Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum

Ekologi Hutan

ANALISIS VEGETASI HUTAN DAN TEKNIK PEMBUATAN


DIAGRAM PROFIL

DISUSUN OLEH :

NAMA : WAHYUNI SISKA SEPTIANINGSIH K


NIM : M011211232
KELAS : EKOLOGI HUTAN D
ASISTEN : JEAMSHEN CHRISTIAN SIMON

LABORATORIUM KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN DAN EKOWISATA


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023

i
ANALISIS VEGETASI HUTAN

A. LATAR BELAKANG
Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi spesies dan bentuk
struktur vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas
maka kegiatan analisis vegetasi erat kaitannya dengan contoh, artinya kita cukup
menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam ini ada tiga
hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh
dan teknik analisa vegetasi yang digunakan (Sombo dkk., 2020).
Kehadiran vegetasi pada suatu wilayah akan memberikan dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi
dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan
oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air
tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area
memberikan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Akhir-akhir ini masyarakat
semakin banyak menopangkan harapan pada vegetasi untuk mengatasi masalah
pengendalian air dan longsor lahan. Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces)
merupakan kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang
dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan
atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Ruang terbuka hijau
yang ideal adalah 30 % dari luas wilayah. Hampir disemua kota besar di Indonesia, RTH
saat ini baru mencapai 10% dari luas kota. Padahal ruang terbuka hijau diperlukan untuk
kesehatan, arena bermain, olah raga dan komunikasi publik (Andini, dkk., 2018).
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu:
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan, keanekargaman
jenis tumbuhaan penyusun tegakan hutan
C. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Ekosistem mahoni, sebagai objek yang diamati.
2. Tally Sheet, digunakan sebagai media mencatat hasil data yang diperoleh.
3. Alat Tulis Menulis, digunakan untuk mencatat alat yang diperoleh.
4. Tali Rafia, digunakan sebagai batas plot.
5. Patok, digunakan sebagai penanda sudut plot.
6. Kompas, digunakan untuk menentukan arah.

1
7. Klinometer, digunakan untuk menentukan TBC dan Ttot.
8. Pitameter, digunakan untuk menentukan
9. Roll meter, digunakan untuk mengukur plot.
D. PROSEDUR PRAKTIKUM
Adapun prosedur praktikum yaitu :
Pembuatan regu kerja, setiap regu beranggotakan 6–10 orang. Kemudian menentukan
lokasi jalur (unit contoh) di atas peta, panjang masing-masing jalur ditentukan
berdasarkan lebar hutan (dalam praktikum ini panjang jalur sebesar 100 m per regu). Jalur
tersebut dibuat dengan arah tegak lurus kontur dengan membuat petak pengamatan dalam
jalur 20 m x 20 m. Dalam petak ini kemudian dibuat lagi sub petak 10 m x 10 m, 5 m x 5
m dan 2 m x 2m, 4. Setelah itu mengidentifikasi jenis dan jumlah individu untuk semai
dan pancang. Sedangkan untuk tiang dan pohon, selain dihitung jumlahnya juga diukur
diameternya (diameter setinggi dada) dan tingginya (tinggi total dan tinggi bebas cabang).
Data hasil pengukuran lapangan tersebut dicatat pada tally sheet.

E. ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan formulasi metoda dengan petak
untuk menghitung besarnya:

1. Frekuensi.

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐯𝐢𝐝𝐮


𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐩𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡
2. Kerapatan (ind/ha)

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐯𝐞𝐠𝐞𝐭𝐚𝐬𝐢
𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐯𝐢𝐝𝐮/𝐡𝐚
𝐋𝐮𝐚𝐬
3. Dominan (m2 /ha)

𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐛𝐢𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬


𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐩𝐞𝐭𝐚𝐤
4. Indeks nilai penting dari masing-masing jenis.
INP = KR+FR+DR (untuk vegetasi tiang dan pohon)
INP+KR+FR (untuk vegetasi pancang, semai dan tumbuhan bawah)
5. Indeks keanekaragaman dari Shannon – Wieners

H’ = - Σ [(ni/N) ln (ni/N)]

2
Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon –

Wiener S = jumlah jenis

Ni = jumlah individu jenis ke-i

N = Total seluruh individu


F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Analisis Vegetasi Ekosistem Alam
No Ekosistem Petak Jenis Jumlah Diameter LBDS
1 Hutan Petak 1 Sp 1 1 0,4076 0,13
2 Alam (Pohon) Sp2 1 0,3662 0,11
3 Sp 4 1 0,2625 0,05
4 Sp 5 1 0,277 0,06
5 Sp 4 1 0,3343 0,09
6 Sp 4 1 0,3726 0,11
7 Petak 2 Sp 3 1 0,1592 0,02
8 (Tiang) Sp 4 1 0,1178 0,01
9 Sp 2 1 0,1019 0,01
10 Petak 3 Sp 1 11
(pancang)
11 Petak 4 Sp 1 5
12 (Semai) Sp 2 4

Tabel 2. Analisis Vegetasi Ekosistem Pinus


No Ekosistem Petak Jenis Jumlah Diameter LBDS
1 Hutan Petak 1 Pinus merkusii 1 1,04 0,85
Pinus (Pohon)
2 Pinus merkusii 1 0,59 0,27

3 Pinus merkusii 1 0,84 0,55

4 Pinus merkusii 1 0,63 0,31

5 Pinus merkusii 1 0,4 0,13

6 Pinus merkusii 1 0,37 0,11

3
7 Pinus merkusii 1 0,56 0,25

8 Petak 2 Pinus merkusii 1 0,2 0,03

9 (Tiang) Psychotria nervosa 1 0,14 0,02

10 Petak 3 Psychotria nervosa 3 1,04 0,85

11 (Pancang) Pinus merkusii 6 0,59 0,27

12 Petak 4 Psychotria nervosa 7 0,84 0,55

13 (Semai) Pinus merkusii 3 0,63 0,31

Tabel 3. Analisis Vegetasi Hutan Mahoni


No Ekosistem Petak Jenis Jumlah Diameter LBDS
1 Hutan Petak 1 Pinus merkusii 1 0,87 0,59
Mahoni (pohon)
2 Swietenia macrophylla 1 0,6 0,28
3 Swietenia macrophylla 1 0,98 0,75
4 Swietenia macrophylla 1 0,4 0,13
5 Swietenia macrophylla 1 0,46 0,17

6 Swietenia macrophylla 1 1,1 0,95


7 Pinus merkusii 1 0,66 0,34
8 Swietenia macrophylla 1 0,68 0,36
9 Petak 2 Mischocarpus pentapelatus 1 0,09 0,01
10 (tiang) Swietenia macrophylla 1 0,13 0,01
11 Swietenia macrophylla 1 0,13 0,01
12 Ficus racemosa 1 0,16 0,02
13 Petak 3 Mischocarpus pentapetalus 1
14 (pancang) Leea guineensis 2
15 Casearia membranacea 1
16 Petak 4 Leucaena leucocephala 1

17 (semai) Leea indica 3


18 Coffea arabica 1

19 Melicope pteleifolia 1

4
Tabel 4. Kerapatan
No Jenis K KR
1 Sp 1 141,67 21,52
2 Sp 2 50,00 7,59
3 Sp 3 8,33 1,27
4 Sp 4 33,33 5,06
5 Sp 5 8,33 1,27
6 Pinus merkusii 158,33 24,05
7 Psychotria nervosa 91,67 13,92
8 Swietenia macrophylla 66,67 10,13
9 Mischocarpus pentapelatus 16,67 2,53
10 Ficus racemosa 8,33 1,27
11 Leea guineensis 16,67 2,53
12 Casearia membranacea 8,33 1,27
13 Leea indica 25,00 3,80
14 Coffea arabica 8,33 1,27
15 Leucaena leucocephala 8,33 1,27
16 Melicope pteleifolia 8,33 1,27
Jumlah 658 100

Tabel 5. Frekuensi
No Jenis F FR
1 Sp 1 0,25 10,59
2 Sp 2 0,25 10,59
3 Sp 3 0,08 3,39
4 Sp 4 0,16 6,78
5 Sp 5 0,08 3,39
6 Pinus merkusii 0,41 17,37
7 Psychotria nervosa 0,25 10,59
8 Swietenia macrophylla 0,16 6,78
9 Mischocarpus pentapelatus 0,16 6,78
10 Ficus racemosa 0,08 3,39
11 Leea guineensis 0,08 3,39
12 Casearia membranacea 0,08 3,39

5
13 Leea indica 0,08 3,39
14 Coffea arabica 0,08 3,39
15 Leucaena leucocephala 0,08 3,39
16 Melicope pteleifolia 0,08 3,39
Jumlah 2,36 97

Tabel 6. Dominasi
No Jenis D DR
1 Sp 1 0,00 0,00
2 Sp 2 0,00 0,00
3 Sp 3 0,00 0,00
4 Sp 4 0,00 0,00
5 Sp 5 0,00 0,00
6 Pinus merkusii 0,56 55,90
7 Psychotria nervosa 0,00 0,25
8 Swietenia macrophylla 0,43 43,42
9 Mischocarpus pentapelatus 0,00 0,10
10 Ficus racemosa 0,00 0,33
11 Leea guineensis 0,00 0,00
12 Casearia membranacea 0,00 0,00
13 Leea indica 0,00 0,00
14 Coffea arabica 0,00 0,00
15 Leucaena leucocephala 0,00 0,00
16 Melicope pteleifolia 0,00 0,00
Jumlah 1,00 100,00

Tabel 7. Indeks Nilai Penting


No Jenis INP
1 Sp 1 32,11
2 Sp 2 18,19
3 Sp 3 4,66
4 Sp 4 11,84
5 Sp 5 4,66
6 Pinus merkusii 97,32

6
7 Psychotria nervosa 24,77
8 Swietenia macrophylla 60,32
9 Mischocarpus pentapelatus 9,41
10 Ficus racemosa 4,98
11 Leea guineensis 5,92
12 Casearia membranacea 4,66
13 Leea indica 7,19
14 Coffea arabica 4,66
15 Leucaena leucocephala 4,66
16 Melicope pteleifolia 4,66
Jumlah 295,34

Tabel 8. Indeks Keragaman Jenis


No Jenis Pi (ni/N) Ln PI Pi.Ln.Pi
1 Sp 1 0,22 -1,54 -0,33
2 Sp 2 0,08 -2,58 -0,20
3 Sp 3 0,01 -4,37 -0,06
4 Sp 4 0,05 -2,98 -0,15
5 Sp 5 0,01 -4,37 -0,06
6 Pinus merkusii 0,24 -1,43 -0,34
7 Psychotria nervosa 0,14 -1,97 -0,27
8 Swietenia macrophylla 0,10 -2,29 -0,23
9 Mischocarpus pentapelatus 0,03 -3,68 -0,09
10 Ficus racemosa 0,01 -4,37 -0,06
11 Leea guineensis 0,03 -3,68 -0,09
12 Casearia membranacea 0,01 -4,37 -0,06
13 Leea indica 0,04 -3,27 -0,12
14 Coffea arabica 0,01 -4,37 -0,06
15 Leucaena leucocephala 0,01 -4,37 -0,06
16 Melicope pteleifolia 0,01 -4,37 -0,06
Jumlah 1,00 0,00 2,17

7
Kegiatan analisis vegetai hutan dilakukan dengan membuat plot dengan ukuran
20x20 m, sub plot 10x10 m, sub plot 5x5 m, dan sub plot 2x2 m disetiap jenis ekosistem
dan melakukan pengukuran diameter dan jumlah dari setiap spesies. Setiap ekosistem
kemudian dilakukan penggabungan data dari setiap ekosistem (alam, pinus, dan mahoni).
Kemudian dilakukan perhitungan Kerapatan, Frekuensi, Dominasi, Indeks Nilai Penting,
dan Indeks Nilai Keanekaragaman jenis. Ketiga ekosistem dilakukan pengukuran dengan
jumlah petak 12 dengan luas 1200 m (0.12 Ha).
Pada proses pengolahan data analisis vegetasi Pinus Merkusii memiliki nilai
tertinggi pada semua parameter penilaian dengan Kerapatan 158.33, Kerapatan Relatif
24.05, Frekuensi 0.41, Frekuensi relatif 17.37, dominasi 0.56, dominasi relatif 55.90, dan
indeks nilai penting 97.32. Nilai terendah pada kerapatan dan kerapatan relatif yaitu Sp 3,
Sp 5, Ficus racemose, Casearia membranacea, Leucaena leucocephala, dan Coffea
arabica dengan nilai Kerapatan 8.33 dan nilai kerapatan relatif 1.27. Tingkat Frekuensi
dan Frekuensi relatif terendah terdapat pada spesies Sp 3, Sp 5, Ficus racemosa, Leea
guineensis, Casearia membranacea, Leucaena leucocephala Leea indica, Coffea arabica,
dan Melicope pteleifolia dengan nilai frekuensi 0.08 dan frekuensi relatif 3.39. Pada
dominasi terendah terdapat pada spesies Sp 3, Sp 5, Psychotria nervosa, Swietenia
macrophylla, Mischocarpus pentapelatus, Ficus racemosa, Leea guineensis, Casearia
membranacea, Leucaena leucocephala, Leea indica, Coffea arabica, dan Melicope
pteleifolia, dengan nilai dominasi 0. Pada dominasi relatif terendah terdapat pada spesies
Sp 3, Sp 5, Leea guineensis, Casearia membranacea, Leucaena leucocephala, Leea
indica, Coffea arabica, dan Melicope pteleifolia dengan nilai dominasi relatif 0. Pada
Indeks Nilai Penting nilai terendah terdapat pada Sp 3, Sp 5, Casearia membranacea,
Leucaena leucocephala, Leea indica, Coffea arabica, dan Melicope pteleifolia. Dengan
nilai 4.66. Ketiga ekosistem pada indeks keanekaragaman jenis mendapatkan nilai 2.17,
hal ini berarti tingkat keanekaragaman jenis pada ketiga ekosistem tergolong sedang.

G. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Ketiga ekosistem dilakukan penggabungan data dari ketiga ekosistem yang berbeda
yaitu alam, pinus, dan mahoni, ketiga ekosistem didapatkan 16 jenis spesies yang berbeda
yaitu Sp 1, Sp 2, Sp 3, Sp 4, Sp 5, Pinus merkusii, Psychotria nervosa, Swietenia
macrophylla, Mischocarpus pentapelatus, Ficus racemosa, Leea guineensis, Casearia
membranacea, Leucaena leucocephala, Leea indica, Coffea arabica dan Melicope
pteleifolia, dengan 12 total petak pengukuran, dan total luas daerah sebear 1200 m. Pada
proses analisis data nilai tertinggi terdapat pada Pinus Merkusii memiliki nilai tertinggi

8
pada semua parameter penilaian dengan Kerapatan 158.33, Kerapatan Relatif 22.62,
Frekuensi 0.41, Frekuensi relatif 19.16, dominasi 0.52, dominasi relatif 51.55, dan indeks
nilai penting 93.33. Indeks Keanekaragaman jenis pada ketiga ekosistem terdapat pada
nilai 2.08, hasil dari keanekaragaman jenis menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman
jenis sedang.

Saran

Sebaiknya pada saat melakukan praktikum asisten dapat menjelaskan beberapa hal
terlebih dahulu terkait praktikum yang tidak terdapat pada saat asistensi umum.
H. Lampiran
Lampiran 1. Tally sheet Praktikum

9
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Membuat Plot Gambar 2. Mengukur Diameter Pohon/Tiang

Gambar 4. Mengukur Tbc dan Ttot Gambar 5. Mencatat Hasil di Tally Sheet

10
Gambar 6. Pengukuran tajuk

Gambar 7. Foto Kelompok

11
TEKNIK PEMBUATAN DIAGRAM PROFIL HUTAN

A. LATAR BELAKANG
Model arsitektur pohon adalah bangunan suatu pohon sebagai hasil pertumbuhan
meristematik yang dikontrol secara morfogenetik. Bangunan pohon ini berhubungan
dengan pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan pucuk terminal. Model
arsitektur suatu pohon mempengaruhi besarnya aliran batang (stemflow) dan curahan
tajuk (through/all), selanjutnya aliran batang dan curahan tajuk menentukan besarnya
aliran permukaan dan erosi tanah (Hidayat dkk., 2018).
Profil hutan merupakan gambaran horizontal dari komunitas tumbuhan yang dibuat
secara dua dimensi. Meskipun demikian, diagram profil hutan juga dapat digunakan
untuk mengambarkan struktur vertikal (stratifikasi) maupun horizontal dari hutan
tersebut. Merupakan metode tertua didunia dalam menentukan arsitektur kanopi sebuah
hutan (Hidayat dkk., 2018).
Pada pembuatan profil hutan dilakukan dua metode penggambaran yaitu struktur
tegakan horizontal dan vertikal. Pada penggambaran horizontal diperlukan data
persebaran

