Ahmad Mulqi_140711100046
Program Studi Hukum Bisnis Syariah, Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang, PO BOX 2, Kamal, Bangkalan – 69162
E-mail: ahmadmulqi58@gmail.com
Abstrak
berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. BUMDes adalah suatu lembaga atau
badan perekonomian yang ada unsur hukum yang mengikat, dibentuk dan dimiliki
oleh pemerintah Desa. BUMDes Lentera Rakyat menggunakan sistem bagi hasil.
Adapun bidang usaha yang dikelola BUMDes lentera rakyat yaitu peternakan sapi,
penjualan LPG dan kerajinan tangan (anyaman) yang berasal dari sumber potensi
desa sukajeruk.
mengenai situasi yang terjadi, maka jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis
dan empiris. Sumberdata yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder, dimana data primer pengambilan data melalui buku-buku
atau sumber secara tertulis, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh
langsung dari lapangan.
jenis bidang usaha, diantaranya; (1). Usaha peternakan sapi (2). Usaha Penjualan
LPG 3kg (3) Usaha kerajinan anyaman. Sumber dananya berasal dari pihak desa
selaku shahibul maal sebesar Rp. 70.000.000, modal Rp. 70.000.000 ini dijadikan
modal usaha dari tiga jenis usaha tersebut. BUMDes Lentera Rakyat menggunakan
sistem bagi hasil, apabila dikemudian hari ada keuntungan, maka keuntungan
tersebut dibagi antara pengelola BUMDes dengan Desa. Adapun pembagian nisbah
keuntungannya yaitu 50% untuk Desa dan 50% BUMDes Lentera Rakyat, apabila
Desa, adapun 50% dari laba yang didapat oleh pengelola (shahibul maal) itu dibagi
lagi dengan seluruh pengelola serta pengurus BUMDes Lentera Rakyat, yang
untuk kepentingan dana sosial. 25% untuk kesejahteraan pengurus dan anggota.
Adapun 25% dari laba ini kemudian dibagi keseluruh pengelola serta anggota secara
merata, dengan alasan supaya tidak ada yang merasa diberatkan oleh salah satu
pihak.
BUMDes are expected to be the driving force for the economy in the Village
institution / body that has a binding legal element, is formed and owned by the
Village government. BUMDes Lentera Rakyat uses a profit sharing system. As for
the business fields managed by the people's lantern BUMDes, namely cattle farming,
LPG sales and handicrafts (woven) that come from potential sources of the Sukajeruk
village.
This research is a type of field research (field research), which describes and
describes the situation and phenomena more clearly about the situation that occurs, so
the type of research used is qualitative research. This research approach uses a
normative and empirical approach. Sources of data used in this study are primary data
and secondary data, where primary data is collected through books or written sources,
business fields, including; (1). Cattle husbandry business (2). 3kg LPG sales business.
(3) Weaving handicraft business. The source of the funds came from the village as
shahibul maal, amounting to Rp. 70,000,000, capital of Rp. This 70,000,000 is used
as business capital for the three types of businesses. BUMDes Lentera Rakyat uses a
profit-sharing system, if in the future there is a profit, then the profit is shared
between the BUMDes manager and the village. As for the distribution of the profit
ratio, namely 50% for the Village and 50% for BUMDes Lentera Rakyat, if there is a
loss, the loss will be shared with the BUMDes and the Village, while 50% of the
profit earned by the manager (shahibul maal) is divided again with all managers and
management of BUMDes Lentera Rakyat, the percentage is, 20% for additional
BUMDes Lentera Rakyat capital, 5% for the benefit of social funds. 25% for the
welfare of management and members. As for 25% of this profit is then divided
equally among all managers and members, with the excuse that no one feels burdened
by either party.
Salah satunya adalah misi pemerintah Sama halnya seperti salah satu Desa
bagi kemampuan daerah dan pedesaan masyarakat juga akan terlibat dalam
yang menjadi salah satu Desa yang hal Smenanggung rugi karena dengan
patut di contoh oleh desa lain yaitu menggunakan sistem bagi hasil semua
dengan menggunakan sistem bagi hasil dibicarakan oleh ulama fiqih. Secara
salah
1
Thabrani. Abdul Mukti. “Mudharabah
Perspektif Averroes (Ibn Ruyd)”. DIALOG:
Jurnal Iqtishadia. No. 1. Th. MMXIV. Juni
2
2014. 7-12. Ibid.,
satu jenis akad dalam badan hasil selain dapat meringankan beban
usaha3. Prinsip ini telah banyak atau masalah yang sedang di hadapi
digunakan oleh badan usaha untuk oleh BUMDes juga dapat mempererat
lentera rakyat menerapkan bagi hasil memiliki beberapa usaha yang sedang
di Desa Sukajeruk?
METODE PENELITIAN dengan jalan langsung terjun
Jenis penelitian skripsi ini adalah karena analisis data yang dilakukan
fenomena yang lebih jelas mengenai dialami, yang tidak selalu harus
penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif adalah suatu metode yang
penelitian yang cermat yang dilakukan berdasarkan data dari variabel yang
5
Wawan. Risnawan. “ Strategi Pemerinntah diperoleh dari kelompok subjek yang
Daerah Dalam Meneingkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia di Kecamatan Panumbangan
Kabupaten Ciamis.” DIALOG: Jurnal Ilmiah
diteliti.
Ilmu Administrasi Negara. No. 4. Th.
MMXVII. Maret 2017. 574-580 C. Pendekatan Penelitian
Peneliti menggunakan dua pendekatan hukum. Penelitian ini dilakukan
norma. Sistem norma yang dibangun hukum ini adalah penelitian hukum
yaitu penelitian yang memiliki objek berfungsi untuk melihat hukum dalam
kajian tentang kaidah atau aturan artian nyata dan meniliti bagaimana
perilaku verbal yang didapat dari sumber data pertama dimana sebuah
wawancara maka sumber data disebut dengan ketat. Teknik wawancara yang
Data sekunder adalah data yang pengamatan suatu objek yang diteliti
diperoleh dari bahan kepustakaan yang secara langsung dan peneliti datang
diteliti. Bentuk dari data sekunder ini untuk melakukan penelitian atau
untuk melengkapi dan menunjang data secara audio dan visual. Agar seluruh
penelitian atau rekam digital gambar Penelitian ini dilakukan pada bulan
atau hasil foto serta hasil tulisan atau November hingga bulan maret 2020.
berupa foto maka sebagai bukti bahwa A. Praktik Bagi Hasil BUMDes
yang lebih jelas dan lengkap. Oleh shahibul maal adalah pihak Desa
dari pemerintah Desa dan pihak dari serta menyetujui peraturan yang telah
BUMDes Lentera Rakyat terdiri dari memberikan tiga bidang usaha yang
anyaman. sedangkan untuk sighatnya sapi (2). Usaha Penjualan LPG 3kg (3)
sudah tertera didalam surat perjanjian Usaha kerajinan anyaman. Dari ketiga
pengelola. Mengenai bidang usaha modal 70 juta tersebut akan dibagi lagi
pendapatan asli desa (PADES), 20% tersebut akan ditanggung bersama oleh
untuk tambahan modal usaha kedua belah pihak dan apabila untung
selanjutnya yang akan diproduksi lagi, maka keuntungan tersebut juga dibagi
anggota, atau hasil dari pengelolaan Rakyat menggunakan sistem bagi rata
semua unit usaha, yang nantinya akan dengan alasan supaya tidak ada yang
dibagi rata kepada semua pengelola, merasa diberatkan oleh salah satu
dan 5% untuk dana sosial. Sedangkan pihak. Kebijakan yang diambil oleh
kerugian tersebut akan ditanggung sesuai dengan teori bagi hasil akad
keuntungannya setiap ada (LPJ) atau bahwa bagi hasil yang sebenarnya
bagi hasil yang digunakan adalah bagi Akan tetapi merupakan sebuah
keputusan bagi rata adalah untuk modalnya. Ini dapat diwujudkan jika
antara pemilik modal dan pengelola. mata uang. Modal bagi hasil tidak
10
Ascarya. Akad dan Program Bank Syariah
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2014). 62.
sistem bagi hasil mudharabah Mudharib harus memiliki kebebasan
pemodalannya dari shahibul maal yaitu kongsi serta dalam semua pembuatan
pihak Desa yang memberikan modal keputusan terkait kontrak bagi hasil
berupa uang secara tunai kepada pihak tidak boleh berisi syarat yang
bersama-sama antara shahibul maal dan Syafi’i.11 Teori ini sesuai dengan
ini sejalan dengan praktik sistem bagi Lentera Rakyat dalam melaksanakan
hasil badan usaha milik Desa akad mudharabah pada sistem bagi
pengelola atau shahibul maal tanpa kebebasan atas pengelolaan unit usaha
adanya ikut campur mengelola dari yang sedang di kelola oleh BUMDes
11
berlangsungnya usaha tersebut. Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, 78.
dikelola oleh mudharib, yaitu harus
memperdagangkan barang-barang