Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/356723080

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK OLEH PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI


INSTALASI RAWAT INAP (IRNA) 2 RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
PAMEKASAN TAHUN 2018

Article in Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru · September 2020


DOI: 10.31102/attamru.v1i1.918

CITATIONS READS

0 679

3 authors, including:

Septiana Kurniasari
Universitas Negeri Gorontalo
27 PUBLICATIONS 48 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Septiana Kurniasari on 17 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sofiyati, dkk 2020 JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi ATTAMRU Vol 01 No 01 (2020)

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK OLEH PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH


DI INSTALASI RAWAT INAP (IRNA) 2 RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
PAMEKASAN TAHUN 2018
Septiana Kurniasari1, Fauzan Humaidi 2, Ida Sofiyati3,
1,2
Dosen Prodi D3 Farmasi, Universitas Islam Madura
3
Mahasiswa Prodi D3 Farmasi, Universitas Islam Madura
Abstrak
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi dengan keterlibatan bakteri tersering di komunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK
selama hidupnya. Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi saluran kemih.Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penggunaan antibiotik dengan formularium rumah sakit pada pasien Rumah Sakit Dr. H. Slamet
Martodirdo Pamekasan tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data yang
diambil dari Rekam Medik di Rumah Sakit Dr. H. Slamet Martodirdo Pamekasan tahun 2018.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis
antibiotik yang digunakan di Rumah Sakit Dr. H. Slamet Martodirdo Pamekasan adalah penggunaan antibiotiktunggal Ceftriaxon (10,14%),
Cefoperazon (1,44), Cefarox (5,79%), Cefixime (2,89%), Levofloxacin (1,44%), Ciprofloxacin (2,89), penggunaan antibiotik 2 kombinasi
Ceftriaxon & Cefixime (49,27%), Ceftriaxon & Ciprofloxacin (7,24%), Cefriaxon & Levoflocaxin (1,44%), Cefixime & Cefoperazon (10,14%),
Cefixime Cefotaxim (1,44%), Cefixime & Ciprofloxacin (1,44%), Cefarox & Ceftriaxon (1,44%), Ceftriaxon & Cefoperazon (1,44%), Cefarin &
Cefarox (1,44%).

Kata Kunci :
Infeksi Saluran Kemih, Antibiotik, Dr. H. Slamet Martodirdo Pamekasan

15
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis

1. Pendahuluan dilakukan berdasarkan jenis ISK, pola resistensi


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi dengan kuman penyebab ISK, dan keadaan fungsi ginjal yang
keterlibatan bakteri tersering di komunitas dan akan menentukan ekskresi dan efek obat serta
hampir 10% orang pernah terkena ISK selama kemungkinan terjadinya akumulasi atau efek samping
hidupnya.Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia atau toksik obat. Penggunaan antibiotik secara tidak
tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi saluran tepat dapat meningkatkan biaya pengobatan dan efek
kemih (Rajabnia, 2012). samping antibiotik (Depkes 2011).
10% hingga 20% wanita diperkirakan pernah Penelitian lain tentang perbandingan levofloxacin
mengalami infeksi saluran kemih selama hidupnya. dengan siprofloksasin peroral dalam menurunkan
Terutama pada usia subur wanita tampak mempunyai leukosituria sebagai profilaksis ISK pada katerisasi di
kecenderungan untuk terkena infeksi saluran kemih. Rumah sakit umum pemerintah Dr. M. Djamil
Hubungan seksual menyebabkan bakteriuria Padang dengan parameter penurunan jumlah leukosit
sementara pada sebagian besar wanita, dan beberapa urin yang di uji secara statistika didapatkan hasil
penelitian telah menghubungkan aktivitas seksual bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat
dengan peningkatan resiko infeksi saluran kemih efektivitas antara pemberian levofloxacin oral dengan
(Sumolang et al. 2013). siprofloksasin oral dalam menurunkan insiden
leukotria sebagai profilaksis ISK pada pasien yang
Mikroorganisme yang paling umum menyebabkan
dipasang foley cathteter hal ini memang tidak sesuai
infeksi saluran kemih sejauh ini adalah E. Coli yang
dengan teori dari beberapa literatur yang mengatakan
diperkirakan bertanggung jawab terhadap 80% kasus
bahwalevofloxacin merupakan antibiotik golongan
infeksi, 20% sisanya disebabkan oleh bakteri Gram
fluorokuinolom generasi ke tiga, dimana daya
negatif lain seperti Klebsiella dan spesies Proteus,
antibakterinya lebih kuat dan spektrumnya lebih luas
dan bakteri Gram positif seperti Cocci, Enterococci
bila dibandingkan dengan siprofloksasin yang
dan Staphylococcus saprophyticus. Organisme
merupakan golongan fluorakuinolon generasi kedua
terakhir dapat ditemuipada kasus-kasus infeksi
(Marwazi el al. 2014).
saluran kemih wanita muda yang aktif kegiatan
seksualnya (Mahesh et la, 2011). Timbulnya resistensi antibiotika pada bakteri patogen
saat ini, baik secara nosokomial maupun di
Infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan
lingkungan masyarakat merupakan masalah yang
abnormalitas struktural saluran kemih sering
sangat serius mengancam berakhirnya era antibiotik.
disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten seperti
Jika masa antibiotik ingin dihindarkan, pendekatan
Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter dan spesies
mengenai penggunaan antibiotik baik yang kini telah
Serratia.Bakteri-bakteri inijuga sering ditemui pada
tersedia maupun senyawa baru yang akan
kasus infeksi nosokomial, terutama pada pasien yang
dikembangkan di masa datang, secara lebih
mendapatkan kateterisasi urin (Gupta et al. 2011).
bertanggung jawab sangat penting diadakan (Gray
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah 2010).
kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di
Bahaya resistensi antibiotik merupakan salah satu
negara berkembang.Salah satu obat andalan untuk
masalah yang dapat mengancam kesehatan
mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara
masyarakat. Bakteri yang telah mengalami resistensi
lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus,
terhadap antibiotik ini dapat menyebar ke anggota
antiprotozoa.Antibiotik merupakan obat yang paling
keluarga, teman, tetangga ataupun orang lain
banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh
sehingga mengancam masyarakat akan hadirnya jenis
bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-
penyakit infeksi baru yang lebih sulit untuk diobati
62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara
dan membuat biaya pengobatan menjadi lebih mahal
lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak
(Badan POM 2011).
memerlukan antibiotik. Pemilihan antibiotik perlu
Guna mencegah timbulnya resistensi terhadap
16
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
penggunaan antibiotik ini, maka perlu dilakukan dan kepatuhan pasien dalam pengobatan (Grabe et al.,
evaluasi terhadap rasionalitas penggunaan 2011).
antibiotik.Rasionalitas penggunaan antibiotik ini 2. Prinsip terapi antibiotik
meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat
Pengobatan dengan antibiotik yang tepat biasanya
frekuensi dan durasi pemberian pada pasien
sangat efektif dan aman.Walaupun semua antibiotik
ISK.Bagaimanapun juga rasionalitas penggunaan
berpotensi menimbulkan efek yang tidak diinginkan, efek
antibiotik ini merupakan masalah yang kompleks,
yang serius jarang terjadi.Sebagian besar antibiotik
karena sampai sekarang penggunaan antibiotik untuk
memiliki indeks terapeutik yang lebar, dosis yang
menangani penyakit ISK di Rumah Sakit masih tidak
menyebabkan efek yang tidak diinginkan jauh lebih besar
dapat mencapai 100% rasional.Misalnya penelitian
dibandingkan dosis untuk menghambat pertumbuhan
yang dilakukan oleh (Febrianto et al. 2013).
bakteri (Bamford & Gillespie, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, infeksi saluran kemih
3. Penggunaan antibiotik secara rasional
perlu penelitian secara khusus mengingat penyakit
infeksi saluran kemih merupakan penyakit infeksi Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan pada
yang memiliki prevalensi yang cukup tinggi serta beberapa kasus yang tidak tepat guna, menyebabkan
dapat terjadi pada segala jenjang usia dan jenis masalah kekebalan antibiotik dan meningkatkan efek
kelamin, demikian juga dengan pengobatan penyakit samping obat penggunaan antibiotik yang berlebihan dan
infeksi ini dengan penggunaan antibiotik sebagai pada beberapa kasus yang tidak tepat guna, menyebabkan
terapi utama. masalah kekebalan antibiotik dan meningkatkan efek
samping obat. Akibat penggunaan luas yang tidak
2. Tinjauan Pustaka
terelakan tersebut sehingga muncul patogen-patogen yang
2.1 Antibiotik resisten terhadap antibiotik (Grabe et la., 2011).
1. Definisi Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh menunjang tercapainya sasaran penggunaan antibiotik
fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau yaitu aktifitas antimikroba ; efektivitas dan efisiensi
menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan proses farmakokinetik ; toksisitas antibiotik ; reaksi
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Pratiwi, karena modifikasi flora alamiah tuan rumah ; penggunaan
2015).Penggunaan antibiotika yang kurang tepat pada kombinasi antibiotik; dan pola penanganan infeksi (Gupta
pengobatan penyakit infeksi saluran kemih dapat et la., 2011).
merugikan pasien, seperti misalnya terjadi resisitensi 4. Keberhasilan penggunaan
kuman, dan bakteriuria berulang. Untuk pemilihan
Hal yang perlu diperhatikan khusus pada penanganan
antibiotik perlu dipertimbangkan tiga faktor utama:
infeksi ialah:
a. Kuman penyebab
a. Rute parenteral.
Penentuan kuman penyebab tergantung
b. Rute oral.
padakombinasi gejala-gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium.Sering kali antibiotika dipilih berdasarkan c. Lamanya pemberian antibiotik.
diagnosis klinis saja (terapi empiris).Pengalaman klinis 5. Kegagalan terapi antibiotik
dan pengetahuan tentang pola kepekaan kuman sering Kesalahan ini pada dasarnya berkisar pada salah
memungkinkan dokter untuk memilih antibiotika yang memilih antibiotik seperti antibiotik yang salah sasaran,
tepat. antibiotik diberikan untuk demam tanpa dokumentasi
b. Faktor–faktor pasien mikroorganisme, menggunakan antibiotik toksik
Faktor–faktor pasien meliputi beratnya pasien,status walaupun ada yang kurang toksik, menggunakan
imun, riwayat penyakit terdahulu, status alergi, faktor antibiotik yang mahal walaupun tersedia yang murah dan
farmakokinetik, dan faktor farmakoginetik. efektif, yang kedua yaitu salah pemberian atau
penggunaan (dosis salah, rute pemberian tidak memadai,
c. Faktor–faktor antibiotik
jangka waktu penggunaan tidak cukup, kepatuhan pasien
Faktor–faktor antibiotik meliputi spektrumkepekaan tidak tercapai), dan faktor lainnya karena resistensi
kuman ; dosis, rute, dan frekuensi pemberian untuk mikroorganisme terhadap antibiotik yang digunakan,
mencapai konsentrasi terapeutis ; farmakokinetik ; efek terjadinya superinfeksi (Rizvi et al., 2011).
sinergistik, interaksi obat, efek samping yang berat, biaya
17
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
6. Efek samping antibiotik diklasifikasikan sebagai tidak terkomplikasi karena
Terapi dengan antibiotik dapat juga menyebabkan infeksi ini jarang, dan paling sering mewakili kelainan
komplikasi karena obat dapat menimbulkan respon struktural atau neurologis (Rizvi et al., 2011).
alergik atau toksik yang berkaitan dengan aktivitas 3. Gejala dan penyebab infeksi saluran kemih
antimikroba. Gejala klinis infeksi saluran kemih tidak khas dan
a. Hipersensitivitas bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala.Gejala yang
Reaksi hipersensitivitas terhadap antimikroba sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak
atauproduk metabolitnya sering terjadi misalnya, kencing yang biasanya terjadi bersamaan.Nyeri
penicilin, selain memiliki kemampuan toksisitas mikroba suprapubik dan daerah pelvis.Polakisuria terjadi akibat
yang selektif, obat ini dapat menimbulkan masalah kandungan kemih tidak dapat menampung urin lebih dari
hipersensitivitas serius misalnya gatal – gatal dan syok 500 mL karena mukosa yang meradang sehingga sering
anafilaksi. kecing. Stranguria yaitu kencing yang susah dan disertai
kejang otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis
b. Toksisitas langsung
akut.
Kadar antibiotik tertentu yang tinggi
dapatmenyebabkan toksisitas langsung.
4. Patogenesis infeksi saluran kemih
c. Superinfeksi
Secara umum mikroorganisme dapat masuk ke dalam
Terapi obat terutama dengan antibiotik spectrum
saluran kemih dengan tiga cara yaitu:
luasatau kombinasi dapat menimbulkan perubahan flora
normal saluran nafas atas, intestinal, yang memungkinkan Asenden yaitu jika masuknya mikroorganisme adalah
timbulnya pertumbuhan organisme berlebihan, terutama melalui uretra dan cara inilah yang paling sering terjadi.
jamur atau bakteri yang resisten hal tersebut biasanya Hematogen (desenden), disebut demikian bila
sulit diobati (Schmiemann et al., 2010). sebelumnya terjadi infeksi pada ginjal yang akhirnya
menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui
peredaran darah.
2.2. Infeksi Saluran Kemih
Jalur limfatik, jika masuknya mikroorganisme
1. Pengertian
melalui sistem limfatik yang menghubungkan kandung
Infeksi saluran kemih adalah berkembang biaknya kemih dengan ginjal namun yang terakhir ini jarang
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam terjadi (Coyle dan Prince, 2005).
keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus atau
Pengunaan kateter seringkali menyebabkan
mikroorganisme lain (Hooton, 2010).
mikroorganisme masuk ke dalam kandungan kemih.Hal
2. Klarifikasi infeksi saluran kemih ini biasanya disebabkan kurang higienisnya alatataupun
Dari segi anatomi infeksi saluran dapat tenaga kasehatan yang memasukkan kateter. Orang lanjut
diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu : Infeksi saluran usia yang sukar buang air kecil umumnya menggunakan
kemih bagian bawah terdiri dari sistitis (infeksi pada kateter untuk memudahkan pengeluaran urin, itulah
kandung kemih), uretritis (infeksi pada uretra). Jenis ISK sebabnya mengapa penderita infeksi saluran kemih
yang paling sering dijumpai yaitu sistitis.Biasanya sistitis cenderung meningkat pada rentang usia ini (Romac,
terjadi pada wanita sesudah melakukan hubungan seksual, 1992).
dimana bakteri memasuki kandung kemih melalui 5. Diagnosis infeksi saluran kemih
uretra.Uretritis menimbulkan gejala-gejala yang
Diagnosis pada infeksi saluran kemih dapat dilakukan
menyerupai gejala sistitis (Ocviyanti, 2012).
dengan cara sebagai berikut:
Infeksi saluran kemih bagian atas terdiri dari
a. Urinalisis. Pemeriksaan urinalisis meliputi:
pielonefritis yaitu infeksi yang melibatkan ginjal (Bolton,
2012). Infeksi saluran kemih tidak terkomplikasi 1) Leukosuria. Leukosuria atau piuria merupakan
didefinisikan sebagai suatu infeksi tanpa ada kelainan salah satu petunjukpenting terhadap dugaan adalah ISK.
struktural atau neurologispada saluran kemih yang Leukosuria dinyatakan positif bilamana terdapat lebih
mengganggu aliran normal urin dalam mekanisme buang dari 5 leukosit/lapang padang besar (LPB) sedimen air
air (Mahesh et al., 2011). Infeksi ini terjadi pada masa kemih. Adanya leukosit silinder pada sedimen air kemih
usiasubur (15-45 tahun). Infeksi pada pria umumnya tidak menunjukkan adanya keterlibatan ginjal.Namun adanya

18
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena ke laboratorium yang mempunyai fasilitas pembiakan dan
dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi tes kepekaan yang diperlukan (Schmiemann et al., 2010).
(Schmiemann et al., 2010). e. Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan
2) Hematuris. Hematuris dipakai oleh beberapa penunjang lainnya.
peneliti sebagaipetunjuk adanya ISK yaitu bilamana Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk
dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen air kemih. mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis
Hematuria dapat pula disebabkan oleh berbagai keadaan sedangkan pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun oleh dan CT-scan (Schmiemann et la., 2010).
sebab lain misalnya urolitilitas, tumor ginjal, atau
nekrosisi papilaris (Schmiemann et al., 2010).
b. Bakteriologis. Pemeriksaan ini meliputi:
6. Tata Laksana
1) Mikroskopis. Pada pemeriksaan mikroskopis dapat
digunakan air kemih segar tanpa diputar atau tanpa Tujuan dan pengobatan infeksi saluran kemih adalah
pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bermakna untuk menurunkan morbiditas berupa simptom,
bilamana dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak pengangkatan bakteri penyebab, mencegah agar tidak
emersi. terjadi rekurensi dan kerusakan struktur orga n saluran
kemih (Junizaf, et al., 1994).
2) Biakan bakteri. Pemeriksaan biakan bakteri contoh
air kemih dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK Berikut ini adalah deskripsi beberapa agen
yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna = antimikroba yang umum digunakan dalam terapi infeksi
10⁵ organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin saluran kemih:
berurutan (Schmiemann et al., 2010). a. Siprofloksasin
c. Tes Kimiawi. Tes kimiawi dapat dipakai untuk Obat golongan kuinolon ini bekerja
penyaring adanyabakteriuria, diantaranya yang paling denganmenghambat DNA gyrase sehingga sintesa DNA
sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. bila kuman terganggu.Siprofloksasin terutama aktif terhadap
dijumpai lebih dari 100.000-1.000.000 bakteri. Konversi kuman Gram negatif termasuk Salmonella,Shigella,
ini dapat dilihat dengan perubahan warna pada uji Kampilobakter, Neiseria, dan Pseudomonas.Obat ini juga
carik.Tes terutama dipakai untuk penyaringan atau aktif terhadapkuman Gram positif seperti Str. pneumonia
pengamatan pada pasien rawat jalan. Sensitivitas dan Str. faecalis, tapi bukan merupakan obat pilihan
pemeriksaan ini 90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk utama untuk Pneumonia streptococcus (Anonim,
mendeteksi bakteri Gram-negatif. Hasil negatif palsu 2008).Sefiksim digunakan untuk terapi infeksi saluran
dapat terjadi, bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, kemih oleh kuman yang sensitif.Dosis oral untuk dewasa
diuresis yang banyak, infeksi oleh enterokoki dan atau anak dengan berat badan > 50 kg ialah 200-400 mg
asinetobakter (Schmiemann et al., 2010). sehari dalam 1-2 dosis (400 mg 2 kali sehari).Untuk anak
d. Tes plat-celup (dip-dlide). Pabrik mengeluarkan dengan berat badan > 50 kg diberikan suspensi dengan
biakan buatan yang berupa lempeng plastik bertangkai di dosis 8 mg/kg sehari. Sefiksim tersedia dalam bentuk
mana pada kedua sisi permukaannya dilapisi perbenihan tablet 200 dan 400 mg, suspensi oral 100 mg/5ml.20.
padat khusus.Lempeng tersebut dicelupkan ke dalam air Mekanisme kerja Sefalosporin biasanya bakterisida
kemih pasien atau dengan digenangi air kemih setelah itu terhadap bakteri dan bertindak dengan sintesis
lempeng dimasukkan kembali ke dalam tabung plastik mucopeptide penghambat pada dinding sel sehingga
tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan pengeraman penghalang rusak dan tidak stabil. Mekanisme yang tepat
semalam pada suhu 37⁰C. Penentuan jumlah kuman/mL untuk efek ini belum pasti ditentukan, tetapi antibiotik
dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan beta-laktam telah ditunjukkan untuk mengikat beberapa
pada lempeng perbenihan dengan serangkaian gambar enzim (carboxypeptidases, transpeptidases,
yang memperlihatkan kepadatan koloni yang sesuai endopeptidases) dalam membran sitoplasma bakteri yang
dengan jumlah kuman antara 1000 dan 100.000 dalam terlibat dengan sintesis dinding sel. Afinitas yang berbeda
tiap mL air kemih yang diperiksa. Cara ini mudah bahwa berbagai antibiotic beta-laktam memiliki enzim
dilakukan, murah dan cukup akurat. Keterangannya tersebut (juga dikenal sebagai mengikat protein penisilin;
adalah jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat PBPs) membantu menjelaskan perbedaan dalam spektrum
diketahui walaupun demikian plat celup ini dapatdikirim aktivitas dari obat yang tidak dijelaskan oleh pengaruh
19
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
beta-laktamase. Seperti antibiotik beta-laktam lainnya, mg-125 mg tiap 8 jam. Untuk penyakit berat dosis 500
sefalosporin umumnya dianggap lebih efektif terhadap mg-125 mg tiap 8 jam. Untuk anak berat < 40 kg dosis
pertumbuhan bakteri aktif. amoksisilin 20 mg/kg/hari, dosis klavulanat disesuaikan
b. Trimetropim-Sulfametoksazol (kotrimoksazol) dengan dosis amoksisilin.
Sulfametoksazoldan trimetoprim digunakan dalam d. Seftriakson
bentuk kombinasi karena sifat sinergisnya.Kombinasi Seftriakson merupakan antibiotik golongan
keduanya menghasilkan inhibisi enzim berurutan pada sefalosporingenerasi ketiga. Berkhasiat bakterisid dalam
jalur asam folat (Anonim, 2008).Mekanisme kerja fase pertumbuhan kuman, berdasarkan penghambatan
sulfametoksazol dengan mengganggu sintesa asam folat sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk
bakteri dan pertumbuhan lewat penghambat pembentukan ketangguhan dindingnya (Tjay dan Rahardja,
asam dihidrofolat dari asam para-aminobenzoat.Dan 2007).Seftriakson memiliki waktu paruh yang lebih
mekanisme kerja trimetoprim adalah menghambat reduksi panjang dibandingkan sefalosprin yang lain sehingga
asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat (Tjay dan cukup diberikan satu kali sehari. Obat ini diindikasikan
Raharja, 2007). untuk infeksi berat seperti septikemia, pneumonia, dan
Dosis yang digunakan untuk dewasa yaitu 2 tablet meningitis (Anonim, 2008).
biasa (trimetoprim 80 mg + sulfametoksazol 400 mg) tiap e. Gentamisin
12 jam atau 1 tablet forte (trimetoprim 160 Gentamisin merupakan aminoglikosida yang
mgsulfametoksazol 800 mg) tiap 12 jam dapat efektif palingbanyak digunakan.Spektrum anti bakterinya luas,
pada infeksi berulang pada saluran kemih bagian atas atau tetapi tidak efektif tehadap kuman anaerob (Anonim,
bawah serta efektif untuk prostatitis. Dua tablet perhari 2008).Dosis gentamisin yaitu 5-6 mg/kgBB/hari dosis
mungkin cukup untuk menekan dalam waktu lama ISK tunggal sehari secara intravena atau intramuskuler.
yang kronik, dan separuh tablet biasa 3 kali seminggu
f. Ampisilin
untuk berbulan-bulan dapat berlaku sebagai pencegahan
ISK yang berulang-ulang pada beberapa wanita.Untuk Ampisilin adalah antiseptik infeksi saluran kemih,
pemberian intravena tersedia sediaan infus yang otitismedia, sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis
mengandung 80 mg trimetoprim dan 400 mg invasif da n gonore (Anonim, 2008).Ampisilin efektif
sulfametoksazol per 5 ml, dilarutkan dalam 125 ml terhadap beberapa mikroba gram-negatif dan tahan asam,
dekstrosa 5% dalam air, dapat diberikan dalam infus sehingga dapat diberikan per oral (Istiantoro dan Gan,
selama 60-90 menit.Hal ini diindikasikan untuk ISK bila 2005). Untuk dewasa dengan penyakit ringan sampai
pasien tidak dapat menerima obat melalui mulut.Orang sedang diberikan 2-4 g sehari, dibagi untuk 4 kali
dewasa dapat diberikan 6-12 ampul 5 ml dalam 3 atau 4 pemberian, sedangkan untuk penyakit berat sebaiknya
dosis terbagi per hari. Pada pasien dengan gagal ginjal, diberikan preparat parenteral sebanyak 4-8 g sehari.
diberikan dosis biasa bila klirens kreatinin > 30 ml/menit,
bila klirens kreatinin 15-30 ml/menit dosis 2 tablet Tabel 2.1.Agen antibiotik yang biasa digunakan pada
diberikan setiap 24 jam, dan bila klirens kreatinin < 15 Terapi Infeksi Saluran Kemih (Epp A. 2010)
ml/menit obat ini tidak boleh diberikan.
c. Amoksisillin Terapi Oral Keterangan
Amoksisilin yang termasuk antibiotik Golongan Sulfonamida Umumnya telah
golonganpenisilin bekerja dengan cara menghambat digantikan oleh agen lain karena resisitensi.
pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk Trimetoprin-sulfametoktazol Kombinasi ini
sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sangat efektif melawan bakteri enterik aerob
sensitif, penisilin akan menghasilkan efek bakterisid kecuali P. Aeruginosa. Mencapai konsentrasi
(Tjay dan Rahardja, 2007). Amoksisillin merupakan tinggi dalam
turunan ampisillin yang hanya berbeda pada satu gugus saluran kemih. Efektif untuk profiklasis pada
hidroksil dan memiliki spektrum antibakteri yang sama. infeksi berulang
Obat ini diabsorpsi lebih baik bila diberikan per oral dan Golongan penisilin Ampisilin merupakan penisilin
menghasilkan kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan standar dengan aktivitas
jaringan (Anonim, 2008). Dosis amoksisilinklavulanat Ampisilin,amoksisilin- spktrum luas. Resistensi
per oral untuk dewasa dan anak berat > 40 kg ialah 250 E.Coli mambatasi penggunaanya

20
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
klavulanat, karbenisilin pada sinisitis akut. Drig klavulanat, Pioerasil, ginjal dan ketika
of choise untuk enterococci sensitif aminoglikosida harus dihindari.
indanil terhadap penisilin. Amoksisilin- Peperasil-tazobaktam
klavulanat dipilih pada
Golongan sefalosporin Generasi kedua dan
problem resistensi
ketiga punya aktifitas spektrum luas
Golongan sefalosporin Tidak banyak
keuntungan dibanding agen lain pada generasi pertama, kedua dan melawan bakteri gram
Sefaleksin, sefadrin, penanganan ISK dan harganya negarif, tapi tidak aktif melawan
lebih mahal. Berguna pada ketiga enterococci dan P. Aeruginosa.
sefuroksim,sefaklor,kasus resistensi terhadap Imipenem-cilastin,Meropenem Aktivitas
amoksisilin dan trimetroprim- spektrum luas meliputi gram positif, negatif, bakteri
sefadroksil, sefiksim,sefzil, sulfametoksasol. Agen
anaerob. Aktif melawan P.aeruginosa dan
ini tidak aktif melawan enterococci.
enterococci.
sefpodoksim
Golongan Tetrasiklin Efektif untuk episode Aztreonam Manobaktam yang hanya aktif melawan
inisial ISK tetapi resistensi berkembang bakteri gram negatif,
Tetrasiklin, Doksisiklin, cepat dan penggunaanya berguna pada infeksi nosokomial
terbatas. Berguna pada infeksi Golongan Kuinolon Aktivitas spektrum luas melawan
minosiklin klamidial. bakteri gram negatif dan
Golongan Kuinolon Kuinolon yang lebih baru Siprofloksasin, levofloksasin, gram positif.
spektrumnya lebih luas termasuk P. Konsentrasi dalam urin tinggi dan di sekresikan
Siprofloksasin,Norfloksasin,Aeruginosa. Agen ini
efektif untuk pielonefritis dan Gatifloksasin secara aktif pada fungsi ginjal
Levofloksasin prostatitis. Hindari penggunaan yang turun.
untuk wanita hamil.
Nitrofurantoin Efektif sebagai agen terapeutik C. Rumah Sakit
maupun profilaktik pada ISK Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan
berulang, resistensi rendah bahkan setelah terapi tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.Upaya
yang lama. kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
Azitromisin Terapi dosis tunggal pada infeksi meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
klamidial derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.Upaya
Methenamin Terapi profiklaksis atau supresif kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
diantara episode infeksi pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif,
Fosfomisin Terapi dosis tunggal pada infeksi pencegahan penyakit), penyembuhan penyakit (kuratif)
uncomplicated dan pemulihan kesehatan rehabilitatif, yang
dilaaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
Terapi parenteral berkesinambungan.
Golongan Aminoglikosida Gentamisin dan Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri
Tobramisin sama efektif, gentamisin lebih Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Gentamisisn, amikasin, murah. Tobramisin :983/Menkes/SK/XI/1992, tentang Pedoman Organisasi
aktivitas pseudomonal lebih baik. Rumah Sakit Umum, yang menyebut bahwa tugas rumah
sakit mengutamakan upaya penyembuhan danpemulihan
Tobramisin, Netilmisin. Amikasin umumnya yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
digunakan untuk bakteri multiresiten. upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan
Golongan Penisilin Penisilin spektrum diperluas upaya rujukan (Amalia dan Siregar, 2013).
lebih efektif melawan D. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Slamet
Ampisilin, Ampisilin- P.Aeruginosa dan Martodirdjo Pamekasan
enterocci dan lebih dipilih daripada RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo adalah Rumah Sakit
sulbaktam, Tikarsilin- sefalosporin. Sangat milik pemerintah Kabupaten Pamekasan yang beroperasi
berguna pada pasien dengan gangguan
21
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
sejak tahun 1937. Awalnya berada di jalan kesehatan no 3 yang terbukti secara ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan
– 5 dengan status tipe C plus. Sejak tanggal 19 Desember di rumah sakit tersebut.
2007 secara resmi menempati gedung baru di jalan Raya Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu
Panglegur No.4 Pamekasan dengan status tipe B non pada pedoman pengobatan yang berlaku.Penerapan
pendidikan. Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Slamet Formularium Rumah Sakit harus selalu dipantau.Hasil
Martodirdjo Pamekasan adalah unsur pendukung atas pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang revisi agar sesuai dengan perkembangan ilmu
pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pengetahuan dan teknologi kedokteran (Depkes 2010).
pelayanan Prima dan Paripurna pada masyarakat dengan
Formularium harus tersedia dalam bentuk yang dapat
terus meningkatkan mutu pelayanan.
dengan mudah ditemukan dan digunakan.Formularium
RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo merupakan rumah dapat berupa buku saku, buku atau catatan pada setiap
sakit rujukan bagi pasien di luar Kabupaten Pamekasan, bangsal atau klinik atau suatu basis data Computer
maka akhirnya Departemen Kesehatan RI memberikan (Schaeffer, 2013).
bantuan dana pembangunan gedung rumah sakit baru
maka dibangunlah rumah sakit terbesar di Madura di
tanah milik Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur. 3. Metode Penelitian
Impian masyarakat Pamekasan pada khususnya dan A. Waktu Penelitian
Rangkaian penelitian ini mulai dari tahap persiapan,
Madura pada umumnya untuk mempunyai Rumah Sakit
pelaksanaan dan penulisan laporan penelitian dilaksanakan
dengan fasilitas dan pelayanan terbaik dan terlengkap selama satu bulan, yakni Januari 2019.
terwujud. B. Lokasi Penelitian
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2004 tentang Penelitian ini berlokasi di RSUD Dr. H. Salamet
Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor Martodirdjo Pamekasan khususnya di instalasi rawat inap
23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLUD, (Irna) 2 atau zal D. Lokasi penelitian ini sekaligus sebagai
RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan ditetapkan tempat kerja peneliti.
C. Subjek Penelitian
sebagai pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Umum Daerah (BLUD) dengan status penuh berdasarkan D. Objek Penelitian
Keputusan Bupati Pamekasan Nomor : Objek penelitian ini adalah pasien dengan infeksi
188.45/554/031/2010 tanggal 31 Desember 2010. saluran kemih di instalasi rawat inap (Irna) 2 atau zal D di
Tujuan Rumah Sakit dijadikan BLUD adalah untuk RSUD Dr. H. Salamet Martodirdjo Pamekasan selama tahun
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam 2018
rangka memajukan kesejahteraan umum dan E. Cara Kerja
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan 1. Bahan dan Alat yang akan digunakan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
ini adalah rekam medik yang digunakan adalah data–data
prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan pasien rawat inap dan jumlah obat yang diambil dari
praktek bisnis yang sehat. instalasi Rekam Medik. Alat-alat yang digunakan adalah
Dalam melaksanakan tugas RSUD menyelenggarakan file-file serta dokumen pasien infeksi saluran kemih dan
fungsi pelayanan medis, pelayanan penunjang, pelayanan obat–obat antibiotik untuk pasien infeksi saluran kemih
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pasien bedah irna 2 (Zal D) yang digunakan melalui
pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, komputerisasi di instalasi rawat inap bedah irna (Zal D)
RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2018.
manajemen sumber daya manusia, ketatausahaan dan
2. Prosedur Penelitian
kerumahtanggaan.Terakhir RS dipimpin oleh Dr. FARID Dalam melaksanakan penelitian ini, prosedur yang
ANWAR, M. Kes. dilakukan oleh peneliti adalah:
E. Formularium Rumah Sakit a. Mendatangi instalasi rekam medik RSUD Dr. H. Slamet
Formularium rumah sakit merupakan daftar obat yang Martodirdjo Pamekasan
b. Mengambil status rekam medik pasien infeksi saluran
disepakati beserta informasinya yang harus diterapkan di
kemih instalasi rawat inap (Irna) 2 atau zal D RSUD Dr. H.
rumah sakit. Formularium rumah sakit disusun oleh Slamet Martodirdjo Pamekasan
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) / Komite Farmasi dan c. Mencari data pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi
Terapi (KFT) rumah sakit berdasarkan DOEN dan untuk dijadikan sampel penelitian
disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain d. Mengolah data penelitian sesuai jumlah sample
22
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
e. Mencatat hasil dan kesimpulan
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang diguanakan peneliti ialah
instrumen checklist karena penelitian ini
adalahpengamatan/studi observasional.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kajian dokumen. Dokumennya adalah
rekam medik pasien infeksi saluran kemih instalasi rawat inap
(Irna) 2 atau zal D RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Pamekasan sesuai dengan sampel yang ada dari semua
populasi.Populasi pada penelitian ini adalah pasien rawat inap
yang terdiagnosis ISK di di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo
Pamekasan tahun 2018 yaitu 114 pasien.
Pengumpulan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik
purposive sampling yaitu pengambilansampel berdasarkan Gambar 3.1 Skema Cara Kerja Penelitian
“penilaian” (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan agar benar-
benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan 4. Hasil dan Pembahasan
persyaratan atau tujuan penelitian. Pasien yang dijadikan 5.1 Karakteristik Responden
sampel harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini bersifat observasional secara retrospektif
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Pasien infeksi saluran kemih rawat inap yang
dan data di analisa secara deskriptif.Pengambilan data
mendapatkan terapi antibiotik, dilakukan dengan melakukan pengamatan resep rawat
b. Pasien dewasa yang berumur ≥ 17 tahun, dan jalan yang ditulis oleh dokter spesialis penyakit dalam,
c. Pasien yang dirawat ≥ 3hari. dokter umum, dan dokter spesialis paru dengan diagnosa
Sedangkan kriteria ekslusinya adalah: pneumonia di RSU Mohammad Noer Pamekasan selama
a. Rekam Medik yang tidak terbaca. bulan Januari- Mei 2019. Data dikelompokkan
b. Pasien dewasa yang berumur < 17 tahun. berdasarkan golongan antibiotik, nama generik
c. Pasien yang di rawat < 3 hari. antibiotik, dosis antibiotik, frekuensi antibiotik, dan
Berdasarkan metode pengambilan sampel di atas lama pemberian antibiotik. Diketahui total resep di poli
maka jumlah sampel dalam penelitian ini ada 69 pasien. paru rawat jalan dengan diagnosa pneumonia pada bulan
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian observasional (non-
Januari-Mei 2019 sebanyak 94 resep.Data tersebut
experimental) dengan rancangan penelitian secara deskriptif. menunjukkan peresepan antibiotik yang masih relatif
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini banyak. Banyaknya peresepan antibiotik untuk
adalah teknik analisis data model interaktif (B. Miles dan pneumonia sangat dimungkinkan mengingat pneumonia
Huberman, 1992). Analisis berlangsung secara simultan yang merupakan penyakit infeksi yang dapat disebabkan oleh
dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setiap virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri,
tahapan analisis data berkaitan antara satu dengan lainnya. mikoplasma, dan riketsia dimana pneumonia karena
Alur tahapannya adalah: bakteri (S.pneumoniae) memiliki kejadian atau
a. Pengumpulan data prevalensi paling tinggi yaitu 10,9% di tahun 2014
b. Reduksi data (Cilloniz , 2016).
c. Penyajian data
d. Kesimpulan atau verifikasi data 5.2 Karakteristik peresepan
6. Skema Cara Kerja Penelitian Karakteristik peresepan yang dilibatkan dalam
Secara umum, cara kerja penelitian ini sebagaimana penelitian ini berdasarkan Depkes RI 2009 kelompok
tergambar dalam skema di bawah ini. usia dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu usia (17
tahun-25 tahun), usia (26 tahun-35 tahun), usia (36
tahun-45 tahun), usia (46 tahun-55 tahun) dan usia (56
tahun-65 tahun).

23
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
Ditinjau dari tabel 4.1, dapat diperoleh bahwa
jumlah pasien infeksi saluran kemih berjenis kelamin laki-laki
(52,17%) lebih banyak dibandingkan perempuan (47,82%).
Kelompok Usia17 Penelitian ini menunjukan laki-laki lebih banyak dibanding
Tahun
- 25 perempuan.
Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan jenis
Tahun kelamin pasien ISK di Instalasi Rekam Medik RSUD Dr. H.
Slamet Martodirdjo Pamekasan, Presentase kejadian infeksi
Berdasarkan Tabel 5.1 pasien yang menderita saluran kemih lebih sering dijumpai pada wanita daripada
pneumonia lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki laki-laki hal ini terjadi karena uretra wanita lebih pendek dari
sebanyak 58 orang (61,7%) dibandingkan pada pada laki-laki sehingga memudahkan bakteri masuk kedalam
perempuan sebanyak 36 orang (38,3%) sedangkan saluran kemih dan menyerang organ sekitar serta letak meatus
berdasarkan kelompok usia pasien yang menderita uretra wanita yang berdekatan dengan anus, membuat bakteri
pneumonia paling tinggi pada kelompok usia 46 tahun- lebih mudah masuk kedalam saluran perkemihan dan
55 tahun sebanyak 35 orang (37,2%), usia 56 tahun- 65 menginfeksi (Lumbanbatu, 2003). Dari data yang diperoleh
laki laki lebih banyak dibandingkan perempuan karena laki
tahun sebanyak 19 orang (20,2%), usia 26 tahun-35 laki sering buang air kecil tanpa dibersihkan dan penggunaan
tahun kateter pada saat dirawat dirumah sakit.
sebanyak 18 orang (19,1%), usia 36 tahun-45 tahun
sebanyak 17 orang (18,1%) dan yang paling sedikit pada B. Gambaran Pasien Berdasarkan Umur
usia 17 tahun- 25 tahun sebanyak 5 orang (5,4%). Dari Berdasarkan hasil pengambilan data yang
data tersebut dapat diketahui kelompok 46 tahun-55 diperoleh, pasien kategori umur 17-25tahun sebanyak 14
pasien dengan persentase 20,28%, 26-35 tahun sebanyak 9
tahun lebih rentan menderita pneumonia dari pada usia
pasien dengan persentase 13,04%, 36-45 tahun sebanyak 14
dibawahnya karena kekebalan tubuh yang menurun pasien dengan persentse 20,28%, >45 tahun sebanyak 32
setelah usia 50 tahun yang akan mengalami kekebalan pasien dengan persentase 46,37%. Penderita infeksi saluran
melemah (Erlien, 2008). kemih terbanyak berdasarkan kriteria kelompok umur
adalah pada kelompok umur >45 tahun yaitu sebanyak
46,37% dengan 32 pasien penderita infeksi saluran kemih.
5.3 Profil peresepan terapi antibiotik pneumonia
Dalam persentase kategori umur pasien di RSUD Dr. H.
Profil peresepan terapi antibiotik untuk pneumonia Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2018 adalah
dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan tabel 5.2 berikut : umur >45 tahun dengan persentase 46,37% karena daya
A. Gambaran Pasien Berdasar Jenis Kelamin tahan tubuh rendah sehinga cenderung mudah terkena
infeksi dan penyakit prostat.
1. Jenis kelamin Pasien infeksi saluran kemih di instalasi rawat
Hasil pengambilan data sampel di Instalasi Rekam inap (Irna) 2 atau zal D RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Medik RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan pada Pamekasan pada tahun 2018 berdasarkan umur dapat dilihat
tahun 2018 sebanyak 69 pasien, tercatat 36 pasien berjenis pada tabel berikut ini.
kelamin laki-laki dan 33 pasien berjenis kelamin perempuan. Tabel 4.2 Persentase Infeksi Saluran Kemih di RSUD
2. Persentase pasien berdasarkan jenis kelamin Dr. H. Slamet Martodirdjo Tahun 2018Berdasarkan
Persentase pasien infeksi saluran kemih di instalasi Umur
rawat inap (Irna) 2 atau zal D RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Pamekasan pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah Kategori Jumlah
ini. Umur Pasien Persentase
Tabel 4.1 Persentase Pasien Infeksi Saluran (Tahun) (Orang) (%)
Kemih Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di 17-25 14 20,28
RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Tahun 2018. 26-35 9 13,04
36-45 14 20,28
Jumlah Pasien Persentase ˃ 45 32 46,37
Jenis Kelamin
(orang) (%) Jumlah 69 100
Laki-laki 36 52,17 Sumber: Data sekunder yang telah diolah (2019)
Perempuan 33 47,82 C. Gambaran Lama Rawat Inap
Jumlah 69 100 Lama perawatan merupakan jumlah hari pasien
Sumber: Data sekunder yang telah diolah (2019) yang dirawat inap di rumah sakit yang diperoleh dari

24
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
perhitungan tanggal masuk dan tanggal keluar berdasarkan Gambaran penggunan antibiotik tunggal dan
indeks penyakit penderita infeksi saluran kemih di RSUD Dr. kombinasi untuk pasien infeksi saluran kemih di RSUD Dr.
H. Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2018. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2018 dapat dilihat
Untuk mengetahui jumlah hari rawat inap pasien pada tabel berikut ini.
infeksi saluran kemih di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Tabel 4.4 Profil Penggunaan Antibiotik Tunggal dan
Pamekasan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kombinasi pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di RSUD
Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan Tahun 2018
Tabel 4. 3 Persentase Pasien Infeksi Saluran
Kemih Berdasarkan Jumlah Hari Rawat Inap Bedah Irna Penggunaan Jumlah Persentase
2 (Zal D) di Instalasi RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Antibiotik Pasien (%)
Pamekasan Tahun 2018 Terapi
Tunggal
Persen Ceftri
Lama perawatan Jumlah Pasien tase axon inj 7 10,14
(hari) (orang) (%) Cefop
3 30 43,47 erazon
4 18 26,08 inj 1 1,44
5 12 17,39 Cefar
6 3 4,34 ox oral 4 5,79
7 2 2,89 Cefixi
8 2 2,89 me oral 2 2,89
9 1 1,44 Levof
11 1 1,44 loxacin
Total 69 100 oral 1 1,44
Sumber: Data sekunder yang telah diolah (2019) Cipro
Berdasarkan tabel 4.3 Jumlah hari rawat inap di floxacin
Instalasi RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo, lama perawatan 3 oral 2 2,89
hari sebanyak 30 pasien dengan persentase 43,47%, 4 hari
sebanyak 18 pasien dengan persentase 26,08%, 5 hari Terapi
sebanyak 12 pasien dengan persentase 17,39%, 6 hari Kombinasi 2
sebanyak 3 pasien dengan 4,34%, 7 dan 8 hari sebanyak 2 Antibiotik
pasien dengan persentase 2,89%, 9 haridan 11 hari sebanyak Ceftriaxone inj
1 pasien dengan persentase 1,44%. jumlah lama perawatan & Cefixime oral 34 49,27
pasien penderita infeksi saluran kemih bedah irna 2 (Zal D) di Ceftriaxone inj
RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan 2018 paling & Ciprofloxacin
banyak di rawat inap selama 3hari lama perawatan sebanyak oral 5 7,24
30 pasien dengan persentase 32,96%. Ceftriaxone inj
Lamanya hari perawatan pasien infeksi saluran & Levofloxacin
kemih berkaiatan dengan lamanya pemberian antibiotik.Lama oral 1 1,44
pemberian antibiotik untuk penderita Infeksi Saluran Kemih Cefixime oral
di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2018, & Cefoperazon inj 7 10,14
pada umumnya diberikan 2 sampai 5 hari. Data tentang terapi Cefixime orak
antibiotik pada Infeksi Saluran Kemih menunjukkan bahwa & Cefotaxim inj 1 1,44
lama pemberian antibiotik selama 3 hari sudah cukup untuk Cefixime oral
Infeksi Saluran Kemih ringan dan 7 sampai 14 hari untuk & Ciprofloxacin
Infeksi Saluran Kemih berat (Anonim, 2011). Durasi inj 1 1,44
pemberian antibiotik sangat penting dikarenakan jika suatu Cefarox oral &
antibiotik tidak bekerja sesuai dengan lama penggunaannya Ceftriaxon inj 1 1,44
akan mengakibatkan toleransi pada mikroorganisme yang Ceftriaxon inj
belum tuntas dimusnahkan sehingga menjadi bakteri resisten & Cefoperazon inj 1 1,44
(Mycek, 2001). Cefarin inj &
Cefarox oral 1 1,44
D. Gambaran Penggunaan Antibiotik Tunggal dan T
Kombinasi o
t 69 100

25
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
a Persentase (%) 87,5 12,5
l Sumber: Data sekunder yang telah diolah (2019)
Sumber: Data sekunder yang telah diolah (2019) Berdasarkan tabel 5. Dapat dilihat bahwa
Berdasarkan tabel 4.4 Penggunaan antibiotik penggunaan obat antibiotik di RSUD Dr. H. Slamet
tunggal Ceftriaxon sebanyak 7 pasien dengan persentase Martodirdjo Pamekasan tahun 2018 tidak semuanya sesuai
10,14%; Cefoperazon sebanyak 1 pasien dengan persentase dengan formularium rumah sakit,yakni pemberian antibiotik
1,44%; Cefarox sebanyak 4 pasien dengan persentase 5,79%; dengan nama Cefarin yang tidak masuk dalam formularium.
Cefixime sebanyak 2 pasien dengan persentase 2,89%; Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat antibiotik
Levofloxacin sebanyak 1 pasien dengan persentase 1,44%; pada pasien infeksi saluran kemih rawat inap di RSUD Dr. H.
Ciprofloxacin sebanyak 2 pasien dengan persentase 2,89%; Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2018 berdasarkan standar
penggunaan antibiotik 2 kombinasi ceftriaxon-cefixime pengobatan formularium rumah sakit didapatkan hasil 87,5%
sebanyak 34 pasien dengan persentase 49,27%; Ceftriaxon & yang sesuai.
Ciprofloxacin sebanyak 5 pasien dengan persentase 7,24%;
Ceftriaxon & Levoflocaxin sebanyak 1 pasien dengan
persentase 1,44%; Cefixime & Cefoperazon Sebanyak 7 5. KESIMPULAN
pasien dengan persentase 10,14%; Cefixime & Cefotaxim 5.1 Kesimpulan
sebanyak 1 pasien dengan persentase 1,44%; Cefixime &
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa:
Ciprofloxacin sebanyak 1 pasien dengan persentase 1,44%;
Cefarox & Ceftriaxon sebanyak 1 pasien dengan persentase 1. Gambaran penggunaan antibiotik pasien infeksi
1,44%; Ceftriaxon & Cefoperazon sebanyak 1 pasien dengan saluran kemih pada pasien rawat inap bedah irna 2
persentase 1,44%; Ceftriaoxone & cefoperazon sebanyak 1 (Zal D) di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
pasien dengan persentase 1,44%. Pamekasan 2018 yang terbanyak yaitu terapi tunggal
Penggunaan terapi antibiotik di bedah irna 2 (Zal antibiotik Ceftriaxon sebesar 10,14%, dan terapi
D) RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan paling kombinasi 2antibiotik Ceftriaxon & Cefixime sebesar
banyak adalah penggunaan terapi kombinasi 2 antibiotik yaitu 49,27% dengan golongan sefalosporin generasi ke III.
Ceftriaxone & Cefixime golongan Sefalosporin generasi ke
III termasuk golongan antibiotika Betalaktam. mekanisme 2. Berdasarkan kesesuaian penggunaan antibiotik
kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat pada formularium untuk pasien rawat inap bedah irna
sintesis dinding sel mikroba dan Aktivitasnya terhadap kuman 2 (Zal D) di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Gram-negatif lebih kuat dan lebih luas lagi dan meliputi Pamekasan 2018 memenuhi standar formularium
Pseudomonas dan Bacteroides. rumah sakit 87,5% yang sudah sesuai.
E. Gambaran Kesesuaian Pemberian Antibiotik
5.2 Saran Bagi rekam medik
dengan Formularium Rumah Sakit Pencatatan data – data dalam kartu rekam medik
Gambaran kesesuaian pemberian antibiotik pasien sudah lengkap seperti tulisan mudah dibaca,
infeksi saluran kemih di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo penulisan diagnosa yang jelas tetapi diperlukan
tahun 2018dengan formularium Rumah Sakit dapat dilihat perbaikan khusus bagi penulisan resep dokter
pada tabel berikut ini. terutama untuk dosis obat, terkadang kekuatan obat
Tabel 4.5Kesesuaian Pemberian Antibiotic dengan tidak dicantumkan sedangkan obat yang diresepkan
Formularium RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
Pamekasan
terdiri dari berbagai macam dosis.

