Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum, izin menjawab pertanyaan pada diskusi 4 ini.

1. Enkulturasi

Enkulturasi adalah suatu proses pewarisan tradisi budaya sosial melalui manusia
sebagai makhluk yang bernalar, punya daya refleksi dan intelegasi, belajar memahami dan
mengadaptasi pola pikir, pengetahuan, dan kebudayaan sekelompok manusia lain.
Enkulturasi merupakan bagian dari konsep dinamika kebudayaan sebagai sebuah proses
belajar kebudayaan sendiri (Winataputra, 2022).

Enkulturasi atau pembudayaan adalah suatu proses bagi seorang baik secara sadar
maupun tidak sadar mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat. Enkulturasi berasal dari
aspek-aspek pengalaman belajar yang memberi ciri khusus atau yang membedakan manusia
dari makhluk lain dengan menggunakan pengalaman-pengalaman hidupnya. Proses
enkulturasi bersifat komplek dan berlangsung sepanjang hidup, tetapi proses tersebut
berbeda-beda pada berbagai tahap dalam lingkaran kehidupan seseorang.

Proses enkulturasi sejak kecil sudah di mulai dalam alam pikiran warga suatu
masyarakat, berawal dari orang-orang di dalam lingkungan keluarganya, kemudian dari
teman-teman bermain, dengan berkali-kali meniru tindakannya menjadi suatu pola yang
mantap dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan. proses pembelajaran ini di
mulai sejak kecil hingga akhir hayat. Enkulturasi terjadi secara agak di paksakan selama awal
masa kanak-kanak tetapi ketika mereka bertambah dewasa akan belajar secara lebih sadar
untuk menerima aturan atau menolak nilai-nilai atau anjuran-anjuran dari masyarakat
(Koentjaraningrat. 1987)

Contoh: Andra dari kecil diajarkan mengucapkan salam ketika memasuki rumah, hal
ini dicontohkan oleh orang tua Andra dari sejak dini ketika bertamu maupun memasuki
rumah. Hal ini sudah ditanamkan dalam diri andra sejak andra mulai mengerti tata krama
ketika memasuki rumah maupun bertamu kerumah orang lain, sehingga seiring bertambahnya
usia Andra sudah terbiasa melakukan hal tersebut dan menjadi pola yang mantap serta
menjadi norma yang mengatur tindakan andra dan dibudayakan dalam kehidupannya.

B. Akulturasi

Kata akulturasi berasal dari bahasa inggris "acculture"yang artinya menyesuaikan diri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau
lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi atau proses masuknya pengaruh
kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau
banyak unsur kebudayaan asing itu.Akulturasi merupakan adopsi tradisi budaya lain menjadi
tradisi budaya kita (Winataputra, 2022).

Proses akutrurasi biasanya terjadi secara formal melalui pendidikan. Akulturasi


menunjuk pada perubahan yang dialami oleh seseorang akibat kontak dengan budaya lainnya,
sekaligus akibat keikutsertaan dalam proses akulturasi yang memungkinkan budaya dan
kelompok etnis menyesuaikan diri dengan budaya yang lainnya Perubahan yang terjadi pada
individu menunjuk pada diri, sikap, nilai, dan lainnya tanpa menghilangkan nilai asli. contoh:
Selfy merupakan siswa pindahan dari jakarta, kemudian sekolah di SD 23 Balik Gunung,
awalnnya selfy tidak mengerti budaya, bahasa maupun kebiasaan masyarakat maupun teman
sekolahnya tersebut. Seiring berjalannya waktu selfy menjadi mengikuti dan paham akan
budaya setempat tetapi selfy tidak melupakan budaya asalnya yaitu budaya yang dari tempat
tinggalnya di jakarta.

C. Konsep Mendasar Tentang Proses pembudayaan

Dalam suatu konsep sederhana, pembudayaan adalah suatu proses pencapaian hasil
yang permanen berupa penghayatan segenap Pengetahuan dan keterampilan yang didapat
melalui Pendidikan sehingga dengan adanya individu yang bersangkutan mampu berbuat atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya atau kehidupan orang lain
(Koentjaraningrat. 1987)

Proses ini seyogyanya berlangsung seiring dengan proses Pendidikan itu sendiri.
Dengan demikian, Pembudayaan mensyaratkan “Penghayatan” dan perbuatan nyata yang
timbul pada individu sebagai hasil Pendidikan, baik yang berlangsung dalam Keluarga, di
Masyarakat, ataupun dalam Lembaga Pendidikan Formal seperti Sekolah
(Masinambow,1997)

Proses Pembudayaan melalui Pendidikan sangat ditonjolkan dalam empat pilar


Pendidikan UNESCO, yaitu Belajar untuk mengetahui (Learning To Know), belajar untuk
melakukan (Learning To Do), belajar hidup bersama (Learning To Live Together), Dan
Belajar Untuk Mandiri (Learning To Be).

Pendidikan dalam konsep empat pilar ini dengan jelas mengacu kepada kualitas
manusia yang bertumpu pada penguasaan IPTEK melalui Proses belajar menemukan dan
belajar (Learning To Learn) secara terus menerus, Penguasaan keterampilan untuk mampu
melakukan tugas – tugas dan memecahkan masalah – masalah, kemampuan memahami dan
hidup dengan orang lain dalam suasana saling membutuhkan dan saling menghormati, dan
kematangan Kepribadian untuk mampu berpikir dan berbuat secara mandiri serta
bertanggung jawab (Koentjaraningrat. 1987).

Referensi:

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: UI Press.

Masinambow, EKM (ed), 1997, Koentjaraningrat dan Antropologi Indonesia, Jakarta, AAI
dan Yayasan Obor Indonesia.

Winataputra, Udin. 2022. Pembaruan dalam Pembelajaran Di SD.Uiversitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai