Pasal 01
1. UMUM
1.1. Uraian
(a) Pembersihan dan pengupasan lahan harus terdiri dari pembersihan semua
pohon dengan diameter lebih kecil dari 15 cm, pohon-pohon yang tumbang,
halanganhalangan, semak-semak, tumbuh-tumbuhan lainnya, sampah, dan
semua bahan yang tidak dikehendaki, dan harus termasuk pembongkaran
tunggul, akar dan pembuangan semua ceceran bahan yang diakibatkan
oleh pembersihan dan pengupasan sesuai dengan Spesifikasi ini atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini juga
harus termasuk penyingkiran dan pembuangan struktur-struktur yang
menghalangi, mengganggu, atau sebaliknya menghalangi Pekerjaan kecuali
bilamana disebutkan lain dalam Spesifikasi ini atau diperintahkan oleh
Konsultan MK.
(b) Pemotongan pohon yang dipilih harus terdiri dari pemotongan semua pohon
yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan
dengan diameter 15 cm atau lebih yang diukur satu meter di atas
permukaan tanah. Pekerjaan ini harus termasuk tidak hanya penyingkiran
dan pembuangan sampai dapat diterima oleh Konsultan MK atas setiap
pohon tetapi juga tunggul dan akar-akarnya.
1
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan,
perlengkapan, dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan),
pengalihan saluran air, dan pembuatan drainase sementara. Pompa siap pakai di
lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak
akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
2. PELAKSANAAN
2
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Semua pohon, tunggul, akar, dan sampah lainnya yang diakibatkan oleh operasi
ini harus dibuang oleh Penyedia Jasa di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) atau di
lokasi yang ditunjuk oleh Konsultan MK.
3
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 02
PEKERJAAN TANAH
1. TIMBUNAN
1.1. UMUM
1.1.1. Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan
umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan
garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui oleh Konsultan MK.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, dan Timbunan Pilihan
Berbutir di atas tanah rawa.
c) Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung
tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di
daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi
lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih
curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya
dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
d) Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan sebagai lapisan penopang
(capping layer) pada tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang
2% yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi, dan
diatas tanah rawa, daerah berair dan lokasi-lokasi serupa dimana bahan
Timbunan Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
e) Baik Timbunan Pilihan maupun Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan
untuk penimbunan kembali pada abutmen dan dinding penahan tanah serta
daerah kritis lainnya yang memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan
dengan alat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau bilamana
diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan MK.
f) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous
yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya
partikel halus tanah akibat proses penyaringan..
g) Pengukuran tambahan terhadap yang telah diuraikan dalam Spesifikasi ini
mungkin diperlukan, ditujukan terhadap dampak khusus lapangan termasuk
konsolidasi dan stabilitas lereng.
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
d) Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan
dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
5
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
untuk membantu drainase dari setiap curahan air hujan dan juga harus
menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam
sistem drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus
disediakan pada sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase
permanen.
b) Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.
1.1.6. Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan dalam spesifikasi
ini harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuang
atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan
pembentukan kembali dan pemadatan kembali.
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau seperti yang
diperintahkan Konsultan MK, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur
seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang
disetujui.
c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-
batas kadar air yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau seperti yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru
bahan tersebut dengan penggunaan motor grader atau alat lainnya secara
berulang-ulang dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca
cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai
dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, Konsultan MK
dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan
diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.
d) Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal
lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat
bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi
ini.
e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat
bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Konsultan
MK dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti
dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan
penggantian bahan.
f) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek
setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Konsultan MK
haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.2. BAHAN
1.2.1. Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui.
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
8
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar
air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air
pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan
sesuai dengan SNI 1742-2008.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20
cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar
dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas
timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai
mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.2) di
bawah.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Konsultan MK
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat
konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati
harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha
pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Dalam membuat timbunan sampai pada atau di atas gorong-gorong dan
bilamana disyaratkan dalam Kontrak sampai pada jembatan, Penyedia Jasa
harus membuat timbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika
kondisi-kondisi memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan
pada satu sisi jauh lebih tinggi dari sisi lainnya, penambahan bahan pada sisi
yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh
Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan sampai struktur
tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-
pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah pengawasan Konsultan
MK menetapkan bahwa struktur tersebut telah mencapai kekuatan yang
cukup untuk menahan tekanan apapun yang ditimbulkan oleh metoda yang
digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanya kerusakan atau regangan
yang di luar faktor keamanan.
g) Untuk menghindari gangguan terhadap pelaksanaan abutmen jembatan,
tembok sayap dan gorong-gorong persegi, Penyedia Jasa harus, untuk tempat-
tempat tertentu yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, menunda
pekerjaan timbunan yang membentuk oprit dari setiap struktur semacam ini
sampai saat ketika pelaksanaan selanjutnya boleh didahulukan untuk
penyelesaian oprit tanpa resiko mengganggu atau merusak pekerjaan
jembatan. Biaya untuk penundaan pekerjaan harus termasuk
dalam harga satuan Kontrak untuk “Galian Biasa”, “Timbunan Biasa”, dan
“Timbunan Pilihan”.
h) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur
tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan
pemadat mekanis.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur
tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau
10
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
11
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
12
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
mengganti batu atau bahan keras lainnya yang digali menurut Spesifikasi
ini.
ii) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang
tidak stabil atau gagal bilamana Penyedia Jasa tidak dianggap
bertanggung-jawab menurut Spesifikasi ini.
iii) Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat
diperkirakan terjadinya konsolidasi tanah asli. Dalam kondisi demikian
maka timbunan akan diukur untuk pembayaran dengan salah satu cara
yang ditentukan menurut pendapat Konsultan MK berikut ini:
Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur penurunan (settlement)
yang harus ditempatkan dan diamati bersama oleh Konsultan MK
dengan Penyedia Jasa. Kuantitas timbunan dapat ditentukan berdasarkan
elevasi tanah asli setelah penurunan (settlement). Jika catatan penurunan
(settlement) tidak didokumentasikan dengan baik, pengukuran akan
berdasarkan elevasi tanah asli sebelum terjadi penurunan.
Dengan volume gembur yang diukur pada kendaraan pengangkut sebelum
pembongkaran muatan di lokasi penimbunan. Kuantitas timbunan dapat
ditentukan berdasarkan penjumlahan kuantitas bahan yang dipasok, yang
diukur dan dicatat oleh Konsultan MK, setelah bahan di atas bak truk
diratakan sesuai dengan bidang datar horisontal yang sejajar dengan tepitepi
bak truk. Pengukuran dengan cara ini akan dibayar hanya akan
diperkenankan bilamana kuantitas tersebut telah disahkan oleh Konsultan
MK.
c) Timbunan yang dihampar untuk mengganti tanah yang dibuang oleh
Penyedia Jasa
untuk dapat memasang pipa, drainase beton, gorong-gorong, drainase bawah
tanah atau struktur, tidak akan diukur untuk pembayaran dalam Seksi ini,
dan biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah termasuk dalam harga satuan
penawaran untuk bahan yang bersangkutan, sebagaimana disyaratkan
menurut Seksi lain dari Spesifikasi ini. Akan tetapi, timbunan tambahan
yang diperlukan untuk mengisi bagian belakang struktur penahan akan diukur
dan dibayar menurut Seksi ini.
d) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau
untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup
sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
2.1. UMUM
2.1.1. Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan
tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan Lapis
Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi
Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas
(termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan
sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi.
c) Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan
motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa
penambahan bahan baru.
13
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
d) Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan
minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan
berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan
perkerasan ditempatkan diatasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan MK.
a) Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 sentimeter atau
lebih rendah 3 sentimeter dari yang disyaratkan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki
kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air
permukaan.
2.1.5. Perbaikan Terhadap Penyiapan Badan Jalan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Ketentuan yang ditentukan dalam spesifikasi ini yang berhubungan dengan
perbaikan Galian dan Timbunan yang tidak memenuhi ketentuan, harus juga
berlaku bilamana berhubungan dengan semua pekerjaan Penyiapan Badan
Jalan, bahkan untuk tempat-tempat yang tidak memerlukan galian atau
timbunan.
b) Penyedia Jasa harus memperbaiki dengan biaya sendiri atas setiap alur
(rutting) atau gelombang yang terjadi akibat kelalaian pekerja atau lalu lintas
atau oleh sebab lainnya dengan membentuk dan memadatkannya kembali,
menggunakan mesin gilas dengan ukuran dan jenis yang diperlukan untuk
pekerjaan perbaikan ini.
c) Penyedia Jasa harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan oleh
14
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Konsultan MK, setiap kerusakan pada tanah dasar yang mungkin terjadi akibat
pengeringan, retak, atau akibat banjir atau akibat kejadian alam lainnya.
2.2. BAHAN
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi
Agregat atau Drainase Porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang digunakan dalam
setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Konsultan MK, dan sifat-sifat
bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar
haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
PASAL 03
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Pelaksanaan.
15
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 04
1. UMUM
1.1. Pekerjaan yang ditetapkan dalam Pasal ini terdiri dari Konstruksi Perkerasan jalan Beton semen
portland diberi tulangan sebagaimana disyaratkan, diatas badan jalan yang telah dipersiapkan
dan diterima sesuai dengan spesifikasi ini, menurut garis-garis ketinggian, kelandaian, ukuran,
penampang melintang dan penyelesaian akhir yang diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diarahkan oleh Konsultan MK.
1.2. Kelas beton yang digunakan minimal harus K-300.
2.1. UMUM
2.1.1. Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan
tanah dasar atau permukaan jalan, untuk penghamparan Lapis Pondasi Jalan
Rigid Pavement.
b. Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan
minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau
bahan berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan
perkerasan ditempatkan diatasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan MK.
2.1.3. Perbaikan Terhadap Penyiapan Badan Jalan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a. Ketentuan yang berhubungan dengan perbaikan Galian dan Timbunan
yang tidak memenuhi ketentuan, harus juga berlaku bilamana berhubungan
dengan semua pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, bahkan untuk tempat-tempat
yang tidak memerlukan galian atau timbunan.
b. Kontraktor harus memperbaiki dengan biaya sendiri atas setiap alur
(rutting) atau gelombang yang terjadi akibat kelalaian pekerja atau lalu lintas
atau oleh sebab lainnya dengan membentuk dan memadatkannya kembali,
menggunakan mesin gilas dengan ukuran dan jenis yang diperlukan untuk
pekerjaan perbaikan ini.
c. Kontraktor harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan oleh
Konsultan MK, setiap kerusakan pada tanah dasar yang mungkin terjadi akibat
pengeringan, retak, atau akibat banjir atau akibat kejadian alam lainnya.
16
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2.2. BAHAN
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi
Agregat atau Drainase Porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang digunakan
dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Konsultan MK, dan sifat-
sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar
haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi untuk bahan tersebut.
17
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
18
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
c. Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih
setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang
lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian
atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai
mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
d. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disya- ratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Konsultan MK
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke
arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat
konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati
harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha
pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f. Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase
beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar
timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
g. Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi
abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-
gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh
dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur
atau tekanan yang berlebihan pada struktur.
h. Terkecuali disetujui oleh Konsultan MK, timbunan yang bersebelahan
dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding
belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang.
i. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur
tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau
timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah
maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung
sepenuhnya.
j. Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas
permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui
oleh Konsultan MK.
k. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai SNI 1742-2008. Untuk tanah yang mengandung lebih dari
10 % bahan yang tertahan pada ayakan ¾”, kepadatan kering maksimum yang
diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize)
tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan MK.
l. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum
yang ditentukan sesuai dengan SNI 1742-2008.
m. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor harus
memperbaiki pekerjaan ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman
penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Konsultan MK, tetapi harus tidak
19
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. TOLERANSI
Toleransi-toleransi untuk perkerasan jalan beton harus dimonitor oleh Kontraktor dibawah
pengawasan Konsultan MK. Pada umumnya hal ini harus dilakukan dengan pengukuran ketinggian
(levelling) dan penggunaan “Crown template dan straight edge” berukuran panjang 3 meter.
Pemeriksaan ketinggian untuk menetapkan ketebalan plat (slab) harus diadakan dengan jarak antara
maksimum 10 meter dari poros ke poros.
4. JAMINAN KUALITAS
Kualitas dari bahan-bahan yang disediakan, campuran yang dihasilkan, kualitas pekerjaan
dan hasil akhir harus dimonitor dan diawasi serta harus sesuai dengan Standar Rujukan
dibawah ini.
20
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
5. STANDAR RUJUKAN
Standar Rujukan yang berlaku dengan tambahan – tambahan berikut.
AASHTO T 97 : Kekuatan Lentur Beton
AASHTO M 54 : Batang Baja. Jaring Batang Baja Tulangan yang difabrikasi untuk beton
AASHTO M 254 : Batang Dowel berlapis Plastik, Jenis A
6. BAHAN - BAHAN
6.1. Semen
a. Semen harus merupakan semen portland Jenis I, II atau III sesuai dengan
AASHTO M 85.
b. Kecuali diperkenankan lain oleh Konsultan MK maka hanya produk dari
pabrik untuk satu jenis merek semen portland tertentu harus digunakan di proyek.
6.2. Air
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan, atau penggunaan–
penggunaan tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari bahan–bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik.
Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan
AASHTO T 26. Air yang diketahui bermutu dapat diminum dapat dipakai dengan
tanpa pengujian.
21
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
bahan pengisi untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu
kesatuan utuh untuk tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan
yang bersangkutan kecuali jika diijinkan lain oleh Konsultan MK. Dimana
ujung-ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-ujung tersebut harus
diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh dan tepat ditempatnya
dengan jepretan kawat (Stapling) atau penyambung/pengikat yang baik lainnya
yang disetujui oleh Konsultan MK.
b. Bahan penutup sambungan (joint sealent) harus berupa Expandite
Plastic, senyawa gabungan bitumen karet grade 99 yang dituangkan dalam
keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujui. Bahan primer sambungan harus
sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan penyegel yang bersangkutan.
Mutu Ukuran Agre- Rasio Air / Semen Maks. Kadar Semen Min.
Beton gat Maks.(mm) (terhadap berat) (kg/m3 dari campuran)
K600 - - -
K500 - 0,375 450
37 0,45 356
K400 25 0,45 370
19 0.45 400
37 0,45 315
K350 25 0,45 335
19 0,45 365
37 0,45 300
K300 25 0,45 320
19 0,45 350
37 0,50 290
K250 25 0,50 310
19 0,50 340
K175 - 0,57 300
K125 - 0,60 250
Perbandingan sebenarnya antara air bebas terhadap semen untuk agregat dalam
keadaan permukaan kering harus ditentukan berdasarkan syarat-syarat kekuatan dan
kemudahan pengerjaan tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 0,55
berdasarkan massa.
22
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
yang akan digunakan dalam pekerjaan. Campuran percobaan dapat dianggap dapat
diterima asal memenuhi semua persyaratan sifat campuran.
8. METODE KONSTRUKSI
23
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
bersangkutan telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan MK. Setiap membran
yang digelar sebelum memperoleh persetujuan Konsultan MK harus disingkirkan
untuk memungkinkan pengecekan dan pemeriksaan badan jalan oleh Konsultan MK.
24
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
akhir pelat dan ini berakhir sekurang-kurangnya 40 mm dan tidak lebih dari 80 mm
dari tepi pelat-pelat yang bersangkutan pada semua sambungan beton kecuali pada
sambungan membujur dan sambungan konstruksi. Tulangan baja harus dipasang
diatas batang-batang Dowel dan batang-batang Tie-bar terlepas dari toleransi-
toleransi penempatan tulangan baja.
