Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH KOMUNIKASI ORGANISASI

“EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL UNIT


KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SYAAMIL DI UNIVERSITAS ISLAM
SYEKH YUSUF TANGERANG”

Dosen Pengampu: Riza Gusti Rahayu, S.I.Kom., M.I.Kom.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

Hasyim Muzakki (2201030080)

Neng Hidayati (2201030091)

Andika Rizky Maulana (2201030101)

Karina Mutia Arianti (2201030119)

KELAS 3-C

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVESITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG

2023
ABSTRAK
Perlu diperhatikan jika di dalam sebuah organisasi penting untuk menjaga
hubungan internal yang baik dengan berkomunikai dengan antar anggota secara
efektif sebelum lanjut melangkah ke komunikasi eksternal atau hubungan dengan
pihak eksternal. Dalam berkomunikasi pun penting untuk menggunakan media
yang sekiranya efektif agar proses komunikasi dalam organisasinya pun berjalan
dengan efektif, sehingga tidak adanya miss komunikasi. Maka dari itu, penulis
mengangkat tema penelitian kali ini dengan tema “Efektifitas komunikasi internal
dan eksternal UKM Syaamil”. Agar mengetahui bagaimana komunikasi organisasi
pada UKM Syaamil tersebut. Metode yang dilakukan pada penelitian kali ini
adalah metode kualitatif dengan pendekatan wawancara yang kemudian di
deskripsikan dengan pernyataan.hasil yang didapat yaitu bahwa komunikasi
internal UKM Syaamil kurang efektif sehingga berdampak kepada beberapa
kendala lainnya dan adanya sikap individualis serta tak acuh pada Gen Z di dalam
komunikasi organisasi karena perkembangan teknologi saat ini. Maka dari itu,
peneliti memberikan beberapa proyek untuk menanggulangi permasalahan yang
ada pada UKM Syaamil.

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2
D. Objek Penelitian ....................................................................................................... 2
a) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Syaamil .................................................... 2
E. DEFINISI KOMUNIKASI ORGANISASI ............................................................ 3
F. JENIS – JENIS KOMUNIKASI ORGANISASI ................................................... 3
G. POLA KOMUNIKASI ............................................................................................ 5
H. DEFINISI MEDIA KOMUNIKASI ORGANISASI ............................................. 7
I. STRATEGI KOMUNIKASI .................................................................................... 8
BAB II KAJIAN LITERATUR ..................................................................................... 11
A. Kajian Terdahulu................................................................................................ 11
B. Teori Relevan ...................................................................................................... 14
a. Komunikasi Organisasi .................................................................................. 14
b. Jenis Komunikasi Organisasi......................................................................... 15
c. Perkembangan Teknologi............................................................................... 17
d. Media Komunikasi Organisasi ...................................................................... 19
e. Sumber Daya Manusia ................................................................................... 21
f. Generasi Z........................................................................................................ 24
C. Kerangka Pikir .................................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI ............................................................................................... 30
A. Waktu Penelitian ................................................................................................. 30
B. Jenis Penelitian .................................................................................................... 30
C. Sumber Data Penelitian ...................................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 30

ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 32
A. Hasil Penelitian.................................................................................................... 32
B. Pembahasan ......................................................................................................... 34
KESIMPULAN & PROYEK ......................................................................................... 36
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 36
B. PROYEK ............................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 38
DOKUMENTASI ............................................................................................................ 39
LAMPIRAN 1.................................................................................................................. 40

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada penelitian kali ini terdapat masalah pada UKM Syaamil mengenai
komunikasi internal, SDM dalam organisasi serta media yang digunakan untuk
berkomuniikasi tersebut kurang efektif sehingga menghambat kepada hubungan
internalnya dan membuat masing – masing anggota memiliki komunikasi yang tertutup
serta rasa canggung terhadap satu sama lain.

Perlu kita ketahui sbelumnya, Organisasi adalah sekumpulan individu dengan pola
komunikasi tertentu yang telah terstruktur dan setiap divisi memiliki tugas masing – masing
yang saling bekerja sama demi tercapainya tujuan yang sama tersebut. Dalam berorganisasi
tentu memiliki struktur, dimana ada seseorang yang memimpin. Selain itu, demi
tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati bersama perlu adanya hubungan internal
yang baik dahulu sebelum beranjak untuk melakukan tugas untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam hubungan yang baik di dalam suatu organisasi tentu adanya proses
interaksi. Dimana proses interaksi didalamnya membutuhkan komunikasi agar segala
pesan – pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti dan di terima.

Dalam berkomunikasi pun terdapat media sebagai sarana atau wadah untuk
menyalurkan isi pesan yang akan di sampaikan oleh sang komunikator kepada
komunikannya. Pentingnya menggunakan media yang sekiranya efektif agar proses
komunikasi dalam organisasinya pun berjalan dengan efektif, sehingga tidak adanya miss
komunikasi. Maka dari itu, penulis mengangkat tema penelitian kali ini dengan tema
“EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL UNIT KEGIATAN
MAHASISWA (UKM) SYAAMIL DI UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
TANGERANG”.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana komunikasi internal UKM Syaamil?
2. Bagaimana komunikasi eksternal UKM Syaamil dengan pihak luar?
3. Apa media yang digunakan UKM Syaamil untuk berkomunikasi dengan
publiknya?
4. Apa kendala yang terjadi dalam proses komunikasi UKM Syaamil?
5. Bagaimana tantangan dalam berkomunikasi organisasi pada era gen z saat ini?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui komunikasi internal UKM Syaamil
2. Untuk mengetahui komunikasi eksternal UKM Syaamil
3. Untuk mengetahui media apa yang digunakan UKM Syaamil untuk berkomunikasi
dengan publiknya
4. Untuk mengetahui kendala yang terjadi di dalam proses komunikasi UKM Syaamil
5. Untuk mengetahui tantangan dalam berkomunikasi organisasi pada era Gen Z saat
ini.

D. Objek Penelitian
a) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Syaamil
Syaamil adalah ukm yang menampung seluruh mahasiswa yang ada di kampus unis
Tangerang, tujuan dari syaamil sendiri untuk mempelajari aspek keagamaan secara
bersama-sama. Struktur dalam ukm Syaamil yaitu pembina, ketua umum, bendahara,
sekertaris, kaderisasi dibagi jadi 2 yaitu kaderisasi ikhwat (cowo) dan akhwat (cewe), divisi
muamalah/ekonomi tugasnya adalah untuk memasarkan hasil karya dari anggota syaamil,
divisi media, divisi syiar.

Ukm syaamil mengikuti forum FLDK (forum lingkar dakwah kampus) untuk
berkomunikasi secara eksternal biasanya FLDK akan memberitahu seputar kegiaatan apa
yang akan dilaksanakan oleh fldk, seperti contohnya international hijab solidarity yang
sering diikuti syaamil, syaamil Unis terdaftar di zona III. Terkait komunikasi eksternal ukm
syaamil dapat dibilang efektif, karena sering mengikuti acara-acara di luar kampus seperti
RAPIMDA (rapat pimpinan daerah) di UMJ dan MUSDA (musyawarah daerah) di Banten.

Kegiatan Syaamil dibagi menjadi 2, yaitu kegiatan mingguan dan bulanan. Untuk
kegiatan mingguan biasanya Saamil mengadakan kultum setellah shalat dzuhur, untuk
3

pembicara saat kultum biasanya syaamil memakai jasa pembina mereka sendiri atau
meminta izin kepada dosen untuk menjadi pembicara saat acara. Untuk kegiatan bulanan
biasanya syaamil mengadakan kegiatan riyadoh/olahraga seperti futsal, memanah, renang,
badminton, dll.

Program Kerja Syaamil dibagi menjadi 2, yaitu syiar dan muamallah. untuk proker
syiar biasanya syaamil mengadakan acara memperingati hari besar islam yang bekerja
sama dengan lembaga dakwah kampus, dalam acara tersebut syaamil diminta menampilkan
hadroh, selain itu syaamil juga sering membuat acara seminar baik di dalam kampus
maupun di luar kampus.

E. DEFINISI KOMUNIKASI ORGANISASI


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communicatus,
artinya berbagi atau menjadi milik bersama - mengacu pada upaya yang bertujuan untuk
mencapai kebersamaan. (Mulachela, 2022)

Organisasi merupakan penugasan orang-orang ke dalam fungsi pekerjaan yang


harus dilakukan agar terjadi aktivitas kerjasama dalam mencapai tujuan. Sedangkan
pengorganisasian merupakan penyusunan dan pengelompokan bermacam-macam
pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan, urutan sifat dan fungsipekerjaan,waktu dan
kecepatan (Griffin: 1959).

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah proses yang


terjadi dalam suatu organisasi berupa penyampaian, penerimaan serta pertukaran informasi
dan pesan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sudah ditetapkan oleh
bersama (anggota serta pemimpin organisasi). (Novi, 2021)

F. JENIS – JENIS KOMUNIKASI ORGANISASI


a. Komunikasi Internal
a) Mengutip buku Komunikasi Bisnis (2021) karya Sunarno
SastroAdtmodjo, dkk, komunikasi internal adalah proses komunikasi
yang terjadi dalam perusahaan. Bentuk komunikasi ini terjadi
antarkaryawan, baik sebagai bawahan, sesama rekan, maupun atasan.
Umumnya, komunikasi internal dilakukan untuk mencari tahu
4

informasi mengenai apa yang harus dilakukan karyawan. Namun, tak


jarang pula komunikasi ini juga mencakup motivasi, stimulasi ide, dan
pencapaian dari target bersama.
b) Dilansir dari buku Komunikasi Pengembangan Sumber Daya Manusia
(2021) karya Eko Sudarmanto, dkk, komunikasi internal bisa
dilakukan saat rapat, seminar, pemberian penghargaan, lewat email,
dan newsletter. Komunikasi internal bisa berupa komunikasi formal
dan informal. Komunikasi formal adalah proses komunikasi yang
mengikuti jenjang hierarki organisasi. Sementara, komunikasi
informal didasarkan pada proses komunikasi yang timbul akibat
pergaulan sosial. (Putri, 2022)

Tanpa komunikasi internal yang baik, marketing campaign yang dibuat oleh tim
pemasaran kurang efektif, karena business planning pun demikian. Ada kemungkinan
terjadi miskomunikasi antar tim pemasaran dan penjualan. (HRPods, 2023)

b. Komunikasi Eksternal

a) Menurut Encep Sudirjo dan Muhammad Nur Alif dalam buku


Komunikasi dan Interaksi Sosial Anak (2021), komunikasi eksternal
adalah proses komunikasi yang dilakukan organisasi atau perusahaan
kepada publik. Komunikasi eksternal lebih sering dilakukan Public
Relations. Kegiatan komunikasi ini dikenal dengan istilah external
public relations.
b) Dikutip dari jurnal Strategi Komunikasi Eksternal untuk Menunjang
Citra Lembaga (2018) oleh Kurniawan Candra Guzman dan Nina
Oktarina, komunikasi eksternal juga bisa diartikan sebagai proses
komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar
organisasi. Pada dasarnya, komunikasi eksternal merupakan sarana
bagi perusahaan untuk melakukan pertukaran informasi dengan publik
di luar perusahaan, seperti konsumen, pemerintah, masyarakat umum,
dan media massa. (Putri, 2022)

Dapat disimpulkan, Komunikasi Eksternal adalah komunikasi dengan


pihak luar, antar organisasi. Komunikasi eksternal dilakukan menurut kelompok
5

sasaran berdasarkan relasi yang harus dibangun, harus dibina secara terus menerus
yaitu :

1. Hubungan dalam lingkungan

2. Hubungan dengan instansi pemerintah

3. Hubungan dengan pers

Jadi, komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik yaitu
komunikasi dari organisasi ke publik dan publik ke organisasi. Komunikasi dari
organisasi ke publik pada umunya bersifat informatif yang dibuat sedemikian rupa
sehingga publik merasa ada keterlibatan dan setidak-tidak- nya terjadi hubungan batin.
(Rahmanto, 2004)

Komunikasi eksternal yang dilaksanakan secara efisien akan sangat besar


manfaatnya bagi :

1. Manajemen (masukan dalam peraturan untuk menyusun kebijakan)

2. Relasi dengan media (menda- patkan media yang tepat)

3. Aktifitas segala macam kegiatan yang berhubungan dengan redaksi

4. Kegiatan dalam mengadakan informasi/ pengumuman

5. Presentasi, representasi, partisipasi dalam organisasi

Contoh komunikasi eksternal :

1. Publikasi bisa diartikan sebagai pengumuman atau penerbitan suatu hal. Dalam
praktiknya, publikasi dapat berupa majalah, poster, brosur, atau lainnya.

2. Bakti sosial Contoh komunikasi eksternal lainnya ialah bakti sosial. Selain
meningkatkan rasa kepedulian, program bakti sosial juga bisa mendekatkan
perusahaan kepada masyarakat. (putri, 2022)

G. POLA KOMUNIKASI
Struktur suatu organisasi akan menentukan pola atau jaringan komunikasi
organisasi itu sendiri. Misalnya, dalam organisai yang dikendalikan secara terpusat, maka
6

komunikasi akan berpusat di antara orang-orang yang memiliki jabatan tinggi saja.
Menurut Robbins & Judge (dalam Siregar dkk, 2021, hlm. 102-104) terdapat 5 macam
jaringan atau pola komunikasi organisasi yang di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Pola Komunikasi Roda (Wheel Communicotion)


Komunikasi organisasi yang berpola roda memiliki pemimpin pada posisi
utama, dan memiliki pengaruh atau kontrol pada proses penyampaian pesan
atau informasi. Sehingga semua informasi yang ada pada organisasi harus
disampaikan terlebih dahulu kepada pimpinan atau atasan. Perintah atau
instruksi, laporan atau pertanggungjawaban, serta pengawasan kinerja
berpusat pada pimpinan atau atasan dengan empat bawahan atau lebih, dan
tidak ada komunikasi yang dilakukan sesama anggota atau bawahan lain. Pola
komunikasi roda sangat umum digunakan di sebagian organisasi karena
menyediakan penyelesaian masalah yang lebih cepat. Namun, pola komunikasi
ini menunjukkan kurangnya fleksibilitas dan menunjukkan kepuasan kerja
yang rendah anggota organisasi.
b. Pola Komunikasi Y (Inverted Y Communication)
Komunikasi organisasi berpola Y memiliki pimpinan atau atasan yang
jelas. Setiap anggota dapat menyampaikan pesan dan menerima pesan dari dua
orang lainnya. Terdapat empat tingkatan dalam pola Y, satu supervisor yang
memiliki dua bawahan dan dua atasan dan dapat berbeda departemen atau
divisi. Jadi, jenis komunikasi ini mewakili satu orang yang memiliki dua
bawahan dan mereka melapor kepada pimpinan yang telah ditunjuk.
c. Pola Komunikasi Melingkar (Circle Communication)
Komunikasi organisasi yang berpola lingkaran memungkinkan semua
anggota dalam organisasi dapat melakukan komunikasi dengan anggota yang
lain dengan dua anggota di sisinya. Komunikasi bersifat lateral. Pola lingkaran
tidak ada yang jadi pemimpin, semuanya pada posisi yang sama. Pola
lingkaran menunjukkan adanya interaksi pada setiap tiga tingkatan struktur,
akan tetapi tidak terjadi interaksi pada struktur yang lebih tinggi. Dapat
digambarkan bagaimana komunikasi antara sesama anggota organisasi atau
pegawai dengan pimpinan atau atasan langsung.
d. Pola Komunikasi Rantai atau Bersambung (Chain Communiation)
7

Komunikasi organisasi yang berpola rantai seperti pola lingkaran, yaitu


tidak memiliki pemimpin. Ada hal yang penting dalam pola rantai yaitu
seseorang yang berada pada posisi tengah-tengah memiliki peran sebagai
seorang pemimpin, dibandingkan dengan anggota lainnya. Selanjutnya,
seseorang yang berada pada posisi paling ujung rantai dapat melakukan
komunikasi hanya dengan satu orang saja. Pada pola rantai ada lima tingkatan
struktur dan hanya mengenal komunikasi ke atas (upward communication) dan
komunikasi ke bawah (downward Communications). Pola komunikasi rantai
digunakan di mana informasi mengalir ke atas dan ke bawah secara hierarki.
Tidak ada komunikasi lateral. Jenis komunikasi ini paling sesuai untuk
organisasi yang pelaporannya ketat dan pekerjaan ditentukan dengan baik.
Banyak komunikasi tertulis atau tulisan terjadi dalam bentuk perintah,
instruksi, dan lain-lain.
e. Pola Komunikasi Bintang atau Menyeluruh (All Channel Communication)
Komunikasi organisasi yang berpola bintang atau komunikasi semua
saluran berarti bahwa semua anggota organisasi mempunyai kekuatan atau
kemampuan yang sama untuk dapat memberikan pengaruh kepada anggota
yang lain. Dalam pola komunikasi bintang, tidak ada pemimpin tetapi
seseorang dapat mengambil alih kepemimpinan. Pola bintang memungkinkan
semua tingkatan dalam struktur organisasi dapat melakukan komunikasi dan
interaksi tanpa melihat posisi tokoh sentralnya secara timbal balik. Setiap
anggota organisasi juga memiliki kebebasan untuk melakukan komunikasi
dengan berbagai pihak, termasuk berkomunikasi dengan pimpinan. Begitu
juga sebaliknya pimpinan dapat berkomunikasi langsung secara bebas dengan
anggota atau bawahan. Dengan demikian, anggota organisasi dapat
berpartisipasi secara aktif sebagai anggota secara optimal. Dalam proses ini,
anggota organisasi memiliki tingkat kepuasan yang lebih besar. Ini lazim
terjadi pada organisasi yang menganut konsep desentralisasi. (TABRONI,
2022)

H. DEFINISI MEDIA KOMUNIKASI ORGANISASI


Media komunikasi merupakan suatu sarana maupun perantara atau alat yang dapat
digunakan untuk menyampaikan suatu pesan yang berasal dari pihak pembawa pesan
kepada penerima pesan. Media dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia
8

seperti telinga dan mata. Media juga merupakan jendela yang memungkinkan kita untuk
dapat melihat lingkungan yang lebih jauh, sebagai penafsir yang membantu memahami
pengalaman, Sebagai landasan penyampai informasi, Sebagai komunikasi interaktif yang
meliputi opini audiens, Sebagai penanda pemberi intruksi atau petunjuk, Sebagai penyaring
atau pembagi pengalaman dan fokus terhadap orang lain, cermin yang merefleksikan diri
kita dan penghalang yang menutupi kebenaran. Media komunikasi juga dijelaskan sebagai
sebuah sarana yang dipergunakan sebagai memproduksi, reproduksi, mengolah dan
mendistribusikan untuk menyampaikan sebuah informasi. Media komunikasi sangat
berperan penting bagi kehidupan masyarakat. Secara sederhana, sebuah media komunikasi
adalah sebuah perantara dalam menyampaikan sebuah informasi dari komunikator kepada
komunikan yang bertujuan agar efisien dalam menyebarkan informasi atau pesan.
(Rahmanto, 2004)

I. STRATEGI KOMUNIKASI
Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki strategi-strategi tersendiri dalam
memajukan perusahaannya mulai dari strategi yang sederhana sampai pada strategi-strategi
brilian Aktivitas strategi pada setiap lembaga atau organisasi yang pada umumnya
berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu tim kerja sama atau kelompok orang dalam
satu kesatuan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu
dalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (John, 2006)

a. Tarono
Tarono mendefinisikan dari sudut pandang "interaksional" Menurutnya
startegi komunikasi adalah sebuah usaha bersama yang dilakukan oleh dua lawan
bicara untuk menyepakati makna Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam
strategi komunikasi, yaitu pertama seorang komunikator ingin mengomunikasikan
suatu makna kepada komunikan, kedua komunikator yakin bahwa struktur
linguistik atau sosiolinguistik yang ada dalam makna pesan tidak dapat ditangkap
secara jelas oleh komunikan ketiga, komunikator memilih untuk menghindari
untuk mengomunikasikan makna sebenamya dari pesan yang disampaikan atau
mencoba cara alternatif untuk mengkomunikasi makna pesan Komunikator akan
berhenti mencoba jika ia merasa bahwa kedua pihak sepakat dan memiliki makna
yang sama dari pesan yang disampaikan.
b. Ferch dan Kasper
9

Mereka Farch dan Kasper mendefinisikan strategi komunikasi dari sudut


pandang "psikolinguistik". Menurut mereka strategi komunikasi adalah rencana
yang disusun secara sadar untuk menyelesaikan sesuatu yang dianggap
permasalahan oleh individu dalam mencapai tujuan komunikasi tertentu. Strategi
komunikasi menurutnya merupakan salah sato wacana 2015) yang menggunakan
gagasan "conditional relevance Faech
c. Richard Dimbebley dan Graeme Burton
Richard Dimbebley dan Graeme Burton berpendapat bahwa strateg
komunikasi adalah bagian pendek dari perilaku atau interaksi komunikasi. Hal ini
melibatkan penggunaan tanda-tanda verbal dan non- verbal yang disengaja untuk
mencapai tujuan komunikasi yang tepat.

Fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam strategi, yaitu suatu proses dari tindakan
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang mencakup penetapan tujuan dan standar penentuan dan


prosedur, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) yang diperkirakan akan terjadi
Perencanaan merupakan proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-
langkah yang harus diambil untuk mencapainya Lewat perencanaan, seorang manajer
mengidentifikasikan hasil kerja yang diinginkan serta mengidentifikasi cara-cara untuk
mencapainya Hampir setiap perusahaan memiliki perencanaan Perencanaan tersebut terkait
dengan tujuan dasar yang ingin dicapai oleh perusahaan. Perencanaan dibuat sebagai upaya
untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau
perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu

2 Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan proses pemberian tugas pengalokasian sumber daya


serta pengaturan kegiatan secara terkoordinasi kepada setiap individu dan kelompok untuk
menetapkan rencana Fungsi pengorganisasian disini meliputi pemberian tugas yang
terpisah kepada masing masing pilak membentuk bagian mendelegasikan dan menetapkan
jalur suatu wewenang tanggung jawab dan komunikat serta mengkoordinasikan kerja setiap
karyawan didalam suatu tim kerja yang solid dan terorganisasi (suprapto, 2011)
10

3. Penyusunan staff (staffing)

Fungsi ini meliputi penentuan dan persyaratan personel yang dipekerjakan,


menarik dan memilih calon karyawan, menetulan job discripsion dan persyaratan teknis
suatu pekerjaan penilaian dan pelatihan termasuk pengembangan kualitas dan kuantitas
karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen organisasi.

4 Pengarahan (leading)

Pengarahan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya


bekerja gjat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan

5. Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir ini mencakup persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas hasil
kerja, baik berbentuk produk maupun jana yang diberikan perusahaan/ organisasi dalam
upaya pencapaian tujuan kepuasan bersama, produktivitas dan terciptanya citra yang positif
Dalam hubungan ini, fungsi pengawasan merupakan pengukuran kinerja, membandingkan
antara hasil yang sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembentulan
yang diperlukan 14 Strategi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan
oleh lembaga/organisasi bersangkutan. Strategi yang baik akan memudahkan terwujudnya
tujuan perusahaan/lembaga atau organisasi, karyawan dan masyarakat. (zamzami, 2021)
BAB II
KAJIAN LITERATUR

A. Kajian Terdahulu
Kajian terdahulu pada penelitian ini memuat uraian tentang informasi yang relevan
dengan masalah yang dibahas. Informasi ini di dapat melalui jurnal – jurnal penelitian.

a. Menurut jurnal satwika (2021) dengan judul Perubahan Perilaku Komunikasi


Generasi Milenial dan Generasi Z di Era Digital.
Pada era digital, terjadi perubahan perilaku komunikasi generasi milenial
dan generasi Z. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari,
seperti kurangnya interaksi tatap muka karena kehadiran gadget. Adapun teori
yang digunakan adalah perilaku komunikasi, komunikasi interpersonal,
komunikasi generasi milenial, komunikasi generasi Z, media baru, dan
behaviorisme sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi
Alfred Schutz dengan paradigma konstruktivisme. Dalam penelitian ini, dapat
ditarik kesimpulan bahwa perilaku generasi milenial dan generasi Z yang
semula interaktif sebelum menggunakan gadget, setelah menggunakan gadget
proses komunikasinya menjadi pasif, sehingga tidak terjadi komunikasi
efektif.
Menurut jurnal satwika (2021) dengan judul Perubahan Perilaku
Komunikasi Generasi Milenial dan Generasi Z di Era Digital. Seiring
berkembangnya teknologi internet begitu pesat, telah membawa perubahan
interaksi komunikasi dan tatanan komunikasi antarmanusia, yang tadinya lebih
mengandalkan komunikasi tatap muka kini bergeser ke arah penggunaan
media khususnya internet (Takariani, 2011). Sebelum mengenal gawai, dahulu
milenial dan gen Z dalam lingkungan sosial, lebih banyak mengandalkan
komunikasi tatap muka dibandingkan menjalin interaksi di media sosial.
Adapun perbandingan kendala terhadap generasi milenial dan generasi z
sebagai berikut:
1. Milenial
Ketergantungan dengan gawai yang telah mengubah perilaku generasi
milenial dalam berkomunikasi tatap muka, milenial mengalami

11
12

keterlambatan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada


komunikan. Artinya, telah ada perubahan perilaku milenial menjadi pasif
setelah hadirnya gawai.
2. Gen Z
1) Ketergantungan dengan gawai membuat gen z menjadi tidak fokus
menyimak atau tidak menghiraukan posisi komunikator yang
berada di sampingnya.
2) Akibat kecangihan teknologi membuat gen z menjadi tidak acuh
dengan kehidupan sekitar, tetapi hanya peduli dengan gawainya
masing-masing. Perubahan perilaku komunikasi yang tidak peduli
dengan komunikator ini membahayakan kepada penerimaan pesan
yang diterima dan kemungkinan kesalah pahaman juga berpeluang
besar.

Dapat disimpulkan perilaku milenial dan generasi Z yang semula interaktif


sebelum menggunakan gadget, setelah menggunakan gadget proses
komunikasinya menjadi pasif, tidak terjadi komunikasi efektif. Dengan
kesibukan yang ada di dunia digital, milenial dan gen Z mendapatkan hambatan
berkomunikasi sehingga tidak fokus dalam berkomunikasi. Perilaku komunikasi
online juga menunjukkan perilaku komunikasi yang tidak jujur kepada lawan
bicara yang tidak terlihat alias hanya berkomunikasi lewat dunia maya sehingga
menimbulkan banyak konflik. Dalam permasalahan ini disebutkan saran yang
diberikan yaitu, Perlu ada kontrol yang lebih baik dari diri pribadi milenial
dangan Z, yakni membatasi penggunaan digital sesuai kebutuhan. Pembatasan
penggunaan gawai akan sangat berarti untuk perkembangan diri milenial dan
genZ (fuad, 2021)

b. Menururt Jurnal Asy Syifa Arya Chika Maida1, Yugih Setyanto2.


Masalah yang ada dalam jurnal diatas adalah terjadi adanya hambatan yang
ada dalam proses komunikasi internal antara generasi X dan Z di PT. Arita
Prima Indonesia Tbk.
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengamati komunikasi internal
antar generasi X dan Z di PT. Arita Prima Indonesia Tbk. komunikasi
interpersonal yang memiliki perbedaan rentan usia yang menyebabkan
perbedaan generasi. Efektivitas komunikasi interpersonal sangat bergantung
13

pada faktor - faktor seperti keterbukaan, empati, emosi positif, memberi


dukungan, dan menjaga keseimbangan. Walaupun perbedaan yang dapat
menimbulkan hambatan sangat banyak dalam komunikasi internal PT. Arita
Prima Indonesia Tbk. Namun, hal itu bukanlah hambatan yang besar untuk
generasi X dan generasi Z yang harus saling melakukan komunikasi antar satu
sama lain secara intens.
Kedua generasi tersebut saling berusaha mengerti satu sama lain agar dapat
saling memahami dan tidak mengganggu laju komunikasi yang ada di PT.
Arita Prima Indonesia Tbk. Sebagaimana hasil wawancara narasumber
disimpulkan bahwa lancar tidaknya komunikasi internal di PT. Arita Prima
Indonesia Tbk tergantung dengan timbal balik dari lawan bicara. dapat
disimpulkan bahwa generasi X dan generasi Z di mengurangi hambatan dari
komunikasi lintas generasi di komunikasi internal PT. Arita Prima Indonesia
Tbk adalah dengan mengenal lawan bicara agar dapat lebih mengenali masing
masing generasi sehingga dapat memberikan efek positif bagi alur komunikasi
internal yang baik dan efisien untuk generasi X dan generasi Z.
Hal ini dinilai dari pemaparan beberapa informan, sebagaimana yang
sudah dipaparkan, berbagai pola komunikasi yang dinyatakan oleh Rizky
Hardi, Tiara Pramesto, Irsal dan Rudi Hartono yang memberikan efek positif
pada aktifitas komunikasi internal PT. Arita Prima Indonesia Tbk. Walaupun
dinamis, pola komunikasi yang dilakukan oleh narasumber menjadi jalan
keluar kelancaran aktifitas komunikasi internal PT. Arita Prima Indonesia Tbk.
Walaupun penilaian secara personal antar generasi X dan generasi Z tidak
sepenuhnya baik, seperti yang dinyatakan oleh Rizky Hardi bahwa generasi Z
merupakan generasi yang egois dan cepat puas.
Namun, Rizky Hardi juga menyatakan bahwa generasi Z merupakan
generasi yang ulet dan memiliki rasa ingin tahu yang besar sedikit acuh dengan
sekitarnya. Begitu pula menurut narasumber dari generasi Z menilai generasi
X. irsal juga menyatakan bahwa generasi X merupakan generasi yang cukup
kaku, bossy dan tertutup. Meskipun beberapa individu ada yang terbuka.
Terlepas dari pandangan negatif antar narasumber, tidak memperngaruhi
kinerja kedua generasi tersebut secara professional. Selama melaksanakan
komunikasi internal generasi X dan generasi Z tetap menempatkan posisinya
sebagai pekerja di PT. Arita Prima Indonesia Tbk. Walaupun memberikan
14

pengaruh terhadap cara berkomunikasi. Namun, usia bukanlah sebuah


hambatan dalam laju komunikasi internal PT. Arita Prima Indonesia Tbk untuk
mencapai tujuannya. (Asy Syifa Arya Chika Maida, 2003)
c. Menurut jurnal Lydia Irena, Effy Zalfiana Rusfian.
Terdapat studi kasus terdapat perbedaan komunikasi antara generasi
millenials dan z dengan kinerja karyawan dan tidak ada keterkaitan hubungan
komunikasi internal antara generasi millenials dan z.
Dari permasalahan diatas peneliti menggunakan Komunikasi internal
untuk mengatasi perbedaan komunikasi antara generasi tersebut, dengan cara
menyampaikan penghargaan kepada seluruh individu di organisasi dengan
cara menerima dan mendengar informasi dan ide yang mereka kemukakan.
Dengan menggunakan komunikasi internal peneliti dapat mengatasi perbedaan
karakteristik antara generasi Z dengan generasi-generasi terdahulu, bahwa
komunikasi internal menjadi penting karena melalui itu pemimpin dapat
menyampaikan apa yang menjadi hal prinsipil dari organisasi, seperti
pernyataan visi, pernyataan misi, dokumen kebijakan, dan materi pelatihan.
Hubungan positif antara komunikasi Internal dan kinerja karyawan bahwa
komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi lintas-saluran
memiliki hubungan positif dengan kinerja karyawan. Pihak manajemen
perusahaan juga dapat memaksimalkan komunikasi internal, terutama pada
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal yaitu dengan memastikan
bahwa setiap informasi tersampaikan dengan tepat dan lancar, baik dari
supervisor ke karyawan, sebaliknya, maupun antara sesama karyawan. Selain
itu juga memastikan bahwa sesama karyawan dapat berdiskusi dan mendukung
satu sama lain. (Lydia Irena, 2019)

B. Teori Relevan
a. Komunikasi Organisasi
a) Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah sebuah proses
penciptaan serta saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
bergantung oleh satu sama lain untuk mengatasi lingkungan tidak pasti atau
lingkungan yang berubah- ubah.
b) Ron Ludlow mengemukakan pendapat bahwa komunikasi organisasi adalah
suatu program komunikasi pada kajian bidang Public Relations (PR) mengenai
15

hubungan internal serta hubungan pemerintah dan hubungan investor dalam


organisasi.
c) Sedangkan, Devito berpendapat bahwa komunikasi organisasi merupakan
sebuah usaha mengirim serta menerima pesan baik dalam kelompok formal
maupun informal dalam suatu organisasi.
d) Katz dan Kahn berpendapat pula bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah
pengiriman dan atau pertukaran informasi dalam suatu organisasi, sehingga
dapat membentuk arus informasi. Adanya komunikasi organisasi dapat
memunculkan jaringan informasi dalam organisasi tersebut.
e) Pace dan Faules berpendapat pula bahwa komunikasi organisasi suatu perilaku
yang terjadi dalam sebuah organisasi serta bagaimana orang-orang di
dalamnya ikut terlibat dalam proses tersebut dan melakukan transaksi berupa
bertukar makna.
f) Sementara itu Frank Jefkins mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai
suatu bentuk komunikasi yang telah direncanakan oleh sebuah organisasi
dengan public atau masyarakat luas di tempat organisasi tersebut berada untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
g) Menurut pandangan Frank, interaksi antar anggota organisasi atau anggota
dengan pemimpin organisasi bukan merupakan komunikasi organisasi,
melainkan interaksi antar organisasi tersebut dengan sasaran komunikasi yang
bukan bagian dari organisasi tersebut.

Dari enam pendapat ahli mengenai definisi komunikasi organisasi, dapat


disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah proses yang terjadi dalam
suatu organisasi berupa penyampaian, penerimaan serta pertukaran informasi dan pesan
yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sudah ditetapkan oleh bersama
(anggota serta pemimpin organisasi). (Novi, 2021)

b. Jenis Komunikasi Organisasi


a) Komunikasi organisasi internal
1. Rachel Miller dari dari AllThingsIC menyatakan komunikasi internal
adalah cara perusahaan berinteraksi dengan seluruh orang di internal agar
mereka bekerja sama. Dalam pembuatan strategi komunikasi internal,
manajemen akan menyelaraskan dengan tujuan perusahaan. Mereka akan
memastikan semua orang di perusahaan mengetahuinya.
16

2. Menurut Lawrence D. Brennan (dalam Effendy, 2013) menyatakan bahwa


“Komunikasi Internal adalah pertukaran gagasan di antara para
administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan tersebut
lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran
gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan
yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).”
3. Sedangkan Menurut Romli (2014) menyatakan bahwa “Komunikasi
Internal merupakan proses penyampaian pesan atau informasi yang terjadi
antara anggota organisasi untuk kepentingan organisasinya.”
4. Menurut Putranto (2012) menyatakan bahwa “Komunikasi Internal pada
dasarnya harus memiliki informasi yang sesuai dengan kebutuhan (tidak
kelebihan/kebanyakan) dan juga kelengkapan informasi yang dibutuhkan
bagi karyawan berkaitan dengan tugas-tugas, sehingga menghasilkan arti
pentingnya suatu komunikasi timbal balik antara atasan dengan
karyawan.”
5. Dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa “Komunikasi Internal
adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan baik secara lisan,
tulisan, atau non-verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok di
dalam sebuah organisasi.”

Jenis komunikasi organisasi internal :

Menurut Robbins & Timothy (2010), Komunikasi Internal dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:

a. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan merupakan komunikasi yang dilakukan dalam bentuk
ucapan. Sarana dalam penyampaian informasi yaitu dengan cara, seperti:
pidato, diskusi kelompok secara tatap muka, melalui jaringan telepon atau
videoconfering.
b. Komunikasi Tulisan
Komunikasi tulisan merupakan suatu proses penyampaian informasi
dengan menggunakan media komunikasi, seperti: surat, elektronik mail
(email), pesan singkat, dan media sosial.
17

c. Perkembangan Teknologi
Teknologi adalah kata yang diambil dari bahasa Inggris “Technology” yang diserap
dari bahasa Yunani yaitu “Technologia”, dengan makna keahlian pengetahuan. Akar kata
dari teknologi sendiri ialah “techne” yang memiliki arti serangkaian prinsip ataupun suatu
metode rasional yang didalamnya juga berkaitan erat dengan pembuatan suatu objek,
pengetahuan serta seni mengenai berbagai prinsip ataupun metode, dan kecakapan serta
suatu keahlian tertentu.

Secara umum, pengertian teknologi adalah ilmu pengetahuan yang didalamnya


mempelajari mengenai suatu keterampilan dalam membuat suatu alat, juga metode
pengolahan serta ekstraksi dari suatu benda, agar mampu menyelesaikan berbagai
permasalahan tertentu serta pekerjaan sehari-hari para manusia pada umumnya. Beberapa
ahli kemudian juga menjelaskan bahwa teknologi adalah sarana dan prasarana yang dibuat
oleh manusia agar dapat menyediakan barang-barang yang kemudian diperlukan untuk
keberlangsungan serta kenyamanan hidup manusia.

Sebelumnya, pengertian teknologi ini hanya terbatas pada berbagai benda yang
memiliki bentuk, seperti diantaranya pada peralatan dan mesin. Namun saat ini, teknologi
kemudian merupakan sesuatu yang mempunyai wujud serta tak berwujud, seperti
diantaranya ilmu pengetahuan, software komputer, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia. Jadi, dapat dikatakan bahwa dengan adanya teknologi,
maka suatu aktivitas akan lebih mudah untuk diselesaikan.

a. Jenis teknologi :
Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi bisa dikatakan sebagai suatu teknologi yang mampu
membantu manusia dalam melakukan komunikasi antar sesamanya serta saling
mengirimkan informasi dengan memanfaatkan sebuah perangkat tertentu. Saat ini,
teknologi komunikasi bisa dikatakan sebagai teknologi yang paling banyak
digunakan dalam kehidupan manusia.

Perkembangan teknologi yang maju saat ini telah meningkatkan cara dalam
menyampaikan suatu informasi dari suatu tempat ke tempat lainnya secara lebih
18

cepat, nyaman dan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Beberapa contoh teknologi
komunikasi diantaranya adalah smartphone, email, mesin fax, dan aplikasi
chatting.
b) Dampak negative teknologi :
1. “Penjajahan” Budaya
Memang bagus dalam mempelajari budaya asing. Namun, ada akibat yang
ditimbulkan yaitu pada orang-orang akan lebih mencintai budaya asing ketimbang
dengan budayanya sendiri. Jika seperti itu, secara tak langsung budaya lokal
kemudian akan terjajah oleh budaya asing. Akibatnya, nilai-nilai budaya kian turun
temurun akan hilang dan identitas budaya negara setempat juga akan hilang.

2. Menurunnya Moral Bangsa


Selain budaya positif, budaya negatif juga kemudian dapat diakses dengan mudah
dari internet. Contohnya saja, pornografi, kekerasan, serta budaya buruk lainnya.
Jika yang ditiru oleh anak bangsa kita adalah budaya negatifnya, maka moral suatu
bangsa akan terus menurun, terutama pada remaja dan juga anak-anak. Oleh karena
itu, diperlukan filter ketika suatu budaya masuk ke tanah air.

3. Terciptanya Anti Sosial


Kemajuan teknologi juga dapat membuat seseorang menjadi lebih menikmati
waktunya dengan komputer dan di rumah saja ketimbang bersosialisasi dengan
orang lain. Salah satu bahaya kecanduan internet diantaranya adalah menjadikan
seseorang anti sosial di dalam dirinya. Padahal manusia adalah makhluk yang
sosial yang membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya.

c) Dampak positif teknologi :


1. Mudah Melakukan Aktivitas
Manfaat pertama dari adanya teknologi adalah seseorang atau perusahaan lebih
mudah dalam melakukan berbagai macam aktivitas. Misalnya perusahaan yang
lebih mudah dalam memproduksi barang karena adanya mesin-mesin canggih.

2. Membangun Hubungan
Bagi perusahaan, dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi berupa
media sosial, maka bisa dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan pelanggan serta
19

membangun hubungan. Perusahaan ini mendapatkan sebuah feedback langsung,


ide, pengujian serta mengelola layanan pelanggan dengan lebih cepat.

3. Mudah Mendapatkan Informasi


Dengan adanya perkembangan teknologi, maka seseorang atau perusahaan akan
lebih mudah mendapatkan informasi secara global. Bahkan, untuk mendapatkan
hal itu tidak membutuhkan waktu lama. Bagkan, kamu juga bisa bertukar informasi
dengan orang-orang yang ada di luar negeri, seperti menggunakan media sosial.

4. Data yang Lebih Terukur


Dengan sistem tracking yang mudah, maka pengiriman pesan kemudian menjadi
lebih terukur, sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi.
Tak demikian dengan media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.
(Amira, 2021)

d. Media Komunikasi Organisasi


Berikut adalah pengertian media komunikasi menurut beberapa ahli.

a. Harold Lasswell (1948), menurut Laswell komunikasi merupakan salah


satu upaya untuk dapat menjawab sebuah pertanyaan yaitu apa, siapa
melalui saluran apa, pada siapa serta akan memberikan dampak apa.
b. Blake dan Horalsen, menurut keduanya media komunikasi dapat diartikan
sebagai suatu saluran yang digunakan untuk dapat mengantarkan pesan
dari pihak pembawa pesan kepada penerima pesan.
c. Cangara, media komunikasi merupakan suatu sarana yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada para audiens.
Cangara berpendapat bahwa media yang sering digunakan untuk
melakukan komunikasi merupakan panca indra yang dimiliki oleh setiap
manusia. Di mana, pesan akan ditangkap oleh setiap panca indra manusia
seperti mata, telinga kemudian pesan yang sampai tersebut akan diolah
untuk dijadikan sebagai suatu dasar tindakan.

Jenis-jenis Media Komunikasi :


a) Jenis Media Komunikasi Berdasarkan Cara Penyebaran
20

Apabila dilihat berdasarkan cara penyebarannya, maka media komunikasi


dapat dibedakan menjadi tiga jenis media, berikut penjelasannya.

1. Media Komunikasi Audio atau Suara

Media audio adalah ketika penerima pesan dapat menangkap pesan tersebut dengan
menggunakan salah satu indera manusia yaitu telinga. Sementara itu, pesan disampaikan
melalui media suara atau verbal dengan menggunakan alat yang dapat memancarkan suatu
frekuensi tertentu. Contoh media komunikasi audio seperti CD, radio dan pemutar audio
lainnya.

2. Media Komunikasi Audio Visual

Seperti halnya dengan media komunikasi audio, media komunikasi audio visual
merupakan penyampaian pesan dengan cara menggunakan suara serta bentuk visual seperti
video maupun gambar yang kemudian digabungkan menjadi satu. Saat ini, sudah banyak
komunikasi menggunakan media audio visual karena pesan yang ingin disampaikan oleh
pembawa pesan dapat mudah disampaikan.

Contohnya adalah seperti iklan yang tampil di televisi. Selain televisi, kini media
komunikasi audio visual pun telah berkembang. Saat ini media komunikasi audio visul juga
dapat tersampaikan melalui media sosial di ponsel pintar, seperti YouTube, TikTok,
Instagram maupun platform lain yang dapat menampilkan audio visual atau video.

3. Media Komunikasi Cetak

Dalam media komunikasi cetak, saluran yang digunakan untuk dapat menyampaikan
pesan adalah dengan menggunakan bentuk tulisan yang telah dicetak, contohnya seperti
buku, brosur, majalah, surat kabar, buletin dan lain sebagainya.

Namun, media komunikasi cetak telah semakin terkikis, karena perkembangan


teknologi yang kini semakin maju. Kini, media komunikasi audio visual lebih banyak
diminati, sebab dinilai lebih mudah sampai kepada penerima pesan.

4. Media Komunikasi Seluler

Sama halnya dengan komunikasi berdasarkan kehadiran fisik, media komunikasi


seluler ini bersifat pribadi. Media komunikasi seluler digunakan ketika seseorang ingin
21

menyampaikan pesan pribadi maupun informasi lain yang harus diteruskan pada kelompok
kecil. Contohnya dari media komunikasi seluler adalah Whatsapp, Line, SMS, telepon
maupun platform chat lainnya.

Ketika menggunakan media komunikasi seluler, maka ada interaksi antar pembawa
pesan dengan penerima pesan. Semakin berkembangnya perkembangan teknologi, semakin
banyak orang yang memilih untuk menggunakan media komunikasi seluler karena lebih
praktis dan mudah. Terutama ketika di masa pandemi saat orang-orang dianjurkan untuk
tidak bertemu dengan orang lain. Namun, media komunikasi seluler memiliki kekurangan,
yaitu pembawa dan penerima pesan tidak dapat mengetahui mimik maupun nada pesan,
sehingga informasi yang disampaikan bisa menjadi lebih rancu.

5. Media Komunikasi Elektronik

Media komunikasi elektronik ini meliputi beragam platform seperti internet, e mail,
media sosial dan lain sebagainya. Media komunikasi elektronik dapat digunakan untuk
melakukan komunikasi antar individu, massa maupun kelompok. Media komunikasi ini,
dinilai kurang personal dibandingkan dengan media-media komunikasi lainnya akan tetapi
tetap efisien. Terkadang pesan yang ingin disampaikan dapat menjadi rancu, oleh karena
itu dengan menggunakan media komunikasi elektronik, pembawa pesan perlu menyusun
kalimat yang tidak menyebabkan makna ganda atau ambigu.

e. Sumber Daya Manusia


SDM ialah suatu rancangan dari berbagai sistem formal pada sebuah organisasi
dengan tujuan memastikan penggunaan keahlian manusia secara efektif serta efisien untuk
mencapai tujuan organisasi / perusahaan sesuai dengan tekad yang dituju. Pada dasarnya,
SDM berwujud manusia yang dipekerjakan dalam sebuah organisasi yang menjadi aktivis,
teoretikus serta perencanaan guna mencapai tujuan organisasi tersebut. Agar bisa
diucapkan sebagai sebuah organisasi maka sebuah perserikatan serta perkumpulan tentu
harus memiliki anggota . Sebuah organisasi minimal harus mempunyai anggota 2 orang
atau lebih. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting yang tidak
bisa dipisahkan dari suatu organisasi maupun perusahaan.

SDM terbilang kunci yang memastikan perkembangan perusahaan. SDM berwujud


manusia yang dipekerjakan dalam sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan
perencana guna mencapai tujuan organisasi. Perkembangan karyawan bukan sebagai
22

sumber daya belaka, melainkan berbentuk modal atau aset bagi budaya serta organisasi.
Lalu terbitlah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital.
SDM dilihat sebagai aset utama, adapun aset yang bernilai yang dapat dilipatgandakan,
dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai
liability (beban, cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi budaya atau organisasi
lebih mengemuka. Menurut Muhammad Yusuf (2016).

SDM dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengertian mikro dan makro. SDM secara
mikro yaitu individu yang bekerja serta menjadi anggota suatu perusahaan dan bisa
dikatakan sebagai pegawai, buruh, karyawan, tenaga kerja dan sebagainya. Adapun
pengertian SDM secara makro ialah warga suatu negara yang telah melewati usia angkatan
kerja, baik yang belum maupun yang sudah bekerja.

Berdasarkan teori (Jamarah, 2017) yaitu komponen data-data SDM guna


mengembangkan dan mengelola SDM dalam mengembangkan usaha yaitu:

a) Kualitas pekerjaan dan inovatifnya

Kualitas kerja merupakan hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi
suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya lainnya dalam
pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik dan berdaya guna. Inovatif yaitu
Kemampuan seseorang dalam menggunakan kemampuan dan keahlian untuk
menghasilkan karya baru.

b) Kejujuran dalam bekerja

Kejujuran akan berdampak positif serta membawa kepada kehidupan yang lebih
baik. Pentingnya kejujuran dalam bekerja wajib kita terapkan sejak usia dini agar
senantiasa bersikap jujur dalam berbagai tindakan.

c) Kehadiran dalam bekerja

Kehadiran seorang karyawan sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan


kecuali ada hal-hal lain yang sifatnya penting dan hal tersebut dapat dipertanggung
jawabkan oleh yang bersangkutan. Sistem kehadiran karyawan sudah ditentukan dan diatur
dari perusahaan dan kemudian duterapkan di masing-masing bagian.

d) Sikap dalam bekerja


23

Sikap positif dibutuhkan jika terjadinya masalah dalam pekerjaan dan disarankan
untuk berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi permasalahannya Inisiatif dan
kreatif. Seseorang dapat dinyatakan kreatif jika mampu membuat atau menciptakan
sesuatu, hasil pemikiran dari orang yang belum pernah melihat hal yang dibuatnya.
Kerjasama sangat dibutuhkan dalam bekerja, karena kerjasama akan membantu kemahiran
dalam bekerja.

e) Keandalan dalam bekerja

Keandalan dalam suatu pekerjaan artinya berusaha menjalani ketaatan terhadap


prinsip moral dan etika kerja, mampu mengembangkan karakter diri yang taat moral dan
etika, mampu menjaga kejujuran dan keikhlasan hati untuk berkontribusi terhadap
kemajuan perusahaan, serta mampu membebaskan diri dari kontrol dan pengaruh negatif
orang lain.

f) Pengetahuan tentang pekerjaan

Pengetahuan yang harus dimiliki setiap tenaga kerja agar mampu melaksanakan
pekerjaan dengan baik serta maksimal. Tanggung jawab terhadap pekerjaan berarti
menyelesaikan sebuah masalah dengan maksimal. Ketika menyelesaikan masalah harus
bersikap bijaksana dalam menentukan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guna
rasa tanggung jawab yang telah kita kerjakan dapat berhasil dengan baik. Sehingga masalah
itu kita dapat selesaikan dengan maksimal.

g) Pemanfaatan waktu dalam bekerja

Waktu merupakan aset yang paling sulit untuk dikelola. Maka dari itu kita harus
dapat menggunakan waktu dengan lebih efisien. Fungsi eksploitasi tenaga kerja meliputi
penerapan program ekonomis maupun nonekonomis, yang memberikan kenyamanan bagi
pekerja, sehingga mereka dapat bekerja dengan efektif dan efisien.

Tujuan manajemen SDM yaitu meningkatkan produktivitas dalam perusahaan melalui


berbagai cara serta bertanggung jawab secara strategis dan teratur. Adapun tujuan
peningkatan sumber daya manusia dapat ditingkatkannya kapabilitas dan juga sikap
anggota organisasi agar terlihat lebih efektif serta efisien dalam mencapai tujuan organisasi
(Martoyo, 1992).
24

f. Generasi Z
Generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu sejak tahun 1995
sampai dengan tahun 2010. Generasi Z disebut juga dengan iGeneration, Generasi Net atau
Generasi Internet adalah mereka yang hidup pada masa digital. Elizabeth T. Santosa dalam
bukunya yang berjudul Raising Children in Digital Era menyebutkan bahwa: Generasi Net
adalah generasi yang lahir setelah tahun 1995, atau lebih tepatnya setelah tahun 2000.
Generasi ini lahir saat internet mulai masuk dan berkembang pesat dalam kehidupan
manusia. Generasi ini tidak mengenal masa saat telepon genggam belum diproduksi, saat
mayoritas mainan sehari-hari masih tradisional.

Selain itu, Hellen Chou P. (2012: 35) memberikan pengertian terhadap istilah generasi
Z: Generasi Z atau yang kemudian banyak dikenal dengan generasi digital merupakan
generasi muda yang tumbuh dan berkembang dengan sebuah ketergantungan yang besar
pada teknologi digital. Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Hellen Chou P. tersebut
maka tidak mengherankan apabila pada usia muda, orangorang yang notabene masih
berstatus sebagai siswa telah terampil dalam penguasaan teknologi. Generasi Z ini
memiliki karakter yang unik dan sangat berbeda dengan karakter yang dimiliki oleh
generasigenerasi sebelumnya. Pengaruh teknologi yang sangat kuat ini tercermin pada,
misalnya, ketergantungan generasi Z dengan gadget dan durasi konsentrasi yang singkat
(Ozkan & Solmaz, 2015).

Generasi Z memiliki karakteristik yang khas dimana internet mulai berkembang dan
tumbuh sejalan dengan perkembangan media digital. Adanya Generasi Z tersebut lahir dari
perpaduan dua generasi sebelumnya yaitu Generasi X dan Generasi Y. Orang-orang pada
masa generasi ini adalah mereka yang dilahirkan dan dibesarkan pada era digital, dimana
beranekamacam teknologi telah berkembang semakin banyak dan canggih, seperti telah
adanya perangkat keras elektronik berupa: komputer atau laptop, hand phone, iPad, MP3,
MP4, dan lain sebagainya.

2. Indikator Generasi Z

Elizabeth T. Santosa ( 2015: 20) menyebutkan beberapa indikator anak-anak yang


termasuk dalam Generasi Z atau Generasi Net:

a. Memiliki ambisi besar untuk sukses Anak zaman sekarang cenderung memiliki
karakter yang positif dan optimis dalam menggapai mimpi mereka.
25

b. Cenderung praktis dan berperilaku instan (speed) Anak-anak di era generasi Z


menyukai pemecahan masalah yang praktis. Mereka tidak menyukai berlama-lama
meluangkan proses panjang mencermati suatu masalah. Hal ini disebabkan anak-anak ini
lahir dalam dunia yang serba instan.

c. Cinta kebebasan dan memiliki percaya diri tinggi Generasi ini sangat menyukai
kebebasan. Kebebasan berpendapat, kebebasan berkreasi, kebebasan berekspresi, dan lain
sebagainya. Mereka lahir di dunia yang modern, dimana sebagian besar dari mereka tidak
menyukai pelajaran yang bersifat menghafal. Mereka lebih menyukai pelajaran yang
bersifat eksplorasi. Anakanak pada generasi ini mayoritas memiliki kepercayaan diri yang
tinggi. Mereka memiliki sikap optimis dalam banyak hal.

d. Cenderung menyukai hal yang detail Generasi ini termasuk dalam generasi yang
kritis dalam berpikir, dan detail dalam mencermati suatu permasalahan atau fenomena. Hal
ini disebabkan karena mudahnya mencari informasi semudah mengklik tombol search
engine.

e. Berkeinginan besar untuk mendapatkan pengakuan Setiap orang pada dasarnya


memiliki keinginan agar diakui atas kerja keras, usaha, kompetensi yang telah
didedikasikannya. Terlebih generasi ini cenderung ingin diberikan pengakuan dalam
bentuk reward (pujian, hadiah, sertifikat, atau penghargaan), karena kemampuan dan
eksistensinya sebagai individu yang unik.

f. Digital dan teknologi informasi Sesuai dengan namanya, generasi Z atau generasi
Net lahir saat dunia digital mulai merambah dan berkembang pesat di dunia. Generasi ini
sangat mahir dalam menggunakan segala macam gadget yang ada, dan menggunakan
teknologi dalam keseluruhan aspek serta fungsi sehari-hari. Anak-anak pada generasi ini
lebih memilih berkomunikasi melalui dunia maya, media sosial daripada menghabiskan
waktu bertatap muka dengan orang lain.

3. Nilai Plus dan Minus Generasi Z

Dalam AF Magazine (2015), diterangkan bahwa generazi Z memiliki nilai Plus


dan nilai Minus sebagai berikut:

a. Nilai Plus Gen-Z Sikap ingin tahu generasi Z sangat tinggi, ketika dihadapkan dengan
teknologi, mereka tidak perlu diajari. Generasi Z dengan sendirinya akan berusaha
26

menguasai apa yang dibutuhkan atau apa yang harus dilakukan untuk tahu dan mampu
mengaplikasikan suatu teknologi. Sifat khas mereka lainnya adalah multitasking; terbiasa
dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan, bisa membaca, berbicara,
menonton, atau mendengarkan musik dalam waktu yang bersamaan. Generasi ini memiliki
kepedulian yang tinggi soal lingkungan dan politik, sehingga apabila generasi ini
mendapatkan pendidikan yang baik dan cocok maka mereka akan sangat bermanfaat bagi
diri dan lingkungannya.

b. Nilai Minus Gen-Z Anak Generasi Z cenderung tidak sabaran, ingin menyelesaikan
masalah menggunakan cara-cara instan karena terbiasa berkomunikasi dan menyelesaikan
masalah melalui dunia maya yang serba cepat dan praktis. Sebagian dari generasi ini kurang
terampil berkomunikasi verbal yang bisa menjurus menjadi tidak peduli dengan lingkungan
sekitar. Apabila nilai minus ini dapat diakamodir dengan baik oleh lingkungannya, baik di
lingkungan pendidikannya maupun pekerjaannya, maka besar kemungkinan nilai minus ini
akan tergerus. Generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu sejak
tahun 1995 sampai dengan tahun 2010. Generasi Z disebut juga dengan iGeneration,
Generasi Net atau Generasi Internet adalah mereka yang hidup pada masa digital. Elizabeth
T. Santosa dalam bukunya yang berjudul Raising Children in Digital Era menyebutkan
bahwa: Generasi Net adalah generasi yang lahir setelah tahun 1995, atau lebih tepatnya
setelah tahun 2000. Generasi ini lahir saat internet mulai masuk dan berkembang pesat
dalam kehidupan manusia. Generasi ini tidak mengenal masa saat telepon genggam belum
diproduksi, saat mayoritas mainan sehari-hari masih tradisional. Selain itu, Hellen Chou P.
(2012: 35) memberikan pengertian terhadap istilah generasi Z: Generasi Z atau yang
kemudian banyak dikenal dengan generasi digital merupakan generasi muda yang tumbuh
dan berkembang dengan sebuah ketergantungan yang besar pada teknologi digital.
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Hellen Chou P. tersebut maka tidak
mengherankan apabila pada usia muda, orangorang yang notabene masih berstatus sebagai
siswa telah terampil dalam penguasaan teknologi. Generasi Z ini memiliki karakter yang
unik dan sangat berbeda dengan karakter yang dimiliki oleh generasigenerasi sebelumnya.
Pengaruh teknologi yang sangat kuat ini tercermin pada, misalnya, ketergantungan generasi
Z dengan gadget dan durasi konsentrasi yang singkat (Ozkan & Solmaz, 2015). Generasi
Z memiliki karakteristik yang khas dimana internet mulai berkembang dan tumbuh sejalan
dengan perkembangan media digital. Adanya Generasi Z tersebut lahir dari perpaduan dua
generasi sebelumnya yaitu Generasi X dan Generasi Y. Orang-orang pada masa generasi
27

ini adalah mereka yang dilahirkan dan dibesarkan pada era digital, dimana beranekamacam
teknologi telah berkembang semakin banyak dan canggih, seperti telah adanya perangkat
keras elektronik berupa: komputer atau laptop, hand phone, iPad, MP3, MP4, dan lain
sebagainya.

2. Indikator Generasi Z

Elizabeth T. Santosa ( 2015: 20) menyebutkan beberapa indikator anak-anak yang


termasuk dalam Generasi Z atau Generasi Net:

a. Memiliki ambisi besar untuk sukses Anak zaman sekarang cenderung memiliki
karakter yang positif dan optimis dalam menggapai mimpi mereka.

b. Cenderung praktis dan berperilaku instan (speed) Anak-anak di era generasi Z


menyukai pemecahan masalah yang praktis. Mereka tidak menyukai berlama-lama
meluangkan proses panjang mencermati suatu masalah. Hal ini disebabkan anak-anak ini
lahir dalam dunia yang serba instan.

c. Cinta kebebasan dan memiliki percaya diri tinggi Generasi ini sangat menyukai
kebebasan. Kebebasan berpendapat, kebebasan berkreasi, kebebasan berekspresi, dan lain
sebagainya. Mereka lahir di dunia yang modern, dimana sebagian besar dari mereka tidak
menyukai pelajaran yang bersifat menghafal. Mereka lebih menyukai pelajaran yang
bersifat eksplorasi. Anakanak pada generasi ini mayoritas memiliki kepercayaan diri yang
tinggi. Mereka memiliki sikap optimis dalam banyak hal.

d. Cenderung menyukai hal yang detail Generasi ini termasuk dalam generasi yang
kritis dalam berpikir, dan detail dalam mencermati suatu permasalahan atau fenomena. Hal
ini disebabkan karena mudahnya mencari informasi semudah mengklik tombol search
engine.

e. Berkeinginan besar untuk mendapatkan pengakuan Setiap orang pada dasarnya


memiliki keinginan agar diakui atas kerja keras, usaha, kompetensi yang telah
didedikasikannya. Terlebih generasi ini cenderung ingin diberikan pengakuan dalam
bentuk reward (pujian, hadiah, sertifikat, atau penghargaan), karena kemampuan dan
eksistensinya sebagai individu yang unik.

f. Digital dan teknologi informasi Sesuai dengan namanya, generasi Z atau generasi
Net lahir saat dunia digital mulai merambah dan berkembang pesat di dunia. Generasi ini
28

sangat mahir dalam menggunakan segala macam gadget yang ada, dan menggunakan
teknologi dalam keseluruhan aspek serta fungsi sehari-hari. Anak-anak pada generasi ini
lebih memilih berkomunikasi melalui dunia maya, media sosial daripada menghabiskan
waktu bertatap muka dengan orang lain.

