Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSAAN PERDARAHAN PASCA

PERSALINAN ( HAEMORROGIC POST PARTUM )


No. : 180/
Dokumen /II.02.9.SOP/TUBABA/2023
SO No.Revisi :1
P Tanggal : 1 Januari 2023
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
Puskesmas Rawat
Ika Isnafuri, SKM
Inap
NIP. 19842202 200604 2009
Mampu Poned
Kibang Budi Jaya
1. Pengertian Penatalaksanaan perdarahan pasca persalinan ( Haemorrogic Post
Partum) adalah suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan
yang jjumlah perdarahannya melebihi 500ml terjadi setelah bayi
lahir.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalakanaan
perdarahan pasca persalinan ( haemorogic post partum) druang
pelayanan per
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu
Poned Kibang Budi Jaya No. 180/ /II.02.9/TUBABA/2022
tentang kebijakan Pengelolaan Sistem Informasi Pusat Kesehatan
Masyarakat.

4. Referensi Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem


Informasi Kesehatan.

5. Langkah- 1. Langkah-langkah :
langkah 2. petugas memperkenalkan diri dengan menyebut nama
dan profesi atau ruang pelayanan persalinan
"perkenalkan nama saya..........................(nama), saya
3. bidan dari ruang pelayanan persalinan.
4. petugas menjelaskan tindakan yang dilakukan.
5. petugas melakukan massase fundus uteri segera sesudah
plasenta lahir (maksimal 15 detik)
6. jika uterus berkontraksi, petugas melakukan evaluasi
rutin post partum
7. jika uterus tidak berkontraksi :
8. petugas melakukan evaluasi/bersihkan bekuan
darah/selaput ketuban
9. petugas melakukan kompresi bimanual interna (KBI)
maksimal 5 menit
10. 6. evalasi, uterus berkontraksi atau tidak:
11. jika uterus berkontraksi :
12. petugas menahan KBI selama 1-2 menit
13. petugas
mengeluarkan
tangan secara hati-
hati 3.petugas
melakukan
pengawasan kala IV
14. jika uterus tidak bekontraksi:
15. petugas mengajarkan keluarga melakukan kompresi
bimanual eksterna (KBE)
16. petugas mengeluarkan tangan (KBI) secara hat-hati
17. petugas menyuntikan metil ergometrin 0,2 mg (IV)
18. petugas memasang infuss RL 2 jalur
19. infus RL kosong diguyur
20. infus RL + oksitosin 20 IU 20 tetes
21. petugas melakukan lagi KBI selama 5 menit
22. petugas memasukan misoprostol 1 tablet (200Mg) ke
anus
23. 7. evaluasi,uterus berkontraksi atau tidak:
24. jika uterus berkontraksi:
25. petugas melakukan pengawasan kala IV
26. jika uterus tidak berkontraksi:
27. petugas memasang kondom kateter
28. petugas menyiapkan rujukan
29. petugas melanjutkan pemberian infus + 20 iu oksitosin
minimal 500cc/jam hingga mencapai tempat rujukan
30. petugas melakukan kompresi aorta abdominal selama
perjalanan bila perlu.
31. petugas melakukan pemantauan terhadap jumlah
perdarahan jika perdarahan berhenti pertahankan
kontraksi uterus dengan KBE
32. Jika tetap perdarahan maka dapat dipertimbangkan
histerektomi ditempat rujukan atau RS
33. petugas melakukan komunikasi dengan RS rujukan
34. petugas merujuk pasien ke RS dengan didampingi oleh
petugas dan dantar menggunakan ambulance
35. petugas melakukan serah terima pasien dengan RS
36. petugas melakukan cuci tangan 6 langkah
petugas melakukan pendokumentasian
6. Hal-hal yang 1. melakukan pemantauan kontraksi uterus
perlu 2. mencari penyebab lain perdarahan
diperhatikan 3. pemberian cairan sesuai dengan perkiraan darah yang
keluar
7. Unit terkait Ruang pelayanan persalinan

8. Dokumen 1. Form laporan persalinan


1.

terkait 2. Rekam medik pasien


2.

3. Buku laporan kegiatan harian


4. formulir pemantauan pemberian cairan IV atau obat IV
9. Rekaman Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi perubahan
historis diberlakukan
perubahan Pergantian Menjadi nama
nama kepala kepala Puskesmas
kepala Baru
Puskesmas
lama

SK Kepala SK Kepala
Puskesmas Puskesmas no 6
no 27 tahun tahun 2022
2018 tentang tentang Pelayanan
Pelayanan klinis pada
klinis pada Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Lambu
Kecamatan Kibang
Lambu
Kibang
Perubahan SK Kepala
SK Puskesmas
Kecamatan Lambu
Kibang No 110
Tahun 2022
tentang pelayanan
klinis pada
puskesmas
Kecamatan Lambu
Kibang.

Anda mungkin juga menyukai