Kesesuaian dengan Daftar Pustaka


Nama Obat FRS Anonim, 2008, Iso farmakoterapi, 288-294, PT.ISFI
No Tidak Penerbitan, Jakarta.
Sesuai sesuai
Anonim.2011. Memahami Berbagai Macam
penyakit.Dialihbahasakan oleh Paramita.Jakarta : PT
1. Ceftriaxon -
Indeks.
2. Ciprofloxacin -
Amalia dan Siregar JP. 2003. Farmasi Rumah Sakit
3. Levofloxacin -
Teori dan Penerapan, Jakarta: ECG.
4. Cefixime -
Badan POM, 2011, Gunakan Antibiotik Secara Rasional
5. Cefotaxim -
untuk Mencegah Kekebalan Kuman, Info POM, 12
6. Cefoperazon - (2), 01-03.
7. Cefarin -
8. Cefarox -
26
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA
Sofiyati, Ida JIFA : Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru 01-01 (2020) 0xx–0xx Farmasi klinis
Bolton M, Horvath DJ, Li B, Cortado H, Newsom D, Juwono R, Prayitno A. 2014. Terapi Antibiotik. Di
White P. 2012. Intrauterinegrowth restriction is a Dalam ; Aslam M, Tan CK, Prayitno A, editor.
direct consequence of localized maternal Farmasi Klinis. Jakarta : Universitas Surabaya, PT
uropathogenic Escherichia coli cystitis.PloS One. Elex Media komputindo. Hlm 321-332.
7(3): 33-897. Knowles, M., 2005. The Definitive Classic in Adult
Coyle, E. A. & Prince, R. A., 2005, Urinary Tract Education and Human Resource Development 6th
Infection and Prostatitis, in 7th Edition, The McGraw edition. Amsterdam.
Hill Comparies, Inc., USA. Mahesh E, Medha Y, Indumathi VA, Kumar PS, Khan
Depkes.2010.PedomanPenyusunan Formularium MW, Punith K. 2011.Community-acquired urinary
Rumah Sakit. Jakarta:Kementrian Kesehatan tract infection in the elderly.BJMP.4(1):407.
Republik Indonesia. Mycek, 2001.Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta :
Depkes. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Widya Medika. Hal.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 304, 307-309, 318, 328-329.
Elder JS. 2011. Urinary Tract Infections. Dalam: Ocviyanti D. 2012.Tata Laksana dan Pencegahan
Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan.J.Indon Med
editor. Nelson textbook of pediatrics.Ed ke19. Assoc. Vol. 62(12): 482-486.
Philadelphia: Saunders Elsevier. Pratiwi H. 2015. Evaluasi peresepan antibiotik pasien
Epp A. 2010. Recurrent urinary tract infeksi saluran kemih di instalasi rawat inap Rumah
infection.J Obstet Gynaecol Sakit Roemani Semarang.ISBN: 978-602-19556-2-8.
Can.32(11):1082-101. Rajabnia, M., Gooran, S., Fazeli, F., Dashipour, A.,
FebriantoAW, Mukaddas A, Faustine I. 2013. 2012.Antibiotic resistance pattern in urinary tract
Rasionalitas penggunaanantibiotik pada pasien infections in Imam-Ali hospital Zahedan (2010-
infeksi saluran kemih (ISK) di instalasi rawat 2011).Zahedan Journal of Research in Medical
inapRSUD Undata Palu tahun 2012.Jurnal of Natural Science: Zahedan.
Science. 2(3):20-29. Rizvi M, Khan F, Shukla I, Malik A, Shaheen. 2011.
Gillespie, Stephen H dan Bamford, Kathleen B. 2008.At Rising prevalence ofantimicrobial resistance in urinary
a Glance MikrobiologiMedis dan Infeksi, Edisi tract infections during pregnancy: necessity for
Ketiga. Jakarta: PENERBITAN ERLANGGA exploring newer treatment options.J Lab Physicians.
Gupta K, Hooton TM, Nuber K, Wult B. 2011. 3:98-103.
International clinical practiceguidelines for the Romac.D.R., 1992, Urinary Tract Infection, In
treatment of acute uncomplicated cystitis and Herfindal.E. T. Gourley, P. R., Clinical Pharmacy and
pyelonephritis in women: A 2010 update by the Therapeutics, 4th edition, William and Wilkins, USA,
infectious diseases society of America and the 1109-1124.
European society for microbiology and infectious Schaeffer AJ. 2013. Infeksi Saluran Kencing : Sistitis
diseases. Dovepress Journal. 6:173-174 dan Pielonefritis. Di dalam : Shulman, Phair JP,
Grabe M, Bjerklund-Johansen TE, Botto H, Wullt B, Sommers HM, editor. Dasar biologis dan klinis penyakit
Cek M, Naber KG. 2011. Guidelines on Urological infeksi .Ed ke -4.Gadjah Mada University Press.
Infections.Arnhem. The Netherlands: Schmiemann G, Kniehl E, Gebhardt K, Matejczyk
EuropeanAssociation of Urology (EAU). MM, Hummers-Pradier E. 2010. The diagnosis of
Gray M. 2010. Reducing Catheter-associated urinary urinary tract infection: a systematic review.
tract infection in the criticalcare unit.Advanced DtschArztebl Int. 107(21):361-7.
Critical Care. 21(3):247–257. Sumolang SA, John P, Standy S. 2013. Pola bakteri
Hooton TM. 2010. Diagnosis, prevention, and treatment pada penderita infeksi saluran kemih di BLU RSUP
of catheter-associated urinary tract infection in adults: Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik.
2009 international clinical practice guidelines from Vol. 1(1): 597-601.
the infectious diseases society of America. Tessy A, Ardayo, Suwanto. Infeksi salauran kemih
ClinicalInfectious Diseases.50 : 625–663. dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid 3.Edisi
Junizaf, H., Josoprawiro, H. M. J. & Santoso, B. I., 3.Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001. H .369.
1994, Saminar Infeksi SaluranKemih Pada Wanita,
Jakarta, FKUI, 29-30.

27
e-ISSN : 2723-5629 |
Received 9 Agustus 2020; Received in revised form 15 Agustus 2020; Accepted 3 September 2020
Available online 23 September 2020
© 2020 Published by JIFA

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai