11 - Pelestarian Lingkungan Perkotaan FSP
11 - Pelestarian Lingkungan Perkotaan FSP
Perencanaan Kota
Disusun oleh:
Jika Dibiarkan…
Perlu Peremajaan
Akan memberikan vitalitas baru kepada kawasan tersebut
agar kawasan tersebut dapat kembali menyumbang kontribusi
yang spesifik pada kehidupan ekonomi kota.
PENGERTIAN
Suatu upaya untuk menata kembali suatu atau beberapa bagian wilayah kota
atau kawasan fungsional kota secara menyeluruh dengan maksud untuk
meningkatkan kembali kualitas kehidupan serta meningkatkan vitalitas sosial,
sosial ekonomi serta lingkungan fisik di suatu atau beberapa bagian wilayah kota
atau kawasan fungsional kota tersebut
• SUATU PROSES yaitu yang diartikan sebagai suatu upaya pembangunan kembali suatu
atau beberapa bagian wilayah kota atau suatu kawasan fungsional kota dalam usaha
meningkatkan kualitasnya, meningkatkan kegunaan dan kemanfaatannya, meningkatkan
kapasitas dan vitalitasnya serta kemampuannya baik dilakukan oleh pemerintah kota
maupun oleh swasta sebagai pembangun.
• Peremajaan sebagai SUATU FUNGSI adalah suatu upaya pembebasan lahan,
pembukaan kembali, rehabilitasi atau pembangunan kembali suatu bagian wilayah kota
atau kawasan fungsional kota yang telah lapuk dan mengalami degaradasi fisik maupun
fungsionalnya menjadi suatu fungsi perkotaan tertentu.
Fungsi perkotaan ini bisa tetap sebagaimana sebelumnya, berubah menjadi fungsi lain atau
kombinasi fungsi asal dengan fungsi baru.
• Peremajan kota sebagai SUATU PROGRAM dari pembangunan kota adalah suatu usaha
terkoordinasi yang mengkait ke berbagai instansi sektoral di dalam usaha mengarahkan
program pembukaan kembali kawasan tertentu, pembangunan kembali, atau rehabilitasi
suatu wilayah yang telah terdegradasi, relokasi atau pemukiman kembali sebagian
penduduk ke kawasan lain di dalam kota serta program pencegahan kemungkinan
meluasnya kawasan kumuh dan tidak terkendali di dalam kota.
TUJUAN
4. Dari segi sosial, untuk mengatasi kriminalitas dengan cara menciptakan ruang
pertahanan melalui perancangan ruang terbuka, jaringan pedestrian, bentuk
bangunan tertentu, serta menciptakan hubungan sosial yang akrab. Semua elemen
tersebut akan menciptakan interaksi sosial yang baik dan memberi wadah bagi
berlangsungnya proses transformasi budaya secara wajar. Demikian pula dengan
peningkatan peran dan fungsi lembaga koperasi agar dapat memberdayakan
penduduk berpenghasilan rendah dalam perbaikan lingkungan perumahan.
5. Dari segi politis, untuk menciptakan stabilitas lingkungan yang dapat membantu
penciptaan situasi yang aman.
PENGERTIAN
Beberapa Istilah Terkait
«Peremajaan Kota»
Konservasi vs Preservasi
• Kawasan kota yang luas (makro) atau terjadi pada skala mikro kota, misalnya
pada skala jalan, koridor, kelompok bangunan.
• Skala makro: upaya untuk menghidupkan (mengembalikan vitalitas) sebuah
kawasan kota yang telah mengalami penurunan tersebut.
• Skala mikro: upaya revitalisasi dilakukan terhadap kelompok bangunan, kegiatan
revitalisasi dalam skala bangunan tunggal lebih dikenal sebagai upaya
konservasi, melalui mekanisme preservasi, restorasi, renovasi, rehabilitasi atau
rekonstruksi.
OBJEK KONSERVASI
Cagar Budaya
Menurut UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya”
“Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar
Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan
Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan
keberadaannya, karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
Pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui penetapan.”
Signifikansi Budaya/Kultural
Berdasarkan Australian national committee of the International Council on
Monuments and Sites (Australia ICOMOS), signifikansi kultural adalah konsep yang
membantu dalam memperkirakan nilai (value) sebuah tempat.
• Tempat yang diperkirakan memiliki signifikansi adalah tempat yang membantu
pemahaman (understanding) terhadap masa lalu atau memperkaya (enrich)
masa kini, dan yang dapat menjadi value bagi generasi mendatang.
• Value yang dimaksud meliputi; “aesthetic, historic, scientific or social value for
past, present or future generations”
OBJEK KONSERVASI
Signifikansi Budaya/Kultural
Berdasarkan Konvensi UNESCO 1972, benda-benda yang dapat memiliki signifikansi
kultural yaitu:
• monuments: architectural works, works of monumental sculpture and painting,
elements or structures of an archaeological nature, inscriptions, cave dwellings
and combinations of features, which are of outstanding universal value (OUV) from
the point of view of history, art or science;
• groups of buildings: groups of separate or connected buildings which, because of
their architecture, their homogeneity or their place in the landscape, are of
outstanding universal value (OUV) from the point of view of history, art or science;
• sites: works of man or the combined works of nature and man, and areas
including archaeological sites which are of outstanding universal value from the
historical, aesthetic, ethnological or anthropological point of view.
OBJEK KONSERVASI
Signifikansi Budaya/Kultural
Budaya Timur tidak memandang perbedaan
antara cultural heritage dengan natural
heritage. Sistem nilai masyarakat memiliki
hubungan asosiatif dengan pengelolaan
lingkungannya sebagai bagian dari keyakinan
budaya (cultural beliefs).
(Martokusumo, 2019)
Dalam kongres UNESCO di Wina tahun 2005 (World Heritage and Contemporary
Architecture – Managing the Historic Urban Landscape), diperkenalkan gagasan
HUL sebagai sebuah alat untuk menginterpretasikan nilai-nilai dari urban heritage.
Dalam HUL, lingkungan (perkotaan) mesti dilihat sebagai hasil dari sebuah
rangkaian proses kontinum kesejarahan yang dinamis (historical continuum),
serta mengakomodasi perubahan sosial, ekonomi, dan fisik. (Martokusumo,
2021)
Dengan kata lain, HUL mengakomodasi paradigma baru dalam upaya pelestarian
yang mengenali aspektak teraga (intangible) selain aspek teraga (tangible) dalam
lingkungan perkotaan.
OBJEK KONSERVASI
RESTORASI: Mengembalikan kondisi asal dari sebuah objek/tempat pada kondisi eksisting yang
paling awal diketahui dengan menghilangkan tambahan-tambahan atau menyusun kembali
komponen-komponen eksisting tanpa penggunaan material baru.
REKONSTRUKSI: Mengembalikan sebuah objek/tempat pada kondisi awal yang diketahui sedekat
mungkin, dengan penggunaan material (baru dan lama) sebagai pembeda.
ADAPTASI: Memodifikasi suatu objek/tempat untuk dapat menampung fungsi/kegiatan baru tanpa
mengubah signifikansi kulturalnya (mengubah dengan dampak minimal/tidak permanen).
RENOVASI: upaya mengubah sebagian atau beberapa bagian bangunan tua (interior) agar bangunan
tersebut dapat diadaptasikan untuk mengakomodasi fungsi/kegiatan baru, tanpa menimbulkan
perubahan yang berarti/prinsip bagi keutuhan struktur maupun fasad bangunan tersebut.
GENTRIFIKASI* : proses perubahan struktur komunitas urban (dengan kata lain relokasi penduduk
sebuah kawasan) sebagai dampak dari kegiatan peningkatan kualitas lingkungan fisik, misalnya
peremajaan, renovasi, revitalisasi dll.
*Gentrifikasi seringkali keliru diartikan sebagai upaya pelestarian, padahal merupakan sebuah
fenomena displacement dan replacement. Oleh karena itu selalu bermakna negatif!
PROSES KONSERVASI
Trowulan, Mojokerto
Trowulan merupakan sebuah kecamatan di
Mojokerto, Jawa Timur yang dipercaya
sebagai lokasi ibukota kerajaan Majapahit.
Selain berbagai Candi yang telah diketahui,
berbagai artefak baru masih ditemukan di
seluruh kota.
Trowulan menghadapi konflik antara
tuntutan pembangunan akibat
perkembangan kota dan penyelamatan
situs-situs bersejarah.
Beberapa reruntuhan kota Majapahit yang
dapat diselamatkan dijadikan museum
terbuka (open-air museum)
CONTOH KASUS