Karmeniyanti Softskill Thinkwin-Win
Karmeniyanti Softskill Thinkwin-Win
MAKALAH
THINK WIN-WIN
DISUSUN OLEH :
KARMENIYANTI
2210029
KEPERAWATAN
STIKES RS HUSADA
2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Softskill” ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dan memberikan
masukan serta motivasi kepada penulis selama penyelasain makalah ini. Ucapan terima kasih
1. Ibu Shinta Prawitasari, M.Kep. selaku dosen pengampu mata kuliah Softskill
2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan serta motivasi selama
Namun demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat mendukung sebagai bahan masukan bagi masa yang akan
datang, dan semoga karya yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................5
3. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan suatu harapan yang ideal. Agar tercipta suatu suasana yang kondusif untuk
dinikmati oleh sekelompok manusia, maka toleransi dan rasa saling menghormati dibutuhkan
dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap orang dituntut secara ideal untuk dapat hidup bahu
membahu dan saling memperhatikan kehidupan orang lain. Sehingga tercipta sebuah suasana
yang harmonis, penuh tenggang rasa dan saling membangun antar masyarakat.
Suatu tindakan menang-menang tidak muncul begitu saja, pada saat ada permasalahan
dalam kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi, sikap ini hadir awal dalam konsep berpikir dan
bertindak. Dengan demikian pencaharian solusi yang tepat, terhadap suatu masalah, hanyalah
sebuah tindakan yang lahir dari sebuah kebiasaan berpikir serta bertindak menang-menang.
topeng pada saat ada masalah. Akan tetapi, kebijaksanaan tersebut hadir dari sebuah latar
kompetisi. Kebanyakan orang cenderung berpikir dalam hal dikotomi, yakni: kuat atau
lemah, dan menang atau kalah. Tapi pemikiran seperti itu secara mendasar merupakan sebuah
kecacatan, karena didasarkan pada kekuasaan dan posisi tertentu, daripada prinsip hidup dan
integritas diri. Kompetisi akan berakhir pada kekalahan orang lain, sedangkan kerjasama
Menurut Stephen Covey dalam bukunya The 7 habits of highly effective people yang terbit
tahun 1989, kebiasaan bertindak menang-menang diawali dengan kebiasaan berpikir menang-
menang. Setiap orang yang terbiasa membangun konsep menang-menang, akan selalu
dipastikan mampu juga untuk bertindak menang-menang. Karena menurut Covey, kebiasaan
(habits) hanya akan dapat tercipta, apabila ada persinggungan antara pengetahuan,
kemampuan dan keinginan. Ketiga hal tersebut dimulai dari dalam pemikiran seseorang.
Apabila pengetahuan, kemampuan dan keinginan seseorang sudah terbiasa untuk memikirkan
kemenangan dirinya dan kemenangan orang-orang disekitar dirinya, maka ia akan selalu
3. Apa solusi yang harus dilakukan untuk membangun cara berpikir win-win?
1.3 Tujuan
c. Mengetahui solusi yang harus dilakukan untuk membangun cara berpikir win-win
6
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir Menang-Menang (Win-Win) merupakan sikap hidup, suatu kerangka berpikir yang
menyatakan: "Saya dapat menang, demikian juga kamu, kita dapat menang." Berpikir
Menang-Menang merupakan dasar untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain.
Berpikir Menang-Menang dimulai dengan kepercayaan bahwa kita adalah setara, tidak ada
yang di bawah ataupun di atas orang lain. Hidup bukanlah kompetisi. Mungkin kita memang
menjumpai bahwa dunia bisnis, sekolah, keluarga, olahraga, adalah dunia yang penuh
kompetisi, tetapi sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan dunia kompetisi. Hidup
sebenarnya adalah relasi dengan orang lain. Berpikir Menang-Menang bukanlah berpikir
Berpikir Menang/Kalah
Berpikir Menang/Kalah yaitu sikap terhadap kehidupan yang mengatakan bahwa jue sukses
itu sudah tetap besarnya, dan kalau kamu mendapatkan potongan besar, sisanya tinggal
sedikit untuk saya. Karena itu saya akan memastikan mendapat potongan besar itu lebih dulu.
Menang/Kalah cenderung kompetitif. Dia tidak peduli seberapa baiknya dia, asalkan dia lebih
1. Menggunakan orang lain, baik secara emosional maupun secara fisik demi tujuan sendiri
yang egois.