tajuk pohon dan lokasi pohon. Struktur tegakan horizontal menggambarkan distribusi atau
penyebaran Individu-individu spesies di dalam habitatnya. Pada penggambaran tampak
depan diperlukan data posisi pohon, tinggi pohon, dan tajuk terluar. Struktur tegakan
vertikal dinyatakan sebagai sebaran jumlah pohon dalam berbagai lapisan tajuk.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Menggambarkan suatu arsitektur pohon.
2. Mengidentifikasi individu dan jenis pohon masa lampau, pohon saat ini, dan pohon
masa depan
C. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Ekosistem mahoni, sebagai objek yang diamati.
2. Tally Sheet, digunakan sebagai media mencatat hasil data yang diperoleh.
3. Alat tulis menulis, digunakan untuk mencatat alat yang diperoleh.
4. Kertas milimeter blok, digunakan untuk media penggamabaran diagram profil
5. Tali Rafia, digunakan sebagai batas plot.
6. Patok, digunakan sebagai penanda sudut plot.
7. Kompas, digunakan untuk menentukan arah.
12
8. Klinometer, digunakan untuk menentukan TBC dan Ttot.
9. Pitameter, digunakan untuk menentukan
10. Roll meter, digunakan untuk mengukur plot.
D. PROSEDUR PRAKTIKUM
Adapun prosedur praktikum yaitu :
Tentukan secara purposive sampling komunitas hutan berdasarkan keterwakilan
ekosistem hutan yang akan dipelajari sebagai petak contoh pengamatan profil. Kemudian
buatlah petak contoh berbentuk jalur dengan arah tegak lurus kontur (gradient perubahan
tempat tumbuh) dengan ukuran lebar 10 m dan panjang 60 m, ukuran petak contoh dapat
berubah tergantung pada kondisi hutan. Anggap lebar jalur (10 m) sebagai sumbu Y dan
panjang jalur (60 m) sebagai sumbu X. kemudian beri nomor semua pohon yang
berdiameter ≥ 7 cm atau tinggi total ≥ 4 m yang ada di petak contoh tersebut. Lalu catat
nama jenis pohon dan ukur posisi masing-masing pohon terhadap titik kordinat X dan Y.
setelah itu, ukur diamater batang pohon setinggi dada, tinggi total, dan tinggi bebas
cabang, serta gambar bentuk percabangan dan bentuk tajuk serta ukur luas proyeksi
(penutupan) tajuk terhadap permukaan tanah paling tidak dari dua arah pengukuran, yaitu
arah tajuk terlebar dan tersempit. Setelah itu, gambarlah bentuk profil vertikal dan
horizontal (penutupan tajuk) pada kertas milimeter dengan skala yang memadai dan
tentukan jenis dan jumlah pohon yang termasuk lapisan A, B, dan C. Kemudian tentukan
jenis dan jumlah pohon yang termasuk pohon masa depan, pohon masa kini, dan pohon
masa lampau.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Diagram Profil
dbh posisi pohon tinggi pohon proyeksi tajuk
No Jenis
(cm) x y tt tb barat timur utara selatan
1 sp 1 40.76 2.1 15.6 12.2 6.2 3.70 7.40 5.30 7.80
2 sp 2 36.62 5.2 15.9 15.4 7.5 6.40 5.30 6.00 5.80
3 sp 4 26.25 6.8 12.1 8.6 5.5 5.10 2.90 2.80 6.80
4 sp 5 27.70 15.2 19.7 12.2 10 3.90 3.30 2.10 5.40
5 sp 4 33.43 15.1 17.5 10.9 5.6 4.70 3.70 1.20 5.40
6 sp 4 37.26 18 8.3 14.3 3.7 3.10 6.50 4.90 10.4