Pada sambungan-sambungan melintang antara lembar-lembar anyaman tulangan
baja, batang tulangan melintang dari lembar yang satu harus terletak dalam
anyaman yang telah diselesaikan/dipasang sebelumnya dan panjang lewatan
(panjang bagian yang tumpang tindih) harus tidak kurang dari 450 mm.
Penunjang-penunjang kedudukan tulangan logam yang dipabrikasi yang telah
disetujui harus dipasang pada badan jalan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan
yang bersangkutan, dan batang-batang tulangan melintang harus diikat, dijepit atau
dilas pada penunjang tersebut bila saling berpotongan. Panjang lewatan pada
ujung-ujung batang tulangan harus tidak kurang dari 40 kali diameter tulangan
atau seperti diperlihatkan dalam Gambar.
25
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
(iv) Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai pada
suatu sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya
atau sampai pekerjaan tersebut diselesaikan.
(v) Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
segregasi/pemisahan partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton
harus dicor ke dalam acuan sedekat mungkin dengan posisi akhirnya untuk
menghindari pengaliran campuran beton dan tidak diijinkan untuk
mengalirkan campuran beton lebih dari satu meter setelah pengecoran.
(vi) Beton harus dicor dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang
baru dicor menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya sementara yang
baru dicor masih plastis.
26
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
27
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
9. PEKERJAAN PENYELESAIAN
9.2. Perawatan
Segera setelah penyapuan dan perapian tepi selesai, perawatan beton harus
dimulai.Permukaan terbuka dari beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap
pengaruh matahari, angin, dan hujan dengan menggunakan rangka-rangka yang
ditutup dengan bahan-bahan yang bersifat merefleksi panas dan hujan. Setiap
rangka harus dipasang segera setelah penyelesaian perlakuan permukaan beton
yang bersangkutan dan dengan suatu cara sedemikian rupa sehingga permukaan
beton tidak terganggu.
Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk memastikan waktu
tercepat/terawal pada saat mana permukaan tersebut dapat menahan penghamparan
bahan yang bersifat menyimpan lengas. Bahan ini harus berupa dua lapisan kain goni
(burlap) atau dua lembaran katun, atau selapis pasir atau bahan bersifat sangat
menyerap lainnya yang disetujui. Bahan apapun yang digunakan harus dijaga agar
tetap basah untuk jangka waktu tidak kurang dari 5 hari, sampai suatu tingkat yang
menjamin bahwa 100 % kelembaban dipertahankan pada permukaan beton. Kegiatan
pengecoran beton harus ditunda jika penyediaan air tidak cukup baik untuk
perawatan dan pengecoran, atau bila bahan perawatan lainnya tidak cukup tersedia
dilokasi pekerjaan.
Bila penggunaan suatu membran (suatu lapisan tipis) senyawa perawat disetujui oleh
Konsultan MK maka harus sesuai dengan ASSHTO M 148, jenis 2. Senyawa
tersebut harus digunakan pada permukaan yang telah diselesaikan dengan
menggunakan mesin penyemprot yang telah disetujui.
28
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
29
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
sedemikian rupa untuk meniadakan setiap gangguan terhadap jalur atau jalur-jalur
lalu lintas umum.
Bila ruang bebas antar jalur-jalur lalu lintas umum dan peralatan operasional
Kontraktor terbatas, maka harus digunakan peralatan khusus yang dirancang untuk
mengirim ke dan meninggalkan daerah dalam lebar pelat beton yang sedang
ditempatkan tanpa mengganggu jalur umum manapun.
30
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
memanjang ini harus digergaji sebelum berakhimya masa perawatan beton, atau
segera sesudahnya sebelum peralatan atau kendaraan diperbolehkan memasuki
perkerasan beton baru tersebut. Daerah yang akan digergaji harus dibersihkan dan
sambungan harus segera diisi dengan material penutup (sealer) sesuai dengan
yang disyaratkan.
Sambungan memanjang tipe sisip permanen (longitudínal permanent ínsert type
joínts) harus dibentuk dengan menempatkan lembaran plastik yang tidak akan
bereaksi secara kimiawi dengan bahan kimia beton. Lebar lembaran ini harus
cukup untuk membentuk bidang yang diperlemah dengan kedalaman sesuai
Gambar. Sambungan dengan bentuk bidang lemah (weaken plane type joint) tidak
perlu dipotong (digergaji). Ketebalan kepingan tidak boleh kurang dari 0,5 mm
dan harus disisipkan memakai alat mekanik sehingga dijamin tetap berada pada
posisi yang tepat. Ujung atas lembaran ini harus berada dibawah permukaan akhir
(fíníshed surface) perkerasan sesuai yang tertera pada Gambar.
Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena pekerjaan
fíníshíng pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan garis sumbu (centre
líne) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan kerataannya. Alat pemasangan
mekanik harus menggetarkan beton selama kepingan itu disisipkan sedemikian
rupa agar beton yang terganggu kembali rata sepanjang pìnggiran kepingan tanpa
menimbulkan segregasi.
31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
sambungan.
c. Sambungan gergajian (sawn contraction joints)
Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji pada
permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai yang
tercantum pada Gambar, dengan gergaji beton yang disetujui. Setelah
sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang berdekatan
harus dibersihkan.
Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar
penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan jangan lebih dari 18 jam
setelah pemadatan akhir beton. Sambungan harus dibuat/dipotong sebelum
terjadi retakan karena susut. Bila perlu, penggergajian dapat dilakukan pada
waktu siang dan malam dalam cuaca apapun.
Penggergajian harus ditangguhkan bila didekat tempat sambungan ada retakan.
Penggergajian harus dihentikan bila retakan terjadi didepan gergajian. Bila
retakan sulit dicegah ketika dimulai penggergajian, maka pembuatan
sambungan kontraksì harus dibuat dengan takìkan/alur sebelum beton
mencapai pengeringan tahap awal sebagaimana dijelaskan di atas. Secara
umum, penggergajian harus dilakukan berurutan.
32
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Bila suatu jalur kendaraan beton bertulang 3 jalur dikonstruksi dalam 2 lebar pelat,
maka sambungan membujur antara pelat-pelat tersebut harus berada pada sumbu
jalur kendaraan dan harus dikonstruksi dengan batang-batang pengikat
sebagaimana ditetapkan diatas. Setiap pelat yang dikonstruksi harus mempunyai
lembar anyaman baja tulangan khusus yang ditempatkan secara sentral dari jenis
yang ditetapkan untuk perkerasan yang dikonstruksi selebar 2 atau 3 jalur dalam
satu operasi. Panjang tulangan melintang dalam lembar anyaman baja tulangan
khusus tersebut harus 600 mm lebih panjang dari pada sepertiga lebar pelat .
33
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Bagian alur yang akan ditutup/disegel harus mempunyai sisi yang benar-benar
vertikal dan sejajar, kecuali jika cetakan-cetakan khusus digunakan pada waktu
beton dalam keadaan plastis, untuk ini garis sumbu cetakan harus vertikal. Alur-
alur harus ditutup/disegel. Jika alur-alur tersebut dibuat dengan digergaji, maka
kontraktor harus membentuknya sebagai berikut :
a. Sambungan kontraksi
Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman yang dan harus mempunyai
lebar yang memadai tidak lebih dari 20 mm.
b. Sambungan ekspansi
(i) Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman dan lebar penuh yang
diperlukan untuk segel seperti diperlihatkan dalam Gambar, atau
(ii) Dua celah digergaji, masing-masing satu sepanjang tiap tepi dari bahan
pengisi sambungan sampai kedalaman segel, dan bahan diantara celah-celah
tersebut dibuang. Jarak keseluruhan antara tepi-tepi bagian luar dari kedua
celah tersebut harus merupakan lebar segel yang disyaratkan.
Penggergajian awal harus diselesaikan secepat mungkin dan selalu dalam batas
waktu 18 jam dari setelah pemadatan akhir beton.
Alur-alur sambungan ekspansi dan sambungan konstruksi yang lebih lebar dari
5 mm harus disegel permanen atau sementara sebelum lalu lintas
menggunakan perkerasan yang bersangkutan. Celah-celah yang kurang lebar
harus digergaji sampai lebar dan kedalaman penuh yang disyaratkan dan
segera dipasangi segel permanen.
Bila alur dibentuk/dicetak, Kontraktor harus memperagakan hingga
memuaskan Konsultan MK bahwa permukaan akhir yang melalui sambungan
tersebut dapat diperoleh dalam batas toleransi yang bersangkutan. Alat
pembentukan harus meliputi sebuah pelat vibrasi horizontal dengan lebar
sekurang-kurangnya 300 mm melintasi garis sambungan, atau alat yang
sejenis, untuk menjamin bahwa beton sepenuhnya dipadatkan kembali pada
tempatnya, dan menggunakan sebuah batang perata yang cukup lebar untuk
menjamin permukaan akhir akan memuaskan. Bila alur-alur yang dibentuk
lebih lebar dari 12 mm, maka cara pembentukan yang dipakai adalah dengan
menyisihkan dari pelat volume beton yang perlu dipindahkan untuk
membentuk alur tersebut. Alat pembentuk tidak boleh dipasang pada mesin
penghampar beton beracuan geser, jika mesin tersebut harus berhenti untuk
membentuk sambungan tersebut. Jika timbul tonjolan-tonjolan kasar pada
waktu alur-alur dibuat, maka bagian-bagian tersebut harus digerinda untuk
membentuk suatu radius kira-kira 6 mm atau suatu pembulatan sudut tepi pelat
selebar kira-kira 6 mm.
Bila perkerasan dikonstruksi selebar dua atau tiga jalur dalam satu operasi,
maka sambungan atau sambungan-sambungan membujur dapat dibentuk
dengan menyisipkan didepan batang perata alat pelapis beton, suatu batang
tipis yang dibentuk sebelumnya yang disetujui dari suatu alat penyalur yang
diperlengkapi alat pemadat bervibrasi. Batang tipis tersebut harus cukup kaku
untuk memungkinkan batang tersebut ditempatkan secara vertikal dan cukup
dalam sehingga kedalaman total batang tipis dan crack inducer akan berada
antara seperempat dan sepertiga ketebalan pelat yang bersangkutan. Cara
penempatan batang tipis tersebut harus menjamin bahwa letaknya vertikal,
sesuai dengan alinyemen yang benar, pada kedalaman yang cukup untuk
memungkinkan dilintasi oleh balok finishing atau mesin pengalur beton plastis,
34
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
dan dalam posisi yang benar. Beton yang dipindahkan oleh batang tipis
tersebut harus dipadatkan dengan layak kedalam pelat dalam batas toleransi-
toleransi permukaan yang diizinkan. Bila pelat-pelat tepinya berbatasan, maka
suatu batang tipis yang dibentuk sebelumnya yang disetujui harus dipasang
pada tepi pelat beton yang telah mengeras membentuk sambungan membujur.
