Sosiologi
Fase F Kelas 11
Apakah ada manusia yang hidup di tengah masyarakat tetapi tidak memiliki masalah? Atau
pernahkah kamu berselisih paham karena berbeda dalam menyukai hal tertentu? Mari kita
ilustrasikan, misalnya kamu pencinta klub sepak bola tertentu dan temanmu menyukai klub
sepak bola lainnya. Timbulah perbedaan pendapat hingga perdebatan di antara kamu berdua,
tim siapakah yang pantas didaulat sebagai tim terbaik sepanjang masa. Pertanyaannya adalah,
apakah perdebatan tersebut dapat dikategorikan sebagai suatu masalah? Apakah suatu masalah
hanya dapat dikatakan masalah jika mengganggu pikiran dan hidup seseorang?
Aktivitas, yuk!
1. .............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
2. .............................................................................
.............................................................................
4. Remaja
.............................................................................
3. .............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
Pernah tidak terpikirkan olehmu, kapan suatu masalah dapat disebut sebagai masalah
sosial? Apakah kondisi miskin dari beberapa orang dapat dikatakan kemiskinan? Bagi
yang belum terlalu paham mengenai apa itu kemiskinan atau mungkin beberapa teman di
sekolahmu ada yang tidak naik kelas, apakah hal ini dapat dikategorikan sebagai masalah
sosial? Untuk mengetahui perbedaan masalah individu dengan masalah sosial, dibutuhkan
pendekatan dari konsep sosiologi.
Konsep imajinasi sosial karya C. Wright Mills dapat memudahkan kamu untuk melihat
suatu permasalah sosial di masyarakat. Konsep C. Wright Mills ini diperlukan untuk dapat
memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Selain
itu, konsep ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengelompokkan suatu masalah
di masyarakat. Dengan imajinasi sosiologis, kita dapat mengetahui apa suatu masalah
termasuk permasalahan sosial atau hanya masalah individu atau personal. Mills membagi
Personal trouble adalah permasalahan sosial seorang individu dengan nilai-nilai yang
ada di masyarakat, sedangkan public issues adalah kondisi masalah kolektif yang dialami
oleh kelompok sosial. Contoh yang diberikan Mills mengenai personal trouble adalah,
ketika suatu kota berpenduduk 100.000 jiwa, kemudian ada sepuluh orang dengan
status pengangguran. Bagi orang tersebut, pengangguran merupakan personal trouble,
kemudian untuk mengatasinya diperlukan peningkatan keterampilan bagi individu
yang bersangkutan. Namun, jika di suatu kota berpenduduk 30 juta jiwa ditemui 10 juta
pengangguran, maka menurut Mills, yang kita hadapi ialah suatu issue yang pemecahannya
tidak bersifat personal seperti memberikan pelatihan kerja bagi para pengangguran. Hal
ini berada di luar ruang lingkup keterampilan individu saja untuk dapat bekerja, melainkan
ketersedian lapangan kerja yang kurang di masyarakat atau yang disebut dalam sosiologi
sebagai akses sosial. Dari kedua konsep inilah kita dapat mengetahui kapan suatu masalah
dapat dikatakan sebagai permasalahan sosial.
Dari ilustrasi di atas, apa yang dapat kamu simpulkan dengan konsep permasalahan sosial? Dari
penggambaran tersebut, masyarakat tersebar menjadi beberapa kelompok sosial. Kelompok-
kelompok tersebut berkumpul dan berkelompok pada umumnya berdasarkan kesamaan
identitas sosial mereka. Seorang individu akan merasa nyaman jika berada di tengah-tengah
kelompok yang memiliki kesamaan dengannya, bisa berupa agama, etnisitas, hingga ideologi
tertentu.
Pada akhirnya kelompok-kelompok yang berbeda ini tidak dapat berbaur dan menimbulkan
permasalahan sosial di tengah masyarakat. Permasalahan yang mungkin pertama hadir adanya
sifat eksklusivisme kelompok, yaitu kecenderungan untuk memisahkan diri dari kelompok lainnya.
Dampak negatifnya adalah muncul prinsip partikularisme yaitu mementingkan kepentingan
kelompok di atas segala-galanya. Pada akhirnya sikap dan prinsip ini akan menyingkirkan
kelompok yang lemah.
Dari uraian mengenai masalah dalam proses pengelompokan sosial di masyarakat, kita mampu
mengetahui mengapa proses tersebut menimbulkan masalah. Permasalahan yang sebelumnya
berada di ruang lingkung internal kemudian berdampak ke dalam kehidupan bermasyarakat,
antara lain sebagai berikut.
1 Ketidakadilan
Prinsip kesetaraan adalah asas dari masyarakat demokrasi, yaitu ketika semua bagian
dari masyarakat sama di mata hukum. Namun, dalam perjalanannya selalu akan ada
ketimpangan sosial di tengah masyarakat. Mengapa masalah ketidakadilan terjadi di
tengah masyarakat? Dan apakah yang membuat ketidakadilan muncul sebagai masalah
sosial?
