Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN OUTING CLASS

BUDIDAYA CABAI MERAH

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KELULUSAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 / KELAS 12 MIA 1
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
FARADILLA SRIJULIYANI S
INDI DAMAYANTI
SUSANTI
SANSAN APRIANSYAH
FIKRI WAHDATUL FAJRI

SMA MUHAMMADIYAH 2 MAJALAYA


2023
LEMBAR PENGESAHAN
Budidaya cabai merah

Majalaya, ….februari 2023

Wakasek Akademik Guru Pembimbing

Nurlina Laelasari,S.Pd Dindin Wahyudin,S.Pd

Menyetujui
Kepala sekolah

Cucu Siti Rodiah,S.Ag


NBM.916.681
LEMBAR PENGUJI
Budidaya cabai merah

Majalaya,8 februari 2023

Penguji 2. Penguji 1.

Yulia,S.Pd Dindin wahyudin,S.Pd

Ketua Penguji
H.Kusnadi,S.Pd
‫‪ABSTRAKSI‬‬

‫َذ َهْبَنا ِإَلى َباْنُدوْنْغ ِإِل ْج َر اِء َفْص ِل الَّتَنُّز ِه ُهَناَك ِلِز َياَر ِة َثاَل َث ِة َأَم اِكَن ‪َ ،‬ك اَن اْلَم َك اُن اَأْلَّوُل اَّل ِذ ي ُقْم َن ا‬
‫ِبِز َياَر ِتِه ُهَو اْلُع ُلوَم َو الِّتْك ُنوُلوْج َيا َباَس ا اَّلِتي َكاَنْت ِفي َج ااَل ْن َباَر اْهَياْنْج َر اَيا َج ااَل ْن َر اَي ا َب اَد ااَل َر اْنْج‬
‫َر ْقَم َأْر َبِعِم اَئٍة َو َس ْبَعٍة َو ِع ْش ُروَن ِم ْنَطَق َة ِكيْر َت ا َج اَي ا اْلَفْر ِع َّي ِة ِفي اَل َر اْنْج َباْن ُدوْنْج ِللَّتَع ُّلِم َو ُمَح اَو َل ِة‬
‫الَّتَفاُع ِل ‪ .‬اَأْلَد َو اِت ‪ُ ،‬ثَّم َذ َهْبَنا ِإَلى َم ْتَح ِف اْلِج ُيوُلوْج َي ا اْلَم ْو ُج وِد ِفي َج ااَل ْن ِد يُبوِنيُغ وُرو َر ْقَم َس ْبَعٍة‬
‫َو َخ ْمِس يَن ِلُم َش اَهَد ِة َم ْج ُم وَعاٍت ِم ْن َم ْتَحِف اْلِج ُيوُلوْج َيا ‪َ ،‬و ِهَي اْلَح ْفِر َّياُت َو الُّص ُخ وُر َو اْلَم َع اِد ُن ‪َ .‬و ِفي‬
‫اْلَم ْر َتَبِة الَّثاِلَثِة َذ َهْبَنا ِإَلى َباِليْسَتا اَّلِتي َتَقُع َع َلى َطِر يِق َتاْنِج ُك وَب اْن َب اَر اُهو الَّس ِريِع َر ْقِم ِليَم اَر اُتوْس‬
‫َس ْبَع َة َع َش َر ‪ِ ،‬م ْنَطَقِة ِليْمَباْنْج ‪َ ،‬باِليْسَتا ِهَي َم َك اٌن َأِلْبَح اِث اْلَخْض َر َو اِت َو َتْط ِو يِر َأْن َو اِع الِّز َر اَع ِة‪.‬‬
‫َو اْلَغ َر ُض ِم ْن َع ْقِد َفْص ٍل ِدَر اِسٍّي ُهَو َتْس ِهيُل َفْهِم اْلَم َو اِّد ِم ْن ِخ اَل ِل ُر ْؤ َيِة اْلَو اِقِع اْلَح ِقيِقِّي‬
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim dengan menyebut Nama Allah yang Maha pengasih dan


Maha Penyayang. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan KasihNya, sehingga laporan kegiatan outing class 2022 dapat
diselesaikan sesuai tepat waktu.

laporan kegiatan outing class ini merupakan laporan pertanggung jawaban dalam
menjalan program kegiatan yang telah disesuaikan dengan visi dan misi. Tentu saja
sudah dibuat sesuai dengan rumus yang mengacu pada pokok tugas dan peran
yang disimpan sesuai jobdesk.

Laporan kegiatan yang dijalankan lewat serangkaian kegiatan ini berharap dapat
berjalan dan dapat meningkatkan kinerja, sehingga mendukung keberhasilan
penyelenggaran program-program pertanian untuk masyarakat.

Sehingga laporan kegiatan ini tidak hanya menjadi laporan saja. tetapi juga dapat
menjadi acuan, menambah wawasan bagi para pembacanya. agar ada kemajuan
dari laporan satu dengan laporan lain di masa yang akan datang

Bandung,03 febuari 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Outing Class merupakan salah satu cara metode pembelajara diluar kelas yang bisa
menambah pengetahuan serta pola pikir siswa dalam mengembangkan teori yang telah
dipelajari, sampai saat ini outing class merupakan media yang paling efektif dan efesien
dalam menyampaikan suatu ilmu pengetahuan, bukan hanya teori saja kebenaran bukti nyata
dilapangan perlu kita ketahui adapun kita melaksanakan outing class kunjungan ke beberapa
tempat dibandung yaitu museum puspa iptek,museum geologi dan ballista.

A. TUJUAN

Tujuan dalam kegiatan ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang
luas bagi siswa serta dapat menerapkannya didalam praktek misalnya penanaman cabai
ballista lembang.

B. MANFAAT

● Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.

● Mengenal tempat dan bagaimana Prosedur Belajar diluar sekolah.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Tanggal/Hari : 21 DESEMBER 2022 / RABU

Pukul : 06.00-SELESAI

Tempat :

Puspa IPTEK Jl. Parahyangan Raya Jl. Raya Padalarang No.427, Kertajaya, Kec. Padalarang,
Bandung, Jawa Barat 40553
Museum geologi Jl. Diponegoro No.57, Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kaler, Kota
Bandung, Jawa Barat 40122

Balista Jl. Raya Tangkuban Parahu No.517, Cikole, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung
Barat, Jawa Barat 40391
BAB II

PEMBAHASAN

Cabai merah (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang
umumnya digunakan sebagai bumbu masakan zaherí-hari dan dikonsumsi dalam
bentuk segar. Penggunaan cabai merah dalam bentuk olahan masih terbatas sebagai
saus sambal,bubuk cabai dan acar. Budidaya cabai merah yang dilakukan petani di
Indonesiaumumnya belum menerapkan sepenuhnya kaidah budidaya yang benar. Hal
ini mengakibatkan usaha agribisnis cabai merah belum memberikan hasil yang
optimal bagi pelakunya. Oleh sebab itu perbaikan teknik budidaya mulai dari
persiapan lahan,penyiapan sarana produksi pertanian, pemeliharaan, penanganan
panen dan pasca panen,serta sistem pemasaran perlu dilakukan agar hasil panen cabai
merah mempunyai nilaitambah, menghasilkan produk yang bermutu dan berdaya
saing.

Dalam rangka meningkatkan produksi yang bermutu dan berdaya saing untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan untuk ekspor, terutama terhadap
keamanan produk dan lingkungan perlu dilakukan usaha budidaya cabai merah secara
benar.Dengan demikian diharapkan usaha budidaya cabai merah dapat dilakukan
secara berkelanjutan dan produknya aman untuk dikonsumsi. Salah satu usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan membuat suatu Standar Operasional Prosedur (SOP)
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan produksi cabai merah yang memuat alur
proses budidaya dari on-farm sampai penanganan pasca panen, sesuai dengan norma
budidaya yang baik dan benar (Good Agriculture Practices/GAP)

1. Jenis tanaman yang akan dibudidayakan


Pada umumnya tanaman dapat tumbuh pada semua ekosistem. Namun, untuk
tumbuh,berkembang dan dapat berproduksi secara optimum tanaman
menghendaki persyaratan tertentu.
Persyaratan tumbuh tanaman cabai merah, tomat, dan mentimun ialah sebagai
berikut :
Syarat tumbuh tanaman cabai merah
Tanaman cabai merah mempunyai daya adaptasi yang cukup luas.
Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi
sampai ketinggian 1400 m di atas permukaan laut, tetapi pertumbuhannya
di dataran tinggi lebih lambat. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan
tanaman cabai merah adalah 25-27 oC pada siang hari dan 18-20 oC pada
malam hari. Suhu malam di bawah 16 oC dan suhu siang hari di atas 32
oC dapat menggagalkan pembuahan. Suhu tinggi dan kelembaban udara
yang rendah menyebabkan transpirasi berlebihan, sehingga tanaman
kekurangan air. Akibatnya bunga dan buah muda gugur.
Pembungaan tanaman cabai merah tidak banyak dipengaruhi oleh panjang
hari. Curah hujan yang tinggi atau iklim yang basah tidak sesuai untuk
pertumbuhan tanaman cabai merah. Pada keadaan tersebut tanaman akan
mudah terserang penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan, yang
dapat menyebabkan bunga gugur dan buah membusuk. Curah hujan yang
baik untuk pertumbuhan tanaman cabai merah ialah sekitar 600-1.200 mm
per tahun.
Walaupun cabai merah dapat ditanam hampir di semua jenis tanah dan tipe
iklim yang berbeda, tetapi penanamannya yang luas banyak dijumpai pada
jenis tanah mediteran dan Aluvial tipe iklim D3/E3 (0-5 bulan basah dan
4-6 bulan kering). Tanaman cabai merah dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik, dan air cukup tersedia
selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanah yang ideal untuk penanaman cabai merah adalah tanah yang
gembur, remah, mengandung cukup bahan organik (sekurangkurangnya
1,5%), unsur hara dan air, serta bebas dari gulma.
Kelembaban tanah dalam keadaan kapasitas lapang (lembab tetapi tidak
becek) dan temperatur tanah antara 24-30 oC sangat mendukung
pertumbuhan tanaman cabai merah.
Temperatur tanah yang rendah akan menghambat pengambilan unsur hara
oleh akar. Cabai merah dapat tumbuh baik pada kisaran pH tanah antara
5,5 - 6,8. Pada pH > 7,0 tanaman cabai merah merah seringkali
menunjukkan gejala klorosis, yakni tanaman kerdil dan daun menguning
karena kekurangan hara besi (Fe). Pada pH < 5,5 tanaman cabai merah
merah juga akan tumbuh kerdil karena kekurangan Ca, Mg dan P atau
keracunan Al dan Mn.
2. PEMILIHAN LOKASI
A. Definisi
Pemilihan lokasi merupakan kegiatan dalam menentukan lokasi yang
akan digunakanuntuk melakukan kegiatan budidaya.
B. Tujuan
Memperoleh lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh untuk
budidaya cabai merah.
C. Standar tentang pemilihan lokasi yang sesuai dengan persyaratan
tumbuh
1. Calon lokasi pertanaman cabai merah memiliki kesesuaian
agroklimat pertumbuhan cabai merah antara lain PH berkisar 6 - 7,
tinggi tempat 190 - 600m dpl, suhu rata rata 23 - 34o C dan curah
hujan optimal yang dibutuhkan adalah100 – 200 mm/bulan.
2. Calon lokasi pertanaman dapat diketahui batas lahan dan sumber
air yang tersedia (embung , sumur ladang, tadah hujan , sumur bor)
3. Calon lokasi lahan harus di tempat terbuka/tidak terlindung
4. Lokasi lahan mempunyai akses transportasi lancar.
D. Alat dan Bahan
1. Data atau informasi mengenai pH tanah, ketinggian tempat, suhu
udara dan curah hujan.
2. pH-meter, altimeter dan thermometer.
3. Peta wilayah.
4. Alat tulis dan blangko
3. PENENTUAN WAKTU TANAM
A. Definisi
Penentuan waktu tanam adalah menetapkan waktu tanam yang tepat bagi
penanaman cabai merah.
B. Tujuan
Menentukan waktu tanam yang tepat sehingga tanaman cabai merah dapat
tumbuh baik diawal pertumbuhannya sampai saat panen.
C. Standar Tentang Penentuan Waktu Tanam
Menggunakan pedoman dengan memperhitungkan kebutuhan pasar.

D. Alat dan Bahan


1. Kalender pranoto mongso.
2. Data pola tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan.
3. Informasi pasar.
4. Luas pertanaman cabai merah
5. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.
E. Fungsi Alat dan Bahan
1. Kalender pranoto mongso untuk menghitung waktu tanam.
2. Data pola tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan sebagai
dasar berbudidaya.
3. Informasi pasar dan luas pertanaman cabai merah untuk pedoman
dalam penjualan hasil
4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.
F. Prosedur Kerja Penentuan Waktu Tanam
1. Melakukan pengamatan untuk mengetahui ketersediaan air di lokasi.
2. Melakukan diskusi untuk menentukan waktu tanam yang disepakati
sesuai dengan kebutuhan .
3. Mencari informasi pasar
4. Mencari data luas pertanaman cabai merah di luar wilayah Kabupaten
Gunungkidul
5. Melakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.

4. Merencanakan pola tanam


Ditinjau dari segi pengendalian OPT pengaturan pola tanam bertujuan untuk
memutus siklus hidup hama dan penyakit di suatu wilayah atau area lahan
tertentu. Oleh karena itu dalam pengaturan pola tanam harus diupayakan
pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak berasal dari satu famili, OPT
tidak selalu mendapatkan inang, sehingga siklus hidupnya terputus.
Contoh :

● Padi – cabai merah – bawang merah – kacang panjang

● Padi – bawang merah – mentimun – paria

● Padi – tomat – bawang merah – terung

5. Merencanakan sistem tanam


Untuk mengurangi serangan OPT sistem tanam yang dapat diterapkan ialah
tumpangsari,tumpanggilir, menanam tanaman perangkap, menanam tanaman
penghadang, atau menanam di dalam rumah kasa.
6. Mengatur jarak tanam
Kerapatan tanaman atau jarak tanam cabai merah, tomat, dan mentimun
berpengaruh terhadap populasi tanaman dan efisiensi penggunaan cahaya
matahari, serta persaingan antar tanaman dalam penggunaan air, unsur hara
dan ruang. Dengan jarak tanam yang lebih rapat, cahaya matahari yang
diterima oleh tanaman lebih sedikit, serta terjadi persaingan yang lebih ketat
di antara tanaman dalam penyerapan air, sinar matahari dan unsur hara.
Akibatnya hasil buah akan lebih rendah dibandingkan dengan hasil pada jarak
tanam yang lebih jarang.
Jarak tanam cabai merah, tomat dan mentimun yang dianjurkan ialah sebagai
berikut :
Jarak tanam cabai merah : 50 cm x 60 cm atau 70 cm x 60 cm
Pengolahan Tanah/ Lahan
Tanah yang ideal terdiri atas tiga komponen, yaitu masa padatan, air
dan udara, masing-masing dengan volume sepertiga bagian. Keadaan
ini akan menjamin aerasi, daya tahan air, drainase, dan aktivitas
biologi tanah yang cukup baik. Perbaikan sifat fisik tanah antara lain
dapat dilakukan dengan pengolahan tanah dan pemberian bahan
organik.
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau
traktor. Pengolahan tanah bertujuan untuk membuat lapisan olah yang
gembur, menghilangkan gulma atau sisa-sisa tanaman, menghilangkan
racun, dan menghilangkan OPT dalam tanah. Oleh karena itu,
pengolahan tanah harus dilakukan secara bertahap dan memerlukan
cukup waktu antar tahapannya, yaitu sekitar 5-7 hari. Hal ini
dimaksudkan agar tanah cukup terjemur oleh sinar matahari sehingga
gas-gas racun dalam tanah hilang dan OPT tanah mati.
Pengolahan tanah menggunakan cangkul dan traktor
7. Penyemaian Benih
Cabai merah, merupakan tanaman sayuran yang diperbanyak menggunakan
biji. Penanaman biji dapat dilakukan secara langsung atau melalui pesemaian
terlebih dahulu. Penanaman biji secara langsung mengandung risiko kematian
bibit yang lebih tinggi dibandingkan dengan melalui penyemaian. Untuk
varietas hibrida yang harga benihnya relatif mahal, penanaman biji melalui
persemaian sangat dianjurkan.
Beberapa keuntungan dengan melakukan penyemaian ialah :
i) menghemat benih,
ii) benih (bibit) tumbuhnya relatif seragam, dan
iii) akan diperoleh bibit yang sehat dan kuat karena telah melalui seleksi
terlebih

Penyemaian cabai merah menggunakan baki pesemaian dan penyemaian


menggunakan kantung plastik .

a. Tanam
Cabai merah, tomat dan mentimun sebaiknya ditanam pada sore hari, untuk
menghindari sengatan sinar matahari. Jika ditanam pada pagi atau siang hari
bibit akan layu, yang dapat mengakibatkan kematian. Di dataran rendah,
sebaiknya penanaman cabai merah dilakukan dengan sistem tumpanggilir
dengan tanaman bawang merah, untuk melindungi tanaman cabai merah muda
dari sengatan sinar matahari.
b. Pemupukan
Dalam budidaya tanaman sayuran, pemakaian pupuk organik seperti pupuk
kandang atau kompos merupakan kebutuhan pokok, di samping penggunaan
pupuk buatan. Pupuk organik atau kompos, selain dapat memasok unsur hara
bagi tanaman (terutama hara mikro), juga dapat memperbaiki struktur tanah,
memelihara kelembaban tanah, mengurangi pencucian hara, dan
meningkatkan aktivitas biologi tanah.
Ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S)
ataupun hara mikro (Zn, Fe, Mn, Co, dan Mo) yang cukup dan seimbang
dalam tanah merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi
dengan kualitas yang baik. Setiap unsur hara mempunyai peran spesifik di
dalam tanaman. Kekurangan atau kelebihan unsur hara dapat menghambat
pertumbuhan tanaman dan menurunkan hasil. Dosis pupuk disesuaikan
dengan kebutuhan tiap jenis tanaman. Waktu dan cara pemupukan harus tepat
agar unsur hara tersedia bagi tanaman.
c. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, perompesan daun
dan bunga, serta pemasangan ajir bambu penyangga tanaman
d. Penyiraman tanaman
cabai merah, tomat, dan mentimun adalah tanaman yang memerlukan banyak
air namun tanaman tersebut tidak mau tergenang. Pada umur < 21 hari
dilakukan penyiraman setiap hari, sedangkan setelah pada umur > 21 hari
dilakukan penyiraman setiap 2-3 hari sekali.

e. Penyiangan
Penyiangan tanaman adalah kegiatan membersihkan lahan dari gulma atau
rumput-rumput liar. Penyiangan dilakukan menjelang dilakukannya
pemupukan susulan. Tujuannya agar pupuk yang diberikan dapat
dimanfaatkan secara optimum oleh tanaman yang dibudidayakan. Jika ditinjau
dari sudut perlindungan tanaman, penyiangan adalah salah satu upaya
menekan serangan OPT. Hal ini disebabkan gulma atau rumput-rumput liar
merupakan salah satu inang OPT.
f. Perompesan daun dan pembuangan bunga
Setelah tanaman cabai merah berumur dua bulan, tunas-tunas air sampai
dengan ketinggian 15 - 25 cm (tergantung pada varietas yang ditanam) dari
permukaan tanah dirompes. Perompesan ini bertujuan untuk menghindari
percikan air penyiraman yang menempel pada bagian tanaman yang akan
menyebabkan timbulnya serangan penyakit.ada tanaman tomat, mulai umur 4
minggu setelah tanam dilakukan pemangkasan ke-1, yang kemudian diulang
beberapa kali, hingga dalam satu tanaman hanya tinggal dua cabang utama,
dengan jumlah tandan 3 - 5 per cabang utama. Pada tanaman mentimun, mulai
umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam dilakukan pembuangan tunas-tunas air dan
bunga yang berada pada ruas ke-1 sampai ruas ke -3. Pada ruas ke-4 dan
seterusnya dipelihara sebanyak 1 bunga per ruas.
g. Pemasangan ajir/ turus bambu penyangga tanaman
Pemasangan ajir bambu bertujuan untuk menopang pertumbuhan tanaman
agar dapat tumbuh dengan tegak. Pada tanaman cabai merah dan tomat,
pemasangan ajir bambu dilakukan mulai umur 4 minggu setelah tanam.
Sedangkan pada tanaman mentimun dilakukan 4-5 hari setelah tanam.
h. Pengendalian OPT
Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan
penyakit berdasarkan konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dapat
dilakukan secara preventif atau kuratif.
Pengendalian OPT secara preventif dilakukan sebelum ada serangan OPT,
misalnya pergiliran tanaman, pengaturan jarak tanam, penggunaan varietas
tahan, dll.
Pengendalian secara kuratifdilakukan setelah ada serangan OPT, yaitu jika
populasi atau intensitas serangan OPT telah mencapai ambang pengendalian
i. Panen dan pascapanen
Buah cabai merah pertama kali dipanen pada umur 60-75 hari setelah tanam,
dengan interval ±3-7 hari. Buah cabai merah yang akan dikirim ke tempat
dengan jarak yang jauh, buah dipanen matang hijau sedangkan untuk jarak
pengiriman yang dekat dipanen merah. Buah cabai merah yang akan
dikeringkan dipanen setelah matang penuh.Kemasan untuk cabai merah yang
dikirim ke tempat yang jaraknya jauh berupa kotak-kotak karton yang diberi
lubang angin yang cukup dengan kapasitas ± 25 kg. Tempat penyimpanan
harus kering, sejuk, dan mempunyai sirkulasi udara yang cukup baik.
HAMA HAMA PENTING PADA CABAI MERAH

1) Thrips ( Thrips parvispinus Karny)


a. Gejala serangan :
Hama ini merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting. Pada
musim kemarau perkembangan hama sangat cepat, sehingga populasi lebih
tinggi sedangkan pada musim penghujan populasinya akan berkurang
karena banyak thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan. Hama ini
menyerang tanaman denganmenghisap cairan permukaan bawah daun
(terutama daun – daun muda). Serangan ditandai dengan adanya bercak –
bercak keperak – perakkan. Daun yang terserang berubah warna menjadi
coklat perak, mengeriting atau keriput dan akhirnya kerdil.Pada serangan
berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan
muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil.
b. Cara Pengendalian :

● Menggunakan tanaman perangkap seperti kenikir kuning.

● Sanitasi lingkungan dan pemotongan bagian tanaman yang terserang

thrips

● Penggunaan perangkap likat warna kuning sebanyak 40 buah per ha atau

2buah per 500 m2 yang dipasang sejak tanaman berumur 2 minggu.


Dapat dibuat dari botol/pralon yang berwarna putih. Plastik diolesi
dengan lem agar thrips yang tertarik menempel. Apabila botol /plastik
sudah penuh

● dengan thrips maka plastik perlu diganti (2 minggu sekali).

● Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan

hamathrips, antara lain predator kumbang Coccinellidae, tungau,


predator larva Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan patogen
Entomophthora sp.

● Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah

mencapai ambang pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama


dengan 15% per tanaman contoh) atau cara – cara pengendalian lainnya
tidak dapat menekan populasi hama.
2) Lalat Buah (Bactrocera sp)
1) Gejala serangan :
Buah cabai yang terserang ditandai dengan adanya lubang titik hitam pada
bagian pangkal buah, tempat serangga betina meletakkan telurnya. Telur –
telur diletakkan pada buah yang agak tersembunyi dan terhindar dari cahaya
matahari langsung.Jika buah cabai dibelah, didalamnya terdapat larva lalat
buah. Larva tersebut membuat saluran di dalam buah dengan memakan
daging buah serta menghisap cairan buah menyebabkan terjadi infeksi oleh
OPT lain sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum larva berubah
menjadi pupa.Serangan berat terjadi pada musim hujan disebabkan oleh
bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh
cendawan/penyakit sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh
ke tanah.
2) Pengendalian:

● Mengumpulkan buah yang terserang kemudian dimusnahkan dengan

cara dibakar atau dibenamkan.

● Pemanfaatan musuh alami antara lain parasitoid larva dan pupa

(Biosteres sp,Opius sp), predator semut, Arachnidae (laba – laba),


Staphylinidae(kumbang) dan Dermatera (Cecopet).

● Pengendalian pasang sekperamon dan kombinasikan denganpelikat

kuning pada hamparan 40 buah per ha


● Pengendalian secara kimiawi dilakukan apabila cara – cara pengendalian

lainnya tidak dapat menekan populasi hama. Pestisida yang digunakan


harus efektif, terdaftar dan sesuai anjuran
3) Kutu Kebul ( Bemisia tabaci)
I. Gejala serangan :
Gejala serangan pada daun berupa bercak nekrotik, disebabkan oleh
rusaknya sel –sel dan jaringan daun akibat serangan nimfa dan serangga
dewasa. Pada saat populasi tinggi, serangan kutu kebul dapat menghambat
pertumbuhan tanaman.Embun muda yang dikeluarkan oleh kutu kebul
dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam,
menyerang berbagai stadia tanaman.
II. Pengendalian :

● Pemanfaatan musuh alami, seperti predator, parasitoid dan patogen

serangga.Predator yang diketahui efektif terhadap kutu kebul, antara


lain Menochilus sexmaculatus (mampu memangsa larva Bemisia
tabaci sebanyak 200 – 400 larva/hari), Coccinella septempunctata,
Scymus syriacus, Chrysoperla carnea, Scrangium parcesetosum, Orius
albidipennis, dll.Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B.
Tabaci adalah Encarcia adrianae (15 spesies), E. Tricolor, Eretmocerus
corni (4 spesies), sedangkan jenis patogen yang menyerang B. Tabaci,
antara lain Bacillus thuringiensis,Paecilomyces farinorus dan
Eretmocerus.

● Penggunaan perangkap likat kuning dapat dipadukan dengan

pengendalian secara fisik/mekanik dan penggunaan insektisida secara


selektif. Dengan cara tersebut populasi hama dapat ditekan dan
kerusakan yang ditimbulkannya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif lebih cepat.

● Sanitasi lingkungan
● Tumpangsari antara cabai dengan tagetes (nikir kuning) .

● Penggunaan pestisida selektif sebagai alternatif terakhir antara lain

Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb, Imidacloprid, Bifenthrin,


Deltamethrin,Buprofezin, Endosulphan dan asefat.
PENYAKIT PENYAKIT PENTING PADA CABAI MERAH

Pada umumnya penyakit yang sering menyerang tanaman cabai merah disebabkan
oleh cendawan, terutama disebabkan oleh lahan yang selalu lembab sehingga
memungkinkan cendawan berkembang dengan baik. Beberapa jenis penyakit penting
yang menyerang tanaman cabai merah, antar lain :

1) Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp)


a) Gejala Serangan :

Daun yang terserang mengalami kelayuan mulai dari bagian bawah,


menguning dan menjalar ke atas ke ranting muda. Bila infeksi berkembang
tanaman menjadi layu. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat.
Tempat luka infeksi tertutup hifa putih seperti kapas. Bila serangan terjadi
pada saat pertumbuhan tanaman maksimum, maka tanaman masih dapat
menghasilkan buah. Namun bila serangan sudah sampai pada batang, maka
buah kecil akan gugur.

b) Pengendalian:

● Sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman terserang

● Dianjurkan memnafaatkan agen antagonis Trichoderma spp atau

Gliocladium spp yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan


dasar dan pupuk susulan

2) Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Pseudomonas solanacearum)

a) Gejala Serangan :

Pada tanaman tua, layu pertama biasanya terjadi pada daun yang terletak
pada bagian bawah tanaman. Pada tanaman muda, gejala layu mulai tampak
pada daun bagian atas tanaman. Setelah beberapa hari gejala layu diikuti
oleh layu yang tiba-tiba dan seluruh daun tanaman menjadi layu permanen,
sedangkan warna daun tetap hijau, kadang-kadang sedikit kekuningan.
Jaringan vaskuler dari batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan.
Bila batang atau akar dipotong melintang dan dicelupkanke dalam air yang
jernih, maka akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang melayang dalam
air menyerupai kepulan asap. Serangan pada buah menyebabkan warna buah
menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi melalui lentisel dan akan
lebih cepat berkembang bila ada luka mekanis. Penyakit berkembang
dengan cepat pada musim hujan.

b) Pengendalian :

● Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan

sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman sakit.

● Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma spp dan

Glicladium spp yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan


dasar.

● Penggunaan bakterisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir

Anda mungkin juga menyukai