Bila perkerasan dari bahan lentur dan pelat beton berbatasan dalam arah
membujur pada elevasi permukaan jalan, maka suatu alur selebar 10 mm dan
sedalam 20 sampai 25 mm harus dibentuk atau digergaji, kemudian
disegel/ditutup dengan menuang suatu bahan segel yang cocok untuk kedua
perkerasan tersebut.
35
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
36
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
permukaan beton harus segera díbersihkan. Penggunaan pasir atau material lain
sebagai pelindung material penutup tidak diperbolehkan.
11.1. Umum
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa kualitas beton
memenuhi Spesifikasi dan tanggung jawab ini tidak dapat dihilangkan dengan
pengujian yang telah dilaksanakan dan disetujui Konsultan MK.
37
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 05
PEKERJAAN SALURAN/DRAINASE
1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan saluran dari beton U Dith terturup dan U Dth terbuka
serta Box Culvert yang dibangun diatas suatu dasar yang dipersiapkan sesuai dengan
spesifikasi ini dan pekerjaan lain yang ada hubungannya sesuai dengan garis, kemiringan
dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau petunjuk Direksi
Lapangan/Konsultan MK. Bila ditunjukkan dalam gambar, pekerjaan harus meliputi
pembuatan dasar dari aliran.
2.2. Beton
Kalau tidak ditentukan lain dalam gambar rencana, maka beton harus merupakan
beton tumbuk dengan komposisi 1 portland cement : 3 pasir : 5 kerikil. seperti
petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan MK.
2.3. Batu
Batu yang digunakan harus merupakan pecahan batu yang disetujui, baik awet,
ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. batu-batu harus diperiksa
sebelum dan sesudah dipasang dan bahan-bahan yang ditolak harus segera
disingkirkan.
2.4. Adukan
Adukan harus terdiri dari satu bagian portland cement dan 2 bagian kerikil halus
atau pasir. Portland cement mengikuti ketentuan-ketentuan dari PBI 1971-NI-2.
Semua material kecuali air dicampur didalam bak yang berat atau di dalam
pengaduk semen yang disetujui. sampai campuran mempunyai warna yang sama.
Sesudah itu air ditambahkan dan pengaduk dilaksanakan terus. Adukan hanya
dicampur didalam volume yang dibutuhkan untuk dipergunakan segera. Adukan
bila tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah air ditambahkan harus dibuang.
3. Material Saluran
38
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Material U Dith, Box Culvert harus memenuhi mutu beton yang telah ditentukan
yaitu Fc 25 Mpa. Umur beton yang dikirim ke lapangan harus telah lebih dari 7 hari
setelah pencetakan precastnya.
4. Pelaksanaan
4.1. Penggalian
Penggalian dasar saluran harus dibuat pada kedalaman yang diperlukan dan sejajar
dengan permukaan jalan air menurut gambar rencana, dasar harus dipadatkan untuk
mendapatkan permukaan yang rata dan kuat. Bahan-bahan dasar saluran harus
diletakkan dan dipadatkan untuk membentuk dasar yang kokoh dengan tebal yang
dibutuhkan.
39
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 06
PASANGAN BATU KALI
1. Uraian
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu kali yaitu didalam konstruksi ringan,
dinding/tembok penahan tanah dan pada tempat-tempat yang ditentukan pada gambar
rencana atau atas perintah yang tertulis dari Konsultan MK/Konsultan MK. Pemasangan
batu kali harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi lainnya yang melibatkan
pekerjaan ini dan harus sesuai dengan bentuk, ketinggian dan bentuk yang ditentukan di
dalam gambar rencana atau persetujuan Konsultan MK/Konsultan MK.
2. Material
2.1. Batu
Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui oleh
Konsultan MK atau Batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan
dipergunakan. Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana, batu
harus mempunyai ketebalan tidak kurang dan 15 cm lebar tidak kurang dari 1 ½
kali tebalnya dan panjangnya tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya, Setiap
batu harus baik bentuknya dan bebas dari penyusutan, dan berkurangnya kekuatan
batu.
3. Pelaksanaan
40
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 07
1. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan paving block, grass block dan
kansteen. Ada beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block
2. Persyaratan Bahan
a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan
lokasi tersebut kepada Konsultan MK secepatnya secara tertulis disertai
keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana operasi
41
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
3. Persyaratan Bahan
42
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan MK. Pemadatan harus dimulai
dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam
(ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau halus
sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block dan Grass Block
a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang
baik dan harus terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.
b. Penghamparan pasir / bedding sand :
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat
dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan yang
dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat
permukaan yang tidak rata maka paving block / grass block tersebut harus
diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding
sand ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama sehingga
pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan yang lepas / belum dipadatkan
biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat
yang disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan pasir
yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk
pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block / grass block selesai dipasang dan
bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi
sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan harus diperhitungkan
dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup
dengan paving block / grass block pada hari yang sama.
43
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Paving Block/Grass Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand.
Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan
minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana
sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah
sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan
block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam keadaan
lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air
yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar
1,00 m diukur dari akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari
sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak
selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera diganti dengan
yang baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan
concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi,
tetapi sebiknya setelah sambungan atau celah antar block terisi pasir dan
dipadatkan.
d. Pasir pengisi (joint filling) :
Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai
gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-
410). Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan
baik. Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material
paving block/grass block. Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-
akhiran, pasir pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu
sepanjang permukaan jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah
antara dengan bantuan kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan MK.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan
dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat
dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.
44
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
e. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga ke dasar
block, guna penanaman rumput.
f. Toleransi :
Toleransi ukuran bahan :
Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi
maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan
yang tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.
Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh
melebihi 8 mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block disebelahnya
tidak boleh melebihi 2 mm.
Pasal 08
PEKERJAAN DINDING PAGAR
a. Pasangan bata ringan dengan menggunakan adukan mortar / semen instant setara
MU-380.
b. Setelah bata ringan terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikerok rata dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
c. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan bahan setara MU-100, dan
acian MU-200 harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dikerok
serta dibersihkan.
d. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau
di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam
dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan bahan setara
MU-200,PM-300 atau pemasangan keramik dinding.
e. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
45
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 9,0 m2,
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 10 x 10
cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 8 mm, beugel diameter 6 mm jarak 25 cm.
g. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm
jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm
kecuali ditentukan lain.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 2%.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
46
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Catatan : Untuk finishing akhir acian cukup menarik hand trowel searah
(horizontal atau vertikal) dan tidak diperkenankan menekan, memutar atau
bahkan menggosok dengan sobekan kertas semen.
47
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1.5.4. Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan, menurut Manajemen Konstruksi ( MK ), Kontraktor
harus membuat shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan
pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan.
Adukan dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk Perencana/ Manajemen Konstruksi ( MK ) .
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti Semua petunjuk dalam
gambar arsitektur, terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/ tinggi/ peil dan bentuk profilnya.
d. Untuk bidang kedap air, pasangan dinding bata ringan yang
berhubungan dengan udara luar dan Semua pasangan batu bata dari bawah
permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 120
cm dari permukaan lantai untuk toilet, ruang saji/pantry dan daerah basah
lainnya dipakai adukan plesteran (trasraam) setara MU -600.
e. Untuk adukan kedap air harus ditambah Daily bond, dengan perbandingan 1
pc : 1 Daily Bond.
f. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan
kotak (boxes) pengukuran yang akurat.
g. Penggunaan bahan additive harus disetujui oleh Perencana dan digunakan
sesuai dengan ketentuan dari pabrik.
h. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran
penutup untuk mencegah adukan menjadi cepat kering.
i. Pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan papan
untuk melindungi dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan yang
memperlihatkan sambungan yang rusak atau tidak beres maka pasangan itu
harus dibongkar dan diganti yang baru.
j. Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjukkan gunakan
ukuran/jarak type standard.
k. Tempatkan angkur pada bubungan pasangan dinding dengan struktur kolom
praktis atau balok sesuai petunjuk gambar tapi tidak lebih dari 60 cm pada
jarak vertikal dan 90 cm pada jarak horizontal.
48
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
Pasal 09
PEKERJAAN LANSEKAP
1. UMUM
B. Tujuan utama spesifikasi ini adalah untuk memastikan penyediaan dan penanaman
material tanaman yang sehat dengan kualitas terbaik.
C. Penyediaan tanaman
Memperoleh, membeli dan membawa material tanaman ke tapak /lokasi proyek.
Semua material harus disetujui oleh Konsultan MKsebelum dipakai di tapak.
Material tanaman harus diperoleh dari supplier/nursery terpercaya dengan kondisi
49
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
tanah dan iklim mirip dengan tapak. Material tanaman yang didatangkan ke lokasi
penanaman tidak boleh dibiarkan tidak tertanam lebih dari 2 (dua) hari.
D. Penggantian
1. Jika tanaman yang diusulkan tidak dapat diperoleh, berikan permintaan penggantian
tertulis kepada Konsultan MK1 (satu) minggu setelah kontrak diserahkan. Permintaan
ini dapat berupa spesies yang sama dengan ukuran berbeda atau spesies alternatif
dengan ukuran sama dengan usulan penyesuaian harga kontrak.
2. Penggantian material tanaman tidak dizinkan tanpa persetujuan tertulis dari Manajer
Konstruksi.
D. Perlindungan
Harap bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan akibat penanaman lanskap.
Setiap kerusakan diperbaiki sesuai kondisi area sebelumnya.
E. Pembersihan
Menjaga area kerja tetap bersih, rapi dan teratur selama waktu kontrak.
Membersihkan area pekerjaan pada penghujung hari kerja.
50
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
F. Contoh
Konsultan MKberhak mengambil dan menguji contoh material untuk disesuaikan
dengan spesifikasi setiap saat. Material yang ditolak harus segera dikeluarkan dari
tapak.
B. Durasi
Pemeliharaan tanaman akan berlanjut hingga satu tahun setelah serah terima
pekerjaan pertama. Pemeliharaan tanaman selama pelaksanaan proyek tidak
dianggap periode pemeliharaan.
