Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Kematian merupakan fakta hidup, setiap manusia di dunia pasti akan mati. Kematian
tidak hanya dialami oleh kaum lanjut usia, tapi juga oleh orang-orang yang masih
muda, anak- anak bahkan bayi. Seseorang dapat meninggal karena sakit, usia lanjut,
kecelakaan dan sebagainya. Jika seseorang meninggal dunia, peristiwa kematian
tersebut tidak hanya melibatkan dirinya sendiri namun juga melibatkan orang lain,
yaitu orang-orang yang ditinggalkannya, kematian dapat menimbulkan penderitaan
bagi orang-orang yang mencintai orang tersebut (Turner & Helms dalam Cahayasari,
Tt). Kematian merupakan fakta biologis, akan tetapi kematian juga memiliki dimensi
sosial dan psikologis. Secara biologis kema- tian merupakan berhentinya proses
aktivitas dalam tubuh biologis seorang individu yang ditandai dengan hilangnya
fungsi otak, berhentinya detak jantung, berhentinya tekanan aliran darah dan
berhentinya proses pernafasan. Ismail (2009) mengatakan bahwa secara medis
kematian dapat dideteksi yaitu ditandai dengan berhentinya detak jantung seseorang.
Namun pengetahuan tentang kematian sampai abad moderen ini masih san - gat
terbatas. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan dia akan mati. Karena itu tidak
sedikit pula yang merasa gelisah dan stress akibat sesuatu hal yang misterius ini.
Dimensi psikologis dari kematian menekankan pada dinamika psikologi individu
yang akan mati maupun orang- orang di sekitar si mati baik sebelum dan sesudah
kematian (Hartini,2007).
Pada penelitian ini adalah dewasa dini/dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Willis (1991, h. 33) menjelaskan
bahwa masa transisi menuju masa dewasa dini ditandai oleh beberapa peritiwa
kehidupan, seperti berakhirnya masa sekolah, bekerja, hidup terpisah dari orangtua,
menikah, dan menjadi orangtua. Erikson (dalam Willis, 1991, h. 43) menyatakan
bahwa pada masa dewasa Dini seseorang berada dalam tahap perkembangan intimacy
versus isolation. Pada tahap ini, seseorang dituntut untuk menjalin hubungan dengan
orang lain. Dalam hal ini hubungan (intimacy) bukanlah hubungan secara fisik atau
seksual, melainkan hubungan yang melibatkan komitmen emosional antara dua orang
dewasa baik dengan teman, keluarga atau pasangannya. Keberhasilan dalam
memenuhi tugas perkembangan pada tahap ini akan berpengaruh pada tahap
perkembangan berikutnya yaitu generativity dimana seseorang dituntut le bih fokus
terhadap masalah membangun generasi baru, melahirkan dan merawat anak dan
membantu dalam mengembangkan lingkungan. Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa dewasa dini merupakan masa dimana seseorang dianggap
telah tumbuh menjadi sempurna yang ditandai dengan berakh irnya masa sekolah,
bekerja, hidup terpisah dengan orangtua, menikah, bereproduksi, dan membangun
komitmen secara emosional dengan teman, keluarga dan pasangannya.
Pemaknaan kematian orang tua yang di alami akan tambah mendalam di usia ini
karena pada usia dewasa awal ini adalah transisi dari zona yang di kelilingi dan
bergantung pada orang tua ke pada kemandirian sendiri. Maka akan terasa mendalam
ketika seseorang yang kehilangan orang tua ketika dia ingin melakukan sesuatu kelak
untuk orang tuanya namun tidak bisa terjadi karena kehilangan orang tuanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh peneliti dalam
penelitian ini, maka rumusan masalah yang ingin diketahui yaitu :
a. Bagaimana pemaknaan kematian orang tua bagi dewasa awal?
b. Apa pengaruh dari pemaknaan kematian orang tua bagi dewasa awal?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk untuk memahami makna
kematian orangtua bagi dewasa awal serta menggali bagaimana dewasa awal
menghadapi kematian orang tua. Dan mendalami bagiamana pola pikir
pemaknaan dewasa awal setelah di tinggal oleh orang tuanya.

D. Manfaat
1) Bagi subjek penelitian
Penelitian ini dapat memberikan pengarahan untuk dapat memahami
pemaknaan yang sesuai dengan perkembangan kehidupan subjek
kedepannya.
2) Bagi peneliti
Dapat mengasah dan mempraktekan pembelajaran yang telah di
dapat di kampus serta menambah pengalaman untuk penelitian
selanjutnya.
3) Bagi peneliti lainnya
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan baru dan dapat
dikembangkan lagi dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai