Penamaan secara IUPAC, yakni dengan mengganti akhiran ana pada
alkana asal dengan akhiran oksi. Yang perlu dilakukan pada penamaan eter secara IUPAC adalah menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil yang lebih besar sebagai alkana. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk. Untuk memudahkan Anda memberi penamaan secara IUPAC, ikuti langkah-langkah berikut ini;
Pastikan bahwa senyawa tersebut adalah senyawa eter
dengan memeriksa jenis gugus fungsinya. Jika memiliki gugus fungsi –OR maka senyawa tersebut adlaah senyawa eter. Rantai alkil yang jumlah atom C-nya paling sedikit disebut gugus alkoksi, sementara yang jumlahnya paling banyak disebut rantai induk yang diberi nama seperti alkana berdasar pada jumlah atom karbon C-nya. Penamaan gugus alkoksi dengan cara mengganti akhiran ana pada alkana asal dengan akhiran oksi. Penomoran dimulai dari atom karbon ujung yang terdekat dengan posisi gugus fungsi sehingga karbon C yang mengandung gugus fungsi mendapat nomor terkecil. Jika jumlah atom C > 4, beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga gugus –OR menempel pada atom C yang paling kecil. Dilanjutkan dengan menuliskan nomor diikuti nama gugus alkoksi berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan nama rantai induk.
Tata Nama Senyawa Eter Secara Trivial
Penamaan eter secara trivial didasarkan pada nama gugus alkil
yang terikat pada atom oksigen atau gugus –O-. Urutan namanya sesuai dengan abjad dan diakhiri dengan kata –eter. Jika kedua alkil pada eter adalah sama, maka menggunakan awalan –di.
Contoh:
CH3 – O – CH2 – CH3 = etil metil eter
CH3 – CH2 – O – CH2 – CH2 = etil-etil atau dietileter
Poin poin penting
Kalo gugus nya sama tambahkan awalan -di, kalo
beda susun sesuai abjad seperti etil, metil Isopropil : atom karbon yang mengikat gugusfungsi O merupakan atom karbon kedua