BAB II Ardi (1) 123
BAB II Ardi (1) 123
ARDI
I0119306
KONSENTRASI HUKUM
PERDATA PROGRAM STUDI
HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE
2023
HALAMAN PENGESAHAN
NAMA : ARDI
NIM : I0119306
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada seminar proposal skripsi.
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan:
Dr.H.Burhanuddin,M.Si
Nip.19620919198903
i
HALAMAN PERNYATAAN
Nama : ARDI
Nim : I0119306
Menyatakan bahwa karya ini merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan karya plagiasi atau karya orang lain. Jika dikemudian hari ditemukan
bahwa saya terbukti plagiat atau membuat karya ini bukan hasil usaha sendiri,
dicabut gelar kesarjanaan yang t elah saya peroleh dan diajukan kemuka hukum.
ARDI
Nim: I0119306
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN..................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
agama, ras, adat dan kebudayaan yang berbeda. Budaya merupakan identitas
kebudayaan, adat istiadat dan nilai-nilai leluhur yang bersifat turun menurun
dengan ribuan hukum adat yang dipandu oleh ratusan sistem kepercayaan dan
agama.
Indonesia baik di pusat maupun di daerah cukup besar yaitu seberapa jauh
yang terasingkan dari kehidupan modernitas secara umum, karena terikat pada
2
1
Makassar. Untuk mencapainya, dapat ditempuh dengan melalui jalur trans-
Sulawesi,.
Komunitas Bissu sebagai salah satu budaya Bugis silam yang masih bertahan
saat ini. Sistem kepercayaan Bugis di masa silam itu dijalankan sesuai dengan
diakui adalah laki-laki dan perempuan. Hal ini berbeda dengan pembagian
gender di lingkungan suku Bugis. Menurut Davies dalam (Suliyati, 2018: 54)
menjelaskan bahwa gender dalam masyarakat suku Bugis yang diakui ada lima
berpakaian tidak seperti laki-laki dan tidak pula seperti perempuan. Komunitas
bissu memakai pakaian khusus, yang hanya dipakai oleh bissu itu sendiri.1
Bugis merupakan salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia tepatnya
di Sulawesi Selatan, bugis pula satu-satunya yang memiliki konsep unik terkait
1
Andi Misdayanti. Fungsi Dan Peran Sosial Komunitas Bissu Di Kabupaten Bone .Pendidikan
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar. HAL 2
2
gender. Tidak hanya terdapat dua jenis kelamin yang kita kenal, tetapi
layaknya perempuan dan terkadang berpenampilan dengan pakaian dan tata rias
feminine, namun mereka tetap memakai atribut maskulin dan bukan hanya itu,
Bissu memiliki keahlian seperti perempuan dalam hal tata rias. Bissu juga
disebut sebagai pendeta agama Bugis kuno pra Islam, dan berperan sebagai
mistik. Peran Bissu dalam masyarakat Bugis sangat penting dan mereka
memiliki kekuatan supranatural dan dianggap sebagai manusia sakti. Tugas dan
peran Bissu dalam setiap upacara adat Bugis adalah sebagai pendeta atau
pemangku adat.3
2
Sharyn Graham, Sex, Gender, and Priests in south Sulawesi Selatan (pdf). International
Institute For Asian studies, 2007, hal. 27.
3
Titiek Suliyati. “Bissu:Keistimewaan Gender dalam Tradisi Bugis”.Jurnal Ilmiah Kajian
Antropologi. Vol.2 No.1, Desember 2018, hal.52.
3
Kaum Bissu merupakan peninggalan sejarah dalam kitab I La Galigo dari
masa Bugis Kuno yang begitu mencuri perhatian para wisatawan untuk
mengenal dan mengetahui perjalanan sejarah para kaum Bissu baik dari segi
adat, budaya dan ritual-ritual yang dilakukan oleh kaum Bissu. Bissu adalah
waria yang berbeda dengan kebanyakan yang dijumpai dalam lingkungan sosial
masyarakat Bugis.
menurut epos La Galigo zaman Bugis kuno, kelahiran Bissu sama tuanya
segala hal di dunia dimulai dari penciptaan bahasa, adat istiadat dan segala
sesuatu yang dibutuhkan di dunia baru. Para Bissu dianggap sebagai pendeta
suci yang mewakili manusia dan memiliki gender sendiri yang mewakili laki-
tersebut.
tidak dapat diubah dalam tatanan adat yang telah dianutnya. Keberadaan
4
kenegaraan. Negara seharusnya melakukan perlindungan khusus, sebaliknya
jalur kesatuan.
bagi setiap penduduk tanpa melihat apakah dia warga negara atau orang asing.
masalah agama terhadap setiap orang yang ada di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Indonesia telah tercantum secara konstitusi dalam Pasal 18b ayat (2) UUD 1945
4
Pasal 29 ayat 2 UUD 1945.
5
Pasal 18b ayat 2 UUD 1945.
5
masyarakat. Sehingga komunitas adat memiliki kesempatan untuk memiliki dan
jelas dari Bissu tersebut. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan hukum,
salah satu contohnya yaitu dalam hal ini permasalahan tentang kewarisannya,
kelaminnya sebagai perempuan atau laki-laki bila ditinjau dari hukum Islam.
6
1. Bagaimana status gender?
2. Bagaimana status dan hak hukum Bissu segeri, Kab. Pangkep menurut pada
Kompilasi Hukum Islam.
1. Untuk mengetahui Bagaimana keabsahan status gender bissu segeri, Kab. Pangkep
2. Untuk mengetahui bagaimana hak-hak hukum Bissu segeri, Kab. Pangkep bila
1. Manfaat teoritis
2. Menjadi referensi bagi siapa saja yang ingin lebih jauh mengkaji mengenai analisis
hukum status gender komonitas Bissu Pangkep Ditinjau Menurut Kompilasi Hukum
Islam.
3. Manfaat praktis
7
a. Bagi penulis diharapakan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan dan
b. Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi pembaca dan
peneliti selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berasal dari kata latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal
dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).
merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.7
6
Lapse Nonton Boruto. 2014. Perspektif Agama dan Kebudayaan dalam Kehidupan
masyarakat Indonesia. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol.23.No.2,Hal.17
7
Noname, BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Masyarakat", diakses pada tanggal 24
Mei 2021, pukul 02.20. hal.18-20
9
dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial
pendekatanpendekatan:
10
sebagainya, yang harus dihormati dan dihargai, meskipun mungkin pihak
terutama sengketa yang bersifat vertikal/ struktural. Konflik ini terjadi antara
dengan hukum positip. Konflik yang melibatkan masyarakat adat tersebut pada
9
Syamsudin, "Beban masyarakat adat menghadapi hukum negara." Jurnal hukum ius quia
iustum 15.3 (2008): 338-351. Hal.348,
11
tradisional masyarakat adat berhadapan dengan kepentingan-kepentingan
padadasarnya artinya tetap sama, jika mendengar kata adat istiadat biasanya
aktivitas individu dalam suatu masyarakat dan aktivitas selalu berulang dalam
yang diberikan oleh Van den Berg. Jika mendengar kata adat istiadat biasanya
aktivitas individu dalam suatu masyarakat dan aktivitas ini selalu berulang
kembali dalam jangka waktu tertentu , sehingga membentuk suatu pola tertentu.
Adat istiadat suatu masyarakat adalah resepsi seluruhnya dari agama dan
atau diwujudkan oleh banyak orang. Dapat disimpulkan bahwa adat istiadat
interaksi sosial Perilaku dan tindakan manusia pada dasarnya adalah gerak
tubuh manusia.11
orang-orang agar tidak salah mengartikan bahwa yang sakral adalah sesuatu
10
Ibid.
11
Ibid.
12
yang benar dan positif sedangkan profan adalah sesuatu yang salah dan negatif.
Karena pada dasarnya di dalam hal yang sakral dan profan juga terkandung
aktivitas kelompok sosial yang memiliki aktivitas dan tujuan yang sama.
masyarakat dalam memahami mana yang bersumber dari kemurnian agama dan
mengungkapkan bahwa agama adalah sesuatu yang memiliki dua kategori yaitu
sakral dan profane. Klaim ini kemudian diperkuat dengan pernyataan bahwa
agama bisa dipahami dengan adanya sistem sosial yang bisa menyatukan
sama.13
ritual dalam tradisi Bissu sangat bertolak belakang dengan agama, namun jika
dilihat dari aspek lain bahwa negara tetap menerima dan mengakui keberadaan
12
Ahmad ZaenalMustofa. Konsep Kesakralan Masyarakat Emile Durkheim: Studi Kasus Suku
Aborigin Di Australia. Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan. Vol.12 No.3, Desember 2020,
hal.274
13
Ibid.
13
Bissu dengan mengingat bahwa Bissu adalah salah satu peninggalan sejarah
Bugis Kuno dan menjadi salah satu kekayaan budaya yang harus dilestarikan,
kaum Bissu sudah ada terlebih dahulu sebelum agama masuk, dari aspek politik
Hukum adat berasal dari istilah ‘adah’ dari bahasa Arab yang apabila
telah meresap ke dalam bahasa Indonesia sehingga hampir semua bahasa daerah
2. Dilakukan terus-menerus;
oleh orang lain dalam suatu proses waktu yang cukup lama, ini menunjukkan begitu
luasnya pengertian tersebut. Tiap-tiap masyarakat atau Bangsa dan Negara memiliki
kebiasaan sendiri-sendiri, yang satu satu dengan yang lainnya pasti tidak sama. Dengan
14
Dick,R,Van Soehardi,A,R.Pengertian Hukum Adat Indonesia, (Bandung:van Hoeve,1954.).Hal.6
14
demikian hal tersebut dapat mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa dan
merupakan suatu kepribadian dari suatu masyarakat atau bangsa. Tingkat peradaban,
cara hidup yang modern sesorang tidak dapat menghilangkan tingkah laku atau
kebiasaan yang hidup dan berakar dalam masyarakat. Adat selalu menyesuaikan diri
dengan keadaan dan kemajuan zaman, sehingga adat itu tetap kekal, karena adat selalu
yang hidup di dalam masyarakat erat sekali kaitannya dengan tradisi-tradisi rakyat dan
ini merupakan sumber pokok dari pada hukum adat. Menurut Prof. Kusumadi
Pudjosewojo, adat adalah tingkah laku yang oleh masyarakat diadatkan. Aturan-aturan
tingkah laku yang merupakan kebiasaan di dalam masyarakat ini adalah aturan hidup
dan merupakan adat, apabila disertai sanksi yang tegas.15Berikutnya di bawah ini
dikemukakan 13 pengertian hukum adat yang dikemukakan para ahli dan satu
pengertian dari hasil seminar hukum adat dan pembinaan hukum nasional yang
1. Menurut Cornelis Van vollenhoven hukum adat adalah himpunan peraturan tentang
perilaku yang berlaku bagi orang pribumi dan timur asing pada satu pihak
mempunyai saksi karena bersifat hukum dan pada pihak lain berada dalam
15
Soerjono Soekanto, Hukum Adat Indonesia, 2012
16
Dewi Wulandari, Hukum adat Indonesia, 2014 Bandung P.T Refika aditama Hal.3
15
2. Menurut B.Ter Haar Bzn hukum adat adalah keseluruhan aturan yang menjelma
3. Menurut j.h.p bellevoine hukum adat adalah peraturan hidup yang meskipun
tidakndiundangkan oleh penguasa tapi dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan
4. Menurut Hardjito Notopuro Hukum adat adalah hukum tak tertulis, hukum
kekeluargaan."
5. Menurut Raden Soepomo Hukum adat adalah sinonim dari hukum yang tidak
badan hukum Negara (Parlemen, Dewan Propinsi, dan sebagainy hukum yang
6. Menurut Sockanto Hukum adat adalah kompleks adat-adat yang kebanyakan tidak
7. Menurut Hazairin Hukum adat adalah hukum yang dijumpai dalam adat sebagai
hukum
16
adat seperti desa di bawa, nagar Minangkabau, kuria di Tapanuli, Wanua di
8. Menurut Bushar Muhammad Hukum adat adalah hukum yang mengatur tingkah
laku manusia Indonesia dalam hubungan satu sama lain baik yang merupakan
masyarakat adat karena dianut dan dipertahankan oleh anggota masyarakat itu,
atas pelanggaran yang ditetapkan dalam keputusan para penguasa adat (mereka
masyarakat adat itu yaitu dalam keputusan lural, penghulu, wali tanah. kepala
9. Menurut M.M. Djojodigoeno Hukum atat adalah hukum yang tidak bersumber
peraturan
10. Menurut Soediman Kartohadiprodjo Hukum adat adalah suatu jenis hukum tidak
tertulis yang tertentu yang memiliki dasar pemikiran yang khas yang prinsipil
berbeda van hukum tertulis lainnya. Hukum adat bukan hukum adat karena
bentuknya tidak tertulis, melainkan hukum adat adalah hukum adat karena
tersusun dengan dasar pemikiran tertentu yang prinsipil berbeda dari dasar
peraturan adat tingkah laku yang bersifat hukum di segala segi kehidupan orang
17
Ibid 4-6
17
2.2 Teori Hukum Adat
Teori Reception in Coplexu dikemukakan oleh Mr. LCW Van Der Berg, yaitu suatu
masyarakat itu memeluk agama tertentu maka hukum adat masyarakat yang bersangkutan
adalah hukum agama yang dipeluknya. Kalau ada hal-hal yang menyimpang dari pada
hukum agama yang bersangkutan, maka hal-hal itu dianggap sebagai pengecualian, Teori
bertentangan dengan kenyataan dalam masyarakat, karena hukum adat terdiri atas
hukum agama. Ada tidaknya atau besar kecilnya pengaruh hukum agama dalam
b. Tebal dan tipisnya bidang yang dipengaruhi hukum agama juga bervariasi.
berlainan.
II. Soerojo Wignjopdipoero dalam bukunya pengantar dan asas asas hukum adat
adalah : Selama bukan sebaliknya dapat dibuktikan menurut ajaran ini, hukum
pribumi ikut agamanya, karena jika memeluk agama harus juga mengikuti
hukum2 agama itu dengan setia. (bahwa kalau dalam suatu masyarakat memeluk
agama tertentu, maka hukum adat masyarakat yang bersangkutan adalah hukum
18
III. Suroyo Wignjodipuro menilai bahwa pandangan Van Volltenhoven ini sudah
memenuhi dua unsur hukum adat yaitu unsur psikhologis dan unsur kenyataan.
menolak. Mereka tunduk kepada hukum adat itu, baik karena wibawa hukum itu
dan terutama kesadaran hukum masyarakat itu untuk tunduk dan menaatinya.
b. Unsur kenyataan artinya norma hukum adat itu dalam keadaan yang sama
selalu diindahkan dan ditaati oleh anggota masyarakat, serta diperlakukan oleh
petugas hukum.
c. Secara sosiologis yaitu dikatakan bahwa hukum adat lahir dari kebutuhan
d. Secara antropologis yaitu hukum adat lahir oleh karena memang hukum adat itu
adalah hasil konstruksi budaya yang dibangun dan dihargai seperti mereka
18
Khoiruddin Buzama, PEMBERLAKUAN TEORI-TEORI HUKUM ISLAM DI INDONESIA,
diakses pada tanggal 15 juni 2023. Pada pukul 23.04 WITA
19
2.3 Identitas Bissu
dirinya sebagai laki-laki atau perempuan atau bukan keduanya yang dirasakan
dan diyakini secara pribadi oleh individu. Identitas gender ini ditampilkan
perempuan.20
Sulawesi selatan. Kata Bissu itu sendiri mungkin berasal dari kata Biksu atau
Wajo, Soppeng,
19
ibid
20
Alfian Rokhmansyah, Pengantar Gender dan feminisme, 2016 Yogyakarta: Garudhawaca, hal.2
20
Pinrang, Pangkep, dan Kota Makassar Bissu adalah kelompok pendeta Bugis
yang hingga saat ini masih mempraktikkan ritual mistis dan perdukunan. 21
Para Bissu juga dianggap oleh masyarakat sebagai “orang sakti” karena
leluhur atau roh nenek moyang. Cerita mengenai Bissu dan sejarahnya dimuat
dunia (Sulawesi) dari langit yang bernama Batara Guru dan We Nyilik Timo
diturunkan oleh dewata untuk mendampingi Batara Guru dan juga menciptakan
bahasa, kebudayaan, adat, dan hal- hal lainnya yang dibutuhkan oleh dunia.
Menurut kisah dalam kitab, Bissu dimintai tolong oleh Batara Guru untuk
memohon kepada dewa agar dia diberi keturunan. Bissu kemudian melakukan
ritual sebagai penghubung ke dewa untuk memohon keturunan bagi Batara Guru.
Setelah itu, istri Batara Guru hamil dan melahirkan anak laki-laki yang diberi
nama Sawerigading yang menjadi inti dari cerita epik La Galigo. Dalam kisah,
memotong pohon, dimana dari batang pohon tersebut akan dibuat perahu oleh
Saweragading untuk
21
http://alpha-i.or.id diakses pada tanggal 15 juni 2023. Pada pukul 23.18 WITA
21
menjemput dan menikahi We Cudai. Dari kisah tersebut-lah Bissu mendapatkan
posisi penting di dalam masyarakat Bugis serta merupakan awal mula tradisi
Peran Bissu yang sangat istimewa tampak dari namanya, yaitu Bissu
berasal dari kata “bessi” yang artinya bersih dalamarti yang luas. Ia tidak
2009). Hasil penelitian dari segi bahasa Mappalili artinya menjaga susuatu yang
benda pusaka yang dicuci atau dibersihkan selama setahun sekali, yakni berupa
bajak sawah yang digunaka dalam ritual adat Mappalili. Ritual adat ini
dilakukan selama sekali dalam setiap tahun, dan perayaan dilakukan di rumah
adat Arajang (tempat menyimpan benda benda pusaka) hal ini dimaksudkan
untuk menghormati dan menghargai para Dewata yang diyakini sebagai benda
pusaka tersebut.23
ritual adat yang sejak dulu ada. Dalam Wawancara ANR 10 Maret 2019
22
ibid
23
Ibid.
22
Sebagaimana diketahui bahwa Mappalili (mapplili) atau komando turun sawah
telah menjadi agenda kegiatan atau tradisi rutin masyarakat setiap tahunnya.
Sebagai sebuah produk budaya lokal yang memiliki corak atau warna tersendiri
dengan upacara adat lainnya. Tentu ada alasan mengapa masyarakat di Segeri
warisan nenek moyang mereka, dan mereka mempertahankan adat istiadat yang
sudah ada sejak dulu yang dilakukan oleh para leluhur mereka sebagai bentuk
budaya.25
Salah satu perubahan yang terjadi pada peran Bissu dalam tardisi Mapalili
adalah bajak itu telah dianggap keramat dengan menempatkan benda tersebut
sebagai sumber kesematan hidup, hal ini tercermin pada kondisi tertentu
sebagai syarat keselamatan dan terhindar dari petaka atau musibah, hal ini
24
Ibid.
25
Ibid.
23
diungkap oleh informan ANR, bahwa peran bissu terdahulu tidak mengada
benda tersebut, apalagi mengkramatkan untuk terhindar dari bahaya dan sebagai
bentuk upacara khusus menyambut musim panen sebagai bentuk rasa syukur
kepada tuhan, bukan menjadikan mappalili dan bajak sawah tersebut sebagai
Sebelum dikaji bagaimana pandangan hukum Islam tentang wanita, ada baiknya
terlebih dahulu dikaji secara singkat gambaran umum tentang hukum Islam. Untuk
memahami hukum Islam secara singkat, akan diuraikan pada bagian ini pengertian beberapa
istilah yang terkait dengan hukum Islam, seperti syariah, fikih, dan hukum Islam sendiri,
serta hubungan antar berbagai istilah tersebut. Di samping itu, pada bagian ini akan diuraikan
juga sumber-sumber hukum Islam dan ruang lingkupnya. Semua permasalahan itu akan
1. Pengertian syariah, fikih, dan hukum islam istilah syariah, fikih, dan hukum Islam sangat
populer di kalangan para pengkaji hukum Islam di Indonesia. Namun demikian, ketiga istilah
ini sering dipahami secara tidak tepat, sehingga ketiganya terkadang saling tertukar. Untuk
26
Ibid.
24
itu, di bawah ini akan dijelaskan masing-masing dari ketiga istilah tersebut dan hubungan
a. Syariah Secara etimologis (lughawi) kata ‘syariah’ berasal dari kata berbahasa Arab
alsyarī’at ( ( ريعةالشyang berarti ‘jalan ke sumber air’ atau jalan yang harus diikuti,
yakni jalan ke arah sumber pokok bagi kehidupan. Secara harfiah kata kerja syara’a
berarti menandai atau menggambar jalan yang jelas menuju sumber air. Dalam
pemakaiannya yang bersifat religius, kata syariah mempunyai arti jalan kehidupan
yang baik, yaitu nilainilai agama yang diungkapkan secara fungsional dan dalam
makna yang konkrit, yang ditujukan untuk mengarahkan kehidupan manusia.1 Alquran
menggunakan kata syir’at dan syarī’at (QS. al-Māidat (5): 48 dan QS. al- Jāsiyat (45):
18) dalam arti dīn atau agama dengan pengertian jalan yang telah ditetapkan Tuhan
bagi manusia atau dalam arti jalan yang jelas yang ditunjukkan Tuhan kepada manusia.
b. Fikih Secara etimologis kata ‘fikih’ berasal dari kata berbahasa Arab: al- fiqh ((هالفق,
yang berarti pemahaman atau pengetahuan tentang sesuatu.8 Dalam hal ini kata
‘fiqh’ identik dengan kata ‘fahm’ (( مفھyang mempunyai makna sama. Kata fikih pada
mulanya digunakan orang-orang Arab untuk seseorang yang ahli dalam mengawinkan
onta, yang mampu membedakan onta betina yang sedang birahi dan onta betina yang
sedang bunting. Dari ungkapan ini fikih kemudian diartikan ‘pengetahuan dan
pemahaman yang
27
Dr. Marzuki, M.Ag. TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM ISLAM.di akses pada tanggal 15
juni 2023.pukul 23.28 WITA
25
mendalam tentang sesuatu hal’. Alquran menggunakan kata ‘fiqh’ atau
memahami, kata fiqh secara umum berada di lebih dari satu tempat dalam
hanya dikenakan dalam pengertian hukum saja, tetapi juga mempunyai arti
yang lebih luas mencakup semua aspek dalam Islam, yaitu aspek teologis,
politis, ekonomis, dan hukum. Istilah lain yang searti dengan fiqh adalah