3. Nilai Plus dan Minus Generasi Z

Dalam AF Magazine (2015), diterangkan bahwa generazi Z memiliki nilai Plus


dan nilai Minus sebagai berikut:

a. Nilai Plus Gen-Z Sikap ingin tahu generasi Z sangat tinggi, ketika dihadapkan dengan
teknologi, mereka tidak perlu diajari. Generasi Z dengan sendirinya akan berusaha
menguasai apa yang dibutuhkan atau apa yang harus dilakukan untuk tahu dan mampu
mengaplikasikan suatu teknologi. Sifat khas mereka lainnya adalah multitasking; terbiasa
dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan, bisa membaca, berbicara,
menonton, atau mendengarkan musik dalam waktu yang bersamaan. Generasi ini memiliki
kepedulian yang tinggi soal lingkungan dan politik, sehingga apabila generasi ini
mendapatkan pendidikan yang baik dan cocok maka mereka akan sangat bermanfaat bagi
diri dan lingkungannya.

b. Nilai Minus Gen-Z Anak Generasi Z cenderung tidak sabaran, ingin menyelesaikan
masalah menggunakan cara-cara instan karena terbiasa berkomunikasi dan menyelesaikan
masalah melalui dunia maya yang serba cepat dan praktis. Sebagian dari generasi ini kurang
terampil berkomunikasi verbal yang bisa menjurus menjadi tidak peduli dengan lingkungan
sekitar. Apabila nilai minus ini dapat diakamodir dengan baik oleh lingkungannya, baik di
lingkungan pendidikannya maupun pekerjaannya, maka besar kemungkinan nilai minus ini
akan tergerus.
29

C. Kerangka Pikir

Komunikasi
Organisasi

UKM Syaamil Gen Z

Perkembangan
Teknologi

Komunikasi
Merasa
Internal Tidak Tidak Acuh Individualis
Canggung
Efektif

Proyek
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2023

B. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan wawancara yang kemudian di deskripsikan dengan pernyataan.
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah wawancara terhadap Ketua Umum UKM
Syaamil, dan 2 BPH.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data-data yang
diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini
adalah dengan wawancara.
a. Wawancara
Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif. Perawat seringkali menganggap wawancara
itu mudah karena dalam kesehariannya, perawat sering berkomunikasi dengan
kliennya untuk mendapatkan informasi penting. Kenyataannya tak semudah itu.
Banyak peneliti mengalami kesulitan mewawancarai orang, karena orang
cenderung menjawab dengan singkat. Apalagi budaya pada masyarakat Indonesia
yang cenderung tidak terbiasa mengungkapkan perasaan. Wawancara pada
penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara
lainnya seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru, penerimaan mahasiswa
baru, atau bahkan pada penelitian kuantitatif.
Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal.
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya, aturan pada wawancara penelitian lebih ketat.
Tidak seperti pada percakapan

30
31

biasa, wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari


satu sisi saja, oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak. Peneliti cenderung
mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan pemikiran
partisipan.
May (1993) menambahkan jenis lain, yaitu:

a. Wawancara kelompok.
Wawancara kelompok merupakan instrumen yang berharga untuk peneliti
yang berfokus pada normalitas kelompok atau dinamika seputar isyu yang ingin
diteliti. Wilson (1996) membandingkan metode bertanya dengan menggunakan
tiga dimensi, yaitu: dimensi prosedural, struktural dan konstekstual.
a) Faktor prosedural/struktural.
Dimensi prosedural bersandar pada wawancara yang bersifat
natural antara peneliti dan partisipan atau disebut juga wawancara tidak
berstruktur. Tempat wawancara adalah tempat keseharian partisipan
seperti rumah atau tempat bekerja, bukan di laboratorium. Jadi yang
dipertimbangkan dalam hal ini adalah prosedurnya, apakah kaku seperti di
laboratorium atau natural. Hal lain yang dibandingkan adalah strukturnya
seperti metode yang sangat berstruktur (highly structured) dan kurang
berstruktur (less structured).
b) Faktor konstekstual.
Dimensi konstekstual mencakupi jumlah isyu. Pertama,
terminologi yang di dalam wawancara dianggap penting. Kedua, konteks
wawancara yang berdampak pada penilaian respon (response rate). Aspek
kontekstual yang penting lainnya adalah persepsi partisipan terhadap
karakteristik pewawancara. Hal yang menjadi dasar partisipan
mengungkapkan pendapatnya atau pengalamannya adalah berdasarkan
karakteristik pewawancara yang terlihat, misalnya aksen, pakaian, suku
atau jender. Ini yang dikenal sebagai variabilitas pewawancara. Untuk
meminimalkan dampak ini usahakan pewawancara cocok dengan
responden, misalnya perempuan perempuan.
Perlu diingatkan, peneliti sendiri harus memutuskan tekhnik
wawancara apa yang terbaik untuk dirinya dan partisipan. (Rachmawati,
2007)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada proses penyusunan makalah ini peneliti melakukan wawancara kepada Ketua
Umum UKM Syaamil, dan 2 BPH UKM Syaamil pada tanggal 17 Oktober 2023 di
Sekretariat UKM Syaamil. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat
diketahui sebagai berikut:
Syaamil adalah ukm yang menampung seluruh mahasiswa yang ada di kampus unis
Tangerang, tujuan dari syaamil sendiri untuk mempelajari aspek keagamaan secara
bersama-sama. Struktur dalam ukm Syaamil yaitu pembina, ketua umum, bendahara,
sekertaris, kaderisasi dibagi jadi 2 yaitu kaderisasi ikhwat (laki - laki) dan akhwat
(perempuan), divisi muamalah/ekonomi tugasnya adalah untuk memasarkan hasil karya
dari anggota syaamil, divisi media, divisi syiar.
Kegiatan syaamil dibagi menjadi 2, ada mingguan dan bulanan. Untuk kegiatan
mingguan biasanya syaamil mengadakan kultum setelah solat zuhur, untuk pembicara saat
kultum biasanya syaamil memakai jasa pembina mereka sendiri atau meminta izin kepada
dosen untuk menjadi pembicara saat acara. Untuk kegiatan bulanan biasanya syaamil
mengadakan kegiatan riyadoh/olahraga seperti futsal, memanah, renang, badminton, dll.
Proker syaamil dibagi menjadi 2 yaitu syiar & muamallah, untuk proker syiar
biasanya syaamil mengadakan acara memperingati hari besar islam yang bekerja sama
dengan lembaga dakwah kampus, dalam acara tersebut syaamil diminta menampilkan
hadroh, selain itu syaamil juga sering membuat acara seminar baik di dalam kampus
maupun di luar kampus.
UKM Syaamil menggunakan media Whatss App untuk berkomunikasi secara
internal, selain menggunakan media Whatss App Syaamil juga tetap saling sapa baik itu di
forum rapat maupun jika bertemu di jalan. Adapun terdapat masalah terhadap komunikasi
internal yang ada di syaamil ini seperti terdapat kesenjangan antara laki – laki dan
Perempuan dan berimbas kepada para anggota syaamil masih belum terbuka terkait
komunikasi internal atau komunikasi internalnya cukup tertutup.
Untuk komunikasi UKM Syaamil dengan pihak luar, Ukm Syaamil mengikuti
forum FLDK (forum lingkar dakwah kampus), biasanya FLDK akan memberitahu seputar
kegiaatan apa yang akan dilaksanakan oleh , seperti contohnya international hijab solidarity
yang sering diikuti syaamil, UKM Syaamil Unis terdaftar di zona III. Terkait komunikasi

32
33

eksternal ukm syaamil dapat dibilang efektif, karena sering mengikuti acara-acara di luar
kampus seperti RAPIMDA (rapat pimpinan daerah) di UMJ dan MUSDA (musyawarah
daerah) di Banten. Adapun media yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak
eksternal yaitu melalui email dan WhatsApp dengan mengirimkan surat digital.
UKM Syaamil juga memiliki Instagram dan TikTok untuk mempublikasikan
kegiatan – kegiatan mereka kepada khalayak dengan menggunakan konten seperti ceramah
– ceramah dari ustadz terkenal atau bacaan surat – surat Al – Kahfi pada setiap hari jum’at
atau bisa disebut dengan Syaamil Reminder.

Gambar 4.1 Gambar 4.2


Adapun kendala – kendala yang di hadapi UKM Syaamil seperti :
1. Komunikasi antar anggota laki – laki dan Perempuan cukup tertutup dan
kurang efektif karena masih ada rasa canggung antar keduanya
2. Anggota jarang mengunjungi sekretariat dan yang cukup aktif piket hanya
BPH saja
3. Untuk publikasi, prosesnya kadang terlambat untuk mengupload konten
karena di dalam divisi media hanya satu orang saja yang menjalankan
tugas.
4. Rapat dilakukan secara online terus karena bentrok dengan jadwal kuliah
masing – masing.
34

B. Pembahasan
Komunikasi organisasi merupakan sebuah proses yang terjadi dalam suatu
organisasi berupa penyampaian, penerimaan serta pertukaran informasi dan pesan yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sudah ditetapkan oleh bersama
(anggota serta pemimpin organisasi) (Novi, 2021). maka dari itu, Tanpa komunikasi
internal yang baik, marketing campaign yang dibuat oleh tim pemasaran kurang efektif,
karena business planning pun demikian. Ada kemungkinan terjadi miskomunikasi antar
tim pemasaran dan penjualan. (HRPods, 2023)

Terbukti dengan hasil peneilitian melalui wawancara yang telah peneliti lakukan,
dapat diketahui bahwasanya komunikasi internal UKM Syaamil berjalan kurang efektif
sehingga berdampak kepada hubungan internal anggota yang kurang erat dan intens
sehingga menimbulkan sikap tidak acuh dan individualis terhadap sesama anggota
sehingga terdapat kewajiban suatu divisi yang hanya ditanggung atau dilaksanakan
oleh satu orang saja.

Berdasarkan teori (Jamarah, 2017) yaitu komponen data-data SDM guna


mengembangkan dan mengelola SDM dalam mengembangkan usaha atau projek kerja,
seharusnya kehadiran seorang karyawan atau anggota sebuah organisasi menjadi sebuah
kewajiban yang harus dilakukan kecuali ada hal-hal lain yang sifatnya penting dan hal
tersebut dapat dipertanggung jawabkan oleh yang bersangkutan. Akan tetapi, pada UKM
Syaamil ini dikarenakan komunikasi internalnya cukup tertutup antara Perempuan dan laki
– laki maka terjadinya sikap individualis dan tidak acuh kepada kewajibannya sebagai
anggota terutama pada divisi media sehingga menghambat jadwal tayang atau publikasi ke
media sosial UKM Syaamil karena hanya mengandalkan satu orang saja.

Berdasarkan hal – hal yang sudah terjadi dapat ditarik kesimpulkan bahwa adanya sikap
dan sifat individualis, tidak acuh, kecanggungan dan bahkan untuk rapat pun UKM Syaamil
selalu melaksanakannya secara online termasuk dampak dari perkembangan teknologi saat
ini yang sudah dituturkan menurut (amira,2021) bahwasanya dampak negative dari
perkembangan teknologi saat ini yaitu, Terciptanya Anti Sosial. Bahwasanya kemajuan
teknologi juga dapat membuat seseorang menjadi lebih menikmati waktunya dengan
komputer dan di rumah saja ketimbang bersosialisasi dengan orang lain. Salah satu bahaya
kecanduan internet diantaranya adalah menjadikan seseorang anti sosial di dalam dirinya.
Padahal manusia adalah makhluk yang sosial yang membutuhkan manusia lain dalam
35

kehidupannya. Maka dari itu, dibutuhkannya kontrol pada diri masing – masing untuk
dapat menyesuaikan atau menyeimbangkan agar tidak terpaku kepada kepraktisan hasil
dari kecanggihan teknologi saat ini.
KESIMPULAN & PROYEK

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui wawancara terhadap
Ketua Umum UKM Syaamil, dan 2 BPH UKM Syaamil pada tanggal 17 Oktober
2023 di Sekretariat UKM Syaamil. Maka dapat disimpuulkan sebagai berikut:
1. Diketahui bahwa Komunikasi internal UKM Syaamil berjalan dengan
kurang efektif karena kecanggungan antara Perempuan dan laki – laki
2. Diketahui bahwa Komunikasi eksternal UKM Syaamil sejauh ini berjalan
cukup efektif
3. Diketahui bahwa pola komunikasi UKM Syaamil berbentuk pola
komunikasi Y
4. Adapun kendala yang dihadapi UKM Syaamil seperti :
1) Komunikasi antar anggota laki – laki dan Perempuan cukup
tertutup dan kurang efektif karena masih ada rasa canggung antar
keduanya
2) Anggota jarang mengunjungi sekretariat dan yang cukup aktif
piket hanya BPH saja
3) Untuk publikasi, prosesnya kadang terlambat untuk mengupload
konten karena di dalam divisi media hanya satu orang saja yang
menjalankan tugas.
4) Rapat dilakukan secara online terus karena bentrok dengan jadwal
kuliah masing – masing.
5. Diketahui bahwa Tantangan dalam berkomunikasi organisasi pada Gen Z
saat ini karena dampak dari perkembangan teknologi yang begitu canggih,
sehingga terciptanya sifat tidak acuh dan individualis terhadap diri Gen Z
kepada anggota organisasi yang lain karena terlalu focus dengan adanya
gadget dan hal tersebut dapat membuat seorang anggota organisasi lalai
terhadap pesan dan kewajiban yang harusnya dilakukan.

36
37

B. PROYEK
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang didapat, maka peneliti
memberikan beberapa rancangan proyek terhadap dari beberapa kendala yang ada,
yaitu :

1. Mengadakan jadwal piket secretariat baik harian serta piket akbar dan
dibarengi dengan absensi.
Dengan mengadakan piket sekretariat secara rutin dan diabsen diharapkan
untuk bisa mengaktifkan kembali komunikasi internal para anggota
2. Mengadakan uang kas per minggu.
uang kas ini bisa dijadikan ladang program kerja yang sudah tidak aktif
atau jarang aktif, misalnya untuk kegiatan syaamil social, namun jika
kurang mencukupi bisa dialihkan ke open donasi dengan memanfaatkan
media sosial seperti Instagram dan TikTok yang UKM Syaamil punya
3. Membentuk struktur baru seperti divisi humas dan divisi acara pada setiap
program kerja agar setiap program kerja dapat berjalan dengan dibantu
masing – masing anggota divisi sesuai dengan tugasnya tidak hanya
mengandalkan BPH saja.
Melihat kepasifan para anggota saat mau mengadakan program kerja,
diharapkan dengan membentuk struktur baru seperti divisi humas dan
acara, bisa membantu ukm untuk menyukseskan program kerja tersebut.
4. Mengadakan kajian di luar kampus pada hari weekend khusus seluruh
anggota dan pembina sekaligus rapat seluruh anggota, rapat: diadakan
seminggu sekali agar tidak ada kecanggungan sama sekali, semakin sering
seseorang bertemu semakin saling terbukanya satu sama lainnya
5. Mengaktifkan kembali program kerja dengan syaamil sosial miniml 6
bulan sekali untuk bakti sosial agar dapat manjalin komunikasi internal
para anggota yang lebih intens dan menambah pengalaman dengan instansi
luar..
DAFTAR PUSTAKA

Amira. (2021). Pengertian Teknologi: Jenis-Jenis, Manfaat, Dampak Negatif dan Positif.

asriadi. (2020). komunikasi efektif dalam organisasi. retorika.

Asy Syifa Arya Chika Maida, Y. S. (2003). Komunikasi Internal Generasi X dan Z di PT.
Arita Prima Indonesia Tbk. KIWARI.

badriyah, s. (2021). Media Komunikasi: Fungsi, Jenis, Pengertian Menurut Para Ahli.

fuad, s. (2021). Perubahan Perilaku Komunikasi Generasi Milenial dan Generasi Z di Era
Digital. satwika.

HRPods. (2023, juni 11). Strategi Komunikasi Internal & Eksternal Tingkatkan
Produktivitas Perusahaan.

Lydia Irena, E. Z. (2019). Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan


Komunikasi Internal Dengan Kinerja Karyawan Generasi Z Pada Tech Company.
jurnal komunikasi.

Mulachela, H. (2022, 1 12). komunikasi adalah: definisi, unsur, dan tujuan.

Novi. (2021). Pengertian Komunikasi Organisasi: Fungsi, Teori, Jenis dan Manfaat.

putri, v. k. (2022, 02 10). Komunikasi Eksternal: Pengertian dan Contohnya.

Putri, V. K. (2022, 02 03). Komunikasi Internal: Pengertian dan Tujuan Komunikasinya.

Rachmawati, I. N. (2007). PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN


KUALITATIF: WAWANCARA. Jurnal Keperawatan Indonesia.

Rahmanto, A. F. (2004, september). PERANAN KOMUNIKASI DALAM SUATU


ORGANISASI.

TABRONI, G. (2022, 05 13). Komunikasi Organisasi : Pengertian, Pola, Fungsi, Gaya,


dsb.

zamzami. (2021). Strategi Komunikasi Organisasi. cybernetics.

38
DOKUMENTASI

39
40

LAMPIRAN 1

Butir
No Indikator
Pertanyaan

1. Bagaimana komunikasi internal antara sesama


anggota UKM Syaamil? Apakah komunikasinya
berjalan dengan efektif atau tidak?

2. Dalam berkomunikasi secara internal, media apa


yang digunakan?

3. Bagaimana pola komunikasi internal UKM


Syaamil?
1. Komunikasi Internal
4. Apa isi pesan yang biasanya disampaikan dalam
berkomunikasi internal antar sesama anggota UKM
Syaamil?

5. Apakah ada kendala saat berkomunikasi secara


internal?

6. Selain kendala, apakah UKM Syaamil memiliki


kelebihan dalam proses komunikasi internal?
41

1. Bagaimana pola komunikasi eksternal UKM


Syaamil?

2. Dalam berkomunikasi secara eksternal, media apa


yangdigunakan?

3. Bagaimana komunikasi eksternal antara sesama


anggota UKM Syaamil? Apakah komunikasinya
2. Komunikasi Ekternal
berjalan dengan efektif atau tidak? Bisa dijelaskan?

4. Apa isi pesan yang biasanya disampaikan dalam


berkomunikasi eksternal antar UKM Syaamil
dengan pihak luar?

5. Apakah ada kendala saat berkomunikasi secara


eksternal?

6. Selain kendala, apakah UKM Syaamil memiliki


kelebihan dalam proses komunikasi eksternal?

1. Dalam berinteraksi dengan publik, apakah UKM


Syaamil menggunakan media sosial sebagai
perantaranya? Jenis media sosial apa yang kalian
gunakan?

2. Jika iya, mengapa UKM Syaamil memilih media


sosial tersebut sebagai perantara untuk
Media komunikasi organisasi berkomunikasi dengan publik?
3.
dengan public
3. Bagaimana cara kalian berinteraksi dengan publik
di dalam media sosial?

4. Jenis konten apa yang biasa kalian gunakan di


dalam media sosial tersebut?

5. Apakah ada kendala dalam menggunakan media


sosial saat berkomunikasi dengan publik?

Anda mungkin juga menyukai