Anda di halaman 1dari 11

Skenario 2

Ny R usia 40 tahun satu jam sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri,
menjalar ke leher, rahang, lengan serta punggung sebelah kiri, nyeri dirasakan seperti tertekan benda
berat, nyeri menetap dan semakin memberat walaupun diistirahatkan. Nyeri dirasakan terus menerus lebih
dari 30 menit. Kemudian oleh keluarga di bawa ke UGD RS.

Klien sebelumnya belum pernah di rawat atau sakit berat tetapi memiliki kebiasaan kurang olah raga,
riwayat merokok berat 2 bungkus per hari, klien adalah seorang kepala keluarga dan bekerja sebagai
seorang manajer di salah satu perusahaan. Hasil pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis, TD 140/90
mmHg, Nadi 98x/menit, RR 30x/menit. Tampak gelisah, banyak keluar keringat. Hasil pemeriksaan EKG
menunjukkan adanya ST Elevasi. Hasil Laboratorium terdapat enzim troponin T positip dan CKMB
meningkat. Oleh dokter klien di diagnosa sindroma koroner akut dengan ST elevasi Miocard infark.

Topik diskusi :

1. Konsep utama teori


2. Asumsi – Asumsi dan Paradigma keperawatan
3. Aplikasi Model dalam Pemberian Asuhan Keperawatan (Nursing proses)
4. Kekuatan dan Kelemahan

Terminologi:

 Nyeri (diva):

 Klien (asyifa):
(nasywa) penerima asuhan keperawatan dan dapat didefinisikan sebagai individu, keluarga,
komunitas, atau kelompok yang lebih besar.

 kesadaran komposmentis (delfi):


(ivoni) keadaan seorang penuh dan dapat menjawab pertanyaan

 Rawat (farouq)
(nabila) "Rawat" adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyatakan tindakan perawatan
atau pengobatan terhadap seseorang yang sedang sakit atau membutuhkan perhatian kesehatan.
Jadi, "rawat" mencakup segala tindakan yang dilakukan untuk merawat atau menyembuhkan
seseorang yang mengalami masalah kesehatan.
 enzim troponin (fidela) :
(aulia) Troponin adalah sejenis enzim dalam jantung yang seringkali dipakai untuk mendiagnosa
penyakit jantung. Enzim ini memiliki sensitifitas tinggi ketika seseorang mengalami serangan
jantung, troponin masuk aliran darah sekitar 3-4 jam.

 UGD (rasya):
(alsyura) Alsyura Cindy Habila:
UGD adalah singkatan dari "Unit Gawat Darurat" dalam bahasa Indonesia, yang diterjemahkan
menjadi "Unit Darurat" dalam bahasa Inggris. Ini adalah fasilitas perawatan medis yang
berspesialisasi dalam pengobatan darurat, yang menyediakan perawatan awal untuk berbagai
macam penyakit dan cedera, beberapa di antaranya mungkin mengancam jiwa dan memerlukan
perhatian segera.
UGD biasanya terdapat di rumah sakit atau pusat layanan primer lainnya dan beroperasi 24 jam
sehari, meskipun tingkat staf dapat bervariasi tergantung pada volume pasien.
Di Indonesia, UGD merupakan pintu masuk penting bagi mereka yang tidak mempunyai akses
terhadap layanan kesehatan.

Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di Puskesmas yang memberikan
pelayanan kepada penderita gawat darurat memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan
pertama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat karena sakit atau cedera yang dapat
mengancam keselamatan nyawa dan mencegah cedera lebih lanjut, pelayanan di UGD harus
memberikan pelayanan 24 jam perhari (UU No 36, 2009). Keadaan gawat darurat adalah suatu
keadaan klinis dimana pasien membutuhkan pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan
nyawa dan kecacatan lebih lanjut.

 CKMB (kesya):
(putri nadya) CKMB adalah enzim yang ditemukan dalam otot jantung. Peningkatan level CK-
MB dalam darah dapat menjadi indikator kerusakan pada otot jantung, khususnya terkait dengan
serangan jantung atau infark miokard.