C. Material tanaman
1. Material tanaman dengan kondisi sebagai berikut:
mati atau sekarat dan tidak dalam kondisi bertahan hidup,
ditanam tidak sesuai, atau
dalam kondisi menurun, tidak sehat atau berpenyakit, harus diganti
dengan tanaman dari spesies dan ukuran yang sama dengan tanaman asal
dalam waktu maksimum dua minggu setelah keluar instruksi penggantian
tanaman.
2. Biaya penggantian material tanaman selama periode pemeliharaan
ditanggung oleh kontraktor.
51
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
2. MATERIAL
d. Jumlah
Menyediakan jumlah yang cukup dari material tanaman yang dibutuhkan dalam
pekerjaan seperti dalam rencana penanaman (planting plan). Bill of quantities
(BOQ) harus mendahului gambar rencana penanaman.
e. Penamaan
Nama tanaman harus sesuai dengan nama yang diketahui pedagang tanaman lokal
dan nama yang diketahui arsitek lansekap. Dalam perselisihan, keputusan arsitek
lanskap adalah final.
f. Syarat
1) Semua pohon, palem, semak, dan tanaman penutup tanah harus memiliki
pertumbuhan yang normal, sehat, kuat dan bebas hama.
2) Ukuran minimum yang diterima dari pohon dan semak diukur setelah dipangkas,
dengan percabangan normal, sesuai ukuran dalam BOQ.
3) Tanaman yang sesuai ukuran, namun tidak mempunyai bentuk, keseimbangan tinggi
dan lebar yang normal, akan ditolak.
4) Pohon, palem, semak dan penutup tanah lebih besar dari spesifikasi dapat digunakan,
namun pemakaian material tanaman yang lebih besar tidak akan mengubah harga
dalam SPK. Ketinggian tanaman tidak boleh diganti untuk menciptakan
keseimbangan. Untuk palem berbatang banyak (contoh:Chrysalidocarpus)
setidaknya tanaman memiliki 4 batang. Tanaman rambat minimal memiliki dua
pucuk utama sesuai tinggi tnaman yang direkomendasikan dan memiliki perakakran
52
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
yang baik.
5) Palem dan pohon yang dikirim dengan bola akar kecil atau tidak cukup akan ditolak.
Dalam semua kasus, keputusan penanggung jawab adalah final. Ukuran diameter
bola akar yang mencukupi adalah minimal tiga kali dari ukuran diameter batang di
pangkal bawah.
6) Pada saat tanaman ditanam, seluruh pembungkus akar harus dilepas agar tidak
menganggu pertumbuhan akar.
7) Setiap pohon, palem, semak dan penutup tanah dengan batang yang lemah dan kurus
tidak akan sanggup menyangga diri sendiri di tempat terbuka, akan ditolak.
8) Pohon dan palem sebaiknya tegak, dengan bentuk seragam tanpa kerusakan,
bengkok atau memiliki batang utama lebih dari satu, kecuali diminta.
9) Potongan akar harus sehat, material vegetatif dengan perakaran yang baik pada satu
atau lebih titik.
2.5. Penyiraman
Pelaksanadapat menggunakan sumber air yang ada di tapak. Kontraktor harus
menyediakan selang dan semprotan untuk penyiraman tanaman. Bila terdapat
ketentuan lain mengenai detail teknis penyiraman, harus ditentukan oleh kedua belah
pihak (pemilik dan pelaksana) sebelum dimulainya pelaksaan konstruksi di lapangan.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pembersihan
a. Membersihkan semua area penanaman dari vegetasi yang ada (existing), yang
tidak sesuai dengan rencana dan semua sampah dan material asing lainnya yang
dianggap halangan untuk pelaksanaan penanaman dan atau tidak terlihat baik.
b. Memelihara bentukan lahan/grade yang telah terbentuk sebelumnya (hanya pada
area grading yang sudah selesai).
c. Kontraktor utama harus bertanggung jawab untuk pembersihan bak tanaman dan
menyerahkannya kepada Pelaksanadalam keadaan siap ditanami. Adalah
tanggung jawab Pelaksanamemastikan hal ini dikerjakan. Jika gagal, pekerjaan
pembersihan dan persiapan bak tanaman menjadi tanggung jawab Kontraktor
Lansekap.
d. Mengatur semua material yang sudah disiapkan ke area dalam tapak sebagaimana
diarahkan oleh Manajer Konstruksi.
53
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
54
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
55
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat Teknis
1. Penyiraman Harian
2. Pembersihan gulma Harian dan jika dibutuhkan
3. Forking bedeng tanaman Bulanan
4. Edging Bulanan
5. Pemupukan 2 kali/bulan
6. Penyemprotan hama penyakit Bulanan atau jika dibutuhkan
dengan adanya hama dan penyakit
7. Pemangkasan rumput Sekali/bulan
8. Perapian/trimming semak dan Sekali/bulan dan atau jika
penutup tanah dibutuhkan
9. Penggantian tanaman dan Jika dibutuhkan perbaikan kecil
bedeng tanaman
10. Pemberian penunjang untuk Jika dibutuhkan mengatur
pertumbuhan pohon dan tanaman
c. Tenaga kerja
Pengawas : 6 hari per minggu
Tim pekerja pemeliharaan : 7 hari per minggu.
56