Anda di halaman 1dari 27

Cara Mudah Memahami Pembukuan Bendaharan Pengeluaran Badan Layanan Umum-Pendekatan

Flow

Balai Diklat Keuangan Cimahi

ditulis oleh -

Jumat, 23 Januari 2015 01:19 WIB

Cara Mudah Memahami Pembukuan Bendaharan Pengeluaran Badan Layanan Umum-Pendekatan


flow

Oleh : Puji Agus, SST, Ak., M.Ak, CA


Widyaiswara Madya

Abstrak:
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Badan
Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.

Tulisan ini membahas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan
Layanan Umum serta Verifikasi dan Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pada
Badan Layanan Umum yang berlaku mulai 1 Januari 2015 dengan pendekatan flow agar
Pembukuan Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum dengan mudah dapat dipahami oleh
para Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum.

Kata Kunci:
Bendahara Pengeluaran, Badan Layanan Umum, Pembukuan Bendahara Badan Layanan Umum,
pendekatan flow.

Cara Mudah Memahami Pembukuan Bendaharan Pengeluaran Badan Layanan Umum-Pendekatan


flow

1. Pendahuluan
1.1. Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Menerima,
Bendahara Pengeluaran menerima uang dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu,
Bendahara Pengeluaran harus mengadministrasikan dengan baik aliran kas masuk yang diterimanya.
Arus kas masuk (inflow) dari Kuasa Bendahara Umum Negara dan arus kas masuk uang dari
pungutan/potongan pajak yang nantinya akan dibelanjakan dan disetorkan ke rekening kas umum
negara (outflow).
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas. Menyimpan, Bendahara Pengeluaran bertanggungjawab atas
keamanan dan keselamatan uang yang diterimanya dalam rekening giro atas nama jabatan
Bendahara Pengeluaran, menyimpan dalam brankas, menyimpan pada Bendahara Pengeluaran
Pembantu (BPP), dan menyimpan dalam Uang Muka (voucher). Membayarkan, Bendahara
Pengeluaran bertugas melaksanakan pembayaran belanja negara (outflow) yang tidak dapat dibayar
secara langsung oleh Kuasa Bendahara Umum Negara. Bendahara Pengeluaran tidak boleh
membayar sebelum barang/jasa diterima dan bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran
yang dilakukan, Pengeluaran kas untuk belanja negara, dan Pengeluaran kas untuk setoran ke kas
negara pungutan/potongan pajak.
Menatausahakan, Bendahara Pengeluaran harus menatausahakan dan mengadministrasikan
dengan baik transaksi-transaksi dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya terkait dengan
penerimaan dan pengeluaran kas dengan melaksanakan pembukuan dan mengarsipkan bukti.
Mempertanggungjawabkan, Bendahara Pengeluaran harus mempertanggungjawabkan tugasnya
dalam pengelolaan kas dan anggaran dengan mempersiapkan dan menyusun laporan, baik untuk
kepentingan intern Satuan Kerja maupun untuk kepentingan pelaporan secara vertikal dengan
mempersiapkan pemeriksaan kas dan membuat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ).
Bendahara selaku pejabat fungsional yang bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum
Negara (BUN), wajib membukukan dan mempertanggungjawabkan seluruh uang negara yang
dikuasainya. Disamping itu, bendahara selaku pejabat yang diangkat oleh menteri/pimpinan
lembaga, juga wajib membukukan seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan
kerja sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Bendahara
Pengeluaran wajib melaksanakan pembukuan sebagai bentuk pelaksanaan penatausahaan terhadap
uang yang dikelolanya.
Berbeda dengan laporan yang dihasilkan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA),
pembukuan bendahara menghasilkan laporan keadaan kas dan realisasi anggaran yang
sesungguhnya. Laporan ini merupakan salah satu alat managerial report yang sangat berguna untuk
pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari bagi pimpinan.

1.2. Dokumen Sumber Pembukuan :


Berkenaan fleksibilitas pengelolaan keuangan pacta BLU, dokumen sumber dan prosedur kerja
terkait penatausahaan uang oleh Bendahara ditetapkan oleh BLU masing-masing, kecuali telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, misal: SPM/SP2D terkait UP/TUP dan LS
Bendahara, penyetoran ke kas negara dengan SSP, SSBP dan SSPB.
Dokumen sumber pembukuan pada Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum antara lain:
1) DIPA beserta POK, sebagai bukti pembukuan otorisasi anggaran.
2) SPM-UP dan SPM-TUP yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan penerimaan.
3) SPM-GUP yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan penerimaan sekaligus
pengesahan.
4) SPM-GUP Nihil yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan penerimaan dan
pengeluaran sekaligus pengesahan.
5) SPM-LS kepada Pihak ketiga yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan penerimaan
sekaligus pengeluaran.
6) SPM-LS kepada Bendahara Pengeluaran yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan
penerimaan.
7) Kwitansi/bukti pembayaran dengan menggunakan UP/TUP, sebagai bukti pembukuan
pengeluaran.
8) Faktur Pajak dan/atau bukti potongan pajak yang dipungut/dipotong oleh Bendahara
Pengeluaran, sebagai bukti pembukuan penerimaan.
9) SSP/SSBP/SSPB yang sudah memperoleh NTPN sebagai bukti pembukuan pengeluaran.
10) Bukti penarikan kas dari bank, bukti setor kas ke bank, bukti terima uang muka perjalanan dinas,
bukti terima uang muka oleh BPP, bukti pengembalian uang muka, sebagai bukti
perpindahan/mutasi kas.