 RR (cintya):
(afra) jumlah pernapasan yang diambil dari seseorang setiap menit dan diambil dalam keadaan
tenang atau istirahat

 sindroma koroner akut (haura):


(melisa) Sindrom koroner akut adalah istilah yang menggambarkan serangkaian kondisi yang
berhubungan dengan berkurangnya aliran darah ke jantung secara tiba-tiba
 ST Elevasi (nabila):
(elsa) ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan
kematian sel miosit jantung karena iskhemia yang berkepanjangan akibat oklusi koroner akut.
STEMI terjadi akibat stenosis total pembuluh darah koroner sehingga menyebabkan nekrosis sel
jantung yang bersifat irreversible.

 Hasil pemeriksaan EKG (reva):


(rahmiyatul): Terminologi EKG Elektrokardiogram adalah prosedur medis untuk mendeteksi
aktivitas jantung yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Ambulatory EKG, yaitu pemeriksaan yang dilakukan menggunakan mesin EKG portabel untuk
mendeteksi aktivitas listrik jantung pasien di rumah. Dimana, mesin tersebut akan dipasangkan
pada pinggang pasien.
2. Stress EKG, yaitu pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung pasien ketika beraktivitas. Karena
itulah, pemeriksaannya biasa dilakukan pada pasien dengan menggunakan treadmill.
3.Resting EKG, dilakukan pada pasien dengan posisi berbaring.
Rumusan Masalah:

1. apa penyebab klien di diagnosa sindroma koroner akut? (Yona)

2. Apakah pernyataan "klien sebagai kepala keluarga dan manajer" berpengaruh terhadap penyakit

yang di alami (afra) ?

3. Apakah usia mempengaruhi Sesorang dalam mengidap Sindrome koroner akut (hakim)

4. dalam skenario disebutkan bahwa klien mengeluh nyeri seperti nyeri dada sebelah kiri, menjalar

ke leher, rahang, dll. apakah kita bisa mendiagnosa itu merupkan salah satu faktor riwayat klien

yang merupakan perokok berat (nabila)?

5. Dari skenario tersebut, teori apa yang cocok untuk diterapkan pada klien dan bagaimana

penerapannya (wardah)?

6. bagaimana intervensi yang dilakukan perawat berdasarkan kasus (fidela)?

7. Apa langkah-langkah yang sebaiknya diambil oleh tim medis setelah mendiagnosis sindroma

koroner akut dengan ST elevasi pada Ny. R(salsabila)?

Jawaban dari rumusan masalah:

1. (ELSA)

Sindrom koroner akut terjadi akibat adanya penyempitan pembuluh darah koroner yang berperan

dalam mengalirkan darah yang kaya oksigen ke otot jantung. Kondisi ini disebabkan oleh

aterosklerosis, yaitu suatu plak kolesterol yang terbentuk pada dinding bagian dalam arteri

koroner, yang dapat menyumbat aliran darah. Plak ini terbentuk dalam sebuah proses yang

panjang selama bertahun-tahun. Selain itu, terdapat juga beberapa kondisi lain yang dapat

memicu sumbatan pada arteri koroner, seperti:

 Bekuan darah dari organ tubuh lain, yang terbawa dan terjebak pada arteri koroner.

 Komplikasi dari operasi jantung.


 Konsumsi kokain, yang dapat menyebabkan spasme arteri koroner.

 Luka tusuk pada jantung.

 Peradangan pada arteri koroner.

2. (ANISA)

pernyataan tersebut tidak berpengaruh terhadapt penyakit yang dialami. Karena pernyataan

tersebut hanyalah sebagai penambah keterangan dalam sekenario. Berikut adalah beberapa yang

dapat mempengaruhi terjadinya penyakit sindrom koroner akut tersebut:

-Berusia 45 tahun ke atas untuk pria dan 55 tahun ke atas untuk wanita.

-Berat badan berlebih atau obesitas.

