PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ke pihak lainnya, yang dilakukan secara sederhana dimulai dengan sejumlah ide –
ide yang abstrak atau pikiran seseorang untuk mencari data atau menyampaikan
secara langsung atau tidak langsung, baik secara lisan maupun tulisan. Dilakukan
dengan menggunakan media atau sistem yang beragam, yang dapat memberikan
(Wiryanto, 2004:6)
atas tiga kategori yaitu yang salah satunya adalah komunikasi interpersonal. Yang
seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya
dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy, 2003:30).
1
lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersoanl
ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua
yaitu penyandang tuna rungu. Tuna rungu adalah mereka yang mengalami
bahkan sama sekali tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan atau apa yang
komunikasi yang dilakukan oleh penyandang tuna rungu sulit dipahami oleh
emosi yang mereka alami. Sebagai contoh apabila mereka lapar, mereka hanya
2
sebenarnya penggunaan isyarat nonverbal itu hanya sebatas mengulang dan
Tuna rungu merupakan salah satu jenis kelainan yang terkadang di pandang
sebagai suatu hambatan dalam berbagai segi kehidupan. Kesulitan demi kesulitan
tuna rungu memang memerlukan khe – khususan, tetapi bukan berarti tidak
mampu mengikuti pendidikan. Pada saat ini perhatian pemerintah kepada Anak
Sekolah luar biasa (SLB) Idayu Kec. Pakis Kab. Malang merupakan salah
satu sekolah luar biasa, mereka mendidik anak berkebutuhan khusus seperti
cukup dengan hanya menggunakan bahasa verbal ataupun non verbal dengan
diharapkan dapat saling memahami antara guru dan murid tuna rungu. Di SLB
Idayu Pakis, penyandang tuna rungu diberikan program khusus bina persepsi
bunyi dan irama, diajarkan cara berkomunikasi khusus tuna rungu, seperti bahasa
bibir, suara bunyi, bahasa isyarat, dan terapi bicara , serta media kafak yang di
anggap dapat menunjang proses belajar mengajar, selain itu media tersebut dapat
menjelaskan suatu hal melalui gambar, serta dari media tersebut dapat
3
Dibutuhkan kemampuan secara khusus seorang guru tentang bagaimana
mengajar dan mendekatkan diri pada siswa penyandang tuna rungu, guru berperan
yang efektif. Untuk dapat berkomunikasi dengan mereka, intonasi dan artikulasi
harus jelas terucap dengan fokus mata harus tertuju kepada mereka.
dampak yang saling mengait antara dampak pada perkembangan aspek bahasa,
motorik dan intelegensi. Selanjutnya bisa saja hal tersebut membawa dampak
keseluruhan pibadinya.
tunarungu pasti ada. Penanganan pendidikan yang di berikan pada anak tuna
yang akan datang. Adanya perhatian khusus yang ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan siswa luar biasa dalam belajar bahasa berbantu audio – visual.
Pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dirasa kurang memuaskan, pada system
4
pendidikan sekolah normal, apalagi dikalangan anak sekolah luar biasa. Salah satu
ketrampilan berbahasa dan tata bahasa dalam satu rangkaian pembelajaran secara
utuh. Akibatnya, aktivitas belajar dan kemampuan berbahasa siswa SLB Tuna
SLB Tunarungu, terdapat sembilan langkah yang harus dilakukan guru dalam
pembelajaran dan topik yang akan dibahas. Guru merangsang siswa untuk
topik yang telah direncanakan, memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam
Jaya W, 2012)
5
Kauffman,1986). Anak luar biasa disebut sebagai anak berkebutuhan khusus,
layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang
menurut WHO sebagai organisasi kesehatan dunia, jumlah kaum disabilitas dalam
sebuah Negara itu setidaknya sebesar 10% dari total keseluruhan penduduk.
Menurut data yang di peroleh dari pengawas SLB di kabupaten Malang, jumlah
penyandang tuna rungu yang terdaftar dari seluruh SLB di kabupaten Malang
yaitu berjumlah 165 orang. (sumber: data dari pengawas SLB Kab. Malang)
Alasan peneliti memilih siswa yang menderita tunarungu, karena sejak kecil
bagi anak yang dapat mendengar, ia mampu belajar bahasa atau bicara dengan
cara meniru kata – kata sebagai hasil dari kemampuan mendengar dari
berarti (bermakna) yaitu berupa kata – kata, kalimat, bentuk gagasan ataupun
katanya sama benar dengan kata – kata yang didengarnya, dan ia mencoba
melihat atau menangkap pembicaraan orang lain atau lawan bicaranya melalui
gerak bibir dengan kemampuan daya lihat (mata), matalah yang mengalih fungsi
6
atau menutupi hal – hal yang kurang yang tidak didapat melalui pendengarannya.
Dengan kata lain, ketunarunguan membawa implikasi terhadap hal- hal yang khas
Latar belakang peneliti memilih Sekolah Luar Biasa (SLB) IDAYU yang
berada di Jalan Dr. Idayu no.1 Asrikaton – kec. Pakis. Mereka mendidik anak –
anak berkebutuhan khusus, sekolah ini menggunakan system belajar setiap hari
Sekolah ini dipilih untuk dijadikan objek karena metode pembelajaran yang
Kepedulian terhadap anak – anak yang memiliki kebutuhan khusus tidak terbatas,
SLB IDAYU merupakan sekolah yang sangat memperhatikan pada ABK yang
memiliki keterbatasan dalam hal keuangan, karena Idayu merupakan SLB yang
biayanya terjangkau untuk golongan yang kurang beruntung, dan memiliki guru
terjalin antara guru dan ABK sangatlah dekat satu sama lain. Disamping itu,
secara materi dikelas maupun diluar kelas guna mengenal, dan menerapkan
7
Saat penelitian berlangsung penulis juga melakukan observasi dalam kegiatan
dari segi pendidikan pada siswa dan siswi di kelas B ini sedikit terlambat. Maka
dari itu peneliti ingin melakukan penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana
komunikasi interpersonal yang terjalin antara siswa dan guru di SLB IDAYU.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti diatas, maka
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat akademis
8
Komunikasi, khususnya kajian komunikasi interpersonal guru dengan
2. Manfaat Praktis
E. TINJAUAN PUSTAKA
E.1. KOMUNIKASI
individu untuk dapat saling berhubungan dengan orang lain dan lingkungan
itu hidup dengan manusia lainnya yang satu sama lain saling membutuhkan, untuk
Hubungan antar manusia akan tercipta melalui komunikasi, baik secara verbal,
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
berarti “membuat sama” (to make common). Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
9
kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi:keselamatan fisik, meningkatkan
(Mulyana, 2002:41-42).
artinya membentuk idea atau gagasan. Komunikasi dapat terjadi dalam diri
seseorang, antara dua orang, diantara beberapa orang atau banyak orang.
didukung oleh lambang, komunikan yaitu orang yang menerima pesan, media atau
saluran yang merupakan sarana atau alat yan mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya atau banyak jumlahnya, efek atau hasil yang merupakan dampak
sebagai pengaruh dari pesan, umpan balik, serta bagian yang ikut berpengaruh
tubuh, gambar, baik itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, atau lain – lainya, adalah
(Muslimin, 2010:33)
10
E.2. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
tidak bisa dihindari. Komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, baik
dalam kelompok kecil maupun kelompok besar ini mutlak dilakukan. Sama
tampak pada alat indera. Tidak hanya melihat perilakunya, tetapi juga melihat
tindakan, tetapi juga motif tindakan tersebut. Dengan demikian, stimuli seseorang
menjadi sangat kompleks. Kita tidak akan mampu “menangkap” seluruh sifat
orang lain dan berbagai dimensi perilakunya. Kita cenderung memilih stimuli
tertentu saja. Dan hal ini, jelas membuat persepsi interpersonal lebih sulit,
muka,yang disampaikan secara verbal dan non verbal, serta saling berbagi
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau
sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
11
E.3. TUJUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
orang lain.
12
pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung
komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari – hari.
begitu pula sebaliknya. Arus pesan secara dua arah ini berlangsung
secara berkelanjutan.
13
b. Suasana nonformal. Komunikasi interpersonal biasa berlangsung
dalam suasana nonformal, dan tidak berada pada suasana dalam rapat
dan sebagainya.
terdiri dari enam langkah sebagaimana tertuang dalam gambar. (Suranto, 2011:7)
14
a. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai
karakteristik komunikan.
macam data berupa symbol dan kata – kata yang harus diubah
yang kita sampaikan dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang
15
kita inginkan. Dan Komunikasi Interpersonal yang efektif berfungsi untuk
komunikasi
diharapkan.
