Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS (QUALITYCONTROL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

PRODUK YANG DIHASILKAN PADA CV BINA TEHNIK PEMATANGSIANTAR

Oleh :
Erina Kiki
S1 Manajemen
Darwin Lie, Efendi, Sisca

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran pengendalian kualitas (quality control)
dan kualitas produk yang dihasilkan pada CV Bina Tehnik Pematangsiantar. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan
pengendalian kualitas (quality control) untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan pada CV Bina
Tehnik Pematangsiantar.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pengendalian kualitas (qualitycontrol) pada
proses produksi yang diterapkan oleh CV Bina Tehnik Pematangsiantar belum optimal. 2. Dimensi estetika
(aesthetics) dan kesesuaian (conformance) pada kualitas produk karoseri yang dihasilkan CV Bina Tehnik
Pematangsiantar belum optimal. 3. Dari hasil histogram, penyimpangan atau ketidaksesuaian yang ditemukan
pada saat QC akhir atau pemeriksaan pada produk akhir/produk jadi karoseri didominasi hampir sebesar 80%
oleh 2 (dua) jenis ketidaksesuaian yaitu keadaan cat/warna serta fungsi lampu dan selang. 4. Dari analisis
fishbonediagram/diagram tulang ikan, diketahui faktor penyebab penyimpangan atau ketidaksesuaian yaitu
berasal dari faktor bahan baku, manusia atau pekerja, metode kerja dan lingkungan.

Kata Kunci: Pengendalian Kualitas dan Kualitas Produk

ABSTRACT
The purpose of this study are: 1. To find out the description of quality control and the products quality
produced at CV Bina Tehnik Pematangsiantar. 2. To find out the implementation of quality control to improve
the products quality produced at CV Bina Tehnik Pematangsiantar.
The results of the study can be summarized as follows: 1. The process of quality control in the production
process applied by CV Bina Tehnik Pematangsiantar is not optimal. 2. The aesthetic and conformance
dimensions of the product quality produced by CV Bina Tehnik Pematangsiantar are not optimal. 3. From the
results of the histogram, irregularities or discrepancies found at the end of the QC or inspection of the final
product / finished product are dominated almost 80% by 2 (two) types of non-conformity, namely the state of
paint / color and the function of lights and hoses. 4. From the analysis of fishbone diagrams, it is known that the
causes of irregularities are derived from raw material, human or worker factors, work methods and the
environment.

Keyword: Brand Image, Service Quality and Customer Satisfaction

A. PENDAHULUAN pesanan dan permintaan pelanggan. Walaupun


1. Latar Belakang Masalah proses produksi dilakukan secara joborder, namun
Seiring dengan perkembangan ilmu perusahaan juga telah menetapkan standar kualitas
pengetahuan dan teknologi modern yang ada saat pada proses produksi yang dilakukan dengan tujuan
ini, persaingan antar perusahaan pun semakin ketat. agar mempertahankan kualitas produk karoseri yang
Salah satu cara agar bisa memenangkan persaingan dihasilkan.
tersebut adalah dengan menerapkan strategi-strategi Kualitas produk karoseri pada CV Bina
yang memberikan perhatian penuh terhadap kualitas Tehnik Pematangsiantar dinyatakan telah memenuhi
produk dan jasa yang dihasilkan. Kualitas produk standar kualitas jika proses tahapan produksi yang
yang baik dapat dihasilkan dari proses yang baik dan meliputi tahap proses pembuatan, pemasangan,
sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan pengecatan, dan finishing/wiring telah dilakukan
perusahaan berdasarkan kebutuhan pasar. dengan baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari
Penelitian ini dilakukan pada CV Bina dimensi daya tahan (durability), features, estetika
Tehnik Pematangsiantar yang merupakan salah satu (aesthetics), dan keandalan (reliability).Sedangkan
perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang dari dimensi kesesuaian (conformance), produk
industri karoseri.Karoseri merupakan usaha karoseri yang dihasilkan dikatakan berkualitas
pembuatan tangki, bak besi, dump truck, dan trailer apabila telah lulus QC, dimana dapat diartikan
atau gandengan yang merupakan peralatan dan bahwa produk karoseri telah sesuai dengan standar
perlengkapan yang digunakan untuk kendaraan kualitas yang ditetapkan perusahaan dan telah
niaga atau tujuan-tujuan khusus (special purpose memenuhi spesifikasi atau permintaan pelanggan.
equipment). Proses produksi pada perusahaan CV Adapun fenomena kualitas produk pada CV
Bina Tehnik Pematangsiantar berlangsung secara Bina Tehnik Pematangsiantar dapat dilihat pada
joborder dimana produksi dilakukan berdasarkan tabel berikut:

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 24
Tabel 1.1 mencari sebab masalah terjadinya penyimpangan
Realisasi Produk Karoseri dan Jumlah Produk atau ketidaksesuaian serta mencari solusi perbaikan
yang Tidak Luluc QC Akhir pada CV Bina sehingga persentase penyimpangan atau
Tehnik Pematangsiantar Periode Tahun 2017 ketidaksesuaian dapat diminimalisasi untuk
Jumlah meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh
Realisasi Produk Persentase CV Bina Tehnik Pematangsiantar.
Bulan produk yang tidak Ketidaksesuaian
karoseri lulus QC (%) Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
akhir dapat dilihat bahwa adanya masalah atau gap antara
Jan 24 3 13% teori dan harapan dengan kenyataan yang terjadi.
Feb 40 5 13% Dimana teori Prawirosentono (2002:74) menyatakan
Mar 32 4 13%
Apr 35 6 17%
bahwa “kegunaan pengendalian mutu adalah sebagai
Mei 59 7 12% alat kendali dalam proses pembuatan suatu produk
Jun 43 5 12% (jasa) agar sesuai dengan mutu yang direncanakan”.
Jul 47 6 13% Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk
Ags 53 5 9% melakukan penelitian ini.
Sep 62 8 13%
2. Rumusan Masalah
Okt 54 6 11%
Nov 34 5 15%
a. Bagaimana gambaran pengendalian kualitas
Des 36 6 17% (qualitycontrol) dan kualitas produk yang
Total 519 66 156% dihasilkan pada CV Bina Tehnik
Rata-
43 6 13%
Pematangsiantar.
rata b. Bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas
Sumber: CV Bina Tehnik Pematangsiantar (2018) (qualitycontrol) untuk meningkatkan kualitas
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat dilihat produk yang dihasilkan pada CV Bina Tehnik
bahwa penyimpangan atau ketidaksesuaian memiliki Pematangsiantar.
kecenderungan yang cukup tinggi dan rata-rata 3. Tujuan Penelitian
persentase ketidaksesuaian yang terjadi adalah a. Untuk mengetahui gambaran pengendalian
sekitar 13% dari total realisasi produksi, sedangkan kualitas (qualitycontrol) dan kualitas produk
standar toleransi penyimpangan atau ketidaksesuaian yang dihasilkan pada CV Bina Tehnik
yang ditetapkan oleh perusahaan adalah tidak lebih Pematangsiantar.
dari 10% dari total realisasi produksi per-bulan. Hal b. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian
ini terlihat pada dimensi kualitas produk karoseri kualitas (qualitycontrol) untuk meningkatkan
yaitu dimensi kecocokan (conformance), saat kualitas produk yang dihasilkan pada CV Bina
dilakukan pemeriksaan dan pengujian kinerja produk Tehnik Pematangsiantar.
akhir/produk jadi dimana masih sering ditemukan 4. Metode Penelitian
produk karoseri yang belum memenuhi standar Adapun desain penelitian yang digunakan
kualitas yang telah ditetapkan perusahaan sehingga dalam penulisan penelitian ini adalah penelitian
menyebabkan perlunya pengerjaan ulang (rework), kepustakaan (library research) dan penelitian
dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan juga lapangan (field research).Teknik pengumpulan data
menjadi lebih besar dari yang direncanakan. yang dipergunakan dalam penelitian ini
Untuk menjaga konsistensi kualitas produk adalahmetode wawancara, dokumentasi dan
yang dihasilkan agar sesuai dengan tuntutan observasi.
kebutuhan pasar, maka perlu dilakukan
pengendalian kualitas produk (quality B. LANDASAN TEORI
control).Pengendalian kualitas (quality control)yang 1. Manajemen dan Manajemen
dilaksanakan dengan baik akan memberikan dampak Operasional
terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Kegiatan Menurut Robbins dan Mary (2010:7),
pengendalian kualitas produk (quality control) pada “manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan
CV Bina Tehnik meliputi proses pengendalian koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan
kualitas (qualitycontrol) pada bahan baku, orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat
pengendalian kualitas selama proses produksi diselesaikan secara efisien dan efektif”. Aktivitas
berlangsung, sampai pada produk akhir/produk jadi manajemen tidak hanya melibatkan koordinasi dan
yang disesuaikan dengan standar yang ditetapkan pengawasan dalam pencapaian tujuan yang
oleh perusahaan. diinginkan oleh perusahaan atau organisasi. Adapun
Meskipun CV Bina Tehnik Pematangsiantar menurut Daft (2002:8), “manajemen adalah
telah menerapkan sistem pengendalian kualitas pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara
(qualitycontrol), tetapi pada kenyataannya masih yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
sering ditemukan penyimpangan atau pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
ketidaksesuaian yang melebihi standar toleransi sumber daya organisasi”.Sedangkan secara spesifik
yang ditetapkan.Hal ini menunjukkan bahwa sistem menurut Griffin (2004:8), “manajemen merupakan
pengendalian kualitas produk (quality control) yang rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan
dilaksanakan oleh perusahaan belum optimal pengambilan keputusan, pengorganisasian,
sehingga perlu dilakukan analisis mengenai upaya- kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan
upaya pengendalian kualitas yang dilakukan dan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia,

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 25
finansial, fisik, dan informasi) untuk mencapai Dan secara spesifik, Prawirosentono
tujuan organisasi secara efektif dan efisien”. (2002:73) juga menjelaskan bahwa pengendalian
Menurut Heizer dan Barry (2011:4), atau pengawasan mutu terpadu dalam suatu
“manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas perusahaan manufaktur dilakukan secara bertahap
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan sebagai berikut:
jasa dengan mengubah input menjadi output”. a. Pemeriksaan dan pengawasan mutu/kualitas
Adapun secara spesifik yang menjelaskan apa itu bahan mentah (bahan baku, bahan baku penolong
masukan (input) atau keluaran (output) maka dapat dan sebagainya).
dilihat dari pendapat Tampubolon (2014:14) yang b. Pemeriksaan atas produk sebagai hasil proses
menjelaskan bahwa, “manajemen operasional pembuatan. Hal ini berlaku untuk barang
didefinisikan sebagai manajemen proses konversi, setengah jadi maupun barang jadi.
dengan bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga kerja, c. Pemeriksaan cara pengepakan dan pengiriman
modal, dan manajemen masukan (input) yang diubah barang ke konsumen.
menjadi keluaran yang diinginkan berupa barang d. Mesin, tenaga kerja dan fasilitas lain yang
atau jasa/layanan”. Sedangkan Pardede dipakai dalam proses produksi juga harusdiawasi
menambahkan fungsi pengarahan dan pengendalian sesuai dengan standar kebutuhan.
dalam definisi manajemen operasional. Menurut 3. Kualitas Produk
Pardede (2007:13), “manajemen operasi dan Crosby dalam Nasution (2010:2)
produksi adalah pengarahan dan pengendalian menyatakan bahwa, “kualitas adalah
berbagai kegiatan yang mengolah berbagai jenis conformancetorequirements, yaitu sesuai dengan
sumber daya untuk membuat barang atau jasa yang disyaratkan atau distandarkan.Suatu produk
tertentu”. Dan menurut Assauri (2008:19), memenuhi kualitas apabila sesuai dengan standar
“manajemen produksi dan operasi merupakan kualitas yang telah ditentukan.Standar mutu/kualitas
kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan meliputi bahan baku, proses produksi dan produk
penggunaan sumber-sumber daya yang berupa jadi”.
sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber Adapun Fahmi menjelaskan kualitas produk
daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, dari pihak produsen dan konsumen, dimana menurut
untuk menciptakan dan menambah kegunaan Fahmi (2012:46), “sebuah produk dianggap
(utility) pada suatu barang atau jasa”. memiliki mutu jika produk tersebut sesuai dengan
2. Pengendalian Kualitas (QualityControl) harapan berbagai pihak, terutama pihak produsen
Menurut Pasaribu (2015:12), “pengendalian dan konsumen”.Kualitas produk juga berpengaruh
mutu/kualitas dapat didefenisikan sebagai teknik langsung terhadap kepuasan pelanggan,
dalam manajemen manufaktur atau pabrik yang akan sebagaimana menurut Juran dalam Nasution
menghasilkan atau memproduksi barang dengan (2010:2) yang menyatakan “kualitas produk adalah
mutu yang sama”. Memproduksi barang dengan kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi
mutu yang sama dapat dijelaskan bahwa barang kebutuhan dan kepuasan pelangan”.Sedangkan
yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang Kotler dan Gary (2006:272) menjelaskan dari segi
ditentukan. Adapun menurut Gaspersz (2011:10), pemasaran bahwa “kualitas produk (productquality)
"pengendalian kualitas (qualitycontrol) adalah adalah salah satu sarana positioning utama
teknik-teknik dan aktivitas operasional yang pemasar.Kualitas mempunyai dampak langsung
digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas”. pada kinerja produk dan jasa”.
Kualitas atau mutu suatu barang dan jasa Menurut Gaspersz (2011:43), pada
juga dipengaruhi oleh proses operasi mulai dari awal dasarnya dikenal 8 (delapan) dimensi yang dapat
sampai akhir produk tersebut diserahkan ke digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas
konsumen atau pelanggan.Sebagaimana yang suatu produk, sebagai berikut:
dijelaskan oleh Prawirosentono (2002:71), a. Kinerja (Performance)
“pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai Berkaitan dengan aspek fungsional dari suatu
dari pengendalian standar mutu bahan, standar produk dan merupakan karakteristik utama yang
proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi, dipertimbangkan konsumen ketika ingin
sampai standar pengiriman produk akhir ke membeli produk tersebut.
konsumen, agar barang atau jasayang dihasilkan b. Features
sesuai dengan spesifikasi mutu/kualitas Merupakan aspek kedua dari kinerja yang
yangdirencanakan”. menambah fungsi dasar suatu produk, berkaitan
Adapun menurut Assauri (2008:299), dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.
“Pengawasan mutu (qualitycontrol) adalah kegiatan c. Keandalan (Reliability)
untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan
mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. suatu produk melaksanakan fungsinya secara
Dengan perkataan lain, pengawasan mutu berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah
merupakan usaha untuk mempertahankan kondisi tertentu.
mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar d. Kesesuaian (Conformance)
sesuai dengan spesifikasi produk yang telah Berkaitan dengan tingkat kesesuaian suatu
ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan
perusahaan”. sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen.

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 26
e. Daya Tahan (Durability) Dalam mempertahankan kualitas produk
Merupakan ukuran masa pakai suatu karoseri yang dihasilkan, CV Bina Tehnik
produk.Karakteristik ini berkaitan dengan daya Pematangsiantar membentuk departemen atau
tahan dari produk itu. bagian pengendalian kualitas (qualitycontrol) yang
f. Kemampuan Pelayanan (Serviceability) bertanggung jawab untuk menjaga kualitas produk
Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan karoseri yang dihasilkan dengan melibatkan semua
kecepatan.Keramahan/kesopanan, kompetensi, pihak-pihak terkait dari setiap kegiatan manajemen
dan kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. operasional produksi secara terpadu. CV Bina
g. Estetika (Aesthetics) Tehnik Pematangsiantar memiliki aktivitas
Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif pengendalian kualitas (qualitycontrol) yang
sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi mencakup 3 (tiga) tahapan proses pengendalian,
dan refleksi dari preferensi individual. yaitu proses pengendalian kualitas (qualitycontrol)
h. Kualitas yang Dirasakan (PerceivedQuality) pada bahan baku sebelum digunakan pada proses
Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan produksi, proses pengendalian kualitas
konsumen dalam mengkonsumsi produk itu (qualitycontrol) pada proses produksi terhadap
seperti: meningkatkan harga diri, dan lain-lain. produk karoseri sebelum dilanjutkan ke proses
4. Hubungan Pengendalian Kualitas produksi selanjutnya, dan proses pengendalian
(QualityControl) Dengan Peningkatan kualitas (qualitycontrol) pada produk akhir/produk
Kualitas Produk jadi dengan melakukan pemeriksaan secara visual
Menurut Wahyuni, Wiwik dan Muhammad dan pengujian akhir sebelum produk karoseri
(2015:7), “proses kualitas harus terintegrasi dengan diserahkan kepada pelanggan.
semua bagian produksi di perusahaan. Kualitas tidak 1) Proses Pengendalian Kualitas (QualityControl)
dapat berdiri sendiri, karena ketersediaan barang pada Bahan Baku di CV Bina Tehnik
atau jasa yang berkualitas harus didukung oleh Pematangsiantar
proses yang berkualitas dari input sampai dengan Proses pengendalian kualitas
output”. Adapun menurut Prawirosentono (2002:74), (qualitycontrol) pada bahan baku CV Bina Tehnik
“mutu suatu barang (jasa) ada pengaruhnya terhadap Pematangsiantar dimulai saat bagian inventory
pemenuhan kepuasan pemakai. Dalam hubungan ini,
menerima informasi bahwa bahan baku telah masuk
kegunaan pengendalian mutu adalah sebagai alat
kendali dalam proses pembuatan suatu produk (jasa) dari pemasok (supplier), dan siap diterima di
agar sesuai dengan mutu yang direncanakan”. gudang. Kemudian bagian inventory melakukan
Sedangkan menurut Ariani (2003:7), pemeriksaan terhadap bahan baku yang masuk
“untuk tetap menjaga kualitas produk dan jasa yang sesuai dengan nota/bon dari pemasok (supplier).
dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan Apabila terjadi kekeliruan baik dalam segi
pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas persyaratan kualitas maupun kuantitas yang
(qualitycontrol) atas aktivitas proses yang dijalani”.
diinginkan, maka bahan baku yang diterima akan
Ariani (2003:262) juga menjelaskan bahwa
“penekanan utama dari pengendalian kualitas segera dikembalikan (retur) kepada pemasok
(qualitycontrol) adalah pengendalian kualitas selama (supplier). Jika bahan baku yang diterima telah
berada dalam proses. Pengendalian kualitas selama sesuai, maka bagian inventory akan membuat serah
dalam proses inilah yang paling efektif dan efisien, terima barang ke bagian pembelian dan melakukan
karena sebelum menjadi produk jadi, produk dalam input data serta rekapitulasi penerimaan bahan baku
proses masih dapat diperbaiki”. ke dalam sistem.
Oleh karena itu dengan menerapkan
2) Proses Pengendalian Kualitas (QualityControl)
kegiatan pengendalian kualitas (qualitycontrol) yang
pada Proses Produksi di CV Bina Tehnik
optimal maka dapat mencegah timbulnya masalah-
masalah atau meminimalisasi penyimpangan- Pematangsiantar
penyimpangan dan ketidaksesuaian yang secara Proses pengendalian kualitas
langsung mempengaruhi kualitas produk. (qualitycontrol) pada proses produksi dilakukan
Pengendalian kualitas (qualitycontrol) merupakan dengan pemeriksaan terlebih dahulu pada hasil
alat kendali dalam proses pembuatan suatu produk produksi oleh masing-masing kepala grup yang
bertanggung jawab pada tahapan produksi tersebut.
maupun jasa yang dihasilkan agar sesuai dengan
Selama proses produksi berlangsung, setiap kepala
standar kualitas/mutu yang telah ditetapkan sehingga
grup pada tahapan produksi yang terlibat
produk yang dihasilkan mampu memenuhi
bertanggung jawab terhadap hasil kerja masing-
kebutuhan dan kepuasan pelanggan, meningkatkan
masing anggotanya. Setiap satu tahapan proses
laba perusahaan serta mengurangi biaya-biaya
produksi selesai dan tidak ditemukan penyimpangan
produksi.
atau ketidaksesuaian, maka kepala grup tahapan
produksi akan melaporkan kepada operator
C. PEMBAHASAN
qualitycontrol agar dilakukan pemeriksaan QC
1. Analisis
tahapan. Pemeriksaan oleh operator qualitycontrol
a. Gambaran Pengendalian Kualitas
ini bertujuan untuk memastikan bahwa hasil
(QualityControl) pada CV Bina Tehnik
produksi pada tahapan produksi tersebut sudah
Pematangsiantar

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 27
sesuai dengan standar yang diinginkan dan dapat (rework).Jika unit kendaraan dan karoseri dalam
dilanjutkan ke tahapan produksi berikutnya. keadaan tidak bersih atau aksesoris pada unit
Apabila masih ditemukan penyimpangan kendaraan belum lengkap, maka produk
atau ketidaksesuaian pada hasil produksi tersebut, akhir/produk jadi akan dikembalikan kepada bagian
maka operator qualitycontrol akan membuat tanda P3K (penerimaan, pemeliharaan dan penyerahan
pada bagian yang masih kurang sesuai dan kendaraan) untuk dibersihkan terlebih dahulu
dikembalikan kepada kepala grup yang bertanggung sebelum diserahkan ke pelanggan.
jawab terhadap tahapan produksi tersebut untuk Jika tidak ditemukan ketidaksesuaian pada
segera mengambil tindakan yang diperlukan dan produk akhir/produk jadi, maka operator
memperbaiki penyimpangan atau ketidaksesuaian qualitycontrolakan menempelkan stiker
pada hasil produksi sampai selesai dan memenuhi “QCPASSED” pada produk karoseri dan melaporkan
standar yang ditentukan. Proses pengendalian kepada manajer PPIC
kualitas (qualitycontrol) pada tahapan proses (PlanningProductionInventoryControl) agar
produksi akan berlanjut seterusnya sampai proses dikonfirmasikan kepada bagian marketing bahwa
tahapan finishing/wiring selesai dilakukan. Apabila produk karoseri telah dapat diserahkan kepada
secara keseluruhan tahapan proses produksi telah pelanggan.
dilakukan pemeriksaan oleh operator qualitycontrol b. Gambaran Kualitas Produk yang dihasilkan
dan tidak ditemukan penyimpangan atau pada CV Bina Tehnik Pematangsiantar
ketidaksesuaian, maka produk akhir/produk jadi Kualitas produk karoseri yang dihasilkan
akan disimpan atau dipelihara oleh Kepala Bagian oleh CV Bina Tehnik Pematangsiantar dapat dilihat
P3K (penerimaan, pemeliharaan dan penyerahan dari beberapa dimensi sebagai berikut:
kendaraan) sampai menerima konfirmasi kembali 1) Daya tahan (Durability)
dari operator qualitycontrol untuk dilanjutkan Untuk meningkatkan daya tahan
dengan proses QC akhir sebelum diserahkan ke (durability) produk karoseri yang dihasilkan, CV
pelanggan. Bina Tehnik Pematangsiantar menggunakan kualitas
3) Proses Pengendalian Kualitas (QualityControl) bahan baku dari pemasok-pemasok (supplier) yang
pada Produk Akhir/Produk Jadi di CV Bina terpilih dan sudah melakukan kontrak kerja sama
Tehnik Pematangsiantar yang lama. Salah satu bahan baku utama yang
Proses pengendalian kualitas digunakan untuk produksi produk karoseri CV Bina
(qualitycontrol) pada produk akhir/produk jadi Tehnik Pematangsiantar yaitu plat baja/besi dengan
dimulai saat produk karoseri telah lulus QC tahapan ketetapan standar ketebalannya adalah kira-kira 4-5
secara keseluruhan. Pada saat operator mm (mili meter) dan dipasok langsung dari krakatau
qualitycontrol mendapat konfirmasi jadwal steel sebagai salah satu pemasok (supplier) baja
penyerahan unit kendaraan dan karoseri dari divisi yang sudah diakui kualitas ketahanannya dan ber-
PPIC (PlanningProductionInventoryControl), maka Standar Nasional Indonesia (SNI).
akan dilakukan pemeriksaan secara visual dan Ketebalan plat baja/besi yang digunakan
pengujian akhir untuk memastikan keseluruhan akan mempengaruhi hasil pengelasan pada produk
spesifikasi produk karoseri, keadaan cat/warna, karoseri nantinya. Produksi karoseri CV Bina
fungsi lampu-lampu dan selang, kelengkapan Tehnik Pematangsiantar juga sangat memperhatikan
aksesoris, serta kebersihan unit kendaraan dan kekuatan sambungan pada proses pengelasan karena
karoseri telah memenuhi standar yang ditentukan akan ikut menentukan kualitas produk karoseri yang
sebelum dilakukan penyerahan ke pelanggan. dihasilkan. Oleh karena itu, CV Bina Tehnik
Pemeriksaan secara visual terhadap keseluruhan Pematangsiantar menggunakan tenaga ahli yang
spesifikasi produk karoseri juga mencakup jenis, sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dan
desain atau bentuk, dan ukuran karoseri yang harus bersertifikat kompetensi dari LSPLMI (Lembaga
sesuai dengan pesanan atau permintaan pelanggan. Sertifikasi Profesi Logam dan Mesin Indonesia)
Kemudian operator qualitycontrolakan dalam proses produksinya. Dengan menggunakan
memeriksa keadaan cat/warna pada produk karoseri bahan baku yang berkualitas serta didukung oleh
yang dimana harus sesuai dengan standar yang tenaga ahli yang andal, maka perusahaan mampu
diharapkan. Dilanjutkan dengan pemeriksaan dan menghasilkan produk karoseri dengan ketahanan
pengujian akhir pada lampu-lampu seri dan selang yang lebih lama.
minyak rem dan selang angin yang dipasang, apakah 2) Features
sudah berfungsi dengan baik atau tidak.Operator Features atau keistimewaan pada produk
qualitycontrol juga harus memastikan bahwa unit karoseri yang dihasilkan oleh CV Bina Tehnik
kendaraan dan karoseri dalam keadaan bersih dan Pematangsiantar dapat dilihat dari inovasi desain,
sudah lengkap dengan keseluruhan aksesorisnya rancangan bentuk produk karoseri maupun
sebelum diserahkan ke pelanggan. komponen-komponen pendukungnya dengan selalu
Jika ditemukan adanya penyimpangan atau berbasis pada perkembangan teknologi yang
ketidaksesuaian pada produk akhir/produk jadi kemudian disesuaikan dengan standar rancang
karoseri maka operator qualitycontrol segera bangun yang telah ditentukan pemerintah dan
melakukan pengendalian dengan mengembalikan kebutuhan pasar di Indonesia.
produk pada tahapan produksi terkait untuk Pemotongan plat baja/besi pada produksi
dilakukan perbaikan atau pengerjaan ulang karoseri dilakukan dengan menggunakan teknologi

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 28
mesin potong plasma, benders dan roller yang dapat menjaga kestabilan dan keamanannya saat
memaksimalkan penggunaan bahan baku dan dioperasikan.
menjaga hasil standar yang diinginkan. Penambahan Untuk meningkatkan kinerja operasional
komponen-komponen pendukung yang dilakukan dari produk karoseri yang dihasilkan, CV Bina
juga mampu mendukung kinerja produk karoseri Tehnik Pematangsiantar juga menggunakan
yang dihasilkan oleh CV Bina Tehnik komponen-komponen inti yang merupakan hasil
Pematangsiantar baik dari segi desain maupun tata rakitan sendiri dari sparepart/suku cadang yang
letak (layout) di bagian dalam maupun bagian luar bermutu serta dengan memanfaatkan tenaga-tenaga
produk karoseri. Seperti pengaman-pengaman dan ahli yang andal dan sudah berpengalaman dalam
sayap-sayap yang dipasang pada produk karoseri, merakit. Salah satu contohnya seperti inovasi
selain menambah nilai keindahan juga memberikan hoisthydrolic yang digunakan pada produk karoseri
manfaat lebih pada produk karoseri tersebut. dump truck, yang berfungsi untuk menaikkan atau
Untuk mencapai kepuasan pelanggan menurunkan bak dump. Dengan adanya inovasi
melalui produk karoseri yang berkualitas, CV Bina tersebut akan mampu memberikan kemudahan
Tehnik Pematangsiantar juga telah menerapkan kepada pelanggan dalam hal perawatan (service)
standar kerja yang tinggi. Seperti standar yang sudah ataupun perbaikan (repair) ulang pada produk
diterapkan perusahaan yaitu karoseri.
InternationalOrganizationforStandardization (ISO) 5) Kesesuaian (Conformance)
9001:2008 mengenai sistem manajemen mutu Kualitas produk karoseri yang dihasilkan
dengan standar internasional yang berorientasi pada oleh CV Bina Tehnik Pematangsiantar dari segi
kepuasan pelanggan dengan mengutamakan efisiensi kesesuaian (conformance) meliputi kesesuaian
dan efektifitas tenaga kerja dan sistem pengendalian produk karoseri yang diminta oleh pelanggan baik
kualitas (qualitycontrol) yang ketat pada produk itu dari desain atau bentuk tambahan, komponen dan
karoseri yang dihasilkan. aksesoris tambahan, serta ukuran dan warna yang
3) Estetika (Aesthetics) diinginkan oleh pelanggan. CV Bina Tehnik
Adapun dari segi estetika (aesthetics) pada Pematangsiantar selalu berusaha dalam menyediakan
produk karoseri yang dihasilkan oleh CV Bina produk karoseri yang bermutu, penyerahan yang
Tehnik Pematangsiantar bisa dilihat dari pengelasan tepat pada waktunya, serta penanganan yang cepat
dan pengecatan yang dihasilkan pada proses dan tepat pada setiap keluhan-keluhan pelanggan.
produksi karoseri telah sesuai dengan standar Namun, dengan masih banyaknya
prosedur kerja yang ditetapkan dengan berbasis pada penyimpangan atau ketidaksesuaian yang ditemukan
standar sistem manajemen mutu pada produk akhir/produk jadi karoseri yang
InternationalOrganizationforStandardization (ISO) disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi
9001:2008 yang diterapkan oleh perusahaan. manusia, bahan baku, metode kerja, serta
Hal ini dilakukan dengan adanya lingkungan, sehingga hal ini akan secara langsung
penanggung jawab atau kepala grup pada masing- mempengaruhi kesesuaian (conformance) pada
masing tahapan produksi yang khusus mengawasi kualitas produk karoseri yang dihasilkan.
dan menilai hasil pekerjaan anggota-anggota c. Pelaksanaan Pengendalian Kualitas
kerjanya, serta di setiap bagian tahapan produksi (QualityControl) Terhadap Kualitas Produk
tersebut juga telah ditempelkan instruksi kerja atau pada CV Bina Tehnik Pematangsiantar
tata cara, prosedur kerja, dan gambar teknis atas Dalam usaha mencapai dan
standar yang harus dipenuhi. Dengan tujuan agar mempertahankan kualitas produk karoseri yang
perusahaan mampu menghasilkan pengelasan dan dihasilkan, CV Bina Tehnik Pematangsiantar selalu
pengecatan yang baik dan sekaligus meningkatkan dihadapkan pada permasalahan yang berdampak
image produk karoseri yang dihasilkan yang langsung pada kualitas produk akhir/produk jadi
berkesan kuat/awet, rapi dan indah di mata karoseri. Permasalahan yang dihadapi adalah masih
pelanggan. banyak ditemukan penyimpangan atau
Namun, dengan kualitas tenaga kerja atau ketidaksesuaian pada produk akhir/produk jadi
sumber daya manusia pada CV Bina Tehnik karoseri saat dilakukan proses QC akhir oleh
Pematangsiantar yang masih kurang, seperti masih operator qualitycontrol. Penyimpangan atau
banyaknya tenaga kerja yang bekerja dengan ketidaksesuaian ini telah melebihi standar toleransi
ceroboh atau tidak teliti dan mengabaikan standar yang ditetapkan yaitu 10% dari total realisasi
prosedur kerja atau instruksi kerja yang telah produksi per-bulan, sehingga mengakibatkan
ditetapkan oleh perusahaan, sehingga hal ini akan banyaknya pengerjaan ulang (rework). Hal ini
secara langsung mempengaruhi estetika (aesthetics) disebabkan karena pengendalian kualitas
pada kualitas produk karoseri yang dihasilkan. (qualitycontrol) pada tahapan proses produksi belum
4) Keandalan (Reliability) optimal sehingga menyebabkan masih banyaknya
Dari segi keandalan (reliability), rancangan penyimpangan atau ketidaksesuaian yang ditemukan
desain atau bentuk pada produk karoseri yang pada produk akhir/produk jadi karoseri.
dihasilkan oleh CV Bina Tehnik Pematangsiantar Berikut dapat kita lihat tabel laporan
telah disesuaikan dengan fungsi operasionalnya di (checksheet) QC produk akhir/produk jadi pada CV
lapangan atau di jalan dengan kekuatan kontruksi Bina Tehnik Pematangsiantar periode tahun 2017.
yang lebih kuat sehingga produk karoseri mampu

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 29
Tabel 5.1 ketidaksesuaian yang sering ditemukan dapat berupa
Laporan (CheckSheet) QC Akhir lampu seri tidak menyala, lampu stop tidak menyala,
CV Bina Tehnik Pematangsiantar dan selang angin tidak berfungsi atau bocor.
Periode Tahun 2017 Dari analisis fishbone diagram/diagram
tulang ikan dapat diketahui bahwa faktor penyebab
terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian
keadaan cat/warna pada produk akhir/produk jadi
berasal dari 4 (empat) faktor yang meliputi manusia,
bahan baku, metode kerja, serta lingkungan. Dari
faktor bahan baku, ketidaksesuaian terjadi
dikarenakan permukaan plat baja/besi yang
digunakan tidak rata, banyak lubang, dan terlalu
kasar atau terlalu kotor. Dari faktor manusia
dikarenakan kurangnya training atau pelatihan yang
kepada orang baru, hasil kerja yang tidak teliti
karena terburu-buru dan ceroboh, pengawasan kerja
Sumber: CV Bina Tehnik Pematangsiantar (2018) yang kurang ketat, serta pemeriksaan yang kurang
Rincian tabel 5.1 di atas merupakan laporan teliti atau silap mata. Dari faktor metode kerja
(check sheet) QC akhir yang dilaporkan oleh disebabkan oleh teknik-teknik pengecatan yang tidak
operator qualitycontrol kepada manajer PPIC konsisten yaitu pembersihan yang kurang,
(PlanningProductionInventoryControl) berdasarkan pendempulan yang tidak rata, dan cara
hasil temuan penyimpangan atau ketidaksesuaian penyemprotan yang tidak benar. Kemudian dari
produk akhir/produk jadi karoseri saat pemeriksaan faktor lingkungan dikarenakan parkir yang terlalu
dilakukan. Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa lama di lapangan terbuka sehingga terkena debu
rata-rata penyimpangan atau ketidaksesuaian yang yang berterbangan serta dalam keadaan di bawah
ditemukan saat pemeriksaan QC akhir pada produk cahaya matahari yang cukup lama. Keempat faktor
akhir/produk jadi per-bulan adalah sebesar 13% dari tersebut merupakan penyebab lolosnya
total realisasi produksi periode tahun 2017, dan penyimpangan atau ketidaksesuaian dari tahapan
sudah melebihi standar toleransi yang ditentukan proses pengecatan sehingga menyebabkan banyak
oleh perusahaan yaitu sebesar 10%. ditemukan jenis ketidaksesuaian keadaan cat/warna
Dari total realisasi produksi selama periode pada saat QC akhir atau pemeriksaan produk
tahun 2017 yaitu sebanyak 519 unit, dapat dilihat akhir/produk jadi karoseri.
bahwa penyimpangan atau ketidaksesuaian tertinggi Dari analisis fishbone diagram/diagram
ditemukan saat pemeriksaan keadaan cat/warna pada tulang ikan dapat diketahui bahwa faktor penyebab
produk akhir/produk jadi yaitu sebanyak 33 unit atau terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian
sebesar 6%, begitu juga dengan ketidaksesuaian dengan jenis ketidaksesuaian fungsi lampu dan
pada fungsi lampu dan selang sebanyak 18 unit atau selang pada produk akhir/produk jadi berasal dari 3
sebesar 3% dari total realisasi produksi. Hal ini (tiga) faktor yang meliputi manusia, metode kerja,
terlihat pada sering ditemukannya keadaan dan lingkungan. Dari faktor manusia,
permukaan cat berbintik, bergelembung, warna cat ketidaksesuaian terjadi disebabkan hasil kerja yang
pudar, kilap tidak merata, permukaan cat yang masih tidak teliti karena terburu-buru dan ceroboh,
ada lubang-lubang kecil, lampu seri tidak menyala, pengawasan kerja yang kurang ketat, serta
lampu stop tidak menyala, dan selang angin tidak pemeriksaan yang kurang teliti atau silap mata. Dari
berfungsi atau bocor. faktor metode kerja dikarenakan proses pengelasan
Dari hasil pengamatan histogram, dapat yang tidak teliti, serta kurangnya koordinasi dan
diketahui bahwa hampir 80% penyimpangan atau pengawasan terhadap instruksi kerja. Kemudian dari
ketidaksesuaian yang ditemukan pada produk faktor lingkungan dikarenakan parkir yang terlalu
akhir/produk jadi karoseri CV Bina Tehnik lama di lapangan terbuka sehingga sering tersenggol
Pematangsiantar didominasi oleh 2 jenis oleh pekerja yang melewati area tersebut serta dalam
ketidaksesuaian yaitu keadaan cat/warna dengan keadaan di bawah cahaya matahari yang cukup lama
persentase 50% serta fungsi lampu dan selang sehingga mengakibatkan lampu belakang pada unit
dengan persentase sebesar 27%. Dan selebihnya kendaraan redup atau retak. Ketiga faktor tersebut
ketidaksesuaian disebabkan karena kebersihan unit merupakan penyebab lolosnya penyimpangan atau
dan karoseri, spesifikasi keseluruhan, dan ketidaksesuaian dari tahapan proses finishing/wiring
kelengkapan aksesoris. sehingga menyebabkan banyak ditemukannya jenis
Keadaan cat/warna merupakan hasil proses ketidaksesuaian fungsi lampu dan selang pada saat
produksi pada tahapan pengecatan, dimana QC akhir atau pengujian produk akhir/produk jadi
ketidaksesuaian yang sering ditemukan dapat berupa karoseri.
keadaan permukaan cat berbintik, bergelembung, 2. Evaluasi
warna cat pudar, kilap tidak merata dan permukaan a. Evaluasi Pengendalian Kualitas
cat masih ada lubang-lubang kecil. Sedangkan (QualityControl) pada CV Bina Tehnik
fungsi lampu dan selang merupakan hasil proses Pematangsiantar
produksi tahapan finishing/wiring, dimana

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 30
CV Bina Tehnik Pematangsiantar mempertimbangkan tempat atau ruangan yang
menerapkan 3 (tiga) aktivitas pengendalian kualitas memenuhi syarat agar tidak mempengaruhi
(qualitycontrol) yang meliputi proses pengendalian penurunan kualitas produk karoseri sebelum
kualitas (qualitycontrol) pada bahan baku, proses diserahkan ke pelanggan.
pengendalian kualitas (qualitycontrol) pada proses b. Evaluasi Kualitas Produk pada CV Bina
produksi, dan proses pengendalian kualitas Tehnik Pematangsiantar
(qualitycontrol) pada produk akhir/produk jadi. Dimensi kualitas produk karoseri pada CV
Adapun pembagian evaluasi pengendalian kualitas Bina Tehnik Pematangsiantar yaitu daya tahan
(qualitycontrol) pada CV Bina Tehnik (durability), features, dan keandalan (reliability)
Pematangsiantar adalah sebagai berikut: sudah baik. Namun, dimensi estetika (aesthetics)
1) Evaluasi Proses Pengendalian Kualitas dan kesesuaian (conformance) pada kualitas produk
(QualityControl) pada Bahan Baku di CV Bina karoseri yang dihasilkan perusahaan belum optimal,
Tehnik Pematangsiantar hal ini karena masih banyaknya para pekerja yang
Proses pengendalian kualitas mengabaikan standar prosedur atau instruksi kerja
(qualitycontrol) pada bahan baku yang diterapkan yang telah ditetapkan perusahaan dan masih
oleh CV Bina Tehnik sudah cukup baik. Namun, banyaknya penyimpangan atau ketidaksesuaian yang
pada pembelian bahan baku plat baja/besi dapat ditemukan pada produk karoseri yang disebabkan
ditingkatkan lagi standar kualitasnya terutama pada oleh beberapa faktor meliputi manusia, bahan baku,
karakteristik permukaan plat baja/besi, agar dapat metode kerja, serta lingkungan.
meningkatkan kualitas hasil pengecatan pada produk Untuk meningkatkan kualitas produk
akhir/produk jadi karoseri yang dihasilkan. karoseri pada dimensi estetika (aesthetics),
2) Evaluasi Proses Pengendalian Kualitas perusahaan dapat melakukan review/peninjauan
(QualityControl) pada Proses Produksi di CV ulang serta audit/pemeriksaan terhadap metode atau
Bina Tehnik Pematangsiantar proses kerja secara berkala untuk memastikan bahwa
Proses pengendalian kualitas standar yang dibuat sudah sesuai dan telah diikuti
(qualitycontrol) pada proses produksi yang oleh setiap pekerja. Review dan audit ini juga
diterapkan oleh CV Bina Tehnik Pematangsiantar berfungsi sebagai perbaikan secara berkelanjutan
belum optimal. Aktivitas pengendalian kualitas yang mengikutsertakan seluruh pekerja dalam
(qualitycontrol) pada proses tahapan produksi oleh mengeluarkan masukan-masukan baru dan
operator quality control masih kurang teliti serta bermanfaat agar terciptanya metode kerja yang baik
kurang ketatnya pengawasan kerja oleh masing- dalam pelaksanaan proses kerja dan meningkatkan
masing kepala grup tahapan produksi terhadap kualitas produk.
anggota-anggota kerjanya. Hal ini yang Untuk meningkatkan kualitas produk
menyebabkan masih banyak ditemukan karoseri pada dimensi kesesuaian (conformance),
penyimpangan atau ketidaksesuaian pada saat perusahaan dapat melakukan pelatihan dan
pemeriksaan secara visual pada produk akhir/produk pengembangan terhadap kualitas dalam ruang
jadi karoseri, sehingga menyebabkan perlunya lingkup SDM-nya, memilih pemasok (supplier)
pengerjaan ulang (rework) dan biaya yang bahan baku plat baja/besi dengan kualitas yang lebih
dikeluarkan oleh perusahaan juga menjadi lebih baik, membuat metode kerja yang baik dan standar
besar dari yang direncanakan. yang mudah dipahami oleh para pekerja dan mudah
Untuk meningkatkan proses pengendalian dalam menjalankan aktivitas kerja mereka, serta
(qualitycontrol) pada proses produksi perusahaan perusahaan harus menyusun perencanaan letak
dapat melakukan pengawasan tambahan untuk gudang penyimpanan atau area parkir unit kendaraan
mengawasi proses produksi yang berlangsung dan produk akhir/produk jadi karoseri yang
dengan memasang kamera CCTV pada setiap tempat memenuhi syarat.
kerja grup tahapan proses produksi karoseri. c. Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian Kualitas
Perusahaan juga harus melakukan pengembangan (QualityControl) Terhadap Kualitas Produk
pada SDM-nya dengan memberikan pelatihan dan pada CV Bina Tehnik Pematangsiantar
pemahaman tentang pentingnya pengendalian Penyimpangan atau ketidaksesuaian yang
kualitas (qualitycontrol) pada proses produksi, serta ditemukan saat proses pengendalian kualitas
membuat sistem penilaian kerja atau sistem reward (qualitycontrol) pada produk akhir/produk jadi
dan punishment yang baik agar dapat memotivasi karoseri dengan jenis ketidaksesuaian keadaan
pekerja dalam meningkatkan hasil produksi yang cat/warna serta fungsi lampu dan selang yang
lebih baik. disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yang
3) Evaluasi Proses Pengendalian Kualitas meliputi manusia, bahan baku, metode kerja, serta
(QualityControl) pada Produk Akhir/Produk lingkungan. Sehingga mengakibatkan banyaknya
jadi di CV Bina Tehnik Pematangsiantar pengerjaan ulang (rework) atas penyimpangan atau
Proses pengendalian kualitas ketidaksesuaian pada produk karoseri yang
(qualitycontrol) pada produk akhir/produk jadi yang dihasilkan oleh CV Bina Tehnik Pematangsiantar.
diterapkan oleh CV Bina Tehnik Pematangsiantar Untuk mencegah penyimpangan atau
sudah baik. Namun, tempat penyimpanan atau area ketidaksesuaian pada produk akhir/produk jadi
parkir unit kendaraan dan produk akhir/produk jadi dengan jenis ketidaksesuaian keadaan cat/warna
karoseri dapat ditingkatkan lagi dengan yang disebabkan oleh faktor bahan baku, maka

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 31
perusahaan dapat meminta pemasok (supplier) yang
sekarang untuk meningkatkan kualitas bahan D. KESIMPULAN DAN SARAN
bakunya atau mencari bahan baku plat baja/besi dari 1. Kesimpulan
pemasok (supplier) lain yang kualitas permukaannya a. CV Bina Tehnik Pematangsiantar memiliki
lebih baik lagi. Karena kualitas bahan baku plat aktivitas pengendalian kualitas (qualitycontrol)
baja/besi seperti keadaan permukaannya sangat yang mencakup 3 (tiga) tahapan proses
mempengaruhi hasil kualitas produk karoseri pengendalian, yaitu proses pengendalian kualitas
terutama dalam proses pengecatannya. (qualitycontrol) pada bahan baku, proses
Untuk mencegah penyimpangan atau pengendalian kualitas (qualitycontrol) pada
ketidaksesuaian pada produk akhir/produk jadi proses produksi dan proses pengendalian kualitas
dengan jenis ketidaksesuaian keadaan cat/warna (qualitycontrol) pada produk akhir/produk jadi
serta pada fungsi lampu dan selang yang disebabkan karoseri.
oleh faktor manusia, maka perusahaan harus b. Kualitas produk karoseri yang dihasilkan oleh
melakukan peningkatan kualitas dalam ruang CV Bina Tehnik Pematangsiantar dapat dilihat
lingkup SDM-nya seperti melakukan pelatihan dari beberapa dimensi meliputi daya tahan
terhadap metode kerja oleh orang yang memiliki (durability), features, estetika (aesthetics),
pemahaman dan pengalaman di bidang pekerjaan keandalan (reliability), dan kesesuaian
tersebut serta perlu juga diinformasikan dan (conformance).
dijelaskan kepada para pekerja mengapa harus c. Proses pengendalian kualitas (qualitycontrol)
dilakukan langkah-langkah tersebut dengan pada bahan baku dan proses pengendalian
memberikan penjelasan tentang dampak dari kualitas (qualitycontrol) pada produk
langkah-langkah tersebut, penjelasan tentang akhir/produk jadi yang diterapkan oleh CV Bina
pentingnya kualitas serta produktivitas kerja. Tehnik Pematangsiantar sudah baik. Namun,
Perusahaan juga perlu membuat sistem penilaian proses pengendalian kualitas (qualitycontrol)
kerja atau sistem reward dan punishment yang baik pada proses produksi belum optimal.
agar dapat memotivasi pekerja dalam meningkatkan d. Dimensi kualitas produk karoseri pada CV Bina
hasil produksi yang lebih baik dan meningkatkan Tehnik Pematangsiantar yaitu daya tahan
kualitas produk karoseri. (durability), features, dan keandalan (reliability)
Untuk mencegah penyimpangan atau sudah baik. Namun, dimensi estetika (aesthetics)
ketidaksesuaian pada produk akhir/produk jadi dan kesesuaian (conformance) pada kualitas
dengan jenis ketidaksesuaian keadaan cat/warna produk karoseri yang dihasilkan perusahaan
serta pada fungsi lampu dan selang yang disebabkan belum optimal.
oleh faktor metode kerja, maka sebaiknya e. Berdasarkan hasil histogram, penyimpangan atau
perusahaan dapat melakukan review atau peninjauan ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat QC
ulang terhadap metode kerja, instruksi kerja atau akhir atau pemeriksaan pada produk
prosedur kerja yang telah ditetapkan sebelumnya akhir/produk jadi karoseri didominasi hampir
agar dapat diketahui letak koreksi yang diperlukan sebesar 80% oleh 2 (dua) jenis ketidaksesuaian
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan yaitu keadaan cat/warna serta fungsi lampu dan
efektivitas dalam bekerja. Perusahaan juga perlu selang.
melakukan review/peninjauan ulang serta f. Dari analisis fishbone diagram/diagram tulang
audit/pemeriksaan terhadap metode atau proses kerja ikan, diketahui faktor penyebab penyimpangan
secara berkala untuk memastikan bahwa standar atau ketidaksesuaian yaitu berasal dari faktor
yang dibuat sudah sesuai dan telah diikuti oleh bahan baku, manusia atau pekerja, metode kerja
setiap pekerja. Untuk meminimalisasi kesalahan- dan lingkungan.
kesalahan yang ditimbulkan oleh faktor manusia, 2. Saran
perusahaan juga dapat melakukan otomatisasi sistem a. Untuk meningkatkan proses pengendalian
produksi atau proses kerja yang dapat meningkatkan kualitas (qualitycontrol) pada proses produksi,
kualitas produk karoseri menjadi lebih baik lagi. perusahaan dapat melakukan pengawasan
Untuk mencegah penyimpangan atau tambahan dengan memasang kamera CCTV pada
ketidaksesuaian pada produk akhir/produk jadi setiap tempat kerja, serta pelatihan dan
dengan jenis ketidaksesuaian keadaan cat/warna pemahaman tentang pentingnya pengendalian
serta pada fungsi lampu dan selang yang disebabkan kualitas (qualitycontrol) pada proses produksi.
oleh faktor lingkungan, maka perusahaan perlu b. Untuk meningkatkan dimensi estetika
menyusun perencanaan letak gudang penyimpanan (aesthetics) dan dimensi kesesuaian
atau area parkir unit kendaraan dan produk (conformance) pada kualitas produk karoseri
akhir/produk jadi karoseri yang sudah selesai dan yang dihasilkan, perusahaan dapat memberikan
sebelum diserahkan ke pelanggan. Dalam pelatihan pemahaman metode kerja dan standar
penyusunan perencanaan letak gudang penyimpanan yang telah ditetapkan serta melakukan
atau area parkir tersebut, perlu dipertimbangkan review/peninjauan ulang serta audit/pemeriksaan
lingkungan sekitarnya dan sensitivitas terhadap metode atau proses kerja secara berkala.
temperatur/suhunya. c. Untuk mencegah penyimpangan atau
ketidaksesuaian pada produk akhir/produk jadi
dengan jenis ketidaksesuaian keadaan cat/warna

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 32
serta pada fungsi lampu dan selang, maka Ma’arif, Mohamad Syamsul dan Hendri Tanjung.
perusahaan perlu meningkatkan kualitas bahan 2003. Manajemen Operasi. Jakarta:
baku plat baja/besi, melakukan pelatihan dan Penerbit PT Grasindo.
pengembangan terhadap kualitas SDM-nya,
menerapkan otomatisasi sistem produksi, Nasution, M. 2010. Manajemen Mutu Terpadu
melakukan review/peninjauan ulang serta (TotalQualityManagement). Edisi II.
audit/pemeriksaan terhadap metode kerja secara Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
berkala, dan menyusun perencanaan letak
gudang penyimpanan atau area parkir unit Pardede, Pontas M. 2007. Manajemen Operasi dan
kendaraan dan produk akhir/produk jadi karoseri Produksi – Teori, Model, dan Kebijakan.
yang sudah selesai. Edisi II. Yogyakarta: ANDI.
d. Sehubungan dengan keterbatasan yang ada pada
penulis, penelitian ini masih terdapat kelemahan Pasaribu, Romindo M. 2015. Manajemen Mutu.
dan kekurangan. Penulis berharap, hasil Medan: Penerbit Fakultas Ekonomi
penelitian ini dapat menjadi bahan masukan Universitas HKBP Nommensen.
untuk penelitian selanjutnya, dan melengkapi
kekurangan dalam penelitian ini. Prawirosentono, Suyadi. 2002. Filosofi Baru
E. DAFTAR PUSTAKA Tentang Mutu Terpadu
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen TotalQualityManagement Abad 21 Studi
Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Kasus & Analisis. Jakarta: Penerbit Bumi
Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Aksara.

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2010.
Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Manajemen. Edisi X, Jilid I dan II. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penerbit Erlangga.

Daft, Richard L. 2002. Manajemen. Edisi V, Jilid I. Sugiyono. 2012.


Jakarta: Penerbit Erlangga. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifda
nR&D. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.
Djafri, Novianty dan Abdul Rahmat. 2017. Buku
Ajar Manajemen Mutu Terpadu. ………. 2014.Metode Penelitian Manajemen.
Yogyakarta: Penerbit Zahir Publishing. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.

Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Produksi dan Tannady, Hendy. 2015. Pengendalian Kualitas.
Operasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Gaspersz, Vincent. 2011. Total Tampubolon, Manahan P. 2004. Manajemen


QualityManagement untuk Praktisi Operasional. Edisi I. Jakarta: Penerbit
Bisnis dan Industri. Edisi Revisi & Ghalia Indonesia.
Perluasan. Bogor: Penerbit Vinchristo
Publication. ……….. 2014. Manajemen Operasi dan Rantai
Pemasok. Edisi I, Jilid I. Jakarta: Penerbit
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen.Edisi VII, Jilid Mitra Wacana Media.
I dan II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003.
Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen TotalQualityManagement (TQM). Edisi
Produksi dan Operasi. Edisi I. Revisi. Yogyakarta: ANDI.
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Wahyuni, Wiwik dan Muhammad Khamim. 2015.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2011. Manajemen Pengendalian Kualitas: Aplikasi pada
Operasi. Edisi IX, Jilid I. Jakarta: Penerbit Industri Jasa dan Manufaktur dengan
Salemba Empat. Lean, SixSigma dan Servqual.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Ismail, Hanif dan Darsono Prawironegoro.2009.
Sistem Pengendalian Manajemen Konsep
dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2006. Prinsip-


prinsip Pemasaran. Edisi XII, Jilid I.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan ISSN : 2338-4328 Vol. 7, No. 1, Juni 2019 33

Anda mungkin juga menyukai