yang disebut sebagai proses diartikan bahwa dalam

implementasi penyelenggaraan administrasi memiliki kandungan pemikiran yang

mendasar artinya, jika semakin lama proses administrasi berlangsung, maka

tingkatan kualitasnya pun akan semakin meningkat.

Dijelaskan dalam buku Ilmu Administrasi Negara (Anggara 2012)

berpendapat bahwa pengertian dari administrasi ialah Sebagai proses

pengorganisasian sumber daya sehingga item pekerjaan dapat dilakukan dengan

baik di setiap tingkat organisasi.Pendapat lain oleh Siagian (dalam Anggara 2012)
14
pemahaman admninistrasi ialah sebagai segala sesuatu yang cakupannya ialah ada

kegiatan antara interaksi yang didalamnya terlibat dua orang ataupun lebih yang

memiliki tujuan.

Dari beberapa pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya

administrasi ialah interaksi, kegiatan, ataupun proses yang dijalankan oleh suatu

organisasi ataupun kelompok yang bahkan dua orang sekalipun sehingga dapat

menyelesaikan suatu tujuan tertentu agar dapat tercapai menurut tujuaan yang

telah ditentukan sebelumnya. Maka dari itu, administrasi juga disebut sebagai seni

dikarenakan dalam administrasi harus memiliki skil ataupun cara tertentu agar

pencapaian tujuan tersebut didapat dengan maksimal.

Menurut Nicholas Henry bahwa:

“Administrasi didefinisikan sebagai kombinasi kompleks dari teori dan


praktik yang bertujuan untuk mempromosikan pemahaman pemerintah
dalam kaitannya dengan orang-orang yang diaturnya dan membuat
kebijakan publik lebih sensitif terhadap kebutuhan sosial.”

Chandler dan Plano dalam Pasolong(2013) berpendapat bahwa

administrasi publik diartikan sebagai sebuah seni (art) dan ilmu pengetahuan

(science) yang tujuannya mengelola dan menjalankan kegiatan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Dijelaskan sebagai ilmu dan pengetahuan karena tujuan administrasi yaitu

pemecahan masalah terkait dengan publik melalui interaksi dalam peningkatan

kualitas organisasi, hal yang terkait dengan keuangan, serta sumber daya manusia.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulannya bahwa

administrasi publik diartikan sebagai segala bentuk kegiatan yang


15
implementasinya

16
dijalankan oleh pemangku kebijakan dengan prosedur dan kebijakan yang

diperoleh dari pemangku kebijakan tersebut dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Kebijakan Publik

Konsep kebijakan yang dikemukakan oleh Anderson ialah Budi Winarno

(2007) berpendapat bahwa dinilai lebih cocok karena fokusnya pada sesuatu yang

telah dilakukan bukan pada apa yang telah dimaksudkan atau disarankan.

Selanjutnya, konsep tersebut memberikan penjelasan akan policy atau kebijakan

dan decision atau keputusan yang diartikan alternative yang dipilih diantara

pilihan yang tersedia.

Pengertian kebijakan publik menurut James E. Anderson yang dikutif oleh

Anggara (2018) berpendapat bahwa kebijakan public merupakan keputusan atas

peraturan ataupun lainnya yang ditimbulkan oleh instansi dan aparatur

pemerintah.

James mengambil kesimpulan sebagai sebuah aktivitas yang disengaja

oleh individu atau sekelompok aktor yang berhubungan terhadap masalah atau

persoalan yang sedang terjadi (Y. Abdoellah & Rusfiana, 2016).

Kebijakan publik secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah tata

cara ataupun aktivitas pemerintahan yang pelaksanaanya dijalankan oleh

pemerintahan itu sendiri sebagai peran dalam penyelenggaraan peraturan yang

telah ditetapkan dengan kebijakan dijadikan hasil dari sistem pemerintahan atau

politik dalam sistem pemerintahan yang meliputi tindakan yang perlu dilakukan

aparatur negara sebagai pemangku kebijakan. (Anggara:2018).

3. Pemerintahan Daerah
17
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa pemerintahan daerah diartikan

sebagai penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan

perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi dengan seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuana Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintahan daerah adalah kepala daerah sebagai administrator

pemerintah daerah yang memimpin urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah otonom. Dalam pelaksanaanya, tata kelola yang baik harus

dilakukan kepada pemerintah.

4. Disdukcapil

Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2020 pasal 1 ayat 4 tentang Pedoman Nomenklatur Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil di Provinsi dan Kabupaten/Kota menjelaskan menjelaskan

bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang selanjutnya disingkat

disdukcapil adalah perangkat daerah yang membidangi urusan administrasi

kependudukan di provinsi atau kabupaten/kota.

