Anda di halaman 1dari 2

I MADE YOGA DARMA PUTRA 1515351157/43

Kepailitan PT TT International Indonesia

I. Latar Belakang

Kasus kepailitan (tutupnya suatu perusahaan) menjadi ancaman serius bagi setiap
perusahaan, baik itu perusahaan dengan skala besar, sedang dan kecil sekalipun. Kasus kepailitan
perusahaan sering terjadi di berbagai negara di dunia tanpa terkecuali, termasuk perusahaan yang
ada di Indonesia. Contohnya, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menerima permohonan status pailit
PT TT International Indonesia, yang memproduksi elektronik merek Akira. PT TT International
Indonesia, yang memproduksi elektronik merek Akira. TT International Indonesia merupakan
perusahaan di bawah TT International, perusahaan penjual elektronik asal Singapura. Selama ini,
TT International bekerja sama dengan Teac, Electronic Solutions dan Home Solution untuk
penjualan produknya. Dalam putusan yang dibacakan, Rabu (21/12/2016) ketua majelis hakim
Budi Hertyanto mengatakan, permohonan pailit TT International Indonesia sesuai ketentuan UU
No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Dalam putusannya, Budi menjelaskan, sebelum
mengajukan permohonan pailit, TT International Indonesia sudah terlebih dahulu dilikuidasi
pada 2014. Putusan pailit juga turut dikenakan bagi PT Akira Electronics Indonesia yang juga
mengajukan permohonan secara sukarela. Untuk putusan Akira dibacakan oleh ketua majelis
hakim Hastopo, Kamis (22/12/2016) dengan pertimbangan yang serupa. "Permohonan pun
diajukan dari pihak likuidator" jelas Budi. Alasan dilikuidasi pun karena perusahaan sudah tak
mampu beroperasi. Sebab, biaya produksi yang terlampau mahal dari biaya modal perusahaan.
Lagipula di sisi lain, perusahaan memiliki tagihan kepada kantor pajak yang totalnya mencapai
Rp 20 miliar dan kepada kreditur lain seperti supplier dan mitra kerja lainnya dengan total
sebesar Rp 5 miliar. Permohonan pailit sukarela pun telah mendapat persetujuan dari para
pemegang saham dalam RUPS perusahaan. Dalam persidangan juga, lima kreditur yang
merupakan mitra kerja TT International Indonesia di Kalimantan telah memberikan pernyataan
tertulis yang menyatakan tidak keberatan untuk perusahaan dipailitkan. Dengan demikian, Budi
menilai permohonan pailit itu telah memenuhi ketentuan UU Kepailitan sehingga permohonan
dapat dikabulkan seluruhnya. Adapun setelah dinyatakan pailit, maka seluruh aset TT
International Indonesia jatuh ke tangan kurator. Meski begitu ditemui seusai persidangan, kuasa
hukum TT International Indonesia Melki Simamora enggan untuk memberikan keterangan.
II. Landasan Teori

Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang
pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Pengadilan yang berenang dalam proses
kepailitan suatu perusahaan adalah Pengadilan Niaga. Dan pada Pasal 2 menyebutkan bahwa
pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit meliputi ; debitur atau kreditur, kejaksaan,
Bank Indonesia, badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Menteri Keungan, perusahaan
asuransi, Dana Pensiun dan BUMN.

III. Metodelogi
Proses pailit PT TT International Indonesia ini dilaksanakan atas suatu dasar hukum, yaitu
UU No. 37 tahun 2004, yang mengatur tentang kepailitan dan penundaan kewajiban
pembayaran utang. Kepailitan PT TT International Indonesia juga dikuatkan oleh keputusan
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

IV. Kesimpulan
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menerima permohonan status pailit PT TT International
Indonesia. PT TT International Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi barang
elektronik merek Akira. TT International Indonesia merupakan perusahaan di bawah TT
International, perusahaan penjual elektronik asal Singapura. Dalam putusan yang dibacakan,
Rabu (21/12/2016) ketua majelis hakim Budi Hertyanto mengatakan, permohonan pailit TT
International Indonesia sesuai ketentuan UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Dalam
putusannya, dijelaskan pengajuaan permohonan pailit, TT International Indonesia sudah terlebih
dahulu dilikuidasi pada 2014. Budi menilai permohonan pailit itu telah memenuhi ketentuan UU
Kepailitan sehingga permohonan dapat dikabulkan seluruhnya.

Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/12/23/112007326/produsen.elektronik.merek.akira.
dinyatakan.pailit

Anda mungkin juga menyukai