Anda di halaman 1dari 3

SAMBUT RAMADHAN DENGAN TRADISI NYADRAN

“Selamat pagi, Pak Guru…selamat pagi, Pak Guru …selamat pagi,


Pak Guru….,” suara teriakan anak-anak SDN 2 Penusupan sambil
melambaikan tangan menyambut kehadiran Pak Dul di sekolah. Aku
dan teman-teman begitu ceria dan bersemangat di Jumat berkah.
Hari itu ada jadwal pembelajaran di luar kelas, makanya hari kami
bernuansa cerah. Secerah sinar mentari yang menghangatkan dunia
tanpa lelah. Pak Dulpun bahagia melihat antusias anak-anak yang
seakan tak kenal payah.

Pak Dul segera memarkir sepeda motornya di tempat parkir


sebelah kantor. Beliau menyambut uluran tangan dan melempar
senyum kepada kami, sembari menjawab salam, doa mulianya.“Anak-
anak yang baik hati, ayo semua berbaris di halaman ya. Pak guru mau
memberi pengumuman untuk pembelajaran kita hari ini”. “Horeeeee...,
asyiiiiiikkk…”. Teriakku dan teman-temanku sambil berlari menata diri
rapi di halaman.

“Begini ya anak-anak, kita hari ini kegiatannya kepramukaan. Seperti


yang dijanjikan Pak Guru kemarin, bahwa kalian akan diajak belajar di
ruang terbuka, kita akan berjalan-jalan santai lalu singgah di suatu
tempat kemudian makan bersama. Adakah yang tidak ingin ikut?”
tanya Pak Dul.Tak satupun yang angkat tangan. Itu tandanya kami
setuju dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini.
Kami pun berangkat bersama-sama, berjalan kaki melewati jalan-jalan
berkelok melewati perkampungan dan Masjid Al Huda. Anak-anak
riang gembira dengan senandung nyanyian. Hampir 15 menit
perjalanan kami lalui. Di atas bukit terlihat bangunan besar yang
disebut GOR. Anak-anak mulai berebut berjalan menaiki jalan yang
menanjak dan bertangga. Ada Bu guru Tutik yang sudah menanti di
pintu GOR. Pak Guru Dul berada di paling belakang anak-anak,
mengawasi jangan sampai ada yang tertinggal. Akhirnya kami semua
sampai di halaman GOR

“Anak-anak kita sudah sampai di sini, kalian bisa duduk dan bersantai
sejenak sambil mendengarkan Pak Guru bercerita”.

“Baiklah anak-anak, siapkan alat tulis kalian untuk mencatat hal-hal


yang penting. Hari ini kita akan belajar mengenal tradisi masyarakat
Islam Jawa yaitu Sadranan atau Nyadran.Nyadran adalah salah satu
kearifan lokal yang masih mengakar kuat pada kebudayaan
Jawa.Dalam istilah Islam Jawa,Nyadran berarti kegiatan ziarah
makam leluhur dan doa bersama yang rutin dilaksanakan setiap tahun
menjelang bulan suci Ramadhan.Jadi setelah ini kita akan bersaman
kemudian dilanjutkan nyadran ke pemakaman umum di sebelah sana
ya”

“Pak Guru, apakah nanti boleh membersihkan makam mbah buyut


saya? Pak, bolehkah menaburkan bunga di atas makam ibu saya? Pak,
bolehkan ziarah ke makam almarhum bapak? Pak, apakah catatanya
dikumpulkan? Pak, bolehkah kita makan?” Begitu banyak pertanyaan
dari kami yang keluar. Itu menunjukkan bahwa kami siap untuk
mengikuti kegiatan, semangat untuk belajar tradisi nyadran.
“Sekarang, kalian silahkan membuka bekal, berdoa dan makan dahulu
ya. Setelah itu kalian yang kelas 1-3 mengikuti arahan Bu Tutik. Anak-
anak kelas 4-6 bersama Pak Dul mencari tempat”

Menurut Pak Guru Dul,salah satu yang khas dan pasti ada di setiap
Nyadran, adalah acara makan bersama atau kenduri. Prosesi ini
menjadi salah satu yang ditunggu oleh warga. Setiap keluarga
membawa masakan hasil bumi. Masyarakat membaur menikmati
makanan, yang dihidangkan di atas daun pisang.

Masyarakat yang melakukan tradisi Nyadran percaya, membersihkan


makam adalah simbol dari pembersihan diri menjelang Bulan Suci
Ramadhan. Bukan hanya hubungan manusia dengan Sang Pencipta,
Nyadran dilakukan sebagai bentuk bakti kepada para pendahulu dan
leluhur. Kerukunan serta hangatnya persaudaraan sangat terasa
setiap kali tradisi Nyadran berlangsung.

Nyadran yang telah dijaga selama ratusan tahun, mengajarkan untuk


mengenang dan mengenal para leluhur, silsilah keluarga, serta
memetik ajaran baik dari para pendahulu. Seperti pepatah Jawa kuno
yang mengatakan "Mikul dhuwur mendem jero" yang kurang lebih
memiliki makna “ajaran-ajaran yang baik kita junjung tinggi, yang
dianggap kurang baik kita tanam-dalam".

Itulah sepenggal kisah kami bersama guru-guru kami dalam tradisi


nyadran.Semoga Allah mengampuni dosa-dosa orang tua kami dan
guru-guru kami.Semoga Allah memberkahi kita di bulan Rajab dan
Sya’ban serta menyampaikan umur kita di bulan Ramadhan

Allahumma bariklana fi Rajaba wa Syakbana Wabalighna


Ramadhana....aamin ya Rabbal alamin

Anda mungkin juga menyukai