2 Intoleransi
Pernahkah kamu merasa tidak menjadi bagian dari masyarakat? Atau pernahkah
kebutuhan dasar mu terhambat karena adanya pembatasan? Hal inilah yang dapat
disebut sebagai bentuk intoleransi di masyarakat. Intoleransi adalah sikap abai atau rasa
ketidakpedulian terhadap eksistensi orang lain. Ketika suatu keberadaan kelompok atau
individu terabaikan di tengah masyarakat, dampak yang akan terjadi tidak hanya sosial
tetapi ekonomi dan politik.
Sikap intoleransi yang terus terjadi hanya akan menimbulkan konflik yang berujung pada
perpecahan atau keretakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa contoh
sikap intoleransi di antaranya:
• Tidak menghargai dan menghormati hak orang lain;
• Diskriminasi atau membeda-bedakan orang berdasarkan suku, agama, ras, gender,
dan lain-lain;
• Mengganggu kebebasan orang lain, baik dalam memilih agama, keyakinan politik dan
memilih kelompok;
• Memaksa kehendak pada orang lain;
• Tidak mau bergaul dan bersikap tidak baik dengan orang yang berbeda keyakinan;
• Membenci dan menyakiti perasaan orang yang berbeda pandangan atau pendapat;
• Mementingkan kelompok sendiri atau menganggap kelompoknya lebih baik.
Pada akhirnya sikap intoleransi akan mengabaikan kepentingan orang lain dan lebih
mementingkan kepercayaan ataupun kepentingan kelompok sendiri. Intoleransi biasanya
disebabkan oleh pandangan yang ekstrim seperti menganggap pemahamannya paling
benar. Untuk menghindari sikap intoleran di kalangan masyarakat diperlukan sarana untuk
perbedaan saling mengenal dan berkumpul, hal ini dapat berupa pekan budaya nasional
atau kegiatan pemuda lintas budaya.
Apa yang kamu bayangkan kita mendengar kolusi, korupsi, dan nepotisme? Apakah
semua merupakan masalah sosial? Sebagai contoh, ketika kamu terpilih sebagai ketua
OSIS di sekolah, kemudian kamu memilih anggota pengurus OSIS berdasarkan kedekatan
Sumber: swaranews.com
Kolusi dapat diartikan sebagai kerja sama dengan tujuan yang tidak terpuji dan
menguntungkan pribadi atau kelompok. Sikap tersebut juga dapat disebut dengan
persekongkolan. Misalnya, konsep yang kita kenal yaitu gratifikasi atau pemberian barang
kepada pemangku kebijakan. Pemberian ini dapat dikatakan sebagai tindakan menyuap
untuk mendapatkan kemudahan tertentu. Sedangkan, nepotisme dapat diartikan sebagai
perilaku yang mengutamakan keluarga, sanak saudara, serta kerabat dekat. Sikap ini
memberikan akses yang tidak seimbang bagi masyarakat, pada akhirnya hanya orang yang
dekat ke kekuasaan sajalah yang akan mendapatkan dampak tertentu. Dari paparan ini, lalu
apakah yang membuat hal ini berhubungan dengan permasalahan dan pengelompokan
sosial?
Ketiga proses tersebut saling terhubung satu sama lainnya, dengan mementingkan
orang terdekat dan persengkongkolan buruk akan membentuk kelompok yang memiliki
kekuasaan yang sangat besar. Mereka menjadi kelompok yang terus-menerus mengulangi
pola KKN di tengah masyarakat. Dampaknya ketimpangan akan terus terjadi dan kegiatan
ekonomi, sosial, dan politik hanya dimiliki oleh segelintir orang saja.
Kemiskinan struktural
Mencoba memahami apakah kemiskinan dan kultural
yang dialami masyarakat tertentu karena ...........................................
1. akibat akses yang terbatas atau bersumber ...........................................
dari budaya kelompok yang tidak dapat ...........................................
bersaing. ...........................................
...........................................
...........................................
Ketatnya rumah berkonsep cluster untuk ...........................................
masuk bagi orang asing. Prinsip keamanan ...........................................
2. ini membuat kelompok memisahkan dari ...........................................
lingkungan sekitar yang berbeda dalam ...........................................
status sosial ekonominya. ...........................................
...........................................
...........................................
...........................................
...........................................
Memilih pegawai berdasarkan bias
...........................................
3. personal dari kedekatan, relasi dan juga
..........................................
hubungan keluarga.
..........................................
..........................................
...........................................
...........................................
...........................................
Memaksa pilihan orang lain dan
...........................................
mengabaikan keberadaannya seperti,
...........................................
4. melarang peribadatan, memilih pemimpin
..........................................
politik, hingga menjalankan ritual budaya
..........................................
di kesehariannya.
..........................................
...........................................