Anda di halaman 1dari 2

D.

4 KRITISME (TRANSENDENTALISME)

Aliran ini dipelopori oleh Immanuel Kant berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu
berawal dari luar maupun dari dalam jiwa manusia itu sendiri (rasio). Aliran ini
awalnya menjembatani antara aliran rasionalism dan empirism yang diketahui memiliki
perbedaan yang signifikan dan tajam.

D.5 POSITIVISME

Aliran ini mulanya pertama kali digunakan oleh Saint Simon (1825). Aliran ini
berakar dari empirisme. Prinsip filosofinya dikembangkan pertamakali oleh Francis
Bscon (1600) seorang empirist dari Inggris. Aliran ⚫ ini menyatakan bahwa ilmu
adalah satu-satunya pengetahuan yang memiliki validitas dan fakta yang menjadi
objek pengetahuannya. Sehingga positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau
subjek di belakang fakta, menolak penggunaan segala metode di luar yang digunakan
untuk menelaah fakta.

Positivisme berpendapat bahwa filsafat hendaknya semata-mata berdasar pada


peristiwa-peristiwa positif yang dialami oleh manusia.
D.6 MATERIALISME

Materialisme berasal dari kata "Materi" dan "Isme". Materi dapat dipahami sebagai
bahan, benda, segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah pandangan hidup yang
mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di alam kebendaan
semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.
Sementara itu, manusia yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai
materialis/materialistis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran)
materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata.

selain itu, materialisme juga disebut sebuah aliran filsafat yang memiliki
pendirian bahwa hakikat itu bersifat materi.
D.7 PRAGMATISME

Berasal dari kata "pragma" yang berarti guna. Maka pragmatisme adalah suatu aliran
yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokohnya William James (1842-1910)
lahir di New York, yang ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi fisiologi dan
filsafat. Dia juga memperkenalkan idenya tentang pragmatisme.

Aliran ini mulanya dipelopori oleh C.S.Peirce, William James, Jhon Dewey, George
Hebert Mead, F.C.S Schiller dan Richard Rorty. Aliran ini muncul karena adanya
reaksi terhadap idealisme yang lebih dominan menganggap kebenaran sebagai entitas
yang abstrak, sistematis dan cerminan dari realitas.

Aliran pragmatisme berideologi bahwa benar atau tidaknya suatu ucapan, teori,
dalil, ataupun statment semata-mata bergantung pada berfaedah atau tidaknya ucapan,
teori dan dalil tersebut bagi manusia untuk bertindak di dalam kehidupan. Dan
berargumentasi bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu pengetahuan dan
menggantinya dengan aktifitas manusia sebagai sumber ilmu pengetahuan.

D.8 EKSISTENSIALISME

Eksistensialime berasal dari kata Eks yang berarti "keluar" dan Sistensi atau Sisto
yang berarti "berdiri, menempatkan". Eksistensialisme mulanya dipelopori oleh Soren
Kierkegaard (1831-1855), Martin Heidegger, J.P.Sarte, Karl Jasper dan Gabriel
Marcel. Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala
dengan berdasar eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada (bereksistensi)
dalam dunia.
Aliran ini bertitik tolak pada manusia yang konkrit, yaitu manusia sebagai
eksistensi dan dengan titik balik ini, maka bagi manusia eksistensi itu mendahului
esensi.

Esistensialisme, mengatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar
anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial
mereka, melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka. Para
pendidik eksistensialis akan mengukur hasil pendidikan bukan semata-mata pada apa
yang telah dipelajari dan diketahui oleh anak didik, tetapi yang lebih penting
adalah apa yang mampu mereka ketahui dan alami. Oleh karena itu mereka menolak
pendidikan dengan sistem indoktrinasi.

Anda mungkin juga menyukai