Anda di halaman 1dari 6

SKALA KECEMASAN

NEVID
1. Skala Kecemasan
Skala ini disusun berdasarkan pada teori kecemasan menurut Nevid, Rathus, Greene
(2003)yangmenyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir
yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Skala ini disusun berdasarkan
ciri-ciri kecemasan yang di kemukakan oleh Nevid, Rathus, Greene (2003). Yaitu ciriciri fisik,
behavioral, dan kognitif dari kecemasan. Ciri-ciri kecemasan tersebut yang kemudian oleh peneliti
digunakan sebagai aspek pada skala penelitian. Skala ini terdiri dari 17 pernyataan. Penilaian untuk
pernyataan favourable dengan ketentuan sebagai berikut: Sangat Sesuai (SS)= 4, Sesuai (S)= 3,
Kurang Sesuai (KS)= 2, Tidak Sesuai (TS)= 1.
2. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur
dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes
yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas rendah (Azwar, 2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes
dengan analisis rasional atau lewat professional judgement
3. Aspek Kecemasan
Sesuai dengen peneliti temui terkait aspek kecemasan menurut Gail W. Stuart (dalam
Annisa & Ifdil, 2016) membagi kecemasan (anxiety) dalam respon perilaku, kognitif, dan afektif,
diantaranya sebagia berikut :
Blue Print Kecemasan(UjiCoba
No Aspek Indicator Nomor aitem
Favorable Unfavorable jumlah
1. Perilaku berupa gelisah, tremor, 2,3,6,8 1,4,5,7 8
berbicara cepat, kurang
koordinasi,
menghindar, lari dari
masalah, waspada,
ketegangan fisik.
2. Afektif berupa tidak sabar, 12,15,11,14 10,13,16,21 8
tegang, gelisah, tidak
nyaman, gugup,
waspada, ketakutan,
waspada,
kekhawatiran, mati
rasa, merassa bersalah,
malu
3. kognitif berupa konsentrasi 9,18,19,24 17,20,22,23 8
terganggu, kurang
perhatian, mudah lupa,
kreativitas menurun,
produktivitas menurun,
bingung, sangat
waspada, takut
kehilangan kendali,
mengalami mumpi
buru
Jumlah 12 12 24

1. Saya merasa menghindar ketika melihat teman sebaya melakukan hal-hal yang negatif
2. Saya mencari kesenangan ketika saya tidak focus didalam menghafal
3. Saya masih merasa hidup bergantung terhadap orang lain
4. Saya mengalami perubahan perilaku Ketika di pengaruhi oleh teman sebaya
5. Saya merasa menghindar dari keramaian
6. Saya merasa tenang ketika bisa menghibur diri
7. Sering bergemetar ketika dikeramaian
8. Saya merasa tenang ketika menghadapi ujian
9. Merasa khawatir ketika tidak mampu menghafal
10. Sering saya meras gugup ketika berada dikeramaian
11. Merasa tidak gugup sama sekali ketika setoran
12. Saya merasa gemetar ketika menyetor hafalan
13. Saya merasakan kepanikan ketika hafalan tidak mencapai target
14. Saya selalu memilik kesabaran ketika menghafal
15. Saya tidak merasa takut menghadapi ujian
16. Merasa ketakutan ketika tidak menyetorkan hafalan
17. Saya tidak bisa cepat menghafal ketika fikiran mempengaruhi diri
18. Tingkat kognitif saya bertambah ketika ada orang yang memberikan motifasi kepada saya
19. Saya bisa berfikir ketika berada dilingkungan yang damai
20. Saya tidak memiliki ketakutan ketika setoran
21. Saya sering merasa tidak nyaman ketika sulit menghafal
22. Saya sulit konsentrasi ketika berada di keramaian
23. Saya gampang melupakan hafalan
24. Saya jarang mimpi buruk

Responden Pernyataan Responden


Favoreble Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4

Blueprint Uji Coba Skala Kecemasan

No Aspek Aitem Jumlah


Favorable Unfavorable
1. Aspek Perilaku 2,3,56,8 1,4,5,7 8
Aspek Afektif 12,15,11,14 10,16,13,21 8
Aspek kognitif 9,18,19,24 17,20,22,23 8
Jumlah 12 12 2

2. Skala Motifasi belajar


Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil
dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Skala
Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan
pendapat. Dalam skala likert responden diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan
mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan. Pertanyaan
atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini biasanya disebut dengan variabel penelitian.
Skala Likert adalah salah satu bentuk skala yang dilakukan untuk mengumpulkan data demi
mengetahui atau mengukur data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data tersebut diperoleh
untuk mengetahui pendapat, persepsi, ataupun sikap seseorang terhadap sebuah fenomena yang
terjadi. Sugiyono (2006) mengatakan bahwa skala likert dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi terhadap inidvidu atau kelompok terkait dengan fenomena sosial yang
sedang menjadi objek penelitian, Untuk mengukur persepsi responden dalam penelitian ini
digunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2018:152) skala likert yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa, Adapun peryataan yang di berikan oleh peneliti ada 20 aitem yang akan di
sodorkan kepada responden untuk menegtahui tingkat motifasi belajar yang ada pada dirinya.
Subjek dalam penelitian ini kami peneliti menggunakan sampel santri pondok pesantren Al-
Fudhola’ Kab. Pamekasan dengan jumlah 100 sampel, instrument dalam penelitian menggunakan
angket yang dibuat dalam goggle form untuk memudahkan para santri untuk mengisi angket yang
sudah disediakan.
Tabel 1. Indikator Motivasi Belakjar

Indikator Dasar Teori


Konsentrasi Heward (1996)

Rasa Ingin Tahu Sardiman (2007)


Semangat Brophy (2004)

Kemandirian Santrock (2007)

Kesiapan Santrock (2007)


Antusias/ dorongan Slamato (2010)
Pantang Menyerah Sardiman (2007)

a. Skala Likert
Angket menggunakan skala likert, menurut (P.D 2014) skala likert adalah alat untuk
mengukurn persepsi, sikap dan pendapat baik secara individu maupun secara sekelompok orang
terhadap fenomena social, sehingga kami peneliti menggunakan kriteria penilian dan skala
penelitian untuk menjadi alat ukur yang akan disajikan, Adapun table skala likert disajikan sebagai
berikut :

Setuju 4
Cukup 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

KISI KISI INSTRUMEN


SKALA LIKERT’2018
Motifasi Belajar
1. Saya merasa memiliki sikap konsentrasi ketika berada didalam suasana tenang
2. Saya merasa memiliki semangat menghafal ketika mendapatkan motifasi belajar
3. Saya merasa ingin segera menyelesaikan hafalan
4. Saya jarang konsentrasi karenan jarang tidur
5. Merasa kurang antusias ketika untuk menbghafal
6. Kurang menerima kesiapan untuk semangat menghafal
7. Saya merasa males ketika kurang dukungan dari keluarga
8. Saya merasa tidak tenang untuk menghafal ketika berada dikeramaian
9. Saya merasa kurang percaya diri
10. Saya merasa males untuk menghafal
11. Saya merasa menyerah ketika dalam keadaan memiliki masalah
12. Saya sering melakukan tindakan kemandirian
13. Saya merasa kurang mandiri didalam lingkungan pesantren
14. Saya kurang semangat untuk menghafal ketika kesepian
15. Saya merasa kurang antusias untuk menghafal
16. Saya merasa kurang berfkir ketika dalam keadaan ngantuk
17. Saya merasa memilik kesiapan menghjadapi setoramh hafalan
18. Saya kurang memilik kesiapan ketika menyetorkan hafalan
19. Saya merasa semangat untuk menghafal ketika mendapatkan hadiah dari orang terdekat
20. Saya merasa kurang semangat ketika sedang menghadapi masalah
21. Merasa kurang percaya diri
22. Saya merasa memilik keseriusan didalam menghafal
23. Saya masih terus bergantung kepada orang lain
24. Saya sering memberikan beban kepada orang lain
25. Saya tidak merasa kesepian
26. Saya sering ikut nimbrung Bersama temen sebaya.
27. Saya selalu memfokuskan diri untuk menghafal
28. Saya kurang memiliki kefokusan didalam menghafal
29. Saya sering mengbaikan orang lain
30. Saya sering membatu orang lain ketika dalam keadaan kesulitan
31. Sering sering mengajak temen sebaya untuk beraktifitas
32. Saya sering mengajak temen untuk menghafal
33. Saya selalu memikirkan masa depan
34. Saya selalu memberikan ide-ide baru ketika mengerjakan tugas kelompok
35. Saya sering tidak mendengarkan orang lain
36. Saya lebih cepet menghafal ketika sendirian
37. Saya merasa menyerah ketika selalu dimarahin orang lain
38. Saya merasa depresi ketika sering sendirian
39. Saya merasa biasa meskipun suasana sendirian

Blue Print Motifasi Belajar


No Indikator Nomer Aitem

Favorable Unfavoreble
1. Rasa Konsentrasi 1, 4,16,
2. Rasa Ingin Tau 22,
3. Rasa Semangat 2,3,7,19,20 10,
4. Rasa Kemandirian 12, 13,23,24
5. Rasa Kesiapan 6,17,25,25 8,14,18,
6. Rasa Antusias Dan 5, 15,
Dorongan
7. RasaPantang 9,11,21
Menyerah
Jumlah 13 13 26

Anda mungkin juga menyukai