-Jarang melakukan aktivitas fisik dan berolahraga.

-Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.

-Memiliki kebiasaan merokok.

-Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke.

-Mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi.

-Mengidap penyakit diabetes.

-Mengonsumsi banyak makanan berlemak.

3. (VIONA)

Usia menjadi salah satu faktor seseorang dalam mengidap sindrom koroner akut.Berusia 45

tahun ke atas untuk pria dan 55 tahun ke atas untuk wanita.

1. Berat badan berlebih atau obesitas.

2. Jarang melakukan aktivitas fisik dan berolahraga.

3. Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.

4. Memiliki kebiasaan merokok.

5. Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit 6.jantung atau stroke.

6. Mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi.


7. Mengidap penyakit diabetes.

8. Mengonsumsi banyak makanan berlemak.

4. (AISYAH):

Pasien perokok berat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami Sindrom Koroner Akut

(SKA) dibandingkan dengan non-perokok. Beberapa gejala yang muncul pada pasien perokok

berat yang mengalami SKA melibatkan:

1. Nyeri Dada atau Ketidaknyamanan: Gejala utama SKA adalah nyeri dada yang dapat dirasakan

sebagai tekanan, berat, atau rasa tidak nyaman. Pasien perokok berat mungkin memiliki risiko

lebih tinggi untuk mengalami nyeri dada karena kerusakan pembuluh darah koroner akibat

merokok.

2. Nyeri Menjalar ke Lengan, Leher, atau Punggung: Nyeri dapat menjalar ke lengan kiri, leher,

rahang, atau punggung. Pada perokok berat, gejala ini bisa lebih terasa karena dampak merokok

terhadap pembuluh darah.

3. Sesak Napas: Pasien perokok berat mungkin mengalami sesak napas lebih parah, terutama jika

terjadi kerusakan pada fungsi jantung.

4. Mual dan Muntah: Beberapa pasien SKA, termasuk perokok berat, dapat mengalami mual dan

muntah sebagai respons terhadap ketidakseimbangan oksigen dalam tubuh.

5. Kelelahan atau Lemah: Perokok berat mungkin mengalami kelelahan yang lebih besar sebagai

gejala SKA karena beban kerja yang lebih besar pada jantung.

6. Keringat Dingin: Keringat dingin atau perasaan dingin dan lembab dapat muncul sebagai

respons terhadap stres jantung.

5. (IVONI)

Teori Orlando's deliberative nursing process berfokus pada interaksi antara perawat dan pasien,
validasi persepsi, dan penggunaan proses keperawatan untuk menghasilkan hasil positif atau

perbaikan pasien.

Tujuan utama dari Orlando's deliberative nursing process adalah untuk mencapai perbaikan atau

hasil positif bagi pasien. Perawat menggunakan proses keperawatan ini untuk membantu pasien

dalam memenuhi kebutuhan mereka dan mencapai kesejahteraan

Berikut adalah langkah-langkah penerapan teori Orlando deliberative nursing process:

1. Assessment (Evaluasi)

- Perawat melakukan evaluasi terhadap perilaku pasien untuk mengidentifikasi kebutuhan dan

masalah yang dihadapi pasien

- Observasi langsung terhadap perilaku pasien dan pengumpulan informasi lainnya dapat

dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi pasien

2. Diagnosis

- Berdasarkan hasil evaluasi, perawat membuat diagnosis tentang kebutuhan dan masalah yang

dihadapi pasien

- Diagnosis ini membantu perawat dalam merumuskan rencana perawatan yang sesuai dengan

kebutuhan pasien.

3. Planning (Perencanaan)

- Perawat merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasien

-Rencana perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pasien

- Tujuan perawatan yang spesifik dan dapat diukur juga harus ditetapkan untuk memantau

kemajuan perawatan
4. Implementation (Implementasi)

-Perawat melaksanakan rencana perawatan yang telah dirumuskan

- Tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan pasien dan tujuan perawatan yang

telah ditetapkan

- Perawat juga harus memastikan bahwa pasien terlibat dalam proses perawatan dan memberikan

informasi yang diperlukan

5. Evaluation (Evaluasi)

- Setelah implementasi, perawat melakukan evaluasi terhadap hasil perawatan yang telah

dilakukan

- Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi apakah tujuan perawatan telah tercapai dan apakah ada

perubahan yang positif dalam kondisi pasien

- Jika tujuan belum tercapai, perawat dapat melakukan penyesuaian atau perubahan dalam

rencana perawatan

6. (VIONA)

Jawaban fidella

1. mengurangi kelebihan volume

cairan yaitu: menghitung balans cairan, batasi jumlah cairan, Monitor hasil

lab elektrolit darah dan rencanakan hemodialisa.

2.Dalam kasus: pasien terasa nyeri

Intervensi perawat:

 Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Bertujuan untuk meningkatkan fungsi paru-paru, memelihara pertukaran gas,


meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress fisik dan emosional, menurunkan

kecemasan dan mengurangi nyeri.Tehnik ini sangat sederhana tetapi bila dilakukan

dengan baik dapat mengurangi rasa nyeri. Caranya yaitu tarik nafas dalam dari hidung

kemudian mengeluarkannya secara berlahan melalui mulut. Lakukan berulang kali sesuai

kebutuhan.

 Distraksi ( pengalihan selain nyeri )

Adalah memfokuskan perhatian diri pada sesuatu selain nyeri. Metode nyeri dengan cara

mengalihkan perhatian klien pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri

yang dialami. Contohnya diantaranya : menonton TV, membaca buku, ngobrol dengan

keluarga dan lain – lain.

 Aromaterapi

Terapi dengan menggunakan wewangian alamiah yang mengandung unsur-unsur herbs

dengan pendekatan sistem keseimbangan alam. Terapi dengan wewangian membuat efek

rileks, menghilangkan stress dan membuat pikiran menjadi tenang. Wewangian tertentu

diyakini dapat mempengaruhi sistem syaraf terutama otak untuk bekerja memproduksi

penetral yang menyebabkan nyeri.

 Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah terapi dengan menggunakan hypnosis Diterapi terlebih dahulu

membuat anda masuk dalam kondisi relaksasi


 Teknik Imajinasi Terbimbing

Adalah membayangkan sesuatu yang menarik dan menyenangkan seperti pengalaman

hidup yang indah, membayangkan berwisata dan lain – lain.

 Teknik Rangsangan dan Pijatan

Tehnik rangsangan berupa kompres air hangat pada daerah sekitar nyeri dapat

melebarkan pembuluh darah yang mengalir ke area nyeri. Sehingga rasa nyeri dapat

berkurang

 Manajemen nyeri

Manajemen nyeri adalah mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau

emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan. Manajemen

nyeri bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang sampai mengganggu aktivitas

penderita.

Manajemen nyeri akan diberikan ketika seorang merasakan sakit yang signifikan atau

berkepanjangan. Tujuan adanya manajemen nyeri antara lain: mengurangi rasa nyeri

yang dirasakan, meningkatkan fungsi bagian tubuh yang sakit dan meningkatkan kualitas

hidup.

7. (FARHAN) Apabila sindrom koroner akut dengan elevasi segmen ST (ST-elevasi), penanganan

segera melibatkan evaluasi untuk menentukan apakah tindakan reperfusi segera diperlukan. Jika

memungkinkan, PCI (intervensi koroner perkutan) merupakan pilihan yang diutamakan untuk

memulihkan aliran darah ke jantung yang terganggu. Pemberian obat pengencer darah,

antiplatelet, dan trombolitik juga dapat menjadi bagian dari penanganan awal untuk mengurangi
risiko komplikasi. Konsultasi dengan ahli kardiologi dan tim medis bersamaan sangat penting

dalam menentukan pendekatan terbaik untuk setiap kasus.

Topik yang dipilih:

 ORLANDO

Anda mungkin juga menyukai