Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH : KLINIK SANITASI

DOSEN : SYAMSUDDIN S, SKM, M.KES

ANALISIS PENGENDALIAN PRODUK CACAT


MENGGUNAKAN SIKLUS PDCA PADA CV. RUMAH WARNA
YOGYAKARTA

Oleh :

PRANESTI ELYZA PABURE

PO.71.4.221.20.1.075

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

MAKASSAR JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI SARJANA

TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

TINGKAT IIIB

2023
A. Plan (Perencanaan)
Dalam proses produksi tentu hal yang umum apabila terjadi cacat atau gagal
produksi, cacat produksi menyebabkan menurunnya kualitas produk yang dihasilkan dari
suatu perusahaan. Oleh sebab itu, hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja karena apabila
berlarut akan berdampak negatif kepada perusahaan salah satunya adalah kerugian yang
sangat besar dan kehilangan konsumen. Maka dari itu dilakukan analisis dan perbaikan
untuk menekan terjadinya cacat produk dengan menggunakan metode PDCA. Dalam
metode PDCA yang pertama adalah tahap perencanaan (plan). Pada tahap perencanaan
ini menggunakan analisis sebab akibat dengan metode Fishbone Ishikawa Chart untuk
cacat produk minor dan mayor.

B. Do ( Kerjakan )

Berdasarkan dari perencanaan yang dilakukan terkait dengan


rencana permohonan ijin pembangunan system penyediaan air minum
Sewelut telah disusun bagan untuk pelaksanaan terkait kegiatan yang
dilakukan diantaranya:
Tabel 1. Bagan Tahap Perencanaan Cv.Rumah Warna
yogyakarta

Perizinan Menyeleksi dan


Tahapan Kegiatan
mencari bahan
baku yang
memiliki kualitas
lebih baik
Pra Kontruksi Kontruksi Pasca
kontruksi

Proses produksi

Penjelasan Bagan:

1. Pra Kontruksi
Pada tahap pra konstruksi dilakukan yaitu kegiatan
Pengurusan Perizinan. Kegiatan pengurusan perizinan
dengan instansi terkait, berdampak positif pada Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Tahap Kontruksi
Pada tahap kontruksi dilakukan pengecekan lebih detail
bahan-bahan sebelum dilakukan proses produksi agar tidak
terjadi kecacatan pada produk.
3. Tahap Proses Produksi
Pada tahap operasi pada Kegiatan perencanaan pembuatan
system penyediaan air minum Sewelut setelah selesainya
pekerjaan pemasangan pipa terdiri dari tahapan uji coba
pelayanan dan operasional. Tahapan uji coba dilakukan untuk
melihat jika adanya kebocoran fisik terutama pada pipa-pipa
yang baru dipasang.

C. Act ( Tindak lanjut )


Dari beberapa tahap kegiatan yang telah dilaksanakan diperoleh
hasil yang dicapai yaitu pengendalian produk cacat pada Cv.Rumah
Warna Yogyakarta.
Selanjutnya terdapat beberapa kegiatan yang harus ditindak lanjuti
yaitu dengan memberikan pelatihan kepada SDM secara
berkala,melakukan pengecekan secara berkala pada setiap mesin yang
digunakan untuk produksi.
D. Check ( evaluasi )
Dalam penelitian ini pengukuran kualitas produk diukur dengan
jumlah ketidaksesuaian produk. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan P-Control Chart terhadap jumlah produksi dan jumlah
cacat produk dengan menggunakan distribusi Binomial dimana untuk
𝑛𝑖 adalah jumlah produksi bulan ke-i, p adalah banyaknya produk cacat
baik minor dan mayor, dan q adalah produk baik atau produk yang
lulus quality control.

Tabel 2 Confidence Interval Produk Cacat Minor


Jumlah
Bulan
Produksi Cacat Minor
Tahun
(𝒏𝒊) (𝒙𝒊) (𝒙𝒊𝟐)
Oct-20 9440 57 3249
Nov-20 4933 33 1089
Dec-20 6872 52 2704
Jan-21 10771 88 7744

Oleh karena itu, dapat menyatakan bahwa 95% yakin bahwa


rata-rata pengukuran cacat produk mayor untuk sampel cacat
produk minor akan berada antara 20,257 dan 81,743.

Anda mungkin juga menyukai