Pada saat melakukan praktikum diagram profil dengan ukuran plot 5x20 m
didapatkan enam pohon, dan tiga tiang. Kemudian dilakukan pengukuran DBH, Posisi,
Tinggi, dan Proyeksi Tajuk. Setelah dilakukan pengambilan data kemudian dilakukan
penggambaran secara horizontal dan vertikal. Pada penggambaran horizontal dilakukan
dengan menggunakan data posisi pohon Sp 1, diameter pohon dan proyeksi tajuk (kanan,

13
kiri, depan, belakang). Pada penggambaran vertikal dilakukan dengan menggunakan
posisi pohon, tinggi pohon, dan proyeksi tajuk (kanan dan kiri).
Pada pohon 1 (Sp 1) dengan posisi pohon x 2.1 m dan y 15.6 m, diameter 40.76
cm, Tinggi total 12.2 m, Tinggi Bebas Cabang 6.2 m, Proyeksi tajuk kanan 3.7 m, kiri 7.4
m, depan 5.3 m dan belakang 7.8 m. Pohon 2 (Sp 2) dengan posisi pohon x 5.2 m dan y
15.9 m, diameter 36.62 cm, Tinggi total 15.4 m, Tinggi Bebas Cabang 7.5 m, Proyeksi
tajuk kanan 6.4 m, kiri 5.3 m, depan 6 m dan belakang 5.8 m. Pohon 3 (Sp 4) dengan
posisi pohon x 6.8 m dan y 12.1 m, diameter 26.25 cm, Tinggi total 8.6 m, Tinggi Bebas
Cabang
5.5 m, Proyeksi tajuk kanan 5.1 m, kiri 2.9 m, depan 2.8 m dan belakang 6.8 m. Pohon 4
(Sp 5) dengan posisi pohon x 15.2 m dan y 19.7 m, diameter 27.70 cm, Tinggi total 12.2
m, Tinggi Bebas Cabang 10 m, Proyeksi tajuk kanan 3.9 m, kiri 3.3 m, depan 2.1 m dan
belakang 5.4 m. Pohon 5 (Sp 4) dengan posisi pohon x 15.1 m dan y 17.5 m, diameter
33.43 cm, Tinggi total 10.9 m, Tinggi Bebas Cabang 5.6 m, Proyeksi tajuk kanan 4.7 m,
kiri 3.7 m, depan 1.2 m dan belakang 5.4 m. Pohon 6 (Sp 4) dengan posisi pohon x 18 m
dan y 8.3 m, diameter 37.26 cm, Tinggi total 14.3 m, Tinggi Bebas Cabang 3.7 m,
Proyeksi tajuk kanan 3.1 m, kiri 6.5 m, depan 4.9 m dan belakang 10.4 m. Hasil dari data
lapangan kemudian dikonversi dengan skala 200 dan dilakukan penggambaran secara
vertikal dan horizontal pada kertas milimeter blok.

Gambar 1. Penggambaran secara vertikal (tampak samping)

14
Gambar 2. Penggambaran secara horizontal (tampak atas)

F. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Adapun kesimpuan pada praktikum ini, yaitu :
Dari gambaran arsitektur pohon yang telah dibuat, diagram profil vegetasi secara
vertikal dan horizontal menunjukkan tingginya pengaruh antropogenik, dimana vegetasi
didominasi tumbuhan muda, yang hanya memiliki 2 lapisan stratum pohon yaitu stratum
B dan stratum C.
Jenis individu pohon maupun tiang yang berada pada daerah yang diamati adalah
pohon masa lampau, saat ini dan masa depan.
2. Saran
Diharapkan dalam praktikum lapang ini sebaiknya diberikan penuntun atau buku
panduan agar praktikan betul-betul mempersiapkan segala kebutuhan praktikum dengan
baik. Diharapkan agar setiap asisten lebih mengetahui mekanisme dari praktikum
keteknikan pembukaan wilayah hutan, agar nantinya tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan oleh praktikan seperti misalnya salah pengukuran, salah mengolah data dan
lain sebagainya.

15
G. LAMPIRAN
Lampiran 1. Tally
sheet

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Membuat Plot Gambar 2. Mengukur Diameter Pohon/Tiang

16
Gambar 4. Mengukur Tbc dan Ttot Gambar 5. Mencatat Hasil di Tally Sheet

Gambar 6. Pengukuran tajuk

17
Foto Kelompok

18

Anda mungkin juga menyukai