KARBON-KARBON MENGGUNAKAN
PEREAKSI ORGANOLOGAM
(Lanjutan)
SENYAWA ORGANONATRIUM
Senyawa organo natrium bereaksi dengan cara yang sama seperti
pereaksi Grignard, tapi jauh lebih keras. Organonatrium bereaksi
dengan eter sehingga dalam pembuatannya harus dalam pelarut
hidrokarbon.
Reaksi ini jauh lebih cepat daripada reaksi pereaksi Grignard
yang analog dengannya sehingga diperlukan teknik khusus dalam
pelaksanaannya, apalagi pereaksi ini secara spontan terbakar di
udara sehingga nilai sintetiknya sangat terbatas, dan oleh
karenanya diganti dengan organolitium.
SENYAWA ORGANOLITIUM
▪ Senyawa organolitium sedikit kurang reaktif daripada
organonatrium yang analog dengannya, tetapi lebih reaktif
daripada pereaksi Grignard.
▪ Pereaksi ini mampu melakukan beberapa reaksi yang tidak dapat
dilakukan oleh pereaksi Grignard.
PEMBUATAN SENYAWA ORGANOLITIUM
Seperti halnya pereaksi Grignard, senyawa organolitium dapat dibuat
melalui pengolahan halida organik dengan logam litium di dalam
pelarut eter.
Logam litium selalu tidak bereaksi dengan baik dengan vinil dan aril
halida, dan senyawa organolitium lebih memudahkan dibuat melalui
reaksi pertukaran logam-halogen, sebagai contoh dengan butil litium.
Reaksi metalasi cocok untuk pembuatan turunan litium dari
hidrokarbon yang bersifat asam, sebagai contoh:
REAKSI SENYAWA ORGANOLITIUM
Reaksi organolitium pada dasarnya paralel dengan reaksi pereaksi
Grignard, dan perhatian selanjutnya adalah reaksi yang hanya dapat
dilakukan oleh senyawa organolitium, atau reaksi dimana senyawa
organolitium lebih efektif sebagai pereaksi
a. Senyawa litium kurang terpengaruh oleh rintangan sterik dari
gugus yang ada pada gugus karbonil.
Sebagai contoh, meskipun isopropilmagnesium bromida tidak
dapat mengadisi ke dalam di-isopropil keton, tetapi isopropil-litium
berhasil mengadisi menghasilkan tri-isopropil karbinol.
b. Meskipun reaksi pereaksi Grignard dengan keton ,!-tak-jenuh
kerap kali dominan melalui adisi-1,4, tetapi organolitium dominan
beraksi melalui adisi-1,2.
Sebagai contoh:
c. Senyawa organolitium lebih efissien bereaksi dengan alkil halida,
dan reaksi kopling Wurzt dapat dilakukan dengan rendamen yang
baik.
Sebuah contoh yang menarik, sintesis senyawa aktif optis 9,10-
dihidro-3’,4,5’,6-dibenzofenantren dari senyawa tak aktif optis asam
1,1’-binaftil-2,2’dikarboksilat.
d. Karbon dioksida bereaksi dengan pereaksi Grignard menghasilkan
asam karboksilat, tetapi reaksinya dengan senyawa organolitium
menghasilkan keton.
Hal yang serupa, asam karboksilat dapat dikonversi menjadi keton
dengan menggunakan pereaksi organolitium.Sebagai contoh, reaksi
asam sikloheksanakarboksilat dengan metil litium menghasilkan metil
sikloheksil keton dengan rendamen di atas 94%.
e. Tidak seperti pereaksi Grignard, senyawa organolitium bereaksi
dengan ikatan rangkap dua olefinik. Olefin sederhana seperti etilen
hanya bereaksi pada tekanan tinggi (100-500 atm) dan
menghasilkan campuran senyawa-senyawa olefin rantai panjang
yang berbeda-beda, tetapi olefin terkonjugasi bereaksi pada tekanan
atmosfir.
Jika hasil adisi yang pertama mengandung litium yang terikat pada
atom karbon yang terlindungi, reaksi berhenti pada tahap ini.
Sebagai contoh:
f. Tidak seperti pereaksi Grignard, senyawa-senyawa litium cukup kuat
sebagai nukleofil untuk bereaksi pada inti atom-atom karbon sistem
aromatik yang teraktivasi terhadap nukelofil.
Sebagai contoh, fenil litium bereaksi dengan piridin pada suhu 110oC
menghasilkan suatu suatu spesies yang terdekomposisi oleh air
menghasilkan 2-fenilpiridin dengan rendamen 40-49%.
SENYAWA ORGANOTEMBAGA
▪ Senyawa-senyawa karbonil ,-tak-jenuh dapat bereaksi dengan
pereaksi Grignard melalui adisi-1,2 dan adisi-1,4, sedangkan
reaksinya dengan pereaksi organolitium melalui adisi-1,2. Apabila
diinginkan terjadi hanya adisi-1,4 maka pilihan pereaksi yang akan
digunakan mengarah kepada senyawa organotembaga.