Flow
ditulis oleh -
Abstrak:
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Badan
Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
Tulisan ini membahas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan
Layanan Umum serta Verifikasi dan Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pada
Badan Layanan Umum yang berlaku mulai 1 Januari 2015 dengan pendekatan flow agar
Pembukuan Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum dengan mudah dapat dipahami oleh
para Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum.
Kata Kunci:
Bendahara Pengeluaran, Badan Layanan Umum, Pembukuan Bendahara Badan Layanan Umum,
pendekatan flow.
1. Pendahuluan
1.1. Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Menerima,
Bendahara Pengeluaran menerima uang dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu,
Bendahara Pengeluaran harus mengadministrasikan dengan baik aliran kas masuk yang diterimanya.
Arus kas masuk (inflow) dari Kuasa Bendahara Umum Negara dan arus kas masuk uang dari
pungutan/potongan pajak yang nantinya akan dibelanjakan dan disetorkan ke rekening kas umum
negara (outflow).
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas. Menyimpan, Bendahara Pengeluaran bertanggungjawab atas
keamanan dan keselamatan uang yang diterimanya dalam rekening giro atas nama jabatan
Bendahara Pengeluaran, menyimpan dalam brankas, menyimpan pada Bendahara Pengeluaran
Pembantu (BPP), dan menyimpan dalam Uang Muka (voucher). Membayarkan, Bendahara
Pengeluaran bertugas melaksanakan pembayaran belanja negara (outflow) yang tidak dapat dibayar
secara langsung oleh Kuasa Bendahara Umum Negara. Bendahara Pengeluaran tidak boleh
membayar sebelum barang/jasa diterima dan bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran
yang dilakukan, Pengeluaran kas untuk belanja negara, dan Pengeluaran kas untuk setoran ke kas
negara pungutan/potongan pajak.
Menatausahakan, Bendahara Pengeluaran harus menatausahakan dan mengadministrasikan
dengan baik transaksi-transaksi dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya terkait dengan
penerimaan dan pengeluaran kas dengan melaksanakan pembukuan dan mengarsipkan bukti.
Mempertanggungjawabkan, Bendahara Pengeluaran harus mempertanggungjawabkan tugasnya
dalam pengelolaan kas dan anggaran dengan mempersiapkan dan menyusun laporan, baik untuk
kepentingan intern Satuan Kerja maupun untuk kepentingan pelaporan secara vertikal dengan
mempersiapkan pemeriksaan kas dan membuat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ).
Bendahara selaku pejabat fungsional yang bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum
Negara (BUN), wajib membukukan dan mempertanggungjawabkan seluruh uang negara yang
dikuasainya. Disamping itu, bendahara selaku pejabat yang diangkat oleh menteri/pimpinan
lembaga, juga wajib membukukan seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan
kerja sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Bendahara
Pengeluaran wajib melaksanakan pembukuan sebagai bentuk pelaksanaan penatausahaan terhadap
uang yang dikelolanya.
Berbeda dengan laporan yang dihasilkan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA),
pembukuan bendahara menghasilkan laporan keadaan kas dan realisasi anggaran yang
sesungguhnya. Laporan ini merupakan salah satu alat managerial report yang sangat berguna untuk
pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari bagi pimpinan.
Dari jenis buku diatas jika kita perhatikan bendahara Badan Layanan Umum harus dapat menjawab
tiga pertanyaan penting sebagai bendahara yaitu :
1. Berapa uang yang ada pada bendahara?
2. Dimana uang tersebut berada?
3. Jenis uang apa yang ada tersebut?
Untuk menjawab tiga pertanyaan diatas maka informasi dari jenis buku tersebut cukup untuk
menjawab tiga pertanyaan. Pertanyaan "Berapa uang yang ada pada bendahara?" maka bendahara
mendapatkan informasi tersebut dengan melihat saldo Buku Kas Umum (BKU), Pertanyaan "Dimana
Uang tersebut berada?" maka bendahara mendapatkan informasi tersebut dengan melihat saldo
Buku Pembantu Bank (BP-Bank), Buku Pembantu Kas Tunai (BP-Kas Tunai), Buku Pembantu
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP-BPP), dan Buku Pembantu Uang Muka (Voucher).
