BABAK 1
Merah Selu : “ Apa gerangan yang membuat syaikh datang ke kerajaan kami?”
Syaikh Ismail : “Saya diutus oleh syarif Makkah untuk mengislamkan kerajaan Pasai ini”
Merah Selu : “Jika ini perintah syarrif Makkah, mulai saat ini saya akan memeluk islam dan islam
akan menjadi agama kerajaan”
Syaikh Ismail : “terimakasih atas ketersediaannya, dan mulai saat ini kau kuberi gelar Sultan Malik
Al – Shaleh”
Setelah itu mayoritas penduduk pasai memeluk islam, dan kerajaan pun terus berkembang.
Setelah Sultan Malik Al – Shaleh wafat, beliau digantikan oleh putranya yang bernama Muhammad
Malik Al – Zahir. Pada masanya, Samudra Pasai dijadikan sebagai pelabuhan dagang yang maju, dan
menjalin persekutuan dengan kerajaan Malaka, dan Raja pertama Malaka ( Prameswara ) menikah
dengan putri Pasai.
BABAK 2
Prameswara : “sekarang aku bagian dari kerajaan Samudra Pasai, semoga jalur perdagangan di
Selat Malaka dapat berkembang dan lebih ramai lagi.”
M. Malik : “menantuku, semoga kemakmuran ini sampai kepada anak cucu kita”
Rakyat Pasai dan Malaka hidup tentram, jalur perdagangan pun sangat ramai. Sultan Pasai
silih berganti hingga pada Sultan Pasai ke 12 yaitu Sultan Zain Al – Abidin. Ternyata hubungan
harmonis antara Pasai dan Malaka tidak disenangi oleh pihak Portugis yang telah membangun
benteng di Muara Bungo Jambi. Portugis melarang hubungan tersebut karena mereka beranggapan
hubungan tersebut dapat menimbulkan ancaman bagi kekuasaannya. Namun, larangan tersebut
tidak dihiraukan oleh Sultan Zain Al – Abidin. Suatu ketika, datanglah para utusan Portugis untuk
menyampaikan pesan dari pemerintah Portugis yang berkedudukan di Jambi.
BABAK 3
Utusan Portugis : “kami datang sebagai utusan portugis, ingin menyampaikan suatu hal.”
Utusan Portugis : “kami meminta samudra pasai segera menghentikan hubungan dagangnya
dengan kerajaan malaka. ”
Utusan Portugis : “kami merasa hubungan kalian dapat merugikan portugis nantinya.”
Sultan : “sampaikan pada pemimpin kalian, samudra pasai tidak berada dibawah
siapapun. Kami bebas berniaga dengan siapa saja. Dahulu, sekarang, dan kapan saja Negara kami
tetap berdaulat penuh!!!”
Wajah – wajah yang mengikuti pertemuan itu menjadi sangat tegang. Sementara para
pendamping Sultan kalau tidak ditahan – tahan mungkin sudah menggunakan rencong untuk
menghabisi utusan Portugis itu. Dipihak lain, para utusan Portugis tanpa berkata sepatah pun segera
meninggalkan tempat pertemuan dan kembali ke kapal mereka dengan tergesah – gesah. Sultan
berkata pada pendampingnya.
BABAK 4
Sultan : “Portugis Keparattt!!!!!!. Adakah mungkin portugis semudah itu memisahkan kita
sesama orang melayu??? Kalian bersiap – siaplah sekarang, mereka tahu benar menggunakan
situasi. Cepat atau lambat portugis pasti akan menyerang negeri kita.”
Sultan : “panglima segera latih dan siapkan pasukan untuk berperang melawan portugis.”
BABAK 5
Pasukan 2 : “iya… aku juga. Aku yakin kita pasti bisa sehebat para armada lelaki”
Panglima : “seharusnya kalian bisa memulainya tanpa harus menunggu aku datang. Sudah
sekarang bentuk barisan.”
Pasukan : “siap!!!”
Panglima : “(melatih memanah) fokuslah pandangan kalian kearah sasaran. Ingat!! Focus!!
Tembaklah panah kalian ke titik merah itu.”
Pasukan : “siap!!!”
Panglima : “1 2 3 tembakk!!!!!! ”
Pasukan memanah secara berurutan. Kemudian Sultan Zain Al – Abidin pun datang untuk
menguji pasukannya.
BABAK 6
Sultan : “bagus… bagus… tak diragukan lagi kemampuanmu, paglima. Rupanya kau pandai
membangun armadamu sendiri.”
Panglima : “terimakaih baginda… melaui pasukan ini aku berharap dapat melindungi dan
mempertahankan Samudra Pasai ”
Sultan : “ kau pasti bisa… yasudah, berikan pedang kepada mereka. Biar aku uji keahlian
mereka dalam menggunakan pedang.”
BABAK 7
Panglima : “semuanya… sudah cukup latihan memanah untuk hari ini. Sekarang ambil pedang
kalian masing – masing dan baris pada masing – masing posisi”
Pasukan : “ siap!!!!”
BABAK 8
Utusan Portugis : “jendral, kerajaan samudra pasai menolak untuk menghentikan kerja sama
dengan kerajaan malaka. ”
Jendral Portugis : “akulah penguasa disini. Tidak ada seseorang pemimpin sehebat aku!!!!!
(terkekeh)karena untuk menguasai jalur perdagangan di selat malaka kita harus dapat menundukkan
kerajaan samudra pasai.”
Jendral Portugis : “kolonel, siapkan pasukan, sekarang kita harus menyerang kerajaan
samudra pasai. ”
Babak 9
Pasukan portugis : “Apakah kalian tetap tidak ingin menghentikan perdagangan dengan
kerajaan malaka?!!!!”
Pasukan samudera pasai : “tidak, namun kita semua tidak ingin menyelesaikan permasalahan ini
melalui perang.”