SKRIPSI
Oleh
ILHAM PUTRA ARSA
NIM. 19329017
ii
Abstrak
Dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas memberikan
pemahaman kepada siswa. Untuk itu guru harus mampu memilih metode dan
model pembelajaran yang tepat guna memberi pemahaman kepada siswa dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pada umumnya di beberapa
sekolah masih ada guru yang menggunakan metode konvensional dalam
pembelajaran PAI, seperti metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan
sebagainya. Bukan berarti metode tersebut tidak bagus akan tetapi jika
penggunaan metode tersebut dalam waktu yang lama maka akan membuat siswa
mudah bosan dan tidak bersemangat sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif.
Maka dalam hal ini dibutuhkan pembaruan yakni penggunaan suatu model
pembelajaran yang bukan hanya memberi pemahaman kepada siswa akan tetapi
juga meningkatkan keaktifan dan semangat dalam diri siswa dalam pembelajaran
PAI. Pada pembelajaran PAI ada beberapa aspek materi seperti aspek alquran,
fiqih, akidah, akhlak, dan sejarah. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas
bagaimana penggunaan model Jigsaw dalam pembelajaran PAI aspek alquran.
Adapun sumber pendidikan agama Islam adalah alquran dan hadis yang mana
dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas dimuat dalam bentuk modul ajar.
Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif jigsaw. Keunggulan
penggunaan model jigsaw dalam pembelajaran PAI adalah mampu meningkatkan
motivasi dan keaktifan siswa karena dalam pelaksanaan model ini siswa harus
bekerjasama dan berinteraksi dengan temannya dalam kelompok untuk membahas
materi yang ditugaskan sehingga akan tertanam dalam diri siswa sikap tanggung
jawab dan percaya diri. Hal tersebut dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan
siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah Guru PAI
dan siswa kelas XI F1. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Padang.
Data yang diperoleh dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi
yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
pada pembelajaran PAI dapat meningkatkan keaktifan siswa dan motivasi siswa
dalam pembelajaran PAI. Hal tersebut dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam
diskusi, kemampuan menjelaskan materi dan kerjasama kelompok, serta hasil
belajar yang mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan model Jigsaw
tersebut juga didukung oleh perencanaan yang matang dari guru PAI, mulai dari
mempersiapkan modul ajar yang terdiri dari Capaian Pembelajaran, Alur Tujuan
Pembelajaran, selain itu juga mempersiapkan media belajar, sarana dan prasarana
serta pendukung lainnya. Kemudian pelaksanaannya yang memperhatikan gaya
belajar siswa, kesiapan untuk menerima pembelajaran, memberikan ice breaking,
dan menjelaskannya dengan metode yang sesuai. Evaluasi yang dilakukan oleh
guru PAI untuk mengetahui keberhasilan model Jigsaw adalah dengan tes tertulis,
i
ulangan harian, LKPD, ujian, keaktifan dalam diskusi, membaca Al-Qur'an
dengan baik dan benar, dan hasil belajar yang sesuai harapan.
ii
Abstract
In the learning process in the classroom, the teacher has the task of providing
understanding to students. For this reason, teachers must be able to choose
appropriate learning methods and models to provide understanding to students
and learning objectives can be achieved properly. In general, in some schools
there are still teachers who use conventional methods in teaching PAI, such as the
lecture method, questions and answers, assignments, and so on. This does not
mean that the method is not good, but if the method is used for a long time it will
make students easily bored and unenthusiastic so that learning becomes
ineffective. So in this case an update is needed, namely the use of a learning
model that not only gives understanding to students but also increases the activity
and enthusiasm of students in learning PAI. In PAI learning there are several
material aspects such as aspects of the Koran, fiqh, creed, morals, and history. In
this study, researchers will discuss how to use the Jigsaw model in learning PAI
aspects of the Koran. The sources of Islamic religious education are the Koran
and hadith which in the implementation of PAI learning in class are contained in
the form of teaching modules. One of them is the jigsaw cooperative learning
model. The advantage of using the jigsaw model in PAI learning is that it can
increase student motivation and activity because in implementing this model
students must work together and interact with their friends in groups to discuss
assigned material so that it will instill in students an attitude of responsibility and
confidence. This can increase student motivation and activeness in learning so
that learning objectives will be achieved.
The data obtained were analyzed by data reduction, data presentation, and
drawing conclusions. The data validation technique used is the triangulation
technique, namely source triangulation and method triangulation.
The results showed that the Jigsaw type cooperative learning model in PAI
learning can increase student activity and student motivation in PAI learning.
This can be seen from the involvement of students in discussions, the ability to
explain material and group collaboration, as well as learning outcomes that
achieve the goals that have been set. The success of the Jigsaw model is also
supported by careful planning from PAI teachers, starting from preparing
teaching modules consisting of Learning Outcomes, Learning Objectives Flow, as
well as preparing learning media, facilities and infrastructure and other supports.
iii
Then the implementation pays attention to student learning styles, readiness to
accept learning, provides ice breaking, and explains it with the appropriate
method. Evaluations carried out by PAI teachers to determine the success of the
Jigsaw model are written tests, daily tests, worksheets, exams, activeness in
discussions, reading the Qur'an properly and correctly, and learning outcomes
that meet expectations.
iv
KATA PENGANTAR
kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian ucapan terima kasih kepada Ibunda
Arniati & Ayahanda Syahrial yang telah memberikan saya semangat dan bantuan
yang tak terbatas baik moril maupun materil kepada peneliti sehingga peneliti
junjungan dan uswatun hasanah kita, yakni: Nabi Muhammad SAW beserta
pihak yang telah membantu peneliti hingga selesainya skripsi ini. Untuk itu
2. Bapak Afriva Khaidir, S.H., M.Hum, MAPA, Ph.D selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Dr. Zikri Alhadi, S.IP, MA selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial
4. Bapak Dr. Ahmad Rivauzi, M.A selaku Wakil Dekan 2 Fakultas Ilmu Sosial
5. Ibu Dr. Wirdati, M.Ag, selaku Ketua Departemen Ilmu Agama Islam, Prodi
v
sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi peneliti yang telah memberikan
8. Bapak Dr. Alfurqan, S.Ag., M.Ag. selaku penguji I yang telah memberikan
skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Departemen Ilmu Agama Islam yang telah
11. Kepada Pihak sekolah SMA N 2 Padang yang memberikan izin peneliti dalam
12. Selanjutnya Bapak Syamsul Bahri, S.PdI, M.Pd selaku kepala sekolah, dan
vi
13. Kepada adik-adik saya Gilang Fadwa Arsya, Bilqis Nurul Anjani, Titia Aisyah
14. Kepada Nenek, Tante, dan Paman saya yang telah membantu sedikit
15. Kepada Ibu Gusnimar dan Bapak Doni Liadi selaku orangtua dari murid saya
yang telah membantu baik moril maupun materil dalam selama proses
perkuliahan.
16. Untuk sahabat saya Annisa Khairani yang selalu memberikan semangat serta
skripsi ini.
17. Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada
serta menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi peneliti sendiri.
Peneliti,
NIM/TM. 19329017/2019
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................i
ABSTRACT .....................................................................................................ii
viii
2. Langkah-langkah Desain Pembelajaran PAI................................36
3. Perencanaan Desain Pembelajaran PAI .......................................44
D. Penelitian Relevan ..................................................................................45
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ......................................................................71
Gambar 3.2 Langkah-langkah Menjalankan Penelitian .......................................73
Gambar 4.1 Identitas Modul Ajar .......................................................................85
Gambar 4.2 Model dan Metode ..........................................................................91
Gambar 4.3 Lembar Tes ................................................................................... 109
Gambar 4.4 Lembar Jawaban Tes Siswa .......................................................... 110
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
selaku anak didik serta guru selaku yang memberikan pemahaman, yang
1
2
Keberadaan lingkungan kelas yang tertata rapi serta ruang belajar yang
belajar siswa di kelas dan juga sumber belajar, dan memberi mereka
untuk belajar. Model unik harus mendasari seluruh proses pendidikan agar
kooperatif. Menurut Slavin dalam Sapitri & Hartono (2015) ada beberapa
dengan kemampuan.
model jigsaw, dimana model ini menndorong pada kerjasama yang terkait
secara tegas dan bertanggung jawab atas bagian materi yang akan diteliti
dan lebih jauh lagi dalam model pembelajaran ini gagasan percakapan
adalah bahwa itu tergantung pada partisipasi siswa sehingga mereka akan
dan terhindar dari sifat belajar yang suram dan melelahkan. Dalam model
sebagainya. Bukan berarti model ini tidak layak digunakan akan tetapi jika
efektif. Maka menurut peneliti salah satu sistem yang dapat menjadikan
semangat pada siswa. Dalam melaksanakan dan memilih model ini, serta
siswa juga tidak terganggu karena hubungan seperti itu sangat penting
dalam diri peserta didik. Menurut Djaali dalam Wasi’ah (2015) seorang
anak dapat belajar lebih keras lagi jika diberi dorongan sebagaimana
dari efek samping dari pencapaian yang diperoleh, dia akan termotivasi
sendiri.
model pembelajaran yang diterapkan saat ini oleh Guru PAI di kelas XI F1
2 Padang, yaitu ibu Eka Safitri, S.Hum yang menyatakan bahwa model
bingung dan tidak fokus dalam belajar (Observasi awal, Desember 2022).
pembelajaran dengan baik. Medel inilah yang telah dicoba diterapkan oleh
B. Fokus Masalah
C. Rumusan Masalah
Padang?
Padang?
N 2 Padang?
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
secara tepat dan maksimal sehingga dapat memberikan hasil yang baik
2. Secara Praktis
pendidik mata pelajaran Agama Islam khususnya dan secara lebih luas
diraih. Siswa bisa menjumpai sesuatu yang berharga dalam dirinya dan
menemukan hal-hal baru, dalam hal ini mereka didorong untuk aktif
dalam pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
F. Definisi Operasional
hari.
2. Model Jigsaw
tersebut kepada orang lain dalam kelompok mereka. Dalam tipe jigsaw
bertanggung jawab atas hasil pertemuan mereka dan akhir dari materi
mereka.
11
b. Berdo’a bersama;
ingin diraih;
memulai pelajaran;
dengan Q.S Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S Ar-Rahman/55: 33, serta
belajar;
ditugaskan guru;
Negeri 2 Padang.
BAB II
KAJIAN TEORI
setiap orang dan berlangsung terus sepanjang hidup, dari masa kanak-
kanak hingga meninggal nanti. Dalam hal ini, belajar diartikan sebagai
(Musyafa’fathoni, 2010).
13
14
(pendidikan) secara terus menerus antara guru dan murid agar dapat
bersifat interaktif dan komunikatif yang mana antara guru dan siswa
berkehidupan.
terhadap akal, hati, jiwa, akhlak dan keterampilan manusia yang akan
masyarakat nantinya.
kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan hal yang harus ada dalam diri
Allah SWT serta bertingkah laku baik dalam kehidupan individu dan
tinggi, akhlak yang mulia itu adalah pondasi dari pendidikan Islam.”
pendidikan akhlak karena agama dan akhlak adalah dua hal yang erat
Islam.
nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran Islam. Dengan kata lain tujuan
bahan ajar atau buku berupa bahan yang dijadikan sebagai acuan dan
hidup.
keyakinan.
20
dan fungsionalnya.
dalam kehidupan.
Pembelajaran PAI tidak hanya ditilik dari aspek materi atau mata
lebih dalam lagi yaitu mencakup aspek sikap dan keterampilan. Kepala
dan menerjemahkan.
dalam Islam
kelompok kecil dengan anggota yang acak untuk bekerja sebagai tim
sama untuk belajar dengan baik, baik dari pengalaman mereka sendiri
22
kecil untuk berbicara satu sama lain. Dalam cara belajar kooperatif ini,
a. Pembelajaran berkelompok
membuat semua siswa belajar. Setiap orang dalam tim harus saling
organisasi.
aktif dan siswa yang aktif dalam kelompok. Mereka bekerja sama
semuanya.
bagi siswa karena saat ini banyak anak muda masih memerlukan
4. Tipe Jigsaw
Arti "jigsaw" dalam bahasa Inggris adalah "gergaji ukir," dan ada
istilah ini mengambil inspirasi dari cara kerja gergaji (zigzag), dimana
Melvin, 2013).
berguna. Dalam hal ini, agar pelajaran lebih berarti, seorang guru
bersama-sama.
Anggota ahli dari submateri yang sama dari kelompok yang berbeda
bagian materi yang berbeda. c. Tiap anggota tim diberi tanggung jawab
asal mereka dan secara bergantian mengajar teman satu tim tentang
Pembelajaran PAI
1 a. Pendahuluan
2 b. Kegiatan Inti
3 c. Penutup
1) Guru bersama siswa merumuskan
materi yang telah dipelajari;
2) Guru memberi evaluasi berupa tes
tertulis ataupun lisan; 20
3) Guru menutup dengan do’a dan
salam
teman sekelas.
ketergantungan positif;
menyelesaikan masalah.
kemampuan lebih rendah bisa merasa kurang percaya diri saat mereka
meningkat. Ini terjadi ketika satu siswa membantu siswa lain untuk
dan berbagi ide. e. Proses kerja kelompok. Proses ini terjadi saat
a. Siswa termotivasi untuk belajar PAI pada materi berpikir kritis dan
belajarnya.
sebagai hasil dari pengalaman belajar yang mereka alami tanpa harus
peserta didik.