2005:56)
digunakan oleh guru dalam mendidik para pelajar. Dan, terdapat minimal lima
a. Respek.
16
Komunikasi harus diawali dengan rasa saling menghargai. Adanya
maka peserta didik pun akan melakukan hal yang sama ketika
b. Empati.
situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Guru yang baik tidak
c. Jelas maknanya.
pahami.
d. Rendah hati
17
E.8. ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
kekurangan ataupun kelebihan dalam hal fisik maupun mental, dan mereka
memerlukan suatu tindakan dan perhatian yang khusus guna penangan dan
pengarahan lebih dari seseorang yang dinilai memiliki fisik dan mental yang
sempurna. Dan anak didik yang demikianlah, yang memang seharusnya paling
f. Tunanetra (partially seing and legally blind) atau disebut dengan anak
18
E.8.1. ANAK TUNARUNGU
Tuna rungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya
Walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar, mereka masih
kognisi seorang anak yang sangat tergantung pada tindakan – tindakannya. Hal
yang ia ambil. Secara garis besar hambatan yang dihadapi oleh anak – anak
psikis, paranoid atau kelainan psikis karena selalu dihantui rasa takut,
Gregory,et al.,1999:17).
19
seperti:kurangnya bimbingan bantuan orang tua dan keluarga,
1999:19).
1991:274).
20
g. Kesulitan gerak keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh pada anak
Hambatan yang dihadapi oleh anak – anak dengan hendaya berbicara, secara garis
1994:172).
Elkins, 1994:172).
c. Terdapatnya kelemahan pada otot – otot alat bicara atau motor speech
berbicara terlihat kacau walaupun otot- otot pada organ bicara masih
21
E.9. KOMUNIKASI NON VERBAL
muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan –
22
pesan non verbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak membaca,
non verbal daripada pesan verbal. Anda boleh menulis surat kepada pacar
anda dan mengungkapkan gelora kerinduan anda. Anda akan tertegun, anda
tidak menemukan kata – kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu yang
relative bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan. Pesan non verbal
jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. Sejak zaman Prasejarah,
wanita selalu mengatakan “ tidak” dengan lambing verbal, tetapi pria jarang
efisien dibandingkan denga pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal
sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundensi (lebih
23
Keenam, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling
E.10. TEORI
sebuah teori formatif dalam sejarah teori tentang hubungan. Teori ini di
intim.
lain dari keintiman termasuk intelektual dan emosional, dan hingga pada
digunakan), perilaku non verbal (postur tubuh kita, sejauh mana kita
(ruang antara komunikator, objek fisik yang ada di dalam lingkungan, dan
sebagainya).
24
Teori ini menyatakan bahwa berkembangnya hubungan, bergerak dari
mulai tingkatan yang paling dangkal, mulai dari tingkatan yang bersifat inti
teori ini dapat diartikan juga sebagai sebuah model yang menunjukkan
adalah apa yang terbuka bagi public, apa yang biasa kita perlihatkan kepada
orang lain tidak ditutup – tutupi. Dan jika kita mampu melihat lapisan yang
sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada lapisan yang terbuka bagi semua
25
biasanya hanya terbuka bagi orang – orang tertentu saja, orang terdekat
dengan orang yang baru kita kenal. Tahapan ini sering disebut dengan
tahapan orientasi.
pengungkapan yang lebih dalam dari tahap pertama. Dalam tahap tersebut,
masing – masing sudah mulai membuka diri dengan informasi diri yang
pribadi. Dengan kata lain, pada tahap ini sudag mulai berani “curhat”.
Lapisan keempat, tahap ini merupakan tahapan akhir atau lapisan inti,
disebut juga dengan tahap pertukaran yang stabil. Pada tahap tersebut
dengan baik. Informasi yang dibicarakan sudah sangat dalam dan menjadi
26
inti dari pribadi masing – amsing pasangan, misalnya soal nilai, konsep diri,
sangat penting. Tapi, keluasan ternyata juga sama pentingnya. Yang mana,
di dalam beberapa hal tertentu yang bersifat pribadi kita bisa sangat terbuka
kepada seseorang yang dekat dengan kita. Akan tetapi bukan berarti juga
kita dapat membuka diri dalam hal pribadi yang lainnya. Mungkin kita bisa
terbuka dalam urusan asmara, namun kita tidak dapat terbuka dalam urusan
relation satisfaction). Begitu juga yang orang lain tersebut terapkan ketika
27
Kita tahu dari pengalaman sebelumnya bahwa hubungan berkembang
dalam berbagai cara, seringkali bergerak maju dan mundur dari berbagi
hingga pribadi. Versi teori yang ada saat ini menyatakan bahwa penetrasi
sosial adalah sebuah proses yang berputar dan dialektis. Disebut berputar
karena proses ini bekerja dalam siklus maju mundur, dan disebut dialektis
karena melibatkan pengaturan tekanan yang tidak pernah habis antara yang
harus didukung dengan teori. Karena teori lahir dari suatu penelitian, dan
dijelaskan melalui alur pikir teori komunikasi yang relevan. Dan teori
melalui cara kita berinteraksi dengan orang lain” teori ini berfokus pada cara
orang berinterkasi melalui simbol yang berupa gerak tubuh, peraturan, dan
peran.
orang lain maupun dirinya sendiri adalah teori dari seorang Gorge Herbet
28
Mead (Lynn H. Turner, 2008 Pengantar TEORI KOMUNIKASI) yang
tujuan dari interaksi, adalah untuk menciptakan makna yang sama. Hal ini
penting karena tanpa makna yang sama berkomunikasi akan menjadi sangat
Makna yang kita berikan pada simbol merupakan produk dari interaksi
perilaku yang dilakukan secara sadar antara rangsangan dan respon orang
dasar intersubjektif dari makna. Makna dapat ada, hanya ketika orang –
makna, melihat makna sebagai sesuatu yang terjadi di antara orang – orang.
Makna adalah “produk social” atau “ciptaan yang dibentuk dalam dan
(Blumer, 1969 : 5)
29
Dalam bentuknya yang paling mendasar, sebuah tindak social
melibatkan sebuah hubungan dari tiga bagian: gerak tubuh awal dari salah
satu individu, respon dari orang lain terhadap gerak tubuh tersebut, dan
sebuah hasil. Hasilnya adalah arti tindakan tersebut bagi pelaku komunikasi.
Gerak tubuh sebagai simbol signifikan. Di sini, kata gerak tubuh (gesture)
mengacu pada setiap tindakan yang dapat memiliki makna. Biasanya, hal ini
bersifat verbal atau berhubungan dengan bahasa, tetapi dapat juga berupa
30
c. Konsep diri, setelah mengalami perubahan, menjadi motif dasar dari
tingkah laku.
simbolis:
31
c. Manusia memahami pengalaman mereka melalui makna – makna
d. Dunia terbentuk dari objek – objek social yang memiliki nama dan
dan diartikan
simbolis. Tiga konsep utama tepri Mead yaitu pikiran, diri dan masyarakat.
hasil dari interaksi dengan orang lain. Mead juga menyebutkan gerak
harfiah kita dapat mendengar diri kita sendiri dan meresponnya seperti
32
yang orang lain lakukan pada kita karena adanya kemampuan
orang lain dn diri sendiri adalah sebuah konsep penting teori mead dan
b. Diri. Memiliki diri karena dapat merespon diri sendiri sebagai objek.
terkadang merasa jijik pada diri sendiri. Cara utama dalam melihat diri
konsep diri. Istilah lain dari konsep diri adalah refleksi umum orang
diri dari orang lain melihat kita. Diri memiliki dua sisi segi, masing –
menurut kata hati, tidak teratur, tidak terarah, dan tidak dapat ditebak.
Me adalah refleksi umum orang lain yang terbentuk dari pola – pola
yang terartur dan tetap, yang dibagi dengan orang lain. Setiap tindakan
dan konsep I untuk menjelaskan gerak hati yang kreatif dan tidak
dapat ditebak.
33
c. Pikiran, berpikir adalah konsep ketiga Mead atau disebut pikiran.
sebuah objek, objek itu sendiri berubah karena kita melihatnya melalui
34
empat komponen, yakni subyek, obyek, symbol, dan referen yang
simbol
simbol
Referen
Subyek Objek
obyek.
3) Looking glass self (cara melihat diri), yakni gambaran mental sebagai
hasil dari mengambil peran orang lain. Misalnya kita berbicara dengan
atasan atau orang tua kita, maka kita juga harus bisa memposisikan
diri kita pada posisi atasan atau orang tua kita tersebut. Sehingga,
5) Mind (pikiran), yakni proses mental yang terdiri dari self, interaksi,
35
6) Role taking (bermain peran), yakni kemampuan untuk melihat diri
gambaran seperti apa yang diharapkan oleh lawan bicara kita tersebut.
7) Self – concept (konsep diri), yakni gambaran yng kita punya tentang
siapa dan bagaimana diri kita yang dibentuk sejak kecil melalui
interaksi dengan orang lain. Konsep diri bukanlan sesuatu yang tetap.
Misalnya jika seorang anak dicap sebagai orang yang bodoh oleh
bahwa ia orang yang pintar, maka konsep dirinya pun akan berubah.
pengaruh bagi orang lain dalam hal bagaimana mereka melihat diri
36
untuk menjalin hubungan interpersonal dengan seseorang, dan ingin
interpersoanal.
bahasa isyarat, atau bahasa bibir, namun jika teman yang di ajak untuk
dalam penelitian ini adalah siswa yang masi aktif, alumni yang sudah
37
keterangan 40% , dan untuk prakteknya 60%. Adapun jenis
observasi, dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah symbol
nurtyasrini, 2011)
38
keoercayaan diri dengan kecemasan komunikasi penyandang cacat
SLB Wiyata Dharma II dan SLB Tunas Kasih pada bagian tunarungu
(Khalimatus, 2005)
metode ini adalah orang yang paling tahu tentang dirinya, apa yang
39
tentang pernyataan – pernyataan yang ditujukan kepadanya adalah
F. METODE PENELITIAN
ditujukan untuk dapat memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau
40
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu observasi,
menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari pihak
tidak tampak pada alat indera kita. Kita tidak hanya melihat
mecoba memahami bukan saja tindakan, tetapi juga motif tindakan itu.
akan mampu menangkap seluruh sifat orang lain dan berbagi dimensi
41
perilakunya. Kita lebih memilih stimuli tertentu saja (Jalaluddin,
2005:81).
suaru – suara atau vocal yang berbeda dari penggunaan kata – kata
42
dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah
yang lainnya.
43
3. Pesan Proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan
komunikasi.
44
juga untuk menyampaikan pesan – menandai wilayah mereka,
Subyek penelitian adalah “sesuatu hal baik makhluk hidup, sebuah benda
atau lembaga (instansi) yang sifat dan keadaannya akan diteliti terkandung objek
teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.
pendamping.
45
3. Orang tua siswa, yang selalu berada di area SLB Idayu untuk
a. Wawancara mendalam
primer dari subyek peneliti, data primer. Peneliti memilih guru pendamping
siswa tuna rungu wicara, karena mereka yang lebih memahami, dan setiap
yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide – idenya. Dalam proses
wawancara, penulis perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
b. Observasi
46
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
sehari – hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
berpartisipasi apa yang dikerjakan oleh sumber data. Saat penelitian, peneliti
ikut serta dalam proses belajar mengajar sampai penelitian ini selesai
c. Dokumentasi
dari catatan (data) yang telah tersedia atau yang telah dibuat oleh pihak lain.
sehingga memperkuat data yang telah diperoleh, dan sebagai sumber data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, atau bahan lainnya
orang lain (Moleong, 2003 : 3). Penganalisaan data hasil penelitian ini memakai
metode analisa deskriptif kualitatif yang menunjukkan berbagai fakta yang ada
47
Analisis data deskriptif dilakukan dengan cara mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit – unit, memilih mana yang penting dan sesuai, dan
data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut, seperti yang dijelaskan
oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011 : 246) berikut ini:
memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya.
perlu.
makna yang muncul dari data yang harus diuji kecocokannya. Analisis
48
mengenai komunikasi interpersonal guru dengan siswa tunarungu di
bias yang melekat pada suatu metode dan memudahkan melihat keluasan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
49
Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai komunikasi
50