Anda di halaman 1dari 90

Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGETAHUAN
LELANG

Jakarta, Januari 2022

1
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Di Indonesia, lelang secara resmi masuk dalam perundang-


undangan sejak Februari tahun 1908, yaitu dengan
berlakunya Vendu Reglement, Stbl.1908 No.189 dan Vendu
SEJARAH Instructie Stbl. 1908 No.190.

LELANG Sejalan dengan hal tersebut, berdirilah Unit Lelang Negara


DI di Indonesia.

INDONESIA Sebagai pertimbangan pemerintah Hindia Belanda dalam


penjualan barang- barang milik pejabat yang mutasi.
Peraturan-peraturan dasar lelang ini masih berlaku hingga
saat ini dan menjadi dasar hukum penyelenggaraan lelang
di Indonesia.

2
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Setelah keluar Staatsblad 1908 Nomor 189, terbentuklah


SEJARAH Unit Lelang Negara dengan struktur organisasi di tingkat
pusat yaitu Inspeksi Urusan Lelang yang bertanggung jawab
LELANG kepada Direktuur van Financient (Menteri Keuangan).

DI Sedangkan ditingkat Daerah terdapat unit operasional yang


INDONESIA disebut Kantor Lelang Negeri (Vendu Kantoren) yang antara
lain berada di Batavia (Jakarta), Bandung, Cirebon,
Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Makassar, Banda Aceh,
Medan, dan Palembang

3
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Pada tahun 1919, Gubernur Jenderal Nederlandsch Indie


SEJARAH mengangkat Pejabat Lelang Kelas II (Vendumesteer Klas II)
untuk menjangkau daerah-daerah yang belum terdapat
LELANG Kantor Lelang Negeri dan frekuensi pelaksanaan lelang
yang rendah.
DI
INDONESIA Pada saat itu jabatan Pejabat Lelang Kelas II dirangkap oleh
Notaris/PPAT, Pejabat Pemda Tk. II, Bupati, Walikota, dan
pejabat pemda lainnya

4
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Direktuur van Financient


(sebutan Menteri Keuangan)

KEDUDUKAN
LEMBAGA
Inspeksi Urusan Lelang

LELANG Vendu Kantoren (Kantor Lelang


Negeri) (Batavia, Bandung,
Cirebon, Semarang, Jogjakarta,
Vendumesteer Klas II (Pejabat
Lelang) (diangkat pada tahun 1919
PADA AWAL untuk menjembatani daerah yang
Surabaya, Makassar, Banda Aceh,
BERDIRINYA ORGANISASI tidak ada Vendu Kantoren)
Medan dan Palembang)

Saat itu juga dikenal komisi yang dibentuk untuk menjalankan


aktivitas lelang yaitu Komisioner Lelang Negara, saat ini dikenal
dengan istilah Balai Lelang

5
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Pada tahun 1960, dalam pembentukan Direktorat Jenderal di


lingkungan Departemen Keuangan, terdapat ketentuan tiap
departemen maksimum mempunyai 5 (lima) Direktorat Jenderal.

SEJARAH
Unit Lelang digabung dan berada di bawah Direktorat Jenderal
Pajak dengan pertimbangan:

INSTITUSI 1. Penerimaan negara yang dihimpun Unit Lelang Negara

LELANG berupa Bea Lelang merupakan salah satu jenis pajak tidak
langsung.

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1959 tentang Penagihan


Pajak dengan Surat Paksa baru keluar, dimana lembaga
lelang sangat diperlukan dalam pelaksanaan penagihan pajak

6
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Struktur organisasi Unit Lelang dari hasil penggabungan tersebut


adalah:

SEJARAH A. Tingkat Pusat


• Dinas Inspeksi Lelang (Eselon III)
INSTITUSI B. Tingkat Daerah
LELANG • Kantor Lelang Negeri Kelas I (Eselon IV) yang berjumlah
12 KLN di seluruh Indonesia, kecuali KLN Jakarta
setingkat Eselon III.
• Kantor Pejabat Lelang Kelas II untuk kota dan kabupaten
yang belum dibentuk Kantor Lelang Negeri.

7
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Pada tahun 1970, penyebutan Kantor Lelang Negeri diubah


menjadi Kantor Lelang Negara.
SEJARAH Struktur organisasi Kantor Lelang Negara pada waktu itu berada
INSTITUSI di bawah Direktorat Jenderal Pajak c.q Dinas Lelang.

LELANG Pada tahun 1975, dibentuk unit lelang negara di tingkat Kanwil
Ditjen Pajak setingkat eselon IV/a dengan nama Seksi Pembinaan
Lelang Bidang Pajak Tidak Langsung. Di tingkat pusat, Sub
Direktorat Lelang (eselon III)

8
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Selain Kantor Lelang Negeri dan Kantor Pejabat Lelang Kelas II


yang memberikan jasa lelang, Pada waktu itu terdapat Balai
Lelang/Komisioner Lelang Negara yang juga memberikan

SEJARAH
pelayanan lelang.

INSTITUSI
Balai Lelang/Komisioner Lelang Negara ini dikelola oleh swasta
dan berkedudukan di kota-kota besar tertentu di Indonesia

LELANG seperti Surabaya, Makassar, Medan.

Namun pada tahun 1972, berdasarkan Surat Keputusan Menteri


Keuangan Nomor
D.15.4/III/D1/16-2 tanggal 2 Mei 1972, Lembaga Komisioner
Lelang Negara dihapuskan.

9
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Dasar Pertimbangan Dihapuskannya Lembaga Komisioner


Lelang Negara (SK No.D.15.4/III/D1/16-2 tanggal 2 Mei 1972) :

SEJARAH 1. Bahwa dengan Inpres 9 tahun 1970, pemindahtanganan


barang- barang yang dimiliki/dikuasai negara harus
INSTITUSI dilaksanakan di hadapan Pejabat Lelang sesuai Undang-

LELANG
Undang.

2. Bahwa pelelangan-pelelangan pada umumnya sudah dapat


ditampung dan diselesaikan oleh Kantor Lelang Negara dan
atau Kantor-Kantor Pejabat Lelang Kelas II

10
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Dasar Pemindahan Unit Lelang Negara dari Ditjen Pajak ke


Badan Urusan Piutang Negara (BUPN), dengan SK Menteri
SEJARAH Keuangan N0. 428/KMK.02/1990, tanggal 4 April 1990 :

INSTITUSI
LELANG 1. Di tingkat pusat, ada Sub Direktorat Pembinaan Lelang.
2. Di tingkat kanwil, ada Seksi Bimbingan Lelang (eselon IV).
3. Di tingkat operasional, ada Kantor Lelang Negara.

11
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Unit Lelang Ditjen Pajak

SEJARAH
BUPN 1990

Pusat Daerah INSTITUSI


Kanwil Operasional
LELANG
Subdit Pembinaan Lelang
Eselon III
Seksi
Kantor
Bimbingan Lelang
Lelang Negara
Es. IV

12
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Tanggal 1 Juni 1991, berdasarkan Keppres No. 21 tahun 1991,


nama BUPN (Badan Urusan Piutang Negara) diganti menjadi
BUPLN (Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara). Terjadi

SEJARAH
pengembangan dan pengukuhan organisasi unit lelang, antara
lain Biro Lelang Negara (tingkat pusat), Bidang Lelang (tingkat

INSTITUSI
kanwil), dan KLN (tingkat operasional).

LELANG Pada tahun 1996, Pemerintah berdasarkan keputusan Menteri


Keuangan Nomor 47/KMK.01/1996 tanggal 25 Januari 1996
kembali memberikan peluang kepada pihak swasta untuk
berperan serta dalam mengembangkan lelang di Indonesia
melalui pendirian Balai Lelang yang berada dalam pembinaan
dan pengawasan BUPLN.

13
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Tanggal 1 Juni 1991, berdasarkan Keppres No. 21 tahun 1991,


nama BUPN (Badan Urusan Piutang Negara) diganti menjadi
BUPLN (Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara). Terjadi

SEJARAH
pengembangan dan pengukuhan organisasi unit lelang, antara
lain Biro Lelang Negara (tingkat pusat), Bidang Lelang (tingkat

INSTITUSI
kanwil), dan KLN (tingkat operasional).

LELANG Pada tahun 1996, Pemerintah berdasarkan keputusan Menteri


Keuangan Nomor 47/KMK.01/1996 tanggal 25 Januari 1996
kembali memberikan peluang kepada pihak swasta untuk
berperan serta dalam mengembangkan lelang di Indonesia
melalui pendirian Balai Lelang yang berada dalam pembinaan
dan pengawasan BUPLN.

14
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Unit
Lelang SEJARAH INSTITUSI LELANG
Gabung
Dengan
Pajak
Ditjen Pajak
1960
Unit Lelang Pertimbangan Unit Lelang digabung
dan berada di bawah Ditjen Pajak :
1. Penerimaan negara yang
dihimpun unit lelang negara
Pusat Unit Lelang Daerah berupa Bea Lelang yang
merupakan salah satu jenis pajak
tidak langsung.
2. Saat itu baru saja terbentuk
Undang-Undang Nomor 19 Tahun
Dinas Lelang Es. III Kantor Lelang Negeri Kelas I 1959 tentang Penagihan Pajak
(eselon IV, Kecuali Jakarta Eselon dengan Surat Paksa dimana
III) Lembaga lelang sangat
diperlukan dalam pelaksanaan
penagihan pajak.

15
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

SEJARAH INSTITUSI LELANG


1991
2006
Ditjen
BUPN BUPLN DJPLN DJKN
Pajak

1990 2000
transformasi
16
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

SEJARAH INSTITUSI LELANG


DIREKTORAT
JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA

SEKRETARIAT DJKN

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT HUKUM


DIREKTORAT BMN DIREKTORAT KND DIREKTORAT PNKNL DIREKTORAT PKNSI
PENILAIAN LELANG DAN HUMAS

17 KANTOR
WILAYAH DJKN

71 KANTOR PELAYANAN
KEKAYAAN NEGARA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
STRUKTUR
DAN LELANG (KPKNL) (PELELANG) ORGANISASI DJKN

17
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Kantor Pusat DJKN bertempat di Gedung Syafrudin Prawiranegara,


beralamat di Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4, Jakarta Pusat.
Unit vertikal Kantor Pusat DJKN terdiri dari:

SEJARAH
Unit Eselon II di Kantor Wilayah (Kanwil) dan Eselon III di KPKNL yang
tersebar di seluruh Indonesia.

INSTITUSI Kanwil DJKN berjumlah 17 sedangkan KPKNL berjumlah 71.

LELANG
Direktorat Lelang sebagai salah satu unit di DJKN saat ini sedang
berupaya untuk menyukseskan Rancangan Undang-Undang Tentang
Lelang dalam rangka memperkuat lembaga lelang di Indonesia.
Program simplipying and securing of acta (penyederhanaan dan
pengamanan risalah lelang), styling (seragam dan tool kit pejabat
lelang), dan reporting and monitoring (otomasi laporan realisasi
pelaksanaan lelang) merupakan babak baru dalam sejarah lelang yang
digulirkan oleh Direktorat Lelang.

18
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

KETENTUAN UMUM

SEJARAH ketentuan perundang-undangan yang tidak secara khusus mengatur

INSTITUSI
tentang lelang, tetapi ada pasal-pasal di dalamnya yang mengatur
tentang lelang

LELANG KETENTUAN KHUSUS

ketentuan perundang-undangan yang secara khusus mengatur tentang


lelang

19
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

KETENTUAN UMUM
DASAR HUKUM LELANG
Hukum positif di Indonesia yang mengamanatkan lelang diantaranya :
1. Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) Stbl 1847 No. 23).
2. RBG s.1927/227 dan RIB/HIR Stb. 1941 No. 44.
3. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang PUPN.
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998.
7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan
Tanah.
8. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 jo Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa.
9. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.
11. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
12. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS.
13. Undang-undang nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan.
14. Undang-Undang Nomor 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang.
15. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

20
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

DASAR HUKUM LELANG


KETENTUAN KHUSUS
Ketentuan perundang-undangan yang secara khusus mengatur tentang tata cara dan prosedur lelang :
1. Vendu Reglement (S. 1908 No. 189)
2. Vendu Instructie (S.1908 No. 190)
3. Peraturan Pemerintah No 3 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku pada Kemenkeu
4. PMK no 213/PMK.06/2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang
5. PMK no 94/PMK.06/2019 tentang Pejabat Lelang Kelas I
6. PMK no 189/PMK.06/2017 tentang Pejabat Lelang Kelas II
7. PMK no 113/PMK.06/2019 tentang Balai Lelang
8. Per-2/KN/2017 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang
9. Per-3/KN/2017 tentang Pedoman Administrasi dan Pelaporan Lelang
10. PP Nomor 3 Tahun 2018 mengatur tentang tarif PNBP
11. Peraturan dan ketentuan lain yang terkait lainnya

21
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGERTIAN LELANG
PMK Nomor 213/PMK.06/2020

Lelang adalah penjualan barang yang


terbuka untuk umum dengan
penawaran harga secara tertulis
dan/atau lisan yang semakin
meningkat atau menurun untuk
Setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan oleh mencapai harga tertinggi, yang
dan/atau dihadapan Pejabat Lelang kecuali didahului dengan Pengumuman Lelang
ditentukan lain oleh Undang-Undang atau .
Pemerintah. Pasal 1 angka 1 PMK 213/PMK.06/2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang)

Pasal 1a VR Jo Pasal 2 PMK 213/PMK.06/2020 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang

22
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGERTIAN LELANG
MENURUT PASAL 1 VENDU REGLEMENT

Yang dimaksud dengan openbare verkoopingen adalah pelelangan


dan penjualan barang-barang yang dilakukan kepada umum
dengan penawaran harga yang meningkat atau menurun atau
dengan pemasukan harga dalam sampul tertutup, atau kepada
orang-orang yang diundang atau sebelumnya diberitahu
mengenai pelelangan atau penjualan itu, atau dizinkan ikut
serta, dan diberi kesempatan untuk menawar harga,
menyetujui harga yang ditawarkan atau memasukkan harga
dalam sampul

23
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PERSAMAAN

• Dilakukan di muka umum


LELANG • Didahului dengan pengumuman

DAN PERBEDAAN

TENDER • Tender adalah pembelian/pengadaan barang atau pembelian jasa


pemborongan pekerjaan, sedangkan lelang adalah penjualan barang
• Tender tidak dipimpin oleh Pejabat Lelang
• Penawaran dalam tender hanya dilakukan secara tertulis
• Dalam tender, penjual banyak dan calon pembeli hanya satu.
Sedangkan dalam lelang adalah sebaliknya

24
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

LELANG DAN TENDER


NO LELANG TENDER
1 Penjualan barang Pengadaan/pembelian barang/jasa
2 Dilakukan secara lisan atau tertulis Dilakukan secara tertulis
3 Didahului pengumuman lelang Didahului pengumuman
4 Penjual hanya satu dan calon pembeli Penjual lebih dari satu dan calon pembeli
lebih dari satu hanya satu
5 Yang ditunjuk sebagai pemenang adalah yang Yang ditunjuk sebagai pemenang adalah yang
mencapai harga tertinggi harganya paling rendah atau yang paling
menguntungkan
6 Harus dilakukan dihadapan Pejabat Lelang Tidak dilakukan dihadapan Pejabat Lelang

25
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. Dilakukan pada suatu saat dan tempat yang telah


ditentukan;
2. Dilakukan dengan cara mengumumkannya terlebih dahulu;
UNSUR 3. Dilakukan dengan cara penawaran atau pembentukan
harga yang khusus, yaitu dengan cara penawaran harga
UNSUR secara lisan atau secara tertulis yang kompetitif;
4. Peserta mengajukan penawaran tertinggi akan dinyatakan
LELANG sebagai pemenang/pembeli;
5. Pelaksanaan lelang dilakukan dengan campur
tangan/dihadapan/didepan Pejabat Lelang;
6. Setiap pelaksanaan lelang harus dibuat Risalah Lelang oleh
Pejabat Lelang yang melaksanakan lelang.

26
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Beberapa asas yang mendasari ketentuan-ketentuan dalam


peraturan lelang dan tercermin dalam pengertian lelang yang
ASAS dapat dikemukakan antara lain adalah:

ASAS 1. Asas Transparansi (Transparency/Publicity),

LELANG
2. Asas Persaingan (Competition),
3. Asas Kepastian (Certainty),
4. Asas Pertanggungjawaban (Accountability),
5. Asas Efisiensi (Efficiency).

27
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. ASAS TRANSPARANSI (PUBLICITY)


Keterbukaan dalam pelelangan
Adanya keharusan bahwa setiap pelelangan didahului dengan

ASAS pengumuman lelang, baik dalam bentuk iklan, brosur, atau undangan.
Pengumuman lelang dapat dilakukan melalui media cetak dan atau
ASAS media elektronik.

LELANG Selain untuk menarik peserta lelang sebanyak mungkin, pengumuman


lelang juga dimaksudkan sebagai kontrol sosial dan perlindungan
publik.
Pengumuman lelang berperan sebagai sumber bagi masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang pelaksanaan lelang.

28
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

2. ASAS PERSAINGAN (COMPETITION)


ASAS
Para peserta lelang akan bersaing dan peserta dengan penawaran
tertinggi yang sudah mencapai atau di atas harga limit yang akan

ASAS
dinyatakan sebagai pemenang.

3. ASAS KEPASTIAN (CERTAINTY)


LELANG Independensi Pejabat Lelang seharusnya mampu membuat
kepastian bahwa penawar tertinggi dinyatakan sebagai pemenang
dan bahwa pemenang lelang yang telah melunasi kewajibannya
akan memperoleh barang beserta dokumennya.

29
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

4. ASAS PERTANGGUNGJAWABAN
(ACCOUNTABILITY)

ASAS
Pelaksanaan lelang dapat dipertanggungjawabkan karena Pemerintah
melalui Pejabat lelang berperan untuk mengawasi jalannya lelang dan

ASAS
membuat akta autentik yang disebut Risalah Lelang.

5. ASAS EFISIENSI (EFFICIENCY)


LELANG Lelang dilakukan pada suatu saat dan tempat yang ditentukan dan
transaksi terjadi pada saat itu juga maka diperoleh efisiensi biaya
dan waktu, karena dengan demikian barang secara cepat dapat
dikonversi menjadi uang..

30
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

FUNGSI PUBLIK

• Mengamankan aset yang dimiliki/dikuasa negara untuk


meningkatkan efisiensi dan tertib administrasi dari
FUNGSI pengelolaan aset tersebut.

LELANG • Pelayanan penjualan barang dalam rangka


mewujudkan law enforcement yang mencerminkan
keadilan, keamanan dan kepastian hukum seperti
penjualan barang sitaan Pengadilan, Kejaksaan, Pajak
dan sebagainya.

31
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

FUNGSI BUDGETER

FUNGSI Fungsi privat lelang terletak pada hakekat lelang dilihat


dari tinjauan perdagangan, dimana lelang merupakan
LELANG sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli
dalam transaksi jual beli barang dengan cara-cara yang
diatur Undang-Undang.

32
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

FUNGSI PRIVAT

FUNGSI Fungsi privat lelang terletak pada hakekat lelang dilihat


dari tinjauan perdagangan, dimana lelang merupakan
LELANG sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli
dalam transaksi jual beli barang dengan cara-cara yang
diatur Undang-Undang.

33
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

4. ASAS PERTANGGUNGJAWABAN
(ACCOUNTABILITY)

ASAS
Pelaksanaan lelang dapat dipertanggungjawabkan karena Pemerintah
melalui Pejabat lelang berperan untuk mengawasi jalannya lelang dan

ASAS
membuat akta autentik yang disebut Risalah Lelang.

5. ASAS EFISIENSI (EFFICIENCY)


LELANG Lelang dilakukan pada suatu saat dan tempat yang ditentukan dan
transaksi terjadi pada saat itu juga maka diperoleh efisiensi biaya
dan waktu, karena dengan demikian barang secara cepat dapat
dikonversi menjadi uang..

34
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. Mengurangi rasa kecurigaan/tuduhan kolusi dari masyarakat


atau dari pemilik barang karena penjualannya dilakukan secara
MANFAAT terbuka untuk umum, sehingga masyarakat umum dapat
mengontrol pelaksanaannya.
LELANG 2. Menghindari kemungkinan adanya sengketa hukum.
3. Penjualan lelang sangat efisien karena didahului dengan
BAGI pengumuman, sehingga peserta lelang dapat terkumpul pada

PENJUAL
saat hari lelang.
4. Penjual akan mendapatkan pembayaran yang cepat karena
pembayaran dalam lelang dilakukan secara tunai.
5. Penjual mendapatkan harga jual yang optimal karena sifat
penjualan lelang yang terbuka dengan penawaran harga yang
kompetitif.

35
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. Penjualan lelang didukung oleh dokumen yang sah karena


sistem lelang mengharuskan Pejabat Lelang meneliti lebih

MANFAAT
dahulu tentang keabsahan penjual dan barang yang akan dijual
(legalitas formal subjek dan objek lelang)

LELANG 2. Dalam hal barang yang dibeli adalah barang tidak bergerak
BAGI berupa tanah, pembeli tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
tambahan untuk membuat akta jual beli ke PPAT atau Notaris,
PEMBELI tetapi dengan Risalah Lelang pembeli dapat langsung ke Kantor
Pertanahan setempat untuk balik nama. Hal tersebut karena
Risalah Lelang merupakan akta otentik dan statusnya sama
dengan akta notaris.