Untuk pertanyaan "Jenis Uang apa yang ada tersebut?" maka bendahara mendapatkan informasi
tersebut dengan melihat Buku Pembantu Uang Persediaan (BP-UP), Buku Pembantu LS Bendahara
(BP-LS Bend), Buku Pembantu Pajak (BP-Pajak), dan Buku Pembantu Lain-lain (BP-Lain-lain).
Sebagai ilustrasi dicontohkan kasus berikut ini:
Buku Kas Umum (BKU) 30.000.000
Buku Pembantu Berdasarkan Keberadaan Kas.
a. Buku Pembantu Bank (BP-Bank) 20.000.000
b. Buku Pembantu Kas Tunai (BP-Kas Tunai) 5.000.000
c. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP-BPP) 3.000.000
d. Buku Pembantu Uang Muka (Voucher) 2.000.000
Buku Pembantu Berdasarkan Sumber Kas/Jenis Kas.
a. Buku Pembantu Uang Persediaan (BP-UP) 15.000.000
b. Buku Pembantu LS Bendahara (BP-LS Bend) 12.000.000
c. Buku Pembantu Pajak (BP-Pajak) 2.000.000
d. Buku Pembantu Lain-lain (BP-Lain-lain) 1.000.000
Untuk menjawab tiga pertanyaan diatas maka kita dapat menjawab dengan mudah Pertanyaan
"Berapa uang yang ada pada bendahara?" jawabannya adalah sebesar 30.000.000 (saldo Buku Kas
Umum/BKU), Pertanyaan "Dimana Uang tersebut berada?" jawabannya adalah Uang berada di Bank
sebesar 20.000.000 (saldo Buku Pembantu Bank), pada Brankas sebesar 5.000.000 (saldo Buku
Pembantu Kas Tunai), pada Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu sebesar 3.000.000 (saldo
Buku Pembantu Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan pada pegawai yang akan
melakukan perjalanan dinas dengan Uang Muka Perjalanan Dinas sebesar 2.000.000 (saldo Buku
Pembantu Uang Muka (Voucher).
Untuk menjawab pertanyaan "Jenis Uang apa yang ada tersebut?" jawabannya adalah uang
Persediaan sebesar 15.000.000 (saldo Buku Pembentu Uang Persediaan), uang LS Bendahara yang
belum terdistribusi kepada yang berhak sebesar 12.000.000 (saldo Buku Pembantu LS Bendahara),
uang pajak yang belum disetorkan kepada rekening kas umum negara sebesar 2.000.000 (saldo Buku
Pembantu pajak), dan Uang lain-lain sebesar 1.000.000 (saldo Buku Pembantu Lain-lain).
3. Pendekatan flow untuk memahami pembukuan bendahara pengeluaran Badan Layanan Umum
Untuk memudahkan pemahaman pembukuan bendahara pengeluaran maka kita harus memahami
konsep flow (aliran dana) dan stock (hasil berupa aset dari pencatatan aliran dana atau flow
tersebut). Pembukuan pada bendahara pengeluaran Badan Layanan Umum yang kita lakukan
pencatatan adalah aliran dananya (flow) artinya bendahara mencatat berapa yang diterima lalu
berapa yang disetorkan dan berapa sisa (saldo) saat ini. Pendekatan tersebut berbeda dengan
pendekatan dalam akuntansi yang berupa flow dan stock. Dalam akuntansi pencatatan yang kita
lakukan adalah aliran dana (flow) yang nantinya akan menjadi laporan realisasi anggaran serta
barang-barang yang dibeli yang menghasilkan aset juga dicatat (stock) yang nantinya akan menjadi
laporan neraca (terutama belanja modal), dengan kata lain akuntansi menggunakan pencatatan flow
untuk mencatat berapa dana yang diterima, disetorkan dan sisanya ditambah lagi dengan mencatat
stock yaitu mencatat barang-barang berupa aset yang dihasilkan dari hasil pencatatan flow tadi.
