Anda di halaman 1dari 1

Jawaban

Churchill memiliki hak untuk mengajukan gugatan baik melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Samarinda maupun melalui badan International Center for Settlement of Investment Dispute (ICSID)
karena kasus ini melibatkan perdebatan hukum yang berkaitan dengan dua aspek berbeda:
administratif dan hukum investasi internasional.

1. **Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Samarinda**: Churchill menggunakan jalur ini untuk
menyelesaikan perselisihan di tingkat nasional Indonesia. Gugatan ini difokuskan pada
keputusan pemerintah daerah (Pemda Kutai Timur) yang mencabut Izin Usaha
Pertambangan (IUP). PTUN biasanya menangani sengketa administratif antara perusahaan
atau individu dengan badan administrasi atau pemerintah, dalam hal ini terkait pencabutan
izin oleh pemerintah daerah. Meskipun Churchill gagal di tingkat nasional dalam mengubah
keputusan Pemda, hal ini tidak menghalangi mereka untuk mencari penyelesaian di tingkat
internasional.

2. **International Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID)**: Churchill kemudian


memilih ICSID karena kasus ini tidak hanya terbatas pada perdebatan administratif di tingkat
nasional, tetapi juga melibatkan aspek hukum investasi internasional. ICSID adalah badan
arbitrase internasional yang khusus menangani perselisihan investasi antara investor asing
dan negara tuan rumah. Churchill memperjuangkan hak investasinya di Indonesia yang
mereka klaim terganggu oleh tindakan pemerintah yang dianggap melanggar perjanjian
investasi bilateral atau peraturan perlindungan investasi asing.

Alasan pelaku bisnis lebih memilih arbitrase daripada pengadilan bisa bervariasi:

- **Keberpihakan**: Arbitrase sering kali dianggap lebih netral dan tidak terpengaruh oleh
kepentingan politik atau lokal dibandingkan dengan pengadilan di negara tertentu.

- **Kecepatan**: Proses arbitrase sering kali lebih cepat daripada proses pengadilan yang bisa
memakan waktu bertahun-tahun, memberikan keputusan yang lebih cepat.

- **Kepercayaan**: Bisnis sering merasa lebih percaya pada keahlian arbitrator yang merupakan
pakar di bidangnya, dibandingkan dengan hakim yang mungkin tidak memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang masalah bisnis yang kompleks.

- **Kerahasiaan**: Proses arbitrase biasanya lebih bersifat rahasia dibandingkan dengan pengadilan,
memungkinkan bisnis untuk menjaga informasi bisnis rahasia.

Pilihan antara arbitrase dan pengadilan sangat tergantung pada kasus spesifik, hukum yang berlaku,
kepentingan bisnis, dan keadaan politik dari masing-masing pihak yang berselisih.

Anda mungkin juga menyukai