Disdukcapil adalah ebuah instansi pemerintah yang bergerak di bidang

pelayanan publik. Pelayanan yang diberikan terkait pengurusan Kartu Keluarga

(KK), Tanda Pengenal (KTP), Akta Kelahiran dan Akta Kematian. (Hisbani,

Karim, dan Malik, 2015).

18
Menurut Permendagri Nomor 14 Tahun 2020 Pasal 1 Ayat 1 dan 2 tentang

pedoman Nomenklatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di provinsi dan

kabupaten/kota, menjelaskan bahwa:

1) Pengelolaan kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

pengelolaan dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

pemanfaatan hasil pendaftaran kependudukan, pendaftaran penduduk,

pengelolaan informasi pengelolaan kependudukan, serta pelayanan publik

dan pembangunan sektor lainnya.

2) Organisasi kecamatan merupakan unsur pendukung walikota dan

musyawarah daerah dalam mengelola kewenangan pemerintahan di

daerah.

5. Kinerja Organisasi Publik

Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil

atau “The Degree of Occomplishmnet” dengan kata lain ialah tingkat pencapaian

tujuan organisasi. Lalu, dijelaskan bahwa dalam instansi pemerintah khusus dalam

menilai kinerja sangat bermanfaat untuk menilai kualitas, kuantitas, dan efisiensi

pelayanan, memonitor kontraktor, memberikan motivasi untuk birokrat,

mendorong pemerintah agar lebih memberikan perhatian lebih kepada masyarakat

yang lebih membutuhkan, memberikan jalan perbaikan bagi pelayanan dalam

pemerintahan, serta menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

6. Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja sangat Penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dalam

menghasilkan pelayanan Publik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan

19
menunjukkan bagaimana uang Publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi apakah

uang tersebut dibelanjakan Secara ekonomis, efektif, dan efisien.

a) Evaluasi

Pendapat William N. Dunn, istilah evaluasi mempunyai arti yaitu:“Secara

umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian

angka (rating) dan penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan usaha

untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti Satuan nilainya. Dalam arti yang

lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan Produksi informasi mengenai nilai atau

manfaat hasil kebijakan” (Dunn:2003).

Menurut Commonwealth of Australia Department of Finance Evaluasi

Biasanya didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengukur keberhasilan

Pelaksanaan kebijakan. Secara umum, evaluasi dapat didefinisikan sebagai the

Systematic assessment of the extent to which:

1) Program inputs are used to maximise outputs (efficiency);

2) Program outcomes achieve stated objectives (effectiveness);

3) Program objectives match policies and community needs

(appropriateness).

(Commonwealth of Australia Department of Finance:1989)

Menurut pendapat di atas, evaluasi adalah penilaian secara sistimatis untuk

melihat sejauh mana efisiensi suatu program masukan (input) untuk

memaksimalkan keluaran (output), evaluasi juga digunakan untuk mencapai

tujuan dari program pencapaian hasil atau efektifitas, dan kesesuaian program

20
kebijakan

21
dan kebutuhan masyarakat. Evaluasi juga termasuk salah satu kegiatan yang

dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu kebijakan. Sudarwan Danim

mengemukakan definisi penilaian (evaluating) Adalah: “Proses pengukuran dan

perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil

yang seharusnya. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam definisi

tersebut, yaitu:

1) Bahwa penilaian merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi

Tersebut turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi.

2) Bahwa penilaiaan itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penilaian

adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan

Manajemen

3) Bahwa penilaian menunjukkan jurang pemisah antara hasil pelaksanaan

Yang sesungguhnya dengan hasil yang seharusnya dicapai”(Danim:2000)

b) Kinerja

Menurut Notoatmodjo bahwa kinerja tergantung pada kemampuan

Pembawaan (ability), kemampuan yang dapat dikembangkan (capacity), bantuan

Untuk terwujudnya performance (help), insentif materi maupun nonmateri

(incentive), lingkungan (environment), dan evaluasi (evaluation). Kinerja

dipengaruhi oleh kualitas fisik individu (ketrampilan dan kemampuan, pendidikan

dan keserasian), lingkungan (termasuk insentif dan noninsentif) dan teknologi.

Definisi kinerja menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam Bukunya

Manajemen Sumber Daya Perusahaan adalah : “Kinerja Karyawan (prestasi kerja)

22
adalah hasil kerja secara kualitas dan Kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan Tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan Kepadanya”(Mangkunegara:2000).

c) Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja disebut juga “Performance Evaluation” atau

“Performance Appraisal”. Appraisal berasal dari kata Latin “Appratiare” yang

berarti memberikan nilai atau harga. Evaluasi kinerja berarti memberikan nilai

Atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang untuk diberikan imbalan,

kompensasi atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil

dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja. Setiap orang pada

umumnya ingin berprestasi dan mengharapkan prestasinya diketahui dan dihargai

orang lain.