‘ilm. Jadi, kata fiqh dan ‘ilm pada masa-masa awal digunakan dalam
hukum-hukum syara’ yang bersifat amaliyah (praktis) yang digali dari dalil-
sini menjelaskan bahwa hal-hal yang tidak terkait dengan hukum seperti zat
syara’, yaitu sesuatu yang berasal dari kehendak Allah. Kata syara’ ini juga
28
ibid
25
ditambah satu sama dengan dua, atau yang bersifat hissi seperti ketentuan
bahwa api itu panas bukanlah cakupan ilmu fikih; 2) fikih hanya
manusia yang bersifat lahiriah. Karena itu, hal-hal yang bersifat bukan
penggalian dan penemuannya. Karena itu, ilmu yang diperoleh orang awam
dari seorang mujtahid yang terlepas dari dalil tidak termasuk dalam
dijelaskan oleh dalil-dalil (nash) secara pasti. Ilmu yang diperoleh para
malaikat dan para Rasul Allah melalui wahyu tidak dapat disebut fikih,
fikih peran nalar mendapat tempat dan diakui dalam batasbatas tertentu.29
c. Hukum Islam Istilah hukum Islam berasal dari dua kata dasar, yaitu
‘hukum’ dan ‘Islam’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘hukum’
29
ibid
26
diartikan dengan 1) peraturan atau adat yang secara resmi dianggap
manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan atau norma itu berupa
peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh
undang-undang seperti hukum modern (hukum Barat) dan ada yang tidak
berbahasa Inggris, yaitu Islamic law. Kata Islamic law sering digunakan
Sebagai contoh dari buku-buku mereka yang terkenal adalah Islamic Law in
Law (1964) karya Joseph Schacht, dan A History of Islamic Law (1964)
karya N.J. Coulson. Para pakar hukum Islam yang menulis dengan bahasa
Islamic law sering digunakan untuk menunjuk istilah Arab fikih Islam.
Ahmad Hasan menggunakan istilah Islamic law untuk fikih dalam karya-
27
karyanya seperti dalam buku The Early Development of Islamic
dan lain sebagainya. Adapun untuk padanan syariah, dalam literatur Barat,
Islamic law, di samping juga digunakan istilah lain seperti the revealed law
atau devine law. Istilah lain terkait dengan hukum Islam yang juga
digunakan untuk padanan ushul fikih. Ada beberapa buku yang ditulis
dalam bahasa Inggris terkait dengan istilah ini, di antaranya adalah dua
d. Hubungan antara hukum Islam, syariah, dan fikih Di atas sudah dijelaskan
bahwa hukum Islam merupakan istilah yang lahir sebagai terjemahan dari
istilah berbahasa Inggris Islamic law. Namun, kalau dikaji dari bentukan
kata hukum Islam itu sendiri, yakni gabungan dari kata ‘hukum’ dan kata
‘Islam’, maka dapat dipahami bahwa hukum Islam itu merupakan hukum
28
Istilah hukum Islam tidak ditemukan dalam Alquran, Sunnah, maupun
literatur Islam. Untuk itu perlu dicari padanan istilah hukum Islam ini
dalam literatur Islam. Jika hukum Islam itu dipahami sebagai hukum yang
bersumber dari ajaran Islam, maka sulit dicari padanan yang dalam literatur
Islam yang persis sama dengan istilah tersebut. Ada dua istilah yang dapat
dipadankan dengan istilah hukum Islam, yaitu syariah dan fikih. Dua istilah
berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan, karena keduanya sangat terkait erat.