36
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. Adil dan objektif, karena lelang dilaksanakan secara


terbuka (transparan), tidak ada prioritas di antara
peserta lelang, kesamaan hak dan kewajiban antara
KELEBIHAN peserta akan menghasilkan pelaksanaan lelang yang
objektif.
PENJUALAN
2. Aman, karena lelang disaksikan, dipimpin dan
LELANG dilaksanakan oleh Pejabat Lelang yang independen. PL
meneliti lebih dulu secara formal tentang keabsahan
subjek dan objek lelang. Juga didahului dengan
pengumuman lelang, sehingga memberi kesempatan
kepada pihak-pihak yang ingin mengajukan keberatan.

37
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

3. Cepat, efisien & built in control, karena lelang didahului oleh


pengumuman lelang, sehingga peserta lelang dapat
berkumpul pada hari lelang dan pembayaran secara tunai.

KELEBIHAN 4. Mewujudkan harga yang wajar & kompetitif. Penawaran


PENJUALAN yang khas (kompetitif dan transparan), sehingga tercipta
kompetisi dan harga yang wajar.
LELANG 5. Memberikan kepastian hukum & otentik, dibuat Risalah
Lelang sebagai berita acara yang otentik dan alat bukti yang
sempurna serta dapat digunakan langsung untuk balik nama
(tidak perlu AJB yang dibuat oleh Notaris/ PPAT).

38
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. Lelang mampu memberi jawaban yang pasti mengenai


harga/nilai suatu barang dalam hal subjektivitas seseorang
PERAN berpengaruh terhadap kualitas barang, kreativitas
pembuatan dan nilai artistik suatu barang.
LELANG 2. Lelang mampu memberi jawaban yang pasti mengenai

DALAM
harga/nilai suatu barang pada saat situasi perekonomian
tidak menentu.
PEREKONOMIAN 3. Lelang mampu memberi jawaban yang pasti mengenai
status kepemilikan suatu barang.
4. Harga yang terbentuk pada lelang dapat menjadi standar
dan barometer dalam sektor perekonomian tertentu.

39
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

• Penjual harus menguasai fisik objek lelang berupa barang


bergerak
• Penjual harus memiliki NPWP
• Penjual dapat mengusulkan cara penawaran lelang
• Penjual dapat mengajukan syarat-syarat lelang tambahan
PENJUAL dengan syarat sesuai ketentuan yang berlaku pada Penjual
dan/atau ketentuan per-UU-an
• Penjual harus melakukan aanwijzing untuk objek lelang
berupa barang bergerak dengan nilai limit Rp 5 Milyar
• Penjual harus memperlihatkan/menyerahkan dokumen
kepemilikan barang yang dilelang kecuali pada lelang
eksekusi

40
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

• Keabsahan kepemilikan dan/atau kewenangan menjual


barang;
• Keabsahan dokumen persyaratan lelang;

PENJUAL
Keabsahan syarat lelang tambahan;
• Keabsahan Pengumuman Lelang;
BERTANGGUNGJAWAB • Kebenaran formil dan materiil Nilai Limit;
TERHADAP • Kebenaran formil dan materiil atas pernyataan tentang tidak
adanya perubahan data fisik dan data yuridis bidang tanah
atau satuan rumah susun atau objek yang akan dilelang;
• Kebenaran materi surat dan pengiriman surat yang dilakukan
oleh Penjual kepada pihak terkait;

41
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

• Kesesuaian barang dengan dokumen Objek Lelang;


• Penyerahan barang bergerak dan/ atau barang tidak bergerak;
• Penyerahan asli dokumen kepemilikan kepada Pembeli, kecuali

PENJUAL
Objek Lelang berupa Hak Menikmati Barang atau dalam Lelang
yang tidak disertai dokumen kepemilikan;
BERTANGGUNGJAWAB • Gugatan perdata dan/atau tuntutan pidana serta pelaksanaan
TERHADAP putusannya akibat tidak dipenuhinya peraturan perundang-
undangan oleh Penjual; dan
• Tuntutan ganti rugi dan pelaksanaan putusannya termasuk
uang paksa/dwangsom, dalam hal tidak memenuhi tanggung
jawab sebagaimana tersebut di atas

42
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

• Pembeli harus menyetorkan uang jaminan pelaksanaan


lelang sebelum mengikuti pelaksanaan lelang
• Pembeli harus melunasi semua kewajibannya apabila
PEMBELI ditunjuk sebagai Pemenang Lelang
• Pembeli berhak mendapatkan kuitansi pelunasan
pembayaran lelang dan kutipan Risalah Lelang serta
dokumen kepemilikan objek lelang (apabila ada) setelah
melunasi semua kewajibannya

43
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Permohonan lelang Peserta yang berminat


diajukan kepada akan menyetorkan
KPKNL/PL Kls II/BL jaminan lelang ke bank
KPKNL untuk ditetapkan persepsi
jadwal lelangnya. Pemohon lelang
PEMOHON
LELANG
mengumumkan
di surat kabar

PROSEDUR LELANG Lelang


dilaksanakan
sesuai
KPKNL menyerahkan Hasil
Lelang + Salinan RL pengumuman
kepada Pemohon Lelang Pelunasan Harga
Lelang ke KPKNL

KPKNL
Pemenang lelang wajib
membayar Bea Lelang + Peserta lelang yang
Harga Lelang paling menawar paling tinggi
lambat 5 hari kerja ditetapkan sebagai
Bea Lelang disetorkan ke
sebagai syarat Pemenang lelang oleh
Kas Negara melalui Bank
Persepsi mendapatkan kutipan Pejabat Lelang
risalah

44
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

JENIS LELANG
1. Lelang Eksekusi (16 Jenis Lelang)
2. Lelang Noneksekusi Wajib (17 Jenis Lelang)
3. Lelang Noneksekusi Sukarela (8 Jenis Lelang)

Lelang Eksekusi (16 Jenis Lelang), antara lain Lelang Noneksekusi Wajib (17 Jenis Lelang),
terdiri dari : antara lain terdiri dari :
✓ Lelang Eksekusi benda sitaan Pasal 45 Kitab ✓ Lelang Barang Milik Negara/Daerah; dan
Undang-Undang Hukum Acara Pidana ✓ Lelang barang dalam penguasaan kejaksaan
(KUHAP); dan yang berasal dari barang bukti yang
✓ Lelang Eksekusi barang rampasan dikembalikan tetapi tidak diambil oleh
pemilik/yang berhak karena pemilik/yang
berhak tidak ditemukan atau menolak
menerima

45
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Permohonan Lelang harus diajukan secara tertulis oleh


Penjual/Pemilik Barang kepada Penyelenggara Lelang,
yaitu :
DOKUMEN
• Kepala KPKNL, untuk lelang eksekusi, lelang
PERSYARATAN noneksekusi wajib dan lelang noneksekusi sukarela
LELANG • Pemimpin Balai Lelang/Pejabat Lelang Kelas II, untuk
lelang Non Eksekusi Sukarela

Dengan dilengkapi dokumen persyaratan lelang yang


bersifat umum dan khusus.

46
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. Surat Permohonan Lelang


DOKUMEN 2. Daftar Barang
PERSYARATAN 3. Surat persetujuan dari pemegang Hak
Pengelolaan atau Hak Milik
UMUM 4. Informasi tertulis untuk penyetoran/penyerahan
LELANG hasil bersih lelang
EKSEKUSI 5. NPWP Pemohon Lelang
6. Surat Keterangan dari Penjual mengenai syarat
lelang tambahan

47
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

7. Surat Keterangan dari Penjual mengenai syarat


DOKUMEN lelang tambahan selain poin 6 berikut
PERSYARATAN ketentuannya
8. Surat pernyataan/surat keterangan dari Penjual
UMUM bahwa Objek Lelang dalam penguasaan secara
LELANG fisik Penjual untuk Barang Bergerak Berwujud
EKSEKUSI 9. Foto Objek Lelang
10. Bukti Pembayaran Bea Permohonan Lelang

48
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Dokumen yang disampaikan pada saat permohonan


DOKUMEN lelang :
PERSYARATAN
1. Salinan/fotokopi Surat Izin atau persetujuan
Penyitaan dari Pengadilan;
KHUSUS 2. Salinan/fotokopi Surat Perintah Penyitaan;
LELANG 3. Salinan/fotokopi Berita Acara Sita;
EKSEKUSI
4. Salinan/fotokopi surat Izin Lelang dari Ketua
Benda Sitaan Pasal 5 KUHAP Pengadilan atau Ketua Majelis Hakim yang
menyidangkan perkara, dalam hal perkara sudah
dilimpahkan ke Pengadilan;

49
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

5. Asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak apabila


DOKUMEN berdasarkan peraturan perundangundangan
diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak, atau apabila
PERSYARATAN bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai, harus dilengkapi
KHUSUS dengan surat pernyataan/surat keterangan dari
Penjual bahwa barang-barang tersebut tidak disertai
LELANG bukti kepemilikan/hak dengan menyebutkan
EKSEKUSI alasannya; dan
Benda Sitaan Pasal 5 KUHAP
6. Salinan/fotokopi laporan penilaian/penaksiran atau
dokumen ringkasan hasil penilaian/penaksiran yang
memuat tanggal penilaian/penaksiran

50
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

DOKUMEN
Dokumen yang disampaikan pada saat pelaksanaan
lelang :
PERSYARATAN 1. Persetujuan dari tersangka/kuasanya atau Surat
KHUSUS Pemberitahuan Lelang kepada tersangka;
LELANG
2. Bukti pengumuman lelang; dan
3. Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal
EKSEKUSI barang yang dilelang berupa barang bergerak
Benda Sitaan Pasal 5 KUHAP
dengan nilai limit total paling sedikit
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

51
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

DOKUMEN
Dokumen yang disampaikan pada saat permohonan
lelang :
PERSYARATAN 1. Salinan/fotokopi Putusan Pengadilan yang telah
KHUSUS mempunyai kekuatan hukum tetap;
LELANG
2. Salinan/ fotokopi Surat Perintah Penyitaan;
3. Salinan/fotokopi Berita Acara Sita;
EKSEKUSI 4. Salinan/fotokopi Surat Perintah Lelang dari
Barang Rampasan Kejaksaan/Oditurat Militer/Komisi
Pemberantasan Korupsi;

52
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

5. Asli dan/ atau fotokopi bukti kepemilikan/hak apabila


berdasarkan peraturan perundangundangan
DOKUMEN diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak, atau
PERSYARATAN apabila bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai, harus
dilengkapi dengan surat pernyataan/surat keterangan
KHUSUS dari Penjual bahwa barang-barang tersebut tidak
LELANG disertai bukti kepemilikan/hak dengan menyebutkan
EKSEKUSI alasannya; dan
Barang Rampasan
6. Salinan/fotokopi laporan penilaian/penaksiran atau
dokumen ringkasan hasil penilaian/penaksiran yang
memuat tanggal penilaian/penaksiran.

53
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Dokumen yang disampaikan pada saat pelaksanaan


lelang :
DOKUMEN
PERSYARATAN 1. Bukti pengumuman lelang;
2. SKPT /SKT dalam hal Objek Lelang berupa bidang
KHUSUS tanah atau satuan rumah susun, atau surat
LELANG keterangan pendaftaran rumah susun dalam hal
EKSEKUSI Objek Lelang berupa satuan rumah susun dengan
Barang Rampasan bukti kepemilikan SKBG Sarusun, atau surat
keterangan dalam hal Objek Lelang berupa barang
tidak bergerak selain tanah yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan wajib didaftarkan;

54
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

3. Surat pernyataan tanggung jawab formil dan materiil


DOKUMEN dari Penjual mengenai tidak adanya perubahan data
PERSYARATAN fisik dan data yuridis bidang tanah atau satuan rumah
susun yang akan dilelang, dalam hal SKPT / SKT yang
KHUSUS digunakan adalah SKPT/SKTyang telah terbit
LELANG sebelumnya; dan
EKSEKUSI 4. Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal
barang yang dilelang berupa barang bergerak dengan
Barang Rampasan
nilai limit total paling sedikit Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).

55
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. Surat Permohonan Lelang


DOKUMEN 2. Salinan/fotokopi Surat Keputusan Penunjukan
PERSYARATAN Penjual/ Surat Tugas Penjual/ Surat Kuasa Penjual;
KHUSUS 3. Daftar barang yang akan dilelang, nilai limit dan uang
jaminan;
LELANG 4. Surat persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan
NONEKSEKUSI atau Hak Milik
WAJIB 5. Informasi tertulis untuk penyetoran/penyerahan hasil
bersih lelang

56
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

6. Informasi tertulis berupa Nomor Pokok Wajib Pajak


(NPWP) Pemohon Lelang, untuk Objek Lelang berupa
DOKUMEN Barang milik swasta, badan hukum, atau badan
PERSYARATAN usaha;
7. Surat Keterangan dari Penjual mengenai syarat lelang
KHUSUS tambahan
LELANG 8. Surat Keterangan dari Penjual mengenai syarat lelang
NONEKSEKUSI tambahan selain poin 6 berikut ketentuannya
9. Surat pernyataan/surat keterangan dari Penjual
WAJIB bahwa Objek Lelang dalam penguasaan secara fisik
Penjual untuk Barang Bergerak Berwujud
10. Foto Objek Lelang

57
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

DOKUMEN Dokumen yang disampaikan pada saat permohonan lelang :


1. Salinan/fotokopi Surat Persetujuan Penjualan dari Pengelola
PERSYARATAN Barang atau Pengguna Barang atau Pimpinan Badan Layanan
KHUSUS Umum (BLU) sesuai delegasi kewenangan dan tanggung
jawab dari Pengelola Barang, dalam hal diajukan oleh Unit
LELANG Akuntansi Kuasa Pengguna Barang;
NONEKSEKUSI 2. Salinan/fotokopi Surat Keputusan Penjualan dari Pengelola
WAJIB Barang sesuai delegasi kewenangan dan tanggungjawab dari
BMN/D Pengelola Barang, dalam hal permohonan diajukan oleh
Pengelola Barang;

58
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

1. Salinan/fotokopi Surat Persetujuan Presiden/DPR/DPRD,


DOKUMEN dalam hal peraturan perundang undangan menentukan
PERSYARATAN adanya persetujuan tersebut;
2. Salinan/fotokopi Surat Keputusan tentang Pembentukan
KHUSUS Panitia Penjualan Lelang, dalam hal permohonan diajukan
LELANG oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang; dan
3. Asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak apabila
NONEKSEKUSI berdasarkan peraturan perundang undangan diperlukan
WAJIB adanya bukti kepemilikan, atau apabila bukti
kepemilikan/hak tidak dikuasai harus dilengkapi dengan
BMN/D pernyataan tertulis/surat keterangan dari penjual bahwa
barang-barang tersebut tidak disertai dengan bukti
kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya.

59
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan lelang :


DOKUMEN 1. Bukti pengumuman lelang;
PERSYARATAN 2. SKT/SKPT dalam hal objek yang dilelang berupa bidang
tanah atau satuan rumah susun;
KHUSUS 3. Surat pernyataan tanggung jawab formil dan materiil dari
LELANG Penjual mengenai tidak adanya perubahan data fisik dan
data yuridis bidang tanah atau satuan rumah susun yang
NONEKSEKUSI akan dilelang, dalam hal SKPT/SKT yang digunakan adalah
WAJIB SKPT/SKT yang telah terbit sebelumnya; dan

BMN/D
4. Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang
yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit
total paling sedikit Rp5.000.000.00,00 (lima miliar rupiah).

60
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Dokumen yang disampaikan pada saat permohonan lelang :


1. Salinan atau fotokopi putusan pengadilan yang telah
DOKUMEN berkekuatan hukum tetap tentang pengembalian barang
PERSYARATAN bukti kepada pemilik/yang berhak;
2. Salinan/fotokopi surat pemanggilan kepada pemilik/yang
KHUSUS berhak untuk mengambil barang bukti;
Lelang barang dalam 3. Salinan/fotokopi pengumuman mengenai pengembalian
penguasaan kejaksaan barang bukti melalui surat kabar harian atau melalui Kantor
yang berasal dari Pengadilan Negeri, Kecamatan atau Kelurahan/Desa, dalam
barang bukti hal pemilik/yang berhak tidak ditemukan;
yang dikembalikan 4. Salinan/fotokopi pengumuman Kembali mengenai
tetapi tidak diambil pengembalian barang bukti melalui surat kabar harian atau
melalui Kantor Pengadilan Negeri, Kecamatan atau
Kelurahan/Desa, dalam hal pemilik/yang berhak tidak
ditemukan;
61
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

5. Salinan atau fotokopi berita acara penolakan benda


DOKUMEN sitaan/barang bukti, dalam hal pemilik/yang berhak menolak
menerima;
PERSYARATAN 6. Salinan/fotokopi Surat Penetapan Status Barang Bukti Yang
KHUSUS Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil Pemilik/Yang Berhak
Untuk Dilelang dari Kepala Kejaksaan Negeri; dan
Lelang barang dalam
7. Asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak apabila
penguasaan kejaksaan
berdasarkan peraturan perundang undangan diperlukan
yang berasal dari
barang bukti adanya bukti kepemilikan/hak, a tau apabila bukti
yang dikembalikan kepemilikan/hak tidak dikuasai, harus dilengkapi dengan
tetapi tidak diambil pernyataan tertulis / surat keterangan dari Penjual bahwa
barang-barang tersebut tidak disertai bukti kepemilikan/hak
dengan menyebutkan alasannya;

62
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

DOKUMEN
PERSYARATAN Dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan lelang :
KHUSUS 1. Bukti pengumuman lelang; dan
Lelang barang dalam
2. Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang
penguasaan kejaksaan
yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai
yang berasal dari
barang bukti limit total paling sedikit RpS.000.000.00,00 (lima miliar
yang dikembalikan rupiah).
tetapi tidak diambil

63
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENYELENGGARAAN LELANG

• Penyelenggaraan Lelang
dilakukan oleh KPKNL, Balai Model penyelenggaraan lelang :
Lelang, atau Kantor PL II sesuai
a. berdasarkan permohonan yang diajukan
kewenangannya
Penjual (respon atas permohonan
• Penyelenggara Lelang tidak boleh Penjual).
menolak permohonan lelang b. inisiatif KPKNL/Balai Lelang dengan
yang diajukan kepadanya jika penyelenggaraan Lelang Terjadwal
dokumen persyaratan lelang Khusus (untuk jenis Lelang Noneksekusi
lengkap dan memenuhi Legalitas Sukarela atas Barang bergerak)
Formal Subjek dan Objek Lelang.

64
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

TEMPAT PELAKSANAAN LELANG

Pengecualian :
Tempat pelaksanaan a. Lelang kayu dan hasil hutan lainnya
dari tangan pertama setelah
lelang : mendapat persetujuan tertulis
a. wilayah kerja KPKNL dari Kepala Kantor Wilayah sesuai
atau dengan wilayah kerjanya; atau
b. wilayah jabatan Pejabat b. Lelang Terjadwal Khusus dengan
Lelang Kelas II penawaran tertulis tanpa
kehadiran peserta melalui Platform
e-Marketplace Auction.

65
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

KEHADIRAN PENJUAL

3 Ketentuan kehadiran melalui sarana media


1 elektronik juga berlaku bagi saksi dari Penjual,
untuk lelang yang memerlukan kehadiran saksi.
2
4 ❑ Dokumentasi kehadiran Penjual dan/atau
saksi dari Penjual melalui sarana media
elektronik berupa tangkapan layar yang
menampilkan Pejabat Lelang, Penjual,
dan/atau saksi.
❑ Tangkapan layar dicetak dan dilampirkan
pada Minuta Risalah Lelang sebagai bukti
kehadiran Penjual dan/atau saksi.

66
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PELAKSANAAN LELANG

Dilakukan oleh dan/atau di Pejabat Lelang dapat dibantu


hadapan Pejabat Lelang. oleh Pemandu Lelang

Setiap orang, badan hukum,


Minimal diikuti oleh 1 (satu) atau badan usaha dapat
orang Peserta Lelang. menjadi Peserta Lelang,
kecuali yang dilarang

Dokumen perwakilan bagi Lelang yang telah dilaksanakan


peserta lelang berupa surat sesuai ketentuan, tidak dapat
kuasa bermeterai cukup dibatalkan

67
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

LARANGAN MENJADI PEMBELI

Tereksekusi/
Pejabat Pejabat Penilai atau
Juru Sita Debitor/
Lelang Penjual Penaksir
Terpidana

Yang terkait langsung dengan pelaksanaan Lelang

68
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PERMOHONAN LELANG
Pengenaan Bea Permohonan Lelang
untuk Lelang Eksekusi Pasal 6

01 04
Diajukan secara tertulis oleh
Undang-Undang Hak Tanggungan
Penjual disertai dokumen
(UUHT), Lelang Eksekusi Pengadilan,
persyaratan lelang. dan Lelang Eksekusi Harta Pailit.