Jika kita perhatikan pada buku kas umum dan setiap buku pembantu yang ada pada bendahara
pengeluaran yang dicatat adalah berupa aliran dana (flow) saja artinya kita mencatat berapa uang
yang diterima (inflow), lalu berapa uang yang kita setorkan atau gunakan (outflow) dan sisanya yang
kita sebut sebagai saldo.
Untuk menjelaskan dan memudahkan pembaca memahami pembukuan bendahara pengeluaran
badan layanan umum dalam tulisan ini menggunakan ilustrasi gambar.
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) harus dicatat terlebih dahulu pada Buku Kas Umum (BKU).
Daftar Pustaka
f. Buku Pembantu per Sub Rincian Objek Belanja Pencatatan buku-buku di atas
bersumber pada data, antara lain:
b. SPP UP/GU/TU/LS
c. SPM UP/GU/TU/LS
d. SP2D
2. Ketentuan Pelaksanaan#
7) Belanja melalui LS
c. Ketentuan batas waktu penerbitan surat pengesahan LPJ pengeluaran dan sanksi
keterlambatan penyampaian laporan pertanggungjawaban ditetapkan dalam
Peraturan Kepala Daerah.
Terkait hal tersebut di atas, Peraturan Menteri ini mengatur beberapa ketentuan
sebagai berikut:
1) LPJ Penggunaan UP
d) Pada akhir tahun LPJ Penggunaan UP disampaikan secara khusus (tidak menjadi
lampiran pengajuan GU), sekaligus sebagai laporan sisa dana UP yang tidak
diperlukan lagi. Penyampaian LPJ ini diikuti dengan penyetoran sisa dana UP ke
RKUD.
2) Pertanggungjawaban penggunaan TU
3) Pertanggungjawaban Administratif
(1) BKU;
4) Pertanggungjawaban Fungsional
2. Ketentuan Pelaksanaan#
a. Pertanggungjawaban Penggunaan UP
b. Pertanggungjawaban Penggunaan TU
b. Meneliti dokumen DPA untuk memastikan bahwa belanja terkait tidak melebihi
sisa anggaran.
c. Pertanggungjawaban Administratif
1) Penyusunan LPJ
(1) BKU;
(1) Meneliti transaksi belanja beserta tanda bukti belanja yang terdokumentasikan
dalam buku atau laporan terkait
(2) Meneliti penerimaan SP2D yang terdokumentasikan dalam buku atau laporan
terkait
(3) Melakukan analisis kesesuaian dan kepatuhan terhadap proses belanja dan
pengeluaran kas
2) Apabila dalam proses verifikasi, PPK SKPD menemukan ketidaksesuaian dan/atau
ketidaklengkapan, maka PPK SKPD meminta perbaikan dan/atau penyempurnaan
kepada Bendahara Pengeluaran.
3) Dalam hal proses verifikasi dinyatakan sah dan lengkap, maka PPK SKPD akan
pengajuan penandatanganan dan persetujuan LPJ Bendahara secara administratif
kepada Pengguna Anggaran.
d. Pertanggungjawaban Fungsional
2) PPKD selaku kuasa BUD melakukan proses verifikasi dan menandatangani LPJ
Bendahara Pengeluaran sebagai bentuk persetujuan.
2) Pertanggungjawaban penggunaan TU
3) LPJ
Sumber :
https://medina.co.id/belajar/permendagri77/docs/down_index
https://adoc.pub/pembukuan-bendahara-pengeluaran.html