persis dengan syariah dan sekaligus tidak sama persis dengan fikih. Tetapi
juga tidak berarti bahwa hukum Islam itu berbeda sama sekali dengan
syariah dan fikih. Yang dapat dikatakan adalah pengertian hukum Islam itu
mencakup pengertian syariah dan fikih, karena hukum Islam yang dipahami
yang berbentuk fikih. Hal inilah yang tidak dipahami oleh sebagian besar
30
ibid
29
2.5 Teori Kompilasi Hukum Islam (KHI)
bahan hukum dari berbagai kitab fiqih yang mu’tamad (dapat dipertanggung
jawabkan dan diakui ulama-ulama) serta yang sering dijadikan rujukan oleh
hakim dalam menjatuhkan putusan perkara. Maka kompilasi hukum Islam nya
dapat ditafsirkan sebagai rangkuman dari berbagai hal yang mengenai hukum
31
Mahkamah Agung, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berkaitan Dengan Kompilasi
Hukum Islam Dengan Pengertian Dalam Pembahasannya (Jakarta : Mahkamah Agung RI,2011),Hal.
2
32
Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka,2002),Hal.
584
30
Maka dari itu tujuan utama diciptakannya kompilasi hukum Islam adalah
Islam secara terumus dan sistematik dalam kitab hukum, terdapat beberapa
1970, telah diakui secara resmi sebagai salah satu pelaksanaan judicial
power dalam negara hukum RI. selain itu, kedudukan, kewenangan atau
perundang-undangan.
peradilan.
c) Adanya sarana hukum positif yang pasti dan berlaku secara unifikasi.33
Dengan lahirnya kompilasi hukum Islam, telah jelas dan pasti nilai-
nilai tata hukum Islam di bidang perkawinan, hibah, wasiat, wakaf, dan
warisan. Bahasa dan nilai nilai hukum yang dipertarungkan di dalam forum
rumusannya dengan apa yang harus diterapkan oleh para hakim di seluruh
nusantara.
33
https://www.Dpr.go.id/dokjdih/document/UU/597.pdf
31
3. Mempercepat Proses Taqriby Bainal Ummah.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian ini disesuaikan dengan rumusan masalah yang diajukan sebagai
konsekuensi logis dari isu hukum penelitian dalam latar belakang masalah
kelas fenomena dalam suatu bidang studi, yang kadang kala menunjukkan pada
hal-hal universal yang diabstraksikan dari hal-hal particular. Salah satu fungsi
logis dari konsep ialah memunculkan dalam pikiran dan atribut-atribut tertentu,
34
Jonaedi Efendi & Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2020. Hal.
132.
33
objek-objek yang menarik perhatian dari sudut pandangan praktis dan sudut
pengetahuan.35
Data adalah rekaman atau deskripsi dari suatu hal atau fakta. Sumber data
1. Data Primer
masyarakat.
2. Data Sekunder
35
Ibid.
34
Sumber hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat
Hukum Islam.
Terdiri bahan bacaan yang ditulis para ahli hukum serta refrensi
Islam.
2) Wawancara dan dialog, artinya tanya jawab dan dialog dengan orang-orang
35
3) Menelaah bahan hukum, artinya mengumpulkan fakta-fakta hukum
ini.
36
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Andi Misdayanti. Fungsi Dan Peran Sosial Komunitas Bissu Di Kabupaten Bone.
Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.
Jonaedi Efendi & Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2020.
Sharyn Graham, (2007) Sex, Gender, and Priests in south Sulawesi Selatan (pdf).
International Institute For Asian studies.
B. UNDANG-UNDANG
C. JURNAL/ SKRIPSI
37
Ahmad Zaenal Mustofa. (2020) Konsep Kesakralan Masyarakat Emile
Durkheim: Studi Kasus Suku Aborigin Di Australia. Jurnal Politik dan
Sosial Kemasyarakatan. Vol.12 No.3.
Kasim, S., Ramli, A. T., & Muhammad, S. (2021). Identitas Bissu Ditengah
Modernitas Di Desa Bontomatene Kecamatan Segeri Kabupaten
Pangkep. Hasanuddin Journal of Sociology, 29-39.
D. SUMBER LAINNYA
https://www.Dpr.go.id/dokjdih/document/UU/597.pdf
http://alpha-i.or.id diakses pada tanggal 15 juni 2023. Pada pukul 23.18 WITA
38
39