Leon C. Mengginson mengemukakan evaluasi kinerja atau penilaian

prestasi adalah “penilaian prestasi kerja (Performance appraisal), suatu proses

Yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seseorang karyawan

melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.”

(Mangkunegara:2005).

Evaluasi kinerja kemudian di definisikan oleh Society for Human

Resource Management yaitu “The process of evaluting how well employees

perform their jobs when compared to a set of standards, and then communicating

that information to employees. ( Proses mengevaluasi sejauh mana kinerja

aparatur
23
dalam bekerja ketika dibandingkan dengan serangkaian standar, dan

mengkomunikasikan informasi tersebut pada aparatur).” (Wirawan:2009)

Agar dapat menilai suatu kinerja organisasi publik yang sifatnya

multidimensional (Dwiyanto : 2006), menyatakan diperlukan penilaian kinerja

dengan memperhatikan seluruh dimensi kinerja yang ada. Maka, Dwiyanto

memberikan rekomendasi untuk mengukur kinerja sebuah organisasi dapat

digunakan indikator-indikator berikut: a) Produktivitas, b) Responsivitas, dan c)

Kualitas pelayanan

2.2 Penelitian Terdahulu

Tujuan dari penelitian terdahulu yaitu sebagai bahan perbandingan serta

acuan agar terhindar dari anggapan persamaan penelitian yang dilaksanakan

sebelumnya, yaitu:

Tabel 4
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Penelitian Metodologi Hasil
1 Zainatun Program  metode Pelaksanaan
Hasanah, M., Kerja deskriptif program kerja yang
Uhab As’ad, Sebagai kualitatif dilakukan aparatur
dan Kepuasan  observasi Kecamatan Sungai
Beni Pelayanan  wawancara pinang dalam
Akhmad Kepada  dokumentasi pelayanan kepada
(2021) Masyarakat masyarakat
Kecamatan umumnya dinilai
Sungai sudah cukup baik
Pinang
(Artikel)
2 Putri Yuni Evaluasi  metode Evaluasi Kinerja
Pratiwi Kinerja deskriptif dinas kependud-
(2017) Pegawai kualitatif ukan dan pencatatan
Dinas  observasi sipil kabupaten

24
Kependuduk  wawancara bandung belum
an Dan  dokumentasi optimal dalam
Pencatatan melayani
Sipil masyarakat sebagai
Kabupaten penyelenggara
Bandung pelayanan publik.
(Skripsi)
3 Tri Analisis  Deskriptif Tingkat kinerja
Gustiawan S. Kinerja kualitatif Dinas
AP (2018) Dinas  Wawancara Kependudukan dan
Kependuduk mendalam Pencatatan Sipil
an dan  Observasi Kota Medan dalam
Pencatatan  Studi pelayanan KK dan
Sipil dalam dokumentasi KTP sudah cukup
Pelayanan  Studi baik, dimana dari
Kartu kepustakaan lima indikator yang
Keluarga digunakan untuk
(KK) dan menganalisis kinerja
Kartu Tanda Disdukcapil Kota
Penduduk Medan menunjukan
(KTP) di hasil cukup baik.
Kota Medan
(Artikel)
4. JH Posumah, Evaluasi  Deskriptif Evaluasi kinerja
NA Palar Kinerja kualitatif Dinas
(2020) Dinas  Wawancara Kependudukan dan
Kependuduk  Observasi Pencatatan Sipil
an dan  Studi Kabupaten
Pencatatatan dokumentasi Kepulauan Sula
Sipil Provinsi Maluku
Kabupaten Utara belum
Kepulauan optimal berdasarkan
Sula tiga indikator yaitu
Provinsi pengetahuan akan
Maluku tugas yang dihadapi,
Utara output yang efektif,
(Artikel) dan pengambilan
keputusan.
Sumber : Diolah Peneliti 2022
2.3 Proposisi Penelitian

Proposisi ialah pernyataan yang dapat dibuktikan atau dapat ditolak

kesalahan yang terkandung didalamnya (Keraf, 2007). Berdasar kerangka berfikir,

25
maka proposisi penelitian ialah evaluasi kinerja Disdukcapil di Gerai Pelayanan

Publik Summarecon Bandung pada tahun 2021 akan optimal melalui aspek

produktivitas, responsivitas, dan kualitas pelayanan yang baik sehingga akan

meningkatkan pelayanan yang prima bagi masyarakat.

26

Anda mungkin juga menyukai