Penjual merupakan unit internal pada KPKNL:


permohonan diajukan oleh pejabat yang

02 berwenang sesuai organisasi dan tata kerja


DJKN kepada Kepala KPKNL yang
bersangkutan. 05
Tata cara pengajuan permohonan
lelang dan dokumen persyaratan
lelang lihat pada Lampiran Huruf A
dan Huruf B
Jika diajukan menggunakan Aplikasi Lelang
(permohonan on-line) dan dokumen persyaratan

03 lelang telah terverifikasi secara digital, asli surat


permohonan beserta dokumen persyaratan lelang
harus telah diterima Kepala KPKNL paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sejak dinyatakan lengkap.

69
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

WAKTU PELAKSANAAN LELANG


Penetapan Waktu Pengecualian Waktu
• Kepala KPKNL atau Pejabat Lelang dapat dilaksanakan di luar hari dan
Lelang Kelas II jam kerja KPKNL dengan syarat
• Kepala KPKNL atau Pimpinan memberitahukan secara tertulis kepada
Balai Lelang, untuk Lelang Kanwil setempat paling lambat :
Terjadwal Khsusus • 1 hari sebelum lelang (untuk Lelang
• Waktu lelang dilaksanakan Eksekusi Pasal 45 KUHAP atau Lelang
pada hari dan jam kerja KPKNL Noneksekusi Wajib BMN atas barang
mudah rusak/busuk, dan Lelang
Noneksekusi Sukarela), atau
• 1 kali sebelum pelaksanaan lelang yang
pertama (untuk Lelang Terjadwal
Khusus)

70
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

SKT/SKPT
Objek Lelang Ketentuan
• Bidang tanah atau satuan • Permintaan penerbitan surat
rumah susun SHMSRS → keterangan diajukan oleh Kepala
Kantah setempat; SKPT/SKT/Surat KPKNL atau Pejabat Lelang Kelas
II

Keterangan
• Satuan rumah susun dengan
• Pelaksanaan pengurusan dan
kepemilikan SKBG Sarusun → biaya surat keterangan menjadi

Pendaftaran
Instansi teknis Pemerintah tanggung jawab Penjual
Daerah yang bertanggung • Dapat digunakan lebih dari 1
jawab di bidang bangunan
gedung; Sarusun/Surat kali untuk waktu paling lama 6
bulan dengan syarat tertentu
• barang tidak bergerak selain
tanah yang berdasarkan
Keterangan Lainnya • Jika dokumen kepemilikan tidak
dikuasai Penjual, tiap lelang
harus menggunakan SKT/SKPT/
peraturan perundang-
Surat Keterangan baru
undangan wajib didaftarkan
→ Instansi yang berwenang

71
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PEMBATALAN SEBELUM LELANG

Penetapan/ Hal-hal lain


Permintaan putusan
yang diatur
lembaga
Penjual peradilan; dalam
atau PMK.

72
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PEMBATALAN SETELAH LELANG DIMULAI


Uang jaminan milik
Keadaan Pemenang Lelang
terdebet dari
memaksa rekening Bendahara
(force Gangguan dan tidak dilakukan
Teknis yang pemindahbukuan
majeure) kembali ke
tidak dapat
atau kahar; ditanggulangi
rekening Bendahara
pada hari lelang
sampai meskipun telah
diberitahukan
berakhirnya
jam kerja; atau

73
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

JAMINAN PENAWARAN LELANG


Bentuk & Besaran Ketentuan
Bentuk Jaminan : • Diperhitungkan dengan kewajiban
a. Uang Jaminan pembayaran lelang (jika menang)
b. Bank Garansi (untuk jaminan • Dikembalikan seluruhnya (jika
Penawaran Lelang paling sedikit tidak menang)
Rp50 Milyar) • Disetorkan ke Kas Negara
dan/atau menjadi milik Penjual,
Besaran Jaminan : paling sedikit Balai Lelang, dan/atauPL II sesuai
20% sampai dengan paling banyak ksepakatan (jika Pembeli
50% dari Nilai Limit wanpretasi)

74
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENYETORAN & PENGEMBALIAN JAMINAN


Lelang KPKNL: penyetoran dan
Verifikasi setoran dan
pengembalian uang jaminan lelang
dilakukan melalui rekening.
pengembalian uang jaminan
Nama penyetor uang jaminan dapat lelang dilakukan dengan otomasi
berbeda dengan nama Peserta oleh sistem aplikasi bank mitra,
Lelang (fleksibel) atau manual oleh bendahara jika
terjadi gangguan sistem.

Untuk lelang oleh Kantor PL II dan


Balai Lelang, setoran uang
jaminan dapat tunai atau
rekening

75
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

JAMINAN PENAWARAN LELANG


▪ Peserta Lelang ▪ KPKNL/PLII melakukan verifikasi,
▪ 1 JPL hanya untuk 1 Lot
harus setor JPL Diterima di rekening secara otomasi sistem aplikasi bank
Lelang.
▪ Nama Penyetor KPKNL/PLII paling mitra, atau manual oleh Bendahara;
dapat tidak sama ▪ Penyetoran sekaligus
▪ Virtual account dengan
lambat 1 hari ▪ Setoran dianggap tidak sah dalam hal
dengan nama sebelum lelang diterima efrktif pada hari lelang, baik
Peserta Lelang close payment
sengaja atau karena sebab lainnya

▪ Apabila tidak disahkan sebagai pembeli, UJPL dikembalikan ▪ Jika JPL terdebet kembali dari rekening
seluruhnya, kecuali bila ada biaya transaksi penampungan (reversal), Pemenang
▪ Untuk penyelenggaran lelang oleh KPKNL, penyetoran dan Lelang diminta re-transfer
pengembalian uang jaminan lelang dilakukan melalui ▪ Dalam hal UJPL tidak efektif di rekening
rekening. Adapun untuk penyelenggaraan lelang oleh Kantor penampungan pada hari lelang, Pejabat
PL II dan Balai Lelang, setoran uang jaminan dapat tunai atau Lelang membatalkan Pemenang Lelang
rekening

76
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

NILAI LIMIT
Nilai Limit Besaran Nilai Limit
• Merupakan syarat dalam setiap
pelaksanaan lelang, kecuali Lelang • Nilai Limit untuk Lelang Eksekusi
Noneksekusi Sukarela atas barang Pasal 6 UUHT, Jaminan Fidusia,
bergerak milik perorangan atau Gadai, dan Harta Pailit paling tinggi
badan hukum/usaha swasta. sama dengan nilai pasar dan paling
• Harus dicantumkan dalam rendah sama dengan nilai likuidasi.
Pengumuman lelang, kecuali dalam • Untuk lelang ulang, Nilai Limit dapat
Lelang Noneksekusi Sukarela atas diubah oleh Penjual
Barang Bergerak.
• Penetapannya menjadi kewenangan
dan tanggung jawab Penjual

77
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGUMUMAN LELANG
1
2 4
3
Diatur materi
Pengumuman Lelang diterbitkan pada hari minimal dari
Lelang harus
Pengumuman kerja KPKNL, kecuali untuk : Pengumuman
didahului
lelang a. Lelang Eksekusi atas benda sitaan Lelang, dan
dengan
dilakukan oleh berupa Barang yang mudah untuk pemuatan
Pengumuman
Penjual busuk/rusak; di surat kabar
Lelang b. Lelang Noneksekusi Wajib atas Barang harian dapat
yang mudah busuk/kedaluwarsa; dan lebih singkat
c. Lelang Noneksekusi Sukarela.