36
penetapan pengetahuan dan nilai yang efektif antara guru dan siswa.
sebagai berikut:
a. Tujuan
b. Bahan Ajar
atau riwayat sejarah. Isi tersebut diolah dalam bentuk buku atau
c. Model
d. Media
e. Langkah-langkah
38
umum adalah:
1) Langkah Awal
peserta didik dari segi mental dan fisik untuk mengikuti proses
2) Inti Kegiatan
a) Tahap Eksplorasi
lainnya.
aktivitas pembelajaran.
39
b) Tahap Elaborasi
memiliki makna.
didik.
prestasi belajar.
c) Tahap Konfirmasi
siswa.
mereka.
3) Tahap Penutup
dan lainnya.
berikutnya.
a. Tujuan
adalah:
41
Qur'an.
dalam agama.
6) Menganalisis isi dari Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ar-
a) Pendahuluan
Berdo’a bersama
b) Inti
pembelajaran.
43
pembelajaran;
untuk dipelajari;
tersebut;
teliti;
bentuk apresiasi;
c) Penutup
atau lisan;
belajar
1) Evaluasi Formatif
2) Evaluasi Sumatif
3) Evaluasi Diagnostik
D. Penelitian Relevan
belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi dasar siswa kelas X AKL
akuntasi dasar dan untuk penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran
penelitian.
48
49
penelitian.
diselidiki.
penelitian kualitatif:
dikumpulkan.
menggunakan angka-angka.
51
alami.
2. Jenis Penelitian
diantaranya yaitu:
kebenaran.
pengumpul data
tertentu.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus
C. Sumber Data
Adapun sumber data pada penelitian ini merupakan subyek dari data
a. Sumber data primer. Adapun sumber data primer dari penelitian ini
D. Instrumen Penelitian
saling terkait antara model yang digunakan dan instrumen yang dipilih
model.
yang ada adalah menganggap individu sebagai elemen kunci dalam alat
penelitian. Alasan di balik ini adalah bahwa segala aspek masih belum
ini, tidak ada alternatif lain, dan hanya peneliti itu sendiri yang menjadi
satu-satunya elemen yang mampu mengatasi hal ini. Oleh karena itu,
1. Pedoman Wawancara
sebagai berikut:
KISI-KISI WAWANCARA
didik?
3. Bagaimanakah guru melihat
kebermanfaatan bagi peserta
didik?
4. Bagaimanakah guru memilih
berbagai sumber belajar ?
5. Bagaimanakah guru
menentukan alokasi waktu
pembelajaran?
1. Apakah alasan Guru memilih
model dan media tersebut
dalam pembelajaran?
2. Bagaimanakah guru
memperhatikan model dan
media
pada setiap materi pelajaran?
4. Analisis Model
3. Bagaimanakah guru
dan Media
menyesuaikan dengan
ketersedian sarana belajar ?
4. Bagaimanakah kemampuan
dasar siswa ?
5. Bagaimanakah guru
menentukan alokasi waktu
pembelajaran?
1. Bagaimanakah cara guru
melakukan penetapan tujuan
5. Analisis penilaian?
Evaluasi 2. Bagaimanakah guru
mengidentifikasi kompetensi
dan hasil belajar siswa sesuai
57
1. Bagaimanakah pembelajaran
direncanakan dan dipersiapkan
terlebih dahulu oleh guru?
2. Bagaimanakah kegiatan siswa
belajar dimotivasi oleh guru?
3. Bagaimanakah guru memakai
Ditinjau dari sudut media pembelajaran?
3 Evaluasi proses 4. Bagaimanakah proses
pembelajaran pembelajaran dapat melibatkan
siswa di dalam kelas?
5. Bagaimanakah suasana
pembelajaran di kelas cukup
menyenangkan bagi siswa?
6. Bagaimanakah kelas memiliki
sarana belajar yang cukup?
Sumber: (Pradanasari, 2013)
60
b) Observasi
tertentu.
sebagai berikut:
62
KISI-KISI OBSERVASI
mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
Guru menjelaskan
tata cara pelaksanaan
model jigsaw dalam
pembelajaran
Guru mengatur siswa
kedalam kelompok-
kelompok belajar
Guru membagi
materi pembelajaran
untuk setiap
kelompok
Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk menjelaskan
materi yang telah
dipelajari kepada
sesame anggota
kelompok
Guru
menginstruksikan
siswa untuk membuat
laporan hasil diskusi
dari masing-masing
kelompok
Guru memastikan
siswa telah
menguasai atau
64
memahami materi
yang telah dipelajari
Guru mengapresiasi
kinerja peserta didik
Guru menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Kegiatan Guru menutup
Penutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucapkan
hamdalah dan salam
c) Dokumentasi
65
66
1. Observasi
individu yang ikut serta secara aktif dalam pelaksanaan proses tersebut
2. Wawancara
proses pembelajaran.
3. Dokumentasi
arsip, catatan tertulis, serta gambar dalam bentuk laporan dan data,
2007).
informasi. Dalam hal ini, dokumen yang mendukung terdiri dari hasil
penelitian di lapangan.
terus berpindah antara merenungkan data yang telah ada dan merancang
analisis data menurut Miles & Huberman. Aktivitas dalam analisis data
1. Reduksi Data
terlibat dalam diskusi dengan rekan atau individu lain yang memiliki
pada teks naratif, tetapi juga dapat berupa grafik, matriks, serta kisi-
70
4. Penarikan Kesimpulan
kesimpulan yang dihasilkan pada tahap awal didukung oleh bukti yang
bisa diandalkan.
71
Pengumpulan
Reduksi Data
Data
Penarikan Penyajian
Kesimpulan Data
termasuk:
1. Triangulasi sumber
sumber data.
2. Triangulasi waktu
pada waktu dan situasi yang berbeda. Jika hasil pengujian tersebut
diperoleh.
3. Triangulasi Metode
Informan
Validasi
Membuat Instrumen
Instrumen
Melaporkan Hasil
Mengambil Data
Kualitatif
Membuat
Analisis Data
Instrumen
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
mengetahui bagaimana proses dan tahapan yang dilakukan oleh guru PAI
pihak yang bersangkutan yaitu guru Pendidikan Agama Islam dan peserta
pendukung hasil akhir pada penelitian ini, maka peneliti juga didukung
ini adalah 4 orang, diantaranya 1 orang guru PAI, dan 3 orang siswa
2. Hasil Wawancara
disusun oleh guru sangat tergantung pada model dan strategi yang
hasil belajar mengajar. Maka dari itu guru PAI di Kelas XI F1 SMA
di kelas.
1) Kurikulum
bahwa:
dapat tercapai.
3) Tujuan Pembelajaran
4) Materi
mengatakan bahwa:
dengan baik, maka dalam hal ini guru harus melihat dan
dibahas. Maka Ibu Eka Safitri, S.Hum selaku guru PAI juga
mengatakan bahwa:
81
sumber belajar yang tepat untuk peserta didik. Dalam hal ini
masing materi karena tidak semua model dan media pada satu
a) Tujuan
IPTEK adalah:
33.
87
sehari-hari.
Jigsaw adalah:
a) Pendahuluan
Berdo’a bersama
dicapai
b) Inti
kegiatan pembelajaran.
kertas origami;
dilakukan;
mereka;
keras mereka;
c) Bagian penutup
lisan;•
internet.
kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Dalam hal ini Ibu Eka
sekali aspek yang harus dicapai. Untuk itu peran guru sebagai
d) Evaluasi
di akhir pembelajaran.
bahwa:
1) Pendahuluan
menit yaitu:
96
kepada siswa.
b) Berdo’a bersama
siswa.
hendak dicapai.
97
bersemangat.
2) Inti
berikut:
tersebut.
depan kelas.
dalam belajar;
secara heterogen;
e) Setiap siswa dalam tim diberi materi atau sub bab berbeda
kelompok ahli.
kelompok ahli.
teman satu tim tentang sub bab yang mereka kuasai, dan
mengatakan bahwa:
diskusi.
3) Penutup
dipelajari;
menyimpulkannya.
105
salam.
beliau mengatakan:
dengan melakukan tes tertulis dan tes lisan yang mana guru PAI
karya kelompok tentang Q.S Ali Imran 190-191 dan Q.S Ar-
siswa.
Islam, langkah awal guru PAI adalah membuat modul ajar yang
mengacu pada materi yang akan diajarkan, selain itu guru memilih
pembelajaran.
pemahaman.
112
PAI yang lain karena pada kelas XI materi yang diajarkan itu
Menentukan Menyusun
Perencanaan
Model Capaian Alur Tujuan
Jigsaw Pembelajaran Pembelajaran
Menyusun Tujuan
Modul Ajar
Pembelajaran
model Jigsaw pada pembelajaran PAI maka guru PAI telah menyusun
Menyusun T - - 100%
Capaian
Pembelajaran
(CP)
Tujuan
Pembelajaran
(ATP)
Menyusun T - - 100%
Tujuan
Pembelajaran
(TP)
Menyusun T - - 100%
Materi, Model,
dan Media
Pembelajaran
Ket: T = Terlaksana
KT = Kurang Terlaksana
114
TT = Tidak Terlaksana
dengan baik.
lisan.
tujuan yang akan dicapai seperti model kooperatif jigsaw . Pada model
pembelajaran.
kelompok.
117
tertulis maupun lisan seperti tugas pada buku paket, atau dijadikan
tugas rumah, dan pada aspek alquran ini guru menetapkan agar
Mengorgani
sasikan Membagi Mengelomp Menjelaskan
kelompok sub materi okkan Siswa model
asal dan ahli
Langkah-langkah Keterlaksanaan
NO. Indikator
Model Jigsaw Baik Kurang
Kegiatan Guru membuka V
Pembuka pembelajaran dengan
salam
Guru dan siswa V
berdoa bersama
Guru melihat kondisi
kelas
Guru memeriksa V
kehadiran siswa
Guru menyampaikan V
judul materi dan
tujuan pembelajaran
Pelaksanaan yang akan dicapai
1. Model
Jigsaw Guru memberikan V
apersepsi atau
motivasi pada peserta
didik sebelum
memulai
pembelajaran
Guru menyampaikan V
kompetensi yang
akan dicapai
Kegiatan Guru menyampaikan V
Inti materi pelajaran
Guru V
119
mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
Guru menjelaskan V
tata cara pelaksanaan
model jigsaw dalam
pembelajaran
Guru mengatur siswa V
kedalam kelompok-
kelompok belajar
Guru membagi V
materi pembelajaran
untuk setiap
kelompok
Guru memberikan V
kesempatan siswa
untuk menjelaskan
materi yang telah
dipelajari kepada
sesame anggota
kelompok
Guru V
menginstruksikan
siswa untuk membuat
laporan hasil diskusi
dari masing-masing
kelompok
Guru memastikan V
siswa telah
menguasai atau
120
memahami materi
yang telah dipelajari
Guru mengapresiasi V
kinerja peserta didik
Guru menyimpulkan V
materi yang telah
dipelajari
Kegiatan Guru menutup V
Penutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucapkan
hamdalah dan salam
jigsaw ini efektif diterapkan pada pembelajaran PAI, selain itu juga
model jigsaw ini yang dapat dilihat dari hasil belajar dan keaktifan
dengan model ini karena gaya belajar saya visual dan saya terlibat di
dalamnya sehingga saya lebih memahami materi yang dipelajari”.
mengungkapkan:
PAI melihat dari hasil tes yang diberikan seperti tes individu yang
berupa tes tertulis berupa latihan atau asesmen pada buku paket,
kelompok guru PAI melihat dari siswa berdiskusi, karya yang dibuat
dengan baik. Kemudian guru PAI juga melakukan tes lisan individu
F1 SMA 2 Padang.
belajar siswa dengan nilai yang rata-rata di atas 90, oleh sebab itu,
memuaskan.
Padang:
Evaluasi
Pelaksanaa
n Model
Jigsaw
Tes Tertulis
Evaluasi
Tes Lisan Tugas
Yang
Individu
Hafalan Digunakan
Karya
Kemampuan
Kelompok
Menjelaskan
Ujian
Penilaian Keberhasilan
Model
Kerjasama Kelompok
Interaksi Siswa
Kemampuan
Menjelaskan
dan tes tertulis berupa hafalan, latihan individu, karya kelompok, dan
125
dengan melakukan
menginstruksikan
siswa membuat
tugas assestmen,
juga mengadakan
Lisan, guru
menginstruksikan
siswa untuk
menghafal ayat
126
beserta artinya.
Pada aspek
keterampilan, guru
yang dibuat.
melakukan evaluasi
dengan melihat
bagaimana siswa
mampu berdiskusi,
berinteraksi, dan
kerjasama kelompok
BAB V
Pada bagian akhir dari skripsi ini, peneliti akan mengemukakan beberapa
kesimpulan dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan
A. Kesimpulan
kegiatan penutup.
pemahaman.
motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar terlihat dari antusias nya
dapat tercapai sesuai yang diharapkan karena pada model ini siswa
temannya yang lain sehingga bukan hanya sekedar belajar akan tetapi
juga bermakna bagi diri mereka. Selain itu pada pelaksanaan model
XI F1 SMA N 2 Padang
wawancara yang peneliti lakukan dengan guru dan beberapa siswa dan
hasil belajar siswa yang memuaskan. Selain itu bahwa guru PAI telah
keberhasilan model ini guru PAI melihat dari hasil tes yang diberikan
seperti tes individu yang berupa tes tertulis berupa latihan atau
beserta artinya.
130
B. Saran
pada dasarnya penelitian ini berjalan dengan baik. Namun bukan suatu
belajar.
131
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A., & Hadi, M. . (2020). Desain Pembelajaran Flipped Leraning Sebagai
Solusi Model Pembelajaran PAI Abad 21. Quality, 8(1), 149.
https://doi.org/https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21043/quality.v8il.7503
Hasanah, Z., & Himami, A. S. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif dalam
Menumbuhkan Keaktifan Belajar Siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi
Kemahasiswaan, 1(1), 1–13.
Hayati, S. (2016). Belajar & Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning. Graha
Cendikia.
Hidayah, H. (2023). Pengertian, Sumber, dan Dasar Pendidikan Islam. Jurnal AS-
SAID, 3(1), 21–33.
128
Hidayat, T., & Syafe’i, M. (2018). Peran Guru Dalam Mewujudkan Tujuan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Rayah Al-Islam, 2(01), 101–
111. https://doi.org/10.37274/rais.v2i01.67
Indarta, Jallinus, N., Waskito, W., Samala, A. ., Riyanda, A. ., & N.H, A. (2022).
Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran Abad 21
dalam Perkembangan Era Society 5.0. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan, 6(3), 399–407.
Kusnandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Rajawali Press.
Mazidah, S., Afida, A. N., Muslim, Nurhamzah, I., Firdaus, Z., & Saichu, I. (2015).
Strategi Pembelajaran Kooperatif.
https://alshof.wordpress.com/2015/12/08/makalah-strategi-pembelajaran-
kooperatif/
Saleh, S. (2017). Analisis Data Kualitatif (H. Upu (ed.); 1st ed.). Pustaka Ramadhan.
Sangadji, Etta, M., & Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian.
Sanjaya, W. (2015). Strategi Pembelajaran. Kencana.
Sapitri, S., & Hartono, H. (2015). Keefektifan cooperative learning STAD dan GI
ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika, 2(2), 273–283. https://doi.org/10.21831/jrpm.v2i2.7346
Septiani, V., & Darussyamsu, R. (2017). Peningkatan Kompetensi Keterampilan
Peserta Didik dengan Penerapan Strategi Learning Community melalui Model
Pembelajaran Jigsaw pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Kelas VIII di
SMPN 12 Padang The Improvement o I 6NLOO & RPSHWHQFH · V
6XGHQWV with Impl. 2, 117–126.
Sholihah, H. A., Koeswardani, N. F., & Fitriana, V. K. (2016). Metode Pembelajaran
Jigsaw Dalam Meningkatkan Ketrampilan Komunikasi Siswa SMP. Prosiding
Konferensi Pendidikan Nasional, 160–167.
Silberman, & Melvin, L. (2013). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif
(Revisi Ter). Nuansa Cendekia.
Sudrajat, A. (2010). Konsep Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Pendidikan.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sulisto, A., & Haryanti, N. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning Model). Eureka Media Aksara, 1–23.
Susilawati, S. (2011). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS
Di Madrasah Ibtidaiyah. Madrasah, 4(1), 103–120.
Wasi’ah, N. (2015). Implementasi Metode Jigsaw Guna Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI IPA 2 Program
Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri ( STAIN ) Kediri. 2.
130
DAFTAR LAMPIRAN
Jawab:
Kalau karakteristik peserta didik menurut ibu jenjang pendidikannya ada yang berasal
dari SMP, Tsanawiyah, SMP IT dan bermacam-macam. Ada yang dari pesantren.
Kalau dari latar belakang sosialnya, statusnya sosialnya banyaklah. Ada yang berasal
dari anak-anak yang menengah ke atas, menengah ke bawah ada juga, kemudian
menengah ke atas. Selain itu, kalau kita lihat karakter peserta didik itu kan ada
namanya etnik, etnik ini bukan orang Minang asli, Batak ada, Nias ada, non-muslim.
Kalau dari segi kultural ada berbeda-beda daerah , berbeda-beda budaya. Status
sosialnya, mungkin dari perpindahan orang tua, atau dari pindah pekerjaan, ada juga
statusnya dari orang-orang yang tidak mampu dan banyaklah. Ada juga yang sesuai
dari minat, keinginan mereka, mereka mampu masuk dari prestasi akademik dengan
nilai yang memuaskan, terus ada juga dari prestasi non-akademik (misalnya seperti
karate, tahfiz) pokoknya kemampuan-kemampuan yang pernah mereka ikuti itu
O2SNnya sampai tingkat provinsi sehingga mereka diterima disini. Itulah
karakteristik siswa disini. Kemudian setelah masuk disini, barulah kita tahu gaya
belajarnya, apakah visual, audio, kinestetik.
Jawab:
Tingkat kecerdasannya itu, karena disini masuknya ada yang dari melalui prestasi
akademik, berarti anak-anak yang pintar ya. Jadi, nilainya itu udah sembilan puluh
dua ke atas semua itu. Jadi, memang bagus kemampuan kognitifnya luar biasa. Ada
yang anak zonasi, itu kemampuannya biasa-biasa aja itu, ada juga yang luar biasanya
dan ada juga yang biasa-biasa aja.
Kalau yang kecerdasan intelektual peserta didik itu yang, terus ada anak ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus), tapi mereka pintar. Karena anak ABK, jadi kecerdasan
intelektualnya luar biasa, tapi sesuai dengan kebutuhan dia juga itu.
132
Jawab:
Jadi, untuk mencapai siswa dalam tujuan pembelajaran biasanya kalau secara
kognitif kami melakukan awal pembelajaran itu ada namanya asesmen diagnostik, ya
jadi kami tau bagaimana kemampuan mereka. Setelah itu, kalau dalam afektif itu dan
psikomotor itu dilakukan oleh guru BK. Asesmen awal pembelajaran juga, sehingga
ditentukan anak sikapnya seperti ini, keterampilannya seperti ini, sehingga
menghasilkanlah gaya belajar siswa itu yang visual, audio dan kinestetik. Kalau yang
kognitif itu guru melakukan asesmen awal pembelajaran, asesmen diagnostik
namanya. Kayak gitu, tergantung.
Jawab:
Karena ini adalah materi, materi dan tujuan pembelajaran itu pasti relevan, karena
kurikulum merdeka ini turunnya dari capaian pembelajaran (CP), dari capaian
pembelajaran turunnya menjadi tujuan, sehingga materi itu sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Harus relevan itu. Misalnya materinya itu tentang kompetisi kebaikan
dan etos kerja, jadi tujuan pembelajarannya peserta didik mampu menjelaskan
kompetisi kebaikan dan etos kerja. Atau misalnya materinya QS. Al-Maidah ayat 48
dan QS. AT-Taubah ayat 105. Jadi, kompetensi dasarnya siswa mampu
mengidentifikasi tajwid, hukum bacaan, arti perkata, artinya, serta kandungan yang
terdapat dalam surat, jadi itu relevan.
Jawab:
Biasanya kan di awal pembelajaran guru melakukan pretes atau apersepsi dulu.
Apersepsi pembelajaran sebelumnya, setelah itu bagaimana respon siswa, setelah itu
nanti diadakan pretes kepada siswa, apakah itu pertanyaan, apakah berupa kuis,
133
apakah berupa kahoot. Setelah itu, nanti setelah dijelaskan kita juga ada evaluasi. Kita
lihat mulai dari segi apakah ada pertanyaan atau tidak. Nanti kalau misalnya mereka,
semakin banyak siswa yang bertanya semakin mantap ya. Tapi, kalau tidak ada nanti,
maka kita sebagai guru akan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
Jawab:
Itu melihat kebermanfaatan itu, namanya pembelajaran agama pasti ada penerapan
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, disini penilaian yang kita ambil itu bagaimana
mereka menerapkan. Kita kan tidak tahu bagaimana kebermanfaatan itu. Namun, kita
sampaikan kompetisi dalam kebaikan. Kita bisa melihat itu dalam cara belajar
mereka. Di situlah nampak kebermanfaatan, misalnya dalam bekerja sama, adakah
dia ikut membantu temannya? Kita sudah mengajarkan bagaimana berkompetisi
dalam kebaikan, bagaimana kita selalu melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-
hari? Disana kita lihat. Bagaimana menolong teman-teman yang kurang mampu,
bagaimana menolong teman-teman yang kesulitan, itu kita lihat dan bagaimana
responnya terhadap guru ketika belajar. Misalnya, mau membantu hapus papan tulis
tanpa disuruh, secara reflek aja, itu kan salah satunya.
Jawab:
Itu kan sumber belajar buku paket, sudah disediakan di sekolah, kalau sekarang
kurikulum merdeka kan ya, ada buku paket dari pemerintah, setelah itu buku paket
yang relevan dari itu, terus sebelum itu kita juga sudah membuat modul ajar, jadi
modul ajar itu ada materi di dalamnya, gabungan itu dari buku, dari internet, dari
yang lain-lainnya. Dan itu guru yang buat.
Jawab:
134
Jawab:
Jawab:
Di sekolah kan sarana belajarnya itu cuman buku paket, InFocus, ya seperti itu.
Rasanya di sekolah sudah lengkap. Jadi untuk menyesuaikannya maka saya karena
InFocus ada di sekolah, maka saya di rumah menyiapkan PPT, lebih mudah dan
menghemat waktu dalam pembelajaran.
Jawab:
Kalau kemampuan dasar siswa ini dalam pendidikan agama Islam sudah luar biasa
ya, cuman kita tinggal penekanan, target apa yang harus dia capai. Kalau
kemampuannya, karena pembelajaran agama ini sudah mereka dapatkan dari lahir,
dari orang tua mereka sampai sekarang, pembelajarannya itu ke itu aja.
Jawab:
Yang menetapkan tujuan penilaian itu, yaitu dengan mengukur hasil belajar peserta
didik, misalnya dengan membuat tugas, bagaimanakah penilaian setelah itu, ulangan
harian, barulah kita menetapkan tujuan penilaian itu. Sebenarnya tujuan penilaian ini
kita melihat bagaimana kualitas peserta didik terhadap materi tersebut. Untuk
melihat kualitas itu, kita lihat tugas, kita lihat ulangan harian, dan ditambah lagi
dengan sekolah melakukan MID semester, ujian akhir.
136
13. Bagaimanakah guru mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai
dengan kompetensi yang ada dalam kurikulum yang berlaku?
Jawab:
Kalau kompetensi di dalam kurikulum merdeka itu sudah ada di tujuan pembelajaran
ya dan bagaimana aktivitas siswa apakah sudah sesuai dengan kompetensi yang ada?
Karena kita disini ada namanya KKTP sama dengan KKM. Sampai dimana
kemampuan siswa dalam belajar. Kompetensi yang ada itu misalnya ada lima dan
siswa itu mampu menjelaskan kelima-limanya, cuma mungkin volumenya yang
berbeda-beda. Misalnya tujuan pembelajaran pertama cuma 80%, tujuan
pembelajaran kedua 50% atau tujuan pembelajaran ketiga 100%, dan tiba di tujuan
pembelajaran keempat cuma 10%. Kalau sesuai dengan kurikulum yang berlaku
seperti itu saya melihatnya.
Jawab:
Kalau kegiatan pendahuluan itu ya, membuka kelas. Pertama itu kita masuk kelas,
kita ucapkan salam. Sebelum saya mengomentari, saya menyuruh anak berdoa dulu.
Maka setelah berdoa, saya melihat kondisi kelas dulu apakah kelasnya sudah rapi atau
tidak, apakah siswanya sudah rapi atau tidak, dan siswanya siap belajar atau tidak.
Kalau misalnya belum rapi, dirapikan. Kalau kelasnya belum disapu, disapu. Kalau
lagi membersihkan, saya keluar. Kalau seandainya diulang lagi pada pertemuan
berikutnya, maka mereka akan disanksi dari saya sesuai dengan komitmen belajar.
Terus, setelah membuka itu baru saya mengabsen peserta didik satu persatu, apakah
ada yang tidak hadir, apakah alasannya. Setelah itu, baru saya melakukan apersepsi
dalam pembelajaran, saya menanyakan pembelajaran sebelumnya, masih sampai
dimana daya ingat mereka, kemudian saya melakukan pretes berupa pertanyaan.
Setelah itu, baru saya menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan hari ini
dan yang akan dicapai hari ini. Sebelum masuk kepada materi, saya memberikan ice
breaking terlebih dahulu, biar siswa tidak merasa kaku ya, baru saya memulai
pembelajaran.
Jawab:
Kalau menyampaikan materi pembelajaran ini banyak ya, karena misalnya dalam
aspek seperti elemen Al-Qur'an saya menyampaikan materi untuk pertemuan pertama
itu dengan metode ceramah, namun tidak memakai model pembelajaran, ceramah
saja. Saya terangkan secara utuh dulu ya, garis besar. Setelah anak agak mulai
mengerti, agak paham, baru saya mengelompokkan anak. Ha jadi untuk elemen Al-
Qur'an ini saya memakai model pembelajaran Jigsaw, saya kelompokkan anak agak
beberapa kelompok, satu kelompokkan itu enam orang.
Jawab:
Kalau ibuk membentuk itu, karena sekarang adalah kurikulum merdeka, jadi
pembelajaran berdeferensiasi sesuai dengan minat anak, maka saya lihat dulu, saya
kelompokkan gaya belajar anak ini audio, ini visual, ini kinestetik, atau ini
audiovisual, atau ini ketiganya, atau cuma satu-satu. Namun, di dalam sini di
kelompokkan berdasarkan gaya belajar mereka. Maka anak yang gaya belajarnya
audio, berarti mendengar ya, maka saya menyuruh mereka untuk sistem model
pembelajarannya adalah MSQ (Musabaqoh Syahril Qur'an), jadi mereka bisa
mendengarkan di YouTube bagaimana membaca Al-Qur'an dengan baik, mereka
tampilkan dalam kelompok mereka seperti Musabaqoh, seperti perlombaan MTQ ya.
Setelah itu, kalau anak gaya belajar visual, melihat ya, berarti anak ini saya
kelompokkan menggunakan model Jigsaw bisa, saya kelompokkan beberapa orang
kelompok juga. Jadi kalau di Jigsaw ini ada kelompok biasa dan kelompok ahli. Di
situ saya jelaskan bagaimana cara pembelajarannya. Yang ketiga kalau kinestetik, itu
karena anaknya suka berjalan, tidak suka mendengar, tidak suka itu, dia suka bekerja,
maka saya suruh mereka membuat model pembelajaran Projects Based Learning itu
dengan membuat kaligrafi surat pada Al-Qur'an itu, nanti dibeda-bedakan gitu. Biar
pembelajaran berdeferensiasi tercapai itu sesuai dengan kurikulum merdeka. Namun,
kalau pada kurikulum tiga belas, saya tetap memakai Jigsaw saja.
17. Bagaimana cara ibuk menjelaskan tata cara penggunaan model Jigsaw ini pada
anak-anak?
138
Jawab:
Pertama itu sudah saya buat di Laptop saya. Jadi, nanti saya tayangkan, saya bacakan.
Saya memakai metode-metode tersendiri. Saintifik dengan model pembelajaran
Jigsaw. Saya bilang bahwasannya model Jigsaw ini adalah model pembelajaran
dimana pembelajaran ini terdiri dari dua ragam kelompok. Ragam kelompok biasa
dan ragam kelompok ahli. Jadi, disini ananda dikelompokkan dulu beberapa
kelompok. Satu kelompok itu misalnya enam orang. Jadi setelah berkelompok,
kelompok biasa enam orang, maka saya akan menjelaskan karena setiap kelompok itu
berbeda-beda soal. Maksudnya di dalam kelompok itu ada enam orang, setiap orang
itu berbeda-beda soal, walaupun satu kelompok. Jadi, misalkan saya memberikan
kertas origami dengan warna yang berbeda. Jadi, sudah tahu mereka semua itu di
dalam kelompoknya. Jadi, misalnya kertas warna merah, sama-sama warna merah itu
ini soalnya, kertas warna hijau itu ini soalnya. Jadi, setiap kelompok itu orangnya
berbeda-beda soal, setelah selesai seperti itu, maka saya menyuruhlah anak-anak ini
untuk berpisah. Untuk mereka berkumpul ke kelompok ahli namanya. Jadi, untuk
memudahkan mereka berkumpul, maka saya menyoraki mereka berkumpul dengan
kertas yang sama, warna yang sama. Kertas warna hijau, kertas warna biru, mereka
akan duduk berkelompok sesuai dengan warna kertas mereka. Jadi, di dalam
kelompok ahli ini mereka punya kertas yang sama dengan soal yang sama. Jadi,
kenapa dikatakan dengan kelompok ahli disini, karena mereka enam orang membahas
pembahasan yang sama. Jadi disana mereka berdiskusi tentang satu pembahasan yang
sama dan mereka menggalinya secara dalam dan mereka menyimpulkan, sehingga
mereka tulis dalam kertas mereka. Setelah selesai, mereka kembali ke kelompok
biasa. Setelah di kelompok biasa itu, kan terdiri dari beberapa kertas, mereka
tempelkan di kertas karton. Hasilnya nanti mereka presentasikan. Ketika
dipresentasikan itu yang berbicara adalah yang membuat. Misalnya, kompetisi
kebaikan dan etos kerja. Soal yang pertama adalah pengertian kompetisi dalam
kebaikan. Maka yang membuat itulah, misalnya warna biru, maka warna biru yang
menjelaskan. Yang kedua tentang pengertian etos kerja warna merah, berarti warna
merah yang menjelaskan. Yang ketiga misalnya QS. Al-Maidah warna kuning, berarti
warna kuning yang menjelaskan. Jadi, di dalam Jigsaw ini tidak ada siswa yang tidak
terlibat. Semuanya terlibat gitu. Jadi, semuanya berbicara.
18. Bagaimanakah cara guru membagi siswa ke dalam kelompok- kelompok kecil
yang beranggotakan 5-6 orang? (heterogen/homogen)
139
Jawab:
Ada asesmen diagnostik, maka kita sudah tahu bagaimana siswa atau kita melihat dari
cara belajarnya. Mana siswa yang ngerti atau tidak. Maka dikelompokkan berbeda-
beda. Jadi, supaya dalam kelompok ini tidak kaku. Namun, di Jigsaw ini tidak
diperlukan. Karena disini terlatih. Anak-anak terlatih untuk berbicara. Tapi seperti itu
ada motivasi anak untuk berdiskusi. Karena seandainya dikelompokkan berdasarkan
kemampuan, kalau sama-sama yang tidak vokal, kasihan kelompoknya diam aja gitu.
Jadi, dikelompokkan seperti itu ada motivasi mereka dalam berdiskusi.
19. Apakah guru memberikan kesempatan siswa dalam kelompok asal untuk
menjelaskan materi yang telah dipelajari kepada anggota kelompok asal?
Jawab:
Ya, karena setelah mereka kembali ke kelompok asal. Setelah ditempelkan di karton,
mereka presentasi. Presentasi secara menyeluruh. Jadi, mereka menjelaskan masing-
masingnya apa yang mereka buat dan nanti kan ada MCnya dari soalan yang mereka
buat. Misalnya kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja QS. Al-Maidah ayat 48 dan
QS. AT-Taubah ayat 105. Disitu nanti moderator yang akan menjelaskan sedikit
catatannya. Kelompok asal juga. Karena mereka terdiri dari enam orang, maka
menjelaskan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.
20. Bagaimanakah guru mengintruksikan siswa untuk membuat laporan hasil diskusi
dari masing-masing kelompok ahli mengenai materi yang dibahas?
Jawab:
Jadi, setelah saya mengelompokkan tadi dengan kelompok ahli dan memberikan
begini setiap ananda silakan diskusikan hasil pembahasan yang telah diberikan.
Misalnya QS. Al-Maidah ayat 48, maka saya memberikan instruksi yang akan disalin.
Pertama itu ayatnya, kedua arti perkata, yang ketiga arti secara mujmal dan yang
keempat, kanduangan ayat. Seperti itu saya menginstruksikannnya. Jadi, dibuat di
dalam kertas yang sudah disediakan. Itu kertas berwarna mereka. Tapi, kalau itu
untuk presentasi saya menyuruh mereka membuat di kertas selembar atau double
140
21. Bagaimanakah cara guru untuk memastikan apakah siswa telah memahami materi
yang dipelajari bersama?
Jawab:
Kan di dalam diskusi itu mereka. Kita kan di depan, dia sudah berkelompok-
berkelompok dalam belajar. Kita menghampiri mereka masing-masingnya. Sampai
dimana mereka siapnya. Apa kewalahan mereka, kesulitan mereka. Karena kita
sebagai guru. Walaupun itu adalah kerja kelompok, kita sebagai guru harus tetap
memfasilitasi. Jadi fasilitator gitu. Walaupun bukan dalam sarana. Memberikan
penjelasan terhadap materi juga. Walaupun mereka sudah tahu ini model
pembelajarannya apa. Ibuk itu sudah menjelaskannya tadi dan kita tetap
menanyakannya ke bangku-bangku mereka gitu, apa kesulitan yang mereka alami.
Jawab:
Biasanya kalau sudah selesai itu, saya selalu mengapresiasinya bilang begini, siapa
yang sudah selesai kerjanya bilang hore bersama-sama. Itu bentuk pelepasan uneg-
uneg mereka atau ketegangan diri mereka. Jadi, setelah itu saya suruh maju ke depan,
saya berikan bintang yang sudah saya buat agar mereka merasa termotivasi. Setelah
itu, kalau sudah di akhir diskusi, nanti yang paling aktif, paling bagus hasil
diskusinya, maka saya akan berikan hadiah. Apakah berupa pena, cuman hadiah
kecil-kecilan yang membuat mereka termotivasi saja.
Jawab:
ada beberapa siswa menunjuk tangan atau menjelaskan. Maka saya tinggal
menyimpulkan pembelajaran hari ini apakah sesuai dengan materi pembelajaran yang
ingin saya capai.
Jawab:
Menutup kegiatan pembelajaran yang paling pertama itu kita memberikan pesan dan
kesan terhadap siswa. Kita memberikan energi positif ya, bahwasannya pembelajaran
hari ini tidak ada dendam di antara kita. Nyamankan hati kita dengan peserta didik
terlebih dahulu. Jadi, dan saya selalu mengatakan semoga minggu depan kita belajar
dengan hati yang menyenangkan dan saya memberikan pesan-pesan sosial, tetap jaga
adab bahwasannya kita sebagai insan dituntut untuk beribadah kepada Tuhan kita,
dituntut untuk mengabdi kepada Allah dan orang tua. Dituntut untuk patuh kepada
guru. Setelah itu, saya bilang juga kalau ada tugas, saya kasih tugas. Kalau tidak ada
tugas, saya memberikan pembelajaran minggu depan. Ini dengan model pembelajaran
ini. Ananda silakan baca buku segini-segini. Setelah itu saya tutup dengan membaca
doa sama hamdalah.
Jawab:
Pembelajaran itu direncanakan, karena sebelum awal ajaran baru kita sudah
menentukan mengajar kelas berapa. Ditentukan dalam lokakarya itu, saya mengajar
kelas sepuluh. Maka saya sudah tahu, berarti saya membuat modul dulu. Jadi, saya
membuat modul atau membuat RPP namanya. Persiapkan seluruhnya, bagaimana
saya membuka, melaksanakan pembelajaran, menutup pembelajaran dan materi-
materi apa saja. Apa yang saya lakukan dan evaluasi bagaimana yang akan saya
lakukan ada di dalam modul semuanya.
Jawab:
memotivasi siswa dalam belajar itu buat saya itu pertama melakukan ice breaking. Itu
memotivasi siswa. Setelah itu, menanyakan kabar mereka. Setelah itu, dikasih game-
game atau pretes-pretes yang menyenangkan seperti Kahoot atau kuis.
Jawab:
Biasanya saya menggunakan selain InFocus ada Handphone dengan memakai google
classroom. Sebenarnya google classroom dan WA itu digunakan dalam pembelajaran
blended learning. Tapi, kita kan sekarang sudah tatap muka. Namun, itu saya gunakan
untuk pemberian tugas lebih jelasnya disana. Jadi, saya tidak memakai google
classroom lagi. Tapi kalau seandainya itu ada misalnya meliburkan siswa dan
pembelajaran kita belum selesai, maka saya menggunakan google classroom juga.
Kalau gak, WA saja untuk memudahkan siswa. Karena apa? Tidak semua siswa bisa
menggunakan media pembelajaran seperti itu. Paling pembelajaran Handphonenya
melalui WA saja atau zoom.
Jawab:
Yang namanya proses pembelajaran pasti melibatkan siswa di dalam kelas secara
menyeluruh. Maka untuk melibatkan siswa itu ya dengan diskusi, salah satunya
dengan model pembelajaran Jigsaw. Karena ketika kita menggunakan model
pembelajaran itu, pasti kita diskusi. Metode pembelajaran itu kan banyak, metode
ceramah bisa juga. Metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi. Metode
demonstrasi itu ada juga yang tidak diskusi. Bisa juga diskusi. Tapi, umumnya yang
memakai model pembelajaran itu pasti diskusi metodenya.
Jawab:
143
Jawab:
Kalau bagi saya disini, di SMA 2 umumnya pembelajaran itu sudah cukup sarananya.
Bagi yang tidak cukup, siswa bersedia menyiapkan sendiri. Namun, kalau tidak,
paling kita suruh menyiapkan sarana yang murah, bisa menyiapkan sendiri, tidak
membutuhkan modal yang besar. Karena sesuai dengan kemampuan siswalah.
Jawab:
Vanesha Faturrahmi: “Ketika Ibu Eka masuk dalam kelas beliau mengucapkan salam
dan langsung duduk di kursi, setelah itu beliau menyuruh ketua kelas untuk
menyiapkan berdo’a, kemudian beliau mengecek kondisi kelas apakah kelas sudah
rapid an siap untuk belajar, kalau belum maka beliau menyuruh merapikan dan
membersihkan, setelah itu barulah beliau mengambil kehadiran siswa. Selanjutnya,
Ibu Eka memberikan pertanyaan seputar materi minggu kemarin, setelah itu beliau
menyampaikan tujuan dan materi yang akan dipelajari hari itu”.
144
2. Menurut ananda apakah model pembelajaran jigsaw ini cocok digunakan pada
pembelajaran PAI aspek alquran? Apakah ananda memahami pembelajaran
menggunakan model ini? Serta apa saja kelebihan model ini menurut ananda?
Jawab:
Pada awal pembelajaran Ibu Eka menjelaskan pembelajaran secara garis besar dengan
metode ceramah, kemudian Ibu mengorganisasikan kami untuk belajar dengan
membagi kelompok sesuai gaya belajar. Karena gaya belajar saya visual saya rasa
model pembelajaran jigsaw pada aspek alquran cocok digunakan karena siswa bisa
memahami dengan mendalami aspek-aspek tertentu dari alquran dan kemudian
berbagi pemahaman tersebut kepada teman yang lain membuat yang mengajarkan
dapat lebih paham materi tersebut. Selain itu saya sangat senang memahami
pembelajaran dengan model ini karena gaya belajar saya visual dan saya terlibat di
dalamnya sehingga saya lebih memahami materi yang dipelajari.
b. Himawari:
Lampiran 3. Dokumentasi
A. Dokumentasi Wawancara
145