Nadira Putri Salsabillah, NIM 07031182328041, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, dan selalu
berhubungan serta membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebuah
ungkapan yang berasal dari asing mengatakan bahwa Manusia adalah zoon
politicon yang berarti manusia adalah makhluk yang bermasyarakat (Supriadin,
2021). Oleh karena itu, sebagai makhluk yang bermasyarakat, manusia akan selalu
berkeinginan untuk berbicara, saling tukar-menukar gagasan, mengirim dan
menerima informasi, berbagi pengalaman, bekerjasama dengan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan, dan sebagainya. Berbagai keinginan tersebut hanya dapat
terpenuhi melalui kegiatan interaksi dengan orang lain atau yang sering kita sebut
dengan komunikasi.
Namun, tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa. Hal ini juga sangat
bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya saat komunikasi lisan tidak
memungkinkan. Bahasa isyarat menjadi penolong untuk berkomunikasi dalam
keadaan darurat. Sebagai contoh, saat membutuhkan pertolongan atau diancam
seseorang, sehingga tidak memungkinkan untuk meminta tolong dengan lisan.
Manfaat lainnya jika kita bisa menguasai bahasa isyarat yaitu menjadi
penolong/pembantu mereka (tunarungu wicara). Misalnya, ketika di tempat
umum, kita melihat seorang tunarungu wicara sedang membutuhkan bantuan atau
mengalami kesulitan. Dia sudah mencoba untuk meminta tolong kepada orang
lain namun tidak ada orang yang mengerti dengan cara komunikasinya. Dengan
begitu, kita yang sudah mempelajari bahasa isyarat dapat menjadi penolong bagi
mereka sehingga ilmu yang kita pelajarin menjadi sangat berguna dan tidak sia-
sia. Namun, tidak hanya berguna dalam aspek itu saja. Saat ini, mempelajari serta
memahami bahasa isyarat sangat berguna dalam dunia perkejaan. Ada beberapa
pekerjaan yang sangat membutuhkan juru bahasa isyarat, contohnya menjadi
relawan dan bergabung dengan sebuah komunitas. Aktivitas ini amat bermanfaat
agar membantu penyandang tunarungu wicara yang sedang kesusahan saat terjadi
bencana. Dan saat ini, bahasa isyarat mulai banyak dibutuhkan dan digunakan.
Seperti penggunaan jasa penutur bahasa isyarat di sejumlah media seperti televisi
nasional, menjadi guru di Sekolah Luar Biasa atau SLB, dll.