78
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGUMUMAN LELANG

2
Media yang digunakan Pengumuman melalui Pengumuman melalui Pengumuman Lelang
media elektronik harus melalui surat kabar harian
untuk Pengumuman selebaran harus 3
tayang di situs web harus meperhatikan
Lelang : selebaran, ditayangkan dalam ketentuan penerbitan dan
Penyelenggara Lelang
media elektronik (situs situs web sejak tanggal terbit sampai peredaran, tiras/oplah,
web Penyelenggara Penyelenggara Lelang dengan pelaksanaan penempatan pada
Lelang), atau surat (agar daya jangkau lelang secara terus 4
halaman utama (bukan
kabar harian luas) menerus halaman suplemen/
tambahan)

1 2 3 4

79
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGUMUMAN LELANG
Lelang Eksekusi Lelang Noneksekusi Sukarela
▪ Barang tidak bergerak, atau barang tidak ▪ Selebaran;
bergerak dijual bersama-sama dengan ▪ Media elektronik; atau
barang bergerak :
▪ Surat kabar harian
❖Peng I : selebaran/media elektronik/surat
kabar harian
❖Peng II : surat kabar harian
▪ Barang bergerak : Lelang Noneksekusi Wajib
❖Limit < Rp 100 juta : selebaran/media
elektronik/surat kabar harian
❖Limit > Rp 100 juta : surat kabar harian
▪ Barang Bergerak Limit < Rp 200 juta:
selebaran/media elektronik/surat kabar
▪ Lelang Eksekusi Pajak Barang Bergerak harian
❖Limit < Rp 20 juta : selebaran/media ▪ Barang Bergerak Limit > Rp 200 juta atau
elektronik/surat kabar harian Barang Tidak Bergerak : surat kabar
❖Limit > Rp 20 juta : surat kabar harian harian

80
80
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGUMUMAN SELEBARAN
Wajib Tayang dalam Situs Web Penyelenggara Lelang

Untuk Lelang Eksekusi atas Barang Jika penayangan pada situs


Bergerak dan Lelang Noneksekusi: web Penyelenggara Lelang
Pengumuman Lelang melalui selebaran tidak dilakukan sesuai
wajib ditayangkan oleh Penjual pada situs ketentuan, Pejabat Lelang
web Penyelenggara Lelang paling lambat membatalkan pelaksanaan
2 (dua) hari setelah pengumuman terbit Lelang (Pengumuman Lelang
secara terus-menerus sampai dengan tidak sesuai ketentuan).
pelaksanaan lelang.

81
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGUMUMAN SELEBARAN
Tidak Perlu Ditayangkan pada Situs Web Penyelenggara Lelang

Pengumuman selebaran yang dilakukan dengan jangka


waktu khusus sebagaimana dimaksud dalam:
a. Pasal 55 ayat (4), untuk Lelang Eksekusi benda sitaan
Pasal 45 KUHAP, Pasal 94 UU 31/1997, Pasal 47A Pengumuman atas Lelang
Undang-Undang Nomor 19/2019 dengang objek lelang yang diselenggarakan oleh
Pejabat Lelang Kelas II yang
berupa barang mudah rusak/busuk atau ikan dan
belum memiliki situs web.
sejenisnya;
b. Pasal 57 ayat (4), untuk Lelang Noneksekusi Wajib
atas barang bergerak yang mudah busuk/
kedaluwarsa;
c. Pasal 57 ayat (8), untuk Lelang Terjadwal Khusus.

82
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENAWARAN LELANG
Dengan Kehadiran Peserta

Lisan Kehadiran
peserta
dapat secara
Tertulis fisik atau
melalui media
elektronik
Tertulis
dilanjutkan lisan

83
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENAWARAN LELANG
Tertulis Tanpa Kehadiran Peserta

Surat tromol pos Surat elektronik (e-mail)

Aplikasi Lelang (open/closed Platform e-marketplace


bidding) auction

84
85

Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENETAPAN PEMBELI LELANG


Lelang Menggunakan Nilai Limit
Berdasarkan harga penawaran tertinggi yang telah mencapai/melampaui Nilai Limit

Lelang Tidak Menggunakan Nilai Limit


Berdasarkan persetujuan Penjual

Lelang Terjadwal Khusus


• Berdasarkan harga penawaran tertinggi yang telah mencapai/melampaui nilai limit, atau
persetujuan Penjual
• Berdasarkan harga penawaran yang diterima pertama dan telah mencapai/melampaui Nilai
Limit atau dikehendaki Penjual (get it know)
• Pengguliran pemenang kepada penawar tertinggi kedua atau ketiga (roll over auction)

85
86

Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PEMBAYARAN DAN PENYETORAN


Pembayaran Penyetoran
Rp • Penyetoran uang hasil lelang dilakukan
• Jangka waktu pelunasan setelah seluruh pembayaran diterima
oleh Pembeli adalah 5 hari Rp • Penyetoran hasil lelang ke Kas Negara :
kerja 1 hari kerja setalah pelunasan diterima
• Untuk Lelang Terjadwal Rp • Penyetoran hasil bersih lelang kepada
Khusus, jangka waktu Penjual : 3 hari kerja setelah pelunasan
pelunasan oleh Pembeli diterima
• Penyetoran hasil lelang untuk Lelang
adalah 2 hari kerja
Rp Terjadwal Khusus melalui platform e-
marketplace auction : 1 hari kerja
setelah barang diterima Pembeli

86
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

BEA LELANG DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN


Bea Lelang PPh & BPHTB

• Tarif Bea lelang mengikuti PP • Dikenakan untuk Objek Lelang


PNBP berupa tanah dan/atau bangunan
• Tarif Bea Lelang untuk Objek • Untuk Lelang Noneksekusi
Lelang berupa Barang tidak Sukarela, pengenaan PPH dan
berwujud atau hak dipungut BPHTB didasarkan pada NJOP atau
sesuai tarif kategori Barang Harga Lelang mana yang lebih
bergerak. tinggi
• Tarif Bea Lelang untuk Objek
Lelang berupa Hak
Menikmati dipungut sesuai
kategori Barangnya

87
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

RISALAH LELANG
2 Format Standar

Bagian-Bagian 1 • Penyusunan
• Penandatanganan
• Lampiran Huruf E
• Bagian Kepala
• Bagian Badan
• Bagian Kaki
3 Bea Meterai
• Pasal 42 Vendu Reglement
• Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2020

88
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

PENGGALIAN POTENSI LELANG


Dilaksanakan dengan cara :
Dilakukan oleh DJKN dalam
upaya mengoptimalkan 1. Surat menyurat; dan/atau
penerimaan negara dari sektor 2. Koordinasi dan Kunjungan
lelang. langsung ke stakeholder oleh
petugas dari DJKN

89
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Perubahan Materi Juklak Lelang

TERIMA KASIH

90

Anda mungkin juga menyukai