1.3. Sistem Pembukuan


Sistem pembukuan pada Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum adalah :
1. Single Entry Bookkeeping atau pembukuan satu sisi/kameral adalah suatu teknik pencatatan
dimana setiap transaksi hanya mempengaruhi dan dicatat pada salah satu sisi, yaitu sisi penerimaan
untuk transaksi penerimaan dan sisi pengeluaran untuk transaksi pengeluaran.
2. Basis Kas adalah pengakuan dan pencatatan atas transaksi dilakukan pada saat kas diterima atau
dibayarkan oleh Bendahara Penerimaan.
3. Asas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara netto
penerimaan setelah dikurangi pengeluaran atau tidak memperkenankan pencatatan setelah
kompensasi antara penerimaan dengan pengeluaran.

1.4. Jenis, Fungsi dan Bentuk Buku


Jenis dan Fungsi Buku pada Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum antara lain :
1. Buku Kas Umum (BKU).
2. Buku Pengawasan Anggaran Belanja (B-PAB).
3. Buku Pembantu Berdasarkan Keberadaan Kas.
a. Buku Pembantu Bank (BP-Bank).
b. Buku Pembantu Kas Tunai (BP-Kas Tunai).
c. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP-BPP).
d. Buku Pembantu Uang Muka (Voucher)
4. Buku Pembantu Berdasarkan Sumber Kas/Jenis Kas.
a. Buku Pembantu Uang Persediaan (BP-UP).
b. Buku Pembantu LS Bendahara (BP-LS Bend).
c. Buku Pembantu Pajak (BP-Pajak)
d. Buku Pembantu Lain-lain (BP-Lain-lain).

Dari jenis buku diatas jika kita perhatikan bendahara Badan Layanan Umum harus dapat menjawab
tiga pertanyaan penting sebagai bendahara yaitu :
1. Berapa uang yang ada pada bendahara?
2. Dimana uang tersebut berada?
3. Jenis uang apa yang ada tersebut?
Untuk menjawab tiga pertanyaan diatas maka informasi dari jenis buku tersebut cukup untuk
menjawab tiga pertanyaan. Pertanyaan "Berapa uang yang ada pada bendahara?" maka bendahara
mendapatkan informasi tersebut dengan melihat saldo Buku Kas Umum (BKU), Pertanyaan "Dimana
Uang tersebut berada?" maka bendahara mendapatkan informasi tersebut dengan melihat saldo
Buku Pembantu Bank (BP-Bank), Buku Pembantu Kas Tunai (BP-Kas Tunai), Buku Pembantu
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP-BPP), dan Buku Pembantu Uang Muka (Voucher).
Untuk pertanyaan "Jenis Uang apa yang ada tersebut?" maka bendahara mendapatkan informasi
tersebut dengan melihat Buku Pembantu Uang Persediaan (BP-UP), Buku Pembantu LS Bendahara
(BP-LS Bend), Buku Pembantu Pajak (BP-Pajak), dan Buku Pembantu Lain-lain (BP-Lain-lain).
Sebagai ilustrasi dicontohkan kasus berikut ini:
Buku Kas Umum (BKU) 30.000.000
Buku Pembantu Berdasarkan Keberadaan Kas.
a. Buku Pembantu Bank (BP-Bank) 20.000.000
b. Buku Pembantu Kas Tunai (BP-Kas Tunai) 5.000.000
c. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP-BPP) 3.000.000
d. Buku Pembantu Uang Muka (Voucher) 2.000.000
Buku Pembantu Berdasarkan Sumber Kas/Jenis Kas.
a. Buku Pembantu Uang Persediaan (BP-UP) 15.000.000
b. Buku Pembantu LS Bendahara (BP-LS Bend) 12.000.000
c. Buku Pembantu Pajak (BP-Pajak) 2.000.000
d. Buku Pembantu Lain-lain (BP-Lain-lain) 1.000.000
Untuk menjawab tiga pertanyaan diatas maka kita dapat menjawab dengan mudah Pertanyaan
"Berapa uang yang ada pada bendahara?" jawabannya adalah sebesar 30.000.000 (saldo Buku Kas
Umum/BKU), Pertanyaan "Dimana Uang tersebut berada?" jawabannya adalah Uang berada di Bank
sebesar 20.000.000 (saldo Buku Pembantu Bank), pada Brankas sebesar 5.000.000 (saldo Buku
Pembantu Kas Tunai), pada Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu sebesar 3.000.000 (saldo
Buku Pembantu Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan pada pegawai yang akan
melakukan perjalanan dinas dengan Uang Muka Perjalanan Dinas sebesar 2.000.000 (saldo Buku
Pembantu Uang Muka (Voucher).
Untuk menjawab pertanyaan "Jenis Uang apa yang ada tersebut?" jawabannya adalah uang
Persediaan sebesar 15.000.000 (saldo Buku Pembentu Uang Persediaan), uang LS Bendahara yang
belum terdistribusi kepada yang berhak sebesar 12.000.000 (saldo Buku Pembantu LS Bendahara),
uang pajak yang belum disetorkan kepada rekening kas umum negara sebesar 2.000.000 (saldo Buku
Pembantu pajak), dan Uang lain-lain sebesar 1.000.000 (saldo Buku Pembantu Lain-lain).

1.5. Petunjuk Pembukuan Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum


Untuk memudahkan pemahaman Pembukuan Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum maka
kita bagi pembukuan Bendahara Pengeluaran berdasarkan Berdasarkan aktivitasnya (Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan,
Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum serta Verifikasi dan
Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum), Petunjuk
Pembukuan bagi bendahara pengeluaran, yaitu:
1. Penginputan pagu anggaran
2. Transaksi atas Uang Persediaan dan LS Bendahara
3. Transaksi atas Uang Pihak Ketiga, Hibah, Dana Bergulir dan Uang Titipan
4. Transaksi Atas Dana dari Bendahara Penerimaan
5. Transaksi Penyaluran Dana ke BPP
6. Transaksi Uang Lainnya
Berikut petunjuk pembukuan dokumen sumber pembukuan Bendahara Pengeluaran dalam Buku Kas
Umum dan Buku-buku Pembantu berdasarkan kelompok aktivitas tersebut di atas. Teknis
pembukuan bagi Bendahara Pengeluaran adalah pembukuan terkait uang yang dikelola berupa:
Uang Persediaan, Ls Bendahara, PNBP/Pendapatan BLU yang diterima dari Bendahara Penerimaan,
Pajak, Uang Pihak Ketiga, Dana Bergulir, Uang Titipan, dan Hibah/Donasi/Sumbangan Non
Pemerintah serta diatur sebagai berikut:
A. Penginputan pagu anggaran dilakukan di sisi Debet-Kredit (in-out) pada BKU dan di sisi pagu
anggaran pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja. Namun, mengingat belanja dari dana Rupiah
Murni (UP /TUP dan LS Bendahara), PNBP/Pendapatan BLU maupun hibah/donasi/sumbangan
berada dalam satu DIPA, Buku Pengawasan Anggaran Belanja harus bisa membedakan sumber dana
yang digunakan untuk masing-masing belanja.
B. Transaksi atas Uang Persediaan dan LS Bendahara
Bagi BLU yang masih menerima dana berupa uang Persediaan dan LS Bendahara, teknis
pembukuannya tetap mengacu pada Perdirjen Perbendaharaan terkait yang secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Pada saat Bendahara Pengeluaran menerima UP dan atau TUP dari KPPN, Bendahara Pengeluaran
melakukan pembukuan sebagai berikut:
? Dibukukan pada BKU sebesar nilai bruto di sisi debet dan sebesar nilai potongan jika ada) di sisi
kredit.
? Dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP sebesar nilai netto di sisi debit.
2. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP) yang telah diterbitkan
SP2Dnya sebagai sarana pengisian kembali/revolving UP dibukukan sebagai berikut:
? Dibukukan pada BKU sebesar nilai bruto di sisi debet dan sebesar nilai potongan jika ada) di sisi
kredit.
? Dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP sebesar nilai netto di sisi debit.
3. SPM-GUP Nihil dan atau SPM-PTUP yang dinyatakan sah merupakan dokumen sumber sebagai
bukti pengesahan belanja yang menggunakan UP/Tambahan UP (TUP) dan dibukukan oleh
Bendahara Pengeluaran sebesar nilai bruto di sisi debet dan sisi kredit (in-out) pada BKU, dan
dibukukan di kolom Sudah Disahkan pada Posisi UP pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja.
4. Pembukuan kuitansi/bukti pembayaran dan faktur pajak diatur sebagai berikut:
? Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu UP,
dan dicatat di sisi Bukti Pengeluaran pada Posisi UP pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja sesuai
akun terkait.
? Dibukukan sebesar nilai faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP) di sisi debet pada BKU, Buku
Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak.
5. Pembukuan SSBP dan SSP dilaksanakan sebagai berikut:
? SSBP penyetoran sisa UP dibukukan di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu UP.
? SSP pembayaran pajak dibukukan di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu
Pajak.
6. SPM/SP2D Ls Bendahara dibukukan sebagai berikut:
? Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi debet pada BKU dan dicatat di kolom Sudah Disahkan pada
Posisi UP pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja sesuai kode akun berkenaan.
? Dibukukan sebesar nilai potongan di sisi kredit pada BKU.
? Dibukukan sebesar nilai netto di sisi debet pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS
Bendahara.
7. Pembukuan atas bukti pembayaran dan SSPB / SSBP dari Ls Bendahara dilakukan sebagai berikut:
? Dibukukan sebesar tanda terimalbukti pembayaran di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas,
dan Buku Pembantu LS Bendahara.
? SSPB / SSBP yang dinyatakan sah, dibukukan di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu LS Bendahara.
8. Dalam hal SPM-LS Bendahara tidak terdapat potongan pajak pihak terbayar, Bendahara
Pengeluaran wajib melakukan pemotongan pajak dimaksud pada saat pelaksanaan pembayaran.
Pembukuan dilakukan sebagai berikut:
? Dibukukan sebesar nilai potongan pajak/ SSP dibukukan di sisi debet pada BKU, Buku Pembantu
Kas, dan Buku Pembantu Pajak.
? Saat dilakukan penyetoran dengan menggunakan SSP yang dinyatakan sah maka dibukukan di sisi
kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak.
C. Transaksi atas Uang Pihak Ketiga, Hibah, Dana Bergulir dan Uang Titipan Bendahara Pengeluaran
membukukan uang-uang tersebut sebagai berikut:
1. Pada saat diterima uang pihak ketiga yang belum menjadi hak BLU (misal: uang muka pasien)
maka dibukukan di sisi Debet pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Dana Pihak Ketiga.
2. Pada saat uang pihak ketiga itu diakui menjadi pendapatan maka dibukukan di sisi Debet dan
Kredit (in-out) pada BKU, di sisi Debet pada Buku Pembantu Pendapatan dan di sisi Kredit pada Buku
Pembantu Dana Pihak Ketiga.
3. Pada saat diterima Hibah maka dibukukan di sisi debet pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku
Pembantu Hibah.
4. Pada saat uang hibah tersebut digunakan maka dibukukan di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu
Kas dan Buku Pembantu Hibah/Bansos/Donasi serta sebagai realisasi pada Buku Pengawasan
Anggaran Belanja.
5. Pada saat diterima Dana Bergulir maka dibukukan di sisi Debet pada BKU, Buku Pembantu Kas,
dan Buku Pembantu Dana Bergulir.
6. Pada saat Dana Bergulir disalurkan ke penerima maka dibukukan di sisi Debet dan Kredit (In-Out)
pada BKU, di sisi Debet pada Buku Pembantu Uang di Penerima Dana Bergulir, dan di sisi Kredit pada
Buku Pembantu Kas.
7. Pada saat diterima pengembalian Dana Bergulir beserta pendapatan yang diakui maka dibukukan
dengan:
? Dibukukan di sisi Debet dan Kredit (In-Out) pada BKU, di sisi Debet pada Buku Pembantu Kas dan di
sisi Kredit pada Buku Pembantu Uang di Penerima Dana Bergulir sebesar nilai pokok Dana Bergulir.
? Dibukukan di sisi Debet pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pendapatan sebesar
pendapatan yang diakui.
8. Pada saat diterima Uang Titipan maka dibukukan di sisi Debet pada BKU, Buku Pembantu Kas dan
Buku Pembantu Uang Titipan.
9. Pada saat Uang Titipan diakui sebagai pendapatan BLU maka dibukukan di sisi Debet dan Kredit
(in-out) pada BKU, di sisi Debet pada Buku Pembantu Pendapatan, dan di sisi Kredit pada Buku
Pembantu Uang Titipan.
10. Pada saat uang yang diakui sebagai pendapatan dari uang Pihak Ketiga, Hibah, Uang Titipan dan
Dana Bergulir tersebut disampaikan ke Bendahara Penerimaan maka dibukukan di sisi Kredit pada
BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pendapatan.
D. Transaksi Atas Dana dari Bendahara Penerimaan
Setelah diterima dana dari Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran bisa menggunakan uang
tersebut dan dibukukan sebagai berikut:
1. Pada saat menerima transfer dana dari Bendahara Penerimaan maka dibukukan di sisi Debet pada
BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Uang dari Bendahara Penerimaan.
2. Pada saat dilakukan belanja atas dana yang diterima dari Bendahara Penerimaan, dibukukan di sisi
kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Uang dari Bendahara Penerimaan serta
sebagai realisasi pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja.
E. Transaksi Penyaluran Dana ke BPP
1. Pada saat Bendahara Pengeluaran menyalurkan dana ke BPP, Bendahara Pengeluaran harus bisa
merinci jenis dan besar uang yang disalurkan serta dibukukan di sisi Debet dan kredit (In-Out) pada
BKU, Debet pada Buku Pembantu BPP, dan Kredit pacta Buku Pembantu Kas.
2. Pada saat diterima LPJ BPP dan disitu telah jelas penggunaan dari masing-masing jenis uang, maka
dibukukan di sisi kredit pacta BKU dan Buku Pembantu BPP sebesar jumlah keseluruhan uang yang
terpakai serta pacta buku pembantu sesuai jenis uang terkait sejumlah pemakaian masing-masing.
F. Transaksi Uang Lainnya
1. Pada saat diterima uang lainnya maka dibukukan di sisi debet pada BKU, Buku Pembantu Kas dan
Buku Pembantu Lainnya.
2. Pada saat uang lainnya itu digunakan atau dibayarkan sesuai peruntukannya maka dibukukan di
sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Lainnya.

3. Pendekatan flow untuk memahami pembukuan bendahara pengeluaran Badan Layanan Umum
Untuk memudahkan pemahaman pembukuan bendahara pengeluaran maka kita harus memahami
konsep flow (aliran dana) dan stock (hasil berupa aset dari pencatatan aliran dana atau flow
tersebut). Pembukuan pada bendahara pengeluaran Badan Layanan Umum yang kita lakukan
pencatatan adalah aliran dananya (flow) artinya bendahara mencatat berapa yang diterima lalu
berapa yang disetorkan dan berapa sisa (saldo) saat ini. Pendekatan tersebut berbeda dengan
pendekatan dalam akuntansi yang berupa flow dan stock. Dalam akuntansi pencatatan yang kita
lakukan adalah aliran dana (flow) yang nantinya akan menjadi laporan realisasi anggaran serta
barang-barang yang dibeli yang menghasilkan aset juga dicatat (stock) yang nantinya akan menjadi
laporan neraca (terutama belanja modal), dengan kata lain akuntansi menggunakan pencatatan flow
untuk mencatat berapa dana yang diterima, disetorkan dan sisanya ditambah lagi dengan mencatat
stock yaitu mencatat barang-barang berupa aset yang dihasilkan dari hasil pencatatan flow tadi.
Jika kita perhatikan pada buku kas umum dan setiap buku pembantu yang ada pada bendahara
pengeluaran yang dicatat adalah berupa aliran dana (flow) saja artinya kita mencatat berapa uang
yang diterima (inflow), lalu berapa uang yang kita setorkan atau gunakan (outflow) dan sisanya yang
kita sebut sebagai saldo.
Untuk menjelaskan dan memudahkan pembaca memahami pembukuan bendahara pengeluaran
badan layanan umum dalam tulisan ini menggunakan ilustrasi gambar.

2.1. Setiap transaksi harus lewat Buku Kas Umum (BKU)


Buku Kas Umum (BKU) digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan baik arus masuk uang
(inflow) atau arus keluar uang (outflow) artinya bahwa setiap transaksi harus melewati Buku Kas
Umum (BKU), tidak boleh ada transaksi yang dicatat melewati Buku Kas Umum (BKU). Secara
ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) harus dicatat terlebih dahulu pada Buku Kas Umum (BKU).

2.2. Buku Pengawasan Anggaran Belanja


Buku Pengawasan Anggaran Belanja (dalam gambar disingkat B-PAB) digunakan untuk mengetahui
pagu anggaran yang tercantum dalam DIPA, dan juga digunakan untuk mengetahui sudah seberapa
realisasi dalam DIPA tercapai serta untuk mengetahui berapa pagu yang belum digunakan oleh
Bendahara Pengeluaran. Buku Pengawasan Anggaran Belanja (B-PAB) pada Bendahara Pengeluaran
juga dapat menginformasikan pagu dan capaian tiap Mata Anggaran dari DIPA satuan kerja yang
bersangkutan.
Buku Pengawasan Anggaran Belanja digunakan setiap ada perubahan dalam penerimaan (inflow)
yang mengurangi target yang ditetapkan. Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada realisasi arus masuk uang (inflow) atau arus keluar uang
(outflow) yang terkait dengan Anggaran Belanja harus dicatat pada Buku Pembantu Anggaran
Belanja (B-PAB).

2.3. Buku Pembantu Kas Tunai


Buku Pembantu Kas Tunai digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) Uang dan juga digunakan
untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas penerimaan Uang yang disetorkan ke Kas Umum Negara.
Selain kedua transaksi diatas Buku Pembantu Kas Tunai juga digunakan pada saat penerimaan
(inflow) uang dari Bank Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Brankas harus dicatat pada Buku Pembantu Kas.

2.4. Buku Pembantu Bank


Buku Pembantu Bank digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) dana dari Kuasa Bendahara
Umum Negara (BUN) atau pihak lain pada rekening bank bendahara pengeluaran dan juga
digunakan untuk mencatat pengeluaran pada rekening bank bendahara pengeluaran (outflow) atas
belanja negara. Selain kedua transaksi diatas Buku Pembantu Bank juga digunakan pada saat
pengeluaran (outflow) uang dari Bank yang dipindahkan ke brankas. Secara ilustrasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada rekening bank bendahara pengeluaran harus dicatat pada Buku
Pembantu Bank.

2.5. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)


Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) digunakan untuk mencatat penerimaan
(inflow) Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) misalnya dari Bank atau kas dan juga digunakan
untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas penggunaan Uang Persediaan (UP) oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP). Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) harus dicatat pada Buku
Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP).

2.6. Buku Pembantu Uang Muka (Voucher)


Buku Pembantu Uang Muka (Voucher) untuk mencatat penerimaan (inflow) Uang Muka (Voucher)
misalnya dari bank atau kas dan juga digunakan untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas
penggunaan Uang Muka (Voucher). Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Uang Muka (voucher) harus dicatat pada Buku Pembantu Uang Muka
(voucher).

2.7. Buku Pembantu Uang Persediaan (UP)


Buku Pembantu Uang Persediaan (UP) digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) atas Uang
Persediaan (UP) misalnya dari Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) dan juga digunakan untuk
mencatat pengeluaran (outflow) yaitu penggunaan atas Uang Persediaan (UP). Secara ilustrasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Uang Persediaan (UP) harus dicatat pada Buku Pembantu Pembantu
Uang Persediaan (UP).

2.8. Buku Pembantu LS Bendahara


Buku Pembantu LS Bendahara digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) atas Uang LS
Bendahara seperti gaji, uang makan, uang lembur dan lain-lain, dan juga digunakan untuk mencatat
pengeluaran (outflow) atas pendistribusian uang LS Bendahara kepada yang berhak menerima.
Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
2.9. Buku Pembantu Pajak
Buku Pembantu Pembantu Pajak digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) atas uang pajak
dan juga digunakan untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas Pajak yang diterima dan akan
disetorkan oleh bendahara pengeluaran. Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Pajak harus dicatat pada Buku Pembantu Pembantu Pajak.

2.10. Buku Pembantu Lain-lain


Buku Pembantu Lain-lain digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) atas hal-hal Lain diluar
transaksi di atas dan juga digunakan untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas hal-hal Lain diluar
transaksi di atas. Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada hal-hal Lain diluar transaksi di atas harus dicatat pada Buku Pembantu
Lain-lain.

Daftar Pustaka

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.


2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab
Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis
Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara;
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum serta
Verifikasi dan Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum.
R. Pembukuan Bendahara Pengeluaran
1. Ketentuan Umum#

Dalam penatausahaan belanja daerah, Bendahara Pengeluaran/ Bendahara


Pengeluaran Pembantu harus melakukan pengendalian atas pelaksanaan belanja
yang menjadi kewenangannya.

Pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran


Pembantu memuat informasi, aliran data, serta penggunaan dan penyajian dokumen
yang dilakukan secara elektronik.

Dalam rangka pengendalian atas pelaksanaan belanja daerah, Bendahara


Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu menggunakan bukubuku sebagai
berikut:

a. Buku Kas Umum

b. Buku Pembantu Bank

c. Buku Pembantu Kas Tunai

d. Buku Pembantu Pajak

e. Buku Pembantu Panjar

f. Buku Pembantu per Sub Rincian Objek Belanja Pencatatan buku-buku di atas
bersumber pada data, antara lain:

a. Bukti transaksi yang sah dan lengkap

b. SPP UP/GU/TU/LS

c. SPM UP/GU/TU/LS

d. SP2D

e. Dokumen pendukung lainnya sesuai peraturan perundang-undangan

2. Ketentuan Pelaksanaan#

a. Pembukuan atas berbagai transaksi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Penerimaan Uang Persediaan


Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu membukukan
penerimaan UP/GU/TU berdasarkan SP2DUP/SP2D-GU/SP2D-TU, dengan melakukan
pencatatan pada Buku Kas Umum di sisi penerimaan dan pada Buku Kas Pembantu
Bank di sisi penerimaan sesuai dengan jumlah yang tertera pada SP2D-UP/SP2D-
GU/SP2D-TU.

2) Pelimpahan Uang Persediaan

Pelimpahan sebagian UP kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu dicatat pada


BKU di sisi pengeluaran, serta pada Buku Pembantu Bank di sisi pengeluaran sesuai
dengan jumlah UP yang dilimpahkan.

3) Pergeseran Uang Persediaan

Dalam hal Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu melakukan


pergeseran UP/GU/TU yang terdapat di bank ke kas tunai, dilakukan pencatatan
pada BKU sisi pengeluaran dan penerimaan, pada Buku Pembantu Bank di sisi
pengeluaran, dan pada Buku Pembantu Kas Tunai di sisi penerimaan sesuai dengan
jumlah UP/GU/TU yang digeser.

4) Pembayaran belanja oleh Bendahara

Atas pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran


Pembantu berdasarkan bukti-bukti belanja yang disampaikan PPTK secara tunai/non
tunai, dilakukan pembukuan dengan mencatat pada BKU di sisi pengeluaran, pada
Buku Pembantu Kas Tunai/Buku Pembantu Bank di sisi pengeluaran, dan pada
Pembantu Sub Rincian Objek Belanja pada kolom UP/GU/TU sejumlah nilai belanja
bruto.

5) Pemberian Uang Panjar

Berdasarkan Nota Pencairan Dana PA/KPA, serta bukti pengeluaran uang/bukti


lainnya yang sah, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu
mencatat pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan kepada PPTK di BKU
pada sisi pengeluaran, pada Buku Pembantu Bank pada sisi pengeluaran dan Buku
Pembantu Panjar di sisi pengeluaran.

6) Pertanggungjawaban Uang Panjar

Berdasarkan pertanggungjawaban yang diberikan PPTK atas penggunaan uang


panjar, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat di BKU
pada sisi pengeluaran dan di buku pembantu Sub Rincian Objek Belanja pada sisi
pengeluaran.
a) Dalam hal terdapat pengembalian kelebihan uang panjar dari PPTK, Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat di Buku Pembantu Bank
atau Buku Pembantu Kas Tunai pada sisi penerimaan sebesar yang dikembalikan.

b) Dalam hal terdapat kekurangan uang panjar, Bendahara Pengeluaran/ Bendahara


Pengeluaran Pembantu membayar kekurangannya kepada PPTK, dan selanjutnya
mencatat di Buku Pembantu Bank atau Buku Pembantu Kas Tunai pada sisi
pengeluaran sebesar yang dibayarkan.

7) Belanja melalui LS

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu melaksanakan


pembukuan pembayaran belanja melalui LS dengan melakukan pencatatan pada
BKU di sisi penerimaan dan sisi pengeluaran pada tanggal yang sama, dan mencatat
pada Buku Pembantu Sub Rincian Objek Belanja pada kolom belanja LS sebesar
jumlah belanja bruto.

8) Pemungutan dan Penyetoran Pajak

a) Pada saat pemugutan/pemotongan pajak, Bendahara Pengeluaran/ Bendahara


Pengeluaran Pembantu mencatat pada BKU di sisi penerimaan, dan pada Buku
Pembantu Pajak di sisi penerimaan.

b) Pada saat penyetoran ke Rekening Kas Negara, Bendahara


Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat pada BKU di sisi
pengeluaran, dan Buku Pembantu Pajak di sisi pengeluaran.

b. Buku Kas Umum Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu wajib


ditutup pada setiap akhir bulan dengan ditandatangani oleh Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu dengan PA/KPA. Penutupan BKU
dilampiri Berita Acara Pemeriksaan Kas.
S. Penyampaian Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran
1. Ketentuan Umum#

Sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawabnya, Bendahara


Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu harus menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ). Penyusunan dan penyampaian LPJ Bendahara memuat
informasi, aliran data, serta penggunaan dan penyajian dokumen yang dilakukan
secara elektronik.

Berdasarkan Pasal 153 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019, laporan


pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu
diatur sebagai berikut:

a. Bendahara Pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan


penggunaan UP/GU/TU/LS kepada PA melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.

b. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu pada SKPD wajib


mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi
tanggung jawabnya dengan menyampaikan LPJ pengeluaran kepada PPKD paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

c. Ketentuan batas waktu penerbitan surat pengesahan LPJ pengeluaran dan sanksi
keterlambatan penyampaian laporan pertanggungjawaban ditetapkan dalam
Peraturan Kepala Daerah.

d. Penyampaian pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran/Bendahara


Pengeluaran Pembantu secara fungsional dilaksanakan setelah diterbitkan surat
pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran oleh PA/KPA.

e. Untuk tertib LPJ pada akhir tahun anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran


dana bulan Desember disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember.

Terkait hal tersebut di atas, Peraturan Menteri ini mengatur beberapa ketentuan
sebagai berikut:

a. Bendahara Pengeluaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas


pengelolaan yang terdapat dalam kewenangannya.
b. Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran, meliputi:

1) LPJ Penggunaan UP

a) LPJ penggunaan UP dilakukan Bendahara Pengeluaran pada setiap pengajuan GU.

b) LPJ penggunaan UP disampaikan kepada PA melalui PPK-SKPD dilampiri bukti-


bukti belanja yang lengkap dan sah.

c) LPJ Penggunaan UP dijadikan sebagai lampiran pengajuan SPPGU.

d) Pada akhir tahun LPJ Penggunaan UP disampaikan secara khusus (tidak menjadi
lampiran pengajuan GU), sekaligus sebagai laporan sisa dana UP yang tidak
diperlukan lagi. Penyampaian LPJ ini diikuti dengan penyetoran sisa dana UP ke
RKUD.

2) Pertanggungjawaban penggunaan TU

a) Pertanggungjawaban penggunaan TU dilakukan oleh Bendahara


Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu setelah TU yang dikelolanya telah
habis/selesai digunakan untuk mendanai suatu sub kegiatan atau telah sampai pada
waktu yang ditentukan sejak TU diterima.

b) Pertanggungjawaban penggunaan TU disampaikan kepada PA/KPA melalui PPK-


SKPD/PPK-Unit SKPD berupa LPJ TU yang dilampiri bukti-bukti belanja yang lengkap
dan sah.

c) PPK-SKPD/PPK-Unit SKPD melakukan verifikasi terhadap LPJ penggunaan TU


sebelum ditandatangani oleh PA/KPA.

3) Pertanggungjawaban Administratif

a) Pertanggungjawaban administratif disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran


kepada PA melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;

b) Pertanggungjawaban administratif berupa LPJ yang menggambarkan jumlah


anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran secara kumulatif dan/atau per kegiatan
yang dilampiri:

(1) BKU;

(2) Laporan penutupan kas (BKU); dan

(3) LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu


c) Pada bulan terakhir tahun anggaran, LPJ administratif disampaikan paling lambat
tanggal 10 bulan Januari dan wajib melampirkan bukti setoran sisa UP.

4) Pertanggungjawaban Fungsional

a) Pertanggungjawaban fungsional disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran kepada


PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

b) Pertanggungjawaban fungsional berupa LPJ yang merupakan konsolidasi dengan


LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu, dilampiri:

(1) Laporan penutupan kas; dan

(2) LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.

c) Pertanggungjawaban fungsional disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran kepada


PPKD selaku BUD setelah mendapat persetujuan PA.

d) Pada bulan terakhir tahun anggaran, pertanggungjawaban fungsional disampaikan


paling lambat tanggal 10 bulan Januari dan wajib melampirkan bukti setoran sisa UP

2. Ketentuan Pelaksanaan#

a. Pertanggungjawaban Penggunaan UP

1) Pada setiap pengajuan GU, Bendahara Pengeluaran menyiapkan LPJ penggunaan


UP.

2) Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan UP disampaikan kepada Pengguna


Anggaran melalui PPK-SKPD sebagai lampiran pengajuan SPP GU dengan dilampiri
bukti-bukti yang lengkap dan sah.

b. Pertanggungjawaban Penggunaan TU

1) Bendahara Pengeluaran menyusun LPJ Penggunaan TU setelah TU yang


dikelolanya telah habis digunakan untuk mendanai suatu sub kegiatan dan/atau
telah sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.

2) Bendahara Pengeluaran menyampaikan LPJ Penggunaan TU kepada PA melalui


PPK-SKPD dengan dilampiri bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah.

3) PPK-SKPD melakukan verifikasi terhadap LPJ penggunaan TU sebelum


ditandatangani oleh PA dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Meneliti dokumen SPD untuk memastikan dana untuk belanja terkait telah
disediakan.

b. Meneliti dokumen DPA untuk memastikan bahwa belanja terkait tidak melebihi
sisa anggaran.

c. Meneliti keabsahan bukti belanja.

c. Pertanggungjawaban Administratif

1) Penyusunan LPJ

a. Setiap akhir bulan, Bendahara Pengeluaran Pembantu menyiapkan LPJ Bendahara


Pengeluaran Pembantu untuk disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran.

b. Bendahara Pengeluaran akan menyiapkan LPJ Bendahara serta melakukan


konsolidasi dengan LPJ Bendahara Pembantu. LPJ Bendahara memberikan gambaran
jumlah anggaran, realisasi, dan sisa pagu anggaran secara kumulatif dan/atau per
kegiatan yang dilampiri:

(1) BKU;

(2) Laporan Penutupan Kas;

(3) LPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.

2) Penyampaian LPJ Administratif

a. Bendahara Pengeluaran menyampaikan LPJ Bendahara kepada PA melalui PPK-


SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

b. PPK-SKPD melakukan verifikasi terhadap LPJ administratif dengan langkah-


langkah sebagai berikut:

(1) Meneliti transaksi belanja beserta tanda bukti belanja yang terdokumentasikan
dalam buku atau laporan terkait

(2) Meneliti penerimaan SP2D yang terdokumentasikan dalam buku atau laporan
terkait

(3) Melakukan analisis kesesuaian dan kepatuhan terhadap proses belanja dan
pengeluaran kas
2) Apabila dalam proses verifikasi, PPK SKPD menemukan ketidaksesuaian dan/atau
ketidaklengkapan, maka PPK SKPD meminta perbaikan dan/atau penyempurnaan
kepada Bendahara Pengeluaran.

3) Dalam hal proses verifikasi dinyatakan sah dan lengkap, maka PPK SKPD akan
pengajuan penandatanganan dan persetujuan LPJ Bendahara secara administratif
kepada Pengguna Anggaran.

4) Pengguna Anggaran menandatangani LPJ Bendahara yang sudah diverifikasi


sebagai bentuk persetujuan.

d. Pertanggungjawaban Fungsional

1) Setelah LPJ Bendahara Pengeluaran ditandatangani oleh Pengguna Anggaran,


Bendahara Pengeluaran menyampaikan pertanggungjawaban fungsional kepada
PPKD selaku Kuasa BUD untuk ditandatangani, paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.

2) PPKD selaku kuasa BUD melakukan proses verifikasi dan menandatangani LPJ
Bendahara Pengeluaran sebagai bentuk persetujuan.

e. Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran Pembantu, meliputi:

1) Pertanggungjawaban penggunaan Limpahan UP

a. Pertanggungjawaban penggunaan UP dilakukan Bendahara Pengeluaran pada


setiap pengajuan penggantian limpahan UP.

b. Pertanggungjawaban penggunaan limpahan UP disampaikan kepada KPA melalui


PPK-Unit SKPD berupa LPJ limpahan UP yang dilampiri bukti-bukti belanja yang
lengkap dan sah.

c. LPJ-limpahan UP disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran sebagai dasar


penyusunan LPJ Bendahara Pengeluaran.

2) Pertanggungjawaban penggunaan TU

a. Pertanggungjawaban penggunaan TU dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran


Pembantu setelah TU yang dikelolanya telah habis/selesai digunakan untuk
mendanai suatu sub kegiatan atau telah sampai pada waktu yang ditentukan sejak
TU diterima.

b. Pertanggungjawaban penggunaan TU disampaikan kepada KPA melalui PPK-


SKPD/PPK-Unit SKPD berupa LPJ-TU yang dilampiri bukti-bukti belanja yang lengkap
dan sah.
c. PK-SKPD/PPK-Unit SKPD melakukan verifikasi terhadap LPJ penggunaan TU
sebelum ditandatangani oleh KPA.

3) LPJ

a. Bendahara Pengeluaran Pembantu menyampaikan LPJ kepada Bendahara


Pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya, dilampiri:

(1) BKU; dan

(2) Laporan penutupan kas.

b. PPK-SKPD/PPK-Unit SKPD melakukan verifikasi terhadap LPJ sebelum


ditandatangani KPA untuk mendapatkan persetujuan.

Sumber :

https://medina.co.id/belajar/permendagri77/docs/down_index

https://adoc.pub/pembukuan-bendahara-pengeluaran.html

Anda mungkin juga menyukai