Kalah/Menang seperti keset kaki, membiarkan orang lain menginjak-injak dirinya, dengan
dalih menjadi pembawa damai. Mengalah terhadap tekanan sesama, seperti apabila
kelompokmu membolos dan kamu mengalah untuk ikut meskipun kamu tidak mau,
menunjukkan kamu Kalah/Menang, kamu kalah dan mereka menang. Apabila ini terus
Memang sekali-sekali kalah tidak masalah, asalkan itu untuk hal-hal kecil. Akan tetapi jangan
sampai kamu terperangkap dalam hubungan yang melecehkan, sehingga kamu selalu saja
terpaksa menuruti kemauan orang. Pastikan kamu memegang kendali dalam hal-hal penting
Kalah/Kalah mengatakan bahwa “Apabila aku harus jatuh, kamu juga harus jatuh”. Toh,
orang sengsara senang ditemani. Dendam adalah contoh yang nyata. Apabila kamu membalas
dendammu, kamu mungkin berpikir menang, padahal sebetulnya kamu menyakiti dirimu
sendiri.
Kalah/Kalah juga bisa terjadi apabila seseorang terobsesi dengan orang lain secara negatif,
contohnya sepasang kekasih. Apabila mereka sudah terikat dalam hubungan emosional dan
saling tergantung, biasanya menjadi posesif dan cemburuan. Akhirnya ketergantungan ini
Menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan
bersama dalam semua interaksi. Paradigma ini memandang kehidupan sebagai arena
merasa senang dan puas dengan pemecahan masalah atau keputusan yang diambil, sehingga
Berpikir Menang-Menang bukanlah hal tentang menjadi lebih baik, juga bukan teknik untuk
cepat memperbaiki sesuatu. Akan tetapi hal ini merupakan sebuah aksi berbasis karakter
untuk manusia dalam beinteraksi dengan manusia lainnya, serta berkolaborasi. Sebagian
besar dari tiap individu belajar untuk mempertahankan dan menjaga harga diri sebagai ego,
menang adalah kerangka pikiran dan perasaan yang terus-menerus mencari keuntungan
bersama dalam semua bentuk interaksi manusia. Menang-menang berarti perjanjian atau
Seseorang yang selalu berpikir menang-menang memiliki tiga karakter penting dalam
dirinya, yakni:
Integritas, yang merupakan diri sejati seseorang. Yang termasuk dalam integritas adalah nilai-
orang lain disekitar, dengan keberanian untuk mengekspresikan atau mengeksekusi ide-ide
Mentalitas kelimpahan, yakni kepercayaan dan keyakinan diri bahwa ada banyak sumber
daya disekitar dan jumlahnya tidak terbatas. Untuk itu janganlah berpikir bahwa ada
Dengan ketiga karater tersebut, seseorang akan dimampukan untuk selalu berpikir menang-
Menurut Sigmun Freud, model struktur jiwa manusia terdiri dari tiga bagian, yakni id, ego,
dan super ego. Id merupakan himpunan insting yang tidak terkoordinasi dan lahir bersama
dengan kehadiran sang individu di muka bumi ini. Bentuk dari id menjadikan manusia
mendasar dirinya sebagai seorang manusia, misalnya keinginan makan saat lapar, menangis
saat takut, teriak saat kaget dan lainnya. Ego adalah bagian yang terorganisir secara realistis
menjadi batasan diri seseorang. Ego dapat tercipta, karena adanya stimulus dari luar, yang
merupakan hasil pembelajaran, dan berakhir pada hal-hal yang diinginkan, diharapkan dan
dikehendaki seseorang. Ego membentuk setiap manusia memiliki karakter yang berbeda,
berdasarkan keinginan batasan yang dimilikinya. Selanjutnya, super ego adalah aspek dalam
diri yang menampung semua standar internalisasi moral, cita-cita dan etika, yang mana
diperoleh dari orang tua, masyarakat dan lingkungan sekitar. Ketiga struktur dari jiwa
dirinya dan bagi lingkungan disekitar dirinya. Walaupun persepsi tentang kebahagiaan tiap
orang berbeda-beda, namun sang individu berupaya agar semua orang disekelilingnya
tiap individu, dan bukan kebahagiaan yang sama rata). Untuk itu dalam memberikan tindakan
menang-menang sang individu, harus memperhatikan id, ego dan super ego orang
disekitarnya. Ia tidak bertindak atas dasar penilaian egoisme diri sendiri. Setiap orang harus
juga memperhatikan kemenangan diri orang lain. dengan tindakan seperti ini, akan
melahirkan sebuah masyarakat yang beadab, harmonis dan berkelanjutan. Seorang yang
2. Dalam bertindak harus melihat juga aspek lainnya selain manusia. Seluruh ciptaan yang
ada di alam semesta ini, merupakan jejaring kesuksesan manusia. Untuk itu dalam bertindak,
3. Bertanggung jawab dan berintegritas. Sang individu harus tidak lari dari setiap
tindakannya, namun berdiri tegap untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah
dilakukannya. Selain itu tindakan juga haruslah merupakan cerminan dari diri otentiknya.
4. Harus mampu membangun hubungan yang harmonis dalam jangka panjang dengan orang
5. Harus menjadikan diri sebagai pelayan bagi diri sendiri dan alam semesta. Hal ini akan
Berpikir Menang-menang dimulai dari diri kita sendiri. Jika kita merasa sangat tidak aman
dan tidak berusaha untuk mencapai kemenangan pribadi, maka sangatlah sulit untuk berpikir
Menang-menang. Kita akan merasa terancam oleh orang lain, kita akan sulit menghargai dan
mengakui keberhasilan orang lain. Kita akan merasa kesulitan untuk tetap berbahagia atas
keberhasilan orang lain. Orang yang tidak aman mudah iri pada orang lain.
ada dua kebiasaan dalam hidup kita yang mirip dengan tumor, yaitu yang dapat menggerogoti
tubuh kita perlahan-lahan dari dalam. Kebiasaan itu adalah berkompetisi dan
membandingkan.
3. Berkompetisi
Kompetisi dapat menyehatkan jika kita berkompetisi dengan diri kita sendiri atau ketika hal
itu membuat kita merasa tertantang untuk berprestasi atau menjadi yang terbaik. Kompetisi
sangatlah tidak menyehatkan jika kita hanya berpikir tentang diri sendiri, kemenangan untuk
diri sendiri, atau ketika kita merasa harus mengalahkan orang lain untuk mencapai
4. Membandingkan
Membandingkan diri dengan orang lain adalah sesuatu yang buruk. Mengapa? Sebab masing-
masing dari kita mempunyai potensi berbeda, baik secara sosial, mental maupun fisik. Setiap
orang punya kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Kita dapat saling mengembangkan diri
dan melengkapi bersama-sama dengan orang lain. Jadi apa gunanya melihat-lihat orang lain
untuk mencari-cari kelemahan atau kelebihan mereka dan membandingkan dengan diri kita?
Berhentilah berbuat demikian dan hilangkan kebiasaan itu. Kita tidak perlu tampil secantik
peragawati, kita tidak perlu sepopuler para selebritis, tetapi tampillah sesuai dengan diri kita
yang sebenarnya karena memang berbeda dengan orang lain. Kita adalah unik dan
Dalam menyelesaikan suatu masalah atau melakukan negosiasi terhadap sebuah kondisi,
maka prinsip menang-menang dapat dijadikan sebagai hasil akhir yang positif dan
konstruktif. Negosiasi untuk menyelesaikan sebuah masalah memiliki tiga tujuan, yakni : 1)
Memperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak atau lebih; 2) Memberikan solusi yang
baik bagi kedua belah pihak atau lebih yang sedang bertikai; 3) Memperoleh keuntungan bagi
Untuk mencapai tujuan diatas, maka dalam mencari solusi menang-menang ada bebebarapa
Berpikir kritis dan komprehensif. Sang individu sebagai solution maker haruslah berupaya
untuk tidak melihat masalah dari satu sudut pandang, namun dari berbagai perpektif. Dengan
kekritisan dan kemenyeluruan pandangan, akan mengarahkan pada solusi yang dapat diterima
13
Orang yang mencari solusi menang-menang haruslah sabar dan tidak tergesa-gesa.
Kebijaksanaan akan muncul pada orang yang tidak tergesa-gesa dalam mengambil
kesimpulan, namun terus membuka diri terhadap berbagai kemungkinan alternative solusi.
Mampu beradaptasi dengan masalah dan pihak-pihak yang bermasalah. Dengan masuk
kedalam realitas masalah, akan memudahkan seseorang untuk memahami duduk perkara dan
Fokus pada tujuan. Seorang yang berprinsip pada menang-menang akan tetap terfokus pada
tujuan penyelesaian masalah. Ia tidak memunculkan ambiguitas dan atau menciptakan tujuan
lain, namun tetap pada satu tujuan bersama agar masalah terselesaikan.
konstruktif sebagai upaya menyelesaikan sebuah masalah. Ketertutupan dan sikap egois
PENUTUP
KESIMPULAN
sesuatu yang mudah. Setiap orang haruslah mengenal diri dan berupaya untuk
seseorang sebagai pemimpin yang ideal dalam interaksi ditengah-tengah masyarakat banyak.
Untuk itu mulailah mencoba untuk berpikir, bertindak dan mencari solusi dengan prinsip
menang-menang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Covey, Steven R. 1989, Seven Habits of Highly Effective People: Powerful Lessons in