Anda di halaman 1dari 92

TABEL 1

LK 01 STANDAR KELULUSAN
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7

STANDAR Indikator 1. Sub-Indikator 1. Siswa Siswa dimotivasi dan fasilitasi oleh sekolah  Siswa bisa jadi anak yang
KELULUSAN Lulusan memiliki perilaku yang agar memiliki perilaku dan sikap orang mengabaikan atau tidak
memiliki mencerminkan sikap beriman melalui pembiasaan (budaya sekolah) memiliki sikap/pembiasaan
kompetensi beriman dan bertakwa dan keteladanan dalam menghayati dan serta keteladanan (budaya
pada dimensi kepada Tuhan YME mengamalkan sesuai dengan ajaran agama sekolah) untuk menghayati dan
sikap yang dianut. mengamalkan ajaran agama
Integrasi pengembangan sikap beriman dan yang dianut.
bertakwa kepada Tuhan YME di sekolah
dilakukan dalam bentuk kegiatan  Pengembangan sikap beriman
pembelajaran. dan bertakwa kepada Tuhan
Contoh perilaku dan sikap orang beriman dan YME disekolah tidak
bertakwa meliputi: terintegrasi dalam kegiatan
- Berdoa setiap memulai dan mengakhiri pembelajaran.
kegiatan
- Santun dalam berbicara dan berperilaku  Sikap dan tingkah laku anak
- Berpakaian sopan sesuai aturan sekolah didik menjadi tidak terkendali.
- Mengucapkan salam saat masuk kelas Budaya bangsa sebagai orang
- Melaksanakan kegiatan ibadah timur menjadi sifat kebarat-
- Mensyukuri setiap nikmat yang diperoleh baratan
- Menumbuhkan sikap saling
menolong/berempati
- Menghormati perbedaan
- Antre saat bergantian memakai fasilitas
sekolah

Sub-Indikator 2. Siswa  Perilaku dan sikap berkarakter ditumbuhkan  Timbulnya perilaku kurang
memiliki perilaku yang dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh menghargai , menjaga
mencerminkan sikap sekolah. keragaman dan kekayaan
berkarakter  Menghargai dan menjaga keragaman dan budaya, sikap arogan, anarkis,

1
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
kekayaan budaya bangsa sikap kekerasan psikis
 Rela berkorban
 Mengikuti bakti social.
 Menciptakan kerukunan antar
siswa/kelompok/sekolah.
 Anti kekerasan baik psikis maupun fisik
Sub-Indikator 3. Siswa
memiliki perilaku yang Perilaku dan sikap disiplin ditumbuhkan  Kepala sekolah, guru dan
mencerminkan sikap dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah. tenaga kependidikan tidak
disiplin  Contoh perilaku dan sikap disiplin dapat dijadikan teladan.
meliputi:
 Disiplin dan taat hukum.  Kegiatan pembelajaran tidak
 Meminta ijin jika tidak bisa hadir terintegrasi dengan baik
 Datang ke sekolah/kegiatan lainnya dalam kegiatan
tepat waktu. pembelajaran.
 Mengerjakan tugas yang diberikan
 Mematuhi tatatertib sekolah  Sekolah akan menunjukkan
karakter yang terbelakang
karena sikap yang tidak
terfokus dan terencana
dengan optimal,dan
menimbulkan
Sub-Indikator 4. Siswa Perilaku dan sikap santun ditumbuhkan  Sekolah tidak memiliki  
memiliki perilaku yang dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh karakter,yang mampu
mencerminkan sikap sekolah. menarik minat warga
santun Contoh perilaku dan sikap santun meliputi: masyarakat utuk
- Menghormati guru dan orang lain yang menyekolahkan anaknya
lebih tua disekolah tersebut.
- Menggunakan kata-kata santun dalam
berkomunikasi  Sekolah tersebut akan
- Berbicara dengan intonasi dan volume menjadi sekolah yang
suara yang sesuai memiliki pandangan

2
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
- Tidak menghina atau menyebut negative masyarakat karena
seseorang dengan sebutan negative. tak mampu mengamalkan
pembiasaan dalam
pembelajaran sehingga
akibatnya terfokus pada
sekolah dan siswa bila
berada diluar sekolah
Sub-Indikator 5. Siswa Perilaku dan sikap jujur ditumbuhkan dengan  Siswa tidak akan mau lagi  
memiliki perilaku yang fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah. menjadikan kepala
mencerminkan sikap Contoh perilaku dan sikap jujur meliputi: sekolah,guru,dan tenaga
jujur - Melaksanakan tugas individu dengan kependidikan sebagai
baik. teladan.
- Mengaku atas kesalahan yang dilakukan.  Kegiatan pembelajaran
- Mengatakan yang sebenarnya. disekolah tidak dapat di
integrasikan dengan baik.

 Terjadi jarak antara pihak


sekolah,dengan komite dan
orang tua siswa.
Sub-Indikator 6. Siswa Perilaku dan sikap peduli ditumbuhkan dengan  Siswa tidak akan mau lagi  
memiliki perilaku yang fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah. menjadikan kepala sekolah,
mencerminkan sikap Contoh perilaku dan sikap peduli meliputi: guru, dan tenaga
peduli - Membantu orang yang membutuhkan. kependidikan sebagai
- Menjenguk dan mendoakan orang yang teladan.
sakit.
- Membuang sampah pada tempatnya.  Kegiatan pembelajaran
- Memungut sampah yang dijumpai. disekolah tidak dapat di
- Menghemat penggunaan air dan listrik. integrasikan dengan bai.
- Penghijauan di lingkungan sekolah.
- Lainnya.  Terjadi jarak antara pihak
sekolah,dengan komite dan
orang tua siswa

3
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
Sub-Indikator 7. Siswa Perilaku dan sikap percaya diri ditumbuhkan  Sekolah menjadikan anak  
memiliki perilaku yang dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah. didik susah untuk
mencerminkan sikap Contoh perilaku dan sikap percaya diri berinteraksi atau
percaya diri meliputi: berkomunikasi serta tidak
- Mampu membuat keputusan dan mampu mengerjakan tugas
bertindak dengan cepat. mandiri dan memanfaatkan
- Tidak mudah putus asa. lingkungan sebagai media
- Berani presentasi, menjawab pembelajaran
pertanyaan, berpendapat, dan bertanya
da-lam berbagai kesempatan.
Sub-Indikator 8. Siswa Perilaku dan sikap bertanggungjawab  Siswa tidak akan mau lagi  
memiliki perilaku yang ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai menjadikan kepala sekolah,
mencerminkan sikap kegiatan oleh sekolah. guru, dan tenaga
bertanggungjawab Contoh perilaku dan sikap bertanggungjawab kependidikan. sebagai
meliputi: teladan.
- Melaksanakan tugas individu dengan
baik.  Kegiatan pembelajaran
- Menerima risiko dari tindakan yang disekolah tidak dapat di
dilakukan. integrasikan dengan baik.
- Meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan.  Terjadi jarak antara pihak
- Menepati janji. sekolah,dengan komite dan
- Anti-Vandalisme. orang tua sisw
 Lainnya.
Sub-Indikator 9. Siswa Perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang  Siswa memiliki sikap yang  
memiliki perilaku hayat difasilitasi oleh sekolah dan diwujudkan kaku dalam berbicara karena
pembelajar sejati dalam aktivitas pembelajaran baik di dalam kurang pembendaharaan
sepanjang hayat kelas maupun di luar kelas, melalui kata.
pembiasaan program literasi.  Minat baca siswa jadi
terganti dengan dunia
Contoh perilaku dan sikap pembelajar sejati tekhnologi
sepanjang hayat meliputi:

4
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
- Membaca/menulis buku dan bacaan
lainnya.
- Membuat karya tulis.
- Mau mencari bahan/sumber belajar.
- Rajin berkunjung ke perpustakaan.
- Belajar dimanapun, kapanpun dengan
siapapun.
- Lainnya.
Sub-Indikator 10. Perilaku dan sikap yang mencerminkan sehat  Peserta didik tidak dapat  
Siswa memiliki jasmani dan rohani di-tumbuhkan dalam seluruh mengenal berbagai informasi
perilaku sehat jasmani kegiatan baik intrakurikuler, kokurikuler, dan tentang potensi sumber daya
dan rohani ekstrakurikuler melalui kegiatan kesiswaan. local untuk menunjang hidup
Contoh perilaku dan sikap sehat jasmani dan bersih, sehat, bugar, aman.
rohani meliputi:
- Bebas dari narkoba  Peserta didik menjaga
- Anti pornografi dan pornoaksi kesehatan dan kebugaran
- Menjauhi kebiasaan yang merusak tubuh jasmani.
- Lainnya.
 Peserta didik tidak mampu
menunjukkan sikap
kompetitif dan sportif dalam
bidang pendidikan
jasmani,olahraga,dan
kesehatan
Indikator 2. Sub-Indikator 1. Siswa Siswa pada jenjang pendidikan SD memiliki:  Siswa ketinggalan informasi  
Lulusan memiliki pengetahuan - pengetahuan dasar berkenaan dengan sehubungan dengan jaman
memiliki faktual, prosedural, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan yang semakin menglobal.
kompetensi konseptual, budaya terkait dengan diri sendiri, (buta tekhnologi )
pada dimensi metakognitif keluarga, sekolah, masyarakat dan
pengetahuan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan  Menjadi terbelakang karena
negara. kurangnya mendapat
- pengetahuan terminologi/istilah yang informasi

5
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
digunakan, klasifikasi, kategori, prinsip,
dan generalisasi berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
terkait dengan diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, dan negara.
- pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu atau kegiatan yang berke-naan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seniterkait dengan diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa dan negara.
- pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari
ilmu pengeta-huan, tekno-ogi, seni dan
budaya terkait dengan diri sendiri, kelua-
rga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa dan negara.
Indikator 3. Sub-Indikator 1. Siswa  Siswa memiliki keterampilan berpikir dan  Siswa tidak mampu berpikir  
Lulusan memiliki keterampilan bertindak kreatif melalui pengalaman dan bertindak kreatif melalui
memiliki berpikir dan bertindak pembelajaran dan kegiatan. pembelajaran kegiatan.
kompetensi kreatif
pada dimensi  Sekolah tidak memiliki
keterampilan  Contoh keterampilan berpikir dan bertindak wujud nyata kualitas dan
kreatif meliputi: kuantitas yang diperoleh
- kreatif menghasilkan karya kelompok/individu siswa
- memodifikasi karya orang lain untuk mengukur tingkat
- menciptkan kreasi sendiri keterampilan yang dimiliki
- memiliki gaya tulis sendiri siswa sebagai hasil
- menggunakan teknologi dalam belajar pengalaman pembelajaran
- lainnya dan kegiatan yang

6
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan dilaksanakan sekolah
kuantitas yang diperoleh kelompok/ individu
siswa untuk mengukur tingkat keterampilan
yang dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman
pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolah berupa:
- prestasi/penghargaan pada level
kewilayahan.
- tingkat capaian nilai keterampilan dalam
penilaian pendidikan.
Sub-Indikator 2. Siswa  Siswa memiliki keterampilan berpikir dan  Siswa tak mampu berpikir  
memiliki keterampilan bertindak produktif melalui pen-galaman dan bertindak produktif
berpikir dan bertindak pembelajaran dan kegiatan. melalui pengalaman
produktif  Contoh keterampilan berpikir dan bertindak pembelajaran dan kegiatan
produktif meliputi:  Sekolah tidak memiliki
- merangkum hasil bacaan wujud nyata kualitas dan
- meniru karya orang lain kuantitas yang diperoleh
- lainnya kelompok/individu siswa
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan untuk mengukur tingkat
kuantitas yang diperoleh ke-lompok/ individu keterampilan yang
siswa untuk mengukur tingkat keterampilan dimilkisiswa sebagai hasil
yang dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman pengalaman pembelajaran
pembelajaran dan kegiatan yang diseleng- dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolah berupa: garakan oleh sekolah
- prestasi/penghargaan pada level
kewilayahan.
- tingkat capaian nilai keterampilan dalam
penilaian pendidikan
Sub-Indikator 3. Siswa  Siswa memiliki keterampilan berpikir dan  Siswa tidak mampu berpikir  
memiliki keterampilan bertindak kritis melalui pengala-man dan bertindak kritis melalui
berpikir dan bertindak pembelajaran dan kegiatan. pengalaman pembelajaran
kritis  Contoh keterampilan berpikir dan bertindak dan kegiatan

7
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
kritis meliputi:  Sekolah menjadi sekolah
- menelaah hasil pekerjaan yang tidak memiliki wujud
- melakukan pengamatan nyata kualitas dan kuantitas
- bertanya dengan kritis untuk mengukur tingkat
- mengumpulkan informasi keterampilan yang dimiliki
- melakukan analisa siswa
- lainnya
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan
kuantitas yang diperoleh ke-lompok/ individu
siswa untuk mengukur tingkat keterampilan
yang dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman
pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolah berupa:
- prestasi/penghargaan pada level
kewilayahan.
- tingkat capaian nilai keterampilan dalam
penilaian pendidikan
Sub-Indikator 4. Siswa  Siswa memiliki keterampilan berpikir dan  Siswa sulit untuk berpikir  
memiliki keterampilan bertindak secara mandiri melalui pendekatan dan bertindak secara
berpikir dan bertindak ilmiah sebagai pengembangan dari yang mandiri melalui pendekatan
mandiri dipelajari di sekolah dan sumber lain secara ilmiah sebagai
mandiri yang diperoleh dari pengalaman pengembangan dari yang
pembelajaran dan kegiatan penugasan dipelajari
individu, penugasan kelompok, pelaporan tu- disekolahdaripengalaman
gas/kegiatan, presentasi hasil penugasan, pembelajaran dan kegiatan
keterlibatan dalam kepanitiaan dan penugasan
keterlibatan dalam penyusunan program individu,kelompok dan
sekolah. lainnya.
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan
kuantitas yang diperoleh ke-lompok/ individu  Sekolah menunjukkan wujud
siswa untuk mengukur tingkat keterampilan nyata yang tidak berkualitas
yang dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman dan kuatitas yang patut

8
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
pembelajaran dan kegiatan yang diseleng- diteladani.
garakan oleh sekolah berupa:
- prestasi/penghargaan pada level
kewilayahan.
- tingkat capaian nilai keterampilan dalam
penilaian pendidikan
Sub-Indikator 5. Siswa  Siswa memiliki keterampilan berpikir dan  Siswa tidak memiliki  
memiliki keterampilan bertindak kolaboratif melalui pen-dekatan kemampuan keterampilan
berpikir dan bertindak ilmiah sebagai pengembangan dari yang berpikir dan bertindak
kolaboratif dipelajari di sekolah dan sumber lain dalam kolaboratif melalui pen-
bekerjasama dari pengalaman pembelajaran dekatan ilmiah sebagai
dan kegiatan penugasan kelompok, pengembangan dari yang
pelaporan tugas/kegiatan, presentasi hasil dipelajari di sekolah dan
penu-gasan, keterlibatan dalam kepanitiaan sumber lain dalam
dan keterlibatan dalam penyusunan program bekerjasama dari
sekolah. pengalaman pembelajaran
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan dan kegiatan penugasan
kuantitas yang diperoleh ke-lompok/ kelompok, pelaporan
individu siswa untuk mengukur tingkat tugas/kegiatan, presentasi
keterampilan yang dimiliki siswa sebagai hasil penu-gasan,
hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan keterlibatan dalam
yang diseleng-garakan oleh sekolah berupa: kepanitiaan dan keterlibatan
- prestasi/penghargaan pada level dalam penyusunan program
kewilayahan. sekolah.
- tingkat capaian nilai keterampilan dalam
penilaian pendidikan  Sekolah tidak memiliki
wujud nyata kualitas dan
kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa
untuk mengukur tingkat
keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil

9
SUB INDIKATOR PENYELESAIAN PELIBATAN
INDIKATOR RESIKO JIKA STANDAR TIDAK
STANDAR MUTU DESKRIPSI
MUTU TERCAPAI
1 2 3 4 5 6 7
pengalaman pembelajaran
dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolah
Sub-Indikator 6. Siswa  Siswa memiliki keterampilan berpikir dan  Siswa tidak memiliki  
memiliki keterampilan bertindak komunikatif melalui pen-dekatan kemampuan berpikir dan
berpikir dan bertindak ilmiah sebagai pengembangan dari yang bertindak komunikatif
komunikatif dipelajari di sekolah dan sumber lain dari karena kualifikasi latar
pengalaman pembelajaran dan kegiatan belakang pendidikan guru
penugasan ke-lompok, pelaporan tidak selaras dengan mata
tugas/kegiatan, presentasi hasil penugasan, pelajaran yang
keterlibatan dalam kepanitiaan dan diampu,belomtersertifikasi
keterlibatan dalam penyusunan program sebagai pendidik,sehingga
sekolah dengan cara berinteraksi, tidak mampu
menyampaikan dengan ide kreatif dari hasil megintegrasikan dengan
penyimakan dan membuat karya tulis. baik sehingga guru tidak
mampu memberikan
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan penilaian
kuantitas yang diperoleh ke-lompok/ individu keterampilan,sehingga siswa
siswa untuk mengukur tingkat keterampilan tidak terfokus dengan
yang dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman optimal
pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolah berupa:
- prestasi/penghargaan pada level
kewilayahan.
- tingkat capaian nilai keterampilan dalam
penilaian pendidikan

10
LK 01 STANDAR ISI

INDIKATOR SUB
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU INDIKATOR
MUTU
ISI Indikator 1. Sub-Indikator  Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi ❖ Proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun
Perangkat 1. Perangkat sikap spiritual dan sosial yaitu menghayati dan mengamalkan: ektrakurikuler tidak
pembelajaran pembelajaran ajaran agama yang dianutnya, mengarah pada pencapaian kompetensi sikap.
sesuai rumusan memuat perilaku jujur,
kompetensi karakteristik perilaku disiplin, ❖Pencapaian kompetensi sikap siswa tidak diukur dengan
lulusan kompetensi perilaku santun, tepat.
sikap perilaku peduli,
perilaku bertanggung jawab ❖Siswa tidak memiliki kompetensi sikap yang ditetapkan.
perilaku percaya diri,
perilaku sehat jasmani dan rohani,
perilaku pembelajar sepanjang hayat.
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program
semester, silabus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa
dalam pembelajaran, lembar tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai.
 Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) di KKG/ MGMP tentang penguatan pendidikan karakter
siswa pada kompetensi sikap.
 Rancangan dan hasil penilaian sikap berupa jurnal penilaian,
dokumen observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
 Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan
kagamaan, kegiatan krida, latihan olah bakat dan latihan olah-
minat.
Sub-Indikator  Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi  Proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun
2. Perangkat pengetahuan yaitu memahami, menerapkan, menganalisis ektrakurikuler tidak mengarah pada pencapaian
pembelajaran dan mengevaluasi: kompetensi pengetahuan.
memuat pengetahuan faktual,
karakteristik pengetahuan konseptual,  Pencapaian kompetensi pengetahuan siswa tidak diukur
kompetensi pengetahuan prosedural, dengan tepat.
pengetahuan pengetahuan metakognitif,

11
INDIKATOR SUB
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU INDIKATOR
MUTU
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program  Siswa tidak memiliki kompetensi pengetahuan yang
semester, silabus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa ditetapkan.
dalam pembelajaran, lembar tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai
 Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) di KKG/MGMP tentang kompetensi pengetahuan.
 Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa Kegiatan
Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian, kelompok pencinta
teknologi informasi dan komunikasi rekayasa, dan lainnya.
Sub-Indikator  Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi  Proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun
3. Perangkat keterampilan yaitu menunjukkan keterampilan berfikir dan ektrakurikuler tidak mengarah pada pencapaian
pembelajaran bertindak: kompetensi keterampilan.
memuat kreatif,
karakteristik produktif,  Pencapaian kompetensi keterampilan siswa tidak diukur
kompetensi kritis, dengan tepat.
keterampilan mandiri,
kolaboratif,  Siswa tidak memiliki kompetensi keterampilan yang
komunikatif. ditetapkan
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan,
program semester, silabus, RPP, buku yang digunakan guru
dan siswa dalam pembelajaran, lembar tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai.
 Rancangan dan hasil penilaian keterampilan kinerja, proyek
dan portofolio.
 Terdapat pengalaman pembelajaran dalam bentuk praktik
di laboratorium penelitian sederhana, studi wisata, seminar
atau workshop, peragaan atau pameran, pementasan karya
seni dan lainnya
Sub-Indikator  Memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta  Perilaku siswa di bawah tahap perkembangan yang
4. Perangkat kebutuhan dan kondisi siswa. sesuai.

12
INDIKATOR SUB
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU INDIKATOR
MUTU
pembelajaran
menyesuaikan  Menyesuaikan tingkat keingintahuan siswa baik itu pada  Siswa tidak bisa mengembangkan bakat dan minat sesuai
tingkat tingkat dasar, teknis, spesifik, detil, dan/atau kompleks. keingintahuannya.
kompetensi  Bidang kajian pembelajaran bedasarkan bakat dan minat
siswa siswa untuk memecahkan masalah meliputi bidang:  Ketrampilan siswa tidak berkembang
ilmu pengetahuan,
teknologi,
seni,
budaya, dan/atau
humaniora.
 Mencerminkan perilaku siswa sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Sub-Indikator  Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang  Materi pembelajaran sulit dicerna oleh siswa.
5. Perangkat SD/MI yaitu pada konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
pembelajaran masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan  Lingkup pembelajaran yang diterima siswa tidak
menyesuaikan negara. berkembang antar jenjang pendidikan.
ruang lingkup  Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang
materi SMP/MTs yaitu pada konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
pembelajaran masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
dan kawasan regional.
 Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang
SMA /SMK yaitu pada konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.
 Menyesuaikan dengan yang dipelajari pada jenjang
pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
 Menyesuakan dengan tahap perkembangan anak yang
relevan dengan tugas yang diberikan.
Indikator 2. Sub-Indikator  Memiliki tim yang bertugas mengembangkan kurikulum  Warga sekolah dan pemangku kepentingan tidak
Kurikulum 1. Kurikulum sekolah. mengetahui KTSP yang dilaksanakan sekolah.
Tingkat Satuan Tingkat Satuan  Tim Pengembang Kurikulum meliputi seluruh guru mata

13
INDIKATOR SUB
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU INDIKATOR
MUTU
Pendidikan Pendidikan pelajaran, konselor (guru Bimbingan dan Konseling), dan  KTSP yang dikembangkan tidak sesuai dengan pedoman
dikembangkan dikembangkan komite sekolah atau penyelenggara pendidikan dibuktikan pengembangan yang ditetapkan.
sesuai prosedur dengan dengan dokumen penugasan.
melibatkan  Sekolah memiliki pedoman pengembangan kurikulum yang
pemangku diketahui tim pengembang kurikulum sekolah sebagai dasar
kepentingan pengembangan.
Sub-Indikator  Sekolah menyusun KTSP sendiri yang telah mengacu  Sekolah tidak bisa menegakkan aturan.
2. Kurikulum kepada:
Tingkat Satuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem  Acuan pengembangan visi, misi, dan tujuan sekolah,
Pendidikan Pendidikan Nasional rencana pembelajaran, silabus, penilaian dan rencana
dikembangkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang kerja sekolah tidak sesuai
dengan Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
mengacu pada 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan  Kebutuhan dan karakteristik sekolah, potensi daerah dan
kerangka dasar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 siswa tidak termuat dalam KTSP
penyusunan tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21  KTSP tidak bisa dipakai sebagai acuan operasional di
tahun 2016 tentang Standar Isi sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
tahun 2016 tentang Standar Proses  Guru tidak memiiliki pedoman yang tepat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 melaksanakan pembelajaran.
tahun 2016 tentang Penilaian
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61
tahun 2014 tentang KTSP pada pendidikan dasar dan
menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69
tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum
SMA/MA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70
tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum
SMK/MAK

14
INDIKATOR SUB
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU INDIKATOR
MUTU
 Mengacu pada kerangka dasar yang meliputi:
Perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Pengorganisasian muatan kurikuler sekolah.
Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru pada
tingkat kelas.
Penyusunan kalender pendidikan sekolah.
Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan
lokal.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap
muatan pembelajaran.
 Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah , potensi atau
karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
dan peserta didik.
Sub-Indikator  Tahapan Analisis, mencakup:  Kebijakan yang termuat dalam perundang-undangan
3. Kurikulum Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terlaksana pada level sekolah.
Tingkat Satuan mengenai kurikulum.
Pendidikan Analisis kebutuhan siswa, sekolah, dan lingkungan  Kurikulum yang dilaksanakan oleh sekolah tidak sesuai
dikembangkan (analisis konteks). dengan kondisi lingkungan, sekolah serta perkembangan
dengan Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan. siswa.
melewati  Tahapan Penyusunan, mencakup:
tahapan Perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah.  Warga sekolah dan pemangku kepentingan tidak
operasional Pengorganisasian muatan kurikuler sekolah. mengetahui KTSP yang dilaksanakan sekolah
pengembangan Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru pada
tingkat kelas.
Penyusunan kalender pendidikan sekolah.
Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan
lokal.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap
muatan pembelajaran.
 Tahapan penetapan yang dilakukan kepala sekolah
berdasarkan hasil rapat dewan pendidik sekolah dengan
melibatkan komite sekolah.

15
INDIKATOR SUB
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU INDIKATOR
MUTU
 Tahapan pengesahan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya.
 Kepala Sekolah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP.
Sub-Indikator  Sekolah memiliki perangkat kurikulum meliputi:  Kurikulum yang dilaksanakan oleh sekolah tidak memiliki
4. Perangkat Pedoman kurikulum acuan.
Kurikulum Pedoman muatan local
Tingkat Satuan Pedoman kegiatan ektrakurikuler  Pelaksanaan kurikulum tidak dapat berjalan sesuai
Pendidikan Pedoman pembelajaran perencanaan pengelolaan sekolah.
yang Pedoman penilaian hasil belajar oleh pendidik
dikembangkan Pedoman sistem kredit semester  Proses pemantauan, supervisi, pengawasan, pelaporan dan
Pedoman bimbingan dan konseling tindak lanjut pengawasan terhadap pelaksanaan
Pedoman evaluasi kurikulum kurikulum sulit dilaksanakan
Pedoman pendampingan pelaksanaan kurikulum
Pedoman pendidikan kepramukaan
 Warga sekolah mendapatkan akses untuk mengetahui
perangkat KTSP yang dikembangkan sekolah

Indikator 3. Sub-Indikator  Durasi setiap satu jam pembelajaran antara lain:  Kompetensi inti dan kompetensi dasar dari kompetensi
Sekolah 1. Sekolah Untuk SD adalah 35 menit sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan
melaksanakan menyediakan Untuk SMP adalah 40 menit pada siswa tidak dapat tercapai dengan
kurikulum sesuai alokasi waktu Untuk SMA adalah 45 menit optimal
ketentuan pembelajaran Untuk SMK adalah 45 menit
sesuai struktur  Beban belajar per minggu dialokasikan sebagai berikut:
kurikulum Kelas I 30 jam pelajaran
yang berlaku Kelas II 32 jam pelajaran
Kelas III 34 jam pelajaran
Kelas IV, V, dan VI 36 jam pelajaran
Kelas VII, VIII dan IX 38 jam pelajaran
Kelas X 42 jam pelajaran
Kelas XI dan XII 44 jam pelajaran
Kelas X, XI dan XII 48 jam pelajaran (khusus SMK)

16
INDIKATOR SUB
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU INDIKATOR
MUTU
 Beban Belajar per semester dialokasikan sebagai berikut:
Kelas I, II, III, IV, V 18-20 minggu
Kelas VI 18-20 minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semester genap);
Kelas VII dan VIII 18-20 minggu
Kelas IX 18-20 minggu (semester ganjil); 14-16 minggu
(semester genap);
Kelas X dan XI 18-20 minggu
Kelas XII 18-20 minggu (semester ganjil); 14-16 minggu
(semester genap);
 Beban Belajar per tahun dialokasikan 36-40 minggu
 Sekolah dapat menambah beban belajar 2 (dua) jam per
minggu sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang
dianggap penting.
Sub-Indikator  Bentuk pendalaman materi yang diatur berupa kegiatan  Beban tugas siswa menumpuk.
2. Sekolah pengarahan materi, penugasan terstruktur dan kegiatan  Pendalaman materi dilakukan monoton searah
mengatur mandiri tidak terstruktur.
beban belajar  Terdapat kegiatan penugasan terstruktur berupa
bedasarkan pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang
bentuk oleh pendidik dan waktu penyelesaian ditentukan oleh
pendalaman pendidik.
materi  Terdapat kegiatan mandiri tidak terstruktur berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang
oleh pendidik dan waktu penyelesaiannya diatur sendiri
oleh siswa.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
untuk SD, paling banyak 40% dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
untuk SMP, paling banyak 50% dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan.

17
INDIKATOR SUB
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU INDIKATOR
MUTU
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
untuk SMA/SMK, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran.
Sub-Indikator  Menyelenggarakan minimal 2 dari 4 aspek yang disediakan  Mata pelajaran tersebut tidak mengandung aspek
3. Sekolah untuk mata pelajaran seni budaya, prakarya, dan kurikulum.
menyelenggara kewirausahaan.  Tidak ada kompetensi lulusan yang dicapai siswa saat
kan aspek  Siswa mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk mendalami mata pelajaran tersebut
kurikulum setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
pada muatan semester.
lokal
Sub-Indikator  Menyediakan layanan ekstrakurikuler wajb yaitu  Minat dan bakat siswa tidak tersalurkan dengan baik
4. Sekolah Pendidikan Kepramukaan
melaksanakan  Menyediakan layanan ekstrakurikuler pilihan meliputi:
kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
pengembangan Palang Merah Remaja (PMR),
diri siswa Kelompok Ilmiah Remaja (KIR),
olah raga,
kesenian,
pembinaan kegiatan keagamaan,dan lainnya sesuai
dengan kondisi dan potensi sekolah.
 Menyediakan bimbingan karier

LK 01 STANDAR PROSES

SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

PROSES Indikator Sub-Indikator 1.  Silabus dikembangkan dengan memuat komponen  Kegiatan pembelajaran siswa tidak terarah untuk

18
1. Sekolah Perencanaan yang meliputi: mencapai kompetensi dasar.
merencanakan proses pembelajaran identitas mata pelajaran,
pembelajaran sesuai mengacu pada identitas sekolah,  Pengembangan RPP tidak memiliki acuan
ketentuan silabus yang kompetensi inti,
telah kompetensi dasar,
dikembangkan materi pokok,
kegiatan pembelajaran,
penilaian,
alokasi waktu,
sumber belajar.
 Silabus dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan, StandarbIsi dan Panduan
Penyusunan KTSP untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu.
 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan
dari silabus.
Sub-Indikator 2.  Silabus dikembangkan berdasarkan Standar  Kegiatan pembelajaran siswa tidak terarah untuk
Perencanaan Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan mencapai kompetensi dasar
pembelajaran pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
mengarah pada pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.  Siswa tidak dapat mencapai kompetensi dasar yang
pencapaian  Perencanaan pembelajaranmemuat: sesuai dengan karakteristik-nya.
kompetensi - Tujuan pembelajaran yang dirumuskan
berdasarkan kompetensi dasar, Dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
- Kompetensi Dasar sesuai dengan silabus
- Indikator pencapaian kompetensi mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
- Materi dan metode pembelajaran yang
menyesuaikan rumusan indicator pencapaian
kompetensi.
Sub Indikator 3.  Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus  Pembelajaran yang
Pendidik setiap mata pelajaran yang diampunya.  interaktif,
menyusun  Guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru  inspiratif,

19
dokumen (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),  menyenangkan,
rencana dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), atau  menantang,
lengkap dan Perguruan Tinggi.  efisien,
sistematis  Setiap pendidik menyusun RPP yang terdiri atas  memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
komponen;  memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
 Identitas sekolah. kreativitas, dan ke- mandirian sesuai dengan bakat,
 Identitas mata pelajaran. minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
 Kelas/semester. siswa tidak dapat tercapai dengan optimal
 Materi pokok.
 Alokasi waktu.
 Tujuan pembelajaran.Kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi.
 Materi pembelajaran.
 Metode pembelajaran
 Media pembelajaran.
 Sumber belajar.
 Langkah
 langkah pembelajaran.
 Penilaian hasil pembelajaran.
 RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang
dilaksanakan kali pertemuan atau lebih
 Memperhatikan prinsip penyusunan RPP yang
meliputi:
 Perbedaan individu siswa
 Mendorong partisipasi aktif siswa
 Berpusat pada siswa
 Pengembangan budaya membaca dan menulis
 Pemberian umpan balik dan tindak lanjut
 Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antar
komponen RPP
 Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar dan keragaman budaya.
 Menerapkan TIK
Sub-Indikator 4.  RPP dievaluasi oleh kepala sekolah dan pengawas  Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pendidik
RPP mendapat- tidak terarah dan tidak sejalan dengan silabus.

20
kan evaluasi  Sekolah memiliki dokumen evaluasi/telaah RPP  Tindak lanjut pengembangan keprofesionalan
dari kepala pendidik secara berkelanjutan kurang optimal
sekolah dan
pengawas
sekolah
Indikator 2: Sub-Indikator 1.  Rasio siswa per rombel maksimum 28 siswa per  Suasana belajar tidak kondusif atau tidak terkontrol
Membentuk rombel untuk SD, 32 siswa
Proses pembelajaran rombongan per rombel untuk SMP dan 36 siswa per rombel untuk
dilaksanakan belajar dengan SMA/SMK.
dengantepat jumlah siswa
sesuai ketentuan
Sub-Indikator 2.  Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada Siswa tidak memahami tujuan pembelajaran
Mengelola kelas siswa silabus mata
sebelum pelajaran
memulai  Guru memulai proses pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran waktu yang
dijadwalkan.
 Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses
pembelajaran;
 Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual
sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang siswa;
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya denganmateri yang akan dipelajari;
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan
dicapai; dan
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai
silabus.

21
Sub-Indikator 3  Berpusat pada siswa  Siswa tidak mampu membuat pertanyaan dan
Pembelajaran  Pembelajaran yang mengembangkan rasa menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaan atau
Mendorong keingintahuan dan pemahaman baru bedasarkan isu.
Siswa pertanyaan siswa sendiri.  Siswa tidak dapat mengolah data dan informasi
Mencari Tahu  Menerapkan modus belajar berbasis menjadi pengetahuan yang bermanfaat
penyingkapan/penelitian.
 Kegiatan diatur seperti siklus/spiral dimana setiap
pertanyaan mengarah pada ide baru dan pertanyaan
lain.
 Memulai dengan bertanya, menganalisis, memberi
solusi atau jawaban yang tepat, berdiskusi dan
merefleksikan terkait hasil serta mengulangi bertanya
kembali.

Sub-Indikator 4.  Pendidik mendorong siswa untuk melakukan  Siswa tidak memahami pentingnya mengumpulkan
Pembelajaran pengamatan. data empiris.
menuju  Pendidik mendorong siswa untuk mengajukan  Siswa tidak mampu memberikan penjelasan
penguatan pertanyaan yang dapat dijawab dengan pendekatan bedasarkan bukti empiris dan konsisten secara logis
penggunaan ilmiah.
pendekatan  Pendidik mendorong siswa informasi untuk
ilmiah menjawab pertanyaan yang dikemukakan.
 Pendidik membantu siswa menggunakan alat dan
perlengkapan yang sesuai untuk mengolah dan
menganalisa data dan informasi yang telah
dikumpulkan.
 Pendidik mendorong siswa untuk menarik kesimpulan
dan memikirkan dengan kritis dan masuk akal untuk
membuat penjelasan bedasarkan bukti yang
ditemukan.
 Pendidik mendorong siswa untuk menyampaikan dan
mempertahankan hasil mereka kepada sesama siswa
Sub-Indikator 5.  Berfokus pada hasil pembelajaran yang mampu  Waktu yang digunakan dalam pembelajaran menjadi
Pembelajaran ditunjukkan oleh siswa. tidak efektif.
Berbasis  Memfasilitasi siswa yang mampu menunju kkan  Ketepatan pedagogi rentan berkurang.
Kompetesi penguasaan hasil pembelajaran terkait KD yang  Membatasi pencapaian prestasi siswa.
diharapkan untuk mencapai KD selanjutnya.  Siswa sulit beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif,

22
 Menyediakan akses materi pembelajaran kepada siswa mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami
untuk dapat mengembangkan kompetensi mereka belajar seumur hidup, dan berpikir logis dalam
secara mandiri. menyelesaikan masala
 Melakukan penilaian sumatif secara berkala untuk
mengidentifikasi hasil pembelajaran siswa.
 Lama ketuntasan pembelajaran beragam bergantung
akan kecepatan setiap siswa dalam menguasai KD
yang diharapkan
Sub-Indikator 6.  Pembelajaran tematik terpadu di SD disesuaikan  Siswa tidak memahami keterkaitan disiplin ilmu yang
Pembelajaran dengan tingkat perkembangan siswa. sedang dipelajari.
Terpadu  Proses pembelajaran di SMP disesuaikan dengan  Kegiatan pembelajaran kurang kaya.
karakteristik kompetensi yang mulai
memperkenalkan mata pelajaran dengan
mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS.
 Karakteristik proses pembelajaran di SMASMK secara
keseluruhan berbasis mata pelajaran, dimana
pendekatan tematik masih dipertahankan

Sub-Indikator 7.  Berfokus pada siswa  Siswa tidak memiliki kemampuan untuk


Pembelajaran  Guru berperan sebagai fasilitator menyelesaikan masalah.
dengan jawaban  Bekerjasama dalam kelompok  Siswa tidak dapat memberikan kesimpulan atau solusi
yang  Model pembelajaran yang dilakukan meliputi: secara langsung
kebenarannya  Memulai dengan memberikan permasalahan
multi dimensi kepada siswa untuk dipecahkan atau dipelajari
lebih lanjut dalam bentuk skenario atau studi kasus
yang menyerupai kehidupan nyata.
 Siswa menghimpun pengetahuan yang telah mereka
miliki, merumuskan pertanyaan tambahan dan
mengidentifikasi hal yang membutuhkan informasi
lebih.
 Siswa merencanakan pengumpulan informasi
tambahan, melakukan penelitian yang diperlukan
dan berdiskusi untuk berbagi dan meringkas hasil
temuan mereka.
 Menyajikan hasil kesimpulan yang berisikan satu
atau lebih solusi/jawaban atas hasil temuan atau

23
bahkan tidak ada solusi/jawaban yang ditemukan
Sub-Indikator 8.  Berfokus pada siswa dan karya/produk akhir yang  Siswa tidak mendapatkan gambaran memanfaatkan
Pembelajaran dihasilkan. pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam
menuju  Guru berperan sebagai fasilitator menyelesaikan permasalahan dunia nyata.
keterampilan  Bekerjasama dalam kelompok  Sekolah tidak dapat mengetahui keberhasilan proses
aplikatif  Model pembelajaran yang dilakukan meliputi: pembelajaran terhadap kompetensi lulusannya dalam
 Siswa menentukan tujuan menciptakan karya/produk memanfaatkan kompetensi pengetahuan dan
akhir dan megidentifikasi penggunanya. keterampilan siswa untuk memecahkan persoalan
 Siswa meneliti topik yang diangkat, merancang yang ada
karya/produk dan membuat perencanaan pengerjaan
karya/produk.
 Siswa melaksanakan pengerjaan, menyelesaikan
permasalahan yang timbul dalam pengerjaan dan
menyelesaikan karya/produk akhir,
 Siswa menunjukkan karya mereka dan mengevaluasi
penggunaannya.
 Proses membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
tertentu dan bedasarkan satu permasalahan
kehidupan nyata atau lebih yang akan diselesaikan
oleh karya mereka
Sub-Indikator 9.  Mengajarkan pada siswa untuk lebih menyadari dan  Siswa kesulitan untuk mengarahkan , mengelola dan
Pemberdayaan menghargai proses yang mereka lalui. mengendalikan proses pembelajaran mereka sendiri.
siswa sebagai  Menunjukkan bagaimana mengelola proses yang  Sikap pembelajar sepanjang hayat tidak tercapai.
pembelajar dilalui sebagai pembelajaran yang leboh efektif untuk
sepanjang hayat hidup mereka.
 Membantu siswa untuk menyiapkan diri dalam
menyusun strategi bagi diri mereka sendiri untuk
sukses nmencapai tujuan mereka.
 Mengenalkan dalam merumuskan strategi, memonitor
dan mengevaluasi atas pembelajaran yang dilaui oleh
siswa.
Sub-Indikator10  Siswa berpastisipasi secara aktif.  Siswa kurang percaya diri dalam berpendapat atau
Pembelajaran  Mengajak siswa belajar dalam kelompok-kelompok berbagi pengetahuan dan pengalaman yang mereka
yang kecil. miliki.
menerapkan  Setiap siswa dalam kelompok mendapat kesempatan  Kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan
prinsip bahwa untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan yang masyarakat untuk belajar rendah.

24
siapa saja adalah mereka miliki.  Sikap saling menghargai dan toleransi kurang tercapai
guru, siapa saja  Memberikan pekerjaan rumah yang menuntut siswa dengan baik
adalah siswa, untuk berkolaborasi dengan lingkungan keluarga dan
dan di mana saja masyarakat
adalah kelas.
Sub-Indikator11  Guru memberikan penguatan dan umpan balik  Rendahnya kepercayaan diri siswa
Mengakui atas terhadap respon dan hasil belajar siswa selama proses  Siswa mengalami kendala dalam menangkap konten
perbedaan pembelajaran berlangsung. pembelajaran.
individual dan  Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk siswa  Siswa menjadi kurang bersemangat dalam belaja
latar belakang dan sumber daya lain sesuai dengan karakteristik.
budaya siswa  Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan
kecepatan dan kemampuan belajar siswa.

Sub-Indikator12  Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan  Siswa terkendala dalam pencapaian kompetensi sikap,
Menerapkan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan pengetahuan dan keterampilan.
metode karakteristik siswa dan KD setiap mata pelajaran.  Kompetensi guru tidak berkembang.
pembelajaran  Metode pembelajaran antara lain:
sesuai - ceramah,
karakteristik - demonstrasi,
siswa - diskusi,
- belajar
- mandiri,
- simulasi,
- curah pendapat,
- studi kasus,
- seminar,
- tutorial,
- deduktif, dan
- induktif
Sub-Indikator13  Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan  Siswa terkendala dalam pencapaian kompetensi sikap,
Memanfaatkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan pengetahuan dan keterampilan.
media karakteristik siswa dan KD setiap mata pelajaran.  Kompetensi guru tidak berkembang.
pembelajaran  Media pembelajaran, berupa alat bantu proses
dalam pembelajaran bisa berupa hasil karya inovasi guru
meningkatkan maupun yang sudah tersedia
efisiensi dan

25
efektivitas
pembelajaran
Sub-Indikator14  Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan  Pengetahuan siswa terbatas.
Pembelajaran sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik  Siswa hanya mendapat pengetahuan dari satu sudut
Berbasis Aneka siswa dan KD setiap mata pelajaran. pandang
Sumber Belajar  Sumber belajar, dapat berupa :
 buku,
 media cetak dan elektronik,
 alam sekitar, atau
 sumber belajar lain yang relevan
Sub-Indikator15  Mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas  Siswa kurang menghargai proses belajar yang mereka
Mengelola kelas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk lalui.
saat menutup selanjutnya secara bersama menemukan manfaat  Kurang menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri
pembelajaran langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung.
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
 Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok.
 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
 Mengakhiri pembelajaran sesuai jadwal yang
ditetapkan.

Indikator 3: Sub-Indikator 1  Menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar  Guru kesulitan dalam memperbaiki proses
Pengawasan dan Melakukan secara utuh. pembelajaran.
penilaian otentik penilaian otentik  Siswa tidak memiliki dorongan untuk mencapai aspek
dilakukan dalam secara  Guru dalam proses pembelajaran melakukan penilaian pengetahuan dan
proses pembelajaran komprehensif otentik secara keterampilan.
komprehensif, baik di kelas, bengkel kerja,
laboratorium, maupun tempat
praktik kerja, denganmenggunakan: angket, observasi,
catatan anekdot,
dan refleksi.
Sub-Indikator 2  Guru memanfaatkan hasil penilaian otentik untuk  Proses pembelajaran tidak sesuai denganstandar yang

26
Memanfaatkan merencanakan program ditetapkan.
hasil penilaian remedial, pengayaan, atau pelayanan konseling.  Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai
otentik dengan optimal
 Hasil penilaian otentik dimanfaatkan sebagai bahan
untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai Standar Penilaian
Pendidikan.
Sub-Indikator 3.  Dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan  Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yang
Melakukan pengawas secara berkala dan berkelanjutan ditetapkan.
pemantauan  Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada  Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai
proses tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil dengan optimal.
pembelajaran pembelajaran.
 Pemantauan dilakukan melalui diskusi kelompok
terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi.
Sub-Indikator 4.  Kepala sekolah melakukan pengawasan dalam bentuk  Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yang
Melakukan supervisi proses pembelajaran terhadap guru setiap ditetapkan.
supervisi proses tahun.  Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai
pembelajaran  Dibuktikan dengan memeriksa dokumen bukti dengan optimal.
kepada guru pelaksanaan supervise proses pembelajaran yang
dilakukan oleh kepala sekolah atau guru senior yang
diberi wewenang oleh kepala sekolah.
 Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala
sekolah pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran yang ditindaklanjuti
dengan cara: pemberian contoh, diskusi, konsultasi,
atau pelatihan.
Sub-Indikator 5.  Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses  Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yang
Mengevaluasi pembelajaran dan diakhir satuan pelajaran dengan ditetapkan.
proses menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan,  Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai
pembelajaran dan tes tulis. dengan optimal.
 Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi
proses dan evaluasi hasil pembelajaran.
Sub-Indikator 6.  Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi  Kompetensi professional dan pedagogi guru kurang
Menindaklanjuti proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan berkembang.
hasil untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan  Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yang

27
pengawasan keprofesian pendidik secara berkelanjutan. ditetapkan.
proses  Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam  Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai
pembelajaran bentuk: dengan optimal.
- Penguatan dan penghargaan kepada guru yang
menunjukkan kinerja yang memenuhi atau
melampaui standar.
- Pemberian kesempatan kepada guru untuk
mengikuti program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).

LK 01 STANDAR PENILAIAN

SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI
MUTU RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI

Penilaian Indikator 1 : Sub-Indikator 1  Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk  Penilaian hasil belajar tidak dapat digunakan untuk
Aspek penilaian Penilaian mencakup memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi siswa
sesuai ranah ranah sikap, siswa.
kompetensi pengetahuan, dan  Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur
keterampilan penguasaan pengetahuan siswa.
 Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur
kemampuan siswa menerapkan pengetahuan dalam
melakukan tugas tertentu.
 Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan
oleh pendidik, satuan pendidikan, dan/atau
Pemerintah.
Sub-Indikator 2  Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan  Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat
Bentuk pelaporan keterampilan siswa disampaikan dalam bentuk diketahui dengan tepat.
penilaian sesuai angka dan/atau deskripsi.  Pendidik tidak dapat memperbaiki proses pembelajaran.
dengan ranah yang  Penilaian aspek sikap dilakukan dengan  Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan
dinilai mendeskripsikan perilaku siswa. peraturan yang ditentukan.
 Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan

28
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI
MUTU RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI

melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka


dengan skala 0-100 dan deskripsi.Penilaian aspek
keterampilan dilakukan dengan melaporkan hasil
penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100
dan deskripsi
Indikator 2 : Sub-Indikator 1  Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria  Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat
Teknik penilaian Jenis teknik yang jelas dan tidak dipengaruhi subjektivitas diketahui dengan tepat.
obyektif dan penilaian yang penilai.  Ketidakadilan bagi siswa yang berkebutuhan khusus
akuntabeL digunakan obyektif  Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar dan memiliki perbedaan latar belakang.
dan akuntabel pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak  Pendidik tidak dapat memperbaiki proses pembelajaran.
yang berkepentingan.  Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan
 Penilaian dapat dipertanggungjawabkan baik dari peraturan yang ditentukan
segi mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
 Perangkat penilaian dipertanggungjawabkan dalam
bentuk laporan
Sub-Indikator 2  Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik  Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat
Kelengkapan dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, diketahui dengan tepat.
perangkat teknik penugasan perseorangan atau kelompok,dan  Ketidakadilan bagi siswa yang berkebutuhan khusus
penilaian bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik dan memiliki perbedaan latar belakang.
kompetensi dan tingkat perkembangan siswa.  Pendidik tidak dapat memperbaiki proses pembelajaran.
 Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan  Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan
pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau peraturan yang ditentukan.
ujian sekolah memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti
validitas empirik.
 Memiliki prosedur penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan yang dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
Indikator 3 : Sub-Indikator 1  Ditindaklanjuti untuk memperbaiki proses  Upaya peningkatan mutu pendidikan kurang optimal.
Menindak-lanjuti pembelajaran.  Pencapaian kompetensi lulusan lambat.
Penilaian pendidikan hasil pelaporan  Ditindaklanjuti untuk melakukan perbaikan  Kurang mendapatkan informasi perbaikan rencana

29
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI
MUTU RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI

ditindak-lanjuti penilaian dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada penilaian yang lebih adil dan bertanggung jawab.
tingkat satuan pendidikan.
 Ditindaklanjuti untuk menetapkan kriteria
ketuntasan minimal serta kriteria dan/atau
kenaikan kelas siswa.
 Program penilaian hasil belajar ditinjau secara
periodic berdasarkan data kegagalan/kendala
pelaksanaan program termasuk temuan penguji
eksternal.
 Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang
telah dinilai.
Sub-Indikator 2  Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik  Upaya peningkatan mutu pendidikan kurang optimal.
Melakukan dipantau, didokumentasikan secara sistematis.  Pencapaian kompetensi lulusan lambat.
pelaporan penilaian  Sekolah melaporkan hasil belajar kepada orang tua  Siswa dan orangtua tidak mendapatkan masukan untuk
secara periodik peserta didik, komite sekolah , dan institusi di perbaikan kemampuan belajar siswa.
atasnya.
 Pelaporan proses belajar dan hasil belajar oleh
pendidik dilakukan oleh wali kelas atau guru kelas;
 Pelaporan penilaian dilakukan oleh pendidik
disampaikan kepada pesertadidik dan orang tua
dalam bentuk rapor dan/atau paspor keterampilan
yang berisi tentang skor disertai dengan deskripsi
capaian kompetensi.
 Pendidik memiliki dokumen laporan hasil penilaian
pada setiap akhir semester atau tahun dalam bentuk
laporan prestasi belajar siswa
 Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir
semester dan akhir tahun ditetapkan dalam rapat
dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh
Satuan Pendidikan dan hasil penilaian oleh Pendidik.
Indikator 4 Sub-Indikator 1  Penilaian aspek sikap dilakukan melalui  Instrumen tidak dapat digunakan sebagai pengendalian

30
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI
MUTU RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI

Instrumen penilaian Instrumen observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain standar mutu penilaian.
menyesuaikan aspek penilaian aspek yang relevan.  Tingkat pencapaian kompetensi siswa tidak dapat
sikap terukur
Sub-Indikator 2  Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes  Instrumen tidak dapat digunakan sebagai
Instrumen tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan pengendalian standar mutu penilaian.
penilaian aspek kompetensi yang dinilai;  Tingkat pencapaian kompetensi siswa tidak dapat
pengetahuan diketahui.
Sub-Indikator 3  Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik,  Instrumen tidak dapat digunakan sebagai pengendalian
Instrumen produk, proyek, portofolio, dan / atau teknik lain standar mutu penilaian
penilaian aspek sesuai dengan kompetensi yang dinilai.  Tingkat pencapaian kompetensi siswa tidak dapat diukur
keterampilan
Indikator 5 Sub-Indikator 1  Prosedur penilaian pendidikan dilakukan melalui:  Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat
Penilaian dilakukan Prosedur penilaian  Penilaian hasil belajar oleh pendidik diketahui.
mengikuti prosedur berdasarkan  Penilaian hasil belajar oleh sekolah
penyelenggara  Penilaian hasil belajar oleh pemerintah  Pendidik tidak dapat memperbaiki proses pembelajaran.
penilaian
 Prosedur penilaian oleh Pendidik:  Prosedur penilaian dilakukan belum sesuai dengan
 Pendidik menetapkan tujuan penilaian melalui peraturan yang ditetapkan.
telaah/analisis KI/KD
 Pendidik menyusun kisi-kisi penilaian
 Pendidik merancang instrumen dan pedoman
penilaian
 Pendidik melakukan analisis kualitas instru-men
berkaitan dengan persebaran, tingkat kesulitan,
materi, bahasa.
 Pendidik melakukan penilaian pada aspek sikap,
pengetahu an dan keterampilan
 Pendidik melakukan pengolahan dan analisis dan
mengintepretasikanhasil
 Pendidik melaporkan hasil penilaian
 Pendidik memanfaatkan hasil penilaian

31
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI
MUTU RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI

 Prosedur penilaian oleh sekolah:


 Sekolah menetapkan KKM
 Sekolah menyusun kisi-kisi penilaian
 Sekolah meran-cang instrumen dan pedom an
penskoran
 Sekolah melakukan analisis kualitas instrumen
berkaitan dengan persebaran, tingkat kesulitan,
materi, bahasa.
 Sekolah melakukan penilaian pada aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan
 Sekolah melakukan pengolahan dan analisis dan
meng-intepretasikan hasil
 Satuan pendidik melaporkan hasil penilaian
 Sekolah memanfaatkan laporan penilaian sebagai
evaluasi pendidikan
Sub-Indikator 2  Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:  Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat
Prosedur penilaian  mengamati perilaku siswa selama pembelajaran; diketahui
dilakukan  mencatat perilaku siswa dengan menggunakan  Pendidik tidak dapat memperbaiki proses pembelajaran
berdasarkan ranah lembar observasi / pengamatan;  Prosedur penilaian dilakukan belum sesuai dengan
yang akan dinilai  menindaklanjuti hasil pengamatan; dan peraturan yang ditetapkan.
 mendeskripsikan perilaku siswa.

 Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui


tahapan:
 menyusun perencanaan penilaian;
 mengembangkan instrumen penilaian;
 melaksanakan penilaian;
 memanfaatkan hasil penilaian; dan
 melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka
dengan skala 0-100 dan deskripsi.

 Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui

32
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI
MUTU RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI

tahapan:
 menyusun perencanaan penilaian;
 mengembangkan instrumen penilaian
 melaksanakan penilaian;
 memanfaatkan hasil penilaian; dan
 melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka
dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Sub-Indikator 3  Kenaikan kelas dan kelulusan siswa dari satuan  Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat
Kelulusan siswa pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan diketahui dengan tepat.
berdasarkan pendidik.  Ketidakadilan bagi siswa yang berkebutuhan khusus
pertimbangan yang  Pertimbangan penentuan kelulusan siswa: dan memiliki perbedaan latar belakang.
sesuai  Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
 Ujian sekolah.
 Ujian sekolah berstandar nasional.
 Penilaian sikap.
 Penilaian pengetahuan.
 Penilaian keterampilan.

33
LK 1 STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

Standar Indikator 1: Sub-Indikator 1  Untuk SD harus memiliki kualifikasi akademik  Kedalaman substansi materi pembelajaran kurang
Pendidik dan Berkualifakasi pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau maksimal.
Tenaga Ketersediaan dan minimal S1/D4 sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI
Kependidikan kompetensi guru (DIV/ S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang
sesuai ketentuan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Sub-Indikator 2  Pendidik pada SD terdiri atas guru kelas dan guru  Tidak dapat menjamin kualitas layanan Pendidikan.
Rasio guru kelas mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan  Tidak dapat meningkatkan mutu pendidikan
dan guru mata oleh masing-masing satuan Pendidikan sesuai  Pendidik terkendala dalam mendapat tunjangan
pelajaran dengan keperluan. sertifikasi
terhadap  Pendidik pada SD mengajar dengan rasio minimal
rombongan jumlah siswa adalah 20:1.
belajar seimbang  Pendidik pada SD mengajar dengan rasio minimal
jumlah siswa adalah 15:1.
Sub-Indikator 3  Guru mata pelajaran pada SD mencakup guru mata  Guru yang tidak sesuai dengan latar belakang
Tersedia untuk pelajaran agama dan akhlak mulia serta guru mata pendidikan/ jurusan akan sulit memahami materi
tiap mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan pembelajaran.
pelajaran kesehatan.  Layanan siswa belum terfasilitasi dengan baik
 Kegiatan belajar mengajar menjadi kurang tepat
sasaran
Sub-Indikator 4  Guru memiliki sertifikat profesi guru sesuai  Mengurangi nilai profesionalisme guru.
Bersetifikat jenjang pendidikannya.  Pendidikan yang bermutu tidak dapat terselenggara
pendidik tanpa adanya guru profesional.
 Rancangan isi pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran dan penilaian pembelajaran kurang
maksimal.
Sub-Indikator 5  Memiliki kompetensi dalam:  Guru belum mampu menyelenggarakan proses
Berkompetensi  Mengintegrasikan karakteristik siswa dari aspek pembelajaran dengan sebaik-baiknya sesuai peran guru
pedagogik fisik, agama dan moral, sosial, kultural, emosional, sebagai agen pembelajaran
minimal baik dan intelektual dalam pembelajaran.  Menyebabkan pengelolaan pembelajaran menjadi
 Memilih teori belajar dan prinsip-prinsip kurang efektif.
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik  Kurang menguasai menguasai karakteristik siswa dari

34
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

siswa. aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan


 Merancang kegiatan pembelajaran siswa intelektual
berdasarkan kurikulum.
 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
 Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
serta bahan ajar untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik.
 Mengembangkan potensi siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi
 yang dimiliki.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan siswa.
 Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.
 Menggunakan hasil penilaian proses dan hasil
belajar untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
Sub-Indikator 6  Memiliki kompetensi dalam:  Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa.
Berkompetensi  Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,  Kesulitan dalam mengelola kelas dengan baik.
kepribadian sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
minimal baik  Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi siswa dan
masyarakat.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya
diri.
 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru
Sub-Indikator 7  Memiliki kompetensi dalam:  Belum terbentuknya penguasaan materi pembelajaran

35
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

Berkompetensi  Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir secara luas dan mendalam oleh pendidik dalam
profesional keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang membimbing siswa belajar.
minimal baik diampu.
 Menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar
mata pelajaran yang diampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Sub-Indikator 8  Memiliki kompetensi dalam:  Guru belum mampu berkomunikasi secara efektif dan
Berkompetensi  Komunikasi sesama guru dibuktikan melalui santun dengan sesama guru, tenaga kependidikan,
sosial minimal pengamatan asesor selama visitasi. siswa, dan orangtua siswa.
baik  Komunikasi guru dengan tenaga kependidikan  Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa.
dibuktikan melalui pengamatan asesor selama  Pengelolaan kelas oleh guru yang bersangkutan
visitasi. terkendala.
 Komunikasi guru dengan siswa dibuktikan
melalui wawancara, observasi kelas, dan
melihat hasil supervisi kepala sekolah.
 Komunikasi guru dengan orangtua dibuktikan
melalui dokumen pertemuan berkala guru
dengan orangtua dan catatan guru BK.
 Komunikasi guru dengan masyarakat
dibuktikan melalui dokumen pertemuan guru
dengan masyarakat
Indikator 2. Sub-Indikator 1  Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau  Tata kelola sekolah yang dilakukan kurang terstruktur
Ketersediaan dan Kepala Sekolah diploma empat (D-IV) kependidikan atau dan mendalam.
kompetensi kepala Berkualifikasi nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
sekolah sesuai minimal S1/D4 terakreditasi

36
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

ketentuan
Sub-Indikator 2  Berusia setinggi tingginya 56 tahun saat diangkat  Jiwa kepemimpinan belum optimal.
Berusia sesuai sebagai kepala sekolah  Rentan bersinggungan dengan guru senior.
kriteria saat
pengangkatan
Sub-Indikator 3  Memiliki pengalaman mengajar sekurang-  Kemampuan supervisi akademik belum memadai.
Berpengalaman kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah  Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang sesuai
mengajar selama masing-masing. dengan standar yang ditetapkan.
waktu yang
ditetapkan
Sub-Indikator 4  Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi  Kemampuan tata kelola sekolah yang dilakukan kurang
Berpangkat pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS terstruktur dan mendalam.
minimal III/c atau disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan  Pengalaman akademik masih kurang.
setara oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
Sub-Indikator 5  Memiliki sertifikasi pendidik yang dikeluarkan  Kemampuan supervisi akademik belum memadai.
Bersertifikat oleh lembaga pendidik dan tenaga kependidikan  Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang sesuai
pendidik dengan standar yang ditetapkan.
 Kemampuan tata kelola sekolah yang dilakukan kurang
terstruktur dan
mendalam.
Sub-Indikator 6  Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan  Kemampuan supervisi akademik belum memadai.
Bersertifikat oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah  Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang sesuai
kepala sekolah dengan standar yang ditetapkan.
Sub-Indikator 7  Memiliki kompetensi dalam:  Efektifitas pengelolaan Pendidikan berkurang.
Berkompetensi - Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan  Tidak dapat dijadikan teladan bagi guru dan siswa.
kepribadian tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
minimal baik akhlak mulia bagi komunitas di sekolah.
- Memiliki integritas kepribadian sebagai
pemimpin
- Memiliki keinginan yang kuat dalam
pengembangan diri sebagai kepala sekolah.
- Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas

37
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

pokok dan fungsi.


-Mengendalikan diri dalam menghadapi
masalah dalam pekerjaan sebagai kepala
sekolah.
- Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai
pemimpin pendidikan.
Sub-Indikator 8  Memiliki kompetensi dalam:  Pengelolaan pendidikan berjalan tidak efektif
Berkompetensi  Menyusun perencanaan sekolah untuk
manajerial berbagai tingkatan perencanaan.
minimal baik  Mengembangkan organisasi sekolah sesuai
dengan kebutuhan
 Memimpin sekolah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah secara
optimal.
 Mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah menuju organisasi pembelajar yang
efektif.
 Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran siswa.
 Mengelola guru dan staf dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal.
 Mengelola sarana dan prasarana sekolah
dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
 Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat
dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber
belajar, dan pembiayaan sekolah.
 Mengelola siswa dalam rangka penerimaan
siswa baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas siswa.
 Mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan

38
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

tujuan pendidikan nasional.


 Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
 Mengelola ketatausahaan sekolah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah.
 Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan siswa di sekolah.
 Mengelola sistem informasi sekolah dalam
mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
bagi peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah.
 Melakukan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program kegiatan
sekolah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
Sub-Indikator 9  Memiliki kompetensi dalam:  Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan
Berkompetensi  Menciptakan inovasi yang berguna bagi
kewirausahaan pengembangan sekolah.
minimal baik  Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif.
 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses
dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah.
 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah.
 Memiliki naluri kewirausahaan dalam

39
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah


sebagai sumber belajar siswa.
Sub-Indikator 10  Memiliki kompetensi dalam:  Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan
Berkompetensi  Merencanakan program supervisi akademik
supervisi minimal dalam rangka peningkatan profesionalisme
baik guru.
 Melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Sub-Indikator 11  Memiliki kompetensi dalam:  Terhambatnya hubungan komunikasi dengan sesama
Berkompetensi  Bekerja sama dengan pihak lain untuk warga sekolah dan
sosial minimal kepentingan sekolah masyarakat.
baik  Berpartisipasi dalam kegiatan sosial  Kemitraan dan pelibatan masyarakat dalm
kemasyarakatan. pengeleloaan sekolah terkendala
 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain.
Indikator 3. Sub-Indikator 1  Sekolah memiliki kepala TAS (Tenaga Administrasi  Tidak ada koordinasi antar tenaga administrasi karena
Ketersediaan dan Tersedia Kepala Sekolah). Kepala TAS berperan
kompetensi tenaga Tenaga untuk menggerakkan seluruh tenaga administrasi
administrasi sesuai Administrasi dalam melayani pendidikan di sekolah.
ketentuan  Tugas penyusun program, laporan kerja dan
pengoptimalan pemanfaatan
sumber daya dibebankan pada kepala sekolah, guru
dan/atau pelaksana
urusan.
Sub-Indikator 2  Kepala TAS berpendidikan minimal lulusan SMK  Alur proses layanan administrasi yang tersedia tidak
Memiliki Kepala atau yang sederajat, program studi yang relevan berjalan dengan baik
Tenaga dengan pengalaman kerja sebagai tenaga
Administrasi administrasi sekolah minimal 4 (empat) tahun.

40
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

berkualifikasi
minimal
SMK/sederajat
Sub-Indikatro 3  Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi  Kemampuan tata kelola dalam layanan administrasi
Memiliki Kepala sekolah dari lembaga yang ditetapkan oleh kurang optimal.
Tenaga pemerintah.  Layanan pendukung penyelenggaraan pendidikan
Administrasi terkendala.
bersertifikat  Pengorganisasian, pengembangan dan pembinaan staf
tidak terkelola dengan baik
 Iklim kerja kondusif yang kondusif kurang tercipta
Sub-Indikator 4  Sekolah memiliki tenaga pelaksana urusan  Layanan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana
Tersedia Tenaga administrasi yang meliputi: dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat,
Pelaksana Urusan  Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian persuratan dan pengarsipan, kesiswaan, kurikulum dan
Administrasi diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga layanan khusus dilakukan oleh kepala sekolah/guru
kependidikan minimal 50 orang. yang ditugasi.
 Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan  Beban pendidik melebihi kapasitas sehingga kurang
 Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan fokus dalam menjalankan tugas utamanya
Prasarana
 Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah
dengan Masyarakat diangkat apabila sekolah
memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.
 Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan
Pengarsipan
 Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
diangkat apabila sekolah memiliki minimal 9
(sembilan) rombongan belajar
 Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
diangkat apabila sekolah memiliki minimal 12
rombongan belajar.
 Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD
 Penjaga Sekolah
 Tukang Kebun diangkat apabila luas lahan kebun

41
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

minimal 500 m2.


 Tenaga Kebersihan
 Pengemudi diangkat apabila sekolah memiliki
kendaraan roda empat.
 Pesuruh
Sub-Indikator 5  Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian  Layanan pendukung penyelenggaraan pendidikan
Memiliki Tenaga berpendidikan minimal lulusan terkendala.
Pelaksana Urusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,  Beban kepala sekolah dan pendidik ditambah dengan
Administrasi  Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk urusan administrasi.
berpendidikan SD/MI/SDLB berpendidikan minimal  Urusan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana
sesuai ketentuan SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat. dan prasarana, hubungan
 Tenaga Kebersihan berpendidikan minimal lulusan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan
SMP/MTs atau yang sederajat. pengarsipan,
kesiswaan, kurikulum dan layanan khusus kurang
sesuai harapan.
Sub-Indikator 6  Memiliki kompetensi:  Tenaga kependidikan tidak bisa dijadikan teladan bagi
Berkompetensi  Memiliki integritas dan akhlak mulia siswa.
kepribadian  Memiliki etos kerja  Munculnya pengaduan dari pengguna layanan urusan
minimal baik  Mengendalikan diri administrasi.
 Memiliki rasa percaya diri
 Memiliki fleksibilitas
 Memiliki ketelitian
 Memiliki kedisiplinan
 Memiliki kreativitas dan inovasi
 Memiliki tanggung jawab
Sub-Indikator 7  Kepala tenaga administrasi sekolah memiliki  Dukungan administrasi sekolah tidak dapat dilakukan.
Berkompetensi kompetensi:
sosial minimal  Bekerja sama dalam tim
baik  Memberikan layanan prima
 Memiliki kesadaran berorganisasi
 Berkomunikasi efektif
 Membangun hubungan kerja

42
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

Sub-Indikator 8  Kepala tenaga administrasi sekolah dan pelaksana  Urusan administrasi sekolah kurang berjalan optimal
Berkompetensi urusan memiliki kompetensi:  Kepala sekolah dan pendidik terbebani dengan urusan
teknis minimal  Melaksanakan administrasi kepegawaian administrasi
baik  Melaksanakan administrasi keuangan  Layanan kesiswaan tersendat
 Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana  Kondisi sarana dan prasarana tidak terpelihara dengan
 Melaksanakan administrasi hubungan sekolah baik
dengan masyarakat
 Melaksanakan administrasi persuratan dan
pengarsipan
 Melaksanakan administrasi kesiswaan
 Melaksanakan administrasi kurikulum
 Melaksanakan administrasi layanan khusus
 Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)
 Petugas layanan khusus memiliki kompetensi:
 Menguasai kondisi keamanan sekolah
 Menguasai teknik pengamanan sekolah
 Menerapkan prosedur operasi standar
pengamanan sekolah
 Menguasai penggunaan peralatan pertanian dan
atau perkebunan
 Menguasai pemeliharaan tanaman
 Menguasai teknik-teknik kebersihan
 Menjaga kebersihan sekolah
 Menguasai teknik mengemudi
 Menguasai teknik perawatan kendaraan
 Mengenal wilayah
 Menguasai prosedur pengiriman dokumen dinas
 Melayani kebutuhan rumah tangga sekolah
Sub-Indikator 9  Kepala tenaga administrasi sekolah memiliki  Proses pengawasan pengelolaan pendidikan kurang
Berkompetensi kompetensi: berjalan optimal karena minimnya laporan sekolah.
manajerial  Mendukung pengelolaan standar nasional  Sistem informasi manajemen kurang menyediakan data

43
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

minimal baik pendidikan dan informasi sekolah yang relevan.


 Menyusun program dan laporan kerja
 Mengorganisasikan staf
 Mengembangkan staf
 Mengambil keputusan
 Menciptakan iklim kerja kondusif
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
 Membina staf
 Mengelola konflik
 Menyusun laporan
Indikator 4 Sub-Indikator 1  Sekolah memiliki kepala laboran  Kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah
Ketersediaan dan Tersedia Kepala kurang terencana.
kompetensi laboran Tenaga  Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah tidak
sesuai ketentuan Laboratorium berkala dan berkelanjutan.
 Tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah kurang
terkoordinir.
 Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium
sekolah
 Perencanaan kegiatan dan pengembangan laboran
sekolah kurang strategis.
 Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah kurang
optimal.
 Pembagian tugas teknisi dan laboran laboratorium
sekolah kurang proposional.
 Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium
sekolah kurang optimal.
 Evaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan
laboratorium sekolah tidak menyeluruh. ratorium
sekolah kurang optimal.
 Kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium
sekolah luput dari evaluasi.
 Tugas dan fungsi kepala tenaga laboratorum

44
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

dibebankan pada kepala sekolah/guru.


Sub-Indikator 2  Minimal sarjana (S1) untuk jalur guru.  Perencanaan kegiatan dan pengembangan laboratorium
Memiliki Kepala  Minimal diploma tiga (D3) untuk jalur sekolah kurang strategis.
Tenaga laboran/teknisi.  Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah kurang
Laboratorium optimal.
berkualifikasi  Pembagian tugas teknisi dan laboran laboratorium
sesuai sekolah kurang proposional.
 Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium
sekolah kurang optimal.
 Evaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan
laboratorium sekolah tidak menyeluruh.
Sub-Indikator 3  Minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum  Kegiatan laboratorium sekolah kurang sesuai gagasan,
Memiliki Kepala untuk jalur guru. teori dan prinsip.
Tenaga  Minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi untuk  Peralatan, bahan dan ruang laboratorium sekolah
Laboratorium jalur guru. kurang terawat.
bersertifikat  Kegiatan praktikum kurang terlayani
 Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
sekolah kurang terjaga.
Sub-Indikator 4  Kegiatan laboratorium sekolah kurang sesuai  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber
Tersedia Kepala gagasan, teori dan prinsip. daya manusia kurang memperhatikan tenaga
Tenaga  Peralatan, bahan dan ruang laboratorium sekolah kependidikan.
Laboratorium kurang terawat.
berpengalaman  Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang
sesuai relevan dengan peralatan laboratorium, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh pemerintah
 Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah
dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang
ditetapkan oleh pemerintah Kegiatan praktikum
kurang terlayani
Sub-Indikator 5  Memiliki tenaga teknisi laboratorium  Pemanfaatan laboratorium sekolah belum terencanakan
Tersedia Tenaga  Penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku

45
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

Teknisi cadang laboratorium sekolah kurang teratur.


Laboratorium
Sub-Indikator 6  Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang  Kegiatan laboratorium sekolah belum disiapkan
Memiliki Tenaga relevan dengan peralatan laboratorium, yang  Peralatan dan bahan di laboratorium sekolah kurang
Teknisi diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang terawat
Laboratorium ditetapkan oleh pemerintah  Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
berpendidikan  Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah sekolah kurang terjaga
sesuai ketentuan dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang
ditetapkan oleh pemerintah
Sub-Indikator 7  Memiliki tenaga teknisi laboratorium  Bahan praktikum tidak diinventarisir
Tersedia Tenaga  Kegiatan praktikum banyak yang tidak tercatat
Laboran
Sub-Indikator 8  Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang  Ruang laboratorium sekolah kurang terawat
Memiliki Tenaga relevan dengan jenis laboratorium, yang  Bahan dan peralatan laboratorium sekolah tidak
Laboran diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang dikelola dengan baik
berpendidikan ditetapkan oleh pemerintah  Kegiatan praktikum kurang terlayani
sesuai ketentuan  Memiliki sertifikat laboran sekolah dari perguruan  Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah. sekolah kurang terjaga
Sub-Indikator 9  Memiliki kompetesi:  Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa.
Berkompetensi  Menampilkan diri sebagai pribadi yang
kepribadian dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
minimal baik  Menunjukkan komitmen terhadap tugas
Sub-Indikator 10  Memiliki kompetesi:  Iklim kerja dan kegiatan dalam laboratorium kurang
Berkompetensi  Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas kondusif.
sosial minimal  Berkomunikasi secara lisan dan tulisan  Praktikum kurang menyenangkan.
baik
Sub-Indikator 11  Memiliki kompetesi:  Laboratorium sekolah jarang dimanfaatkan dalam
Berkompetensi  Merencanakan kegiatan dan pengembangan pembelajaran.
manajerial laboratorium sekolah  Ruang laboratorium sering tidak berfungsi.
minimal baik  Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium
sekolah
 Memantau sarana dan prasarana laboratorium

46
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

sekolah
 Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta
kegiatan laboratorium sekolah
Sub-Indikator 12  Memiliki kompetesi:  Laboratorium sekolah jarang dimanfaatkan dalam
Berkompetensi  Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan pembelajaran.
profesional laboratorium sekolah  Praktikum kurang menyenangkan.
minimal baik  Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan  Metode praktikum tidak dapat digunakan dalam
pendidikan dan penelitian di sekolah pencapaian kompetensi siswa
 Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah
 Merawat peralatan dan bahan di laboratorium
sekolah
 Merawat ruang laboratorium sekolah
 Mengelola bahan dan peralatan laboratorium
sekolah
 Melayani kegiatan praktikum
 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium sekolah
Indikator 5. Sub-Indikator 1  Memiliki kepala tenaga pustakawan  Tenaga perpustakaan sekolah tidak memiliki pemimpin
Ketersediaan dan Tersedia Kepala  Program perpustakaan sekolah kurang terencana
kompetensi Tenaga  Pelaksanakan program perpustakaan sekolah kurang
pustakawan sesuai Pustakawan optimal
ketentuan  Program perpustakaan sekolah tidak terpantau dan
terevaluasi
Sub-Indikator 2  Serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau  Koleksi perpustakaan sekolah kurang
Memiliki Kepala sarjana (S1) untuk jalur guru  Informasi kurang terkelola dengan baik
Tenaga  Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu  Layanan jasa dan sumber informasi kurang
Pustakawan Perpustakaan dan Informasi bagi pustakawan  Penerapan teknologi informasi dan komunikasi kurang
berkualifikasi  Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu berkembang
sesuai Perpustakaan dan Informasi bagi yang bukan
pustakawan

47
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

Sub-Indikator 3.  Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan  Wawasan kependidikan yang dimiliki belum memadai
Memiliki Kepala perpustakaan sekolah dari lembaga yang ditetapkan  Belum keterampilan dalam memanfaatkan informasi
Tenaga oleh pemerintah untuk jalur guru dan yang bukan  Perpustakaan kurang terpromosikan
Pustakawan pustakawan  Bimbingan literasi informasi kurang
bersertifikat

Sub-Indikator 4.  Minimal 3 tahun untuk guru  Wawasan kependidikan yang dimiliki belum memadai
Memiliki Kepala  Minimal 4 tahun di perpustakaan sekolah untuk  Belum keterampilan dalam memanfaatkan informasi
Tenaga yang bukan pustakawan  Perpustakaan kurang terpromosikan
Pustakawan  Bimbingan literasi informasi kurang
berpengalaman
sesuai
Sub-Indikator 5.  Memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga  Kebijakan program perpustakaan tidak terlaksana
Tersedia Tenaga perpustakaan sekolah  Koleksi perpustakaan kurang terawat
Pustakawan  Anggaran dan keuangan perpustakaan tidak terkelola
dengan baik

Sub-Indikatro 6.  Berkualifikasi SMA atau yang sederajat  Koleksi perpustakaan sekolah kurang
Memiliki Tenaga  Bersertifikat kompetensi pengelolaan  Informasi kurang terkelola dengan baik
Pustakawan perpustakaan sekolah dari lembaga yang  Layanan jasa dan sumber informasi kurang
berpendidikan ditetapkan oleh pemerintah.
sesuai ketentuan
Sub-Indikator 7.  Kepala Tenaga pustakawan memiliki kompetensi:  Ruang dan koleksi perpustakaan kurang terawat
Berkompetensi - Memimpin tenaga perpustakaan sekolah  Pemanfaatan perpustakaan kurang berkembang
manajerial - Merencanakan program perpustakaan sekolah
minimal baik - Melaksanakan program perpustakaan sekolah
- Memantau pelaksanaan program
perpustakaan sekolah
- Mengevaluasi program perpustakaan sekolah
 Tenaga pustakawan memiliki kompetensi:

48
SUB INDIKATOR
STANDAR INDIKATOR MUTU DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU

- Melaksanakan kebijakan
- Melakukan perawatan koleksi
- Melakukan pengelolaan anggaran dan
keuangan

Sub-Indikatro 8.  Memiliki kompetensi:  Guru dan siswa kesulitan memilih materi pembelajaran
Berkompetensi - Mengembangkan koleksi perpustakaan yang disediakan oleh perpustakaan
pengelolaan sekolah  Mengurangi minat baca siswa di perpustakaan
informasi minimal - Mengorganisasi informasi  Siswa kesulitan untuk meminjam buku
baik - Memberikan jasa dan sumber informasi  Warga sekolah kurang terampil dalam penggunaan
- Menerapkan teknologi informasi dan teknologi informasi dan komunikasi
komunikasi
Sub-Indikatro 9.  Memiliki kompetensi:  Perpustakan kurang berperan sebagai sumber belajar
Berkompetensi - Memiliki wawasan kependidikan  Siswa kesulitan untuk belajar mandiri
kependidikan - Mengembangkan keterampilan memanfaatkan  Penyediaan informasi dalam sistem informasi
minimal baik informasi manajemen sekolah terbatas.
- Mempromosikan perpustakaan  Sikap pembelajar sepanjang hayat dan budaya literasi
- Memberikan bimbingan literasi informasi informasi kurang terbangun optimal di sekolah.
 Minat baca warga sekolah rendah
Sub-Indikator 10  Memiliki kompetensi:  Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa.
Berkompetensi - Memiliki integritas yang tinggi  Iklim perpustakaan kurang kondusif
kepribadian - Memiliki etos kerja yang tinggi
minimal baik
Sub-Indikator 11  Memiliki kompetensi: Perpustakaan jarang dikunjungi warga sekolah.
Berkompetensi - Membangun Hubungan social
sosial minimal - Membangun Komunikasi
baik
Sub-Indikator 12  Memiliki kompetensi:  Karya tulis tidak bertambah
Berkompetensi - Mengembangkan ilmu  Sikap menghormati hak atas kekayaan intelektual dan
pengembangan - Menghayati etika profesi privasi kurang terbangun disekolah
profesi minimal - Menunjukkan kebiasaan membaca  Minat baca rendah.
baik

49
LK 01 SARANA DAN PRASARANA
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
STANDAR Indikator 1. Sub-Indikator 1.  Satu SD/MI memiliki minimum 6 rombongan  Pembiayaan untuk jumlah rombongan belajar kecil
SARANA Kapasitas daya Memiliki belajar dan maksimum 24 kurang efisien
DAN tampung sekolah kapasitas rombongan belajar.  Jumlah jam mengajar untuk guru kelas dan mata
PRASARA memadai rombongan  Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 pelajaran tidak dapat
NA belajar yang rombongan belajar dan maksimum dipenuhi saat jumlah rombongan belajar kecil.
sesuai dan 24 rombongan belajar.  Proses pengawasan dan pengelolaan sekolah di
memadai  Satu SMA/MA memiliki minimum 3 luar kurang terkendali
rombongan belajar dan maksimum 27 dengan jumlah rombongan belajar di luar
rombongan belajar. kapasitas.
 Satu SMK/MAK memiliki sarana dan prasarana
yang dapat melayani min-
imum 3 rombongan belajar dan maksimum 48
rombongan belajar.
Sub-Indikator 2.  Luas lahan minimum dapat melayani jumlah  Iklim dan lingkungan sekolah menjadi tidak
Rasio luas lahan rombongan bel kondusif.
sesuai dengan  Lahan untuk satuan pendidikan lahan  Kurang efektif untuk membangun prasarana
jumlah siswa terhadap peserta didik. sekolah berupa bangunan gedung dan
 Luas lahan efektif adalah seratus per tiga infrastruktur, tempat bermain
puluh dikalikan luas lantai dasar bangunan /berolahraga/upacara, dan praktik.
ditambah infrastruktur, tempat bermain/
berolahraga/upacara, dan luas lahan praktik.
Sub-Indikator 3.  Lahan terhindar dari potensi bahaya yang ❖ Iklim dan lingkungan sekolah menjadi tidak
Kondisi lahan mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, kondusif dan nyaman.
sekolah serta memiliki akses untuk penyelamatan ❖ Potensi kerusakan sarana dan prasaran.
memenuhi dalam keadaan darurat. ❖ Kapasitas rombongan belajar di bawah ketentuan.
persyaratan  Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%,
tidak berada di dalam garis sempadan sungai

50
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
dan jalur kereta api.
 Terhindar dari gangguan-gangguan
pencemaran air, kebisingan dan pencemaran
udara.
 Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam Peraturan Dae-
 rah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota atau rencana
 lain yang lebih rinci dan mengikat, dan
mendapat izin pemanfaatan tanah
 dari Pemerintah Daerah setempat.
 ❖ Lahan memiliki status hak atas tanah,
dan/atau memiliki izin pemanfaatan
 dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-un-
 dangan yang berlaku untuk jangka waktu
minimum 20 tahun.
Sub-Indikator 4.  Luas lantai bangunan dihitung berdasarkan  Tidak dapat menciptakan suasana nyaman dan
Rasio Luas banyak dan jenis program keahlian, serta tenang siswa dalam belajar.
Bangunan Sesuai banyak rombongan belajar di masing-masing  Kapasitas rombongan belajar di bawah ketentuan.
dengan Jumlah program keahlian.  Ketersediaan sarana dan prasarana terbatas.
Siswa  Bangunan gedung memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lantai terhadap peserta didik.
Sub-Indikator 5.  Tata bangunan dengan koefisien dasar  Memberikan rasa tidak aman bagi siswa, guru dan
Kondisi bangunan tidak melebihi 30 %, warga sekolah lainnya.
Bangunan koefisien lantai bangunan, koefisien ketinggian  Iklim pembelajaran kurang kondusif.
Sekolah maksimum dan jarak bebas bangunan sesuai  Pemanfaatan sarana dan prasana dalam
Memadai Peraturan Daerah. pembelajaran kurang optimal.
 Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan
berikut.
 Memiliki konstruksi yang stabil, kukuh, tahan
gempa dan kekuatan alam lainnya.

51
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
 Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau
proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
 Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan
berikut.
- Mempunyai ventilasi udara dan
pencahayaan yang memadai.
- Memiliki sanitasi meliputi saluran air
bersih, saluran air kotor dan/atau air
limbah, tempat sampah, dan saluran air
hujan.
- Bahan bangunan yang aman bagi
kesehatan pengguna dan ramah
lingkungan.
- Fasilitas dan aksesibilitas yang mudah,
aman, dan nyaman termasuk bagi
penyandang cacat.
 Bangunan memenuhi persyaratan
kenyamanan berikut
- Mampu meredam getaran dan kebisingan.
- Setiap ruangan memiliki pengaturan
penghawaan yang baik.
- Setiap ruangan dilengkapi pencahayaaan
sesuai dengan ketentuan untuk melakukan
kegiatan belajar.
 Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan
berikut.
- Maksimum terdiri dari tiga lantai.
- Dilengkapi tangga yang
mempertimbangkan kemudahan,
keamanan, keselamatan, dan kesehatan
pengguna.

52
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
 Bangunan dilengkapi sistem keamanan
berikut.
- Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu
keluar darurat, dan jalur evakuasi jika
terjadi bencana kebakaran dan/atau
bencana lainnya.
- Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan
mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang
jelas.
- Alat pemadam kebakaran pada area yang
rawan kebakaran.
- Setiap ruangan dapat dikunci dengan baik
saat tidak digunakan.
 Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan
daya minimum 900 watt untuk SD, 1300 watt
untuk SMP dan SMA serta 2200 watt untuk
SMK.
 Kualitas bangunan minimum permanen kelas
B.
 Bangunan sekolah baru dapat bertahan
minimum 20 tahun.
 Bangunan dilengkapi izin mendirikan
bangunan dan izin penggunaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
 Pemeliharaan ringan dan pemeliharaan berat
dilakukan berkala.
Sub-Indikator 6.  Ruang pembelajaran umum meliputi:  Proses pembelajaran menjadi kurang teratur.
Memiliki ragam - Memiliki ruang kelas  Metode pembelajaran yang membutuhkan
prasarana sesuai - Memiliki laboratorium IPA untuk SD, SMP prasarana terkendala.
ketentuan dan SMK  Kegiatan pengembangan diri dan layanan
- Memiliki ruang perpustakaan kesiswaan terkendala.

53
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
- Memiliki tempat bermain/ lapangan  Kinerja dan iklim kerja pendidik dan tenaga
- Memiliki laboratorium biologi untuk SMA kependidikan kurang kondusif
dan SMK dan efektif karena ruang gerak yang terbatas.
- Memiliki laboratorium fisika untuk SMA  Kesehatan warga sekolah kurang terjaga.
dan SMK
- Memiliki laboratorium kimia untuk SMA
dan SMK
- Memiliki laboratorium komputer untuk
SMA dan SMK
- Memiliki laboratorium bahasa untuk SMA
dan SMK
 Ruang penunjang meliputi:
- Memiliki ruang pimpinan
- Memiliki ruang guru
- Memiliki ruang UKS
- Memiliki tempat ibadah
- Memiliki jamban
- Memiliki gudang
- Memiliki ruang sirkulasi
- Memiliki ruang tata usaha untuk SMP, SMA
dan SMK
- Memiliki ruang konseling untuk SMP, SMA
dan SMK
- Memiliki ruang organisasi kesiswaan untuk
SMP, SMA dan SMK
- Menyediakan kantin yang layak
- Menyediakan tempat parkir yang memadai
- Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa
kerja untuk SMK
Indikator 2. Sekolah Sub-Indikator 1.  Jumlah minimum ruang kelas sama dengan  Kompetensi inti siswa sulit dicapai karena ruang
memiliki sarana dan Memiliki Ruang banyak rombongan belajar kelas merupakan lokasi
prasarana Kelas Sesuai kecuali untuk SMK adalah 60% dari jumlah aktivitas utama siswa

54
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
pembelajaran yang Standar rombongan belajar.
lengkap dan  Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2
layak m2/siswa.
 Luas minimum ruang kelas adalah 30 m2.
 Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m,
kecuali SMK minimum 4 m.
 Dilengkapi sarana terdiri dari:
- Perabot minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya.
- Untuk SD terdapat peralatan pendidikan
minimal yang tersedia dalam rasio minimal
jumlah per peserta didik sesuai deskripsi
kondisinya.
- Media pendidikan minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya
- Perlengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya
Sub-Indikator 2.  Hanya untuk SD, SMP dan SMK  Kegiatan pembelajaran IPA secara praktek tidak
Memiliki  Cukup memanfaatkan ruang kelas untuk SD. dapat dilakukan menggunakan peralatan khusus.
Laboratorium  Dapat menampung minimum satu rombongan  Kegiatan dalam bentuk percobaan terkendala.
IPA sesuai belajar, kecuali SMK cukup  Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi
standar menampung setengah rombongan belajar laboratorium dan
 Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA tenaga laboran kurang optimal.
untuk SMP adalah 2,4 m2/ peserta didik dan
untuk SMK adalah 3 m2/peserta didik.
 Luas minimum ruang laboratorium untuk SMP
48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2 dan untuk
SMK minimum 64 m2 termasuk luas ruang

55
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
penyimpanan dan persiapan 16 m2.
 Lebar minimum ruang laboratorium IPA untuk
SMP adalah 5 m dan untuk SMK adalah 8 m.
 Tersedia air bersih.
 Dilengkapi sarana terdiri dari:
- Perabot minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya.
- Peralatan pendidikan minimal yang
tersedia dalam rasio minimal jumlah per
peserta didik sesuai deskripsi kondisinya.
- Untuk SMP dan SMK terdapat media
pendidikan minimal yang tersedia dalam
jumlah minimal sesuai deskripsi kondisinya.
- Untuk SMK terdapat bahan habis pakai
minimal yang tersedia dalam jumlah
minimal sesuai deskripsi kondisinya.
- Kelengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
Sub-Indikator 3.  Luas minimum sama dengan luas uang kelas,  Siswa dan guru kesulitan memperoleh informasi dari
Memiliki ruang kecuali SMK minimum 96 m2. berbagai jenis bahan
perpustakaan  Lebar minimum adalah 5 m, kecuali SMK pustaka.
sesuai standar minimum 8 m.  Kinerja kepala tenaga pustakawan dan tenaga
 Terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai pustakawan kurang optimal.
sekelompok ruang kelas.
 Dilengkapi sarana terdiri dari:
- Buku minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya.
- Perabot minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai

56
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
deskripsi kondisinya.
- Media pendidikan minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
- Perlengkapan lainnya minimal yang
tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsi kondisinya.
 Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu:
- menyediakan petunjuk pelaksanaan
operasional peminjaman buku dan bahan
pustaka lainnya;
- merencanakan fasilitas peminjaman buku
dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan pendidik;
- membuka pelayanan minimal enam jam
sehari pada hari kerja;
- melengkapi fasilitas peminjaman antar
perpustakaan, baik internal mau-pun
eksternal;
- menyediakan pelayanan peminjaman
dengan perpustakaan dari sekolah lain baik
negeri maupun swasta.
Sub-Indikator 4.  Rasio minimum 3 m2/peserta didik.  Siswa tidak mendapatkan area bermain.
Memiliki tempat  Luas minimum untuk SD adalah 500 m2 dan  Pencapaian kompetensi sikap sehat jasmani
bermain/lapang untuk SMP, SMA dan SMK minimum 1000 m2. melalui olah fisik terbatas.
an sesuai  Di dalam luasan tersebut terdapat ruang bebas  Kinerja guru mata pelajaran kelompok olahraga
standar untuk tempat berolahraga dan kesehatan sulit
berukuran 20 m x 15 m pada SD dan tercapai dengan baik.
berukuran 30 m x 20 m untuk SMP, SMA dan  Penumbuhan sikap nasionalisme melalui upacara
SMK kurang berjalan optimal.
 Ruang terbuka sebagian ditanami pohon  Kegiatan pengembangan diri siswa melalui
penghijauan. kegiatan ekstrakurikuler terkendala.

57
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
 Berada pada tempat yang tidak mengganggu
proses pembelajaran di kelas.
 Tidak digunakan untuk tempat parkir.
 Dilengkapi sarana peralatan Pendidikan dan
perlengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
Sub-Indikator 5.  Hanya untuk SMA dan SMK  Praktikum pembelajaran biologi tidak dapat
Memiliki  Menampung minimum setengah rombongan menggunakan peralatan khusus yang memadai.
laboratorium belajar SMK dan minimum  Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi
biologi sesuai satu rombongan belajar SMA. laboratorium dan
standar  Rasio minimum 2,4 m2/siswa SMK dan 3 tenaga laboran kurang optimal.
m2/siswa SMK.
 Luas minimum 48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18m2 untuk SMA
dan minimum untuk SMK adalah 64 m2
termasuk ruang
penyimpanan dan persiapan 16 m2.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan 8 m untuk
SMK.
 Dilengkapi sarana meliputi:
- Perabot minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya.
- Peralatan Pendidikan terdiri dari alat
Peraga serta alat dan bahan percobaan
minimal yang tersedia dalam rasio minimal
jumlah per peserta didik sesuai deskripsi
kondisinya.
- Media pendidian minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.

58
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
- Bahan Habis Pakai minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
- Perlengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
Sub-Indikator 6.  Hanya untuk SMA dan SMK  Praktikum pembelajaran fisika tidak dapat
Memiliki  Dapat menampung minimum setengah menggunakan peralatan khusus yang memadai.
laboratorium rombongan belajar SMK dan minimum satu  Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi
fisika sesuai rombongan belajar SMA. laboratorium dan
standar  Rasio minimum 2,4 m2/siswa SMA dan 3 tenaga laboran kurang optimal.
m2/siswa SMK.
 Luas minimum 48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2 untuk SMA
dan minimum ruang laboratorium adalah 64
m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 16 m2 untuk SMK.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan minimum
8 m untuk SMK.
 Dilengkapi sarana meliputi:
- Perabot minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya.
- Peralatan pendidikan terdiri dari bahan dan
alat ukur dasar serta alat percobaan
minimal yang tersedia dalam rasio minimal
jumlah per peserta didik sesuai deskripsi
kondisinya.
- Media pendidian minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
- Perlengkapan lain minimal yang tersedia

59
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya
Sub-Indikator 7.  Dapat menampung minimum satu rombongan  Praktikum pembelajaran kimia tidak dapat
Memiliki belajar SMA dan minimum menggunakan peralatan khusus
laboratorium setengah rombongan belajar SMK. yang memadai.
kimia sesuai  Rasio minimum 2,4 m2/siswa SMA dan 3  Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi
standar m2/siswa SMK. laboratorium dan tenaga laboran kurang optimal.
 Luas minimum 48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2 untuk SMA
dan minimum 64 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 16 m2 untuk
SMK.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan minimum
8 m untuk SMK.
 Ruang laboratorium kimia dilengkapi sarana :
- Perabot minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya.
- Peralatan pendidikan minimal yang
tersedia dalam rasio minimal jumlah per
peserta didik sesuai deskripsi kondisinya.
- Media Pendidian minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
- Bahan habis pakai minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
- Perlengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
Sub-Indikator 8.  Hanya untuk SMA dan SMK  Pengembangkan keterampilan dalam bidang
Memiliki  Dapat menampung minimum satu rombongan teknologi informasi dan

60
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
laboratorium belajar yang bekerja dalam komunikasi terhambat.
komputer sesuai kelompok per 2 siswa SMA dan minimum
standar setengah rombongan belajar.
 Rasio minimum 2 m2/siswa SMA dan 3
m2/siswa SMK.
 Luas minimum 30 m2 untuk SMA dan 64 m2
termasuk luas ruang penyimpanan dan
perbaikan 16 m2 bagi SMK.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan 8 m untuk
SMK.
 Dilengkapi sarana, meliputi:
- Perabot minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya.
- Peralatan pendidikan minimal yang
tersedia dalam rasio minimal jumlah per
peserta didik sesuai deskripsi kondisinya.
- Media Pendidikan minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
- Perlengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
Sub-Indikator 9.  Hanya untuk SMA dan SMK.  Pengembangkan keterampilan berbahasa khusus
Memiliki  Dapat menampung minimum satu rombongan untuk sekolah yang mempunyai Jurusan Bahasa
laboratorium belajar SMA dan minimum terhambat.
bahasa sesuai setengah rombongan SMK.
standar  Rasio minimum 2 m2/siswa SMA dan 3
m2/siswa SMK.
 Luas minimum 30 m2 untuk SMA dan 64 m2
untuk SMK.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan

61
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
minimimum 8 m untuk SMK.
 Dilengkapi sarana meliputi:
- Perabot minimal yang tersedia dalam rasio
minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya.
- Peralatan pendidikan minimal yang
tersedia dalam rasio minimal jumlah per
peserta didik sesuai deskripsi kondisinya.
- Media pendidian minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
- Perlengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
Indikator 3. Sekolah Sub-Indikator 1.  Luas minimum 12 m2 kecuali untuk SMK  Kegiatan pengelolaan sekolah/pertemuan dengan
memiliki sarana dan Memiliki Ruang adalah 18 m2. sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite
prasarana Pimpinan Sesuai  Lebar minimum 3 m. sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu
pendukung yang Standar  Mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, lainnya rentan jarang dilakukan.
lengkap dan dapat dikunci dengan baik.  Kinerja kepala sekolah rendah.
layak  Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan
lain minimal yang tersedia dalam jumlah
minimal sesuai deskripsi kondisinya.
Sub-Indikator 2.  Rasio minimum luas ruang guru 4  Guru tidak memiliki tempat bekerja dan istirahat
Memiliki ruang m2/pendidik serta menerima tamu, baik siswa maupun tamu
guru sesuai  Luas minimum: lainnya.
standar - Untuk SD 32 m2.  Kinerja guru terhambat.
- Untuk SMP 48 m2.  Dokumen perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
- Untuk SMA 72 m2. pembelajaran kurang teratur dan terpelihara.
- Untuk SMK 56 m2.
 Mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun
dari luar lingkungan sekolah, serta dekat
dengan ruang pimpinan.

62
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
 Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan
lain minimal yang tersedia dalam jumlah
minimal sesuai deskripsi kondisinya.
Sub-Indikator 3.  Untuk SD dapat dimanfaatkan sebagai ruang  Penanganan siswa yang mengalami gangguan
Memiliki ruang konseling. kesehatan di sekolah tidak bisa dilakukan sedini
UKS sesuai  Luas minimum 12 m2. mungkin.
standar  Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan
lain minimal yang tersedia dalam jumlah
minimal sesuai deskripsi kondisinya.
Sub-Indikator 4.  Jumlah sesuai dengan kebutuhan  Warga sekolah tidak dapat melakukan ibadah yang
Memiliki Tempat  Luas minimum 12 m2 kecuali SMK luas diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu
Ibadah Sesuai minimum adalah 24 m2. sekolah.
Standar  Dilengkapi sarana antara lain:  Pengembangan sikap spiritual di sekolah terkait
- Lemari/rak 1 buah/tempat ibadah dengan kegiatan ibadah kurang optimal.
ukuran memadai untuk menyimpan  Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga
perlengkapan ibadah. sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah.
- Perlengkapan ibadah yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
- Jam dinding 1 buah/tempat.
Sub-Indikator 5.  Minimum 1 unit untuk setiap 60 siswa pria SD  Warga sekolah tidak dapat memenuhi hajat
Memiliki Jamban dan 40 siswa pria SMP, SMA pribadinya.
Sesuai Standar dan SMK.  Kesehatan warga sekolah kurang terjaga.
 Minimum 1 unit untuk setiap 50 siswa wanita
SD dan 30 siswa pria SMP,
SMA dan SMK.
 Minimum 1 unit untuk guru.
 Jumlah minimum setiap sekolah 3 unit.
 Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.
 Berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah
dibersihkan.
 Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
 Tiap unit dilengkapi sarana meliputi:

63
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
- Kloset jongkok 1 buah dengan saluran
berbentuk leher angsa.
- Tempat air 1 buah dengan volume
minimum 200 liter berisi air bersih.
- Gayung 1 buah
- Gantungan pakaian 1 buah
- Tempat sampah 1 buah
Sub-Indikator 6.  Luas minimum Gudang SD 18 m2, gudang SMP  Peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan
Memiliki Gudang dan SMA 21 m2 dan gudang SMK adalah 24 sekolah yang tidak/belum
Sesuai Standar m2. berfungsi, dan arsip sekolah yang telah berusia
 Gudang dapat dikunci. lebih dari 5 tahun kurang
 Tiap gudang dilengkapi sarana meliputi: terjaga.
- Lemari 1 buah berukuran memadai untuk
menyimpan alat-alat dan arsip berharga.
- Rak 1 buah berukuran memadai untuk
menyimpan peralatan olahraga, kesenian,
dan keterampilan.
- Meja kerja 1 buah yang kuat, stabil, dan
aman untuk gudang SMK.
- Kursi kerja/stool 1 buah yang kuat, stabil,
dan aman untuk gudang SMK.
Sub-Indikator 7.  Koridor dengan luas minimum 30% dari luas  Ruang dalam bangunan sekolah tidak terhubung
Memiliki Ruang total seluruh ruang pada bangunan, lebar  Kegiatan bermain dan interaksi sosial siswa di luar
Sirkulasi Sesuai minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m. jam pelajaran jarang
Standar  Koridor tanpa dinding pada lantai atas terjadi terutama pada saat hujan ketika tidak
bangunan bertingkat dilengkapi pagar memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut
pengaman dengan tinggi 90-110 cm. berlangsung di halaman sekolah.
 Bangunan bertingkat dengan panjang lebih
dari 30m dilengkapi minimum dua buah
tangga.
 Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga
pada bangunan bertingkat tidak lebih dari

64
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
25m.
 Lebar minimum tangga 1,5 m untuk SD dan
minimum 1,8 m untuk SMP,
 SMA dan SMK, tinggi maksimum anak tangga
17 cm, lebar anak tangga 25-30 cm, dan
dilengkapi pegangan tangan yang kokoh
dengan tinggi 85-90 cm.
 Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak
tangga harus dilengkapi bordes
dengan lebar minimum sama dengan lebar
tangga.

Sub-Indikator 8.  Hanya untuk SMP, SMA dan SMK  Kinerja kepala, pelaksana urusan administrasi dan
Memiliki Ruang  Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 petugas layanan khusus rendah.
Tata Usaha m2/petugas  Layanan urusan administrasi sekolah terganggu.
sesuai standar  Luas minimum 16 m2 untuk SMP dan SMA,
untuk SMK adalah 32 m2.
 Mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun
dari luar lingkungan sekolah serta dekat
dengan ruang pimpinan.
 Dilengkapi sarana terdiri dari perabot dan
perlengkapan lain minimal yang
tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsi kondisinya.
Sub-Indikator 9.  Dapat memanfaatkan ruang UKS untuk SD  Layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
Memiliki ruang  Luas minimum 9 m2 untuk SMP dan SMA, pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir
konseling sesuai untuk SMK adalah 12 m2. kurang optimal.
standar  Memberikan kenyamanan suasana dan
menjamin privasi siswa.
 Dilengkapi sarana terdiri dari perabot,
peralatan konseling dan perlengkapan lain
minimal yang tersedia dalam jumlah minimal

65
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
sesuai deskripsi kon-
 disinya.
Sub-Indikator  Hanya untuk SMP, SMA dan SMK  Pengembangan kemampuan berorganisasi untuk
10. Memiliki  Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 siswa terhambat.
ruang organisasi m2 untuk SMP dan SMA, untuk SMK minimum
kesiswaaan adalah 12 m2.
sesuai standar  Dilengkapi sarana terdiri:
- Meja 1 buah yang kuat, stabil, dan mudah
dipindahkan.
- Kursi 4 buah yang kuat, stabil, dan mudah
dipindahkan.
- Papan tulis 1 buah.
- Lemari 1 buah yang dapat dikunci.
- Kotak kontak 1 buah untuk mendukung
operasioanal peralatan yang memerlukan
daya listrik.
- Jam dinding
- Tempat sampah
Sub-Indikator ❖ Menempati area tersendiri. ❖ Kebersihan dan gizi makanan dan minuman yang
11. ❖ Luas total minimum 12 m2. dibeli warga sekolah dari
Menyediakan ❖ Memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, luar kurang terjaga.
kantin yang keamanan. ❖ Kesehatan warga sekolah terganggu.
layak ❖ Memiliki sanitasi yang baik. Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
❖ Menyediakan makanan dan minuman yang sehat
dan bergizi untuk warga
sekolah.
Sub-Indikator ❖ Menempati area tersendiri. ❖ Perubahan fungsi ruang terbuka untuk bermain dan
12. ❖ Mengikuti standar yang ditetapkan dengan olahraga menjadi la-
Menyediakan peraturan daerah atau pera- han parkir.
tempat parkir turan nasional. ❖ Keamanan kendaraan warga sekolah dan tamu
yang memadai ❖ Memiliki sistem pengamanan. kurang terjaga.
❖ Dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas

66
SUB
STANDAR INDIKATOR MUTU INDIKATOR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU
sesuai dengan keperluan.
❖ Dijaga oleh petugas khusus parkir.
Sub-Indikator  Khusus SMK  Siswa belum siap memasuki dunia kerja.
13.  Sebagai wahana kewirausahaan yang memiliki:  Siswa kurang mendapatkan pengalaman dalam
Menyediakan - ruang produksi/jasa, dunia kerja.
unit - sistem usaha sendiri,  Serapan lulusan SMK dalam dunia kerja rendah.
kewirausahaan - pembukuan yang tertib dan transparan,
dan bursa kerja - Sumber Daya Manusia, profit.
 Memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK) dengan
kegiatan:
- kerjasama dengan DUDI,
- memasarkan lulusan,
- melakukan seleksi,
- penyaluran lulusannya ke dunia kerja yang
relevan.

LK STANDAR PENGELOLAAN
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
STANDAR Indikator 1. Sub-Indikator 1.  Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah  Pengelolaan sekolah tidak mengarah
PENGELOLAA Sekolah Memiliki visi, misi,  Visi mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada pada membentukan lulusan yang
N melakukan dan tujuan yang warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan selaras dengan visi institusi dan visi
perencanaan jelas sesuai  Misi menjadi dasar program pokok sekolah dengan menekankan pendidikan nasiona
pengelolaan ketentuan pada
kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan
oleh sekolah.
 Tujuan mengacu pada visi, misi, tujuan pendidikan nasional,
standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah
 dan Pemerintaserta relevan dengan kebutuhan masyarakat dan

67
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
 ❖Dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah, komite
sekolah, dan pihak-pihak pemangku kepentingan, serta selaras
dengan tujuan pendidikan nasional.
 Diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah.
 Ditetapkan oleh kepala sekolah dan disosialisasikan kepada semua
warga
sekolah dan pihak-pihak pemangku kepentingan.
 Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkem-
 bangan pendidikan.

Sub-Indikator 2.  Membuat rencana kerja jangka menengah dan rencana kerja  Pemenuhan standar nasional
Mengembangkan tahunan pendidikan yang mendukung
rencana kerja  Disusun sesuai rekomendasi hasil evaluasi diri sekolah. peningkatan mutu lulusan sulit dicapai.
sekolah  Diputuskan dalam rapat dewan pendidik dengan memperhatikan  Pengelolaan dana yang transparan dan
dengan masukan dari komite sekolah dan ditetapkan oleh kepala sekolah. akuntabel tidak tercapa
ruang lingkup  Disahkan oleh penyelenggaraan pendidikan,
sesuai ketentuan  Dituangkan dalam dokumen tertulis yang mudah dibaca dan
dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.
 Rencana kerja jangka menengah menggambarkan:
- tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun
yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai
- perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan;

 Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:


- kesiswaan;
- kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
- pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangan-nya;
- sarana dan prasarana;
- keuangan dan pembiayaan;
- budaya dan lingkungan sekolah;
- peran serta masyarakat dan kemitraan;

68
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
- rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada
peningkatan dan pengembangan mutu.
 Rencana kerja tahunan dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah(RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana
jangka menengah.
 Disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
Sub-Indikator 3.  Masukan pemangku kepentingan menjadi dasar rumusan visi  Tidak ada kepedulian dari warga
Melibatkan sehingga selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi sekolah dan pihak terkait.
pemangku pendidikan nasional;  Warga sekolah
kepentingan  Masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk dan pihak terkait
sekolah dalam komite sekolah menjadi dasar perumusan misi; tidak mau terlibat dalam proses
perencanaan  Mengakomodir masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan pelaksa-
pengelolaan termasuk komite sekolah ke dalam tujuan sekolah; naan kegiatan.
 Menyosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan terkait visi, misi dan tujuan sekolah
Indikator 2. Sub-Indikator 1.  Perumusan mempertimbangkan visi, misi dan tujuan sekolah;  Pengelolaan sekolah berjalan secara
Program Memiliki pedoman  Sekolah memiliki pedoman yang mengatur aspek pengelolaan tidak teratur.
pengelolaan pengelolaan sekolah meliputi:  Pelaksanaan pendidikan di sekolah
dilaksanakan lengkap - KTSP. kurang sesuai dengan
sesuai ketentuan - Kalender pendidikan/akademik. visi, misi dan
- Struktur organisasi sekolah. tujuan sekolah.
- Pembagian tugas di antara guru.  Peningkatan mutu lulusan tidak dapat
- Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan. tercapai.
- Peraturan akademik.
- Tata tertib sekolah.
- Kode etik sekolah.
- Biaya operasional sekolah.
 Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan masyarakat.
 Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian
tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala
tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.

Sub-Indikator 2.  Dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan oleh  Visi, misi dan tujuan sekolah tidak

69
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
Menyelenggarakan penanggung jawab tercapai.
kegiatan layanan kegiatan yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang  Peningkatan mutu lulusan tidak dapat
kesiswaan ada. tercapai.
 Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional
mengenai
proses penerimaan peserta didik meliputi kriteria calon peserta
didik, mekanisme penerimaan peserta didik sekolah dilakukan
dan orientasi peserta didik baru yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan
guru.
 Memberikan layanan konseling kepada peserta didik oleh guru
kelas atau guru BK.
 Melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para
peserta didik;
 Melakukan pembinaan prestasi unggulan;
 Melakukan pelacakan terhadap alumni;
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pada rapat dewan
pendidik dan/atau sekolah dalam bentuk laporan pada akhir
tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana
kerja tahunan berikutnya
Sub-Indikator 3.  Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan  Pendidik dan tenaga kependidikan
Meningkatkan dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah tidak dapat mengembangkan keprofe-
dayaguna pendidik  Mendukung upaya: siannya.
dan tenaga - promosi pendidik dan tenaga kependidikan;
kependidikan - pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai
dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah;
- penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan
kebutuhan baik jumlah maupun kualifikasinya dengan
menetapkan prioritas;
- mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain
didasarkan pada analisis jabatan.
 Mendayagunakan:
- kepala sekolah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pimpinan pengelolaan sekolah;

70
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
- Wakil kepala SMP melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah;
- Wakil kepala SMA/SMK bidang kurikulum melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah dalam mengelola bidang kurikulum;
- Wakil kepala SMA/SMK bidang sarana prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana;
- Wakil kepala SMA/SMK bidang kesiswaan melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah
dalam mengelola peserta didik;
- Wakil kepala SMK bidang hubungan industri melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah dalam mengelola kemitraan dengan dunia usaha dan
dunia industry
- Guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
agen pem-belajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik,
membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi
manusia berkualitas dan mampu mengaktualisasikan potensi
kemanusiaannya secara optimum;
- Tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar di
perpustakaan;
- Tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di
laboratorium;
- Tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan administratif;
- Tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan.
 Memberikan penghargaan untuk pendidik dan tenaga
kependidikan.
 Menilai kinerja pendidik dan tenaga kependidikan meliputi:
- Kesesuaian penugasan dengan latar belakang pendidikan.

71
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
- Keseimbangan beban kerja.
- Keaktifan dalam pelaksanaan tugas.
- Pencapaian prestasi.
- Keikutsertaan dalam berbagai lomba dan menjadi juara
misalnya guru/kepala sekolah berprestasi, dan OSN guru
Sub-Indikator 4.  Melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah.  Sekolah tidak
Melaksanakan  Menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja, mengetahui gambaran secara
kegiatan evaluasi dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar menyeluruh tentang kinerja sekolah
diri Nasional Pendidikan. terhadap pelaksanaan 8 standar
 Melaksanakan: nasional pendidikan
- Evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-
kurangnya dua kali dalam setahun, pada akhir semester
akademik;
- Evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-
kurangnya satu kali dalam setahun, pada akhir tahun
anggaran sekolah.
 Evaluasi diri sekolah dilakukan secara periodik berdasar pada
data dan informasi yang sahih
Sub-Indikator 5.  Warga sekolah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.  Terdapat program tidak dapat
Membangun  Masyarakat pendukung sekolah dilibatkan dalam pengelolaan dijalankan dengan optimal karena
kemitraan dan non-akademik. keterbatasan sumber daya dan
melibatkan peran  Terbatas pada kegiatan tertentu yang ditetapkan. kapasitas yang dimiliki oleh sekolah
serta masyarakat  Menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan
serta lembaga dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan baik itu
lain yang relevan dilakukan dengan lembaga pemerintah atau non-pemerintah.
- Kemitraan SD dilakukan minimal dengan SMP serta dengan TK
di ling- kungannya.
- Kemitraan SMP dilakukan minimal dengan SMA/SMK, SD,
serta dunia usaha dan dunia industri.
- Kemitraan SMA/SMK dilakukan minimal dengan perguruan
tinggi, SMP serta dunia usaha dan dunia industri di
lingkungannya.
 Sekolah melibatkan peran serta masyarakat dan kemitraan untuk
mendukung program sekolah meliputi bidang:

72
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
- Pendidikan.
- Kesehatan.
- Kepolisian.
- Keagamaan dan kemasyarakatan.
- Dunia usaha.
- Pengembangan minat dan bakat
- dan lainnya
 Sistem kemitraan sekolah ditetapkan dengan perjanjian secara
tertulis.
Sub-Indikator 6.  Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang  Suasana, iklim, dan lingkungan
Melaksanakan mengatur pendidikan untuk pembelajaran kurang
pengelolaan bidang mekanisme penyampaian ketidakpuasan siswa dan kondusif dan efisien.
kurikulum dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar.  Kesadaran untuk beretika berkurang
kegiatan  Sekolah menyusun peraturan akademik yang meliputi:
pembelajaran - Persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti
pelajaran dan tugas dari guru.
- Ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas,
dan kelulusan.
- Ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan fasilitas
belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku
pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan.
- Ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata
pelajaran, wali kelas, dan konselor.
 Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi:
- tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik,
termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan
prasarana pendidikan;
- petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di
sekolah, serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar
tata tertib.
 Sekolah menetapkan kode etik yang memuat norma tentang:
- hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah dan
hubungan antara warga sekolah dengan masyarakat;
- sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang

73
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
mematuhi dan sangsi bagi yang melanggar.
- prosedur tertulis mengenai pelaksanaan penciptaan suasana
iklim dan lingkungan pendidikan.
 Kode etik sekolah yang mengatur peserta didik memuat norma
untuk:
- menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya;
- menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;
- mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi
ketentuan pembelajaran dan mematuhi semua peraturan yang
berlaku;
- memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan
harmoni sosial di antara teman;
- mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;
- mencintai lingkungan, bangsa, dan negara; serta
- menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,
ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan sekolah.
 Kode etik sekolahyang mengatur guru dan tenaga kependidikan
memasukkan larangan bagi guru dan tenaga kependidikan, secara
perseorangan maupun kolektif, untukk:
- menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah,
dan/atau perangkat sekolah lainnya baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada peserta didik; memungut biaya
dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta
didik;
- memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung
maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan
dan undang-undang;
- melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang mencederai integritas hasil Ujian Sekolah dan
Ujian Nasional.
Indikator 3. Sub-Indikator 1.  Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah;  Siswa, pendidik dan tenaga
Kepala sekolah Berkepribadian dan  Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai kependidikan kesulitan mendapatkan
berkinerja baik bersosialisasi pelaksanaan kurikulum figure teladan di sekolah.
dalam melaksa- dengan baik  Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang  Pengelolaan sekolah kurang berjalan

74
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
nakan tugas tua peserta didik dan masyarakat; optimal
kepemimpinan  Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
 Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab
Sub-Indikator 2.  Membangun tujuan bersama.  Pelaksanaan pembelajaran dan
Berjiwa  Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan pengelolaan sekolah tersendat
kepemimpinan penting sekolah serta penyelenggara sekolah;
 Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat, dan komite sekolah menanggapi kepentingan dan
kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber
daya masyarakat;

Sub-Indikator 3.  Mengembangkan motivasi pendidik dalam mengembangkan  Visi, misi dan tujuan sekolah tidak
Mengembangkan kompetensi. tercapa
sekolah dengan baik  Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar
peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga
kependidikan;
 Meningkatkan mutu pendidikan.
 Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi siswa

Sub-Indikator 4.  Mengambil keputusan berbasis data.  Pelaksanaan pembelajaran dan


Mengelola sumber  Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya pengelolaan sekolah tersendat.
daya dengan baik sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat,
efisien, dan efektif.

Sub-Indikator 5.  Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;  Pelaksanaan pembelajaran dan
Berjiwa  Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai; pengelolaan sekolah rentan kurang
kewirausahaan  Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan selaras dengan visi, misi, tujuan dan
sekolah; rencana kerja sekolah.
 Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanaan peningkatan mutu;
 Meningkatkan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan
kurikulum.

75
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
 Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan
visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan
didukung oleh komunitas sekolah;
 Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian
penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan
dan kode etik

Sub-Indikator 6.  Menjamin pelaksanaan mutu proses pembelajaran melalui  Pelaksanaan pembelajaran dan
Melakukan pelaksanaan monitoring atau supervisi. pengelolaan sekolah rentan kurang
supervisi dengan  Mengembangkan sistem penilaian dalam memantau selaras dengan visi, misi, tujuan dan
baik perkembangan belajar siswa. rencana kerja sekolah
 Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta
memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
sekolah;

Indikator 4. Sub-Indikator 1.  Mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk  Perencanaan kerja sekolah tidak tepat
Sekolah Memiliki sistem mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan sasaran.
mengelola informasi akuntabel;  Pemangku kepentingan kesulitan
sistem informasi manajemen sesuai  Menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah mendapatkan laporan penyelengga-
manajemen ketentuan diakses; raan Pendidikan yang dilakukan oleh
 Menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk sekolah.
melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau  Proses pengawasan tidak dapat
pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah dilakukan dengan baik.
baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan  Komunikasi antar warga sekolahdi
didokumentasikan; lingkungan sekolah dilaksanakan
 Melaporkan data informasi sekolah yang telah terdokumentasikan kurang efektif dan efisien
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

76
LK 01 STANDAR PEMBIAYAAN
INDIKATOR SUB INDIKATOR
STANDAR DESKRIPSI RESIKO JIKA STANDAR TIDAK TERCAPAI
MUTU MUTU
STANDAR Indikator 1. Sub-Indikator 1.  Ada biaya yang dialokasikan untuk membantu siswa tidak mampu  Siswa rentan tidak melanjutkan
PEMBIYAAN Sekolah Pembebasan biaya berupa: pendidikan di sekolah.
memberikan bagi siswa tidak - pengurangan dan pembebasan biaya pendidikan,  Kesempatan siswa untuk mengikuti
layanan subsidi mampu. - pemberian bea siswa, dan kegiatan pengembangan diri yang
silang - bentuk biaya lainnya. dibebani biaya terbatas.
 Meniadakan pungutan biaya operasional lain (biaya yang
dikeluarkan oleh siswa selain uang sekolah yang relevan) kepada
siswa tidak mampu yang meliputi:
- biaya ujian;
- biaya praktikum;
- biaya perpisahan;
- biaya study tour;
 Menetapkan pendidikan gratis bagi seluruh siswa sesuai peraturan
resmi pemerintah/pemerintah daerah.
Sub-Indikator 2.  Terdapat data siswa tidak mampu.  Layanan subsidi silang tidak tepat sasaran
Terdapat daftar  Terdapat data siswa penerima beasiswa
siswa dengan latar  Terdapat data riil pemasukan pembayaran dari orangtua siswa yang
belakang ekonomi ada pada buku kas/laporan keuangan.
yang jelas
Sub-Indikator 3.  Penetapan uang sekolah (iuran bulanan) mempertimbangkan  Siswa rentan tidak melanjutkan
Melaksanakan kemampuan ekonomi orangtua siswa. pendidikan di sekolah.
subsidi silang untuk  Sekolah melakukan bantuan subsidi silang kepada siswa yang  Kesempatan siswa untuk mengikuti
membantu siswa kurang mampu secara ekonomi, baik melalui pengurangan dan kegiatan pengembangan diri yang
kurang mampu pembebasan biaya pendidikan (SPP), pemberian beasiswa dan dibebani biaya terbatas.
sebagainya untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu
agar dapat mengikuti pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.
 Bantuan pemerintah, pemerintah daerah, maupun lembaga lain
dapat dimasukkan sebagai bantuan.
 Bila di sekolah tersebut tidak ada siswa dari keluarga yang kurang
mampu artinya semuanya mampu sehingga tidak ada subsidi
silang
Indikator 2. Sub-Indikator 1.  Memiliki standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan  Sekolah tidak dapat melakukan kegiatan
Beban Terdapat biaya operasional nonpersonalia selama 1 (satu) tahun. pendidikan secara teratur dan

77
operasional operasional non  Terdapat standar biaya operasi nonpersonalia per sekolah/program berkelanju-tan sesuai Standar Nasional
sekolah sesuai personil sesuai keahlian, per rombongan belajar, dan per siswa, serta besaran Pendidikan.
ketentuan ketentuan presentase minimum biaya alat tulis sekolah (ATS) dan bahan dan  Terdapat biaya operasional yang tidak
alat habis pakai (BAHP), mendapatkan alokasi pendanaan.
 Pengambilan keputusan dalam penetapan besarnya dana yang  Adanya tuduhan tindak pidana KKN
digali dari masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan dengan kepada bendahara dan kepala sekolah
melibatkan berbagai pihak terkait (kepala sekolah melibatkan oleh pemangku kepentingan.
komite sekolah, perwakilan guru, perwakilan tenaga kependidikan,
perwakilan siswa dan penyelenggara pendidikan/yayasan untuk
swasta).
Indikator 3. Sub-Indikator 1.  Menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional.  Sekolah tidak dapat melakukan kegiatan
Sekolah Pengaturan alokasi  Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah pendidikan secara teratur dan
melakukan dana yang berasal mengatur: berkelanjutan sesuai Standar Nasional
pengelolaan dari - sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang Pendidikan.
dana dengan APBD/APBN/Yayasa dikelola;  Terdapat biaya yang tidak mendapatkan
baik n/sumber - penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana alokasi pendanaan.
lainnya di luar dana investasi dan operasional;  Rentan terhadap tuduhan tindak pidana
- kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah dalam KKN kepada bendahara dan kepala
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan sekolah oleh pemangku kepentingan.
peruntukannya;
- pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta
penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite
sekolah, serta institusi di atasnya.
 Sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat dapat berupa:
- biaya yang dikeluarkan oleh calon siswa untuk dapat diterima
sebagai siswa dengan berbagai istilah antara lain: uang pangkal,
uang gedung, pembiayaan investasi sekolah,
- sumbangan dari masyarakat (dunia usaha, komunitas agama,
donatur) yang berupa infaq, sumbangan, bantuan/beasiswa;
dan
- bantuan pemerintah/pemerintah daerah misalnya Bantuan
Operasional Sekolah, maupun lembaga lain.
 Memiliki pedoman pengelolaan keuangan terkait sumbangan
pendidikan atau dana dari masyarakat.
 Pengambilan keputusan dalam penetapan besarnya dana yang
digali dari masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan dengan

78
melibatkan berbagai pihak terkait (kepala sekolah melibatkan
komite sekolah, perwakilan guru, perwakilan tenaga kependidikan,
perwakilan siswa dan penyelenggara pendidikan/yayasan untuk
swasta).
 Pengelolaan dana dari masyarakat sebagai biaya personal dilakukan
secara transparan, dan akuntabel yang ditunjukkan dalam RKAS.
 Disusun sesuai dengan kaidah pelaporan keuangan.
 Dilaporkan secara periodik kepada komite atau yayasan atau
diaudit secara internal dan eksternal.
Sub-Indikator 2.  Memiliki pembukuan biaya operasional berupa buku kas umum  Rentan terhadap tuduhan tindak pidana
Terdapat laporan yang berisikan seluruh transaksi dengan didukung catatan dari KKN kepada bendahara dan kepala
pengelolaan dana buku pembantu, antara lain: sekolah oleh pemangku kepentingan.
- Buku pembantu kas yang mencatat tiap transaksi tunai dan  Proses pemantauan, supervisi,
ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. pengawasan dan tindak lanjut
- Buku pembantu bank yang mencatat tiap transaksi melalui bank pengawasan akan sulit dilakukan.
(baik cek, giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh  Sekolah terkendala dalam membangun
Bendahara dan Kepala Sekolah. kemitraan dengan lembaga lain.
- Buku pembantu pajak yang mencatat semua transaksi yang
harus dipungut pajak serta memonitor pungutan dan
penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak.

Sub-Indikator 3.  Terdapat laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan  Rentan terhadap tuduhan tindak pidana
Memiliki laporan dimana antara pedoman pengelolaan keuangan dengan rincian KKN kepada bendahara dan kepala
yang dapat diakses komponen komponen biaya operasional yang telah dibelanjakan sekolah oleh pemangku kepentingan.
oleh pemangku selama satu tahun sesuai dengan disertai bukti pelaporan.  Proses pemantauan, supervisi,
kepentingan  Dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada orangtua siswa, pengawasan dan tindak lanjut
masyarakat, dan pemerintah atau yayasan, yang disertai dengan pengawasan akan sulit dilakukan.
bukti-bukti.  Sekolah terkendala dalam membangun
 Laporan dapat diakses oleh pemangku kepentingan melalui: kemitraan dengan lembaga lain.
- Media internet seperti website atau email
- Majalah sekolah
- Surat edaran
- Rapat komite

79
- dan lainnya

80
2. TABEL 2
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
ini
Standar Standar/Indikator Sub Indikator Dengan
capaian sub Kekuatan Kelemahan
indikator
Standar 1.1. Lulusan memiliki 1.1.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7 Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang
Kompetensi kompetensi pada beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME mencerminkan sikap mencerminkan sikap
Lulusan dimensi sikap 1.1.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7 berkarakter (7), Memiliki bertanggungjawab (6,99)
berkarakter perilaku yang mencerminkan
1.1.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7 sikap santun (7), Memiliki
disiplin perilaku sehat jasmani dan
1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7 rohani (7), Memiliki perilaku
santun yang mencerminkan sikap
1.1.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7 beriman dan bertakwa kepada
jujur Tuhan YME (7), Memiliki
1.1.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7 perilaku yang mencerminkan
peduli sikap disiplin (7), Memiliki
1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7 perilaku yang mencerminkan
percaya diri sikap jujur (7), Memiliki
1.1.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 6,99 perilaku yang mencerminkan
bertanggungjawab sikap peduli (7), Memiliki
1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang 7 perilaku yang mencerminkan
hayat sikap percaya diri (7), dan
1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani 7 Memiliki perilaku pembelajar
sejati sepanjang hayat (7).
1.2. Lulusan memiliki 1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, 7 Memiliki pengetahuan faktual,
kompetensi pada konseptual, metakognitif prosedural, konseptual,
dimensi metakognitif (7)
pengetahuan
1.3. Lulusan memiliki 1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 6,99 Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan
kompetensi pada kreatif berpikir dan bertindak berpikir dan bertindak
dimensi 1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 7 produktif(7) kreatif(6,99)
keterampilan produktif Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan
1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 6,99 berpikir dan bertindak berpikir dan bertindak
kritis mandir(7) kritis((6,99)

81
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 7capaian sub Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan
mandiri berpikir dan bertindak berpikir dan bertindak
1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 6,99 komunikatif(7) kolaboratif(6,99)
kolaboratif
1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 7
komunikatif
Standar Isi 2.1. Perangkat 2.1.1. Memuat karakteristik kompetensi sikap 7 sikap(7) siswa(6,99)
pembelajaran 2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan 7 Memuat karakteristik Menyesuaikan ruang lingkup
sesuai rumusan 2.1.3. Memuat karakteristik kompetensi keterampilan 7 kompetensi pengetahuan(7) materi pembelajaran(6,99)
kompetensi lulusan 2.1.4. Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa 7 Memuat karakteristik
2.1.5. Menyesuaikan ruang lingkup materi 7 kompetensi keterampilan(7)
pembelajaran

2.2. Kurikulum Tingkat 2.2.1. Melibatkan pemangku kepentingan dalam 7 Melibatkan pemangku
Satuan Pendidikan pengembangan kurikulum kepentingan dalam
dikembangkan 2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar penyusunan 7 pengembangan kurikulum(7)
sesuai prosedur 2.2.3. Melewati tahapan operasional pengembangan 7 Mengacu pada kerangka dasar
2.2.4. Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan 7 penyusunan(7)
pendidikan yang dikembangkan Melewati tahapan operasional
pengembangan(7)
Memiliki perangkat kurikulum
tingkat satuan pendidikan
yang dikembangkan(7)

2.3. Sekolah 2.3.1. Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai 6,99 Mengatur beban belajar Menyediakan alokasi waktu
melaksanakan struktur kurikulum yang berlaku bedasarkan bentuk pembelajaran sesuai struktur
kurikulum sesuai 2.3.2. Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk 7 pendalaman materi(7) kurikulum yang
ketentuan pendalaman materi Menyelenggarakan aspek berlaku(6,99)
2.3.3. Menyelenggarakan aspek kurikulum pada 7 kurikulum pada muatan
muatan lokal lokal(7)
2.3.4. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri 7
siswa

82
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
Standar 3.1. Sekolah 3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan 7capaian sub Mengacu pada silabus yang
Proses merencanakan 3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi 7 telah dikembangkan(7) Mendapatkan evaluasi dari
proses 3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap 7 Mengarah pada pencapaian kepala sekolah dan pengawas
pembelajaran dan sistematis kompetensi(7) sekolah(6,99)
sesuai ketentuan 3.1.4. Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan 6,99 Menyusun dokumen rencana
pengawas sekolah
3.2. Proses 3.2.1. Membentuk rombongan belajar dengan jumlah 7 Membentuk rombongan
pembelajaran siswa sesuai ketentuan belajar dengan jumlah siswa
dilaksanakan sesuai ketentuan(7)
dengan tepat 3.2.2. Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran 6,99 Mengelola kelas sebelum
3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu 6,99 memulai pembelajaran(6,99)
3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan pendekatan 6,99 Mendorong siswa mencari
ilmiah tahu(6,99)
3.2.5. Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi 6,99 Mengarahkan pada
3.2.6. Memberikan pembelajaran terpadu 6,99 penggunaan pendekatan
3.2.7. Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban 6,99 ilmiah(6,99)
yang kebenarannya multi dimensi; Melakukan pembelajaran
3.2.8. Melaksanakan pembelajaran menuju pada 6,99 berbasis kompetensi(6,99)
keterampilan aplikatif Memberikan pembelajaran
3.2.9. Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai 6,99 terpadu(6,99)
pembelajar sepanjang hayat Melaksanakan pembelajaran
3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah 6,99 dengan jawaban yang
guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja kebenarannya multi dimensi;
adalah kelas. (6,99)
3.2.11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar 6,99 Melaksanakan pembelajaran
belakang budaya siswa. menuju pada keterampilan
3.2.12. Menerapkan metode pembelajaran sesuai 6,99 aplikatif(6,99)
karakteristik siswa Mengutamakan
pemberdayaan siswa sebagai
3.2.13. Memanfaatkan media pembelajaran dalam 6,99
pembelajar sepanjang
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
hayat(6,99)
pembelajaran
Menerapkan prinsip bahwa
3.2.14. Menggunakan aneka sumber belajar 6,99

83
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
capaian sub siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah siswa, dan di
mana saja adalah kelas.(6,99)
Mengakui atas perbedaan
individual dan latar belakang
budaya siswa.(6,99)
Menerapkan metode
pembelajaran sesuai
karakteristik siswa(6,99)
Memanfaatkan media
pembelajaran dalam
meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran
Menggunakan aneka sumber
3.2.15. Mengelola kelas saat menutup pembelajaran 6,99
3.3. Pengawasan dan 3.3.1. Melakukan penilaian otentik secara 6,99 Memanfaatkan hasil penilaian Melakukan penilaian otentik
penilaian otentik komprehensif otentik(7) secara komprehensif(6,99)
dilakukan dalam 3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian otentik 7 Melakukan pemantauan
proses 3.3.3. Melakukan pemantauan proses pembelajaran 7 proses pembelajaran(7)
pembelajaran 3.3.4. Melakukan supervisi proses pembelajaran 7 Melakukan supervisi proses
kepada guru pembelajaran kepada guru(7
3.3.5. Mengevaluasi proses pembelajaran 7 Mengevaluasi proses
pembelajaran(7)
Standar 4.1. Aspek penilaian 4.1.1. Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan 7 Mencakup ranah sikap, Menggunakan jenis teknik
Penilaian sesuai ranah keterampilan pengetahuan dan penilaian yang obyektif dan
Pendidikan kompetensi 4.1.2. Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah 7 keterampilan(7) akuntabel(6,99)
4.2. Teknik penilaian 4.2.1. Menggunakan jenis teknik penilaian yang 6,99 Memiliki bentuk pelaporan Menindaklanjuti hasil
obyektif dan obyektif dan akuntabel sesuai dengan ranah(7) pelaporan penilaian(6,99)
akuntabel 4.2.2. Memiliki perangkat teknik penilaian lengkap 7 Memiliki perangkat teknik Menggunakan instrumen
4.3. Penilaian 4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan penilaian 6,99 penilaian lengkap(7) penilaian aspek
pendidikan 4.3.2. Melakukan pelaporan penilaian secara periodik 7 Melakukan pelaporan pengetahuan(6,99)
ditindaklanjuti penilaian secara periodic(7) Menentukan kelulusan siswa

84
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
4.4. Instrumen 4.4.1. Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap 7capaian sub Menggunakan instrumen berdasarkan pertimbangan
penilaian 4.4.2. Menggunakan instrumen penilaian aspek 6,99 penilaian aspek sikap(7) yang sesuai(6,99)
menyesuaikan pengetahuan Menggunakan instrumen
aspek 4.4.3. Menggunakan instrumen penilaian aspek 7 penilaian aspek
keterampilan keterampilan(7)
4.5. Penilaian dilakukan 4.5.1. Melakukan penilaian berdasarkan 7 Melakukan penilaian
mengikuti prosedur penyelenggara sesuai prosedur berdasarkan penyelenggara
4.5.2. Melakukan penilaian berdasarkan ranah sesuai 7 sesuai prosedur(7)
prosedur Melakukan penilaian
4.5.3. Menentukan kelulusan siswa berdasarkan 6,99 berdasarkan ranah sesuai
pertimbangan yang sesuai prosedur(7)

5.1. Ketersediaan dan 5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 7 Berkualifikasi minimal S1 / D4 Bersertifikat pendidik (6,07),
kompetensi guru 5.1.3. Tersedia untuk tiap mata pelajaran 7 (7) dan tersedia untuk setiap Berkompetensi pedagogik
sesuai ketentuan 5.1.4. Bersertifikat pendidik 6,07 mata pelajaran (7) minimal baik (),
5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik 0 Berkompetensi kepribadian
5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik 0 minimal baik (),
5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik 0 Berkompetensi profesional
5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik 0 minimal baik (),
Berkompetensi sosial
minimal baik (),.
5.2. Ketersediaan dan 5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 7 Berkualifikasi minimal S1/D4 Bersertifikat kepala sekolah
kompetensi kepala 5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan 7 (7), Berusia sesuai kriteria (0), Berkompetensi
sekolah sesuai 5.2.3. Berpengalaman mengajar selama yang 7 saat pengangkatan (7), kepribadian minimal baik
ketentuan ditetapkan Berpengalaman mengajar (0), Berkompetensi
5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara 7 selama yang ditetapkan (7) manajerial minimal baik (0),
5.2.5. Bersertifikat pendidik 7 dan Bersertifikat pendidik (7) Berkompetensi
5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah 0 kewirausahaan minimal baik
5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik 0 (0), Berkompetensi supervisi
5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik 0 minimal baik (0), dan
5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik 0 Berkompetensi sosial
5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik 0 minimal baik (0)

85
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik 0capaian sub
5.3. Ketersediaan dan 5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi 0 Tersedia Kepala Tenaga
kompetensi tenaga 5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi 0 Administrasi (0), Memiliki
administrasi sesuai berkualifikasi minimal SMK/sederajat Kepala Tenaga Administrasi
ketentuan 5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi 0 berkualifikasi minimal
bersertifikat SMK/sederajat (0), Memiliki
5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi 0 Kepala Tenaga Administrasi
5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi 0 bersertifikat (0), Tersedia
berpendidikan sesuai ketentuan Tenaga Pelaksana Urusan
5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik 0 Administrasi (0), Memiliki
5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik 0 Tenaga Pelaksana Urusan
5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik 0 Administrasi berpendidikan
5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik 0 sesuai ketentuan (0),
Berkompetensi kepribadian
minimal baik (0),
Berkompetensi sosial
minimal baik (0),
Berkompetensi teknis
minimal baik (0), dan
Berkompetensi manajerial
minimal baik (0)
5.4. Ketersediaan dan 5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium 0 Tersedia Kepala Tenaga
kompetensi 5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium 0 Laboratorium (0), Memiliki
laboran sesuai berkualifikasi sesuai Kepala Tenaga Laboratorium
ketentuan 5.4.3. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium 0 berkualifikasi sesuai (0),
bersertifikat Memiliki Kepala Tenaga
5.4.4. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium 0 Laboratorium bersertifikat
berpengalaman sesuai (0),Tersedia Kepala Tenaga
5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran 0 Laboratorium
5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan 0 berpengalaman sesuai (0),
sesuai ketentuan Tersedia Tenaga Teknisi
5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran 0 Laboran (0), Memiliki

86
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuai 0capaian sub Tenaga Teknisi Laboran
ketentuan berpendidikan sesuai
5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik 0 ketentuan (0), Tersedia
5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik 0 Tenaga Laboran (0),
5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik 0 Memiliki Tenaga Laboran
5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik 0 berpendidikan sesuai
ketentuan(0),
Berkompetensi kepribadian
minimal baik (0),
Berkompetensi sosial
minimal baik (0),
Berkompetensi manajerial
minimal baik (0), dan
Berkompetensi profesional
minimal baik (0),
5.5. Ketersediaan dan 5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan 0 Tersedia Kepala Tenaga
kompetensi 5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan 0 Pustakawan (0), Memiliki
pustakawan sesuai berkualifikasi sesuai Kepala Tenaga Pustakawan
ketentuan 5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan 0 berkualifikasi sesuai (0),
bersertifikat Memiliki Kepala Tenaga
5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan 0 Pustakawan bersertifikat (0),
berpengalaman sesuai Memiliki Kepala Tenaga
5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan 0 Pustakawan berpengalaman
5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan 0 sesuai (0), Tersedia Tenaga
sesuai ketentuan Pustakawan (0), Memiliki
5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik 0 Tenaga Pustakawan
5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal 0 berpendidikan sesuai
baik ketentuan (0),
5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik 0 Berkompetensi manajerial
5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik 0 minimal baik (0),
5.5.11. Berkompetensi sosial minimal baik 0 Berkompetensi pengelolaan
informasi minimal baik (0),
5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi minimal 0
Berkompetensi kependidikan

87
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
baik capaian sub minimal baik (0),
Berkompetensi kepribadian
minimal baik (0),
Berkompetensi sosial
minimal baik (0), dan
Berkompetensi
pengembangan profesi
minimal baik (0)
Standar 6.1. Kapasitas daya 6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang 7 Memiliki kapasitas rombongan Kondisi lahan sekolah
Sarana dan tampung sekolah sesuai dan memadai belajar yang sesuai dan memenuhi persyaratan
Prasarana memadai 6.1.2. Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa 7 memadai (7), Rasio luas lahan (5,24), Rasio luas bangunan
Pendidikan 6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan 5,24 sesuai dengan jumlah siswa sesuai dengan jumlah siswa
6.1.4. Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah siswa 5,18 (7), dan Kondisi bangunan (5,18), dan Memiliki ragam
6.1.5. Kondisi bangunan sekolah memenuhi 6,99 sekolah memenuhi prasarana sesuai ketentuan
persyaratan persyaratan (6,99) (4,59)
6.1.6. Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan 4,59
6.2. Sekolah memiliki 6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai standar 4,78 Kondisi tempat Memiliki ruang kelas sesuai
sarana dan 6.2.2. Memiliki laboratorium IPA sesuai standar 0 bermain/lapangan layak pakai standar (4,78), Memiliki
prasarana 6.2.3. Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar 3,03 (6,99) laboratorium IPA sesuai
pembelajaran yang 6.2.4. Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai 0 standar (0), Memiliki ruang
lengkap dan layak standar perpustakaan sesuai
6.2.10. Kondisi ruang kelas layak pakai 0 standard (3,03), Memiliki
6.2.11. Kondisi laboratorium IPA layak pakai 0 tempat bermain/lapangan
6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak pakai 3,5 sesuai standar (0), Kondisi
6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai 6,99 ruang kelas layak pakai (0),
Kondisi laboratorium IPA
layak pakai (0), dan Kondisi
ruang perpustakaan layak
pakai (3,5)
6.3. Sekolah memiliki 6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai standar 4,47 Menyediakan kantin yang Memiliki ruang pimpinan
sarana dan 6.3.2. Memiliki ruang guru sesuai standar 3,53 layak (7), Menyediakan sesuai standar (4,47),
prasarana 6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai standar 5,6 tempat parkir yang memadai , Memiliki ruang guru sesuai

88
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
6.3.4. Memiliki tempat ibadah sesuai standar 0capaian sub dan Kondisi ruang sirkulasi standar (3,53), Memiliki
6.3.5. Memiliki jamban sesuai standar 3,56 layak pakai (7) ruang UKS sesuai standar
6.3.6. Memiliki gudang sesuai standar 0 (5,6), Memiliki tempat ibadah
6.3.7. Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar 0 sesuai standar (0), Memiliki
6.3.8. Memiliki ruang tata usaha sesuai standar 0 jamban sesuai standar (3,56),
6.3.9. Memiliki ruang konseling sesuai standar 0 Memiliki gudang sesuai
6.3.10. Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai 0 standar (0), Memiliki ruang
standar sirkulasi sesuai standar
6.3.11. Menyediakan kantin yang layak 7 (0),Memiliki ruang tata usaha
6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang memadai 6,99 sesuai standar, Memiliki
6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak pakai 0 ruang konseling sesuai
6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai 5,6 standar, Memiliki ruang
organisasi kesiswaan sesuai
6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai 3,5
standar, Kondisi ruang
6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak pakai 0
pendukung yang pimpinan layak pakai (0),
6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar 1
lengkap dan layak Kondisi ruang guru layak
6.3.19. Kondisi gudang layak pakai 0
pakai (5,6), Kondisi ruang
6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak pakai 7 UKS layak pakai (3,5),
6.3.21. Kondisi ruang tata usaha layak pakai 0 Kondisi tempat ibadah layak
6.3.22. Kondisi ruang konseling layak pakai 0 pakai (0), Kondisi jamban
6.3.23. Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai 0 sesuai standar (1), Kondisi
gudang layak pakai
(0),Kondisi ruang tata usaha
layak pakai, Kondisi ruang
konseling layak pakai, dan
Kondisi ruang organisasi
kesiswaan layak pakai.

Standar 7.1. Sekolah melakukan 7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai 7 Memiliki visi, misi, dan tujuan
Pengelolaan perencanaan ketentuan yang jelas sesuai ketentuan (7)
Pendidikan pengelolaan 7.1.2. Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang 7 Mengembangkan rencana
lingkup sesuai ketentuan kerja sekolah ruang lingkup
sesuai ketentuan (7)

89
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
capaian sub Melibatkan pemangku
kepentingan sekolah dalam
perencanaan pengelolaan
sekolah (7)
7.1.3. Melibatkan pemangku kepentingan sekolah 7
dalam perencanaan pengelolaan sekolah
7.2. Program 7.2.1. Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap 6.99 Melibatkan pemangku Memiliki pedoman
pengelolaan 7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan 7 kepentingan sekolah dalam pengelolaan sekolah lengkap
dilaksanakan 7.2.3. Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga 6.99 perencanaan pengelolaan (6.99) Meningkatkan
sesuai ketentuan kependidikan sekolah(7) Menyelenggarakan dayaguna pendidik dan
7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri 7 kegiatan layanan tenaga kependidikan (6.99)
7.2.5. Membangun kemitraan dan melibatkan peran 6.99 kesiswaan(7) Melaksanakan Membangun kemitraan dan
serta masyarakat serta lembaga lain yang pengelolaan bidang kurikulum melibatkan peran serta
relevan dan kegiatan pembelajaran(7) masyarakat serta lembaga
7.2.6. Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum 7 lain yang relevan (6.99)
dan kegiatan pembelajaran
7.3. Kepala sekolah 7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik 0 Berjiwa kepemimpinan (7) Berkepribadian dan
berkinerja baik 7.3.2. Berjiwa kepemimpinan 7 Mengelola sumber daya bersosialisasi dengan baik
dalam 7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik 0 dengan baik (7) ()Mengembangkan sekolah
melaksanakan 7.3.4. Mengelola sumber daya dengan baik 7 dengan baik ()Berjiwa
tugas 7.3.5. Berjiwa kewirausahaan 0 kewirausahaan ()Melakukan
kepemimpinan 7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik 0 supervisi dengan baik ()
7.4. Sekolah mengelola 7.4.1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuai 7 Memiliki sistem informasi
sistem informasi ketentuan manajemen sesuai ketentuan
manajemen
Standar 8.1. Sekolah 8.1.1. Membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu 7 Membebaskan biaya bagi
Pembiayaa memberikan 8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan latar belakang 7 siswa tidak mampu (7)
n layanan subsidi ekonomi yang jelas Memiliki daftar siswa dengan
silang 8.1.3. Melaksanakan subsidi silang untuk membantu 7 latar belakang ekonomi yang
siswa kurang mampu jelas (7) Melaksanakan subsidi
silang untuk membantu siswa
kurang mampu (7)

90
Kondisi Saat Analisis Lngkungan Internal
Standar Standar/Indikator Sub Indikator ini
Dengan Kekuatan Kelemahan
8.2. Beban operasional 8.2.1. Memiliki biaya operasional non personil sesuai 7capaian sub Memiliki biaya operasional
sekolah sesuai ketentuan non personil sesuai ketentuan
ketentuan (7)
8.3. Sekolah melakukan 8.3.1. Mengatur alokasi dana yang berasal dari 7 Mengatur alokasi dana yang Memiliki laporan
pengelolaan dana APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya berasal dari pengelolaan dana (6.99)
dengan baik 8.3.2. Memiliki laporan pengelolaan dana 6.99 APBD/APBN/Yayasan/sumber
8.3.3. Memiliki laporan yang dapat diakses oleh 7 lainnya (7) Memiliki laporan
pemangku kepentingan yang dapat diakses oleh
pemangku kepentingan (7)

91
3. Tabel Analisis Masaslah
Standar Masalah Akar Masalah Rekomendasi
- -
-
-

- -

Standar Pembiayaan - Sekolah memberikan layanan subsidi - Sekolah memberikan layanan subsidi - Perlu membebaskan biaya bagi siswa
silang silang tidak mampu, sekolah juga perlu memiliki
- Beban operasional sekolah sesuai - Beban operasional sekolah sesuai daftar siswa dengan latar belakang
ketentuan ketentuan ekonomi yang jelas
- Sekolah melakukan pengelolaan dana - Sekolah melakukan pengelolaan dana - Perlu memiliki biaya operasional non
dengan baik dengan baik personil sesuai ketentuan
- Perlu memiliki laporan pengelolaan dana,
dan memiliki laporan yang dapat diakses
oleh pemangku kepentingan

92

Anda mungkin juga menyukai