Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH

THINK WIN-WIN

DISUSUN OLEH :

KARMENIYANTI

2210029

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN

KEPERAWATAN

STIKES RS HUSADA

2022
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Softskill” ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dan memberikan

masukan serta motivasi kepada penulis selama penyelasain makalah ini. Ucapan terima kasih

secara khusus kepada

1. Ibu Shinta Prawitasari, M.Kep. selaku dosen pengampu mata kuliah Softskill

2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan serta motivasi selama

penyelesain makalah ini.

Namun demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah ini

masih terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat mendukung sebagai bahan masukan bagi masa yang akan

datang, dan semoga karya yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta 15 Desember 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................4

2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................5

3. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Think Win-Win....................................................................................................6

2.2 Think Win-Lose.....................................................................................................................6

2.3 Think Lose-Win.....................................................................................................................7

2.4 Think Lose-Lose....................................................................................................................7

2.5 Think Win-Win......................................................................................................................8

2.6 Berpikir Menang-Menang......................................................................................................8

2.7 Bertindak Win-Win................................................................................................................9

2.8 Cara Bersikap Think Win-win..............................................................................................10

2.9 Solusi Menang-Menang........................................................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................................14

B. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................15


4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari berpikir, bertindak dan menciptakan solusi menang-menang

merupakan suatu harapan yang ideal. Agar tercipta suatu suasana yang kondusif untuk

dinikmati oleh sekelompok manusia, maka toleransi dan rasa saling menghormati dibutuhkan

dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap orang dituntut secara ideal untuk dapat hidup bahu

membahu dan saling memperhatikan kehidupan orang lain. Sehingga tercipta sebuah suasana

yang harmonis, penuh tenggang rasa dan saling membangun antar masyarakat.

Suatu tindakan menang-menang tidak muncul begitu saja, pada saat ada permasalahan

dalam kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi, sikap ini hadir awal dalam konsep berpikir dan

bertindak. Dengan demikian pencaharian solusi yang tepat, terhadap suatu masalah, hanyalah

sebuah tindakan yang lahir dari sebuah kebiasaan berpikir serta bertindak menang-menang.

Kebijaksanaan seorang pemimpin dalam kehidupan bermasyarakat, tidak hadir sebagai

topeng pada saat ada masalah. Akan tetapi, kebijaksanaan tersebut hadir dari sebuah latar

belakang pemikiran dan kebiasaan tindakan untuk bersinergi.

Menang-menang melihat kehidupan sebagai sebuah bentuk kerjasama, bukan arena

kompetisi. Kebanyakan orang cenderung berpikir dalam hal dikotomi, yakni: kuat atau

lemah, dan menang atau kalah. Tapi pemikiran seperti itu secara mendasar merupakan sebuah

kecacatan, karena didasarkan pada kekuasaan dan posisi tertentu, daripada prinsip hidup dan

integritas diri. Kompetisi akan berakhir pada kekalahan orang lain, sedangkan kerjasama

akan berakhir pada pengembangan diri tiap individu secara positif.


5

Menurut Stephen Covey dalam bukunya The 7 habits of highly effective people yang terbit

tahun 1989, kebiasaan bertindak menang-menang diawali dengan kebiasaan berpikir menang-

menang. Setiap orang yang terbiasa membangun konsep menang-menang, akan selalu

dipastikan mampu juga untuk bertindak menang-menang. Karena menurut Covey, kebiasaan

(habits) hanya akan dapat tercipta, apabila ada persinggungan antara pengetahuan,

kemampuan dan keinginan. Ketiga hal tersebut dimulai dari dalam pemikiran seseorang.

Apabila pengetahuan, kemampuan dan keinginan seseorang sudah terbiasa untuk memikirkan

kemenangan dirinya dan kemenangan orang-orang disekitar dirinya, maka ia akan selalu

menjadi win-win thinker, win-win actor, dan win-win solution maker

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan think winwin?

2. Bagaimana cara bertindak think win-win?

3. Bagaimana cara berpikir think win-win?

2. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi think wi-win?

3. Apa solusi yang harus dilakukan untuk membangun cara berpikir win-win?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian think winwin

2. Mengetahui cara bertindak think win-win

3. Mengetahui cara berpikir think win-win

b. Mengetahui cara menghadapi think win-win

c. Mengetahui solusi yang harus dilakukan untuk membangun cara berpikir win-win
6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Think Win-win

Berpikir Menang-Menang (Win-Win) merupakan sikap hidup, suatu kerangka berpikir yang

menyatakan: "Saya dapat menang, demikian juga kamu, kita dapat menang." Berpikir

Menang-Menang merupakan dasar untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain.

Berpikir Menang-Menang dimulai dengan kepercayaan bahwa kita adalah setara, tidak ada

yang di bawah ataupun di atas orang lain. Hidup bukanlah kompetisi. Mungkin kita memang

menjumpai bahwa dunia bisnis, sekolah, keluarga, olahraga, adalah dunia yang penuh

kompetisi, tetapi sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan dunia kompetisi. Hidup

sebenarnya adalah relasi dengan orang lain. Berpikir Menang-Menang bukanlah berpikir

tentang Menang-Kalah, Kalah-Menang, ataupun Kalah-Kalah.

2.2 Think Win-Lose

Berpikir Menang/Kalah

Berpikir Menang/Kalah yaitu sikap terhadap kehidupan yang mengatakan bahwa jue sukses

itu sudah tetap besarnya, dan kalau kamu mendapatkan potongan besar, sisanya tinggal

sedikit untuk saya. Karena itu saya akan memastikan mendapat potongan besar itu lebih dulu.

Menang/Kalah cenderung kompetitif. Dia tidak peduli seberapa baiknya dia, asalkan dia lebih

tinggi dari orang lain. Ciri-ciri Menang/Kalah ini antara lain :

1. Menggunakan orang lain, baik secara emosional maupun secara fisik demi tujuan sendiri

yang egois.

2. Berusaha maju atas pengorbanan orang lain.

3. Menyebarkan kabar burung tentang orang lain.


7

2.3 Think Lose-Win

Kalah/Menang seperti keset kaki, membiarkan orang lain menginjak-injak dirinya, dengan

dalih menjadi pembawa damai. Mengalah terhadap tekanan sesama, seperti apabila

kelompokmu membolos dan kamu mengalah untuk ikut meskipun kamu tidak mau,

menunjukkan kamu Kalah/Menang, kamu kalah dan mereka menang. Apabila ini terus

berlanjut, maka kamu akan selalu diinjak-injak orang.

Memang sekali-sekali kalah tidak masalah, asalkan itu untuk hal-hal kecil. Akan tetapi jangan

sampai kamu terperangkap dalam hubungan yang melecehkan, sehingga kamu selalu saja

terpaksa menuruti kemauan orang. Pastikan kamu memegang kendali dalam hal-hal penting

2.4 Think Lose-Lose

Kalah/Kalah mengatakan bahwa “Apabila aku harus jatuh, kamu juga harus jatuh”. Toh,

orang sengsara senang ditemani. Dendam adalah contoh yang nyata. Apabila kamu membalas

dendammu, kamu mungkin berpikir menang, padahal sebetulnya kamu menyakiti dirimu

sendiri.

Kalah/Kalah juga bisa terjadi apabila seseorang terobsesi dengan orang lain secara negatif,

contohnya sepasang kekasih. Apabila mereka sudah terikat dalam hubungan emosional dan

saling tergantung, biasanya menjadi posesif dan cemburuan. Akhirnya ketergantungan ini

menimbulkan yang terburuk, mereka sering bertengkar, berdebat, “saling membalas”

sehingga menimbulkan sikap Kalah/Kalah.


8

2.5 Win-Win (Menang-menang)

Menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan

bersama dalam semua interaksi. Paradigma ini memandang kehidupan sebagai arena

kerjasama, bukan persaingan. Berpikir Menang-menang berarti mengusahakan semua pihak

merasa senang dan puas dengan pemecahan masalah atau keputusan yang diambil, sehingga

dapat memunculkan kerjasama kreatif. Pada paradigma Menang-menang ada nilai-nilai

universal yang dipertimbangkan, seperti kejujuran, keadilan, integritas, keseimbangan, sikap

hormat, tanggungjawab, dll.

2.6 Berpikir Menang-menang

Berpikir Menang-Menang bukanlah hal tentang menjadi lebih baik, juga bukan teknik untuk

cepat memperbaiki sesuatu. Akan tetapi hal ini merupakan sebuah aksi berbasis karakter

untuk manusia dalam beinteraksi dengan manusia lainnya, serta berkolaborasi. Sebagian

besar dari tiap individu belajar untuk mempertahankan dan menjaga harga diri sebagai ego,

lewat tindakan saling membandingkan dan bersaing.

Menang-menang melihat kehidupan sebagai arena untuk saling bekerjasama. Menang-

menang adalah kerangka pikiran dan perasaan yang terus-menerus mencari keuntungan

bersama dalam semua bentuk interaksi manusia. Menang-menang berarti perjanjian atau

solusi yang saling menguntungkan dan memuaskan.

Seseorang yang selalu berpikir menang-menang memiliki tiga karakter penting dalam

dirinya, yakni:

Integritas, yang merupakan diri sejati seseorang. Yang termasuk dalam integritas adalah nilai-

nilai sejati dalam diri dan komitmen.


9

Kematangan, yang merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai ide-ide dan

orang lain disekitar, dengan keberanian untuk mengekspresikan atau mengeksekusi ide-ide

dari pertimbangan tersebut.

Mentalitas kelimpahan, yakni kepercayaan dan keyakinan diri bahwa ada banyak sumber

daya disekitar dan jumlahnya tidak terbatas. Untuk itu janganlah berpikir bahwa ada

kelangkaan sumber daya, yang menyebabkan terjadinya kompetisi.

Dengan ketiga karater tersebut, seseorang akan dimampukan untuk selalu berpikir menang-

menang, dan menjauhkan diri dari pemikiran untuk saling berkompetisi

2.7 Bertindak Menang-Menang

Menurut Sigmun Freud, model struktur jiwa manusia terdiri dari tiga bagian, yakni id, ego,

dan super ego. Id merupakan himpunan insting yang tidak terkoordinasi dan lahir bersama

dengan kehadiran sang individu di muka bumi ini. Bentuk dari id menjadikan manusia

memiliki kemampuan survival dalam menjaga koordinasi secara sistemik kebutuhan

mendasar dirinya sebagai seorang manusia, misalnya keinginan makan saat lapar, menangis

saat takut, teriak saat kaget dan lainnya. Ego adalah bagian yang terorganisir secara realistis

menjadi batasan diri seseorang. Ego dapat tercipta, karena adanya stimulus dari luar, yang

merupakan hasil pembelajaran, dan berakhir pada hal-hal yang diinginkan, diharapkan dan

dikehendaki seseorang. Ego membentuk setiap manusia memiliki karakter yang berbeda,

berdasarkan keinginan batasan yang dimilikinya. Selanjutnya, super ego adalah aspek dalam

diri yang menampung semua standar internalisasi moral, cita-cita dan etika, yang mana

diperoleh dari orang tua, masyarakat dan lingkungan sekitar. Ketiga struktur dari jiwa

tersebutlah yang melatar belakangi tindakan seseorang.

Dalam bertindak menang-menang, individu berupaya untuk memperoleh kebahagiaan bagi


10

dirinya dan bagi lingkungan disekitar dirinya. Walaupun persepsi tentang kebahagiaan tiap

orang berbeda-beda, namun sang individu berupaya agar semua orang disekelilingnya

memperoleh kebahagiaan yang sebenarnya (kebahagiaan yang adil berdasarkan keinginan

tiap individu, dan bukan kebahagiaan yang sama rata). Untuk itu dalam memberikan tindakan

menang-menang sang individu, harus memperhatikan id, ego dan super ego orang

disekitarnya. Ia tidak bertindak atas dasar penilaian egoisme diri sendiri. Setiap orang harus

juga memperhatikan kemenangan diri orang lain. dengan tindakan seperti ini, akan

melahirkan sebuah masyarakat yang beadab, harmonis dan berkelanjutan. Seorang yang

bertindak menang-menang harus memperhatikan :

1. Dalam bertindak harus memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai aspek secara

holistik. Sebuah tindakan akan bernilai apabila juga mempertimbangkan keuntungan,

pemberadayaan diri dan kebahagiaan orang lain.

2. Dalam bertindak harus melihat juga aspek lainnya selain manusia. Seluruh ciptaan yang

ada di alam semesta ini, merupakan jejaring kesuksesan manusia. Untuk itu dalam bertindak,

jangan sampai merugikan makluk hidup dan lingkungan sekitar.

3. Bertanggung jawab dan berintegritas. Sang individu harus tidak lari dari setiap

tindakannya, namun berdiri tegap untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah

dilakukannya. Selain itu tindakan juga haruslah merupakan cerminan dari diri otentiknya.

4. Harus mampu membangun hubungan yang harmonis dalam jangka panjang dengan orang

lain dan lingkungan.

5. Harus menjadikan diri sebagai pelayan bagi diri sendiri dan alam semesta. Hal ini akan

memudahkan seseorang dalam mengimplementasikan tindakan menang-menang.


11

2.8 Cara Bersikap Think Win-win

Ada dua cara yang dapat dilakukan:

1. Capailah Kemenangan Pribadi

Berpikir Menang-menang dimulai dari diri kita sendiri. Jika kita merasa sangat tidak aman

dan tidak berusaha untuk mencapai kemenangan pribadi, maka sangatlah sulit untuk berpikir

Menang-menang. Kita akan merasa terancam oleh orang lain, kita akan sulit menghargai dan

mengakui keberhasilan orang lain. Kita akan merasa kesulitan untuk tetap berbahagia atas

keberhasilan orang lain. Orang yang tidak aman mudah iri pada orang lain.

2. Hindari Kompetisi dan Perbandingan Tidak Sehat

ada dua kebiasaan dalam hidup kita yang mirip dengan tumor, yaitu yang dapat menggerogoti

tubuh kita perlahan-lahan dari dalam. Kebiasaan itu adalah berkompetisi dan

membandingkan.

3. Berkompetisi

Kompetisi dapat menyehatkan jika kita berkompetisi dengan diri kita sendiri atau ketika hal

itu membuat kita merasa tertantang untuk berprestasi atau menjadi yang terbaik. Kompetisi

sangatlah tidak menyehatkan jika kita hanya berpikir tentang diri sendiri, kemenangan untuk

diri sendiri, atau ketika kita merasa harus mengalahkan orang lain untuk mencapai

kemenangan. Marilah kita berhentilah berkompetisi demi memperoleh status, popularitas,

pacar, posisi, perhatian, dan sebagainya, dan mulailah menikmati hidup.


12

4. Membandingkan

Membandingkan diri dengan orang lain adalah sesuatu yang buruk. Mengapa? Sebab masing-

masing dari kita mempunyai potensi berbeda, baik secara sosial, mental maupun fisik. Setiap

orang punya kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Kita dapat saling mengembangkan diri

dan melengkapi bersama-sama dengan orang lain. Jadi apa gunanya melihat-lihat orang lain

untuk mencari-cari kelemahan atau kelebihan mereka dan membandingkan dengan diri kita?

Berhentilah berbuat demikian dan hilangkan kebiasaan itu. Kita tidak perlu tampil secantik

peragawati, kita tidak perlu sepopuler para selebritis, tetapi tampillah sesuai dengan diri kita

yang sebenarnya karena memang berbeda dengan orang lain. Kita adalah unik dan

berbahagialah dengan keunikan kita.

2.9 Solusi Menang-Menang

Dalam menyelesaikan suatu masalah atau melakukan negosiasi terhadap sebuah kondisi,

maka prinsip menang-menang dapat dijadikan sebagai hasil akhir yang positif dan

konstruktif. Negosiasi untuk menyelesaikan sebuah masalah memiliki tiga tujuan, yakni : 1)

Memperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak atau lebih; 2) Memberikan solusi yang

baik bagi kedua belah pihak atau lebih yang sedang bertikai; 3) Memperoleh keuntungan bagi

pihak-pihak yang bertikai. Dengan menerapkan prinsip menang-menang dalam memberikan

solusi, maka ketiga tujuan tersebut dapat terwujud.

Untuk mencapai tujuan diatas, maka dalam mencari solusi menang-menang ada bebebarapa

hal yang perlu diperhatikan :

Berpikir kritis dan komprehensif. Sang individu sebagai solution maker haruslah berupaya

untuk tidak melihat masalah dari satu sudut pandang, namun dari berbagai perpektif. Dengan

kekritisan dan kemenyeluruan pandangan, akan mengarahkan pada solusi yang dapat diterima
13

bersama oleh semua pihak.

Orang yang mencari solusi menang-menang haruslah sabar dan tidak tergesa-gesa.

Kebijaksanaan akan muncul pada orang yang tidak tergesa-gesa dalam mengambil

kesimpulan, namun terus membuka diri terhadap berbagai kemungkinan alternative solusi.

Mampu beradaptasi dengan masalah dan pihak-pihak yang bermasalah. Dengan masuk

kedalam realitas masalah, akan memudahkan seseorang untuk memahami duduk perkara dan

serta merta membantunya menemukan solusi yang tepat.

Fokus pada tujuan. Seorang yang berprinsip pada menang-menang akan tetap terfokus pada

tujuan penyelesaian masalah. Ia tidak memunculkan ambiguitas dan atau menciptakan tujuan

lain, namun tetap pada satu tujuan bersama agar masalah terselesaikan.

Memiliki keterbukaan. Dengan keterbukaan, akan mendapatkan berbagai masukan yang

konstruktif sebagai upaya menyelesaikan sebuah masalah. Ketertutupan dan sikap egois

seseorang, akan menyebabkan kebuntuan dalam penyelesaian sebuah masalah


14

PENUTUP

KESIMPULAN

Mengembangkan kebiasaan berpikir, bertindak dan mencari solusi menang-menang bukanlah

sesuatu yang mudah. Setiap orang haruslah mengenal diri dan berupaya untuk

mengembangkan dirinya secara perlahan-lahan. Dari sebuah prinsip yang dipaksakan,

menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupan. Berpikir menang-menang mampu menempatkan

seseorang sebagai pemimpin yang ideal dalam interaksi ditengah-tengah masyarakat banyak.

Untuk itu mulailah mencoba untuk berpikir, bertindak dan mencari solusi dengan prinsip

menang-menang.
15

DAFTAR PUSTAKA

Covey, Steven R. 1989, Seven Habits of Highly Effective People: Powerful Lessons in

Personal Change, New York : Simon and Schuster

Bertenz, K. 2006, Psikoanalisis Sigmund Freud, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Freud, Sigmund. 2006, Pengantar umum psikoanalisis, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai