Anda di halaman 1dari 16

NEGARA VIETNAM SEBAGAI SALAH SATU EKSPOR TERBESAR DI

DUNIA

OLEH KELOMPOK 7 (C15):

I KADEK DWI PUTRA ANTARA (202232121829)


ANAK AGUNG GEDE TEGAR PERKASA (202232121832)
I NYOMAN TEGUH KUSUMA WIJAYA (202232121838)
NI PUTU SHINTYA SRIUTAMI DEWI (202232121841)
PUTU APRILIA GITA PUTRI (202232121846)
NI WAYAN RIRIN PEMILAYANI (202232121870)
NI PUTU PRAMESTI CAHAYA MAHARANI (202232121878)
I MADE SATRIA MANIKAN (202232121880)

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WARMADEWA TAHUN


AJARAN 2022/2024
Abstrak
Vietnam merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor terbesar
di dunia khususnya adalah ekspor beras. Vietnam adalah salah satu dari dua puluh
lima negara yang dianggap memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang unik
tinggi.Kegiatan ekonomi utama penduduk Vietnam adalah bertani serta berkebun.
Beberapa jenis tanaman yang banyak dibudidayakan penduduk Vietnam adalah
padi (beras), Vietnam memiliki kondisi yang menguntungkan untuk produksi
beras dengan cuaca tropis, lahan yang tersedia, sumber daya air yang signifikan
dan pengalaman dalam budidaya padi.
Makalah ini memfokuskan pada kajian vietnam sebgai salah satu penghasil
dan ngeekspor beras di dunia. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Adapun
sumber yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 20 informasi.
Hasilnya adalah vietnam sebagai salah satu penghasil dan pengekspor
beras terbesar di dunian , hal ini ada beberapa faktor penyebab nya diantara nya
adalah Produksi beras di Vietnam di delta Mekong dan Sungai Merah penting
untuk pasokan pangan di negara dan perekonomian nasional. Vietnam adalah
salah satu daerah pertanian terkaya di dunia dan pengekspor beras terbesar kedua
(setelah Thailand) di dunia dan konsumen beras terbesar ketujuh di dunia. Lahan
Vietnam seluas 33 juta ha, memiliki tiga ekosistem yang mendikte budidaya padi.
Ini adalah delta selatan (dengan Delta Mekong yang mendominasi tutupan padi),
delta utara (daerah muson tropis dengan musim dingin) dan dataran tinggi utara
(dengan varietas padi dataran tinggi). Sistem padi beririgasi yang paling menonjol
adalah Delta Mekong. Delta Mekong adalah jantung dari wilayah penghasil beras
di negara tersebut di mana air, perahu, rumah, dan pasar hidup berdampingan
untuk menghasilkan panen beras yang melimpah.
Kata kunci : Vietnam, beras, ekspor, sungai merah, delta mekong.
Latar Belakang
Vietnam merupakan negara di Asia Tenggara tepatnya di bagian timur
yang berbatasan dengan Tiongkok di utara, Laos di barat laut, Kamboja di barat
daya, dan dengan Laut Tiongkok Selatan di timur. Dengan ibu kota Hanoi yang
terletak di utara, dan kota terbesar di Vietnam adalah kota Ho Chi minh yang
terletak di selatan.
Sejak Perang Vietnam pada tahun 1955-75, perekonomian negara Vietnam
sempat terpuruk, dimana Vietnam mengalami periode peperangan yang
berkepanjangan pada pertengahan abad ke-20, dan pemisahan pada tahun 1954
sampai 1975, pertama secara militer dan kemudian secara politik, menjadi
Republik Demokratik Vietnam yang lebih dikenal sebagai Vietnam Utara dan
Republik Vietnam yang biasa disebut Vietnam Selatan. Setelah reunifikasi pada
bulan April 1975, Republik Sosialis Vietnam didirikan pada bulan Juli 1976.
Setelah perang tersebut Vietnam pernah mengalami kekurangan Pangan
yang menyebabkan kelaparan dan Dampak lainnya baik di bidang ekonomi,
Sosial maupun politik. Pada tahun 1986 Vietnam mengeluarkan kebijakan
revormasi yang dikenal dengan Doi Moi, sejak peristiwa Doi Moi di mana
pemerintah menciptakan sebuah ekonomi terencana, melalui Rencana
Pembangunan Lima Tahun, Vietnam perlahan-lahan bangkit dari keterpurukan dan
Kemiskinan. Petani merespon positif atas pemberlakuan kebijakan yang baru. Hal
tersebut dibuktikan dengan meningkatnya produktivitas padi. Setelah reformasi,
hasil padi meningkat 3,23% setiap tahun. Doi Moi Vietnam sangat Berkontribusi
terhadap peningkatan Produktivitas pertanian dan kualitas Produksi, yang
berdampak secara signifikan Terhadap kondisi ketahanan pangan nasional
Vietnam. Hasil padi tahunan per kapita (kasar) juga stabil yaitu sekitar 217
kilogram (kg) dan selama dua puluh tahun berikutnya output per kapita hampir
dua kali lipat lebih besar. Hingga Vietnam mampu swasembada beras, dan
berubah dari negara pengimpor beras menjadi negara pengekspor beras bahkan
terbesar ke tiga setelah India dan Thailand. Menurut
perkiraan PricewaterhouseCoopers pada bulan Februari 2017, Vietnam mungkin
menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, hal itu didorong
oleh melonjaknya ekspor Vietnam ke Amerika Serikat (AS).
Sumber: Britannica.com
Pada kuartal II-2022 atau periode April-Juni 2022, ekonomi Vietnam tumbuh
7,83%. Torehan itu melambat 0,11% dibandingkan capaian pertumbuhan di
periode yang sama di tahun sebelumnya. Alasan lain mengapa pertumbuhan
ekonomi Vietnam begitu tinggi lantaran pada kuartal III-2021 ekonomi negara itu
terjadi kontraksi hingga -6,02%. Penyebabnya tidak lain adalah pembatasan
aktivitas sosial dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.
Vietnam memiliki ciri fisiografis membentang dari barat laut ke tenggara
di Vietnam tengah mendominasi pedalaman, dan dua delta aluvial luas yang
dibentuk oleh Sungai Merah (Hong) di utara dan Sungai Mekong (Cuu Long) di
selatan. Di antara kedua delta ini terdapat dataran pantai yang panjang dan relatif
sempit. Dari utara ke selatan merupakan dataran tinggi di sebelah utara Vietnam
dapat dibagi menjadi dua wilayah berbeda yaitu wilayah di utara Sungai Merah
dan wilayah yang membentang di selatan Sungai Merah.
Sungai Merah membentuk lembah yang dalam dan relatif lebar yang mengalir
lurus ke arah barat laut-tenggara hampir sepanjang alirannya dari perbatasan
Tiongkok hingga tepi sungai delta. Vietnam memiliki 7 zona agro-ekonomi yaitu:
Kawasan Pegunungan Tengah dan Utara (North Mountain Region), Delta Sungai
Merah (Red River Delta/RRD), Wilayah Tengah dan Pesisir Utara (North Central
and Coastal Region/NCC), Dataran Tinggi Tengah (Central Highland), Daerah
Delta Mekong Timur Laut (Northeast Mekong Delta Region), Daerah Pesisir
Tengah Selatan (South Central Coastal Region), Delta Sungai Mekong (Mekong
River Delta/MRD). Sektor pertanian memainkan peran penting dalam
perekonomian dan masyarakat Vietnam.Sistem atau teknik produksi beras di
Vietnam dibagi dalam beberapa jenis, yaitu yang pertama Padi dataran rendah dan
sawah irigasi; yang ke dua Padi dataran tinggi; yang ketiga sawah tadah hujan
Dan rawan banjir; serta yang ke empat sawah musiman. Padi dataran
rendah/sawah irigasi memiliki Jumlah paling banyak di Vietnam yaitu Sekitar
80% dari total luas sawah Vietnam. Area padi sawah irigasi terkonsentrasi di Dua
delta, yaitu RRD di Utara dan MRD di Selatan.
Secara umum, Vietnam memiliki kondisi yang menguntungkan untuk produksi
beras dengan cuaca tropis, lahan yang tersedia, sumber daya air yang signifikan
dan pengalaman dalam budidaya padi. Jadi tidak mengherankan apabila Vietnam
mampu menjadi salah satu negara pengekspor beras terbesar di Asia
Tenggara dan dunia.
Iklim Vietnam beragam dari utara ke selatan, terbagi menjadi tiga zona
berbeda, antara lain iklim lembab subtropis di Utara, iklim monsun tropis di
wilayah Tengah dan Selatan-Tengah, dan sabana tropis di wilayah Tengah dan
Selatan. Iklim Vietnam sangat mendukung di sektor pertanian. Namum tentu saja
iklim ini dapat berubah sewaktu-waktu,
Delta Mekong dan Sungai Merah merupakan wilayah terluas yang terkena
dampak parah perubahan iklim karena permukaannya yang rendah, kepadatan
penduduk yang tinggi dan ketergantungan yang tinggi terhadap masyarakat lokal
pemukim di bidang pertanian, masyarakat pedesaan di delta ini selalu hidup
dengan banjir, kekeringan, angin topan, dan panas dan dingin yang ekstrim.
Produksi beras akan terpengaruh oleh banjir yang berlebihan di wilayah yang
tergenang air pasang dan periode banjir yang lebih lama di bagian tengah
Pengalaman bencana di Vietnam khususnya dalam dekade terakhir, dan
dikeluarkannya laporan mengenai dampak perubahan iklim global (yaitu, IPCC
2008), telah membuat pemerintah dan ilmuwan Vietnam sangat menyadari bahwa
basis sumber daya alam negara ini sangat rentan terhadap dampak buruk dari
perubahan iklim. Perubahan iklim menimbulkan ancaman yang semakin parah
terhadap pertanian, kehutanan, dan perikanan Vietnam. Meningkatnya suhu
kemungkinan akan memperpendek siklus pertumbuhan tanaman di wilayah Utara,
dan kekurangan air yang parah dapat menyebabkan penurunan hasil panen
tahunan secara signifikan.
Vietnam dibagi menjadi delapan wilayah agroekologi, menurut iklim dan
topografi yaitu : Barat Laut, Timur Laut, Delta Sungai Merah, Pantai Tengah
Utara, Pantai Tengah Selatan, Dataran Tinggi Tengah dan Tenggara serta Delta
Sungai Mekong, Produksi pertanian dispesialisasikan sesuai dengan karakteristik
wilayah agroekologi. Meskipun produksi padi terkonsentrasi di dua wilayah delta
(Delta Sungai Merah dan Delta Sungai Mekong), sebagian besar tanaman
komersial diproduksi di Dataran Tinggi Tengah dan Tenggara. Bagian Timur Laut
dan Barat Laut merupakan daerah pegunungan, dimana produksi pertanian
terutama melayani kebutuhan rumah tangga, kecuali di daerah yang kondisinya
mendukung untuk pengembangan tanaman industri seperti teh dan karet. Hanya
sekitar 15% lahan di utara yang bisa ditanami, terkonsentrasi di daerah dataran
rendah Delta Sungai Merah. Di bagian tengah, pertanian tersebar di sepanjang
pantai. Pertanian di wilayah selatan didominasi oleh Delta Mekong, salah satu
wilayah penghasil beras terbesar di dunia
Menariknya negara Vietnam akan memangkas ekspor beras hingga 44
persen mulai tahun 2030 mendatang. Alasan utama Pemerintah Vietnam untuk
mengurangi volume ekspor beras tersebut demi mengamankan pasokan beras
dalam negeri. Langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekspor beras
berkualitas tinggi, memastikan ketahanan pangan dalam negeri, melindungi
lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Perubahan iklim
menimbulkan ancaman yang semakin parah terhadap pertanian,
kehutanan, dan perikanan Vietnam. Meningkatnya suhu kemungkinan akan
memperpendek siklus pertumbuhan tanaman, dan kekurangan air yang parah
dapat menyebabkan penurunan hasil panen tahunan secara signifikan. Menariknya
negara Vietnam akan memangkas ekspor beras hingga 44 persen mulai tahun 2030
mendatang. Alasan utama Pemerintah Vietnam untuk mengurangi volume ekspor
beras tersebut demi mengamankan pasokan beras dalam negeri. Langkah
tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekspor beras berkualitas tinggi,
memastikan ketahanan pangan dalam negeri, melindungi lingkungan dan
beradaptasi dengan perubahan iklim. Perubahan iklim menimbulkan ancaman
yang semakin parah terhadap pertanian, kehutanan, dan perikanan
Vietnam. Meningkatnya suhu kemungkinan akan memperpendek siklus
pertumbuhan tanaman, dan kekurangan air yang parah dapat menyebabkan
penurunan hasil panen tahunan secara signifikan. Selain pemangkasan, Vietnam
nantinya juga akan mendiversifikasi pasar ekspor berasnya untuk mengurangi
ketergantungan negara mana pun. Dengan kebijakan tersebut, Vietnam akan
kehilangan pendapatan besar dari ekspor beras. Diprediksi pendapatan yang
mereka terima dari ekspor beras hanya US$ 2,62 miliar per tahun pada tahun
2030, turun dari US$ 3,45 miliar di 2022.
Beras Vietnam telah diekspor ke Banyak negara di beberapa benua, seperti
Benua Afrika, Asia, dan beberapa negara Di benua Eropa. Jenis beras yang
diekspor Pun juga bervariasi tergantung pangsa Pasarnya. Surplus beras di
Vietnam memiliki peran yang penting dalam menjaga stabilitas pasokan pangan
baik dalam tingkat lokal maupun regional yaitu di kawasan Asia Tenggara
maupun kebutuhan pangan di dunia.
Pembahasan
1. Kondisi ekonomi Vietnam
Sejak masa pemerintahan doi moi, ekonomi vietnam telah
mengalami pertumbuhan yang pesat. Reformasi ini mendorong industri
swasta, mengakui hak tanah pribadi, dan menghapus pertanian kolektif.
Hal ini membawa Vietnam memasuki periode perkembangan ekonomi
tercepat dan paling mengesankan dalam sejarah dunia. tingkat
pertumbuhan ekonomi tinggi yang terus-menerus dicatat oleh Vietnam
dalam 20 tahun sejak diperkenalkannya Doi Moi. Vietnam mencatat rata-
rata pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 6,5 persen selama periode
tersebut, salah satu tingkat pertumbuhan tertinggi di antara negara-negara
berkembang. Dan dengan pendapatan per kapita tahunan sebesar $1.000
pada tahun 2008, Vietnam dikeluarkan dari daftar negara-negara kurang
berkembang di dunia. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada
gilirannya membantu mengurangi tingkat kemiskinan di Vietnam dari 70
persen pada pertengahan tahun 1980 an menjadi 37 persen pada tahun
1998 dan 19 persen pada tahun 2007. Dengan reformasi tersebut membuat
Vietnam yang tadinya merupakan salah satu negara termiskin dengan
tingkat kemiskinan 70 persen, di tahun 2020 telah turun secara hingga 5
persen.
Potensi tingkat pertumbuhan PDB tahunan sekitar 5,2%,
menjadikan ekonomi negara ini berada pada urutan ke-20 terbesar di dunia
pada tahun 2050. Pertumbuhan ekonomi Vietnam telah tersendat sekitar 3
persen selama dua tahun berturut-turut karena pandemi. Pemerintah
Vietnam pun memberlakukan lockdown, sehingga aktivitas ekonomi pun
menurun. Setelah dua tahun lockdown, Vietnam mulai membuka
negaranya kembali pada pertengahan Maret 2022. Pihak berwenang di
negara itu menargetkan pertumbuhan PDB hingga 6,5 persen di akhir
tahun ini 2022. Pertumbuhan ekonomi Vietnam ditopang oleh kebangkitan
sektor ekspornya, termasuk karena pencabutan pembatasan sosial akibat
pandemi covid-19. GSO juga mencatat pertumbuhan ekonomi Vietnam
untuk paruh pertama tahun ini adalah 6,42 persen. Bank Dunia
mengatakan pemulihan ekonomi Vietnam tetap kuat meskipun ada
ketidakpastian yang disebabkan inflasi. Namun, Bank Dunia juga
mengingatkan Pemerintah Vietnam untuk tetap waspada terhadap risiko
inflasi yang terkait dengan kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM).Kekhawatiran itu tercermin dari indeks harga konsumen (IHK)
yang naik 2,96 persen pada kuartal II tahun 2022.
Vietnam telah menjadi penerima manfaat dari persaingan kekuatan
besar antara Amerika Serikat dan Cina yang berkaitan dengan FDI. Ketika
ketegangan antara Amerika Serikat dan China meningkat, Partai Komunis
China telah mengambil sikap yang kurang ramah bisnis, dan kebijakan
Covid-19 China tidak menguntungkan buat investor yang membuat para
lembaga usaha mulai mencari untuk mendiversifikasi rantai pasokan
mereka sebagai upaya untuk mengurangi gangguan.
Kondisi ini membuat Vietnam telah diuntungkan karena perusahaan-
perusahaan besar telah memindahkan manufaktur mereka ke Vietnam
untuk memanfaatkan biaya rendah, infrastruktur yang sedang dalam proses
pengembangan, lingkungan bisnis yang mendukung, dan keberhasilan
dalam mengurangi dampak ekonomi dari Covid-19.
Beberapa perusahaan besar seperti Foxconn yang merupakan produsen
elektronik terkemuka yang melakukan kontrak dengan semua perusahaan
teknologi besar, termasuk raksasa Apple, mengumumkan akan
menginvestasikan 300 juta dolar AS di pabrik baru di Vietnam utara.
Sumber : www-globalasia-org

Karena dampak ekonomi yang parah dari lockdown yang dipicu oleh
gelombang Delta COVID-19 pada pertengahan tahun 2021, laju
pertumbuhan ekonomi Vietnam melambat menjadi 2,6% pada tahun 2021,
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,9% yang tercatat
pada tahun 2020. Terjadi pemulihan yang kuat. dalam momentum
pertumbuhan PDB pada tahun 2022, dengan laju sebesar 8,0% y/y, seiring
dengan kembalinya permintaan domestik dan produksi ekspor manufaktur
ke tingkat yang lebih normal. Prospek perekonomian dari tahun 2023
hingga 2026 adalah pertumbuhan ekonomi yang pesat, dengan
pertumbuhan PDB diperkirakan akan tumbuh sekitar 6,5% pada tahun
2023, dengan pertumbuhan kuat yang berkelanjutan dengan laju sekitar
6,7% per tahun selama tahun 2024-2026.
Sumber : S&P Global

2. Komoditas perdagangan dan sektor unggulan Vietnam


Negara Vietnam telah menjadi salah satu pemain utama dalam
perdagangan internasional dengan peran yang semakin penting sebagai
salah satu ekspor terbesar di dunia setelah india dan Thailand. Prestasinya
yang luar biasa dalam perdagangan global telah menarik perhatian dunia.
A. Sektor unggulan Vietnam
Sektor pertanian di Vietnam secara umum memiliki dampak ekonomi
dan sosial yang penting. Kegiatan ekonomi utama penduduk Vietnam
adalah bertani. Salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan penduduk
Vietnam adalah padi (beras). Vietnam memiliki 7 zona agro-ekonomi
yaitu: Kawasan Pegunungan Tengah dan Utara (North Mountain
Region), Delta Sungai Merah (Red River Delta/RRD), Wilayah Tengah
dan Pesisir Utara (North Central and Coastal Region/NCC), Dataran
Tinggi Tengah (Central Highland), Daerah Delta Mekong Timur Laut
(Northeast Mekong Delta Region), Daerah Pesisir Tengah Selatan
(South Central Coastal Region), Delta Sungai Mekong (Mekong River
Delta/MRD).
Aktivitas pertanian lebih banyak dilakukan di dataran rendah,
khususnya wilayah yang berdekatan dengan Delta Sungai Merah dan
Mekong. Produksi beras di Vietnam di Delta Mekong dan Sungai
Merah penting untuk pasokan pangan di negara dan perekonomian
nasional. Vietnam adalah salah satu daerah pertanian terkaya di dunia
dan pengekspor beras terbesar ketiga (setelah india dan thailand) di
dunia. Sistem padi beririgasi yang paling menonjol adalah Delta
Mekong. Delta Mekong merupakan jantung dari wilayah penghasil
beras di negara tersebut di mana air, perahu, rumah, dan pasar hidup
berdampingan untuk menghasilkan panen beras yang melimpah. Lahan
Vietnam seluas 33 juta ha, memiliki tiga ekosistem yang mendikte
budidaya padi. Ini adalah delta selatan (dengan Delta Mekong yang
mendominasi tutupan padi), delta utara (daerah muson tropis dengan
musim dingin) dan dataran tinggi utara (dengan varietas padi dataran
tinggi).
Delta Mekong yang dibentuk
oleh Sungai Mekong yang
merupakan tempat prsawahan.
Vietnam merupakan kawasan
delta yang terletak di sebelah
selatan Kota Ho Chi Minh
(Saigon ).
Delta tersebut terbentuk
dalam bentuk segitiga dan endapan dalam formasi ini kaya akan
aluvium, yang cocok untuk menanam padi basah, seperti yang
sekarang banyak dilakukan di Delta Mekong, tempat para petani dan
petani menanam padi basah. Secara umum, Vietnam memiliki kondisi
yang menguntungkan untuk produksi beras dengan cuaca tropis, lahan
yang tersedia, sumber daya air yang signifikan dan pengalaman dalam
budidaya padi.
B. Pangan
Ketersediaan pangan yang cukup dan stabil dapat memberikan
sumbangan bagi stabilitas ekonomi, sosial, dan politik suatu negara,
salah satu pangan yang menjadi bahan pangan pokok utama dan
strategis di dunia adalah beras. Perdagangan beras Asia Tenggara salah
satunya Vietnam berkontribusi besar terhadap Pertumbuhan
perdagangan beras di pasar beras dunia.

3. Kebijakan perdagangan internasional yang diberlakukan di negara


Vietnam
Vietnam mempunyai hubungan perdagangan yang luas
dengan berbagai negara di seluruh dunia, dengan kemitraan khusus
antara lain dengan Tiongkok, Amerika Serikat, Korea, Jepang, Uni
Eropa, ASEAN. Secara khusus, Amerika Serikat (AS) selalu
menjadi importir terbesar Vietnam, sementara Tiongkok telah
menjadi eksportir terbesar Vietnam selama bertahun-tahun. Dalam
11 bulan pertama tahun 2022, volume ekspor Vietnam ke pasar AS
mencapai USD$ 101,5 miliar, meningkat 18% dibandingkan
periode yang sama tahun lalu dan menyumbang hampir 30% dari
omzet perdagangan nasional. Sementara itu, impor produk dan jasa
Tiongkok Vietnam dalam 11 bulan sebesar USD$ 109,46 miliar,
naik 10,12%. Nilai ekspor Vietnam di beberapa pasar besar yaitu
UE, Korea, dan Jepang juga mencapai pertumbuhan ekspor yang
tinggi berkat beragamnya FTA yang berlaku, sehingga membantu
memfasilitasi perdagangan dan tarif preferensi. Khususnya, ekspor
Vietnam ke pasar UE dalam 11 bulan mencapai USD$ 43,5 miliar,
mengalami peningkatan sebesar 21%, sedangkan nilai ekspor ke
Korea dan Jepang masing-masing mencapai USD$ 22,5 miliar dan
USD$ 22 miliar. MIT menilai bahwa perusahaan-perusahaan di
Vietnam telah terbiasa dengan FTA dan secara efektif menerapkan
perjanjian tersebut. Misalnya, setelah penerapan CPTPP selama 3
tahun, omset ekspor ke anggota blok tersebut meningkat sebesar
75-100. Telepon dan komponennya, elektronik dan komputer,
mesin, suku cadang, tekstil, kulit dan alas kaki, antara lain,
merupakan barang ekspor utama ke wilayah ini. Selain itu, dengan
keunggulan EVFTA, banyak produk yang diekspor ke pasar UE
mengalami pertumbuhan tinggi, yaitu besi dan baja (200%), kopi
(lebih dari 75%).
Vietnam yang akan memangkas ekspor beras hingga 44
persen mulai 2030. Alasan utama Pemerintah Vietnam untuk
mengurangi volume ekspor beras tersebut demi mengamankan
pasokan beras dalam negeri. Langkah tersebut bertujuan untuk
meningkatkan ekspor beras berkualitas tinggi, memastikan
ketahanan pangan dalam negeri, melindungi lingkungan dan
beradaptasi dengan perubahan iklim. Vietnam memiliki sejumlah
masalah lingkungan (enviromental issues) seperti perubahan iklim,
deforestasi dan degradasi tanah akibat pembukaan lahan pertanian
dengan cara penebangan hutan.
Perubahan iklim yang terjadi di Vietnam dapat memengaruhi lebih
dari 12 persen populasi Vietnam dan mengurangi pertumbuhan
sebesar 10 persen. Pemerintah Vietnam menganggap respons
terhadap perubahan iklim sebagai isu penting, dan telah
menerapkan kebijakan lingkungan untuk mengatasi risiko ini
dengan lebih baik.Setiap tahun sejak tahun 1990, bencana alam
menyebabkan kerugian sekitar satu persen dari PDB dan
mengakibatkan 500 korban tewas. Pada tahun 2017, Vietnam
terkena dampak 12 badai besar yang menyebabkan banjir
mematikan serta menghancurkan ratusan ribu rumah dan berhektar-
hektar sawah dan ladang. Perubahan iklim kemungkinan akan
memperburuk tekanan terhadap lingkungan: badai yang lebih
sering dan lebih intens dapat memengaruhi hasil dan produksi
panen, yang berdampak pada pendapatan pedesaan, ketahanan
pangan, dan ekspor komoditas. Intensitas curah hujan yang
meningkat akan merusak jalan dan jaringan kereta api. Suhu yang
lebih tinggi akan meningkatkan permintaan listrik.
Delta Mekong yang dibentuk oleh Sungai
Pihak berwenang Vietnam menyadari
Mekong tantangan
yang yang ditimbulkan tempat
merupakan
oleh perubahan iklim, dan kebutuhan
persawahanakan model merupakan
Vietnam pertumbuhan kawasan
yang lebih ramah lingkungandelta
dan yang
lebih terletak
berkelanjutan merupakan
di sebelah selatan Kota
inti dari agenda pembangunan mereka. Vietnam meratifikasi
Ho Chi Minh (Saigon). Sungai ini mengalir
Perjanjian Paris 2016 tentang Iklim serta berkomitmen untuk
ke laut di Vietnam selatan dan merupakan 12
mengurangi emisi gas rumahprovinsi
kaca paling sedikit
di Delta Mekong8 persen pada
tahun 2030 dan untuk mencapai Sasaran Pembangunan
Berkelanjutan pada tahun 2030. Kebijakan yang dapat dengan lebih
baik mempersiapkan Vietnam untuk menghadapi dampak
perubahan iklim di masa depan harus fokus pada; Mengurangi
intensitas bahan bakar fosil,Memberikan insentif yang lebih kuat
untuk rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah untuk mengejar
pertumbuhan yang berwawasan lingkungan, Menginvestasikan
dana ke dalam infrastruktur yang tahan iklim, Menggalakkan
penelitian dan pengembangan, Mengalihkan ke kendaraan swasetir,
bertenaga listrik, berbagi kendaraan. Kerugian pertanian akibat
perubahan iklim di Vietnam diperkirakan mencapai 5,6–6,2 persen
pada tahun 2030 dan 7,6–10,6 persen pada tahun 2050, tergantung
pada skenario iklim. Perubahan iklim menimbulkan ancaman yang
semakin parah terhadap pertanian, kehutanan, dan perikanan
Vietnam. Meningkatnya suhu kemungkinan akan memperpendek
siklus pertumbuhan tanaman di wilayah Utara, dan kekurangan air
yang parah dapat menyebabkan penurunan hasil panen tahunan
secara signifikan. Selain pemangkasan, Vietnam nantinya juga akan
mendiversifikasi pasar ekspor berasnya untuk mengurangi
ketergantungan negara mana pun. Dengan kebijakan tersebut,
Vietnam akan kehilangan pendapatan besar dari ekspor beras.
Diprediksi pendapatan yang mereka terima dari ekspor beras hanya
US$ 2,62 miliar per tahun pada tahun 2030, turun dari US$ 3,45
miliar di 2022.
4. Dampak perubahan iklim terhadap pertanian Vietnam
Sektor pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian dan
masyarakat Vietnam. Pada tahun 2020, pertanian, kehutanan, dan
perikanan menyumbang 14,85% PDB negara. Sektor pertanian
menyumbang 33,06% dari total lapangan kerja di Vietnam, dengan
sekitar 17,72 juta orang bekerja (Sumber : Kantor Statistik Umum
Vietnam (GSO), 2021).
Vietnam mencakup wilayah seluas 331.698 km2 dan membentang di 15
garis lintang (dari 8° 35’ LU hingga 23°22’ LU), dengan populasi lebih
dari 97,5 juta [GS0, 2021]. Iklimnya beragam dari utara ke selatan,
terbagi menjadi tiga zona berbeda, antara lain iklim lembab subtropis di
Utara, iklim monsun tropis di wilayah Tengah dan Selatan-Tengah, dan
sabana tropis di wilayah Tengah dan Selatan. Bagian utara mempunyai
empat musim, bagian selatan mempunyai musim hujan dan musim
kemarau. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.200 mm hingga 3.000
mm. Negara ini diberkahi dengan medan dan iklim yang mendukung
pertanian, termasuk padi, kopi, karet, teh, lada, kedelai, kacang mete,
tebu, kacang tanah, pisang, dan banyak produk pertanian lainnya.
Vietnam dibagi menjadi delapan wilayah agroekologi, menurut iklim
dan topografi: Barat Laut, Timur Laut, Delta Sungai Merah, Pantai
Tengah Utara, Pantai Tengah Selatan, Dataran Tinggi Tengah dan
Tenggara serta Delta Sungai Mekong
Produksi pertanian dispesialisasikan sesuai dengan karakteristik wilayah
agroekologi. Meskipun produksi padi terkonsentrasi di dua wilayah delta
(Delta Sungai Merah dan Delta Sungai Mekong), sebagian besar
tanaman komersial diproduksi di Dataran Tinggi Tengah dan Tenggara.
Bagian Timur Laut dan Barat Laut merupakan daerah pegunungan,
dimana produksi pertanian terutama melayani kebutuhan rumah tangga,
kecuali di daerah yang kondisinya mendukung untuk pengembangan
tanaman industri seperti teh dan karet. Hanya sekitar 15% lahan di utara
yang bisa ditanami, terkonsentrasi di daerah dataran rendah Delta Sungai
Merah. Di bagian tengah, pertanian tersebar di sepanjang pantai.
Pertanian di wilayah selatan didominasi oleh Delta Mekong, salah satu
wilayah penghasil beras terbesar di dunia.
Beras, makanan pokok utama orang Vietnam, menempati 94% lahan
subur, dibudidayakan di semua wilayah, dan merupakan tanaman
unggulan dalam hal luas tanam di 5 wilayah. Delta Sungai Mekong dan
Delta Sungai Merah mewakili 54,47% dan 24,80% dari luas tanam padi
nasional. Pada tahun 2020, produksi beras berjumlah sekitar 42,7 juta
ton, menjadikan Vietnam sebagai negara penghasil beras ke-5 dunia dan
negara pengekspor beras ke-2 setelah india dan Thailand. [GSO, 2021].
Hal ini diperkirakan akan terjadi dalam beberapa dekade mendatang
bahwa kesenjangan terhadap potensi hasil akan dipersempit turunnya
sebagian besar jenis tanaman di Vietnam sebagai akibat dari kemajuan
teknologi. Untuk beras, yang mana sejauh ini merupakan tanaman utama
di Vietnam, hasil panen tampaknya telah mencapai dataran tinggi
(sekitar 6 ton/ha), setidaknya selama 5–10 tahun terakhir diskala Delta
Sungai Merah dan Delta Sungai Mekong Perubahan iklim dalam hal ini
akan menjadi penyebab utama fluktuasi hasil tahunan, dan kemungkinan
tren penurunan jangka panjang. Oleh karena itu, proyeksi tren iklim
pemicu stres akan memainkan peran penting dalam menentukan
produksi pertanian abad 21 Vietnam. Mengingat kompleksitas
dampaknya pada kisaran jenis tanaman dan territorial keanekaragaman
negara, besarnya dampak perubahan iklim terhadap produksi pertanian
tidak dapat ditentukan secara pasti, dan terdapat tingkat ketidakpastian
yang besar mengenai perkiraan ini telah diramalkan. Penelitian bertujuan
untuk memprediksi dampak perubahan iklim terhadap produksi
pertanian di Vietnam cukup baru (sejak 2010) dan masih cukup baik
terbatas. Temuan utama dapat diringkas sebagai berikut. Secara umum,
sebagian besar penulis menggunakan model tanaman yang
menghubungkan hasil panen dengan indikator iklim hingga
mensimulasikan hasil panen di masa depan dalam skenario iklim yang
berbeda. Hasil prediksi bergantung pada model tanaman yang
digunakan, jenis pemicu iklim (suhu, curah hujan, dan lainnya) yang
dipertimbangkan, dan berbagai skenario iklim. Sebagian besar penelitian
memperkirakan perubahan hasil panen pada tahun 2030 dan 2050, untuk
RCP4.5 dan RCP8.5 skenario iklim, sehubungan dengan garis dasar
yang merupakan laporan periode terkini hasil, atau potensi hasil. Sedikit
penelitian di Vietnam yang telah dilakukan untuk memprediksi
produktivitas semua jenis tanaman, dan mempertimbangkan semua
penyebab stres iklim. Untuk misalnya, Gebretsadik dkk. (2012)
dipertimbangkan hanya defisit air sebagai pendorong utama
produktivitas teh, kopi, karet, tebu, dan tanaman tahunan lainnya dan
tanaman tahunan. Menggunakan model defisit air umum untuk menilai
dampak perubahan pola curah hujan harian mengenai hasil panen,
simulasi pada pertengahan abad menunjukkan penurunan produksi
secara keseluruhan tanaman, dengan penurunan hasil dibandingkan
dengan potensi hasil berkisar -1,4% untuk tahunan tanaman, hingga -4%
untuk tanaman tahunan (teh, kopi, dll.). Namun, sebagian besar literatur
berfokus pada hal tersebut dampak perubahan iklim terhadap produksi
beras, karena pentingnya hal ini di Vietnam sektor agrikultur. Semua
penulis sepakat bahwa perubahan iklim pada tahun 2050 akan
menyebabkan dampak yang signifikan penurunan hasil padi, namun
proyeksinya berbeda-beda sangat tergantung pada musim tanam padi
dan wilayah geografis, yang menunjukkan pentingnya studi lokal.
Proyeksi untuk pengaruh suhu dan curah hujan diskala provinsi berkisar
dari penurunan kecil atau bahkan dampak positif, hingga penurunan
lebih besar dari 30% .
5. Data dan grafik PDB vietnam

Sumber : Bank Dunia


Produk Domestik Bruto (PDB) di Vietnam bernilai 408,80 miliar dolar
AS pada tahun 2022, menurut data resmi Bank Dunia. Nilai PDB
Vietnam mewakili 0,18 persen perekonomian dunia.

Terkait Terakhir Satuan Referensi


PDB 408.80 Miliar USD Desember 2022
PDB per Kapita 3655.46 Rp Desember 2022
PDB per Kapita PPP 11396.53 Rp Desember 2022
PDB dari Utilitas 14852.00 VND Miliar Juni 2023
PDB dari Transportasi 160285.00 VND Miliar Juni 2023
PDB dari jasa 1212811.00 VND Miliar Juni 2023
PDB dari Administrasi 50120.00 VND Miliar Juni 2023
Publik
PDB dari Pertambangan 81498.00 VND Miliar Juni 2023
PDB dari Manufaktur 618782.00 VND Miliar Juni 2023
PDB dari Konstruksi 162099.00 VND Miliar Juni 2023
PDB dari Pertanian 284870.00 VND Miliar Juni 2023
Kesimpulan
Vietnam merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor
terbesar di dunia khususnya adalah ekspor beras. Kegiatan ekonomi utama
penduduk Vietnam adalah bertani serta berkebun. Vietnam memiliki
kondisi yang menguntungkan untuk produksi beras dengan cuaca tropis,
lahan yang tersedia, sumber daya air yang signifikan dan pengalaman
dalam budidaya padi.
Sejak masa pemerintahan doi moi, ekonomi vietnam telah
mengalami pertumbuhan yang pesat. Vietnam memasuki periode
perkembangan ekonomi tercepat dan paling mengesankan dalam sejarah
dunia hal ini desebabkan karena adanya masa pemerintahan doi moi.
Sektor yang menjadi andalan negara Vietnam sebagai salah satu negara
pengekspor terbesar di dunia adalah sektor pertanian khususnya adalah
beras, vietnam juga disebut sebagai salah satu negara yabg memiliki
daerah pertanian terbesar di dunia. Hal ini desebabkan karena letak
geografis vietnam sangat mendukung seperti Lahan Vietnam seluas 33 juta
ha, memiliki tiga ekosistem yang mendikte budidaya padi. Ini adalah delta
selatan (dengan Delta Mekong yang mendominasi tutupan padi), delta
utara (daerah muson tropis dengan musim dingin) dan dataran tinggi utara
(dengan varietas padi dataran tinggi).

Sebagai salah satu negara pengekspor beras terbesar di dunia


vietnam memiliki beberapa kebijakanoerdagangan internasional yang
diberlakukan salah satunya adalah vietnam yang akan memangkas ekspor
beras hingga 44 persen mulai 2030. Alasan utama Pemerintah Vietnam
untuk mengurangi volume ekspor beras tersebut demi mengamankan
pasokan beras dalam negeri, hal ini disebabkan oleh tantangan yang
ditimbulkan oleh perubahan iklim, dan kebutuhan akan model
pertumbuhan yang lebih ramah lingkungan dan lebih berkelanjutan
merupakan inti dari agenda pembangunan mereka.
Daftar Pustaka
Vietnam.html “Sejarah Vietnam”, brief history of Vietnam
(https://www.vietnamconsulate-ny.org/about/2/brief-history-of-vietnam.html)
National libarary of medicine “Keamanan pangan di Vietnam”
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5314466/)
ReseachGate “Rice production ini Vietnam” 2022
(https://www.researchgate.net/publication/283860956_Cost_Efficiency_of_Rice_Produc
tion_in_Vietnam_An_Application_of_Stochastic_Translog_Variable_Cost_Frontier)
UMYResponcitory “Vietnam’s strategi international trade” 2020
(http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/35565/K. JURNAL.pdf?
sequence=11&isAllowed=y)
ReseachGate “Vietnam’s economy” 2019
(https://www.researchgate.net/publication/335055926_Journal_of_Economics_and_Bu
siness_Some_Issues_on_Vietnam_Economy)
Britanica “ Vietnam’s map, history, population, government & economic
condition” (https://www.britannica.com/place/Vietnam)
United state agency for international development “climate change Vietnam” 2022
(https://www.usaid.gov/climate/country-profiles/vietnam - :~:text=Vietnam%20is
%20one%20of%20the,long%2C%20densely%20populated%2C%20coast. )
Sciencedirect “climate change and its impact in Vietnam agriculture” 2023
(https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1574954122004101 )
Violet “vietnam is rice export” 2021 ( https://vioit.org.vn/en/strategy-policy/vietnam-
s-rice-exports--opportunities-and-challenges-4404.4144.html)
International trade administration “Vietnam-trade agreement” 2022
(https://www.trade.gov/country-commercial-guides/vietnam-trade-agreements)
Vietnamplus “agro-foretry-fhiseries-the mainstay of the economy”2021
(https://en.vietnamplus.vn/agroforestryfisheries-the-mainstay-of-the-economy/
209601.vnp)
Practical low UK “importing into Vietnam” 2023
(https://uk.practicallaw.thomsonreuters.com/w-018-8748?
transitionType=Default&contextData=(sc.Default))
JSTOR “Vietnam is trade liberalization and international economic” 2020
(https://www.jstor.org/stable/25773845)
CEIC data “Vietnam neraca perdagangan”
(https://www.ceicdata.com/id/indicator/vietnam/trade-balance)

International trade administration “Vietnam top exports 2022” 2023


(https://www.statista.com/statistics/985814/vietnam-major-export-commodity-
turnover/)
VOV World “ export – import Vietnam “ 2023 ( https://vovworld.vn/id-ID/ekonomi-
vietnam/vietnam-menuju-ke-target-pertumbuhan-ekspor-sebanyak-6-pada-tahun-2023-
1172357.vov)
Worl bank “Vietnam MPO” 2023 (VIETNAM MPO Public Documents TheWorldBank)
David vanzetti and Phan Lan Huong “Vietnam is trade policy dillemas”
(https://core.ac.uk/download/pdf/6256828.pdf)
ETD UGM “ doi moi policies and the fashion industries in Vietnam” 2023
(https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/216864)
S&P global “Vietnam economy moderaters in early 2023” 2023
(https://www.spglobal.com/marketintelligence/en/mi/research-analysis/vietnam-
economy-moderates-in-early-2023.html)

Anda mungkin juga menyukai