LEMBAR KERJA DAN RUBRIK MATA KULIAH PENDALAMAN MATERI (UMUM)
LK 1.1 Identifikasi Masalah
Nama Guru : Ariel Tri Yuniarto Asal Institusi : SMAN 2 Kebumen Mata Pelajaran : Sosiologi / Antropologi Kelas : Sosiologi X Fase E, Antropologi XI Fase E, XII Bahasa CP/KD :
No Jenis permasalahan Masalah yang diidentifikasi Analisis identifikasi masalah
Melakukan 1. Siswa terlambat sampai di Pada awal tahun pelajaran masih
1 disiplin positif sekolah banyak siswa yang terlambat berangkat sekolah dikarenakan adanya perbedaan jam masuk sekolah saat masih SMP dan ketika sudah di SMA.
2. Penugasan siswa yang Murid sekarang terlena dengan
banyak terlambat perkembangan teknologi mengumpulkan informasi yang terdapat pada smartphone, sehingga tanggung jawab pada semakin menurun.
2 Penanganan 1. Murid merokok di sekolah Pengamatan saya di sekolah,
siswa bermasalah kepatuhan terhadap tata tertib disekolah perlu dibenahi kembali. Pemberian kredit point juga perlu disepakati, terlebih sekarang sudah tidak adanya istilah murid dikeluarkan atau masihkah pertlu tata tertib ini ditegakkan.
2. Penyalahgunaan fasilitas Pada jam istirahat banyak murid
internet di sekolah yang yang memanfaatkan waktunya digunakan untuk mabar atau untuk bermain game online dan judi slot juga memaainkan judi slot. Hal ini menjadi permasalahan karena fasilitas sekolah tidak dimanfaatkan dengan benar.
3. Gaya belajar murid dan Murid yang saya hadapi adalah
motivasi belajar murid murid kelas olahraga. karena dalam kesehariannya, mereka berada di lapangan sehingga suasana kelas kurang kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Masalah keluarga dan problematika pertemanan menjadi major factor dari tidak fokusnya siswa menyerap materi pembelajaran. Siswa cenderung mengandalkan satu atau dua temannya yang dianggap hero di kelasnya. Hal ini berakibat ketergantungan tinggi yang menyebabkan kelas menjadi pasif. Karakteristik yang beraneka ragam dan daya pikir yang berbeda sehingga guru mengalami kendala dalam menyajikan materi ajar yang merangsang kemampuan murid 3 Pedagogik, Pedagogik literasi dan 1. Kurangnya kemampuan Dalam kegiatan pembelajaran, numerasi. pendidik dalam guru masih terlena dengan menerapkan model, kemudahan pembelajaran metode dan media konvensional berbasis ceramah pembelajaran. dan buku teks. Seharusnya guru menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, menerapkan model pembelajaran yang tepat dan menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan sehingga materi mudah dipahami oleh siswa, siswa tertarik dan senang untuk belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Kurangnya kreatifitas dan Dengan kondisi siswa dengan
inovasi dari pendidik adanya digitalisasi sangat dalam menciptakan menuntut guru untuk dapat suasana belajar yang menyesuaikan diri terhadap menyenangkan perubahan tersebut. Gagasan- gagasan dan pola pikir yang kreatif akan membuahkan karya- karya inovasi dalam bentuk media pembelajaran digital maupun asesmen digital yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.
Literasi dan Numerasi
1. Belum adanya pembiasaan Sesuai dengan yang dialami oleh dan kedisiplinan dalam guru selama di sekolah ini, bahwa pelaksanaan kegiatan kegiatan literasi di sekolah belum literasi terlaksana dengan maksimal karena dampak dari pandemi belajar dari rumah. Sehingga peserta didik menganggap literasi bukanlah hal penting serta malas untuk membaca. 4 Kesulitan belajar 1. Murid kesulitan belajar Pembelajaran Sosiologi sedikit murid karena rungu wicara, slow terhambat dengan adanya berkebutuhan leaner dan tuna daksa kemampuan murid berkebutuhan khusus dan khusus. Perlu adanya masalah pembelajaran berdiferensiasi pembelajaran untuk murid yang berkebutuhan (berdiferensiasi) khusus ini. di kelas 2. Mengembangkan Saya percaya setiap manusia kemampuan yang dimiliki memiliki kelebihan masing- murid berkebutuhan khusus masing. Termasuk pada murid berkebutuhan khusus ini. Saya ingin menggali lebih potensi yang dimiliki murid ini, namun masih belum memahami bagaimana caranya.
3. Murid kesulitan beraktifitas Saya memiliki murid tuna daksa
di sekolah yang membutuhkan bantuan kursi roda setiap beraktifitas, selama pembelajaran diluar kelas (proyek P5) murid ini Nampak kesulitan dalam berinteraksi dengan temannya. Pernah juga saya mendapat laporan dari perawat sekolah, bahwa murid ini tidak mau makan dan minum selama KBM, karena takut jika harus BAB/BAK di sekolah.
5 Pemahaman/ 1. Belum optimalnya Murid sekarang lebih terpengaruh
pemanfaatan penerapan model dan media adanya media sosial dan model-model pembelajaran inovatif pada informasi berbentuk gambar dan pembelajaran materi penggunaan chatGPT, sehingga inovatif dalam produk tugas seringkali berdasarkan sama antara murid 1 dengan yang karakteristik lainnya. materi dan siswa. 2. Belum mengenali Berdasarkan pengalaman saya karakteristik siswa secara sebagai menjadi guru, masih mendalam. sering tidak tahu minat bakat maupun background dari murid, sehingga saya kurang memahami murid. Seharusnya guru mengidentifikasi setiap murid dan mengelompokkan murid tersebut supaya memudahkan guru dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi murid. Dengan mengenali karakteristik murid kita dapat menentukan model pembelajaran yang seharusnya kita terapkan.
6 Membangun 1. Kurangnya interaksi Seringnya karena terlalu banyak
relasi/hubungan /hubungan yang baik antara jumlah kelas yang diampu, dengan siswa dan guru dengan murid mengakibatkan guru sulit untuk orang tua siswa. mengetahui karakteristik murid bahkan ada yang belum hafal wajahnya dan hanya hafal namanya karena ada di buku daftar nama kelas. Namun guru tetap berupaya menghafal karakteristik murid dengan mengabsen setiap pembelajaran dikelas.
2. Kurangnya interaksi dengan Begitu halnya dengan relasi antara
orangtua/wali siswa guru dengan orang tua sangatlah penting. Guru tidak akan dapat menuntun perkembangan muridnya tanpa adanya dukungan penuh dari orang tua. Namun pada kenyataannya proses dan hasil belajar murid tidak dikomunikasikan dengan orang tua secara signifikan. Interaksi dengan orang tua terjadi hanya saat pembagian raport diakhir semester dan saat anak tersebut mengalami bimbingan konseling melalui wali kelas sebagai perantara.