Anda di halaman 1dari 177

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

(TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS IV B DI
SDN 52 PARUPUK TABING KOTA PADANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

OLEH
UFAIROH FAIQOH
NIM. 19329138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DEPARTEMEN ILMU AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

i
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

ii
SURAT PERNYATAAN

iii
ABSTRAK
Ufairoh Faiqoh 10329138/2019. Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing
Kota Padang. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Departemen Ilmu Agama
Islam. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Padang 2023.
Salah satu permasalahan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti (PAI dan BP) yaitu siswa kurang aktif atau kurangnya keantusiasan
siswa dalam pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru PAI dan BP
pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament) pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan Pertama, mendeskripsikan
perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)
dalam pembelajaran PAI dan BP di kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing Kota
Padang. Kedua, mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran PAI dan BP di kelas IV B
SDN 52 Parupuk Tabing kota Padang. Ketiga, mendeskripsikan evaluasi model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam
pembelajaran PAI dan BP di kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing kota Padang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif
kualitatif (Descriptive Research). Sumber data dari penelitian ini adalah sembilan
informan melalui wawancara yang terdiri dari satu guru PAI dan BP dan delapan
siswa kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing. Untuk memperoleh data penelitian,
peneliti menggunakan pedoman wawancara dan observasi sebagai instrumen
penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Secara keseluruhan hasil analisis
penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga tahapan yaitu : Pertama, tahap
perencanaan guru membuat modul ajar, membuat program tahunan, program
semester, alur tujuan pembelajaran, capaian pembelajaran dan tujuan
pembelajaran, menentukan pokok bahasan, mempersiapkan bahan ajar/sumber
ajar, sarana prasarana, mempersiapkan game, dan menentukan evaluasi. Kedua,
tahap pelaksanaan pada kegiatan pendahuluan berupa guru membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa dan mengecek kehadiran
siswa, memberikan motivasi, menginformasikan materi yaitu tentang shalat
Jum‟at, menyampaian tujuan pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, dan memberikan penguatan materi kepada siswa. Pelaksanaan kegiatan
inti disesuaikan dengan sintaks model pembelajaran TGT. Serta kegiatan penutup
yaitu penilaian terhadap siswa, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran,
menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa. Ketiga, tahap evaluasi yaitu
berupa assesmen formatif dengan lembar kerja pengamatan siswa yang dilakukan
ditengah proses belajar mengajar dan sumatif dengan tes pada akhir pembelajaran
sedangkan hasil evaluasi yang didapatkan yaitu siswa aktif dan antusias dalam
pembelajaran, serta dilihat dari hasil tes siswa lebih memahami pembelajaran.
Kata kunci : Model pembelajaran TGT, Pembelajaran PAI dan BP

iv
ABSTRACT

Ufairoh Faiqoh 10329138/2019. Implementation of TGT (Team Games


Tournament) Type Cooperative Learning Model in Learning Islamic Religious
Education and Ethics in Class IV B SDN 52 Parupuk Tabing Padang City. Islamic
Religious Education Study Program. Department of Islamic Religious Sciences.
Faculty of Social Sciences. Padang State University 2023.
One of the problems in learning Islamic Religious Education and Ethics
(PAI and BP) is that students are less active or lack of student enthusiasm in
learning. To overcome this problem, PAI and BP teachers have used the TGT
(Team Games Tournament) type cooperative learning model in 2020. First, this
study aims to describe the planning of the TGT (Team Games Tournament) type
cooperative learning model in PAI and BP learning in class IV B SDN 52 Parupuk
Tabing Padang City. Second, describe the implementation of the TGT (Team
Games Tournament) type cooperative learning model in PAI and BP learning in
class IV B SDN 52 Parupuk Tabing in Padang city. Third, describe the evaluation
of the TGT (Team Games Tournament) type cooperative learning model in PAI
and BP learning in class IV B SDN 52 Parupuk Tabing Padang city. This research
uses qualitative methods with a type of qualitative descriptive research
(Descriptive Research). The source of data from this study was nine informants
through interviews consisting of one PAI and BP teacher and eight students of
grade IV B SDN 52 Parupuk Tabing. To obtain research data, researchers use
interview and observation guidelines as research instruments. The data collection
techniques used are observation, interviews, and documentation. While the data
analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion
drawing. Overall, the results of the research analysis show that there are three
stages, namely: First, the teacher planning stage makes teaching modules, makes
annual programs, semester programs, learning objectives flow, learning outcomes
and learning objectives, determines the subject matter, prepares teaching
materials/teaching resources, infrastructure, prepares games, and determines
evaluation. Second, the implementation stage in the preliminary activity is in the
form of the teacher opening learning by saying greetings, greeting and checking
student attendance, providing motivation, informing the material, namely about
Friday prayers, conveying learning objectives, explaining the activities to be
carried out, and providing material reinforcement to students. The implementation
of core activities is adjusted to the syntax of the TGT learning model. As well as
the closing activity, namely the assessment of students, teachers and students
concluding learning, closing the learning with greetings and prayers. Third, the
evaluation stage is in the form of formative assessment with student observation
worksheets carried out in the middle of the teaching and learning process and
summative with tests at the end of learning while the evaluation results obtained
are active and enthusiastic students in learning, and seen from the test results
students better understand learning.
Keywords: TGT learning model, PAI and BP learning

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji dan syukur peneliti ucapkan atas

kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan kenikmatan, kesehatan

dan kelancaran sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games

Tournament) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti di Kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang” sebagai salah

satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1),

Program Studi Pendidikan Agama Islam, Departemen Ilmu Agama Islam,

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. Shalawat dan salam peneliti

ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari

zaman jahiliyah menuju zaman yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Teristimewa peneliti mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri, terimakasih

sudah kuat dan tidak patah semangat hingga sampai dititik ini, kepada kedua

orang tua peneliti yaitu Bapak Karsono dan Ibu Tri Musonah yang menjadi

support system paling utama dalam kehidupan peneliti, doa orang tua yang sangat

luar biasa dalam kehidupan peneliti, serta kakak peneliti yaitu Ernantikasari, Erik

Wicaksono, Ersi Puti Palupi dan adik Khaidar Dzaki Al-Qowwam yang sudah

memberikan peneliti semangat, bantuan dan hiburan yang sangat luar biasa

sehingga peneliti merasa terpacu dan terus semangat dalam menyelesaikan skripsi

ini.

vi
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak yang

telah memberikan arahan, dukungan, nasehat dan saran sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada Bapak Rengga Satria, M.A, Pd selaku dosen pembimbing

skripsi sekaligus pembimbing akademik yang telah sabar membimbing,

mengarahkan dan terus mendukung demi terselesaikannya skripsi ini. Selanjutnya

peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Ganefri, Ph.,D, selaku Rektor Universitas Negeri Padang.

2. Bapak Afriva Khaidir, S.H., M. Hum, MAPA, Ph. D selaku Dekan Fakultas

Ilmu Sosial, beserta staf dan karyawan yang telah memberikan kemudahan

dalam pengurusan administrasi selama perkuliahan.

3. Ibu Dr. Wirdati, M.Ag, selaku Kepala Departemen Ilmu Agama Islam, yang

telah memberikan kemudahan dalam proses pengurusan administrasi selama

penyeesaian skripsi ini.

4. Bapak Rengga Satria, M.A, Pd selaku pembimbing skripsi, pembimbing

akademik sekaligus sekretaris Departemen llmu Agama Islam yang telah

membimbing peneliti dengan sabar, ikhlas dan penuh kasih sayang serta

memberikan kemudahan dalam segala pengurusan akademik selama peneliti

menempuh pendidikan di Universitas Negeri Padang.

5. Ibu Dr. Indah Muliati, M.Ag dan Ibu Rahmi Wiza, M.A yang telah

memberikan masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.

vii
6. Seluruh staf dan Tata Usaha Departemen Ilmu Agama Islam yang telah

membantu memudahkan pengurusan surat-surat untuk penyelesaian skripsi

ini.

7. Ibu Kepala Sekolah, seluruh guru dan seluruh pegawai di SDN 52 Parupuk

Tabing Kota Padang yang bersedia memberikan izin kepada peneliti untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Ibu Yanti Febrina selaku guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan

siswa kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang, yang telah

memberikan izin, membantu, dan memberikan informasi terkait penelitian

yang peneliti lakukan.

9. Keluarga besar peneliti yang telah memberikan doa dan dukungan demi

terselesaikannya skripsi ini.

10. Sahabat peneliti, Archi Armelya Putri dan rekan seperjuangan peneliti di

perantauan yaitu Yana Lendarwati, Dea Oktavia Putri, Resti Julianingsih,

Amandha Diah Syafitri yang telah memberikan sumbangan pemikiran,

mendengarkan keluh kesah, bersedia menemani suka dan duka selama

penulisan skripsi ini, serta memberikan support kepada peneliti sejak awal

perkuliahan.

11. Rekan-rekan Departemen Ilmu Agama Islam serta seluruh pihak yang telah

memberikan bantuin dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca demi perbaikan penyusunan skripsi dimasa

viii
mendatang. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semoga amal baik semua pihak menjadi amal jariyah dan dilipat gandakan oleh

Allah SWT. Aamiin.

Padang, 9 Agustus 2023

Ufairoh Faiqoh
NIM. 19329138

ix
TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri

Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan

0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Latin Huruf Keterangan

‫ا‬ Alief - Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba‟ B Be

‫ت‬ Ta‟ T Te

‫ث‬ Sa‟ S| Es (dengan titik di atasnya)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ha‟ H Ha (dengan titik di bawahnya)

‫خ‬ Kha‟ Kh Ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Zal Z Zet (dengan titik di atasnya)

‫ر‬ Ra‟ R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫س‬ Sin S Es

x
‫ش‬ Syin Sy Es dan ye

‫ص‬ Sad S Es (dengan titik di bawahnya)

‫ض‬ Dad D De (dengan titik dibawahnya)

‫ط‬ Ta‟ T Te (dengan titik di bawahnya)

‫ظ‬ Za‟ Z Zet (dengan titik di bawahnya)

‫ع‬ „Ain „ Koma terbalik di atasnya

‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ Fa‟ F Ef

‫ق‬ Qaf Q Ki

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

‫ن‬ Nun N En

‫و‬ Waw W We

‫ه‬ Ha‟ H Ha

‫ء‬ Hamzah ` Apostrof

xi
‫ي‬ Ya‟ Y Ye

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda Syaddah, ditulis lengkap.

Ahmadiyyah ditulis : ‫أحمذ‬

C. Ta‟ Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah

terserap menjadi bahasa Indonesia. ‫ جماعة‬:ditulis jamā„ah

2. Bila dihidupkan karena berangkai dengan kata lain,ditulis ‫هللا‬ ‫ن عم‬

ditulis ni„matullāh.

D. Vokal Pendek

Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

E. Vokal Panjang

1. a panjang ditulis a, i panjang ditulis i dan u panjang ditulis u, masing

masing dengan tanda ( ˉ ) di atasnya.

2. Fathah + ya‟ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah +

waw mati ditulis au.

F. Vokal-Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan


dengan Apostrof („)

: ditulis a‟antum.

G. Kata Sandang Alief + Lam

a. Bila diikuti huruf Qamariyyah ditulis al. ‫ال قرآن‬: ditulis Alquran

b. Bila diikuti huruf syamsiyyah, huruf i diganti dengan huruf

xii
syamsiyah yang mengikutinya. ‫ال ش ي ع‬: ditulis asy-syī„ah

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ..............................................................................................vi

TRANSLITERASI ARAB-LATIN .........................................................................x

DAFTAR ISI .............................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

B. Fokus Masalah ...............................................................................................8

C. Rumusan Masalah .........................................................................................8

D. Tujuan Penelitian ..........................................................................................9

E. Manfaat Penelitian .........................................................................................9

F. Definisi Operasional ......................................................................................11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................14

A. Landasan Teori ..............................................................................................14

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .....................14

2. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................................20

3. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team


Games Tournament) ................................................................................25

B. Penelitian Relevan ..........................................................................................42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................48

xiii
A. Metode dan Jenis Penelitian ..........................................................................48

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................49

C. Sumber Data ..................................................................................................50

D. Instrumen Penelitian .....................................................................................51

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................51

F. Teknik Analisis Data .....................................................................................54

G. Teknik Keabsahan Data ................................................................................55

H. Langkah-langkah Menjalankan Penelitian ....................................................57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................58

A. Pengenalan Lingkungan SDN 52 Parupuk Tabing .......................................58

B. Hasil Penelitian .............................................................................................64

1. Hasil Perencanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team


Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing ......................64
2. Hasil Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team
Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing ......................73
3. Hasil Evaluasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team
Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing ...................... 95

C. Pembahasan Penelitian ..................................................................................107

1. Pembahasan Perencanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT


(Team Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing ............107
2. Pembahasan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
(Team Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing ............112

xiv
3. Pembahasan Evaluasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
(Team Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing ............117

BAB V PENUTUP ....................................................................................................120

A. Kesimpulan ...................................................................................................120

B. Saran ..............................................................................................................122

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................123

LAMPIRAN ..............................................................................................................129

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Langkah Model Pembelajaran TGT.............................................................33

Tabel 2. Data Guru dan Tenaga pendidik ..................................................................61

Tabel 3. Data peserta didik SDN 52 Parupuk Tabing ................................................62

Table 4. Data Bangunan SDN 52 Parupuk Tabing ....................................................63

Tabel 5. Kelompok Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................80

Tabel 6. Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik ..............................................98

Tabel 7. Nilai Tes Peserta Didik ................................................................................100

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Langkah-langkah Menjalankan Penelitian ...............................................57

Gambar 2. Modul Ajar Kelas IV ................................................................................65

Gambar 3. PROTA dan PROMES PAI dan BP Kelas IV..........................................67

Gambar 4. Capaian Pembelajaran PAI dan BP Kelas IV ..........................................67

Gambar 5. Alur Tujuan Pembelajaran PAI dan BP Kelas IV ....................................68

Gambar 6. Permainan Akademik ...............................................................................71

Gambar 7. Guru Menjelaskan Materi Pelajaran .........................................................78

Gambar 8. Peserta Didik Mengamati Gambar dan Mencatat ....................................79

Gambar 9. Guru Membagi Kelompok .......................................................................80

Gambar 10. Siswa Berkumpul Bersama Kelompoknya .............................................81

Gambar 11. Guru Memberikan Pengarahan...............................................................82

Gambar 12. Diskusi Kelompok ..................................................................................82

Gambar 13. Karton Game Ditempelkan di Depan Kelas ...........................................85

Gambar 14. Guru Menjelaskan Peraturan Permainan ................................................85

Gambar 15. Kelompok Berjajar Menempatkan Diri ..................................................86

Gambar 16. Permainan di Mulai/turnamen ................................................................87

Gambar 17. Siswa Membacakan Jawaban di Depan Kelas .......................................88

Gambar 18. Guru Menghitung Skor ..........................................................................88

Gambar 19. Siswa Menjawab Soal Penentuan Terakhir ............................................89

Gambar 20. Guru Menghitung Skor Penentu .............................................................89

Gambar 21. Guru Memberikan Hadiah ......................................................................90

Gambar 22. Siswa Menulis Soal dan Mengerjakannya .............................................92

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ............................................................................129

Lampiran 2. Transkip Wawancara .............................................................................133

Lampiran 3. Pedoman Observasi ...............................................................................143

Lampiran 4. Dokumentasi Wawancara ......................................................................145

Lampiran 5. Dokumentasi SDN 52 Parupuk Tabing .................................................147

Lampiran 6. Modul Ajar ............................................................................................148

Lampiran 7. Surat Tugas Pembimbing.......................................................................156

Lampiran 8. Surat Pengantar Penelitian Dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial ...............157

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Dari Dinas Pendidikan

Kota Padang ...............................................................................................................158

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar dan pembelajaran ialah suatu kebutuhan yang memiliki

urgensi dalam hidup setiap orang. Melalui belajar seseorang bisa

memperoleh pendidikan yang lebih baik, mewujudkan adanya peralihan dari

yang tidak mengerti berubah menjadi mengerti, dari yang tidak sanggup

menjadi sanggup. Proses belajar mengajar ialah sebuah teknik atau suatu

pengajaran kepada anak didik yang dirancang, dijalankan, kemudian di

pertimbangkan secara teratur supaya siswa dapat mewujudkan tujuan

belajarnya secara aktif, efisien dan kreatif (Nurhikmah, 2022). Pembelajaran

itu adalah hal yang kompleks dan saling berhubungan, maksudnya setiap hal

yang terjadi dalam pembelajaran haruslah hal-hal yang bermakna dalam

perkataan, pikiran dan perbuatan. Pembelajaran adalah kegiatan terencana

yang berhubungan dengan informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi

pembelajaran siswa. (Tirmidzi, 2019). Lingkungan tidak sekedar tempat

pembelajaran, tetapi bisa dikatakan sebagai model, media, dan perangkat

yang dipakai dalam menyampaikan informasi. Oleh karena itu, kondisi

pembelajaran yang utama dalam menentukan berhasilnya aktivitas

pembelajaran.

Diantara mata pelajaran yang harus diberikan dan diajarkan pada

seluruh jenis, jalur, dan tingkatan pendidikan baik di sekolah swasta ataupun

negeri, khususnya pada sekolah dasar adalah dengan memberikan

1
2

pengajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Hartati, 2017).

Sejak tahun 2022 telah ditetapkan kebijakan baru oleh pemerintah yaitu

kurikulum merdeka belajar yang mengikuti perkembangan zaman dan

tujuan pendidikan. Pembaharuan kurikulum ini merupakan langkah

pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan. Sejalan dengan

pembaharuan itu, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP)

merupakan mata pelajaran yang diharapkan mampu menggunakan

kurikulum merdeka dalam proses pembelajarannya di sekolah.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) menempati

kedudukan yang penting dalam sistem pendidikan nasional. PAI dan BP

biasa disebut pendidikan spiritual atau pendidikan moral manusia yang

mana merupakan bagian penting dan mendasar dari kurikulum nasional

yang berlaku untuk memajukan atau membentuk karakter dan kepribadian

manusia Indonesia yang bersangkutan dalam isi kurikulum wajib (Kosim,

2015) dalam (Aziz, 2020).

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) pada

sekarang ini menggunakan kurikulum merdeka yang memiliki makna

sebagai rencana belajar yang memberikan waktu kepada siswa untuk belajar

lebih gembira, santai, dan tenang dengan memperhatikan kepentingan

keterampilan minat dan kemampuan masing-masing siswa (Susilowati,

2022). PAI dan BP ikut serta setiap perkembangan kurikulum untuk

memaksimalkan atau memperbaiki pendidikan.


3

Pembelajaran PAI dan BP adalah pembelajaran yang mengarah pada

perubahan perilaku siswa yang berdasarkan oleh ajaran Islam dalam

kehidupan pribadinya atau dalam kehidupannya di masyarakat melalui

pembelajaran dengan tujuan utama untuk diajarkan dan dipelajari oleh siswa

(Arifin, 2003:13) dalam (Amanah, 2018). Sejalan dengan pendapat tersebut,

PAI dan BP merupakan pembelajaran melalui petunjuk agama Islam dalam

bentuk pemberian bimbingan dan pengasuhan supaya nanti setelah selesai

dari pendidikan siswa bisa mengerti, mendalami, merealisasikan ajaran

agama Islam yang diyakini dan dianutnya, serta ajaran agama Islam sebagai

pedoman kehidupannya, untuk menjamin keselamatan hidup mereka dan

kemakmuran hidup di dunia maupun di akhirat nanti (Riyanto et al., 2021).

Kegiatan dalam proses belajar PAI dan BP mempunyai tujuan dalam

meningkatkan keyakinan, pemahaman, pengamalan, pendalaman pendidikan

agama Islam, serta menjadikan kelompok mata pelajaran yang diberikan dan

diajarkan di sekolah (Musya‟Adah, 2018). Adapun akhir dari tujuan

pembelajaran PAI dan BP yaitu mewujudkan kepribadian muslim bagi

siswa.

Dalam dalam pembelajaran normal proses pendidikan, kualitas

pembelajaran itu penting. Pembelajaran adalah tentang untuk mengajarkan

siswa. Maksudnya adalah bahwa sitem pembelajaran memusatkan peserta

didik sebagai tujuan belajar atau maksudnya pembelajaran ditekankan serta

dipusatkan pada kegiatan peserta didik (Mulyasa, 2014). Dalam hal ini guru

harus dapat berfungsi sebagai pengarah, pembimbing, dan fasilitator belajar


4

untuk siswa. Pembelajaran dianggap berhasil dan bermutu apabila sekurang-

kurangnya siswa berpartisipasi dengan aktif dalam pembelajaran, baik dari

segi fisik, sosial maupun mental (Mulyasa, 2014). Oleh karena itu, berbagai

usaha guru dalam melaksanakan sebuah pembelajaran sangatlah urgen

dikarenakan peserta didik menjadi penentu untuk berasilnya pembelajaran

yang dilaksanakan.

Pada pembelajaran PAI dan BP, setiap peserta didik diusahakan untuk

terlibat secara aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas peserta

didik dalam pembelajaran adalah permasalahan penting dan mendasarkan

yang harus dipahami oleh masing-masing pendidik dari sudut pandang

keberhasilan proses pembelajaran (Besare, 2020). Ketika siswa aktif belajar,

berarti siswalah memegang kendali atas keaktifan pembelajaran tersebut.

Hal utama yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar adalah keaktifan

atau tindakan. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar

mengarah pada hubungan tingkat tinggi antara pendidik dan peserta didik

dalam proses pembelajaran (Zuhri, 2021). Adapun Sudirman menyatakan

bahwa pembelajaran dalam keaktifan belajar siswa sendiri merupakan

aktivitas fisik dan mental, yaitu bertindak dan berpikir sebagai satu

rangkaian yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kegiatan fisik yaitu

peserta didik aktif dengan bagian tubuhnya, melakukan hal tertentu, bermain

ataupun bekerja (Thalita et al., 2014).

Menurut Tabrani Rusyan, berhasilnya suatu proses belajar mengajar

teletak pada ikut terlibatnya peserta didik secara aktif dalam sebuah
5

pembelajaran (Sudimahayasa, 2011). Dalam proses pembelajaran

dibutuhkan model pembelajaran yang mana dapat membuat peserta didik

merasa senang dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Model

pembelajaran merupakan metode yang digunakan sebagai panduan dalam

merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran meliputi tujuan

pembelajaran, tahapan kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

pengelolaan kelas (Suprijono, 2009). Setiap model pembelajaran, harus bisa

membuat peserta didik belajar secara aktif dan merasa senang dalam belajar.

Dari berbagai macam model pembelajaran, Salah satu model yang

tidak membosankan serta mampu melibatkan anak didik berperilaku aktif

dalam pembelajaran di dalam kelas yaitu model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif ialah suatu model pembelajaran yang

mendorong anak didik untuk bekerja sama dan belajar dalam sebuah

kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 6 anak yang heterogen

(Nurdyansyah & Fahyuni, 2016). Model pembelajaran kooperatif ini

dikembangkan sekitar tahun 1950-an dan pembuat pemikiran model

pembelajaran kooperatif ini adalah John Dewey pada tahun 1916. Dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif, kondisi di dalam kelas

menjadi tidak membosankan dan mendorong setiap siswa agar bersemangat

dan semakin aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai berbagai tipe, salah

satunya yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI dan BP ialah model

pembelajaran TGT (Team Games Tournament). Model pembelajaran TGT


6

merupakan sebuah model pembelajaran yang mudah diimplementasikan

yang meliputi kegiatan untuk semua anak didik dengan tidak adanya

perbedaan status, semua anak didik dilibatkan untuk saling mengajarii

teman yang lainnya serta terdapat unsur permainan dan penguatan

(Yudianto: 2014) dalam (Sobandi, 2019). Selain itu siswa mempelajari

materi di dalam kelas. Masing-masing anak didik dibagi kedalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 6 anak yang berbeda-

beda atau bisa disebut secara heterogen, baik dalam prestasi akademik,

gender, ras ataupun etnis. Adapun komponen yang ada dalam model

pembelajaran TGT meliputi pemberian materi, tim atau kelompok, game

atau permainan, turnamen dan rekognisi tim (Firmansyah et al., 2019).

Berdasarkan kegiatan observasi awal yang telah dilakukan di kelas IV

B SDN 52 Parupuk Tabing pada hari Senin tanggal 19 September 2022,

kenyataan yang terjadi dalam Pembelajaran PAI dan BP di kelas IV B

diketahui bahwa guru PAI dan BP dalam kegiatan mengajarnya masih

memakai model pembelajaran yang dapat dikatakan bersifat kurang aktif

yaitu seperti bercerita atau berceramah sehingga dapat dikatakan

pembelajarannya masih berpatokan pada guru yang mana siswa

mendengarkan saja atau siswa kurang antusias atau terlibat aktif dalam

pembelajaran. Dengan guru yang masih menggunakan model pembelajaran

konvensional, dapat menimbulkan kejenuhan sehingga siswa tidak aktif

dalam pembelajaran. Kebanyakan siswa lebih menyukai belajar

berkelompok bersama teman-teman daripada belajar sendiri karena mereka


7

bisa saling berkolaborasi satu sama lain, saling bertanya, bekerja sama serta

berperan aktif dalam mencapai tujuan bersama.

Berdasarkan wawancara awal pada hari Sabtu, 25 Februari 2023

dengan Ibu Yanti Febrina, S.Pd, I selaku guru PAI dan BP, selain guru

menggunakan model pembelajaran konvensional, pada pembelajaran

sebelumnya guru PAI dan BP juga pernah menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) untuk

memotivasi siswa dalam menyusun ide pembelajaran yang dapat membuat

anak didik aktif dan merasa senang lagi selama berlangsungnya proses

pembelajaran. Sejak tahun 2020, model pembelajaran TGT ini sudah mulai

diimplementasikan pada kelas tinggi (IV, V, dan VI), yang mana kebetulan

diimplementasikan pada kelas IV dalam pembelajaran PAI dan BP.

Maka dari itu, di SDN 52 Parupuk Tabing dalam proses belajar

mengajar, khususnya pada pembelajaran PAI dan BP siswanya lebih

menyukai pembelajaran berkelompok dan guru pernah

mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournaments) sebagai ikhtiar dalam membangkitkan keaktifan siswa

dalam belajar di dalam kelas. Kegiatan implementasi meliputi perencanaan,

pelaksanaan, dan melakukan evaluasi. Ketiga hal ini sangat penting untuk

keberhasilan implementasi model pembelajaran agar terarah dan sistematis.

Berdasarkan pernyataan yang telah dijelaskan, maka peneliti

terdorong untuk melakukan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk

mengetahui implementasi atau pelaksanaan model pembelajaran TGT


8

(Teams Games Tournament) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti di kelas IV B. Dengan demikian peneliti mengangkat judul

“Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams

Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas,

supaya penelitian lebih terfokus, maka peneliti akan memfokuskan masalah

penelitian ini pada implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) kelas IV B di

SDN 52 Parupuk Tabing yang berupa perencanaan, pelaksanaan, serta

evaluasinya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka

beberapa rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota

Padang?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) dalam pembelajaran Pendidikan Agama


9

Islam dan Budi Pekerti kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota

Padang?

3. Bagaimana evaluasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan dan mengetahui perencanaan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IV B di

SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang.

2. Untuk mendeskripsikan dan mengetahui pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas IV B

SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang.

3. Untuk mendeskripsikan dan mengetahui evaluasi model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IV B di SDN 52

Parupuk Tabing Kota Padang.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis kepada
10

penulis, pembaca dan orang-orang yang terkait dengan penelitian ini.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

semua orang, terutama yang terlibat dalam masalah yang sama.

Penelitian ini juga dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang

bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) dalam PAI dan BP. Selain itu, dapat

digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang.

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap

pemaksimalan proses pembelajaran PAI dan BP di sekolah, sebagai

bahan pengembangan Pendidikan Agama Islam dan dapat dijadikan

sebagai sarana dalam peningkatan kualitas siswa.

b. Bagi Pendidik

Penelitian ini dapat meningkatkan profesionalitas guru atau

potensi guru, meningkatkan kemampuan guru dalam membuat

persiapan pengajaran dengan baik dan matang, dapat

mengidentifikasi kesulitan atau masalah belajar yang dialami oleh

anak didik serta sebagai masukan dalam usaha meningkatkan

pembelajaran PAI dan BP secara maksimal.


11

c. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan suasana baru bagi siswa

dalam belajar dan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan,

sehingga dapat memberikan semangat baru dalam belajar,

menolong, mempermudah atau memotivasi siswa untuk belajar PAI

dan BP, serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan

pengembangan karya tulis ilmiah, pengalaman dalam

merencanakan pembelajaran, mengetahui permasalahan siswa di

dalam kelas, untuk mengembangkan pengetahuan, bahan serta

informasi di bidang PAI dan BP.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi serta

rujukan bagi peneliti yang lain yang akan melakukan penelitian

lanjutan dan permasalahan yang serupa tentang implementasi

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games

Tournament) dalam pembelajaran PAI dan BP.

F. Definisi Operasional

1. Implementasi

Istilah implementasi yang ada pada Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) memiliki arti pelaksanaan atau penerapan. Istilah

implementasi berhubungan dengan suatu kegiatan yang dikerjakan


12

untuk menggapai suatu tujuan. Menurut Nurdin Usman dalam

penelitian (Afifa, 2022), implementasi sebagai ukuran atau rencana

yang sudah dibuat secara jelas dan detail. Implementasi tidak hanya

tindakan, tetapi suatu kegiatan yang sudah direncanakan untuk

mencapai suatu tujuan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Nurhadi berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif ialah model

pembelajaran yang menitik beratkan pada sebuah kelompok kecil untuk

bekerja sama dalam meningkatkan lingkungan belajar demi tercapainya

tujuan belajar (Tambak, 2017). Anita Lie menyebutkan bahwa

pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran kebersamaan yang

berarti sistem pembelajaran yang dirancang agar siswa berpartisipasi

aktif dalam kelompok atau dalam suatu kegiatan belajar mengajar dan

memberikan peluang kepada siswa untuk menyelesaikan tugas yang

terstruktur (Lestari, 2020).

3. TGT (Teams Games Tournament)

TGT (Teams Games Tournament) adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran TGT ini, anak didik

dituntut untuk saling bekerja sama, aktif, dan bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri maupun kelompoknya. Model pembelajaran

TGT bermula dengan pemberian bahasan pembelajaran oleh guru dan

diteruskan dengan memberikan sejumlah tugas kepada anak didik yang

diselesaikan siswa melalui diskusi kelompok, permainan dalam


13

turnamen, dan diakhiri dengan penghargaan kelompok (Rahmatina &

Elisyani, 2021). Model pembelajaran ini membagi anak didik dalam

kelompok belajar secara gabungan atau heterogen tanpa membeda-

bedakan anggota kelompoknya, dan di dalamnya ada unsur permainan

turnamen dengan kelompok lain dalam pembelajaran untuk dapat

memperoleh poin atau nilai bagi kelompoknya.

4. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) di

sekolah ialah mata pelajaran yang bertujuan untuk membesarkan atau

meningkatkan iman anak didik melalui pemberian, untuk meningkatkan

pengetahuan, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap agama Islam

agar menjadi insan yang terus bertambah rasa keimanan, takwa,

kebangsaan dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi lagi (Jannah, 2017).

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya yang dimaksud dengan judul penelitian ini ialah pada

pembelajaran PAI dan BP dapat menggunakan model pembelajaran

kooperatif yaitu model pembelajaran TGT yang merupakan model

pembelajaran berkelompok untuk membuat keaktifan siswa, bekerja

sama dan belajar menyenangkan di ruang belajar.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pada dasarnya setiap orang selalu membutuhkan pendidikan

untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Salah satu pendidikan yang

sangat diperlukan adalah Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti, karena dalam kehidupan seseorang tidak hanya

membutuhkan materi di dunia, tetapi juga membutuhkan

bimbingan agama sebagai bekal di akhirat kelak (Musya‟adah,

2018).

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP)

merupakan mata pelajaran yang diberikan secara dinamik dan

bertingkat dari Sekolah Dasar (SD) sampai SMA (Sekolah

Menengah Atas). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI

dan BP) sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah, khususnya di sekolah dasar, memiliki peran strategis

dalam membentuk kepribadian manusia dan bangsa yang tangguh

baik secara moral maupun dari sudut pandang ilmu pengetahuan

dan teknologi (Nugraha et al., 2014) dalam (Aziz et al., 2020).

Muhaimin berpendapat bahwa PAI dan BP sebagai suatu

usaha seabagai cita-cita yang bertujuan untuk mempersiapkan

14
15

siswa dalam memahami, menghayati, beriman dan mengamalkan

ajaran Islam melalui pendidikan, pengajaran dan bimbingan sesuai

dengan ketentuan dalam menghargai agama lain ketika

berhubungan dengan agama lain sehingga menciptakan

keharmonian yang terdiri dari upaya perwujudan persatuan

nasional dalam masyarakat (Akbar, 2021).

Kemudian budi pekerti sebagai moralitas yaitu sopan

santun, perilaku, atau adat istiadat. Budi Pekerti berisi tentang

nilai-nilai tingkah laku seseorang yang dilihat berdasarkan

kebaikan melalui peraturan atau norma agama, tata krama, hukum,

sopan santun, adat istiadat dan budaya yang ada dalam masyarakat.

Budi pekerti identik sebagai perilaku yang terpuji dan diharapkan

dapat terwujud dalam pikiran, ucapan, perasaan, tindakan,

kepribadian dan sikap siswa (Zuriah, 2008) dalam (Akbar, 2021).

PAI dan BP meliputi dua hal, yaitu yang pertama

melakukan didikan kepada siswa agar memiliki perilaku seperti

yang seharusnyaa sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak yang Islami.

Kedua, memberi didikan kepada siswa untuk mempelajari materi

ajaran Islam yang berupa subjek pelajaran ilmu tentang ajaran

Islam (Utomo: 2018) dalam (Nursaadah, 2022). Pendidikan agama

tidak sekedar memberikan pengetahuan agama saja, melainkan

juga lebih ditekankan pada feeling attitude, personal ideals, dan

kegiatan keimanan (Ahyat, 2017).


16

Menurut Arifin (2003:22), PAI dan BP merupakan usaha

secara sadar yang dilakukan oleh seorang muslim yang bertakwa

yang mana mengarahkan dan membimbing fitrah anak didik ke

titik maksimal dalam perkembangannya melalui ajaran Islam. PAI

dan BP adalah komponen penting dari ajaran Islam. Tujuannya

adalah untuk meningkatkan keyakinan dan sikap siswa.(Ishak,

2021).

Beberapa pengertian mengenai Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti (PAI dan BP) menurut pendapat (Daradjat, 2011),

sebagai berikut :

1) PAI dan BP merupakan salah satu usaha seperti bimbingan dan

didikan kepada peserta didik agar natinya setelah selesai

pendidikannya mereka dapat memahami dan merealisasikan

ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan

hidup seseorang.

2) PAI dan BP ialah pendidikan yang berlandaskan pada ajaran

Islam dan membentuk akhlak atau budi pekerti sesuai dengan

nilai-nilai ajaran agama Islam di masyarakat .

3) PAI dan BP ialah pendidikan yang melalui ajaran keislaman,

yaitu berupa arahan dan didikan terhadap siswa agar nantinya

setelah selesai dari pendidikan tersebut ia dapat memahami,

menghayati dan merealisasikan ajaranyang terkandung dalam

agama Islam secara keseluruhan, serta menjadikan ajaran yang


17

ada pada agama Islam sebagai pandangan hidupnya demi

keselamatan dan kemakmuran hidup di dunia maupun di

akhiratnya nanti.

Dari beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP)

ialah salah satu mata pelajaran agama yang ada disetiap jenjang

pendidikan terutama sekolah dasar yang berisikan yang diajarkan

Islam, dan pembelajarannya sebagai ikhtiar yang dilakukan dengan

sadar, dilakukan oleh guru dalam mempersiapkan anak didik untuk

berkeimanan, mendalami, dan melakukannya dalam perbuatan

sesuai dengan ajaran Islam yang telah direncanakan sehingga

terjadi suatu perubahan tingkah laku atau akhlak ke arah yang lebih

baik dan menjadi muslim dengan mengamalkan ajarannya dalam

kehidupan setiap hari.

b. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti

Muhaimin dalam (Musya‟Adah, 2018), Ruang lingkup

ajaran agama Islam dan pendidikan karakter yaitu keselarasan,

keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan

Allah, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia

dengan makhluk lain dan lingkungannya. Isi dari pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) adalah

nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan yang berasal dari


18

wahyu Allah. Isi mata pelajaran PAI dan BP ini didasarkan dan

dikembangkan dari ajaran yang ada dalam pokok ajaran Islam,

seperti Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw, serta dari

temuan istinbath atau ijtihad para ulama, sehingga menjadi lebih

jelas dan mendalam. (Darise, 2021).

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) di

sekolah, terdiri atas beberapa aspek atau ruang lingkup, yaitu :

1) Aspek Al-Qur‟an Hadis, menekankan pada kemampuan

membaca dan menulis yang benar, memahami makna secara

tekstual dan kontekstual serta mengamalkan ajaran yang

dikandungnya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Aspek aqidah, yang menekankan pada kemampuan memahami

dan mempertahankan iman atau keyakinan yang benar serta

menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Asma'ul Husna.

3) Aspek Akhlak, Perspektif moralitas yang menekankan pada

cara siswa melakukan sifat terpuji dan menghindari sifat

tercela dalam kehidupan sehari-hari.

4) Aspek Fikih, menekankan pada kemampuan cara

melaksanakan ibadah dan muamalah yang baik dan benar.

5) Aspek sejarah dan kebudayaan Islam, yang menekankan pada

kemampuan untuk belajar dari peristiwa-peristiwa bersejarah

dalam Islam, mencontoh tokoh-tokoh berprestasi, dan

megaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, ekonomi, ilmu


19

pengetahuan dan teknologi, serta untuk mengembangkan

budaya dan peradaban Islam (Ishak, 2021).

c. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti (PAI dan BP) Pekerti di sekolah umum, Departemen

Pendidikan Nasional dalam (Su‟dadah, 2014) merumuskan sebagai

berikut :

1) Menumbuh dan mengambangkan aqidah dengan menambah,

membina, dan mengembangkan ilmu, pendalaman,

pembiasaan, serta merealisasikan keislaman anak didik

sehingga menjadi umat Islam yang selalu maju dalam hal

keyakinan dan ketaatannya kepaada Allah SWT.

2) Menjadikan bangsa Indonesia yang taat dan berperilaku terpuji

yaitu berilmu, taat beribadah, pintar, bermanfaat, jujur, lurus,

disiplin, bertoleransi, menjaga kerukunan baik pada diri

pribadi ataupun sosial serta, menjadikan masyarakat yang

berbudaya religius di dalam lingkungan sekolah.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

(PAI dan BP) kini juga mengimplementasikan Kurikulum Merdeka

yang bertujuan untuk memberikan asuhan kepada peserta didik,

agar baik secara religius, berperilaku baik, berkasih sayang dan

sikap toleransi sebagai dasar dalam hidupnya, keimanan yang

benar, syariat, dan perkembangan sejarah Islam, merealisasikannya


20

dalam kehidupan sehari-harinya, dan mengarahkan amak didik

supaya sanggup menjadikan ajaran atau prinsip Islam dalam

berpikir, pada akhirnya adanya kebenaran dalam menyimpulkan

sesuatu serta pengambilan keputusan (Isrofah, 2022).

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

(PAI dan BP) bertujuan mengarahkan siswa untuk menjadi orang

Islam yang sebenarnya, berkeimanan yang kuat, perbuatan yang

sungguh-sungguh, berperilaku terpuji dan memiliki manfaat dalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Zuhairini et al., 1977)

dalam (Rifa‟i et al., 2022). Searah dengan yang dikemukakan

diatas, PAI dan BP dimaksudkan untuk mengikuti tuntutan bahwa

setiap manusia diajarkan dengan agama yaitu agama Islam yang

bertujuan agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT,

berperilaku baik, menciptakan manusia yang jujur, adil, berakhlak,

sopan, dan saling menghormati baik pribadi maupun sosial (Aziz,

2020).

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran merupakan suatu bentuk teoritis yang

menggambarkan jalan yang terstruktur dan terencana dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar guna menggapai suatu

tujuan tertentu. Model pembelajaran juga berfungsi sebagai


21

pedoman bagi pendidik atau perancang pembelajaran dalam

merancang kegiatan belajar (Marzuki & Hakim, 2018).

Model pembelajaran adalah rencana dasar yang digunakan

untuk membantu guru dan peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016). Selain itu, Model

pembelajaran adalah suatu rencana pembelajarann yang dirancang

dari awal hingga akhir dan diberikan secara khusus oleh guru

(Sulistio & Haryanti, 2022).

Model pembelajaran kooperatif ialah model pembelajaran

yang mana siswa bekerja sama dalam tim atau kelompok. Model

kooperatif mendorong siswa untuk bekerja sama untuk mencapai

tujuan dan belajar secara aktif dengan menghargai satu sama lain

dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbagi

pendapat mereka (Wati & Rivilla, 2015).

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran

dalam kelompok kecil di mana siswa bekerja sama untuk

mendapatkan pengalaman belajar yang terbaik dalam kelompok

maupun individu. (Ali, 2021). Sejalan dengan pendapat tersebut,

menurut Afandi, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan anak didik,

memberikan kesempatan bagi anak didik dari latar belakang yang

berbeda untuk berkomunikasi dan belajar secara aktif, serta


22

memfasilitasi pengalaman mereka dalam peran pengambilan

keputusan dan kepemimpinan kelompok (Hasanah, 2021). Model

pembelajaran kooperatif mengedepankan prinsi pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik. Guru hanya berperan sebagai

fasilitator, dan siswa dan guru berpartisipasi secara aktif dalam

kegiatan belajar (Harianja et al., 2022).

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif ialah seluruh rangkaian atau

kerangka kerja dalam melakukan pembelajaran secara pembagian

beberapa kelompok kecil yang terdiri dari siswa yang heterogen,

kemudian siswa bekerjasama, saling berinteraksi, berpartisipasi

dan turut serta dalam keaktifan belajar disebuah kelompok atau tim

untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan pembelajaran.

b. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif menurut

(Sulistio & Haryanti, 2022) dalam bukunya yang berjudul Model

Pembelajaran Kooperatif, sebagai berikut :

1) STAD (Student Team Achievement Divition)

STAD (Student Team Achievement Divition) berarti

bagian prestasi tim siswa. Model pembelajaran STAD ialah

salah satu model pembelajaran kooperatif. Model ini membagi

siswa menjadi kelompok yang terdiri dari berbagai tingkat


23

kemampuan akademik dan membantu mengerjakan tugas satu

sama lain serta belajar materi (Kuntjojo, 2010).

2) Jigsaw

Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dengan

lima hingga enam siswa per kelompok, masing-masing

bertanggung jawab atas satu topik atau bahasan. Mereka

kemudian bekerja sama dengan anggota kelompok lain untuk

membuat pengetahuan yang utuh (Slavin, 2008).

3) GI (Group Investigation)

Investigasi grup merupakan salah satu jenis pendekatan

yang menekankan partisipasi siswa dan upaya mereka untuk

mencari sendiri materi (informasi) pelajaran melalui sumber

daya yang tersedia, seperti buku pelajaran atau internet (Slavin,

2008).

4) TGT (Team Game Tournament)

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan

model pembelajaran yang di dalamnya ada permainan

turnamen akademik atau kuis serta sistem skor digunakan.

Setiap kelompok akan berkompetisi satu sama lain dalam

aktivitas, tanpa perbedaan status, kemampuan, atau faktor

lainnya (Sumantri, 2015).


24

5) TPS (Think Pair Share)

Model pembelajaran TPS, juga dikenal sebagai berpikir

berpasangan, dimaksudkan untuk mengubah cara siswa

berinteraksi. Model ini memberikan waktu kepada siswa untuk

mempertimbangkan jawaban atas pertanyaan atau masalah

yang guru berikan, dan kemudian mereka saling membantu

agar masalah terselesaikan dengan cara yang diketahui oleh

siswa dan dijelaskan di depan kelas (Huda, 2015).

6) NHT (Numbered Heads Together)

Trianto berpendapat bahwa NHT (Numbered Heads

Together) atau penomoran pemikiran bersama, yang

merupakan metode pembelajaran berkelompok, mendorong

siswa untuk berpikir bersama. Setiap siswa diberi nomor dan

diberi kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan atau

masalah yang diajukan guru. Mereka juga diberi kesempatan

untuk memanggil nomor secara acak.

7) Make A Match

Model pembelajaran Make A Match ialah model

pembelajaran berkelompok yang mengajak siswa bermain

kartu pasangan untuk menemukan jawaban atau pasangan dari

suatu konsep (Komalasari, 2010).


25

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan utama penerapan model pembelajaran kooperatif

dalam kegiatan pendidikan adalah membentuk kepribadian siswa

menjadi pribadi yang mampu bekerjasama secara aktif dalam

pembelajaran kelompok dan tumbuh bersama dengan siswa

lainnya serta dari segi akademik dan keterampilan siswa lainnya.

Sementara itu, implementasi model pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan semangat peserta didik belajar dengan baik dan

menyenangkan, sehingga pembelajaran yang diinginkan menjadi

kenyataan (Harianja et al., 2022).

3. Implementasi Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team

Games Tournament)

a. Pengertian Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament)


Menurut Slavin dalam (Widhiastuti & Fachrurrozie, 2014),

model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) adalah suatu

model pembelajaran yang sangat baik untuk membantu murid

untuk memahami konsep yang susah dan mengajarkan mereka

dalam sikap menerima perbedaan antar orang, termasuk perbedaan

berdasarkan ras, gender, keragaman budaya, dan status sosial

ekonomi. Kemudian, pembelajaran kooperatif juga mengajarkan

kemampuan bekerja sama dalam kelompok. Pada tahun 1915,

David The Vries dan Keath Edward mengembangkan model ini.

Model Team Games Tournament (TGT), yang juga merupakan


26

model pembelajaran pertama di Johns Hopkins. Pada model ini,

murid bermain game dengan rekan tim mereka untuk mendapatkan

poin tambahan dalam tim mereka masing-masing (Firmansyah et

al., 2019).

Selain itu, model pembelajaran TGT ialah salah satu model

pembelajaran kooperatif. Lasmawan mengatakan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran TGT atau Team Games

Tournament dipercaya dapat melibatkan anak didik secara aktif

dalam mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan perilaku

dalam lingkungan belajar yang demokratis dan terbuka (Zuhri,

2021).

Dalam proses belajar mengajar dengan model ini anak didik

diminta untuk saling berkolaborasi, aktif dan bertanggung jawab

kepada diri sendiri dan kelompoknya. Selain itu dalam

pembelajaran TGT ini, anak didik dibawa pada suatu permainan

atau kompetisi, sehingga kemauan dan kemampuan mereka ada

perubahan. Guru hanya mengatur jalannya kegiatan, anak didik

menjadi pusat dalam aktivitas pembelajaran, seluruh anak didik

terlibat secara bersama dalam tindakan pembelajaran tanpa adanya

perbedaan status. Selain itu, menjadikan teman lain sebagai

penuntun sesama dan adanya elemen permainan yang

menyenangkan (Tamami, 2022).


27

Model pembelajaran TGT berfokus pada keaktifan anak

didik selama proses pembelajaran. Ini ditunjukkan dengan cara

bertanding antar kelompok melalui pengetahuan yang diberikan

oleh seorang guru baik secara perkataan maupun tulisan kepada

kelompok masing-masing dari pertanyaan yang diberikan oleh

seorang guru sehingga masing-masing kelompok berusaha untuk

mendapatkan nilai yang tinggi (Najamudin, 2020).

Diharapkan dalam model pembelajaran ini meningkatkan

kebebasan dan keaktifan anak didik, sehingga mereka lebih senang

untuk mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran TGT (Team

Games Tournament), terdiri dari presentasi kelas, tim (kelompok),

game (permainan), turnamen (pertandingan), dan rekognisi tim

(penghargaan kelompok) (Sudimahayasa, 2015). Model TGT

(Team Games Tournament) merupakan salah satu Model

pembelajaran kolaboratif yang mempunyai manfaat untuk anak

didik. Adanya sebuah game seperti pertandingan secara akademik

yang diselenggarakan di akhir pembahasan dapat memberikan

kesempatan kepada anak didik untuk memberikan yang terbaik

kepada kelompok masing-masing. Selain itu juga diperlukan

keaktifan, kebersamaan dan partisipasi siswa dalam belajar

(Sudimahayasa, 2015).

Dengan model pembelajaran TGT membuat suasana belajar

di ruang kelas lebih menjadi variatif dikarenakan semua anak didik


28

berlomba-lomba dengan kemampuan dan pengetahuannya yang

dimiliki masing-masing anak didik (Walfiani et al., 2016).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) merupakan model yang digunakan

untuk meningkatkan keaktifan, kenyamanan, dan pemahaman anak

didik dengan membuat kelompok dimana anak didik bisa bermain

dan belajar. Selain itu, guru akan memberikan hadiah kepada

kelompok yang mendapatkan skor tinggi dari turnamen.

b. Karakteristik Anak Sekolah Dasar dalam Model Pembelajaran

TGT (Team Games Tournament)

Ciri khas model pembelajaran TGT yaitu model

pembelajaran ini dapat menumbuhkan rasa senang dan permainan

akademik yang berupa kuis-kuis dengan penyajian yang berbeda

oleh setiap guru saat pembelajaran di kelas. Model pembelajaran

ini juga tidak membandingkan antara siswa satu dengan siswa lain,

melainkan seluruh siswa terlibat dalam belajar atau kelompok

tanpa adanya sebuah perbedaan dari kepintaran yang tinggi,

sedang, ataupun rendah, pemahamannya, jenis kelamin dan

perbedaan lainnya (Walfiani, et al., 2016).

Masa usia anak sekolah dasar 6-12 tahun. Rentang usia

anak pada tingkat kelas IV SD adala 9-10 tahun Memahami

karakteristik siswa sekolah dasar (SD) salah satunya bertujuan

memudahkan guru dalam memilih metode dan model mengajar


29

yang tepat dalam pembelajaran. Model pembelajaran TGT ini baik

diterapkan pada sekolah dasar yang mana karakteristik anak

sekolah dasar yaitu :

1. Senang bermain

Siswa sekolah dasar akan termotivasi untuk belajar

ketika pembelajaran difasilitasi dengan permainan karena

dunia mereka adalah dunia bermain yang penuh kegembiraan.

Guru harus memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan

siswa untuk bermain yang relevan dengan materi pembelajaran

yang hendak dikuasai siswa.

2. Senang bergerak

Siswa sekolah dasar dapat duduk dengan tenang

maksimal sekitar 30 menit, setelah itu mereka cenderung untuk

melakukan gerakan-gerakan baik disadari maupun tidak.

Dengan demikian, guru harus memfasilitasi pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk bergerak bebas seperti bergerak

sebagai bentuk ice breaking, mencoba, memeragakan, dan lain-

lain.

3. Senang bekerja atau belajar dalam kelompok

Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok

sebaya, mereka belajar aspek‐ aspek yang penting dalam

proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan‐aturan

kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada


30

diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung

jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat

(sportif), mempelajarai olahraga dan membawa implikasi

bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang

memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam

kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.

Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus

merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak

untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat

meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan

anggota 3‐4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan

suatu tugas secara kelompok dengan menerapkan pendekatan

kooperatif sehingga siswa dapat belajar banyak hal dari siswa

lainnya.

4. Senang berimajinasi dan berkarya

Siswa sekolah dasar cenderung senang berimajinasi dan

membuat sesuatu sesuai apa yang dibayangkannya. Guru harus

memfasilitasi pembelajaran yang dapat mengembangkan daya

imajinasi dan kreativitas siswa, misalnya memfasilitasi siswa

untuk menghasilkan sebuah karya yang sesuai dengan materi

pembelajaran. Guru selalu mengklarifikasi hasil karya siswa

misalnya tentang maksud dari karyanya dan memberikan

penghargaan terhadap hasil karya siswa (Mutia, 2021).


31

Dengan melihat karakteristik siswa tersebut, maka model

pembelajaran TGT ini dapat digunakan untuk anak sekolah dasar

terutama pada anak kelas IV SD karena anak kelas IV SD ini

masi senang bermain, senang bekerja sama atau belajar kelompok

dan senang bergerak.

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran TGT (Team Games

Tournament)

Menurut Slavin dalam (Firmansyah et al., 2019), model

pembelajaran kooperatif tipe TGT menempuh lima langkah

tahapan (sintaks), yaitu:

1) Penyajian kelas (class presentation)

Pada awal mula pembelajaran, guru menjelaskan

materi dalam presentasi kelas. Dalam presentasi ini, guru

menginformasikan tujuan pembelajaran, materi, dan

penjelasan singkat tentang LKS yang diberikan kepada

kelompok.

2) Belajar dalam kelompok (teams)

Menurut berbagai kriteria, seperti jenis kelamin, etnik,

ras, dan lain-lain, guru membagi peserta didik menjadi

kelompok. Sesuai dengan jumlah peserta didik di kelas,

setiap kelompok terdiri dari 4 hingga 6 orang. Fungsi

kelompok ini adalah untuk mendalami materi dengan teman

kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan


32

anggota kelompok untuk bekerja dengan baik dan optimal

saat bermain dalam permainan.

3) Permainan (games)

Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan yang sederhana dan terkait dengan materi yang

dimaksudkan untuk menguji pengetahuan yang diperoleh

peserta didik dari presentasi kelas dan belajar dalam

kelompok.

4) Pertandingan (tournament),

Tempat di mana game atau permainan terjadi dikenal

sebagai turnamen atau lomba. Turnamen biasanya diadakan

pada akhir minggu atau setiap unit setelah guru memberikan

presentasi di kelas dan setelah kelompok menyelesaikan

tugas yang telah diberikan.

5) Penghargaan (team recognition)

Setelah pertandingan atau turnamen selesai, guru

mengumumkan tim yang menang dan memberikan hadiah

jika skor atau nilai memenuhi kriteria..

Ada beberapa langkah model pembelajaran TGT menurut

Doantara dan Yasa dalam (Astuti, 2020), Langkah tersebut sebagai

berikut :
33

Tabel 1. Langkah Model Pembelajaran TGT

Fase Peranan Guru

Tahap persiapan Hal yang perlu disiapkan pada tahap

ini yaitu :

a) Guru merancang rencana

pembelajaran dengan menyiapkan

materi pelajaran

b) Membuat anak didik untuk nanti

berkelompok

c) Mempersiapkan anak didik agar

belajar secara bersama

Tahap pembelajaran Dalam tahapan ini , yaitu :

(Penyajian materi dan a) Pendahuluan pembelajaran

belajar dalam kelompok) b) Penyajian informasi atau

presentasi kelas tentang materi

yang diajarkan dan dilakukan oleh

guru

c) Anak didik dibagi dalam kelompok

yang terdiri dari 4 hingga lima

anak

d) Kerja dan belajar kelompok yaitu

setiap kelompok belajar bersama-


34

sama dengan anggotanya masing-

masing untuk mendalami materi

e) Evaluasi

Tahap games tournament Tahapan ini dilakukan setelah anak

didik belajar bersama dalam

kelompoknya dan berpartisipasi dalam

permainan akademik atau turnamen.

Permainan ini digunakan untuk

meninjau materi pembelajaran

Tahap penghargaan Langkah sebelum memberi

kelompok (rekognisi tim) penghargaan kelompok adalah

menghitung skor masing-masing

kelompok

Jadi, dari kedua teori di atas menjelaskan bahwa model

pembelajaran TGT dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu

penyajian kelas, pembagian kelompok, games dan turnamen, serta

penghargaan kelompok. Maka dapat dipahami bahwa sintaks atau

langkah-langkah untuk melaksanakan model pembelajaran

sangatlah penting.
35

Adapun tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam

implementasi model pembelajaran TGT (Team Games

Tournament) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti, yaitu :

1) Tahap Perencanaan

Enoch (1995:1), mengatakan bahwa perencanaan

adalah sebuah persiapan dalam sesuatu yang akan dikerjakan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Ananda, 2019).

Pelaksanaan pembelajaran ialah proses, disiplin ilmu

pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran.

Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan bahwa

pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efisien dan efektif

(Majid dalam Ananda, 2019).

Perencanaan dalam konteks pembelajaran yaitu :

a. Menyiapkan bahan ajar

b. Pemilihan dan penyusunan materi pelajaran

c. Menentukan capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan

pembelajaran

d. Menyiapkan sarana dan prasarana

e. Pemilihan model pembelajaran yang tepat

f. Serta merencanakan penilaian atau asesmen yang akan

dilakukan pada waktu tertentu agar tercapainya tujuan

yang sudah ditetapkan (Ananda, 2019).


36

Perencanaan merupakan proses penyusunan materi ajar,

penggunaan berbasis media, penggunaan pendekatan, metode

ataupun model pengajaran, serta penilaian dalam suatu

peruntukan waktu untuk menuju kompetensi atau tujuan

tertentu yang telah dirumuskan (Novalita, 2014) dalam

(Sidauruk & Supeni, 2019).

Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan guru dalam

tahap perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Team Games Tournament) yaitu :

1. Mengkonsep perencanaan kegiatan pembelajaran yang

mengarah pada tujuan pembelajaran dengan

mengimplementasikan model pembelajaran TGT

2. Menetapkan materi atau pokok bahasan yang akan

dijelaskan atau dipelajari

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang

disesuaikan dengan indikator atau capaian yang telah

ditetapkan

4. Mempersiapkan bahan ajar atau sumber ajar yang akan

digunakan oleh siswa seperti buku paket Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti

5. Mempersiapkan sebuah tournament yang akan dilakukan

pada pembelajaran nanti


37

6. Mempersiapkan evaluasi dan penilaian yang nantinya akan

diberikan kepada setiap siswa untuk mengukur seberapa

jauh pemahahaman dan keaktifan siswa dalam

pembelajaran dan materi yang telah disampaikan

(Walfiani et al., 2016).

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan ialah aktivitas dari sebuah perencanaan

yang diurutkan secara matang dan rinci. Kegiatan

implementasi biasanya dilakukan jika perencanaan sudah

dikatakan siap.

Tahap pelaksanaannya yaitu :

a. Memberitahukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. Menjelaskan kepada peserta didik tentang skenario atau

prosedur pembelajaran yang akan dilakukan sesuai dengan

modul ajar dan sintaks model pembelajaran TGT (Team

Games Tournament) yaitu presentasi kelas (class

presentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan

(games), turnamen dan rekognisi tim.

Pelaksanaan pembelajaran melalui tiga kegiatan yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Diuraikan sebagai berikut :


38

a. Kegiatan pendahuluan

1. Memulai sebuah pembelajaran dengan mengucapkan salam,

mengecek kehadiran anak didik, kemudian ketua kelas

diminta untuk memimpin doa bersama

2. Pembelajaran dimulai dengan menyampaikan capaian dan

tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran TGT

3. Capaian yang diharapkan dapat melakukan sesuatu

berdasarkan penjelasan secara lisan dan tujuan

4. Memberikan penjelasan tentang pokok bahasa yang akan

diajarkan dan dilakukan proses tanya jawab terkait pokok

bahasan dalam pelajaran (Hasanah, 2021).

b. Kegiatan inti

1. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran yang

ada di buku paket. Memberikan sebuah penjelasan apa saja

yang berkaitan dnegan materi yang disampaikan melalui

penjelasan yang disampaikan secara lisan

2. Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik terkait

dengan materi yang telah disampaikan untuk mengetahui

pemahaman siswa

3. Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa. Setelah dibagi kelompok, guru

menyampaikan aturan permainan


39

4. Dalam permainan terdapat soal yang harus dijawab oleh

masing-masing anggota dan jawabannya nanti dibaca

dengan lantang

5. Setelah permainan TGT selesai, guru mengumumkan

kelompok yang menang dan memberikan hadiah sebagai

penghargaan atau motivasi kepada setiap pemenang yang

skornya tinggi (Hasanah, 2021).

c. Kegiatan penutup

1. Guru memberikan penjelasan tentang kesimpulan materi

2. Guru bersama siswa mengakhiri kegiatan belajar mengajar

dengan membaca bismillah dan berdoa bersama-sama,

kemudian guru menutup pembelajaran dengan salam

(Hasanah, 2021).

3) Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari dilaksanakannya

sebuah pembelajaran. ini berguna dalam mengambil kebijakan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran atau mengukur sejauh

mana tujuan pembelajaran sudah dicapai. Menurut Dimyati dan

Mudjiono, evaluasi didefinisikan sebagai proses terstruktur

dalam penentuan suatu nilai (kegiatan, keputusan, tujuan,

demostrasi, proses, orang objek, dan lainnya) berdasarkan kriteria

tertentu melalui sebuah evaluasi atau penilaian (Idrus, 2019).


40

Dalam proses pembelajaran, evaluasi merupakan

komponen penting. Untuk mengetahui apakah rancangan,

implementasi, dan hasil telah mencapai tujuan atau tidak, maka

dibutuhkan sebuah evaluasi (Riadi, 2017) dalam (Suttrisno et al.,

2022).

Evaluasi sebagai penilaian atas proses pembelajaran yang

telah dilakukan atau mengukur perubahan tingkah laku peserta

didik yang sudah terjadi. Evaluasi dapat berupa asesmen individu

ataupun asesmen kelompok serta jenis asesmen yang dapat

digunakan yaitu asesmen diagnostik, asesmen sumatif maupun

asesmen formatif (Puspitasari, 2022).

d. Kelebihan Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament)

Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Menurut Priansa dalam (Lestari,

2020) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team

Game Tournament) yaitu sebagai berikut :

1) Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik

2) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang menghargai semua

orang

3) Siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar

4) Peserta didik lebih bersemangat dalam belajar

5) Pengetahuan yang diperoleh bukan hanya dari guru


41

6) Menumbuhkan sikap positif seperti kerja sama, toleransi,

dan kemampuan untuk dapat menerima pendapat orang lain

7) Pembentukan kelompok kecil memungkinkan guru untuk

memantau siswa dalam belajar dan bekerja sama secara lebih

dekat

8) Peserta didik akan dimotivasi untuk meningkatkan hasil

melalui hadiah dan penghargaan.

e. Kekurangan Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT),

bukan hanya mempunyai kelebihan saja, melainkan mempunyai

kekurangan juga. Adapun menurut Nasruddin dalam (Nisa‟, 2021)

kekurangan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

sebagai berikut :

1) Sering kali adanya siswa yang tidak ikut berpartisipasi dan

megungkapkan pendapatnya

2) Terlalu sedikit waktu atau kurangnya waktu yang

dipergunakan untuk model pembelajaran TGT

3) Di dalam kelas jika guru tidak bisa mengatur dengan baik,

akan adanya kemungkinan terjadinya kegaduhan atau

keributan besar.
42

B. Penelitian Relevan

Penelitian atau studi relevan merupakan deskripsi dari hasil-hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian pada permasalahan

atau isu yang sedang diteliti. Berikut ini adalah penelitian yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian ini, diantaranya :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Lobika Lestari pada tahun 2020 dalam

skripsi yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

di MA Nurul Ulum Mertak Tombok Tahun Pelajaran 2019/2020”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa guru SKI sudah menerapkan dan

mengetahui model pembelajaran TGT pada proses pembelajaran, dan

dampak positif dari mengimplementasikan model pembelajaran ini peserta

didik lebih aktif, materi cepat direspon, dan hasil belajar meningkat.

Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana

implementasi guru pada model pembelajaran Team Games Tournament

(TGT), sama-sama melihat bagaimana pelaksanaan guru terhadap model

pembelajaran TGT, memiliki tujuan bahwa model pembelajaran ini dapat

membuat peserta didik aktif selama proses belajar berlangsung, dan sama-

sama menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaanya pada

penelitian Ayu Lobika Lestari terletak pada mata pelajaran yang dipilih

yaitu Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), tempat penelitian berbeda yaitu di

MA Nurul Ulum Mertak Tombok. Sedangkan penelitian penulis , lokasi

penelitian dan subjeknya siswa di SDN 52 Parupuk Tabing. Rumusan


43

masalah pun juga berbeda yaitu pada penelitian Ayu Lobika Lestari

merumuskan bagaimana pengetahuan guru SKI di MA Nurul Ulum

Mertak Tombok mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT,

bagaimana pelaksanaan model dan dampak dari pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Sedangkan rumusan masalah pada

penelitian penulis yaitu bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zainal Tirmidzi pada tahun 2019

dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative

Tipe TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran Fiqh di MTs

Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung”. Penelitiannya

ditujukan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam

pembelajaran Fiqih. Hasil penelitiannya yaitu (1) Guru menyusun RPP

berdasarkan kurikulum 2013 (2) Dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT terdiri atas pembukaan, mengamati, menanya,

mengumpulkan data, mengkomunikasikan dan penutup (3) Evaluasi dalam

penerapan model pembelajaran tipe TGT yaitu guru mengulang materi

yang telah disampaikan, diberi soal, penilaian sikap dan keterampilan.

Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana

guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT pada proses belajar mengajar di kelas, sama-sama menggunakan

metode penelitian kualitatif, tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan


44

bagaimana guru menyusun perencanaan, penerapan atau pelaksanaan dan

evaluasinya. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian yaitu pada

penelitian Ahmad Zainal Tirmidzi berlokasi di MTs Darul Falah Bendiljati

Kulon Sumbergempol Tulungagung, dengan pembelajaran fiqih.

Sedangkan penelitian saya berlokasi di SDN 52 Parupuk Tabing Kota

Padang dengan mata pelajaran PAI dan BP. Perbedaan selanjutnya juga

terletak pada kurikulum yang digunakan yaitu pada penelitian Ahmad

Zainal Tirmidzi menggunakan kurikulum 2013 sedangkan penelitian

penulis menggunakan kurikulum merdeka.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Ardi Sulistyawan dan M. Muhtar Aririn

Sholeh pada tahun 2020 dalam jurnal yang berjudul “Implementasi Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Futuhhiyah

Mranggen Demak”. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu meneliti

bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi model pembelajaran

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitiannya yaitu

pada perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament (TGT) guru terlebih dahulu membuat RPP sesuai dengan

materi yang akan disampaikan, menyiapkan materi pelajaran, membuat

soal-soal yang akan dibuat dalam game nanti, membuat lembar penilaian.

Pada tahap pelaksanaan, yang dilakukan guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yaitu sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang telah disusun sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Pada
45

tahap evaluasi, proses evaluasi dilakukan dengan penilaian formatif dan

sumatif.

Persamaan pada penelitian ini ialah memiliki persamaan dalam

meneliti bagaimana guru mengimplementasikan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Mata Pelajaran PAI

yang berupa perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Adapun

perbedaannya yaitu lokasi penelitian yang dilakukan oleh Ardi

Sulistyawan dan M. Muhtar Aririn Sholeh berlokasi di SMP Futuhiyah

Mranggen sedangkan penelitian yang penulis lakukan berlokasi di SDN 52

Parupuk Tabing. Selain itu, perbedaannya juga terletak pada kurikulum

yang digunakan yaitu pada penelitian Ardi Sulistyawan dan M. Muhtar

Aririn Sholeh menggunakan kurikulum 2013, sedangkan penelitian penulis

menggunakan kurikulum merdeka.

4) Penelitian yang dilakukan oleh Almira Rachma Thalita dkk pada tahun

2019 dalam jurnal yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran TGT

untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV”. Hasil

penelitiannya membuktikan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran TGT ini dapat meningkatkan aktivitas atau keaktifan belajar

siswa yang dilihat dari peningkatan pada setiap indikator dari siswa dalam

bertanya, berdiskusi, bekerjasama, mengerjakan tugas, dan memecahkan

masalah baik di siklus I dan siklus II. Berdasarkan pelaksanaan tindakan,

penerapan model pembelajaran TGT yaitu penyajian kelas, belajar dalam

tim, game, turnamen, dan rekognisi tim. Melalui penggunaan model


46

pembelajaran TGT dapat disimpulkan keaktifan siswa kelas IV sekolah

dasar menjadi meningkat dilihat dari peningkatan setiap indikator baik

disiklus I dan II.

Persamaan pada penelitian ini adalah upaya dalam meningkatkan

keaktifan belajar siswa dan mengimplementasikan model pembelajaran

TGT (Team Games Tournament) yang sama di Sekolah Dasar (SD).

Perbedaannya terletak pada metode penelitian dan tempat pelaksanaan

penelitian yang mana penelitian yang dilakukan oleh Almira Rachma

Thalita dkk menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

sedangkan metode yang penulis gunakan pada penelitian ini yaitu metode

penelitian kualitatif, selain itu penelitian oleh Almira Rachma Thalita dkk

dilaksanakan disalah satu sekolah dasar di kota Bandung sedangkan

penelitian penulis dilaksanakan disalah satu sekolah dasar di kota Padang.

5) Penelitian yang dilakukan oleh Revika Puspitasari pada tahun 2022 dalam

skripsi yang berjudul “ Implementasi Model Pembelajaran Aktif Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti di SDIT Ummatan

Wahida”. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi

proses pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), mengetahui

bagaimana pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

TGT yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.,

serta mengetahui kendala-kendala dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT .


47

Persamaan pada penelitian ini adalah fokus penelitiannya sama-sama

pada implementasi model pembelajaran (Team Games Tournament) TGT

mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi kegiatan

pembelajaran. Penelitian Revika Puspitasari dengan penelitian penulis juga

sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan

deskriptif. Perbedaannya terletak pada lokasi dan subjek penelitiannya

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Revika Puspitasari terhadap siswa

kelas III di SDIT Ummatan Wahidah, sedangkan penelitian penulis lokasi

dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SDN 52 Parupuk TabinG


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana metode

penelitian kualitatif ialah sebuah metode pada penelitian yang berdasarkan

filosofi postpositivisme, yang digunakan terhadap kondisi objek yang

sesungguhnya dan peneliti sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan triangulasi, analisis data induktif kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi

(Sugiyono, 2019). Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif adalah

metode penelitian yang menghasilkan informasi deskriptif tentang orang

dan perilaku yang diamati dalam kata-kata tertulis ataupun lisan

(Abdussamad, 2021).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan sedemikian

rupa sehingga peneliti hadir secara langsung sebagai instrumen kunci dan

penelitian dilakukan pada setting yang alami dan bukan dibuat-buat pada

saat penelitian. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki asumsi teoritis dan

pengetahuan yang luas agar peneliti dapat bertanya, menganalisis, dan

membuat objek yang diteliti menjadi lebih jelas (Sugiyono, 2019).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif (Descriptive Research) yang ditujukan untuk

mendemostrasikan atau menggambarkan suatu kejadian yang sebenarnya

48
49

(Sudaryono, 2016). Penelitian ini akan mendeskripsikan dan

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada atau fenomena alamiah.

Alasan peneliti memilih metode kualitatif dalam penelitian ini

karena metode ini relevan dan cocok dengan fokus permasalahan yang

diteliti. Oleh karena itu, penelitian kualitatif ini dipilih dan digunakan

peneliti untuk mendeskripsikan atau menguraikan fenomena-fenomena

dalam pembelajaran, serta untuk menghasilkan gambaran yang mendalam

dan terperinci tentang implementasi model pembelajaran kooperatif tipe

Team Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran PAI dan BP yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya yang dilakukan oleh

guru.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu

penelitian. Lokasi penelitian yang dijadikan objek pada penelitian ini

adalah SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang.

Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di sekolah ini yaitu :

1) Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, permasalahan yang

diteliti terdapat di sekolah tersebut sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian.

2) Di sekolah ini guru PAI dan BP pernah menggunakan model

pembelajaran Team Games Tournament (TGT).

3) Selain itu sekolah ini mudah dijangkau dan dekat dengan tempat

tinggal peneliti untuk kemudahan melaksanakan penelitian.


50

4) Pihak sekolah dan guru mendukung untuk dilakukannya penelitian ini

sehingga kebutuhan datanya mudah didapat.

Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada Mei hingga Juni 2023.

C. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan untuk

penelitian ini akan berasal dari subjek yang diteliti. Penelitian ini

mendapatkan sumber data dari penelitian di lapangan melalui wawancara

langsung dengan informan terkait isu dan permasalahan yang diteliti dan

juga sumber data dari penelitian kepustakaan. Jadi sumber data penelitian

ini berupa sumber data primer dan sumber sekunder.

1. Sumber primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data atau peneliti dari sumber pertamanya.

Dalam penelitian ini, informan utama adalah sumber utama untuk

memberikan data atau informasi khusus terkait tentang masalah yang

diteliti. Adapun data primer yang diperoleh dari penelitian ini adalah

hasil wawancara kepada informan utama yaitu guru PAI dan BP serta

8 siswa kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing yang dipilih secara

random atau perwakilan beberapa siswa.

2. Sumber sekunder

Data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data

disebut sumber sekunder, misalnya lewat dokumen atau publikasi


51

yang telah ada sebelumnya. Adapun yang akan menjadi data sekunder

pada penelitian ini adalah profil sekolah, jumlah guru, jumlah peserta

didik, sarana prasarana, foto, dan dokumen pendukung lainnya yang

terkait dengan pembelajaran PAI dan BP di SDN 52 Parupuk Tabing

Kota Padang.

D. Instrumen Penelitian

Suatu alat yang digunakan untuk mengukur kejadian sosial dan alam

yang diamati pada sebuah penelitian dinamakan instrumen. Instrumen

pada penelitian kualitatif ialan peneliti itu sendiri. Namun, setelah

menentukan topik penelitian, akan dibuat instrumen penelitian yang

sederhana (Sugiyono, 2019). Untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya

serta mendalam, peneliti langsung hadir di tempat penelitian. Instrumen

yang digunakan pada penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman

observasi dan dokumentasi. Pedoman wawancara dan observasi ini dibuat

sendiri oleh peneliti dengan melihat rujukan dari penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Langkah yang paling utama dalam penelitian ialah teknik

pengumpulan data, yang mana karena tujuan utama dari sebuah penelitian

ialah untuk memperoleh data (Abdussamad, 2021).


52

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

penelitian tentang perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan

responden yang tidak terlalu besar yang dilakukan secara sistematis

serta disengaja melalui pengamatan dan pencatatan gejala yang

diperiksa.

Observasi lazim digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan. Observasi adalah tindakan mengamati dan merekam suatu

kejadian, peristiwa, keadaan atau suasana tertentu dengan

menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan gerak guna

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dengan

kata lain, observasi dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran

yang sebenarnya tentang peristiwa yang sedang diselidiki (Rahardjo,

2011).

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati dan mencatat bagaimana

implementasi model pembelajaran TGT (Team Games Tournament)

dalam pembelajaran PAI dan BP mulai dari perencanaan, pelaksanaan

hingga evaluasi yang dilakukan oleh guru.

2. Wawancara

Wawancara ialah suatu komunikasi yang sangat menentukan

dalam suatu kegiatan penelitian. Data yang didapatkan akan lebih


53

mendalam ketika dilakukan dengan wawancara dan dengan tujuan

untuk mengumpulkan informasi secara jelas.

Wawancara adalah jenis komunikasi lisan atau jenis percakapan

yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Data yang didapatkan

dari wawancara akan lebih mendalam karena mereka memiliki

kemampuan untuk menperdalam pemikiran atau pendapat mereka

secara rinci. Wawancara adalah pertemuan antara dua orang di mana

tanya jawab digunakan untuk bertukar ide dan data untuk menciptakan

arti tentang masalah tertentu (Abdussamad, 2021).

Wawancara terstruktur merupakan jenis penelitian yang

digunakan pada penelitian ini. Wawancara terstruktur dilakukan ketika

peneliti atau pengumpul data merasa sudah yakin dengan data yang

akan diperoleh dan peneliti sudah menyiapkan pertanyaan yang

merupakan instrumen penelitian (Sugiyono, 2017).

3. Dokumentasi

Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya

individu. Mengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan

menganalisis dokumen atau mengamati apa yang dibuat oleh orang

lain tentang subjek atau subjek tersebut. (Abdussamad, 2021).

Dokumentasi bukan sekedar melalui foto dokumentasi namun dapat

berbentuk tulisan , foto, video, karya monumental seseorang atau teks

lainnya yang bertujuan memperkuat hasil penelitian.


54

Dokumentasi yang peneliti akan lakukan dalam mengambil data

adalah dalam bentuk foto maupun video, modul ataupun yang lainnya

yang berkaitan dengan proses implementasi model pembelajaran TGT

(Team Games Tournament) dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan sebuah proses mengumpulkan data maupun

menganalis data yang didapatkan melalui hasil observasi, wawancara,

dokumentasi, penelitian lapangan dan sebagainya untuk ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2019).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data model Miles dan Huberman. Adapun langkah-langkah

analisis data menurut model ini sebagai berikut :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah kegiatan memilih, merangkum dan fokus

pada data-data yang penting terkait topik yang diteliti. Dengan

demikian akan didapatkan gambaran yang jelas dan memudahkan

peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya

2. Data Display (Penyajian Data)

Membuat uraian singkat maupun grafik untuk memudahkan

dalam memahami apa yang terjadi dan menentukan langkah

selanjutnya merupakan cara yang dapat dilakukan dalam penyajian

data.
55

3. Conclusion Drawing (verifikasi data)

Langkah akhir dari analisis data yaitu dengan penarikan

kesimpulan atau verivikasi data yang mana dari data yang ada secara

keseluruhan ditarik dalam satu kesimpulan teori. Apabila kesimpulan

yang dibuat dengan bukti yang valid dan dikukung secara konsisten,

maka disampaikan kesimpulan tersebut adalah kesimpulan yang

kredibel.

F. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, hasil atau data dapat dinyatakan valid

hanya jika tidak ada perbedaan antara fakta yang diamati dan yang

dilaporkan peneliti.. Teknik keabsahan data bertujuan supaya data yang

didapatkan dalam temuan penelitian dapat di pertanggung jawabkan

kebenarannya. Teknik keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat

dilakukan dengan cara uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji

dependabilitas, dan uji komfirmabilitas (Sugiyono, 2019).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil uji kredibilitas data atau

kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif yang dilakukan dengan

triangulasi. Triangulasi sebagai metode untuk menguji kebenaran data.

Dalam uji kredibilitas ini, triangulasi mengacu pada pengecekan data dari

berbagai sumber yang berbeda pada berbagai waktu dan metode

(Murdiyanto, 2020). Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu

triangulasi sumber dan triangulasi teknik.


56

a. Triangulasi Sumber

Uji kredibilitas dilakukan dengan dengan cara melakukan

pemeriksaan data yang telah diperoleh dari beberapa sumber, yang

kemudian dianalisis sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

b. Triangulasi Teknik

Uji kredibilitas melibatkan pengecekan data dari sumber yang

sama menggunakan berbagai teknik yang berbeda, seperti diperoleh

dan dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.


57

G. Langkah-langkah Menjalankan Penelitian

Metode Kualitatif

Penelitian Deskriptif

Menentukan Sumber Data Informan

Validasi Instrumen Membuat Instrumen

Mengambil Data Keabsahan Data

Analisis Data

Melaporkan hasil Kualitatif

Hasil Penelitian

Gambar 1. Langkah-langkah Menjalankan Penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengenalan Lingkungan SDN 52 Parupuk Tabing

1. Sejarah SDN 52 Parupuk Tabing


SDN 52 Parpuk Tabing merupakan satuan pendidikan pada tingkat

sekolah dasar di Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang,

Sumatera Barat. Dalam menjalankan kegiatannya, SDN 52 Parupuk

Tabing ini berada di naungi oleh KEMENDIKBUD. Sekolah ini berdiri

pada tahun 1984 yang sekarang berakreditasi B.

Dahulu terjadi gempa sekitar tahun 2009 yang menyebabkan

sekolah ini rata dengan tanah. Kemudian pihak sekolah menunggu

bantuan dari pemerintah. Setelah kejadian gempa itu, sekolah diperbaiki

dan dibangun kembali pada tahun 2010 dengan mendapat bantuan dari

pihak indosiar.

SDN 52 Parupuk Tabing ini adalah termasuk sekolah yang kecil

dan terpencil yang jarang orang mengetahui sekolah ini. Sarana dan

prasarana serta fasilitas di sekolah ini sangat kurang. Lambat laun

sekolah ini mulai melakukan aktivitas pembelajaran seperti biasa hingga

saat ini.

Menyikapi fenomena pendidikan belakangan ini, dan begitu juga

dengan perkembangan dari waktu kewaktu kondisi pendidikan terutama

proses belajar mengajar yang ada di SDN 52 Parupuk Tabing. Sudah

saatnyalah alumni ikut serta langsung dapat mengambil peranan dan

58
59

memberikan bantuan baik dalam bentuk pemikiran maupun pengalaman

dana demi kemajuaan dan peningkatan mutu pendidikan mutu

pendidikan di SDN 52 Parupuk tabing.

2. Visi dan Misi SDN 52 Parupuk Tabing

a. Visi

“Peserta Didik yang Unggul, Cerdas dan Santun dalam Perilaku.”

Indikator Visi:

1) Peserta didik menjadi manusia yang mampu bersaing dalam

potensi akademik dan non akademik.

2) Siswa menguasai keterampilan akademik dan non akademik

3) Siswa memiliki budaya santun dalam kehidupan sehari-hari.

b. Misi

Misi SDN 52 Parupuk Tabing adalah sebagai berikut :

1) Mewujudkan peserta didik yang memiliki Ilmu Pengetahuan dan

berilmu, beriman, bertaqwa, mampu melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

2) Menjadikan hafalan Asmaul Husna sebagai benteng kepribadian

Islami.

3) Meningkatkan budaya 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan,

Santun).

4) Meningkatkan kepribadian peserta didik, santun pada orang tua

dan guru serta masyarakat.


60

5) Meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar.

6) Membentuk manusia yang aktif, kreatif, inovatif dan mandiri

sesuai dengan perkembangan zaman.

7) Menjadikan siswa yang gemar membaca dan menjadikan buku

sebagai gudang ilmu.

8) Meningkatkan kemampuan dalam mengoperasikan ilmu teknologi

(IT)

3. Tujuan SDN 52 Parupuk Tabing

Berdasarkan pada visi dan misi di atas, maka tujuan dari SDN 52

Parupuk Tabing sebagai berikut :

1) Terwujudnya kegiatan shalat berjama‟ah

2) Terwujudnya pembiasaan pembacaan asmaul husna setiap pagi

sebelum proses pembelajaran dimulai

3) Terciptanya minta baca peserta didik melalui kegiatan literasi kelas

4) Terciptanya profesionalisme guru dengan meningkatkan kualifikasi

pendidikan guru

5) Terealisasinya program supervisi kelas, untuk memajukan kualitas

proses belajar mengajar yang efektif

6) Terwujudnya budaya bersalaman dilingkungan sekolah

7) Terciptanya budaya senyum, sapa, salam, sopan, santun, semangat dan

sepenuh hati kepada semua warga sekolah


61

8) Terealisasinya program K5 (Kebersihan, ketertiban, keindahan,

kenyamanan, dan kekeluargaan) di ligkungan sekolah yang bersih dan

indah

9) Terwujudnya kesepakatan kelas masing-masing grade

10) Terciptanya proses merdeka belajar pada kegiatan intra dan kelas

projek di masing-masing grade

11) Tersalurkannya minat bakat peserta didik pada kegiatan

ekstrakulikuler

12) Terciptanya sekolah yang bebas bullying di SDN 52 Parupuk Tabing

13) Tersalurkannya minat dan bakat peserta didik sesuai dengan gaya

belajarnya masing-masing seperti, video audio dan kinestetik

14) Terwujudnya peserta didik yang berkarakter sesuai dengan profil

pelajar pancasila (beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa serta berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong,

kreatif).

4. Data Guru dan Tenaga Pendidik SDN 52 Parupuk Tabing


Tabel 2. Data Guru dan Tenaga Pendidik

No. Nama Nama Jabatan


1 Fitri Yulinda, S.Pd Kepala Sekolah
2 Yunita Mulyanti, S.Pd Guru Kelas IV A
3 Nurhasni, S.Pd Guru Kelas IV B
4 Suhaimi Herawati, S.Pd Wakil Kepala Sekolah
dan Guru Olahraga
5 Fatriyanti, S.Pd Guru Kelas I B
6 Media Oktavani, S.Pd Guru Kelas II A
62

7 Yanti Febrina, S.Pd. I Guru PAI Kelas IV - VI


8 Rani Ayu Anisa Putri, Guru Olahraga
S.Pd
9 Oktafia Herlina Sari, S.Pd Guru Kelas I A
10 Sovia Astari, S.Pd Guru Kelas VI B
11 Ramadhani, S.Pd Guru Kelas III A
12 Ilsa Desrita, S.Pd Guru Kelas II B
13 Netti Rahmida, S.Pd. I Guru PAI I-III
14 Digo Indratama, S.Pd. I Guru Kelas VI A
15 Reva Sumanti, S.Pd Operator Sekolah
16 Sari Yanti Penjaga Sekolah
17 Wanel Rahma Putri, S.Pd Guru Kelas V A
18 Rayma Shahit, S.Pd Operator Pustaka
19 Venila Defulta, S.Pd Guru Kelas III B
20 Nurul Azizah, S.Pd Guru Kelas II A
21 Ezwandi, S.Pd Tata Usaha

5. Data Peserta Didik SDN 52 Parupuk Tabing

Tabel 3. Data Peserta Didik SDN 52 Parupuk Tabing

Kelas Jumlah
I 43
II 44
III 44
IV 41
V 42
VI 31
Total 245
63

6. Data Bangunan SDN 52 Parupuk Tabing

Tabel 4. Data Bangunan SDN 52 Parupuk Tabing

Jumlah
No Bangunan
. ( (unit/ruang)

1. Ruang Kepala Sekolah 1

Ruang Wakil Kepala


2. 1
Sekolah

3. Ruang Tata Usaha 1

4. Ruang Inventaris 1

5. Ruang Majelis Guru 1

6. Mushola 1

7. Ruang Kelas 9

8. Toilet Peserta didik 2

9. Toilet Guru 1

10. Perpustakaan 1

11. Koperasi peserta didik 1

12. Gudang 1

Lapangan Olahraaga/ 1
13. Upacara
64

B. Hasil Penelitian

Dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Team Games Tournament) di kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing Kota

Padang pada Pembelajaran PAI dan BP tentu perlu adanya persiapan yang

matang terlebih dahulu agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar.

Oleh karena itu, berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan pada BAB

I, bahawa tujuan penelitian ini utuk menjawab rumusan masalah yaitu

bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran PAI dan BP kelas IV B di SDN 52

Paruuk Tabing Kota Padang.

Untuk memeroleh data penelitian, peneliti melakukan wawancara

secara langsung kepada beberapa informan yaitu satu orang guru PAI dan BP

dan delapan siswa kelas IV B. Sedangkan untuk mendukung data wawancara,

peneliti juga melakukan observasi dan dokumentasi.

1. Perencanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team

Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti Kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota

Padang

Belajar mengajar yang baik harus diawali dengan persiapan berupa

perencanaan yang matang. Dengan perencanaan, implementasi model

pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dijalankan akan lebih jelas

dan terstruktur. Pada tanggal 22 Mei 2023, peneliti melihat bahwa guru

membuat atau mempersiapkan perencanaan yaitu :


65

Pertama, guru telah membuat modul ajar untuk pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) di kelas IV B

disesuaikan dengan kurikulum yang dipakai saat ini yaitu kurikulum

merdeka.

Dokumen modul ajar yang didapat dari guru PAI dan BP yaitu Ibu

Yanti Febrina S.Pd, I di kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing pada tanggal

22 Mei 2023 sebagai berikut :

Gambar 2. Modul Ajar PAI dan BP kelas IV

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina

S.Pd, I selaku guru PAI dan BP di kelas IV B pada tanggal 22 Mei 2023.

Adapun yang beliau katakan sebagai berikut :

“Ya.. tentunya sebelum mengajar ibu membuat rencana


pelaksanaan pembelajaran yang sekarang ini jadi modul ajar. Jadi
ibu buat dulu modul ajar sebelum ngajar di kelas”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa

sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, guru membuat

modul ajar. Modul ajar ini sangat penting karena di dalamnya berisi
66

komponen-komponen dan langkah kegiatan pembelajaran untuk kegiatan

mengajar. Terkait dengan modul ajar terlihat bahwa modul ajar yang

telah dibuat sesuai dengan komponen yang ada dalam kurikulum

merdeka yang berlaku.

Kedua, Selain modul ajar guru juga membuat perangkat

pembelajaran lainnya berupa program tahunan/PROTA, program

semester/PROMES, alur tujuan pembelajaran/ATP, capaian

pembelajaran/CP, dan hal-hal yang dibutuhkan dalam model

pembelajaran TGT. Namun yang lebih diutamakan untuk proses belajar

mengajar yang akan dilakukan adalah modul ajar.

Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Ibu Yanti

Febrina S.Pd, I pada tanggal 22 Mei 2023 yaitu sebagai berikut :

“...membuat modul ajar karena sekarang di kelas IV B


menggunakan kurikulum merdeka, ya meskipun ibu baru belajar
menggunakan kurikulum ini karena kurikulum ini termasuk baru
ya, kita kan PAI kan, nah kurikulum merdeka ini menyuruh anak
itu aktif, jadi anak itu disuruh untuk lebih aktif lagi, kemudian
membuat alur tujuan pembelajaran, membuat PROTA, PROMES,
CP, pokok bahasan, menentukan model pembelajaran, harus ada
capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran, sarana
prasarana, sumber belajar harus ada, harus sesuai dengan itu
semua, kalau tidak ada nanti tidak jalan kan. Kalau dibuat itu
semua nanti akan lebih terarah dan itu ada di dalam modul ajar
yang telah dibuat sebelum melakukan kegiatan pembelajaran”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa guru

sudah menyiapkan beberapa perencanaan sebelum melakukan kegiatan

belajar mengajar di kelas IV B.


67

Adapun dokumen PROTA, PROMES, CP dan ATP yang didapat

dari guru PAI dan BP yaitu Ibu Yanti Febrina S.Pd, I di kelas IV B SDN

52 Parupuk Tabing pada tanggal 22 Mei 2023 sebagai berikut :

Gambar 3. PROTA dan PROMES PAI dan BP Kelas IV

Gambar 4. Capaian Pembelajaran PAI dan BP Kelas IV


68

Gambar 5. Alur Tujuan Pembelajaran

Ketiga, guru sudah menyiapkan atau mempersiapkan materi yang

akan diajarkan pada saat pelaksanaan mengajar nanti yaitu BAB 9 tentang

materi mengenal shalat Jum‟at, Dhuha dan tahajud. Lebih spesifik lagi

pada pertemuan pertama akan diajarkan terlebih dahulu sub bab materi

shalat Jum‟at. Hal ini sesuai dengan yang dituturkan oleh Ibu Yanti S.Pd, I

pada tanggal 22 Mei 2023 yaitu sebagai berikut :

“Nah ibu memilih sub bab materi tentang shalat Jum‟at pada BAB
9. Ibu memilih materi itu karena lebih menarik dan lebih banyak.
Kebanyakan jika materi shalat itu kan praktik, nah ibu ingin yang
berbeda lebih kepemahaman sehingga menarik kalo dengan model
TGT. Nanti kalau praktik pada pertemuan selanjutnya. Nah materi
salat Jum‟at ini sama seperti puasa ramadhan, puasa ramadhan
banyak sub nya kan yang di dalamnya ada syarat sah, syarat
wajib, rukun, nah itu lebih banyak lagi. Kalo sholat Jum‟at kan dia
lumayan banyak juga kan gimana tata cara shalat Jum‟at,
ketentuannya, hukumnya, apa saja yang di sunnahkan dan yang
dianjurkan, persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan
shalat Jum‟at dan sebagainya ya . Apalagi terutama anak laki-laki
ini yang sering melaksanakan shalat Jum‟at kan butuh pemahaman
lagi kan”.

Guru memilih materi ini karena disesuaikan dengan pembelajaran

pada setiap pertemuan dan lebih menarik jika menggunakan model


69

pembelajaran TGT terkait untuk pemahaman tentang shalat Jum‟at. Jika

biasanya materi shalat Jum‟at itu dengan praktik, guru ingin membuat

suasana belajar lebih berbeda yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran TGT.

Keempat, guru menyiapkan sarana prasarana dan sumber ajar yang

digunakan dalam pembelajaran PAI dan BP menggunakan model

pembelajaran TGT yaitu ruang kelas, papan tulis, spidol dan sumber ajar

yang digunakan berupa LKS, buku paket Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti kelas IV. Sumber ajar ini berisi materi-materi yang akan

diajarakan oleh guru pada setiap pertemuan.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina

S.Pd, I pada tanggal 22 Mei 2023 yaitu sebagai berikut :

“Yang ibu rencanakan selain yang telah ibu sebutkan tadi ya, ibu
mempersiapkan sarana prasarana kelas disiapkan dan sumber ajar
sebelum proses kegiatan belajar mengajar yang ibu gunakan ada
LKS, buku paket, spidol, papan tulis dan pada pembelajaran
berkelompok nanti ibu menyediakan empat buah karton yang sudah
ibu buat beserta pertanyaan untuk game nanti dan yang paling
penting adala mempersiapkan kelas juga”

Kelima, penilaian atau evaluasi merupakan hal yang penting. Oleh

karena itu, selain dari membuat modul ajar dan yang lainnya, guru juga

mempersiapkan atau merencanakan sebuah evaluasi atau penilaian pada

akhir pembelajaran PAI dan BP menggunakan model pembelajaran TGT.

Evaluasi ini juga disesuaikan dengan waktu yang dimiliki. Hal ini

sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd. I pada tanggal

22 Mei 2023, yaitu :


70

“Nah selain ibu membuat modul ajar dan yang lainnya, ibu juga
membuat perencanaan seperti untuk penilaian nanti pas akhir
pembelajaran. Nah jadi ibu persiapkan penilaian atau evaluasi
pembelajaran itu. Kalaupun waktunya tidak cukup biasanya ibu
akan sambung lagi nanti pada pertemuan berikutnya, jadi itu si
gambaran-gambaran yang ibu rencanakan”.

Selanjutnya guru PAI dan BP terkait sebelum pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar melakukan perencanaan atau persiapan mengajar sesuai

dengan yang dibutuhkan dalam implementasi model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament). Urutan kegiatan

pembelajaran dan alokasi waktu juga guru perhatikan. Hal ini

sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I pada

tanggal 22 Mei 2023 yaitu sebagai berikut :

“Menurut Ibu sendiri, setiap guru perlu melakukan perencanaan


sebelum mengajar karena agar pembelajaran nantinya lebih
terarah. Nah apalagi dalam perencanaan ini tentulah disesuaikan
dengan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model
pembelajaran TGT. Apalagi nanti ketika mengimplementasikannya
agar berjalan dengan baik dan lancar maka disiapkan dengan
sebaik mungkin. Namun yang lebih ibu perhatikan dalam
persiapannya yaitu alokasi waktu yang dibutuhkan,materi yang akan
diajarkan, model pembelajaran yang dipilih atau yang akan
digunakan, urutan kegiatan pembelajaran dari kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup. Setelah itu penilaiannya nanti ya”.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan

guru PAI dan BP pada tanggal 22 Mei 2023, diketahui bahwa guru telah

melakukan perencanaan sebelum mengajar yang mana sesuai dengan

penyampaian guru dan yang peneliti lihat di lapangan. Perencanaan itu

sangat penting agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik

meskipun nanti mungkin terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Pada

implementasi model pembelajaran kooperataif tipe TGT (Team Games


71

Tournament) ini materi yang diajarkan yaitu Shalat Jum‟at dengan

memahami ataupun menjelaskan tentang shalat Jum‟at baik dari segi

hukum shalat Jum‟at, ketentuan ataupun cara pelaksanaannya yang

dijadikan sebagai tujuan pembelajaran dan bukan praktik.

Keenam, dikarenakan guru menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT yang di dalamnya terdapat game atau adanya sebuah

permainan yang menjadi ciri khas dalam kegiatan belajar yang akan

dilaksanakan, maka perencanaan yang penting dan harus dipersiapkan

yaitu membuat permainan yang bisa melibatkan peserta didik lebih aktif

dan bekerja sama dalam kelompok.

Merujuk pada observasi di lapangan pada tanggal 24 Mei 2023,

peneliti melihat bahwa guru sudah membuat atau mempersiapkan game

yang akan dipertandingkan dalam pembelajaran PAI dan BP dengan model

pembelajaran TGT. Game tersebut berupa game akademik yang mana

empat karton yang masing-masing di dalam karton itu ada beberapa

pertanyaan atau soal yang harus di jawab oleh masing-masing anak dalam

kelompoknya. Karton ini akan ditempelkan di depan kelas oleh guru PAI

dan BP.

Gambar 6. Permainan Akademik


72

Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I

pada tanggal 22 Mei 2023 yaitu sebagai berikut :

“Pada pertemuan besok kan ibu akan menggunakan model


pembelajaran TGT yang sebelumnya sudah pernah ibu pakai. Nah
model ini ada game atau permainannya sehingga dapat membuat
siswa lebih tertarik karena anak-anak SD kan masih suka bermain
apalagi belajarnya dengan berkelompok. Nah game yang ibu sudah
siapkan sendiri yaitu ibu sudah membuat menggunakan empat
karton karena nantinya ibu bagi menjadi empat kelompok kan. Di
dalam masing-masing karton ini sudah ibu siapkan juga lima
pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok
ketika maju di depan kelas nanti. Karton ini nanti juga ibu
tempelkan di depan kelas dan mereka berbaris di depan karton
sesuai urutan kelompok yang telah ibu tentukan”.

Dilihat dari hasil wawancara di atas, guru PAI dan BP sudah

membuat atau mempersiapkan game yang akan di implementasikan pada

saat pembelajaran PAI dan BP menggunakan model pembelajaran TGT ini

ada unsur game atau permainannya. Jadi guru menyesuaikan dengan apa

yang dibutuhkan pada pembelajaran nanti.

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di SDN 52

Parupuk Tabing Kota Padang pada tanggal 24 Mei 2023, di kelas IV B

masuk pada fase B menggunakan kurikulum merdeka, namun pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP)

gurunya masih sedikit demi sedikit mengimplementasikan kurikulum

merdeka. Semua perencanaan yang telah disebutkan pada wawancara

tanggal 22 Mei 2023 dan dilihat dari observasi pada tanggal 24 Mei 2023

termuat dalam modul ajar yang telah dibuat oleh guru PAI dan BP. Modul

ajar atau perencanaan ini dibuat untuk mempermudah guru dalam

pelaksanaan belajar mengajar nanti.


73

Modul ajar atau perencanaan yang dibuat sesuai dengan kurikulum

merdeka. Terkait dengan modul ajar yang digunakan oleh guru, terlihat

bahwa komponen yang telah dirancang dalam modul ajar sesuai dengan

komponen yang ada dalam kurikulum merdeka. Komponen dalam modul

ajar yang telah dibuat yaitu identitas modul, kompetensi awal, profil

pelajar pancasila, sarana dan prasarana, model pembelajaran, kompetensi

inti (tujuan kegiatan pembelajaran, pemahaman bermakna, pertanyaan

tematik, dan kegiatan pembelajaran). Kegiatan pembelajaran ini termasuk

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Serta asesmen

atau penilaian, kegiatan tindak lanjut, refleksi peserta didik dan guru.

Dari observasi pada tanggal 24 Mei 2023 dan wawancara di atas

dengan informan pada tanggal 22 Mei 2023, terkait perencanaan

implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam

pembelajaran PAI dan BP, guru sudah melakukan persiapan atau

perencanaan sebagaimana mestinya yang dibutuhkan sebelum kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dan sudah menyesuaikan dengan kebutuhan

dalam implementasi model pembelajaran TGT.

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games

Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti Kelas IV di SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang

Pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

(PAI dan BP), guru tidak hanya menjelaskan materi, ceramah, ataupun

praktik, tetapi guru bisa menggunakan model pembelajaran yang berbeda


74

dan variatif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pemahaman dan keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat penting agar

nantinya dapat menghasilkan perubaan sikap atau perilaku siswa. Pada

dasarnya siswa bisa dikatakan telah belajar apabila ada terjadinya

perubahan perilaku terhadap diri peserta didik yang mana tujuan dari PAI

dan BP ini adalah membimbing, mendidik, dan mengarahkan siswa

menjadi pribadi yang Islami.

Melaksanakan kegiatan pembelajaran haruslah disesuaikan dengan

sintaks model pembelajaran yang digunakan terlebih jika menggunakan

model pembelajaran TGT. Selain itu kegiatan pelaksanaan pembelajaran

harus sesuai dan mengacu kepada yang ada dalam modul ajar yaitu

terdapat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I

selaku guru PAI dan BP pada tanggal 22 Mei 2023, adapun yang beliau

katakan sebagai berikut :

“Pelaksanaan model pembelajaran TGT ya ibu lakukan sesuai


dengan langkah-langkahnya ya. Kalo pada kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan itu kan ada yang pertama kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Tiga kegiatan itu kan ada di
dalam modul ajar ya. Jadi ya itu kira-kira gambaran
pelaksanaannya”.

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan secara langsung ke

lapangan yaitu ketika proses belajar mengajar berlangsung pada tanggal

24 Mei 2023. Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan model


75

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam

pembelajaran PAI dan BP yang dimulai dari tahap awal sampai akhir.

Merujuk pada observasi di lapangan tanggal 24 Mei 2023,

ditemukan implementasi yang dilakukan oleh guru PAI dan BP dalam

kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT

(Team Games Tournament), guru melakukan tugas mendidik,

mengarahkan, dan mengajarkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu

guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan tiga tahapan yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Adapun yang peneliti lihat dilapangan atau merujuk pada observasi

yaitu pada saat pelaksanaan mengajar, alokasi waktu yang digunakan

adalah 2 x 35 menit untuk satu kali pertemuan. Pada pelaksanaannya

guru memulai terlebih dahulu pada kegiatan pendahuluan, kemudian

kegiatan inti dan yang terakhir kegiatan penutup. Dengan waktu

pembelajaran mulai dari jam 08.05 – 09.15 WIB.

1) Kegiatan Pendahuluan

Pada pelaksanaan kegiatan pendahuluan, guru PAI dan BP

menggunakan waktu sekitar 10 menit.

Merujuk pada observasi atau pengamatan secara langsung

yang telah peneliti lakukan di lapangan pada tangga 24 Mei 2023,

peneliti melihat bahwa pelaksanaan mengajar guru yaitu :

Pertama, guru lakukan adalah kegiatan pembelajaran dibuka

oleh guru dengan aktifitas seperti biasanya di kelas yaitu sesuai


76

dengan kesepakatan kelas seperti guru menyapa peserta didik dengan

ramah dan memberikan salam atau membaca basmallah.

Kedua, dilanjutkan berdoa bersama yang di pimpin oleh salah

seorang peserta didik. Kegiatan rutin lainnya ketika memulai

pembelajaran peserta didik membacakan tiga surat pendek yang

telah ditentukan oleh guru yaitu membaca Surat Al-Kafirun, Al-

Ma‟un dan Al-Alaq.

Ketiga, peneliti lihat di lapangan guru mengecek kehadiran

dalam setiap pertemuannya dan memeriksa kerapian peserta didik.

Guru juga mengingatkan kepada peserta didiknya untuk selalu

mengutamakan disiplin setiap saat, guru memberikan semangat dan

manfaatnya untuk mencapai cita-cita.

Keempat, setelah siswa dirasa siap dan sudah fokus untuk

belajar, guru menginformasikan materi yang akan diajarkan yaitu

mengenai “Shalat Jum‟at” sekaligus guru menyampaikan tujuan

kegiatan pembelajaran kali ini yaitu peserta didik dapat menjelaskan

ketentuan dan tata cara shalat dengan baik dan menunjukkan

kebiasaan berperilaku dengan cara yang taat beribadah dan berserah

diri kepada Allah, menjelaskan kegiatan apa saja yang akan

dilakukan serta hal-hal apa saja yang akan dinilai dari peserta didik

selama proses pembelajaran.


77

Kelima, guru juga melakukan apersepsi, guru meminta siswa

melihat gambar dan mengaitkannya dengan materi yang dipelajari di

kelas sebelumnya

Keenam, guru memberi pertanyaan kepada peserta didik terkait

“mengapa kita harus salat?”, setelah dijawab oleh peserta didik,

diberikan penguatan dari guru tentang alasan harus melaksanakan

salat dan memberikan sebuah motivasi kepada peserta didik untuk

terbiasa mendirikan salat.

2) Kegiatan Inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti (PAI dan BP) menggunakan waktu sekitar 50

menit. Karena pada pembelajaran ini guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament), tentu

saja guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks atau

langkah-langkah model pembelajaran TGT. Sintaks dalam model

pembelajaran TGT ada lima yaitu mulai dari presentasi kelas, belajar

dalam kelompok, permainan akademik, turnamen atau bertanding

dengan kelompok lain dan yang terakhir pemberian hadiah atau

penghargaan oleh guru.

Merujuk pada observasi di lapangan pada tanggal 24 Mei 2023,

peneliti melihat dilapangan bahwa pada kegiatan inti, guru

melakukan kegiatan sebagai berikut :


78

a) Penyajian Kelas

Langkah pertama dalam model pembelajaran TGT (Team

Games Tournament) adalah penyajian kelas seperti apa yang telah

disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I pada tanggal 22 Mei

2023 yaitu :

“...dari ibu sendiri pelaksanaan model pembelajaran TGT


ini kan ada lima langkah yang dilakukan yaitu yang
pertama ibu menjelaskan materi di depan kelas yaitu
materinya sholat Jum‟at yang akan kita pelajari besok”.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat

peneliti melakukan observasi tanggal 24 Mei 2023 yaitu pertama

pada penyajian kelas guru meminta peserta didik untuk

menyiapkan alat tulis dan membuka buku paket PAI dan BP pada

halaman yang berisi materi Shalat Jum‟at.

Gambar 7. Guru menjelaskan materi pelajaran

Kedua, guru menjelaskan materi tentang sholat Jum‟at di

depan kelas dan peserta didik menyimak atau memperhatikan

penjelasan guru dan juga mengamati gambar.


79

Gambar 8. Peserta didik mengamati gambar dan mencatat

Sembari memperhatikan penjelasan guru di depan kelas,

peserta didik mencatat apa yang di jelaskan dan ditulis oleh guru

di papan tulis.

b) Belajar dalam Kelompok (Team)

Langkah kedua dalam model pembelajaran TGT (Team

Games Tournament) adalah siswa belajar dalam kelompok seperti

apa yang telah disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I pada

tanggal 22 Mei 2023 yaitu :

“Yang kedua belajar dalam kelompok, nah jadi siswanya


nanti dibagi menjadi empat kelompok yang berbeda-beda
dan setiap kelompoknya ada yang empat orang ada yang
lima orang siswa. Setelah ibu menjelaskan di depan jadinya
siswa nanti bisa belajar bersama dengan kelompoknya
masing-masing, dan ibu memberikan tugas untuk
dikerjakan secara bersama-sama. Nah disini ibu
memberikan kesempatan kepada siswa yang belum
mengerti tentang apa yang ibu jelaskan di depan untuk
bertanya kepada teman kelompok nya yang sudah paham,
nantinya ibu juga akan memberikan tugas kelompok untuk
dikerjakan”.

Sebagaimana wawancara tersebut didukung oleh kegiatan

observasi peneliti pada tanggal 24 Mei 2023, yang mana

didapatkan hasil penelitian yaitu :


80

Gambar 9. Guru membagi kelompok

Pertama, setelah guru selesai menjelaskan materi shalat

Jum‟at di depan kelas, guru membagi peserta didik dibagi

menjadi empat kelompok secara heterogen. Guru membagi siswa

ini secara merata yang mana dalam satu kelompok ada siswa yang

tingkat pemahaman tinggi, sedang dan rendah, ada siswa

perempuan dan laki-laki, ada siswa yang tingkat keaktifannya

tinggi, sedang dan rendah. Pada intinya siswa dibagi secara

heterogen atau berbeda-beda. Guru membagi kelompok secara

adil dan merata sehingga peserta didik tidak protes atau tidak

gaduh ketika sedang dibagi kelompok.

Pembagian kelompok sebagai berikut :

Tabel 5. Kelompok Belajar Model Pembelajaran TGT

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2

1) Bilal Noor Jabar 1) Aufar Janitra Pito


2) M. Abil Alfareza 2) Keano Al Rasyid
3) Calista Olivia 3) Dinda Ramadhani
4) Rachel 4) Aqilla Putri Vandamy
5) Aura Nazira Umara
81

KELOMPOK 3 KELOMPOK 4

1) Ikhsan Saputra 1) Gibran Surya Ramadhan


2) Hunayya Khairunnisa 2) Alana Fitria Keylani
3) Nafasa Ramadani 3) Zavira Marwa
4) Kirana Aprilia 4) Nazwa Azzahra

Sesuai dengan kesepakatan bersama. Setiap kelompok

beranggotakan 4-5 siswa. Kemudian terlihat juga bahwa peserta

didik sangat berperan aktif serta membagi tugas atau peran

mereka masing-masing pada setiap kelompoknya agar nanti dapat

menyelesaikan tugas atau instruksi yang diberikan oleh guru.

Gambar 10. Siswa berkumpul bersama kelompoknya

Setelah peserta didik dibagi menjadi empat kelompok

secara adil atas kesepakatan bersama. Setiap peserta didik

memposisikan diri dan berkumpul bersama anggota kelompoknya

masing-masing.
82

Gambar 11. Guru memberikan pengarahan

Kedua, pada kegiatan selanjutnya yang peneliti lihat di

lapangan, guru memberikan pengarahan kepada siswanya untuk

nantinya agar dapat bekerja sama dan saling berkontribusi dalam

sebuah tim atau masing-masing kelompok. Guru memberikan

arahan kepada setiap kelompok untuk memahami kembali materi

sholat jumat yang sudah dijelaskan tadi di depan kelas, kemudian

apabila ada anggota kelompok yang masih belum paham terhadap

materi, maka anggota lain yang sudah mengerti diminta untuk

menjelaskan kepada teman kelompoknya atau bertanya dengan

guru.

Gambar 12. Diskusi kelompok

Ketiga, Setelah guru memberikan pengarahan kepada siswa

dan setelah adanya diskusi kelompok, guru memberikan tugas


83

untuk dikerjakan dalam kelompok dan didiskusikan secara

bersama.

Aktivitas Kelompok

Kelompok :

Anggota kelompok :

Apa saja yang disunnahkan dalam shalat Jum‟at atau

hari jumat?

Jawaban :

1. Memperbanyak sholawat nabi

2. Memperbanyak doa dan zikir

3. Membersihkan diri (Mandi)

4. Mengenakan pakaian terbaik (baju koko atau

sopan)

5. Memakai wewangian

6. Membaca surat Al-Kahfi

7. Menjalankan shalat sunnah sebelum khatib naik

mimbar

8. Segera berangkat ke masjid

9. Mendengarkan khotbah dengan seksama

10. Melaksanakan shalat sunnah setelah shalat Jum‟at

11. Bersedekah
84

Tugas kelompok yang guru berikan ini dimaksudkan untuk

menggali pengetahuan anak didik terhadap apa yang mereka

ketahui tentang hal apa saja yang disunnahkan pada hari Jum‟at

atau shalat Jum‟at. Peserta didik bertukar pikiran dan berdiskusi

dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian setelah tugas

yang diberikan selesai, setiap kelompok mengumpulkan hasil

kerja kelompok atau tugas yang sudah dikerjakan secara bersama-

sama kepada guru.

c. Permainan (Game)

Langkah ketiga dalam model pembelajaran TGT (Team

Games Tournament) adalah permainan akademik seperti apa yang

telah disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I pada tanggal 22

Mei 2023 yaitu :

“.. ibu mengadakan game yang sudah ibu buat yaitu dengan
empat karton yang berisi lima soal, masing-masing
kelompok mendapatkan satu karton dan masing-masing
anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk
menjawab satu soal di depan. Nah jadi anak-anak ni berdiri
berbaris di depan dan memilih salah satu soal yang mereka
mau. Karena soalnya ditutupkan. Mereka pilih dan mereka
jawab. Kalau mereka tidak bisa jawab satu kelompoknya
berarti mereka roling ke belakang dibantu dengan teman
berikutnya. Kalau mereka sudah selesai mereka ceklis, tapi
ibu minta yang menjawab soal ditulis namanya agar
mereka memiliki tanggung jawab karena membawa nama
kelompok, jadi nanti tidak ada salah-salahan atau saling
menyalahkan dan plus nya lagi kita tahu kemampuan
anaknya”.
Penyampaian wawancara di atas didukung oleh observasi

yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Mei 2022. Adapun

pada kegiatan selanjutanya, karena model pembelajaran TGT ini


85

memiliki unsur game atau permainan di dalamnya, peneliti

melihat di lapangan yang guru lakukan yaitu :

Pertama, guru menempelkan 4 karton atau game yang

berisi lima soal di papan tulis.

Gambar 13. Karton game ditempelkan di depan kelas

Gambar 14. Guru menjelaskan peraturan permainan

Kedua, agar nanti gamenya berjalan dengan lancar dan

tidak ada kegaduhan, guru menjelaskan bagaimana pelaksanaan

dan peraturan permainannya kepada semua siswa di kelas IV B.

Dan terlihat bahwa siswa menyimak apa yang disampaikan oleh

guru.
86

Gambar 15. Kelompok berjajar menempatkan diri

Ketiga, ketika guru sudah menjelaskan bagaimana

sistematika atau peraturan gamenya, setiap kelompok

menempatkan diri berjajar di depan papan tulis dan karton yang

sudah tertuliskan kelompok 1-4. Setiap karton berisi lima

pertanyaan atau soal di dalamnya, yaitu :

1. Apa pengertian shalat Jum‟at?

2. Apa hukum melaksanakan shalat Jum‟at?

3. Bagaimana tata cara shalat Jum‟at?

4. Siapa saja yang wajib melaksanakan shalat Jumat?

5. Siapa saja orang-orang yang tidak wajib mengerjakan shalat

Jum‟at?

d. Turnamen (Tournament)

Langkah keempat dalam model pembelajaran TGT (Team

Games Tournament) adalah turnamen antar kelompok seperti apa

yang telah disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I pada

tanggal 22 Mei 2023 yaitu :

“Keempat ini turnamen, jadi ibu langsung saja memulai


game nya dan setiap kelompok berlomba-lomba untuk
87

menyelesaikan pertanyaan di depan yang sudahh


ditempelkan dikarton yang ibu sebutkan tadi”.

Setelah mengetahui bagaimana gambaran game atau

permainannya, pada kegiatan turnamen ini permainanpun dimulai

dan antar kelompok bertanding di depan kelas untuk dapat

menyelesaikan atau menjawab soal dengan benar yang sudah ada

di dalam karton setiap kelompok. Misalnya kelompok 1, masing-

masing anggota kelompok 1 yang terdiri dari lima orang

menjawab satu pertanyaan di dalam karton, jika ada anggota yang

tidak bisa menjawab pertanyaan, maka rolling ke belakang dan

digantikan dengan anggota yang lain yang bisa menjawab soal.

Begitupun kelompok 2, 3 dan 4.

Adapun pada saat observasi pada tanggal 24 Mei 2023, ada

beberapa kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam

turnamen ini yaitu :

Gambar 16. Permainan dimulai/turnamen


88

Pertama, setiap anggota kelompok bertanggung jawab pada

satu soal. Bagi seorang anggota kelompok yang bisa menjawab

ditulis namanya di samping soal beserta dengan jawabannya.

Gambar 17. Siswa membacakan jawaban di depan kelas

Kedua, mulai dari kelompok 1, masing-masing anggota

yang sudah menjawab soal di depan, guru meminta untuk

membacakan soal dan jawaban di depan dengan lantang agar

terdengar jelas oleh peserta didik lainnya. Begitupun dengan

kelompok 2, 3, dan 4.

Gambar 18. Guru menghitung skor

Ketiga, setelah semua soal sudah dijawab oleh kelompok 1-

4, guru menghitung skor atau poin dari masing-masing jawaban

yang benar atau mendekati benar. Jika pertanyaan benar

mendapatkan poin 20.


89

Gambar 19. Siswa menjawab soal penentuan terakhir

Keempat, setelah guru menghitung skor atau poin yang

diperoleh dari setiap kelompok, dan ternyata ada skor yang sama

antar kelompok. Maka dari itu guru memberikan soal yang

berbeda atau yang lain sebagai penentu kelompok mana yang

menang atau skornya lebih tinggi.

Gambar 20. Guru menghitung skor penentu

Masing-masing kelompok menentukan perwakilan dari

kelompok mereka untuk maju kedepan menjawab soal penentuan

terakhir. Pada saat observasi pada tanggal 24 Mei 2023, peneliti

melihat bahwa masing-masing anggota kelompok mendukung,

bersorak-sorak sambil menyemangati perwakilan dari masing-

masing kelompok mereka


90

e. Rekognisi Tim (Reward)

Langkah kelima dalam model pembelajaran TGT (Team

Games Tournament) adalah rekognisi tim seperti apa yang telah

disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I pada tanggal 22 Mei

2023 yaitu :

“Nah kalo yang terakhir ini ibu sudah menyiapkan hadiah


untuk empat pemenang. Jadi setiap kelompok mendapatkan
hadiah. Kalau penentuan pemenangnya dipilih dari skor
paling tinggi atau jawaban yang banyak benarnya. Nnti
setiap soal kalau benar ibu kasih poin 20”.

Apa yang telah di sampaikan oleh guru PAI dan BP di atas

di dukung atau diperkuat dengan observasi yang dilakukan

peneliti pada tanggal 24 Mei 2023, ada beberapa kegiatan yang

dilakukan guru dan siswa dalam rekognisi tim ini yaitu :

Gambar 21. Guru memberikan hadiah

Pertama, guru memberikan hadiah. Pada tahap rekognisi

tim ini atau pemberian hadiah untuk kelompok pemenang, guru

sudah menyediakan hadiah untuk masing-masing pemenang.

Penentuan juara atau pemenang dipilih dari pemenang ke 1-4.

Jadi semua kelompok mendapatkan hadiah sebagai motivasi


91

untuk belajar lebih baik dan penghargaan atas usaha serta kerja

sama masing-masing kelompok.

Juara pertama di menangkan oleh kelompok 1, juara dua

oleh kelompok 4, juara tiga oleh kelompok 3, dan juara empat

oleh kelompok 2. Dalam pembagian hadiah ini, siswa lainnya

mengapresiasi dan memberikan semangat kepada kelompoknya

masing-masing dengan memberikan tepuk tangan yang meriah.

Seluruh siswa juga terlihat senang pada tahap pembagian hadiah

ini.

Kedua, setelah pembagian hadiah selesai, guru

menyampaikan keutamaan belajar dalam kelompok serta guru

bersama peserta didik menarik kesimpulan dan melakukan

refleksi pembelajaran.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup pembelajaran menggunakan waktu sekitar 10

menit. Siswa diberikan soal oleh guru untuk dikerjakan. Pemberian

soal tersebut bertujuan untuk mengetahui sampai mana peserta didik

paham terhadap apa yang sudah guru sampaikan. Ketika sudah selesai

dikerjakan, kemudian dikumpulkan ke depan di meja guru. Hasilnya

akan diberitahu pada pertemuan berikutnya.

Selanjutnya pada saat observasi pada tanggal 24 Mei 2023,

pertama peneliti melihat bahwa guru melakukan evaluasi yaitu


92

memberikan soal kepada peserta didik yang dipilih dalam LKS dan

menulis soal essay di papan tulis.

Gambar 22. Siswa menulis soal di depan dan mengerjakannya

Kedua, siswa mengumpulkan hasil jawaban mereka setelah

mereka menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dan meminta

siswa untuk menulis daftar poin penting dari kegiatan pembelajaran

tentang materi shalat Jum'at.

Ketiga, guru dengan siswa membuat kesimpulan terkait

pembelajaran hari ini bersama-sama, mengagendakan pekerjaan

rumah (PR) untuk siswa, guru meminta siswa untuk mengulang

kembali materi yang telah di pelajari hari ini di rumah dan juga

memberitahu materi yang harus dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Kemudian untuk menutup pembelajaran, guru bersama siswa menutup

kegiatan pembelajaran dengan doa dan salam.

Hasil observasi pada tanggal 24 Mei 2023 terhadap pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan oleh guru di

atas, diperkuat lagi dengan hasil wawancara dengan tiga siswa. Yang

pertama wawancara dengan seorang siswa yang bernama Bilal Noor


93

Jabar yang dilakukan di ruang kelas IV B pada tanggal 26 Mei 2023.

Adapun yang Bilal katakan yaitu :

“sebelum kegiatan belajar dimulai, kami membaca doa


bersama kemudian membaca hafalan surat pendek yang dipilih
oleh bu Yanti, biasanya surat pendeknya dipilih tiga. Setelah itu
kalau pembelajaran berkelompok ibu Yanti pernah. Ibu Yanti
pada saat itu membagi kami menjadi berkelompok, kemudian
kami disuruh belajar bersama dulu dan ada permainan
kemudian ada hadiah juga”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa Bilal Noor Jabar,

diketahui bahwa sebelum PBM dimulai, guru meminta siswanya

untuk melakukan kegiatan rutin sebelum pembelajaran dimulai yaitu

membaca tiga surat pendek yang dipilih oleh guru. Selain itu guru

juga menyiapkan pembelajaran berkelompok, siswa belajar bersama

dan adanya permainan serta hadiah.

Merujuk pada observasi pelaksanan pembelajaran dengan model

pembelajaran TGT dalam pembelajaran PAI dan BP, guru sebelum

belajar meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama, guru

meminta kepada siswanya untuk membaca tiga surat pendek, guru

memberi tahu materi yang akan dipelajari dan menjelaskan materi,

guru membagi siswa pada sebuah kelompok, guru membuat

permainan dan meminta masing-masing siswa agar dapat bekerja

sama dengan kelompoknya, dan guru memberikan hadiah kepada

kelompok pemenang.
94

Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh seorang siswa yang

bernama Aufar Janitra Pito pada tanggal 26 Mei 2023, adapun yang

Aufar katakan sebagai berikut :

“sebelum belajar, kami berdoa dulu disiapkan oleh ketua kelas,


dan membaca tiga surat pendek yang dipilih oleh ibu Yanti.
Kami membacanya bersama-sama. Bu Yanti juga mengabsen
kami. Setelah itu ibu Yanti memberitahu kami materi yang akan
dipelajari hari ini dan menjelaskannya. Kami juga belajarnya
dibuat menjadi berkelompok, karena kami suka game ibu Yanti
juga membuat sebuah permainan berkelompok dengan karton,
nanti kami bekerja sama dengan teman kelompok dan yang
menang dapat hadiah”.

Selanjutnya, hal ini juga ditambahkan oleh wawancara dengan

seorang siswa yang bernama Dinda Ramadhani pada tanggal 26 Mei

2023. Adapun yang dikatakan oleh Dinda yaitu sebagai beriikut ::

“kami berdoa dulu dan membaca tiga surat pendek yang


dipilih oleh guru. Seingat saya ibu Yanti dulu pernah juga
menggunakan model pembelajaran berkelompok yang ada
permainannya. Dan tadi juga kami belajar berkelompok
tapi ibu Yanti menjelaskan dulu didepan kelas dan kami
berdiskusi dengan kelompok. Kalau permainannya kami
menjawab pertanyaan yang ada di dalam karton, yang
menang jawabannya banyak benarnya maka akan
mendapat hadiah”.

Dari hasil wawancara dengan tiga siswa di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa guru sudah melaksanakan model pembelajaran

TGT sesuai dengan komponen atau sintaksnya. Pelaksanaan yang

dilakukan oleh guru yaitu memulai pembelajaran dengan salam dan

berdoa bersama, mengecek kehadiran peserta didik, meminta

peserta didik untuk membaca tiga surat pendek yang dipilih,

menginformasikan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan di


95

depan kelas, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok,

guru meminta siswa bekerja sama dan berdiskusi dalam

kelompoknya masing-masing, bekerja sama dalam game, dan guru

memberikan hadiah untuk kelompok yang menang dalam

game.Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan yang guru lakukan

sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan peserta didik. Maka dari itu jelas terlihat PBM (proses

belajar mengajar) berjalan dengan lancar dan guru menjalankan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam

model pembelajaran TGT.

3. Evaluasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games

Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti Kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir setelah pelaksanaan dari

kegiatan pembelajaran PendidikanAgama Islam dan Budi Pekerti (PAI

dan BP) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team

Games Tournament) di kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing Kota

Padang. Pada tahap ini meliputi kesesuaian antara evaluasi dan kegiatan

dan sebagai sumber perbaikan serta penyempurnaan program dan

implementasinya..

Untuk mengetahui sejauh mana tujuan itu tercapai serta untuk

pengambilan keputusan selanjutnya. Evaluasi pembelajaran dilakukan

pada kegiatan penutup atau pada akhir pembelajaran. Selain itu, guru
96

menilai ketercapaian tujuan pembelajaran dilihat dari pemahaman siswa

terhadap materi yang diajarkan dan juga dilihat dari keaktifan siswa

dalam belajar sesuai dengan apa yang sudah guru rancang yaitu tujuan

pembelajaran dan direncanakan sebelumnya dalam model pembelajaran

TGT.

Hasil ini disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I selaku guru

PAI dan BP pada tanggal 29 Mei 2023. Adapun yang beliau katakan

yaitu :

“Ibu menilai ketercapaian pembelajaran melihat dari siswa


paham tidak terhadap apa yang ibu ajarkan, siswa bisa
menjelaskan kembali tidak, dan juga kalau model pembelajaran
TGT ini ibu lihat juga keaktifan siswanya dalam kerja sama
kelompok, antusiasnya dalam mengikuti pembelajaran
bagaimana. Jika siswa paham atau aktif sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang sudah ibu buat, maka menurut ibu sendiri
tujuan pembelajaran itu tercapai”.

Selanjutnya, sistem evaluasi atau penilaian dalam implementasi

model pembelajaran TGT yang guru lakukan haruslah sesuai dengan

apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran dan mengukur sejauh mana

tujuan pembelajaran tercapai, terutama dalam tujuan untuk mengetahui

keberhasilan proses belajar mengajar di kelas.

Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh Ibu Yanti S.Pd, I pada

tanggal 29 Mei 2023 yaitu sebagai berikut :

“Menurut ibu sendiri ya, sistem evaluasi yang digunakan harus


sesuai dengan setiap tujuan pembelajaran. Sistem evaluasi ibu ini
kan digunakan untuk mengetahui berhasilanya proses belajar
mengajar di kelas ya”.
97

Merujuk pada observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal

24 Mei 2023 lalu, peneliti melihat bahwa assesmen yang digunakan

oleh guru dalam pembelajaran PAI dan BP menggunakan model

pembelajaran TGT yaitu dengan cara melihat aktivitas peserta didik,

menggunakan soal tes atau non tes dan biasanya memberikan

pertanyaan langsung kepada siswanya untuk melihat keaktifan siswa

dalam menjawab pertanyaan serta mengetahui sampai dimana

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru.

. Hal ini disampaikan oleh Ibu Yanti Febrina S.Pd, I selaku guru

PAI dan BP pada tanggal 29 Mei 2023. Adapun beliau mengatakan

sebagai berikut :

“...kalau penilaian atau evaluasi setelah pembelajaran


menggunakan model TGT ibu melihat hasil dari perubahan
sikap siswa atau penilaian formatif ya ditengah-tengah
pembelajaran berlangsung ibu melihatnya, menggunakan soal
tes atau biasanya disebut sumatif kalau tidak salah, ibu juga
memberikan pertanyaan seputar materi yang sudah dibahas
untuk mengetahui sejauh mana siswa itu paham terhadap materi
yang ibu ajarkan. Ibu ya masih seperti penilaian yang biasa
saja”.

Terkait dengan apa yang telah disampaikan oleh guru PAI dan BP

dan juga observasi yang dilakukan oleh peneliti, ada dua jenis evaluasi

yang digunakan yaitu tes dan non tes atau sumatif dan formatif. Non

tes/formatif ini dilakukan secara langsung melalui pengamatan terhadap

aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

TGT. Sedangkan tesnya/formatif guru memberikan beberapa


98

pertanyaan secara langsung pada akhir pembelajaran dan memberikan

soal yang sesuai dengan materi shalat Jum‟at yang guru sampaikan.

Adapun sesuai dengan yang peneliti lihat di lapanga saat

observasi pada tanggal 24 Mei 2023, evaluasi yang dilakukan oleh guru

yaitu :

Pertama, asessmen formatif atau non tes yang mana guru untuk

melihat aktivitas peserta didik selama pembelajaran menggunakan

model pembelajaran TGT dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 6. Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

No Langkah dan Aktivitas Peserta Didik Kualitas


yang Diamati 1 2 3 4 5
A. Penyajian Kelas
1 Antusiasme siswa dalam menerima materi v
2 Diskusi kelas berkenaan dengan materi v
B. Kelompok atau Tim
3 Kepatuhan dalam pembentukan tim secara v
heterogen
4 Diskusi pendalaman materi dalam v
kelompok
C. Game
5 Penguasaan materi yang diajukan dalam v
game
6 Menjawab setiap pertanyaan yang ada di v
depan kelas
D. Turnamen
7 Keterampilan membacakan jawaban v
dengan tegas
8 Keberanian dalam menjawab tantangan v
pertanyaan
9 Ketepatan menyusun strategi dalam v
permainan
10 Ketepatan memberikan jawaban oleh v
setiap kelompok
99

Keterangan :

1 = Gagal, 2 = kurang, 3 = Cukup, 4 = Baik, 5 = Baik sekali

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa implementasi model

pembelajaran TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran

PAI dan BP di kelas IV B SDN 52 Parupuk tabing mendapatkan hasil

yang positif yang dilihat dari aktivitas siswa selama berlangsungnya

pembelajaran.

Dari hasil pengamatan guru mengenai aktivitas peserta didik

terlihat bahwa diskusi pendalaman materi dalam kelompok pada saat

pembelajaran termasuk dalam kualitas 3 yaitu Cukup. Selain itu,

keantusiasan siswa dalam menerima materi, diskusi kelas yang

berkaitan dengan materi, penguasaan materi yang diajukan guru di

dalam game, menjawab pertanyaan atau soal yang telah di buat oleh

guru di depan kelas, ketepatan ataupun kekompakkan menyusun

strategi dalam permainan, dan ketepatan memberikan jawaban oleh

setiap kelompok termasuk dalam kualitas 4 yaitu baik. Adapun

kepatuhan peserta didik dalam pembentukan tim secara heterogen atau

berbeda-beda yang sudah ditentukan oleh guru, keterampilan

membacakan jawaban dengan tegas dan keberanian dalam menjawab

tantangan pertanyan atau soal termasuk dalam kualitas 5 yaitu baik

sekali.

Dalam hal ini, model pembelajaran TGT dapat membuat

keaktifan siswa di kelas dan kekompakan peserta didik berdiskusi


100

dalam suatu kelompok belajar yang mana pembelajaran yang telah

dilakukan berfokus pada aktivitas atau kegiatan peserta didik, peserta

didik lebih dominan dalam pembelajaran dan suasana belajar menjadi

lebih menyenangkan. Guru hanya menjadi fasilitator dan memberikan

instruksi atau jalannya pembelajaran.

Kedua, asessmen sumatif atau dengan tes yaitu guru melakukan

penilaian atau evaluasi pada akhir pembelajaran. Merujuk pada

observasi yang dilakukan pada tanggal 24 Mei 2023, peneliti melihat

bahwa guru menggunakan tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran

yaitu memberikan soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Soal yang diberikan oleh guru sebanyak 15 soal. Adapun hasil yang di

dapat oleh masing-masing peserta didik dari pengerjaan soal yang

sudah guru berikan yaitu sebagai berikut :

Tabel 7. Nilai Tes Perta Didik

No Nama Siswa Nilai

1. ALANA FITRIA KEYLANI 90

2. AQILLA PUTRI VANDAMY 94

3. AUFAR JANITRA PITO 100

4. AURA NAZHIRA UMARA 92

5. BILAL NOOR JABAR 100

6. CALISTA OLIFVIA 88

7. DINDA RAMADHANI 98
101

8. GIBRAN SURYA RAMADHAN 88

9. GILBERT LEONEL SINURAT -

10. HUNAYYA KHAIRUNNISA 90

11. IKHSAN SYAHPUTRA 90

12. JONATAN PUTRA GEA -

13. KEANO AL RASYID 64

14. KIRANA APRILIA 82

15. MUHAMMAD ABIL 92


ALFAREZA

16. NAFASA RAMADHANI 94

17. NAZWA AZHARA POHAN 60

18. QORY PUTRI MAHARANI 88

19. RACHEL 92

20. RIZAN AKBAR JIWO 100

21. ZAVIRA MARWA 96

Dilihat dari tabel di atas yang merupakan hasil atau nilai peserta

didik, diketahui bahwa rata-rata hasil yang didapat oleh siswa sangat

baik walaupun masih ada beberapa yang kurang. Nilai tertinggi 100 dan

nilai terendah 60, sedangkan nilai rata-rata nilai seluruh siswa adalah

89,4. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran PAI dan BP yang menggunakan model pembelajaran

TGT dapat membuat peserta didik paham terkait dengan apa yang

sudah dipelajarinya dan dilihat dari nilai tes.


102

Guru melakukan penilaian dengan memberikan soal yang harus

dikerjakan oleh siswa. Dan siswa tersebut merasa senang belajar

berkelompok dikarenakan bisa belajar dan berdiskusi bersama-sama.

Siswa juga dapat memahami ketika belajar berkelompok dengan model

pembelajaran TGT.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh siswa yang bernama

Rachel pada tanggal 26 Mei 2023. Adapun yang Rachel katakan yaitu :

“Iya, kami diberikan soal kemudian kami kerjakan, nilainya kata


ibu Yanti akan diberitahu minggu depan tulisan kami diperiksa dan
diparaf. Iya pembelajaran TGT ini menarik. Saya suka belajar
berkelompok karena bisa belajar bersama-sama, bisa berdiskusi.
Seru karena bisa bermain bersama. Saya bisa paham dengan
materi dengan belajar berkelompok.”

Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa yang bernama

Nazwa Azzahra pada tanggal 26 Mei 2023. Adapun yang Nazwa katakan

sebagai berikut :

“Iya, sama bu Yanti kami disuruh mengerjakan soal yang


diberikan dulu. Catatan kami diperiksa. Iya pembelajaran TGT
menarik karena ada game dan hadiahnya. Iya, saya suka belajar
berkelompok, senang, dapat menyelesaikan tugas sama-sama.Saya
kadang paham kadang tidak. Suka malu-malu jadi tidak bisa
aktif.”

Berdasarkan wawancara dengan Nazwa Azzara, diketahui bahwa

guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal dan catatan

dikumpulkan kemudian akan diperiksa oleh guru. Menurut Nazwa

Azzahra pembelajaran PAI dan BP menggunakan model pembelajaran

TGT menarik karena adanya game dan adanya hadiah. Dengan belajar

berkelompok dapat menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Namun


103

kadang paham kadang tidak dengan pembelajaran karena malu dalam

bertanya.

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan siswa yang

bernama Hunayya Khairunnisa pada tanggal 26 Mei 2023. Adapun

yang Hunnaya katakan sebagai berikut :

Hunayya Khairunnisa :

“Iya ibu Yanti di akhir pembelajaran melakukan penilaian yaitu


catatan yang kami tulis dinilai, terus ibu yanti bertanya kepada
kami dan terakhir kami disuruh mengerjakan soal sebelum
istirahat. Pembelajaran yang kemarin sangat menarik dan saya
menyukai pembelajaran berkelompok dikarenakan ada game nya
dan saya bisa belajar bersama dengan teman kelompok, bisa
bekerja sama sehingga tugas kami cepat selesai. Kami jadi lebih
aktif karena banyak yang dikerjakan bersama dan paham”.
Berdasarkan wawancara dengan siswa Hunayya Khairunnisa,

diketahui bahwa guru melakukan penilaian dengan memberikan soal

sebelum jam istirahat dan catatan yang ditulis di nilai.

Wawancara berikutnya dengan Zavira Marwa pada tanggal 26

Mei 2023, yaitu sebagai berikut :

Zavira Marwa :

“Iya pada akhir pembelajaran bu yanti memberikan kami soal yang


ditulis di papan tulis, yang kami catat dikumpul dinilai bu yanti.
Iya saya sendiri menyukai pembelajaran berkelompok
menggunakan model TGT karena lebih bersemagat jika bersama
teman-teman, lebih seru ada gamenya dan menarik. Iya saya juga
dapat paham sama materinya, kami juga banyak melakukan
kegiatan kerja sama jadinya aktif”.
Berdasarkan wawancara dengan Zavira Marwa di atas, diketahui

bahwa pada akhir pembelajaran guru memberikan soal dan buku catatan

di kumpulkan. Selain itu siswa tersebut menyukai pembelajaran


104

berkelompok yaitu model pembelajaran TGT karena pembelajarannya

menjadi lebih menarik.

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan siswa yang

bernama Alana Fitria Keylani pada tanggal 26 Mei 2023. Adapun hasil

wawancara dipaparkan sebagai berikut :

“Iya waktu itu setelah pembagian hadiah ibu yanti langsung beri
kami soal untuk dikerjakan. Catatan kami dinilai karena kami
menulis yang ada di depan. Diperiksa apakah kami selesai menulis
atau tidak. Saya suka belajar berkelompok karena kalau tidak
paham bisa bertanya ke teman sekelompoknya, bisa kerja sama,
bisa belajar sambil bermain game. Iya model pembelajaran TGT
ini menarik karena ada hadiahnya. Kadang saya paham terhadap
materi kadang enggak. Saya bisa paham karena kadang ibu tu
dijelaskannya kadang enggak.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Alana Fitria Keylani,

diketahui bahwa setelah guru membagikan hadiah kepada kelompok

yang menang pada saat dilaksanakannya game, setalah itu guru

melakukan evaluasi dengan memberikan soal kepada peserta didik.

Selain itu Alana Fitria Keylani menyukai pembelajaran berkelompok

dikarenakan kalau tidak paham bisa bertanya dengan teman

sekelompoknya, dan bisa belajar sambil bermain game. Menurut Alana

Fitria Keylani, model pembelajaran TGT ini menarik karena ada

hadiahnya. Siswa tersebut kadang memaami materi kadang tidak karena

kadang guru menjelaskan terkadang juga tidak

Selain itu, dalam akhir pembelajaran hasil evaluasi yang guru

harapkan yaitu siswa paham terhadap pelajaran, siswa lebih aktif lagi

dalam pembelajaran, dengan pahamnya siswa terhadap pembelajaran


105

menjadikan siswa mendapatkan nilai yang bagus, pembelajaran yang

dilakukan lebih lebih menyenangkan, siswa bisa menghargai teman

kelompoknya dan bekerja sama, serta yang paling penting hasil evaluasi

yang diharapkan yaitu siswa dapat mempraktikkan apa yang guru

ajarkan dalam kehidupan kesehariannya.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Yanti

Febrina S.Pd, I selaku guru PAI dan BP pada tanggal 29 Mei 2023 yaitu

beliau mengatakan sebagai berikut :

“Hasil evaluasi yang ibu harapkan dalam pembelajaran


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti setelah memakai
model pembelajaran TGT itu ya siswa paham terhadap
pembelajaran, siswa lebih aktif lagi, nilai siswa bagus karena
siswa paham, pembelajarannya jadi lebih menyenangkan dan
tentunya ibu juga ingin siswa ini bisa bekerja sama dengan
temannya, bisa mengahargai teman lainnya, dan tidak hanya
paham tetapi siswa mempraktikkan apa yang ibu ajarkan dalam
kehidupan sehari harinya”.

Jadi, dari wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan

guru dan siswa serta diperkuat dengan observasi atau pengamatan

peneliti secara langsung pada tanggal 24 Mei 2023, evaluasi model

pembelajaran TGT (Team Games Tournament) yang dilakukan di kelas

IV B yaitu dalam bentuk tes/sumatif dan non tes/formatif. Evaluasi atau

penilaian sumatif yaitu dengan memberikan soal kepada peserta didik di

akhir pembelajaran. Sedangkan formatif yaitu guru melihat dari

aktivitas peserta didik atau aktivitas kelompok sesuai dengan apa yang

akan diamati. Guru juga melakukan penilaian lain terhadap catatan

peserta didik.
106

Adapun evaluasi terkait implementasi model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran PAI dan BP dapat dikatakan

sudah berjalan dengan baik yang mana guru melakukan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran

TGT. Guru juga dapat membangkitkan semangat peserta didik dalam

belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT. Dari tujuan

pembelajaran sudah tercapai yang dilihat dari hasil evaluasi aktivitas

peserta didik dan hasil tes peserta didik.

Selain itu, peserta didik di kelas IV B merasa senang belajar

berkelompok menggunakan model pembelajaran TGT karena bisa

belajar dan bekerja sama dengan teman-teman, seru, dan pembelajaran

menjadi lebih menarik dengan menggunakan model pembelajaran TGT.

Perserta didik menjadi lebih bersemangat karena belajarnya bersama

dengan teman-teman kelompoknya serta terkadang terdapat siswa yang

paham dan ada siswa juga yang belum paham. Karena pembelajaran

TGT melibatkan aktivitas siswa, berdasarkan observasi yang dilakukan

oleh peneliti pada tanggal 24 Mei 2023, peserta didik lebih aktif dan

sangat antusias terhadap pembelajaran TGT, banyak melakukan kerja

sama untuk dapat menyelesaikan tugas dan menyelesaikan gamenya.

Sejauh ini peserta didik paham dan lebih aktif dalam

pembelajaran. Adapun evaluasi pembelajaran ini nantinya akan

digunakan oleh guru untuk mengambil keputusan atau kebijakan

selanjutnya.
107

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Suatu pembelajaran membutuhkan manajemen yang tepat terutama

dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tanpa manajemen yang

tepat, pembelajaran tidak akan dapat berjalan seperti apa yang diharapkan.

1. Pembahasan Perencanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT (Team Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti di Kelas IV B SDN 52 Parupuk

Tabing

Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan, salah satunya yang bisa dilakukan oleh pendidik

atau guru adalah dengan membuat sebuah perencanaan yang baik serta

matang sebelum pembelajaran dilakukan.

Enoch (1995:1), mengatakan bahwa perencanaan adalah sebuah

persiapan dalam sesuatu yang akan dikerjakan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu (Ananda, 2019). Perencanaan pembelajaran adalah bagian

dari program pembelajaran yang mencakup bahasan yang diberikan

berulang kali dalam pertemuan yang digunakan untuk membuat rencana

pelajaran dan membantu guru merencanakan kegiatan belajar agar lebih

terarah, efektif, efisien, dan berjalan dengan baik (Usman 2002) dalam

(Ananda, 2019). Tanpa sebuah perencanaan terlebih dahulu, proses

belajar mengajar di kelas tidak akan berjalan dengan baik atau sesuai

dengan yang diharapkan.


108

Peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru

diharapkan dapat merancang pembelajaran yang aktif yang melibatkan

peserta didik dalam berbagai kegiatan. Selain itu, guru diharapkan dapat

membuat peserta didik terlibat secara mental dalam proses belajar, yang

mencakup keterlibatan intelektual, emosional, dan spiritual (Budiyanti et

al., 2016) dalam (Aziz et al., 2020). Adapun saat ini di kelas IV Sekolah

Dasar sudah menggunakan kurikulum merdeka belajar yang masuk pada

fase B, artinya merdeka belajar sebagai rancangan untuk memberikan

kesempatan kepada guru dalam menentukan perencanaan atau perangkat

ajar sesuai dengan kondisi maupun kebutuhan peserta didiknya.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diimplementasikan

untuk anak Sekolah Dasar pada kelas IV fase B yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament). Model ini

merupakan model pembelajaran yang bisa dipergunakan agar bisa

menarik minat peserta didik agar dapat aktif dalam pembelajaran. Model

pembelajaran ini menekankan pada kerja sama kelompok dan

menekankan pada sebuah permainan dengan membagi anak didik dalam

kelompok. Menurut Slavin, terdapat 5 komponen utama dalam model

pembelajaran TGT yaitu : (1) Class Presentation (2) Kelompok/Teams

(3) Edukasi permainan/Education game (4) Pertandingan/Tournament (5)

Rekognisi tim/pemberian penghargaan (Tamami, 2022). Model

pembelajaran TGT ini menjadikan peserta didik sebagai pusat aktivitas

pembelajaran serta guru hanya mengatur jalannya kegiatan pembelajaran.


109

Fokus model pembelajaran TGT terletak pada keaktifan anak

didik pada suatu pembelajaran yang digambarkan dengan cara

berkompetensi antar kelompok siswa melalui pengetahuan yang

diuraikan secara lisan ataupun tulisan dari pertanyaan yang guru berikan

sehingga setiap kelompok berjuang untuk memperoleh nilai yang unggul

(Najamudin, 2020).

Perencanaan dengan implementasi model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran

PAI dan BP yaitu menyiapkan perangkat ajar yang diperlukan saat

mengajar di kelas seperti menyusun rencana untuk pelaksanaan

pembelajaran atau modul ajar, menyiapkan media pembelajaran atau

serangkaian alat dan bahan ajar yang dibutuhkan, menentukan model

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dikaji (Walfiani, et

al., 2016). Sudah menjadi tugas seorang guru untuk menyiapkan

pembelajaran yang baik.

Perencanaan merupakan proses penyusunan materi ajar,

penggunaan pendekatan, metode ataupun model pengajaran, serta

penilaian dalam suatu alokasi waktu untuk mencapai kompetensi atau

tujuan tersebut yang telah dirumuskan (Novalita, 2014) dalam (Sidauruk

& Supeni, 2019).

Sebelum pembelajaran dilakukan, hal terpenting yang harus

dipersiapkan oleh guru adalah membuat sebuah rencana pembelajaran

atau pada kurikulum merdeka disebut juga dengan modul ajar yang mana
110

digunakan sebagai panduan dalam kegiatan belajar mengajar yang berupa

sebuah rancangan yang dibuat oleh guru.

Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan guru dalam tahap

perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

Tournament) yaitu :

1. Mengkonsep perencanaan kegiatan pembelajaran yang mengarah

pada tujuan pembelajaran dalam mengimplementasikan model

pembelajaran TGT

2. Menetapkan materi atau pokok bahasan yang akan dijelaskan atau

dipelajari

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dan disesuaikan dengan

indikator atau capaian yang telah ditetapkan

4. Mempersiapkan bahan ajar atau sumber ajar yang akan dipakai oleh

anak didik seperti buku paket PAI dan BP

5. Mempersiap sebuah tournament yang akan dilakukan pada

pembelajaran nanti

6. Menyiapkan penilaian atau sebuah evaluasi yang nantinya akan

diberikan kepada setiap anak didik untuk mengetahui seberapa jauh

pemahaman dan keaktifan anak didik pada pembelajaran serta

terhadap materi yang telah disampaikan (Walfiani et al., 2016).

Pembelajaran berlangsung secara sitematis, artinya pelaksanaan

pembelajaran dilakukan secara terarah, terstruktur dan terencana.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) di
111

kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang dalam mengajar guru

mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team

Games Tournament). Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru

membuat sebuah perencanaan yang dibutuhkan sesuai dengan

implementasi model pembelajaran TGT.

Perencanaan dalam pembelajaran PAI dan BP di kelas IV B yaitu

guru membuat modul ajar yang sebelumnya ditentukan dulu materi atau

pokok bahasannya, menentukan tujuan pembelajaran atau capaian

pembelajarannya, memilih model pembelajaran yang akan pakai yaitu

model pembelajaran TGT, menyediakan sumber ajar atau media yang akan

digunakan, menyiapkan sarana dan prasarana untuk menunjang

pembelajaran, guru membuat sebuah game yang bahannya dari karton

disertai dengan pertanyaan atau soal yang sudah dibuat di dalamnya, serta

menentukan penilaian atau sebuah evaluasi yang dilakukan di akhir

kegiatan proses belajar mengajar agar dapat diketahui terkait sejauh mana

tujuan pembelajaran itu tercapai.

Seluruh perencanaan yang dipersiapkan oleh guru PAI dan BP

menyesuaikan dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe

TGT (Team games Tournament). Dilihat dari perencanaannya, dapat

disimpulkan bahwa perencanaan tersebut sudah baik, dan direncanakan

sebelum sebuah pembelajaran dilaksanakan.


112

2. Pembahasan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(Team Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti di Kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing

Pelaksanaan merupakan proses realisasi dari sebuah rancangan

yang telah direncanakan sebelumnya. Dilihat dari hasil penelitian, pada

pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

Tournament) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti (PAI dan BP) terdapat tiga tahapan yang dilaksanakan oleh guru

yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti serta kegiatan penutup.

Tahap pelaksanaan ini yaitu implementasi tindakan dengan menerapkan

model TGT sesuai perencanaan yang telah disusun (Firmansyah et al.,

2019).

Tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ialah sebagai

berikut :

1) Penyajian kelas (class presentation)

Mula-mula di awal pembelajaran, guru menerangkan materi

dalam presentasi kelas. Dalam presentasi ini, guru

menginformasikan tujuan dalam pembelajaran, menginformasikan

materi yang akan dibaas, dan penjelasan singkat tentang tugas yang

diberikan kepada kelompok.

2) Belajar dalam kelompok (teams)

Menurut berbagai kriteria, seperti gender, etnik, ras, dan yang

lainnya, guru membagi siswa dalam suatu kelompok menurut jumla


113

anak didik yang ada di kelas. Masing-masing kelompok terdiri dari

empat hingga enam orang. Kelompok ini berfungsi untuk melakukan

pendalaman materi bersama teman kelompoknya dan terkhusus

untuk menyiapkan anggota kelompok agar bekerja sama dengan baik

dan maksimuml ketikat berlomba dalam permainan.

3) Permainan (games)

Permainan ini berupa soal ataupun pertanyaan yang sederhana

dan terkait materi yang dijelaskan dan dimaksudkan untuk menguji

pemahaman yang diperoleh masing-masing siswa dari belajar

kelompok atau persentasi kelas.

4) Pertandingan (tournament),

Turnamen adalah tempat permainan itu berlangsung .

Turnamen biasanya diadakan setelah guru melakukan presentasi di

kelas atau setiap kelompok telah menyelesaikan tugas yang

diberikan.

5) Penghargaan (team recognition)

Setelah pertandingan selesai, guru memberitahu tim pemenang

dan memberikan hadiah jika skor atau nilai memenuhi kriteria.

Begitu juga dengan yang terdapat pada BAB II, model

pembelajaran TGT (Team Games Tournament), terdiri dari presentasi

kelas, belajar dalam kelompok, adanya permainan akademik, adanya

sebuah turnamen, dan pemberian reward atau rekognisi tim

(Sudimahayasa, 2015).
114

Sebelum memulai program pembelajaran di ruang kelas, guru

memastikan bahwa kondisi kelas beroperasi secara penuh. Hal itu

dilakukan agar pembelajaran berjalan lancar. Dalam hal itu, siswa

dapat menerima pendidikannya dengan sukses seiring dengan

berjalannya proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di kelas

berlangsung melalui tiga kegiatan yaitu sebagai berikut :

d. Kegiatan pendahuluan

1. Memulai sebuah pembelajaran dengan mengucapkan salam,

mengabsen kehadiran siswa, lalu meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama

2. Memulai kegiatan dengan menyampaikan capaian dan tujuan

pembelajaran khususnya pembelajaran TGT (Team Games

Tournament)

3. Capaian pembelajaran yaitu dikatakan mampu melaksanakan

tugas-tugas tertentu berdasarkan rincian yang diberikan secara

jelas dan terarah.

4. Memberikan penjelasan tentang materi dan melakukan proses

tanya jawab terkait materi pelajaran (Hasanah, 2021).

e. Kegiatan inti

1. Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan diajarkan dan yang

ada di buku paket. Memberikan sebuah penjelasan apa saja yang

berkaitan dnegan materi yang disampaikan melalui penjelasan

yang disampaikan secara lisan


115

2. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa terkait dengan materi

yang telah diterangkan di depan kelas untuk mengetahui

pemahaman siswa

3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setelah dibagi kelompok, guru

menyampaikan aturan permainan

4. Dalam permainan terdapat soal yang harus diisi dan dikerjaan oleh

masing-masing anggota dan jawabannya nanti dibaca dengan

lantang

5. Setelah permainan selesai, guru mengumumkan kelompok yang

menang dan memberikan hadiah sebagai penghargaan atau

motivasi kepada setiap pemenang yang skornya tinggi (Hasanah,

2021).

f. Kegiatan penutup

1. Guru memberikan penjelasan tentang kesimpulan materi

2. Guru dan siswa menutup kegiatan belajar mengajar dengan

mengucap alhamdulillah dan berdoa bersama, setelah itu guru

menutup pembelajaran dengan salam (Hasanah, 2021).

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT dalam pembelajaran PAI dan BP di kelas IV B SDN 52 Parupuk

tabing, guru berpedoman pada rencana atau modul ajar yang telah dibuat

dan tentunya juga berpedoman pada sintaks model pembelajaran TGT.

Pembelajarannya dimulai dengan kegiatan awal atau pendahuluan,


116

kemudian kegiatan inti serta kegiatan penutup. Yang pertama kegiatan

pendahuluan, setelah berdoa yang dipimpin oleh seorang siswa, guru

menyapa semua siswa dan mengecek kehadiran siswa, meminta siswa

untuk membaca tiga surat pendek, memberikan semangat atau motivasi

kepada peserta didik, memberitahu materi yang akan dipelajari kemudian

menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan kegiatan apa saja yang

segera dilakukan, guru memunculkan pertanyaan pemantik dan meminta

peserta didik untuk mengamati gambar.

Pelaksanaan kegiatan inti dilaksanakan oleh guru mengacu pada

sintaks model pembelajaran TGT yaitu guru melakukan penyajian kelas

atau menjelaskan materi, membagi siswa dalam empat sampai lima

kelompok dan siswa belajar dengan kelompoknya masing-masing,

memberikan game akademik dan melaksanakan turnamen, kemudian guru

memberikan hadiah atau reward sebagai penghargaan untuk kelompok

yang menang dalam game yang telah dilakukan.

Pelaksanaan kegiatan penutup dilakukan oleh guru seperti membuat

ringkasan tentang materi yang sudah dijelaskan, serta hal-hal penting yang

ada pada pembelajaran, menyimpulkan pembelajaran secara bersama-

sama, mengagendakan pekerjaan rumah, serta mengakhiri kegiatan

pembelajaran dengan berdoa bersama dan guru menutup dengan mengucap

salam.

Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa implementasi model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menarik perhatian siswa apalagi


117

untuk anak pada tingkat sekolah dasar dan siswa lebih banyak melakukan

aktivitas dalam pembelajaran. Dilihat dari karakteristik anak SD yang

masih suka bermain dalam belajar maka model pembelajaran TGT ini

dapat diterapkan yang mana model pembelajaran TGT menghadirkan

turnamen yang berupa permainan akademik untuk siswa sehingga

memungkinkan semua siswa berperan aktif dan bekerja sama. Dengan

berpartisipasi dalam turnamen belajar di dalam kelas, siswa akan lebih

memahami pentingnya permainan tertentu dalam studi akademis mereka,

sesuai dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda

Dengan model ini, akan menciptakan kondisi belajar di ruangan

kelas menjadi lebih variatif karena semua siswa bersaing sesuai

kemampuan dan pengetahuannya yang dikuasai masing-masing (Walfiani

et al., 2016).

3. Pembahasan Evaluasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(Team Games Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti di Kelas IV B SDN 52 Parupuk Tabing

Evaluasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan suatu

pendidikan. Agar dapat mengetahui apakah persiapan, penerapan dan

suatu hasil telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum maka

dibutuhkanlah sebuah evaluasi (Riadi, 2017) dalam (Suttrisno et al.,

2022).

Dalam setiap pembelajaran, setiap guru harus mampu memahami

perancangan atau perencanaan, proses, dan hasil pembelajaran. Penting


118

untuk disadari bahwa evaluasi proses pendidikan dapat menjadi satu-

satunya pedoman bagi guru untuk memahami bagaimana proses

pendidikan yang dilakukan dapat meningkatkan potensi peserta didik.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses

yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan argumentasi tentang

kelangsungan program pendidikan tinggi tertentu dan pengambilan

keputusan.

Pada kurikulum merdeka belajar ini, pendidik diberi kesempatan

dalam mengatur pembelajaran yang dilakukan demi berjalannya kondisi

pembelajaran yang menyenangkan dan guru diaggap bisa dalam

melakukan perencanaan, melakukan pelaksanaan, serta mampu

melakukan evaluasi pembelajaran yang dilakukan (Suttrisno et al., 2022).

Evaluasi sebagai penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan

atau mengukur perubahan perilaku yang suda terjadi. Evaluasi dapat

berupa asesmen individu ataupun asesmen kelompok serta jenis asesmen

yang dapat digunakan yaitu asesmen diagnostik, asesmen sumatif

maupun asesmen formatif (Puspitasari, 2022).

Evaluasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

Tournament) dalam pembelajaran PAI dan BP kelas IV B di SDN 52

Parupuk Tabing guru menggunakan assesment atau penilaian formatif

dan sumatif. Penilaian formatif dilakukan guru pada saat pembelajaran

berlangsung atau ditengah-tengah pembelajaran dengan cara melihat

aktivitas siswa dalam belajar dengan menerapkan model pembelajaran


119

TGT yang dinilai dengan pengamatan lmbar observasi yang disesuaikan

dengan kegiatan siswa yang diamati ketika sedang dalam kegiatan

pembelajaran untuk mengetahui keaktifannya dan memberikan beberapa

pertanyaan akademik kepada peserta didik. Penilaian ini juga termasuk

penilaian non tes. Selain itu guru juga menggunakan penilaian berupa tes

atau penilaian sumatif yang mana penilaian ini pada akhir pelajaran

mengenai sub bab yang telah dijelaskan dengan memberikan soal untuk

dikerjakan kepada siswanya. Penialain sumatif Penilaian ini digunakan

untuk mengatahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai serta

mengatahui sejauh mana anak didik itu paham terhadap pokok bahasan

atau materi yang telah disampaikan. Guru melakukan evaluasi baik dari

segi pengetahuan dan sikap peserta didik. Hasil evaluasi akan digunakan

untuk memperbaiki pembelajaran dan mengambil keputusan untuk

pembelajaran selanjutnya.

Evaluasi yang diperoleh yaitu keaktifan siswa lebih menunjukkan

hal yang positif atau lebih baik dari pembelajaran biasanya dan siswa

paham terhadap pembelajaran yang dapat dilihat dari nilai tes siswa.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team games

Tournament) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang yaitu guru

membuat sebuah persiapan agar pembelajaran lebih terkonsep seperti

menyiapkan beberapa hal berikut yaitu : membuat modul ajar sesuai

dengan kurikulum merdeka Fase B kelas IV, membuat perangkat ajar

(PROTA, PROMES, ATP, CP dan tujuan pembelajaran) menetapkan

pokok bahasan/materi (Materi shalat Jum‟at), mempersiapkan bahan ajar

atau sumber ajar (LKS PAI dan BP kelas IV dan buku paket PAI dan BP

kelas IV kurikulum merdeka), mempersiapkan sarana prasarana (ruang

kelas, spidol, papan tulis, penghapus dan lain-lain) mempersiapkan media

karton yang berisi pertanyaan untuk game dalam pembelajaran TGT

(permainan akademik), dan menentukan evaluasi yang akan dilakukan

pada akhir pembelajaran (tes dan non tes/sumatif dan normatif).

2. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

Tournament) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang ada tiga yaitu

: (a) Kegiatan pendahuluan, guru membuka pembelajaran dengan

mngucapkan salam, menyapa dan mengecek kehadiran peserta didik,

peserta didik membaca tiga surat pendek, memberikan motivasi kepada

120
121

peserta didik, menginformasikan materi yang akan diajarkan,

menyampaian tujuan pembelajaran dan menjelaskan kegiatan apa saja

yang akan dilakukan, dan guru memberikan penguatan materi kepada

peserta didik (b) Kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team

Games Tournament) yaitu penyajian kelas (class presentation) yang mana

guru memberikan penjelasan materi tentang shalat Jum‟at sekaligus

menulis materi di papan tulis, belajar dalam kelompok (team) yaitu guru

membagi siswa menjadi empat kelompok yang mana terdiri dari 4-5 siswa

yang memiliki kemampuan tingkat tinggi, sedang dan renda (heterogen),

permainan akademik (game) yaitu guru membuat permainan dari empat

buah karton yang di dalamnya berisi lima pertanyaan materi shalat Jum‟at,

pertandingan (tournament) yaitu guru dan setiap kelompok menjalankan

permainan dan bertanding. Rekognisi tim/pemberian hadiah/penghargaan

(guru memberikan adia kepada kelompok pemenang berdasarkan skor

tertinggi). (c) Kegiatan penutup, Melakukan penilaian terhadap peserta

didik, peserta didik membuat resume kemudian guru dan peserta didik

menyimpulkan pembelajaran secara bersama-sama, mengagendakan

materi yang akan dipelajari selanjutnya, menutup pembelajaran dengan

salam dan berdoa.

3. Evaluasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

Tournament) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti kelas IV B di SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang dilakukan


122

dengan cukup baik sesuai dengan sintaks model pembelajaran TGT dan

dengan asessmen sumatif/tes yang dilakukan pada saat akhir pembelajaran

sub bab dengan memberikan soal terkait materi pelajaran yang telah

disampaikan oleh guru dan assesmen formatif/ non tes yang dilakukan di

tengah-tengah pembelajaran berlangsung sesuai dengan aktivitas peserta

didik yang diamati menggunakan lembar unjuk kerja peserta didik.

Evaluasi yang diperoleh yaitu keaktifan siswa lebih menunjukkan hal yang

positif atau lebih baik dari pembelajaran biasanya dan siswa paham

terhadap pembelajaran yang dapat dilihat dari nilai tes siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan

masukan dan saran yaitu model pembelajaran TGT sangat baik untuk

diterapkan apa lagi pada tingkat sekolah dasar yang mana karakteristik anak

sekolah dasar yang masih suka belajar sambil bermain dan juga senang

belajar dalam kelompok, namun dalam persiapan implementasi model

pembelajaran kooperatif tipe TGT harus lebih dipersiapkan secara matang

dan sebaik-baiknya apa yang dibutuhkan agar pada proses pelaksanaannya

dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan diawal. Agar

dapat mencapai pembelajaran yang optimal harus dapat memanfaatkan

waktu dan pengelolaan kelas dengan baik agar pembelajaran yang

diharapkan dapat tercapai maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif ( patta Rappana (ed.);


Cetakan I,). syakir Media Press. https:// https://doi.org/10.31219/osf.io/juwxn

Afifa, N. N. (2022). Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning


Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Fiqih Di Kelas Viii Mtsn 13 Jakarta Tahun
Ajaran 2021/2022 [UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]. In
Repository.Uinjkt.Ac.Id.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/65516

Ahyat, N. (2017). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. EDUSIANA :


Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 4(1), 24–31.
https://doi.org/10.30957/edusiana.v4i1.5

Akbar, M. I. (2021). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Berbasis Merdeka Belajar di SD Anak Saleh Malang [Universitas Islam
negeri Maulana Malik Ibrahim Malang]. https://etheses.uin-malang.ac.id

Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif Dalam Pengajaran Pendidikan Agama


Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(1), 247–264. http://journal.an-
nur.ac.id/index.php/mubtadiin/article/view/82

Amanah, D. (2018). Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams


Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran
2017/2018. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

Ana, Y., & Yayat, S. (2022). Penerapan Model Team Games Tournament Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Bekasi. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(3), 44–51.
https://doi.org/10.55606/jpkm.v1i3.18

Ananda, R. (2019). Perencanaan Pembelajaran (Amiruddin (ed.)). Lembaga


Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI) Jl. http://
http://repository.uinsu.ac.id/6719/1/5.%20PERENCANAAN%20PEMBELA
JARAN%20%28BUKU-PENULIS%29.pdf

Ardianti, Y., Amalia, N., Dasar, G. S., & Surakarta, U. M. (2022). Kurikulum
Merdeka : Pemaknaan Merdeka Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar
dalam Perencanaan Pembelajaran di Sekolah. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 6(3), 399–407.
https://doi.org/10.23887/jppp.v6i3.55749

Astuti. (2020). Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament):


Pengertian dan Langkahnya. Ujione.Id. https://ujione.id/model-
pembelajaran-tgt-teams-games-tournament-pengertian-dan-langkahnya/

123
124

Aziz, A. A. et al. (2020). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah


Dasar. Taklim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 18(20), 131–146.
https://jurnal.upi.edu/file/TAKLIM_05_PEMBELAJARAN_PENDIDIKAN
_AGAMA_ISLAM_(PAI

Besare, S. D. (2020). Hubungan Minat Dengan Aktivitas Belajar Siswa.


JINOTEP: Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran, 7(1), 18–25.
https://doi.org/10.17977/um031v7i12020p018

Daradjat, Z. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Darise, G. N. (2021). Pendidikan Agama Islam Dalam Konteks “ Merdeka Belajar


.” Journal of Islamic Education: The Teacher of Civilization, 02(02), 1–18.
https://journal.iain-manado.ac.id/index.php/jpai

Firmansyah, M. I., et al. (2019). MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT :


Suatu Analisis Hasil Implementasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Jurnal Tarbawy, 6(2), 104–113. https://doi.org/10.17509/t.v6i2.20583

Harianja, K., et al. (2022). Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif (A. Karim
& J. Simarmata (eds.)). Yayasan Kita Menulis.
https://kitamenulis.id/2022/04/14/tipe-tipe-model-pembelajaran-kooperatif/

Hartati, S. (2017). Konsep Spiritual Parenting Dengan Pendekatan Konseling


Behavioristik Dalam Membentuk Moral Anak Usia Sekolah Dasar. Bina
Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1), 40–52.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1277596

Hasanah, Z. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Menumbuhkan


Keaktifan Belajar Siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaan, 1(1), 1–
13. https://jurnal.stituwjombang.ac.id/index.php/irsyaduna%0AMODEL

Idrus, L. (2019). Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran. ADAARA: Jurnal


Manajemen Pendidikan Islam, 9(2), 920–935.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1655265

Ishak. (2021). Karakteristik Pendidikan Agama Islam Pada Lembaga Pendidikan.


FiTUA: Jurnal Studi Islam, 2(2), 167–178.
https://doi.org/10.47625/fitua.v2i2.316

Isrofah. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran PAI.


Jawa Pos: Radar Kudus.
https://radarkudus.jawapos.com/pendidikan/31/07/2022/implementasi-
kurikulum-merdeka-dalam-pembelajaran-pai/

Jannah, R. (2017). Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran pendidikan


agama Islam. Madrosatuna: Journal of Islamic Elementary School, 1(1), 47–
58. http://dx.doi.org/10.21070/madrosatuna.v1i1.1211
125

Lestari, A. L. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team


Game Tournament (TGT) Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan islam
(SKI) Di MA Nurul Ulum Mertak Tombok Tahun Pelajaran 2019/2020.
http://etheses.uinmataram.ac.id/id/eprint/2197

Marzuki, I., & Hakim, L. (2018). Model Pembelajaran Kooperatif Perspektif Al-
Qur‟an. Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran Dan Pencerahan, 14(02), 39–52.
https://doi.org/10.31000/rf.v14i02.900

Muhaira, Z., Elisa, & Susanna. (2017). Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan
Fisika, 2(1), 11–19. http://jim.usk.ac.id/pendidikan-
fisika/article/view/2141/1102

Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (A. S.


Wardan (ed.)). Bandung : Remaja Rosdakarya.

Murdiyanto, E. (2020). Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai


Contoh Proposal). Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat UPN ”Veteran” Yogyakarta Press.
https://www.studocu.com/id/u/47892911?sid=01683827247

Musya‟Adah, U. (2018). Peran Penting Pendidikan Agama Islam di Sekolah


Dasar. AULADA: Jurnal Pendidikan Dan Perkembangan Anak, I(2), 9–27.
http://e-journal.ikhac.ac.id/index.php/aulada

Mutia. (2021). Characteristics Of Children Age Of Basic Education. FITRAH,


3(1), 114-131. http://file:///C:/Users/user/Downloads/1330-Article%20Text-
2664-1-10-20210829.pdf

Nisa‟, A. U. (2021). Efektivitas Metode Problem Based Learning Dan Metode


Teams Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
VIII Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Di SMP
Pomosda Nganjuk. Institut Agama Islam Negeri Kediri.
http://etheses.iainkediri.ac.id/id/eprint/4862

Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai


Kurikulum 2013. Nizamia Learning Center. Sidoarjo : Nizamia Learning
Center. http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/296

Nurhikmah. (2022). Inovasi Model Pembelajaran Pendidikan Islam. Jurnal Al


„Ilm, 1(1), 29–37. http://ejournal.mgmppai-
bengkulu.org/index.php/alilm%0AINOVASI

Nursaadah, N. (2022). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah


Dasar. GUAU: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 2(1), 397–
126

410. https://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/guau

Puspitasari, R. (2022). Implementasi Pembelajaran Aktif Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti di SDIT Ummatan Waidah. Institut
Agama Islam Negeri curup. https:// http://e-theses.iaincurup.ac.id/2804/

Putrianingsih, S., et al. (2021). PERAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


TERHADAP KUALITAS PENGAJARAN. 7(1), 206–231.
http://jurnal.iaih.ac.id/index.php/inovatif/article/view/211/120

Rahardjo, M. (2011) Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. GEMA.


https://www.uin-malang.ac.id/r/110601/metode-pengumpulan-data-
penelitian-kualitatif.html

Rifa‟i, A., et al. (2022). Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran PAI di
Sekolah. Jurnal Syntax Admiration, 3(8), 1006–1013.
https://doi.org/10.46799/jsa.v3i8.471

Riyanto, I, et al. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Teams Games


Turnament (TGT) Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dsar Negeri 2 Mangun Jaya Sirah Pulau
Padang. Jurnal CONTEMPLATE: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 2(01), 1–
20. https://ejournal.iaiqi.ac.id/index.php/contemplate/article/view/48

Sidauruk, V. A., & Supeni, S. (2019). Peran Guru Dalam Perencanaan,


Pelaksanaan Dan Evaluasi Pembelajaran Ppkn Terhadap Pembentukan
Karakter Disiplin Siswa Kelas X Sma Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran
2017-2018. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 6(2). https://doi.org/10.33061/glcz.v6i2.2549

Su‟dadah, S. (1970). Kedudukan Dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Di


Sekolah. Jurnal Kependidikan, 2(2), 143–162.
https://doi.org/10.24090/jk.v2i2.557

Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi (F. L. Sigit


(ed.); Edisi 1). Yogyakarta : Andi Offset

Sudimahayasa, N. (2015). Penerapan Model Pembelajaran TGT Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar, Partisipasi, dan Sikap Siswa. Jurnal Pendidikan
Dan Pengajaran, 48(1–3), 45–53.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2676762&val=1
324&title=PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PARTISIPASI DAN SIKAP
SISWA

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :


127

Alfabeta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Sulistio, A., & Haryanti, N. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative


Learning Model). Jawa Tengah : Eureka Media Aksara.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Surabaya : Pustaka Belajar.

Susilowati, E. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada Mata


Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Al-Miskawaih: Journal of Science
Education, 1(1), 115–132. https://doi.org/10.56436/mijose.v1i1.85

Suttrisno, Yulia, N. M., & Fithriyah, D. N. (2022). Mengembangkan Kompetensi


Guru Dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran di Era Merdeka Belajar.
ZAHRA: Research And Tought Elmentary School Of Islam Journal, 3(1), 52–
60. https://doi.org/10.37812/zahra.v3i1.409

Tamami, B. (2022). Implementasi Metode TGT ( Teams Games Tournament )


Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Guna Meningkatkan
Keaktifan Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Al Masruroh Puger. Jurnal
Pendidikan Islam, 8(1), 1–14. https://journal.stitmupaciran.ac.id

Tambak, S. (2017). Metode Cooperative Learning dalam Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam. Jurnal Al-Hikmah, 14(1).
https://doi.org/10.25299/al-hikmah:jaip.2017.vol14(1).1526

Thalita, A. R., Fitriyani, A. D., & Nuryani, P. (2014). Penerapan Model


Pembelajaran TGT Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(2), 147–156.
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd/index%0APENERAPAN

Tirmidzi, A. Z. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning


Tipe TGT (Team Games Tournament) dalam Pembelajaran Fiqh di MTs
Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung. http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/14246

Walfiani, W., Kurnia, D., & Irawati, R. (2016). PENERAPAN MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT ( TEAMS- GAMES-
TOURNAMENTS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. 1(1).
https://doi.org/10.23819/pi.v1i1.2953

Wati, F., & Rivilla, S. R. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada
Mata Pelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum 2013 di Kelas VII
SMPN 13 Banjarmasin. Jurnal UIN Antasari: Jurnal Pendidikan
Matematika, 2(2), 83–102. https://dx.doi.org/10.18592/jpm.v2i2.1176
128

Widhiastuti, R., & Fachrurrozie. (2014). Teams Games Tournament (TGT)


Sebagai Metode Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Belajar. In
Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan: Vol. IX.
https://doi.org/10.15294/dp.v9i1.3355

Zuhri, S. (2021). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar PAI dan BP Materi
Bersikap dan Berperilaku Jujur melalui Metode Teams Games Tournament (
TGT ) Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kesamben Korwil Kecamatan Ngajum
Kabupaten Malang. Jurnal Pembelajaran Dan Ilmu Pendidikan,
I(November), 271–276. https://doi.org/10.28926/jpip.v1i1.20
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Judul Skripsi : Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT (Team Games Tournament) Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IV B di

SDN 52 Parupuk Tabing Kota Padang

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Informan : 1. Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


(Yanti Febrina S. Pd, I)

2. Siswa kelas IV B (Bilal Noor Jabar, Aufar Janitra


Pito, Dinda Ramadhani, Rachel, Hunayya Khairunnisa,
Zavira Marwa, Nazwa Azzahra, dan Alana Fitria
Keylani)

A. Pedoman Wawancara Guru

Pokok Bahasan

Pertanyaan

Model a. Perencanaan

Pembelajaran 1) Apakah ibu selalu mempersiapkan rencana

kooperatif tipe pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar sebelum

TGT mengajar?

2) Apa saja yang ibu susun atau persiapkan dalam

perencanaan pembelajaran PAI dan BP dengan

129
130

model pembelajaran TGT?

3) Materi apa yang akan Ibu jelaskan dalam

implementasi model pembelajaran kooperatif tipe

TGT pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti di kelas IV B?

4) Sarana dan prasana apa yang ibu gunakan atau

persiapkan dalam pembelajaran PAI dan BP?

5) Apakah ibu melakukan perencanaan sesuai

dengan implementasi model pembelajaran TGT?

6) Game atau permainan seperti apa yang ibu

persiapkan dalam implementasi model

pembelajaran TGT?

7) Apakah ibu sudah mempersiapkan evaluasi pada

akhir pembelajaran nanti?

b. Pelaksanaan

8) Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT di kelas IV B ?

9) Bagaimana langkah-langkah dari model

pembelajaran TGT yang ibu terapkan pada saat

pembelajaran PAI dan BP?

c. Evaluasi

10). Bagaimana ibu menilai ketercapaian tujuan

pembelajaran?
131

11). Bagaimana sistem penilaian atau evaluasi

dalam pelaksanaan model pembelajaran TGT?

12) Assesmen apa yang ibu gunakan pada

pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan

model pembelajaran kooepratif tipe TGT?

13). Apa hasil evaluasi yang ibu harapkan setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT ?

B. Pedoman Wawancara Peserta Didik

No. Pokok Bahasan Pertanyaan

1. Pelaksanaan mengajar guru 1) Bagaimana ibu guru

menggunakan model mengajar dikelas dengan

pembelajaran TGT menggunakan model

pembelajaran TGT?

2. Evaluasi pembelajaran 2) Apakah ibu guru melakukan

model pembelajaran TGT evaluasi atau penilaian di akhir

pembelajaran?

3) Penilaian seperti apa yang

ibu guru lakukan?

4) Apakah model pembelajaran

TGT ini menarik?


132

5) Apakah kamu menyukai

pembelajaran berkelompok

dengan model pembelajaran

TGT?

6) Apakah kamu lebih

memahami materi dan lebih

aktif ketika belajar

berkelompok menggunakan

model pembelajaran TGT?


133

Lampiran 2. Transkip Wawancara Guru dan Peserta Didik

Transkip Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ibu selalu “Ya.. tentunya sebelum mengajar ibu


membuat rencana pelaksanaan
mempersiapkan rencana pembelajaran yang sekarang ini jadi
modul ajar. Jadi ibu buat dulu
pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar sebelum ngajar di kelas”.

modul ajar sebelum mengajar?

2. Apa saja yang ibu susun atau “Dalam mengimplementasikan


model pembelajaran kooperatif tipe
persiapkan dalam perencanaan TGT atau sebelum memulai kegiatan
pembelajaran di kelas, ibu
pembelajaran PAI dan BP mempersiapkan atau membuat
beberapa perencanaan yaitu
dengan model pembelajaran membuat modul ajar karena
sekarang di kelas IV B
TGT? menggunakan kurikulum merdeka,
ya meskipun ibu baru belajar
menggunakan kurikulum ini karena
kurikulum ini termasuk baru ya, kita
kan PAI kan, nah kurikulum
merdeka ini menyuruh anak itu aktif,
jadi anak itu disuruh untuk lebih
aktif lagi, kemudian membuat alur
tujuan pembelajaran, membuat
PROTA, PROMES, CP, pokok
bahasan, menentukan model
pembelajaran, harus ada capaian
pembelajaran dan tujuan
pembelajaran, sarana prasarana,
sumber belajar harus ada, harus
sesuai dengan itu semua, kalau tidak
ada nanti tidak jalan kan. Kalau
dibuat itu semua nanti akan lebih
terarah dan itu ada di dalam modul
ajar yang telah dibuat sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran.”
3. Materi apa yang akan Ibu “Nah ibu memilih sub bab materi
tentang shalat Jum‟at pada BAB 9.
Ibu memilih materi itu karena lebih
134

jelaskan dalam implementasi menarik dan lebih banyak.


Kebanyakan jika materi shalat itu
model pembelajaran kooperatif kan praktik, nah ibu ingin yang
berbeda lebih kepemahaman
tipe TGT pada pembelajaran sehingga menarik kalo dengan
model TGT. Nanti kalau praktik
Pendidikan Agama Islam dan pada pertemuan selanjutnya. Nah
materi salat Jum‟at ini sama seperti
Budi Pekerti di kelas IV B? puasa ramadhan, puasa ramadhan
banyak sub nya kan yang di
dalamnya ada syarat sah, syarat
wajib, rukun, nah itu lebih banyak
lagi. Kalo sholat Jum‟at kan dia
lumayan banyak juga kan gimana
tata cara shalat Jum‟at,
ketentuannya, hukumnya, apa saja
yang di sunnahkan dan yang
dianjurkan, persiapan yang
dilakukan sebelum melaksanakan
shalat Jum‟at dan sebagainya ya .
Apalagi terutama anak laki-laki ini
yang sering melaksanakan shalat
Jum‟at kan butuh pemahaman lagi
kan.”
4. Sarana dan prasana apa yang “Yang ibu rencanakan selain yang
telah ibu sebutkan tadi ya, ibu
ibu gunakan atau persiapkan mempersiapkan sarana prasarana
kelas disiapkan dan sumber ajar
dalam pembelajaran PAI dan sebelum proses kegiatan belajar
mengajar yang ibu gunakan ada
BP? LKS, buku paket, spidol, papan tulis
dan pada pembelajaran
berkelompok nanti ibu menyediakan
empat buah karton yang sudah ibu
buat beserta pertanyaan untuk game
nanti dan yang paling penting adala
mempersiapkan kelas juga”.
5. Apakah ibu melakukan “Menurut Ibu sendiri, setiap guru
perlu melakukan perencanaan
perencanaan sesuai dengan sebelum mengajar karena agar
pembelajaran nantinya lebih
implementasi model terarah. Nah apalagi dalam
perencanaan ini tentulah
pembelajaran TGT? disesuaikan dengan model
pembelajaran yang akan digunakan
yaitu model pembelajaran TGT.
135

Apalagi nanti ketika


mengimplementasikannya agar
berjalan dengan baik dan lancar
maka disiapkan dengan sebaik
mungkin. Namun yang lebih ibu
perhatikan dalam persiapannya
yaitu alokasi waktu yang
dibutuhkan,materi yang akan
diajarkan, model pembelajaran yang
dipilih atau yang akan digunakan,
urutan kegiatan pembelajaran dari
kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup. Setelah itu penilaiannya
nanti ya”.
6. Game atau permainan seperti “Pada pertemuan besok kan ibu
akan menggunakan model
apa yang ibu persiapkan dalam pembelajaran TGT yang sebelumnya
sudah pernah ibu pakai. Nah model
implementasi model ini ada game atau permainannya
sehingga dapat membuat siswa lebih
pembelajaran TGT? tertarik karena anak-anak SD kan
masih suka bermain apalagi
belajarnya dengan berkelompok.
Nah game yang ibu sudah siapkan
sendiri yaitu ibu sudah membuat
menggunakan empat karton karena
nantinya ibu bagi menjadi empat
kelompok kan. Di dalam masing-
masing karton ini sudah ibu siapkan
juga lima pertanyaan yang harus
dijawab oleh masing-masing
kelompok ketika maju di depan kelas
nanti. Karton ini nanti juga ibu
tempelkan di depan kelas dan
mereka berbaris di depan karton
sesuai urutan kelompok yang telah
ibu tentukan”.
7. Apakah ibu sudah “Nah selain ibu membuat modul
ajar dan yang lainnya, ibu juga
mempersiapkan evaluasi pada membuat perencanaan seperti untuk
penilaian nanti pas akhir
akhir pembelajaran nanti? pembelajaran. Nah jadi ibu
persiapkan penilaian atau evaluasi
pembelajaran itu. Kalaupun
waktunya tidak cukup biasanya ibu
akan sambung lagi nanti pada
136

pertemuan berikutnya, jadi itu si


gambaran-gambaran yang ibu
rencanakan”.
8. Bagaimana pelaksanaan model “pelaksanaan model pembelajaran
TGT ya ibu lakukan sesuai dengan
pembelajaran kooperatif tipe langkah-langkahnya ya. Kalo pada
kegiatan pembelajaran yang
TGT di kelas IV B ? dilaksanakan itu kan ada yang
pertama kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Tiga kegiatan itu kan ada di dalam
modul ajar ya. Jadi ya itu kira-kira
gambaran pelaksanaannya”.
9. Bagaimana langkah-langkah Langkah pertama :
“Sebelum melakukan pembelajaran
dari model pembelajaran TGT seperti biasa, ibu membuka
pembelajaran dengan salam dan
yang ibu terapkan pada saat mengecek kehadiran peserta didik.
Kemudian menyuruh anak-anak ini
pembelajaran PAI dan BP? untuk membaca 3 hafalan surat
secara bersama-sama pada awal
pembelajaran sekaligus
mempersiapkan anak untuk belajar.
Ibu juga memberitahu materi yang
akan dipelajari. Kadang juga ibu
memberikan pertanyaan awal terkait
materi yang akan dipelajari nanti
ya. Dari ibu sendiri pelaksanaan
model pembelajaran TGT ini kan
ada lima langkah yang dilakukan
yaitu yang pertama ibu menjelaskan
materi di depan kelas yaitu
materinya sholat Jum‟at yang akan
kita pelajari besok”.
Langkah Kedua :
“Yang kedua belajar dalam
kelompok, nah jadi siswanya nanti
dibagi menjadi empat kelompok
yang berbeda-beda dan setiap
kelompoknya ada yang empat orang
ada yang lima orang siswa. Setelah
ibu menjelaskan di depan jadinya
siswa nanti bisa belajar bersama
dengan kelompoknya masing-
masing, dan ibu memberikan tugas
untuk dikerjakan secara bersama-
137

sama. Nah disini ibu memberikan


kesempatan kepada siswa yang
belum mengerti tentang apa yang
ibu jelaskan di depan untuk bertanya
kepada teman kelompok nya yang
sudah paham, nantinya ibu juga
akan memberikan tugas kelompok
untuk dikerjakan”.
Langkah ketiga :
“Selanjutnya ibu mengadakan game
yang sudah ibu buat yaitu dengan
empat karton yang berisi lima soal,
masing-masing kelompok
mendapatkan satu karton dan
masing-masing anggota kelompok
mempunyai tanggung jawab untuk
menjawab satu soal di depan. Nah
jadi anak-anak ni berdiri berbaris di
depan dan memilih salah satu soal
yang mereka mau. Karena soalnya
ditutupkan. Mereka pilih dan mereka
jawab. Kalau mereka tidak bisa
jawab satu kelompoknya berarti
mereka roling ke belakang dibantu
dengan teman berikutnya. Kalau
mereka sudah selesai mereka ceklis,
tapi ibu minta yang menjawab soal
ditulis namanya agar mereka
memiliki tanggung jawab karena
membawa nama kelompok, jadi
nanti tidak ada salah-salahan atau
saling menyalahkan dan plus nya
lagi kita tahu kemampuan anaknya”.
Langkah keempat :
“Keempat ini turnamen, jadi ibu
langsung saja memulai game nya
dan setiap kelompok berlomba-
lomba untuk menyelesaikan
pertanyaan di depan yang sudahh
ditempelkan dikarton yang ibu
sebutkan tadi”
Langkah kelima :
“Nah kalo yang terakhir ini ibu
sudah menyiapkan hadiah untuk
empat pemenang. Jadi setiap
kelompok mendapatkan hadiah.
138

Kalau penentuan pemenangnya


dipilih dari skor paling tinggi atau
jawaban yang banyak benarnya.
Nnti setiap soal kalau benar ibu
kasih poin 20”.
10. Bagaimana ibu menilai “Ibu menilai ketercapaian
pembelajaran melihat dari siswa
ketercapaian tujuan paham tidak terhadap apa yang ibu
ajarkan, siswa bisa menjelaskan
pembelajaran? kembali tidak, dan juga kalau model
pembelajaran TGT ini ibu lihat juga
keaktifan siswanya dalam kerja
sama kelompok, antusiasnya dalam
mengikuti pembelajaran bagaimana.
Jika siswa paham atau aktif sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang
sudah ibu buat, maka menurut ibu
sendiri tujuan pembelajaran itu
tercapai”.
11. Bagaimana sistem penilaian “Menurut ibu sendiri ya, sistem
evaluasi yang digunakan harus
atau evaluasi dalam sesuai dengan setiap tujuan
pembelajaran. Sistem evaluasi ibu
pelaksanaan model ini kan digunakan untuk mengetahui
berhasilanya proses belajar
pembelajaran TGT? mengajar di kelas ya”.

12. Assesmen apa ibu “Penilaian


yang pembelajaran PAI
biasanya pertama ibu dari latihan
gunakan pada pembelajaran kemudian dari PTS, PH atau
ulangan-ulangan harian jadi tiap
PAI dan BP dengan bab itu selesai ibu PH. Setelah itu
dapat nilai PHnya kan, berapa kali
menggunakan model babnya misalnya lima kali bab nya
berarti lima kali PHnya, nanti
pembelajaran kooepratif tipe ditambah PTS ditambah lagi PAS.
Kalau penilaian atau evaluasi
TGT? setelah pembelajaran menggunakan
model TGT ibu melihat hasil dari
perubahan sikap siswa atau
penilaian formatif ya ditengah-
tengah pembelajaran berlangsung
ibu melihatnya, menggunakan soal
tes atau biasanya disebut sumatif
kalau tidak salah, ibu juga
memberikan pertanyaan seputar
139

materi yang sudah dibahas untuk


mengetahui sejauh mana siswa itu
paham terhadap materi yang ibu
ajarkan. Ibu ya masih seperti
penilaian yang biasa saja”.
13. Apa hasil evaluasi yang ibu “Hasil evaluasi yang ibu harapkan
dalam pembelajaran Pendidikan
harapkan setelah menggunakan Agama Islam dan Budi Pekerti
setelah menggunakan model
model pembelajaran kooperatif pembelajaran TGT itu ya siswa
paham terhadap pembelajaran,
tipe TGT ? siswa lebih aktif lagi, nilai siswa
bagus karena siswa paham,
pembelajarannya jadi lebih
menyenangkan dan tentunya ibu
juga ingin siswa ini bisa bekerja
sama dengan temannya, bisa
mengahargai teman lainnya, dan
tidak hanya paham tetapi siswa
mempraktikkan apa yang ibu
ajarkan dalam kehidupan sehari
harinya”.

Transkip Wawancara Peserta Didik

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana ibu guru mengajar 1. Bilal Noor Jabar

dikelas dengan menggunakan “sebelum kegiatan belajar


dimulai, kami membaca doa
model pembelajaran TGT? Apakah bersama kemudian membaca
hafalan surat pendek yang
ibu guru melakukan evaluasi atau dipilih oleh bu Yanti, biasanya
surat pendeknya dipilih tiga.
penilaian di akhir pembelajaran? Setelah itu kalau pembelajaran
berkelompok ibu Yanti pernah.
Ibu Yanti pada saat itu membagi
kami menjadi berkelompok,
kemudian kami disuruh belajar
bersama dulu dan ada
permainan kemudian ada
hadiah juga”.
2. Aufar Jantitra Pito
140

“sebelum belajar, kami berdoa


dulu disiapkan oleh ketua kelas,
dan membaca tiga surat pendek
yang dipilih oleh ibu Yanti.
Kami membacanya bersama-
sama. Bu Yanti juga mengabsen
kami. Setelah itu ibu Yanti
memberitahu kami materi yang
akan dipelajari hari ini dan
menjelaskannya. Kami juga
belajarnya dibuat menjadi
berkelompok, karena kami suka
game ibu Yanti juga membuat
sebuah permainan berkelompok
dengan karton, nanti kami
bekerja sama dengan teman
kelompok dan yang menang
dapat hadiah”.
3. Dinda Ramadhani

“kami berdoa dulu dan


membaca tiga surat pendek
yang dipilih oleh guru. Seingat
saya ibu Yanti dulu pernah juga
menggunakan model
pembelajaran berkelompok
yang ada permainannya. Dan
tadi juga kami belajar
berkelompok tapi ibu Yanti
menjelaskan dulu didepan kelas
dan kami berdiskusi dengan
kelompok. Kalau permainannya
kami menjawab pertanyaan
yang ada di dalam karton, yang
menang jawabannya banyak
benarnya maka akan mendapat
hadiah”.
2.  Apakah ibu guru melakukan 1. Rachel

evaluasi atau penilaian di akhir “Iya, kami diberikan soal


kemudian kami kerjakan,
pembelajaran? nilainya kata ibu Yanti akan
diberitahu minggu depan tulisan
 Penilaian seperti apa yang ibu kami diperiksa dan diparaf. Iya
pembelajaran TGT ini menarik.
Saya suka belajarberkelompok
141

guru lakukan? karena bisa belajar bersama-


sama, bisa berdiskusi. Seru
 Penilaian seperti apa yang ibu karena bisa bermain bersama.
Saya bisa paham dengan materi
guru lakukan? dengan belajar berkelompok.”
2. Hunayya Khairunnisa
 Apakah model pembelajaran “Iya ibu Yanti di akhir
pembelajaran melakukan
TGT ini menarik? penilaian yaitu catatan yang
kami tulis dinilai, terus ibu yanti
 Apakah model pembelajaran bertanya kepada kami dan
terakhir kami disuruh
TGT ini menarik? mengerjakan soal sebelum
istirahat. Pembelajaran yang
 Apakah kamu menyukai kemarin sangat menarik dan
saya menyukai pembelajaran
pembelajaran berkelompok berkelompok dikarenakan ada
game nya dan saya bisa belajar
dengan model pembelajaran bersama dengan teman
kelompok, bisa bekerja sama
TGT? sehingga tugas kami cepat
selesai. Kami jadi lebih aktif
 Apakah kamu lebih memahami karena banyak yang dikerjakan
bersama dan paham”.
materi dan lebih aktif ketika 3. Zavira Marwa

belajar berkelompok “Iya pada akhir pembelajaran


bu yanti memberikan kami soal
menggunakan model yang ditulis di papan tulis, yang
kami catat dikumpul dinilai bu
pembelajaran TGT? yanti. Iya saya sendiri menyukai
pembelajaran berkelompok
menggunakan model TGT
karena lebih bersemagat jika
bersama teman-teman, lebih
seru ada gamenya dan menarik.
Iya saya juga dapat paham
sama materinya, kami juga
banyak melakukan kegiatan
kerja sama jadinya aktif”.
4. Nazwa Azzahra

“Iya, sama bu Yanti kami


disuruh mengerjakan soal yang
diberikan dulu. Catatan kami
diperiksa. Iya pembelajaran
142

TGT menarik karena ada game


dan hadiahnya. Iya, saya suka
belajar berkelompok, senang,
dapat menyelesaikan tugas
sama-sama.Saya kadang paham
kadang tidak. Suka malu-malu
jadi tidak bisa aktif.”
5. Alana Fitria Keylani

“Iya waktu itu setelah


pembagian hadiah ibu yanti
langsung beri kami soal untuk
dikerjakan. Catatan kami dinilai
karena kami menulis yang ada
di depan. Diperiksa apakah
kami selesai menulis atau tidak.
Saya suka belajar berkelompok
karena kalau tidak paham bisa
bertanya ke teman
sekelompoknya, bisa kerja
sama, bisa belajar sambil
bermain game. Iya model
pembelajaran TGT ini menarik
karena ada hadiahnya. Kadang
saya paham terhadap materi
kadang enggak. Saya bisa
paham karena kadang ibu tu
dijelaskannya kadang enggak.”
143

Lampiran 3. Pedoman Observasi

A. Pedoman Observasi Guru

No Variabel Aspek yang Diamati Ada Tidak


1 Perencanan Membuat modul ajar Ya
Menentukan materi Ya
Menentukan model pembelajaran Ya
Menyiapkan Sarana dan prasarana Ya
Menyiapkan sumber ajar Ya
Menyiapka ATP Ya
Menentukan tujuan pembelajaran Ya
Membuat game Ya
Menyiapkan evaluasi pembelajaran Ya
2 Pelaksanaan a. Kegiatan Pendahuluan
Guru dalam keadaan siap mengajar Ya
Berdoa sebelum pembelajaran Ya
Guru menyapa peserta didik Ya
Mengecek keadiran siswa Ya
Menginformasikan materi Ya
Menyampaikan tujuan pembelajaran Ya
Menyampaikan kegiatan pembelajaran Ya
Apersepsi kepada peserta didik Ya
Memberikan penguatan Ya
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi/ penyajian kelas Ya
Membagi siswa dalam kelompok Ya
Memberikan arahan kepada siswa Ya
Memberikan tugas kelompok Ya
Menjelaskan aturan permainan/game Ya
Menjalankan turnamen/game di mulai Ya
Mengawasi jalannya permainan Ya
Menyediakan hadiah/reward Ya
Menyampaikan keutamaan belajar
kelompok Ya
Refleksi pembelajaran Tidak
c. Kegiatan Penutup
Memberikan PR Ya
Menyimpulkan materi Ya
Menginformasikan materi minggu depan Ya
144

Menutup pembelajaran dengan salam dan


doa Ya
3 Evaluasi Melaksanakan evaluasi/penilaian di kelas Ya

B. Pedoman Observasi Peserta Didik

N
Aspek yang Diamati Ada Tidak
o
Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
Peserta didik menyiapkan perlengkapan untuk belajar Ya
1 Memperhatikan penjelasan guru di depan Ya
Memiliki kepercayaan diri untuk menyampaikan
pendapat Tidak
Serius memperhatikan instruksi guru Ya
Interaksi peserta didik dengan guru
Mengajukan pertanyaan kepada guru Ya
2
Berusaha menjawab pertanyaan guru dengan benar Ya
Menyampaikan pendapat Tidak
Kerjasama dalam kelompok
Adanya pembagian tugas dalam kelompok Ya
Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh Ya
Berusaha mengerjakan tugas dengan benar Ya
Saling membantu dan bekerjasama dengan baik antara Ya
3 anggota kelompok Ya
Membuat strategi pada saat adanya permainan Ya
Kompak dalam permainan Ya
Berusaha menjawab pertanyaan dalam game dengan
benar Ya
Membantu menjelaskan kepada anggota tim yang belum
paham Ya

Aktivitas akhir pembelajaran


Membuat poin-poin penting atau meresume Ya
4
Menyimpulkan pembelajarann secara bersama Ya
Mengerjakan kuis atau soal yang diberikan guru Ya
145

Lampiran 4. Dokumentasi Wawancara

a. Wawancara dengan guru PAI dan BP

b. Wawancara dengan siswa


146
147

Lampiran 5. Dokumentasi SDN 52 Parupuk Tabing

Halaman depan sekolah Lapangan upacara

Perpustakaan Mushala

Ruang majelis guru Ruang kepala sekolah

Ruang kelas IV B Ruang tata usaha


148

Lampiran 6. Modul Ajar

MODUL AJAR PAI (9.1)

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Yanti Febrina S.Pd, I
Instansi : SDN 52 Parupuk Tabing
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : PAI dan BP
Fase / Kelas : B / IV
Semester : 2 (Genap)
Bab/Tema : Mengenal Salat Jumat, Dhuha dan Tahajud
Materi : Salat Jumat
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 x 35 menit)
Pertemuan Ke 1 (Pertama)
B. KOMPETENSI AWAL
 Peserta didik dapat menjelaskan dan menyebutkan tata cara, ketentuan
shalat Jum‟at
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Pada kegiatan pembelajaran ini akan dilatihkan dimensi profil pelajar pancasila
tentang:
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
dengan cara melatih peserta didik berdoa sebelum dan sesudah belajar.
 Berkebinekaan global dengan cara melatih peserta didik tidak membeda-
bedakan teman ketika pembentukan kelompok diskusi atau praktikum.
 Mandiri dengan cara sadar diri dan tidak ketergantungan pada teman saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
 Bergotong royong dengan cara melatih peserta didik untuk saling
membantu bekerjasama dalam kelompok saat melaksanakan kegiatan
diskusi, maupun presentasi hasil kerja kelompok.
 Bernalar kritis dengan cara melatih peserta didik dengan pertanyaan-
pertanyaan dalam peristiwa kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan topik materi.
 Kreatif dengan cara melatih peserta didik berinovasi dalam mengajukan
ide yang berhubungan dengan topik materi.
149

D. SARANA DAN PRASARANA


 Ruang kelas
 Papan tulis dan spidol
 Karton yang sudah didesain beserta pertanyaan
 Buku Paket Siswa PAI dan BP kelas IV Sekolah Dasar Kemendikbud
2023
 LKS PAI dan BP
 Reward
E. TARGET PESERTA DIDIK
 Peserta didik reguler/tipikal
F. MODEL PEMBELAJARAN
 TGT (Team Games Tournament)
KOMPNEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Menjelaskan ketentuan dan tata cara salat Jumat dengan baik
 Menunjukkan kebiasaan berperilaku taat beribadah dan berserah diri
kepada Allah
B. CA B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Peserta didi mengenal shalat jum‟at
 Peserta didik dapat memahami ketentuan dan tata cara salat jumat dengan
baik
 Peserta didik dapat melaksanakan shalat Jum‟at dan salat sunna dengan
baik
C. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan ketentuan dan tata
cara serta mempraktikkan sholat jumat dengan baik
D. PERTANYAAN PEMANTIK
 Anak-anak sudahkah kalian melaksanakan shalat sunnah?
 Anak-anak apa keistimewaan shalat Jum‟at?
 Mengapa umat Islam diwajibkan melaksanakan shalat Jum‟at bagi yang
laki-laki?
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka kegiatan dengan aktifitas rutin kelas, sesuai kesepakatan
kelas ( menyapa, berdoa, dan mengecek kehadiran ), dilanjutkan dengan
150

do‟a dipimpin oleh salah seorang siswa


2. Membacakan tiga surat pendek yang dipilih oleh guru
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat
dan manfaatnya bagi tercapai cita-cita dan guru memberikan semangat
4. Guru menginformasikan materi yang akan diajarkan yaitu mengenai
“Shalat Jumat”
5. Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran kali ini dan
menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan serta hal-hal apa saja
yang akan dinilai dari peserta didik selama proses pembelajaran.
6. Guru melakukan apersepsi dengan meminta peserta didik mengamati
gambar dan mengaitkan dengan pembelajaran salat pada kelas
sebelumnya.

7. Guru bertanya, “mengapa kita harus salat?”


8. Guru memberikan penguatan tentang alasan harus salat dan memotivasi
peserta didik untuk terbiasa mendirikan salat.

 Kegiatan Inti
a. Penyajian Kelas
1. Guru memperintahkan peserta didik untuk menyiapkan alat tulis dan
membuka buku paket PAI dan BP pada halaman yang berisi materi
Shalat Jum‟at
2. Guru menjelaskan materi tentang sholat Jumat di depan kelas dan peserta
didik menyimak atau memperhatikan penjelasan guru dan juga
mengamati gambar.
3. Mencatat penjelasan guru yang ditulis di papan tulis

b. Belajar dalam Kelompok (Team)


1. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok secara heterogen
(Berbeda jenis kelamin, kemampuan/inteligensi, ras, suku dll) sesuai
dengan kesepakatan bersama. Setiap kelompok beranggotakan 4 siswa.
2. Setelah dibuat kelompok, setiap peserta didik memposisikan diri dan
151

berkumpul bersama anggota kelompoknya masing-masing


3. Siswa diberi pengarahan oleh guru untuk nantinya agar dapat bekerja
sama dan saling berkontribusi dalam sebuah tim
4. Guru memberikan arahan kepada setiap kelompok untuk memahami
kembali materi sholat jumat yang sudah dijelaskan tadi di depan kelas,
kemudian apabila ada anggota kelompok yang masih belum paham
terhadap materi, maka anggota lain yang sudah mengerti diminta untuk
menjelaskan kepada teman kelompoknya atau bertanya dengan guru
5. Selanjutnya setelah adanya diskusi kelompok, guru memberikan lembar
kerja kelompok untuk dikerjakan dan didiskusikan secara bersama-sama
6. Setiap kelompok mengumpulkan lembar kerja kelompok yanng sudah
dikerjakan secara bersama-sama
c. Permainan (Game)
1. Guru menempelkan 4 karton atau game yang berisi pertanyaan di papan
tulis
2. Guru menjelaskan bagaimana pelaksanaan dan peraturan permainan
3. Setiap kelompok menempatkan diri berjajar di depan papan tulis dan
karton yang sudah tertuliskan kelompok 1-4
4. Setiap karton berisi lima pertanyaan di dalamnya
a. Apa pengertian shalat Jum‟at?
b. Apa hukum melaksanakan shalat Jum‟at?
c. Bagaimana tata cara shalat Jum‟at?
d. Siapa saja yang wajib melaksanakan shalat Jumat?
e. Siapa saja orang-orang yang tidakwajib mengerjakan shalat Jum‟at?
d. Turnamen (tournament)
1. Permainan dimulai, misalnya kelompok 1, masing-masing anggota
kelompok 1 yang terdiri dari empat orang menjawab satu pertanyaan di
dalam karton, jika ada anggota yang tidak bisa menjawab pertanyaan,
maka digantikan dengan anggota yang lain yang berada di belakang.
Begitupun anggota 2, 3 dan 4.
2. Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab pada satu
pertanyaan. Bagi yang bisa menjawab ditulis namanya di samping
pertanyaan beserta jawabannya
3. Setelah semua pertanyaan sudah dijawab oleh kelompok 1-4, guru
menghitung skor atau poin dari masing-masing jawaban yang benar atau
mendekati benar. Jika pertanyaan benar mendapatkan poin 20
4. Mulai dari kelompok 1, masing-masing anggota yang sudah menjawab
pertanyaan di depan, diperintahkan untuk membacakan soal dan jawaban
di depan dengan lantang agar siswa yang lainnya mendengar. Begitupun
dengan kelompok 2, 3, dan 4
152

5. Setelah ditentukan skor atau poin yang didapat dari masing-masing


kelompok, dan jika ada skor antar kelompok yang sama. Maka guru
memberikan pertanyaan yang lain sebagai penentu kelompok mana yang
menang atau skornya lebih tinggi
e. Rekognisi Tim (reward)
1. Guru sudah menyediakan hadiah untuk masing-masing pemenang
2. Juara dipilih dari pemenang ke 1-4. Jadi semua kelompok mendapatkan
reward sebagai motivasi dalam belajar lebih baik
3. Guru menyampaikan keutamaan belajar dalam kelompok
4. Peserta didik bersama guru menarik kesimpulan dan melakukan refleksi
pembelajaran

 Kegiatan Penutup
1. Peserta didik membuat resume tentang poin-poin penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada materi shalat
Jum‟at.
2. Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran hari ini bersama-
sama
3. Mengagendakan pekerjaan rumah
4. Mengagendakan materi yang harus dipelajari pada pertemuan
berikutnya yaitu tentang shalat duha dan tahajud
5. Guru Bersama siswa menutup kegiatan pembelajaran dengan doa dan
salam

F. ASESMEN / PENILAIAN
a. Teknik penilaian : Formatif dan sumatif
b. Jenis asesmen : Tes tertulis dan unjuk kerja

Tes tertulis / Sumatif

1. Sholat jum'at bagi orang dewasa muslim laki-laki hukumnya adalah ...
a. Haram c. Makruh
b. Fardhu Ain d. Sunnah

2. Sebelum melaksanakan sholat jum'at didahului dengan...


a. peringatan c. Iqamah
b. khutbah d. Shalat

3. Salah satu syarat wajib melaksanakan sholat jum'at adalah...


153

a. Rumahnya terpencil
b. Dalam bepergian
c. Berakal sehat, laki-laki dewasa
d. Anak kecil

4. Berikut ini yang bukan perbuatan sunnah yang dilakukan sebelum sholat
jum'at adalah...
a. Mandi terlebih dahulu
b. Memotong kuku
c. Berangkat naik mobil
d. Memaki wangi-wangian

5. Sholat Jum'at dikerjakan pada hari ...


a. Sabtu c. Jum‟at
b. Kamis d. Minggu

6. Sholat Jum'at dikerjakan pada waktu ...


a. Ashar c. Subuh
b. Zuhur d. Maghrib

7. Jumlah rakaat shalat jum'at adalah...


a. 1 rakaat c. 3 rakaat
b. 2 rakaat d. 4 rakaat

8. Orang yang diwajibkan sholat Jum'at adalah ...


a. Laki-laki c. anak-anak
b. perempuan d. non muslim

9. Khutbah pada shalat Jum'at berjumlah ...


a. 3 kali c. 5 kali
b. 1 kali d. 2 kali
10. Shalat sunnah yang dilaksanakan sebelum Jum'at adalah ...
a. Tahyatul masjid c. Witir
b. Tahajud d. Istisqa

11. Shalat jumat dikerjakan sebanyak ... rakaat.


12. Khutbah yang dilakukan sebelum shalat jumat sebanyak .....kali

13. Jika seseorang sudah melaksanakan shalat jumat, maka baginya sudah
154

tidak mengerjakan shalat ....

14. Sebutkan orang-orang yang tidak wajib melaksanakan shalat jumat!

15. Sebutkan ketentuan dan persiapan shalat Jum‟at!


Penilaian Rubrik Pengamatan Unjuk Kerja / Formatif

No Langkah dan Aktivitas Peserta Didik yang Kualitas


Diamati 1 2 3 4 5
A. Penyajian Kelas
1 Antusiasme siswa dalam menerima materi
2 Diskusi kelas berkenaan dengan materi
B. Kelompok atau Tim
3 Kepatuhan dalam pembentukan tim secara
heterogen
4 Diskusi pendalaman materi dalam kelompok
C. Game
5 Penguasaan materi yang diajukan dalam game
6 Menjawab setiap pertanyaan yang ada di depan
kelas
D. Turnamen
7 Keterampilan membacakan jawaban dengan tegas
8 Keberanian dalam menjawab tantangan pertanyaan
9 Ketepatan menyusun strategi dalam permainan
10 Ketepatan memberikan jawaban oleh setiap
kelompok
Ket :
1 = Gagal 3 = Cukup 5 = Baik sekali
2 = Kurang 4 = Baik
F. KEGIATAN TINDAK LANJUT
Pembelajaran remedial dilakukan melalui:
1. Bimbingan belajar perorangan
Jika terdapat beberapa peserta didik yang memiliki kesukaran variatif
sehingga membutuhkan bimbingan belajar perorangan.
2. Bimbingan belajar kelompok
Jika ada beberapa peserta didik memiliki kesamaan kesukaran belajar.
Pembelajaran ulang dilakukan menggunakan metode dan media yang berbeda
155

jika seluruh peserta didik memiliki kesukaran.


G. REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU
Pada rubrik Aku Tahu Aku Bisa dan Sikapku, guru dapat memandu aktivitas
refleksi peserta didik sesuai dengan pembelajaran yang telah
berlangsung.

LAMPIRAN
A. TUGAS/ AKTIVITAS DISKUSI KELOMPOK

Apa saja yang disunnahkan dalam shalat Jumat atau hari jumat?
Jawaban :
12. Memperbanyak sholawat nabi
13. Memperbanyak doa dan zikir
14. Membersihkan diri (Mandi)
15. Mengenakan pakaian terbaik (baju koko atau sopan)
16. Memakai wewangian
17. Membaca surat Al-Kahfi
18. Menjalankan shalat sunnah sebelum khatib naik mimbar
19. Segera berangkat ke masjid
20. Mendengarkan khotbah dengan seksama
21. Melaksanakan shalat sunnah setelah shalat Jum‟at
22. Bersedekah

Mengetahui Padang, 21 Mei 2023


Kepala Sekolah Guru PAI dan BP

Fitri Yulinda S.Pd Yanti Febrina S.Pd, I


NIP. 19691017 199109 2 001 NIP. 19880215 201902 2 002
156

Lampiran 7. Surat Tugas Pembimbing


157

Lampiran 8. Pengantar Penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial


158

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Padang

Anda mungkin juga menyukai